2. LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran 2.1.1. Definisi Pemasaran
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran 2.1.1. Definisi Pemasaran
6 Universitas Kristen Petra
2. LANDASAN TEORI
2.1. Pemasaran
2.1.1. Definisi Pemasaran
o Pengertian Pemasaran Menurut WY. Stanton
Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan
dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan
kebutuhan pembeli aktual maupun potensial.
o Pengertian Pemasaran Menurut Kotler
Suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan
pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.
o Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom
Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan
produsen ke tangan konsumen.
o Pengertian Pemasaran Menurut Philip dan Duncan
Pemasaran yaitu sesuatu yang meliputi semua langkah yang dipakai atau
dibutuhkan untuk menempatkan barang yang bersifat tangible ke tangan
konsumen.
Berdasarkan kutipan teori pemasaran diatas dapat Penulis simpulkan bahwa
pemasaran adalah strategi dalam pelaksanaan kegiatan usaha pedagangan yang
diarahkan pada aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
2.1.1.1. Strategi Pemasaran
Strategi Pemasaran menurut Kotler (1994: p.11) : ”Marketing strategy is the
marketing logic by which the business unit expects to achieve its marketing
objectives. Marketing strategies consist of marketing decision on the business
7 Universitas Kristen Petra
marketing expenditure, marketing mix and marketing allocation in relation to
expected environmental and competitive conditions.”
Definisi strategi pemasaran tersebut di atas menggambarkan bahwa strategi
pemasaran adalah logika pemasaran, yang diharapkan untuk mencapai sasaran-
sasaran pemasarannya. Strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan tentang
biaya pemasaran dari perusahaan, bauran pemasaran, alokasi pemasaran, dengan
mempertimbangkan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan
yang dihadapi.
Pendapat dari Guiltinan dan Paul (1990: p.157) yang mengatakan bahwa
”Marketing strategy is a basic statement about the desired impact to be achieved on
demand in a given target market.” Dapat diartikan bahwa strategi pemasaran adalah
pernyataan pokok tentang dampak yang diharapkan akan dicapai dalam hal
permintaan pada pasar terget tertentu.
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat dikatakan bahwa untuk mencapai
tujuan perusahaan diperlukan strategi-strategi pemasaran yang bermanfaat untuk
memonitor apa yang dikerjakan dan terjadi di dalam perusahaan serta mengantisipasi
masalah dan kesempatan masa depan pada kondisi lingkungan perusahaan yang
berubah cepat.
2.1.1.2. Marketing Mix (Bauran Pemasaran)
Kotler (2000) mendefinisikan bawa bauran pemasaran adalah kelompok kiat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam
pasar sasaran. Sedangkan menurut Angipora (1999) Marketing Mix adalah perangkat
variabel-variabel pemasaran terkontrol yang digabungkan perusahaan untuk
menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran (target market ).
Konsep marketing mix merupakan segala usaha yang dapat perusahaan lakukan untuk
mempengaruhi permintaan produknya. Komponen-komponen pokok marketing mix
(yang lebih dikenal dengan 4P), yaitu:
? Product (Produk).
Merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan pada pasar sasaran.
8 Universitas Kristen Petra
Beberapa strategi pemasaran produk yang harus diperhatikan menurut Buttle
(1995 : p.169) adalah :
- Quality
Konsistensi terhadap kualitas produk, kualitas produk yang sesuai dengan
terget market.
- Product Life Cycle
Berapa lama produk dapat dipasarkan, penggantian produk lama dengan
produk baru karena tidak produktif, modifikasi produk, menciptakan produk
baru.
- Single Product item or multiple product line
Menentukan produk yang akan diproduksi apakah produk tunggal atau
menjual bermacam-macam produk.
- Brand
Penentuan merek.
- Augmentation Product ( Produk tambahan)
Penambahan produk sampingan untuk meningkatkan daya saing.
? Price (Harga).
Merupakan jumlah uang yang harus dibayar konsumen untuk mendapatkan
produk tersebut.
? Place (Tempat).
Menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
menjadikan produk dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen.
? Promotion (Promosi).
Merupakan bagian kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mengkombinasikan manfaat dari produk dan untuk meyakinkan konsumen
sasaran agar membelinya.
Philip Kotler yang mengatakan bahwa bauran pemasaran yang terdiri dari
Product, Price, Place dan Promotion (Four of P’s) tidak lagi cukup diterapkan
begitu saja, akan tetapi harus dikaitkan dengan aplikasi pemasaran yang berupa
9 Universitas Kristen Petra
Costumer Solution, Costumer Cost, Conveniece dan Communication (Four of
C’s)
Tabel 2.1. Kaitan Posisi Komunikasi Dalam Bauran Pemasaran
Four of C’s
Product Costumer Solution
Price Costumer Cost
Place Conveniece
Promotion Communication
Sumber : Kennedy & Dermawan (2006, p. 4)
2.1.2. Brand
2.1.2.1. Definisi Brand
Pengertian merek (brand) adalah sebagai berikut: ”A brand is a name, term,
sign, symbol or design or combination of them, intended to identify to goods or
services of one seller of group of sellers and differentiate them from those of
competitors” (Kotler, 1997, p. 13). Menurut American Marketing Association,
definisi brand adalah sebagai berikut: ” brand atau merek adalah nama, istilah, tanda,
symbol atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut. Tujuan pemberian brand
adalah untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang dihasilkan sehingga berbeda
dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing.” Dalam hal ini brand adalah
sebuah nama, istilah, tanda, symbol atau desain atau kombinasinya yang bertujuan
untuk mengidentifikasi barang dan jasa yang membedakan suatu produk dengan
produk saingan. Komponen-komponen berbeda dari brand yang berfungsi sebagai
pembeda dikenal dengan istilah brand elements.
Namun jika menurut J.Stanton (1996), brand adalah nama, istilah, simbol atau
desain khusus atau beberapa kombinasi unsur-unsur yang dirancang untuk
mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual (p. 269). Menurut
Zhivago (2007) ,” A brand is not an icon, a slogan, or a mission statement. It’s a
promise your company can keep. This is the promise you make and keep in every
marketing activity, every action, every corporate decision, every customer
10 Universitas Kristen Petra
interaction. You promote it intenally and externally “ (p. 280). Dapat dilihat bahwa
brand dari sisi promise atau janji dimana sebuah brand dapat memberikan dan
membuktikan janjinya kepada customer agar puas dan loyal terhadap brand tersebut.
Menurut Webster’s (1938), definisi brand adalah: “to mark with a stencil, as
a box, cask, etc. in the order to give a description of the contents or the name of the
manufacturer.” We may assume for the ease of understanding that “brand” is refers
to the particular name, logo, or design a manufacturer uses to identify its products”
(p. 221).
Pengertian merek menurut Aaker (1997) adalah nama atau simbol yang
bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap, atau kemasan) dengan maksud
mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual
tertentu. Dengan demikian sutu merek membedakannya dari barang dan jasa yang
dihasilkan oleh competitor (p. 9).
2.1.2.2.Manfaat Brand
Manfaat dari sebuah brand dapat dilihat dari dua perspektif yaitu bagi
konsumen dan bagi perusahaan itu sendiri.
1. Bagi konsumen
a. Brand identify the sources or maker of a product and allow consumers to assign
responsibility to a particular manufacturer or distributor.
Melalui merek, maka konsumen dapat mengidentifikasikan pembuat produk
atau pihak yang harus bertanggung jawab jika terjadi suatu masalah sehubungan
dengan sebuah produk dengan merek tertentu.
b. Brand take on special meaning to consumers, because of past experiences with
the product and it’s marketing program over the year, consumers learns about
brand.
Melalui sebuah merek, konsumen dapat belajar mengenai berbagai program
pemasaran yang dikembangkan oleh perusahaan dan konsumen bisa menyikapi
sebuah merek berdasarkan pada pengalaman konsumen (Keller, 2003 p.9)
2. Bagi perusahaan
11 Universitas Kristen Petra
a. Provide a number of valuable function to firms
Melalui sebuah merek, perusahaan dapat melakukan evaluasi atas berbagai
fungsi dalam perusahaan, baik fungsi marketing, fungsi produksi, maupun
fungsi lain yang berkaitan dengan keberadaan sebuah merek.
b. Help to organize inventory and accounting records
melalui merek perusahaan, dapat mengorganisasikan sumber daya yang dimiliki
sehingga akan lebih mampu bekerja secara optimal.
c. Offers the firms legal protection for unique features or aspect of the product
Melalui sebuah merek, perusahaan dapat melindungi features produk seperti
halnya keunikan produk dan perspektif lainnya dari sebuah produk.
d. Retain an antellectual property rights, giving legal title to the brands owner
melalui sebuah merek dapat memberikan perlindungan hak, seperti halnya hak
intelektual dan memberikan kekuatan hukum kepada pemilik merek (Keller,
2003 p.9)
2.1.2.3. Jenis-Jenis Brand
Dalam memutuskan pencantuman merek pada suatu produk seorang
produsen memiliki beberapa pilihan mengenai kategori merek berdasarkan jenisnya,
yang diklasifikasikan sebagai berikut Kotler (1997, p.447):
? Manufacturer’s brand, merupakan jenis merek yang diperoleh dari nama
produsen atau dipasarkan oleh produsen dengan merek lisensinya, contohny
produk dari IBM, Revlon, Sony, Toshiba, Samsung.
? Private brand, merupakan jenis merek yang diberikan oleh pedagang perantara
atau distributor produk-produk dari produsen lain untuk diperdagangkan,
contohnya Oriflame, High Dessert.
? Mixed brand, merupakan jenis merek dimana produsen menghasilkan produk
dengan merek pabrik dan sebagian lagi dengan merek sendiri. Contohnya adalah
Whirl Pool, Toto, American Standart (produk bathtub) yang memproduksi dan
menjual produknya dengan merek pabrik maupun merek distributor.
12 Universitas Kristen Petra
Sebuah merek yang baik tidaklah dibangun hanya semalam saja di benak
konsumen, namun dibangun dengan jerih payah untuk memberinya kekuatan di
pasar persaingan yang ada. Kekuatan merek terbesar adalah pada kemampuannya
untuk mempengaruhi perilaku pembelian dari para konsumen targetnya. (Ries,
2001, p. 4)
2.1.3. Brand Essence
The brand’s promise expressed in the simplest, most single-minded terms.
(Interbrand Glossary, 2003). Brand essence merupakan sebuah pernyataan
bagaimana sebuah brand didefinisikan oleh benak konsumen, baik berupa secara
rasional maupun emosional. Brand essence yang paing kuat berakar pada sebuah
kebutuhan fundamental konsumen. Contoh yang paling tepat adalah Volvo = safety.
Brand Volvo menawarkan keuntungan tangible utama berupa ’keamanan
mengemudi’ dan keuntungan intangible berupa ‘rasa aman’, yang merupakan salah
satu kebutuhan setiap manusia. Anatomi brand essence adalah core values, brand
personality, brand elements. Keseluruhan brand essence dipengaruhi dua aspek
dominan, yaitu aspek rasional dan emosional. Yang dimaksud dengan aspek rasional
berhubungan dengan keuntungan tangible yang ditawarkan sebuah brand, sedangkan
aspek emosional berhubungan dengan keuntungan intangible yang ditawarkan sebuah
brand.
Untuk mencapai core value yang diinginkan perlu diwujudkan brand
personality. Brand personality sebaiknya didukung oleh brand elements. Brand
personality dan brand elements harus sesuai dengan core value-nya. Core values,
brand personality dan brand elements merupakan brand secara holistic. Jadi, sebuah
brand essence dapat muncul melalui penerapan holistic branding.
1. Core values
Bagian utama core values sebuah brand adalah vision yang didefinisikan sebagai:
13 Universitas Kristen Petra
The brand’s guiding insight into it’s world. (Interbrand Glossary, New York,
2003). Brand vision yang kuat adalah yang memiliki tiga komponen berhubungan,
yaitu:
- Lingkungan masa depan yang ingin dibawa oleh brand.
- Tujuan keberadaan brand, selain menghasilkan uang.
- Nilai yang akan menjadi karakter brand.
Sebagai contoh, perusahaan Nesle memiliki brand vision ‘nutrion’, yang menkadi
pedoman dan diwujudkan dalam setiap katoegori produk yang telah dan akan
dihasilkannya.
2. Brand Personality
Brand Personality adalah:
The attribution of human personality traits to a brand as a way to achieve
differentiation. (Interbrand Glossary, 2003). (Pemakaian atribut kepribadian
manusia pada sebuha brand sebagai suatu cara untuk mencapai diferensiasi.)
3. Brand Identities
Brand Identities adalah:
The outward expression of a brand, including its name and visual appearance.
(Interbrand Glossary, 2003). (Ekspresi kasat mata dari sebuah brand, termasuk
nama dan tampilan visual.)
Brand Identities merupakan makna fundamental bagi pengenalan dan pengakuan
konsumen akan suatu brand. Brand identities juga menyimbolkan diferensiasi
sebuah brand dari competitor-kompetitornya.
Terdapat enam criteria utama dalam memilih brand identities:
a. Kemampuan untuk diingat (Memorability)
Brand identities harus mudah dikenali dan diingat kembali, sehingga mampu
mencapai brand awareness.
b. Arti atauMakna (Meaningfulness)
Brand identities harus bersifat deskriptif dan persuasive, sesuai dengan produk
yang ditawarkan dan target market, sehingga mampu membentuk brand
associations.
14 Universitas Kristen Petra
c. Kemampuan untuk disukai (Likability)
Asosiasi yang dibentuk oleh brand identities tidak selalu berhubungan dengan
produk. Karenanya, brand identities yang dip ilih seharusnya ‘kaya’ secara
image verbal dan visual, menyenangkan baik secara emosional maupun estetis,
dan menarik. Ini adalah criteria likability.
d. Kemampuan untuk dioper (Transferbility)
Kriteria transferability diperuntukkan bagi pengoperan produk kategori maupun
pengoperan secara geografis. Brand identities yang baik mampu diaplikasikan
pada berbagai produk kategori, selain itu juga harus mampu melintas batasan
geografis dan budaya.
e. Kemampuan untuk disesuaikan (Adaptbility)
Brand identities harus bersifat fleksibel dan terus diperbaharui (updateable),
sehingga mampu bertahan melewati waktu. Salah satu caranya adalah dengan
redesain.
f. Kemampuan untuk dilindungi (Protectability)
Brand identities harus protectable, baik dari sisi hokum maupun sisi kompetitif.
Empat perspektif utama dari identitas merek dijabarkan sebagai berikut:
? Brand as product, merupakan representasi dari atribut produk yang dilekatkan
pada identitas mereknya, antara lain pada atribut kelas produk, kualitas/nilai
tambahan, asosiasi dengan pengguna, dan negara asal.
? Brand as organization, merupakan ciri identitas yang dikaitkan dengan
perusahaan dalam hal inovasi, kepedulian lingkungan, budaya kerja, nilai-nilai
perusahaan dan program-program perusahaan.
? Brand as person, merupakan ciri identitas yang mencerminkan kepribadian
dari sebuah merek, antara lain maskulin, feminin, kuat, mewah, aktif, lucu,
casual, dsb.
? Brand as symbol, merupakan representasi identitas merek yang paling kuat,
dimana melibatkan imajinasi visual yang secara kohesif berhubungan dengan
identitas brand dari ketiga elemen di atas.
15 Universitas Kristen Petra
Dalam berhubungan dengan konsumennya, sebuah merek perlu untuk
menyediakan benefit-benefit yang dilekatkan pada identitas merek itu sendiri.
Benefit-benefit ini dirangkum ke dalam suatu bentuk pernyataan proposisi
merek yang dikenal dengan nama brand’s value proposition.
(*Sumber Aaker 1996, p.71)
2.1.4. Strategy Brand Analysis
Menurut Aaker (1996), strategi brand dapat dilihat melalui tiga perspektif
yakni: customer analysis, competitor analysis dan self analysis. Tujuan dari adanya
strategi brand tersebut yakni untuk menciptakan bisnis yang disesuaikan dengan
customer, yang mana juga menghindari adanya kekuatan dari pesaing,
mengeksploitasi kekurangan pesaing dan kekuatan dari perusahaan itu sendiri,
kemudian menetralkan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Dalam
menciptakan suatu bisnis, sangatlah penting untuk mengerti mengenai beberapa poin
yang ada dalam tiga analisa tersebut. Tujuan utama dari strategy brand analysis
tersebut yakni untuk menganalisa kembali dan meningkatkan adanya keputusan
strategi mengenai brand yang ada seperti spesifikasi brand identity, perannya dalam
brand system dalam organisasi dan tingkat investasi yang seharusnya didukung.
Tujuan lainnya yakni untuk mengidentifikasi ketidakpastian kunci strategik yang
akan mempengaruhi strategi dari brand. Ketidakpastian dari strategi tersebut dapat
membantu adanya pengumpulan informasi dan aktivitas analisa.
16 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.1. Strategy Brand Analysis
Sumber: Aaker (1996)
2.1.4.1. Brand positioning
Menurut Gelder (2005), “Brand positioning as a way of demonstrating a
brand’s advantage over and differentiation from its competition” (p. 31), yang artinya
brand positioning adalah suatu cara untuk mendemonstrasikan keunggulan dari suatu
merek dan perbedaannya dari kompetitor yang lain. Dalam definisi tradisional,
positioning sering disebut sebagai strategi untuk memenangi dan menguasai benak
pelanggan melalui produk yang ditawarkan. Namun me nurut Kartajaya (2004),
positioning didefinisikan sebagai the strategy to lead your customer credibly, yaitu
STRATEGIC BRAND ANALYSIS
Customer Analysis ? Trends ? Motivation ? Segments ? Unmet Need
Competitor Analysis ? Brand image/
position ? Strength/
vulnerabilitie
Self Analysis ? Existing brand image ? Brand heritage ? Strength/ weaknesses ? The brand’s soul ? Links to other brand
17 Universitas Kristen Petra
upaya untuk mengarahkan pelanggan secara kredibel. Sedangkan menurut Susanto
dan Wijanarko (2004), posisi merek adalah bagian dari identitas merek dan proposisi
nilai yang secara aktif dikomunikasikan kepada target konsumen dan menunjukkan
keunggulannya terhadap merek-merek pesaing (p.143). Jadi brand positioning adalah
cara perusahaan untuk menempatkan dirinya dimata target konsumen-nya dilihat dari
keunggulan dan kelebihan yang dimiliki dibandingkan dengan brand pesaing.
2.1.4.2. Brand Awareness (Kesadaran Merek)
Brand awareness adalah kesanggupan seseorang calon pembeli untuk
mengenali atau mengingat kembali bahwa sutau merek merupakan bagian dari
kategori produk tertentu. (Aaker, 1997)
“Ketika konsumen menjatuhkan pilihan pada satu merek untuk menjadikanya
bagian konsumsi, ada serankaian proses pemenuhan informasi yang terjadi dan secara
terus menerus berlangsung di pikiran konsumen. Proses ini dimulai dari konsisi
unware ( saat konsumen sama sekali tidak mengetahui merek tersebut). Beranjak ke
aware, yang pada tahap tertentu dilanjutkan dengan proses pencarian dan upaya
mencoba. Bila informasi ini sesuai dengan yang dibutuhkannya, akan terjadi
pengulangan pembelian dan akhirnya proses adopsi terjasi”. (“Pengenalan Merek”,
Swasembada, Agustus, 1997)
Tingkat yang paling rendah, pengakuan merek didasarkan suatu tes
pengingatan kembali lewat bantuan (an aided recall test). Pada responden, dieri
sekelompok merek dari kelas produk tertentu dan diminta untuk mengidentifikasi
produk-produk yang pernah mereja dengar sebelumnya. Pengenalan merek adalah
tingkat minimal dari kesadaran merek. Ini penting khususnya ketika seorang pembeli
memilih suatu merek pada saat pembelian.
Tingkat berikutnya adalah pengingatan kembali merek (Brand Recall).
Pengingatan kembali merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk
menyebutkan nama merek tertentu dalam suatu kelas produk, ini diistilahkan dengan
pengingatan kembali tanpa bantuan” (unasided recall) karena berbeda dengan tugas
pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut.
18 Universitas Kristen Petra
Pengingatan kembali tanpa bantuan adalah tugas yang jauh lebih sulit dari pada
pengenalan, dan ini memiliki asosiasi yang berkaitan dengan posisi suatu merek yang
lebih kuat. Namun tugas pengenalan brand yang palin sulit adalah urecognized
brand.
Tingkatan dalam brand awareness ini oleh davis A. aker digambarkan melalui suatu
piramida
Gambar 2.2. Piramida Loyalitas
Sumber: Kartajaya (1996)
Merek yang disebutkan pertama dalam suatu tugas pengingatan kembali tanpa
bantuan berarti lebih meraih kesadaran puncak pikiran (top of mind awareness), suatu
posisi yang istimewa. Dalam pengertian yang sangat sederhana, merek tersebut
menjadi pimpinan dari berbagai merek yang ada dalam pikiran seseorang. Hal-hal
yang dapat meningkatkan kedadaran, diantaranya: berbagai kegiatan yang di
sponsori, publisitas, penampakan, symbol, dan penggunaan perluasan merek. (Aaker,
1997).
2.1.5. Communication Channel
Menurut President Director Jawa Ad Marketing Communications, Mufid
Wahyudi, Dipl. Adv, BA., dunia periklanan saat ini telah dikelompokkan menjadi
empat channel, yaitu Above The Line (ATL), Below The Line (BTL), Activation, dan
19 Universitas Kristen Petra
Out of Home. Sedangkan integrasi dari semua channel tersebut membentuk sebuah
channel baru yang biasa disebut Through The Line.
Di sini, penulis akan menjelaskan lebih dalam mengenai communication
channel yang akan digunakan dala m rangka mempromosikan suatu brand.
a) Above The Line
Menurut Frank Jefkins dalam bukunya berjudul periklanan, Iklan Above The
Line seringkali disebut sebagai iklan yang menggunakan media baik itu media
cetak (Koran, majalah) maupun media elektronik (televisi, radio, internet).
Pemakaian iklan ini mengharuskan adanya komisi, dan biro iklan yang
mengelolanya harus mendapat pengakua n dari lembaga asosiasi pemilik media.
Rendra Widyatama juga berpendapat bahwa iklan Above The Line adalah
media yang bersifat massa. Massa yang dimaksud adalah bahwa khalayak sasaran
memiliki jumlah besar, antara satu sama lain tidak saling kenal dan menerpa
pesan iklan secara serempak.
Penulis menggunakan media cetak (Koran) sebagai sarana promosi event yang
penulis ajukan, karena koran memiliki jangkauan distribusi yang tidak terbatas,
biaya pemasangan iklan yang efisien, harga satuan koran yang murah dan mudah
di beli oleh semua golongan. Selain alasan tersebut penulis juga melihat dari
kebiasaan para bonek yang biasanya mereka sering membaca koran sebagai
sumber informasi mereka.
Menurut Wells, Moriarty dan Burnett dalam buku mereka yaitu advertising
principles and practice (2006), p.219 menjelaskan beberapa kekuatan dan
kelemahan dalam menggunakan koran. Berikut di bawah ini adalah keuntungan
dan kerugian dari media koran:
Keuntungan koran sebagai media iklan
a. Range of Market coverage
Pengiklan dapat menjangkau pasar lokal maupun metro, grup minat khusus,
ras dan kelompok etnis dengan biaya yang efisien.
b. Comparison shopping
20 Universitas Kristen Petra
Konsumen sering menggunakan koran sebagai media pembanding belanja, hal
ini sangat berguna bagi para pengiklan yang memiliki produk dengan
keunggulan kompetitif yang jelas.
c. Positive consumer attitude
Umumnya pembaca melihat koran, termasuk iklan- iklan yang ada saat ini dan
menjadikannya sebagai sumber informasi yang kredibel.
d. Flexibility
Koran menawarkan flexibilitas dalam lingkup geografi : pengiklan dapat
memilih untuk mengiklankan iklannya dalam beberapa pasar atau tidak sama
sekali. Koran juga menawarkan flexibilitas dalam produksi : ukuran iklan
biasa, iklan penuh warna, sisipan berdiri bebas, harga yang berbeda pada
daerah yang berbeda, contoh produk, dan suplemen semua pilihan iklan koran.
e. Interaction of National and Local
Koran dapat menjadi jembatan penghubung antara pengiklan nasional dan
pengecer lokal. Pengecer lokal dapat dengan mudah bekerja sama dengan
kampanye nasional dengan menggunakan iklan serupa di harian lokal.
Kerugian koran sebagai media iklan
a. Short life span : orang cenderung membaca koran dengan cepat dan hanya
sekali saja. Rata-rata umur koran harian adalah 24 jam, jadi umur media iklan
ini terbatas.
b. Clutter : Jika isi dan tata letaknya kacau akan mempengaruhi pemaknaan dan
pemahaman isi pesan iklan oleh pembacanya.
c. Limited coverage of certains group : meskipun jangkauan penyebaran koran
sangat luas, namun ada beberapa kelompok tertentu tidak bisa dijangkau oleh
koran, misalnya kelompok masyarakat menengah ke bawah atau masyarakat
usia di bawah 15 tahun.
d. Poor reproduction : meskipun pengenalan teknologi produksi baru dengan
pengecualian khusus pada teknik percetakan, namun kualitas produksi dari
koran masih lemah, terutama pada iklan-iklan yang penuh warna, bandingkan
dengan majalah, brosur, dan direct mail.
21 Universitas Kristen Petra
b) Below The Line
Menurut pendapat Frank Jefkins, iklan ini adalah iklan yang tidak
menggunakan pembayaran komisi.
Macam-macam iklan Below The Line yaitu :
Leaflet, folder, brochure atau booklet, broadsheet, catalog, timetable, kartu pos
berwarna, peralatan tulis menulis, sisipan, agenda, catatan nomor telepon, kartu
jaminan, kartu garansi, daftar harga dan formulir pesanan, formulir sayembara,
mobil, poster, stiker, contoh kemasan, prosuk sisa, stand kasa, kartu pajangan,
kotak dispenser, jam dinding, tokoh iklan, model, model bergerak, kalender,
kartu, cendera mata, buku, dan lain- lain.
Menurut kasali, “adapun bentuk-bentuk yang termasuk kategori Below The
Line, antara lain hadiah berupa jam dinding, asbak, gantungan kunci, dan berbagai
souvenir lainnya.” (p.146)
c) Activation
Brand activation adalah salah satu bentuk promosi merek yang mendekatkan
dan interaksi merek dengan penggunanya melalui aktivitas pertandingan olahraga,
hiburan, kebudayaan, sosial, atau aktivitas publik yang menarik perhatian lainnya.
Dalam konsep Connected Marketing seperti yang dikemukakan penulisnya, Kirby
dan Marsden (2006), event atau brand activation merupakan salah satu hub dalam
menciptakan buzz marketing atau pembicaraan (word of mouth) yang positif
tentang perusahaan, produk atau jasa oleh media dan publik.
Menurut President Director Jawa Ad Marketing Communications,
M.Wahyudi, Dipl. Adv, BA., yang termasuk di dalam Activation adalah :
? Event
? Sales promo
? Trader / Dealer Incentives
? PR activities
? Feature Film
Brand activation muncul karena saat ini konsumen menilai sebuah merek
bukan saja melalui apa yang dijanjikan atau katakan, seperti melalui iklan atau
22 Universitas Kristen Petra
advertising, akan tetapi lebih kepada apa yang mereka rasakan dan alami dengan
brand tersebut (Aruman, 2009). Jadi, pengalaman konsumen terhadap suatu
brand lebih penting daripada janji-janji yang diberikan dalam advertising.
Dengan begitu, saat ini konsumen ingin merasakan adanya sebuah pengalaman
atau interaksi terhadap sebuah brand tertentu, dan setelah konsumen mempunyai
relasi yang baik dengan brand tersebut, barulah dapat bertumbuh menjadi
konsumen yang loyal.
Di sini penulis akan menggunakan Event sebagai salah satu strategi untuk
mengkomunikasikan brand bonek di mata masyarakat dan di mata stake holder
maupun calon stakeholder potensial. Event ini dibuat agar persebaya para bonek
yang semula belum tertarik masuk ke sebuah yayasan resmi bonek mempunyai
hubungan relasi yang baik dengan bonek nya selaku supporter fanatik nya,
dengan event tersebut juga diharapkan memberikan sebuah pengalaman terhadap
bonek liar bahwa apabila masuk kesebuah yayasan resmi bonek mereka dapat
memiliki banyak keuntungan.sehingga setelah mengikuti event yang penulis
ajukan, para bonek dapat ikut tergabung dengan yayasan resmi bonek, dengan
masuk menjadi anggota yayasan resmi bonek maka penulis juga mengharapkan
adanya perubahan perilaku para bonek menjadi lebih positif
2.1.5.1. Brand Image
Brand image adalah wujud brand yang sebenarnya apa yang terletak di
benak konsumen yang disebut dengan brand image. Brand image tercipta melalui
brand association, yaitu saat konsumen mengintegrasikan kesan yang mereka
tangkap dari sebuah brand dengan struktur mental pribadi mereka, naik yang
menguntungkan. (Schultz & Barnes, 1999)
Bagi para pelanggan brand image terbentuk berdasarkan pengalaman praktis
terhadap produk atau jasa yang bersangkutan, bagaimana brand memenuhi harapan
mereka. Karena itu brand strategy harus diatur secara tepat, sehingga mampu
membentuk dan mengendalikan image yang muncul dalam benak calon konsumen.
Jika tidak akan terbentuk perception gap yaitu perbedaan antara image dibenak
23 Universitas Kristen Petra
konsumen dengan identitas atau kepribadian perusahaan. Apabila terjadi perception
gap, perusahaan harus siap mengubah brand imagenya, bukan brand personality nya.
Cara efektif mengubah brand image yaitu dengan melalui brand experience.
2.1.5.2. Brand Activation
Brand activation adalah salah satu bentuk promosi merek yang mendekatkan
dan interaksi merek dengan penggunanya melalui aktivitas pertandingan olahraga,
hiburan, kebudayaan, sosial, atau aktivitas publik yang menarik perhatian lainnya.
Dalam konsep Connected Marketing seperti yang dikemukakan penulisnya, Justin
Kirby dan Paul Marsden, event atau brand activation merupakan salah satu hubungan
dalam menciptakan buzz marketing atau pembicaraan (word of mouth) yang positif
tentang perusahaan, produk atau jasa oleh media dan public
Para pemasar menggunakan brand activation atau event marketing untuk
membina hubungan dengan para konsumen, meningkatkan ekuitas merek, dan
memperkuat ikatan dengan dunia perdagangan. Dengan kata lain, keberhasilan event
sangat tergantung pada kesesuaian antara merek, event, dan pasar sasaran. Karena itu,
sebagaimana halnya dengan setiap keputusan komunikasi pemasaran lainnya, titik
awal brand activation yang efektif adalah menentukan pasar sasaran dan menjelaskan
tujuan yang akan dicapai oleh suatu event. Event pemasaran tidak akan bernilai
kecuali mencapai tujuan dari event tersebut.
Dalam perspektif membangun merek, brand activation mempunyai banyak
peluang untuk mencapai keberhasilan. Ini karena event pada dasarnya
diselenggarakan untuk menciptakan suasana hati yang santai dan bahagia. Pada saat
itulah orang lebih mudah menerima pesan persuasi yang disampaikan pemilik merek.
Peluang tersebut akan semakin besar bila terdapat kepercayaan diantara para
pelakunya. Barangkali karena itulah, bila dicermati, saat ini trend di brand activation
mengarah pada community event. Dari sisi membangun brand equity, ada beberapa
hal yang positif bila suatu event diselenggarakan dalam konteks komunitas. Event
merupakan aktivitas mengumpulkan marketing target dalam waktu tertentu di suatu
24 Universitas Kristen Petra
tempat. Disitu suatu pengalaman yang memorable berusaha diciptakan dan pesan
disampaikan.
Barangkali karena itulah, para pengelola merek merasa sayang kalau
“kumpulan” pelanggannya itu dilepas begitu saja. Mereka biasanya lalu diikat dalam
suatu emosi tertentu ke dalam wadah komunitas. Komunitas adalah sekelompok
orang yang saling berinteraksi dan memiliki suatu persamaan dalam satu wadah dan
dalam waktu tertentu. Suatu komunitas merupakan suatu third place bagi anggotanya
karena selain mereka beraktifitas di rumah dan di kantor, mereka juga menghabiskan
waktu di komunitasnya.
Banyak marketer ingin mengubah cara komunikasi brand mereka dengan
sebuah komunikasi yang kompleks. Salah satunya adalah dengan melengkapi cara
komunikasi satu arah (one way marketing) dengan komunikasi dua arah (two ways
marketing). Hal ini dilakukan untuk menciptakan sebuah hubungan atau interaksi
dengan konsumen, sekaligus memberikan pengalaman menarik bagi konsumen.
Menurut Hermawan Kertajaya, pada bukunya “MarkPlus Strategy”,
mengungkapakan bahwa ada dua macam cara untuk menjaga konsistensi brand, yaitu
dengan melalui Brand Visualization dan Brand Activation.
Brand Visualization adalah suatu bentuk komunikasi brand melalui bentuk
visualisasi sehingga mudah dipahami dan diingat pelanggan secara cepat. Brand
Visualization termasuk dalam komunikasi brand satu arah (one way marketing).
Contoh dari Brand Visualization adalah advertising.
Sedangkan Brand Activation adalah suatu bentuk promosi brand yang dapat
mendekatkan konsumen dengan brand tersebut, serta menimbulkan interaksi antara
brand dengan konsumen, dalam satu kegiatan tertentu. Brand Activation ini termasuk
dalam komunikasi brand dua arah (two ways marketing). Contoh Brand Activation
adalah event.
“More consumers are judging brands not by what they say, but by how they
behave, so it’s about behavior beyond the promise.”
Dari kutipan dari majalah Mix diatas, dapat disimpulkan bahwa ide brand
activation ini muncul karena saat ini konsumen menilai sebuah brand bukan saja
25 Universitas Kristen Petra
melalui apa yang mereka janjikan atau katakan, seperti melalui iklan atau advertising,
akan tetapi lebih kepada apa yang mereka rasakan dan alami dengan brand tersebut.
Jadi, pengalaman konsumen terhadap suatu brand lebih penting daripada janji- janji
yang diberikan dalam advertising.
Dengan begitu, saat ini konsumen ingin merasakan adanya sebuah
pengalaman atau interaksi terhadap sebuah brand tertentu, dan setelah mereka
mempunyai relasi yang baik dengan brand tersebut, barulah mereka dapat bertumbuh
menjadi konsumen yang loyal.
Trend Brand Activation – community event
Dalam tujuannya membangun brand, Brand Activation mempunyai peluang
besar untuk mencapai keberhasilan. Hal ini dikarenakan event pada dasarnya
diselenggarakan untuk menciptakan suasana hati yang santai dan bahagia. Pada saat
itulah, biasanya orang lebih mudah menerima pesan persuasi yang disampaikan
brand tersebut. Peluang untuk meningkatkan penjualan juga akan menjadi semakin
besar bila terdapat kepercayaan konsumen terhadap brand tersebut.
Karena itulah, saat ini trend Brand Activation lebih mengarah pada community
event. Dari sisi untuk membangun brand equity, ada lah hal yang positif bila suatu
event diselenggarakan dalam level komunitas.
Event merupakan aktivitas mengumpulkan target konsumen dalam waktu
tertentu di suatu tempat. Disitu, target konsumen akan diberikan suatu pengalaman
yang menarik dan menyenangkan, sehingga penyampaian pesan akan menjadi lebih
mudah. Dengan begitu, akan ada ikatan emosi dan interaksi antara brand dan target
konsumen (baik yang sudah menjadi konsumen atau yang masih menjadi calon
konsumen). Ketika terjadi interaksi itulah, maka diharapkan tercipta suatu
pengalaman positif tentang brand sehingga semakin memperkuat brand image dan
brand awareness di mata konsumen. Selanjutnya, akan mendorong terciptanya
prilaku untuk membeli brand tersebut.
Meski demikian, harus diakui bahwa efek Brand Activation, khususnya dalam
hal peningkatan penjualan tidak akan datang seketika. Perusahaan harus belajar untuk
bersabar dan tidak langsung menghitung-hitung efek dari Brand Activation. Sebab,
26 Universitas Kristen Petra
memang tidak semua event harus berujung pada kenaikan penjualan secara langsung.
Seperti Brand Activation yang dilakukan Unilever dengan Rumah Cantik Citra. Event
ini sudah dilakukan beberapa kali selama beberapa tahun dari kota ke kota. Awalnya
memang kurang greget, namun akhir-akhir ini, Rumah Cantik Citra mulai ditunggu
para pelanggannya.
Kelebihan Brand Activation (Majalah Mix edisi Agustus 2009)
1. Menyampaikan pesan komunikasi sebuah brand secara langsung.
- Lewat Brand Activation, key message atau brand value yang ingin disampaikan
dapat langsung dikomunikasikan kepada target konsumen.
2. Pengenalan dan pemahaman brand.
- Tujuan Brand Activation tentu saja agar konsumen dan masyarakat tahu dengan
jelas mengenai brand tersebut. Pengenalan ini dikemas secara menarik akan
lebih mudah melekat di benak target konsumen.
3. Menciptakan komunikasi dua arah.
- Hal ini sejalan dengan prinsip two ways marketing, dimana ada interaksi antara
brand dengan konsumen sehingga terjadi komunikasi dua arah, dimana
konsumen dapat memberikan feedback secara langsung.
4. Memberikan experience bagi konsumen.
- Salah satu kunci keberhasilan dari Brand Activation adalah dengan memberikan
brand experience. Dengan adanya pengalaman yang secara langsung dialami
oleh konsumen tersebut, maka diharapkan konsumen akan lebih percaya dan
loyal terhadap brand tersebut.
5. Menciptakan penjualan.
- Ketika konsumen berada lebih dekat dengan aktivitas merek dan ikut serta
dalam suatu pengalaman yang menarik, maka kecenderungan konsumen untuk
membeli produk tersebut akan semakin besar, bahkan seringkali terjadi
aktivitas pembelian.
27 Universitas Kristen Petra
6. Meningkatkan loyalitas.
- Ketika konsumen mendapat pengalaman yang positif dan menarik, maka secara
tidak langsung persepsi konsumen terhadap suatu merek menjadi positif,
sehingga akan meningkatkan loyalitas terhadap sebuah merek.
7. Dapat diukur.
- Marketer juga bisa mengukur, apakah key message yang diberikan bisa
ditangkap dengan baik ole h konsumen. Salah satunya adalah dengan cara
mengukur feedback konsumen melalui penyebaran angket yang diedarkan
secara langsung ketika aktivitas dilakukan
Kelemahan Brand Activation (Majalah Mix edisi agustus 2009)
- Pertama adalah biayanya yang besar, khususnya apabila dilakukan dalam bentuk
yang kompleks dan mengundang massa yang banyak. Biasanya, event yang
seperti ini hanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang besar, bermodal
banyak, dan jangkauan distribusi produk yang besar. Akan tetapi, bukan berarti
Brand Activation tidak dapat dilakukan oleh perusahaan dengan skala yang lebih
kecil. Masih banyak cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan kecil dan
menengah, tentu saja dengan skala event yang lebih kecil. Sebagai contoh, event
bedah buku, yang tentu saja temanya berkaitan erat dengan brand. Event
perusahaan kecil menengah juga tidak perlu memerlukan waktu yang panjang.
Cukup sehari saja, akan tetapi yang diundang adalah mereka yang benar-benar
masuk dalam kategori target konsumen.
- Kedua adalah seringkali marketer salah fokus dalam melakukan Brand
Activation. Kadangkali mereka hanya berfokus pada kemeriahan acara dan
banyaknya penonton yang datang, dan seringkali melupakan key message yang
harus disampaikan dalam event tersebut. Sehingga, tak jarang pesan yang
disampaikan tidak dapat ditangkap jelas oleh konsumen, dan konsumen hanya
menganggap event tersebut sebagai suatu acara atau tontonan semata.
Dalam konteks tujuan Brand Activation, penyelenggaraan yang seperti ini jelas
meleset. Sebab, disini event diadakan untuk membangun aktivasi merk . Karena
itulah, event tidak boleh hanya meriah, namun key message dan brand itu sendiri
28 Universitas Kristen Petra
tidak boleh terabaikan. Dengan begitu, target konsumen juga akan teredukasi dan
akan selalu mengingat brand tersebut.
Menurut Majalah Mix edisi Agustus 2009, Parameter Keberhasilan Brand Activation
antara lain :
1. Cost Per Head
- Hal ini didasarkan pada berapa jangkauan audience yang bisa dicapai dengan
event. Semakin banyak jangkauannya, artinya event tersebut semakin efektif
dan semakin baik. Jangkauan disini tidak harus selalu berarti product sampling
atau product experience tetapi sekadar informasi mengenai event dan tahu
bahwa event diselenggarakan oleh perusahaan penyelenggara event pun sudah
cukup. Ini biasanya dilakukan oleh perusahaan consumer goods.
2. Sales Target
- Ini adalah metode yang paling banyak digunakan oleh perusahaan tradisional,
event selalu dikaitkan dengan target penjualan produk. Yang utama disini
adalah pencapaian volume sesuai target awal.
3. Brand Switch
- Hampir sama dengan sales target tetapi yang diutamakan adalah seberapa
audience melakukan brand switch dari produk sebelumnya yang merupakan
kompetitor terhadap brand penyelenggara event.
4. Media Value Event
- Event yang efektif didasarkan berapa banyak tulisan atau editorial yang
didapatkan dari teman-teman media. Semakin banyak tulisan positif yang
didapat tentunya semakin efektif event tersebut. Biasanya formula yang
digunakan adalah dengan menggunakan advertising value equivalent (AVE).
The Power of Brand Activation
1. Menyampaikan pesan komunikasi sebuah brand secara langsung.
- Lewat Brand Activation, key message atau brand value yang ingin disampaikan
dapat langsung dikomunikasikan kepada target konsumen.
29 Universitas Kristen Petra
2. Pengenalan dan pemahaman brand.
- Tujuan Brand Activation tentu saja agar konsumen dan masyarakat tahu dengan
jelas mengenai brand tersebut. Pengenalan ini dikemas secara menarik akan
lebih mudah melekat di benak target konsumen.
3. Menciptakan komunikasi dua arah.
- Hal ini sejalan dengan prinsip two ways marketing, dimana ada interaksi antara
brand dengan konsumen sehingga terjadi komunikasi dua arah, dimana
konsumen dapat memberikan feedback secara langsung.
4. Memberikan experience bagi konsumen.
- Salah satu kunci keberhasilan dari Brand Activation adalah dengan memberikan
brand experience. Dengan adanya pengalaman yang secara langsung dialami
oleh konsumen tersebut, maka diharapkan konsumen akan lebih percaya dan
loyal terhadap brand tersebut.
5. Menciptakan penjualan.
- Ketika konsumen berada lebih dekat dengan aktivitas merek dan ikut serta
dalam suatu pengalaman yang menarik, maka kecenderungan konsumen untuk
membeli produk tersebut akan semakin besar, bahkan seringkali terjadi
aktivitas pembelian.
6. Meningkatkan loyalitas.
- Ketika konsumen mendapat pengalaman yang positif dan menarik, maka secara
tidak langsung persepsi konsumen terhadap suatu merek menjadi positif,
sehingga akan meningkatkan loyalitas terhadap sebuah merek.
7. Dapat diukur.
- Marketer juga bisa mengukur, apakah key message yang diberikan bisa
ditangkap dengan baik oleh konsumen. Salah satunya adalah dengan cara
mengukur feedback konsumen melalui penyebaran angket yang diedarkan
secara langsung ketika aktivitas dilakukan.
30 Universitas Kristen Petra
2.1.5.2.1. Event
2.1.5.2.1.1. Definisi Event
Definisi Event adalah sebagai berikut: “Events are transient, and every event is
a unique blending of its duration, setting, management, and people.” Event adalah
fana, tidak abadi, dan setiap event merupakan suatu campuran unik dari durasi,
pengaturan, pengurus dan orang-orangnya. (Getz, 1997, p. 4).
Sedangkan definisi special event adalah sebagai berikut: “Special events are
defined as specific rituals, presentation, performances or celebrations that are
conciously planned and created to mark special occasions or to achieve particular
social, cultural, or corporate objectives.” Special event adalah suatu ritual istimewa,
penunjukan, penampilan, atau perayaan yang pasti direncanakan dan dibuat untuk
menandai acara-acara khusus atau untuk mencapai tujuan sosial, budaya atau tujuan
bersama-sama. (Allen, 2002, p. 11). Bentuk –bentuk special event: Festival, fair,
parade, seminar, open house
2.1.5.2.1.2. Typology of Event
Event dibedakan menjadi public event dan private event. Yang termasuk
dalam public event adalah : perayaan budaya, seni atau hiburan, bisnis atau
perdagangan, kompetisi olahraga, pendidikan dan ilmu pengetahuan, rekreasi, serta
politik atau kenegaraan. Sedangkan private event meliputi perayaan pribadi seperti
peringatan hari jadi atau anniversaries, liburan keluarga, pesta pernikahan, dan pesta
ulang tahun, serta event-event sosial seperti pesta-pesta, gala, dan acara reuni. (Getz,
1997, p. 7). Typology of planned event menurut Getz dapat digambarkan sebagai
berikut:
31 Universitas Kristen Petra
Skema : Typology of Event
Sumber : Getz (1997)
2.1.5.2.1.3. Langkah – langkah Kesuksesan Sebuah Event
Menurut Dr. Joe Goldbatt & John Willey Suns dibagi menjadi 5 langkah, yaitu:
? Research/ penelitian
Teknik penelitian :
? Kualitatif ? untuk menentukan informasi demografis
? Kuantitatif ? untuk mengetahui informasi, selain mengenai demografis.
Tools agar event menjadi efektif:
? Why: serangkaian alasan yang memastikan bahwa acara tersebut layak untuk
dijalankan.
Cultural celebration: ? Festivals ? Carnivals ? Religious events ? Parades ? Heritage
commemorations
Art / Entertainment: ? Concert ? Other performance ? Exhibits ? Award ceremonies
Business/ Trade: ? Fairs, market, sales ? Consumers & Trade
Shows ? Exposition ? Meeting & Convesion ? Publicity event ? Fund raiser event
Sport competions: ? Professional ? Amateur
Educational & Scientific: ? Seminars, workshop,
clinics ? Congresses ? Interpretive events
Recreational: ? Games & sport for fun ? Amusement event
Political / state: ? Inaugurations ? Investitures ? VIP visits ? Rallies
PRIVATE EVENTS Personal Celebrations:
? Anniversaries ? Family
holidays
Social Events: ? Parties, galas ? Reunions
Private event
Public Event
32 Universitas Kristen Petra
? Who: siapa saja yang berkaitan dengan event tersebut (internal & external)
? When: evaluasi penelitian untuk menentukan kapan acara tersebut akan
diadakan sehingga tepat pada sasaran.
? Where: menentukan lokasi acara, apakah lokasi yang sesuai untuk audiens
target yang telah ditentukan.
? What: mendekatkan event product kepada kebutuhan, keinginan, hasrat, dan
harapan audience.
? How: menentukan sumber daya organisasi untuk menghasilkan manfaat
maksimal bagi image.
? Design
o Brainstroming
Brainstorming (Mind Tools Ltd, 1995) adalah salah satu cara yang mudah
digunakan dan sangat berguna dalam membantu pencarian ide dan mencari
solusi kreatif dari sebuah permasalahan.
Brainstorming (Wikipedia,2007) pertama kali dipopulerkan oleh Alex Faickney
Osborn pada akhir tahun 1930an dalam bukunya Applied Imagination.
Penerapan metode brainstorming sedikit lebih efektif dibandingkan dengan
bekerja secara individual.
o Mind maping activities
Mind mapping activities adalah kegiatan berfikir kritis, kreatif, efektif, dan
inovatif. Pada dasarnya Mind map adalah sebuah tools untuk dapat membantu
mind mapping activities, diagram atau graf yang digunakan untuk
merepresentasikan kata-kata, ide, pekerjaan, atau hal lain yang terhubung dan
tersusun secara radial mengelilingi sebuah kata yang mengandung ide
utama(main idea)
(http://en.wikipedia.org/wiki/Mind_map)
o Ide kreatif untuk mencapai tujuan dan sasaran
Hal ini dicapai melalui analisis penilaian kebutuhan sehingga dapat sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
33 Universitas Kristen Petra
? Planning
Melibatkan penggunaan:
-Timing: menentukan berapa banyak waktu yang diperlukan untuk bertindak
atau bereaksi sebelum hari besar, hari event tersebut dilaksanakan
-Space: merujuk pada ruang fisik dimana acara akan diadakan dan ruang
waktu antara keputusan penting yang berhubungan dengan acara
-Tempo: proses harus sesuai jangka waktu
? Event coordination
Koordinasi dari setiap menit demi menit acara didasarkan pada pengambilan
keputusan (decision making)
Decision method:
- Mengumpulkan semua informasi
-Pertimbangkan pro & kontra keputusan
-Pertimbangkan implikasi keuangan dari setiap keputusan
-Pertimbangkan implikasi moral dan etis dari keputusan
-Membuat keputusan dan tidak melihat ke belakang
? Evaluate
Melakukan evaluiasi pada saat pra - pasca acara dan evaluasi untuk
mengetahui pendapat peserta sebelum dan setelah kehadiran acara.
2.1.5.2.1.4. Indikator keberhasilan event
Sebuah acara yang sukses dalam mencapai serangkaian tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya. Mendefinisikan kriteria kesuksesan acara ini adalah langkah
yang sering diabaikan oleh penyelenggara acara pertama kali. Idealnya, event
manager akan memandu melalui proses dengan membantu memahami pentingnya
kriteria, review kriteria dan memberikan saran. Secara umum, kriteria yang
ditetapkan pada awal proyek.
Kriteria keberhasilan event mencakup metrik seperti:
o Total jumlah pendaftar acara
o Pendaftar untuk peserta tingkat konversi
34 Universitas Kristen Petra
o Jika acara Anda memiliki mekanisme umpan balik di tempat, kemudian menerima
persentase tertentu dari tanggapan positif mungkin relevan untuk definisi
kesuksesan.
o Peserta tinggal (durasi) dalam acara, dan di lokasi tertentu yang dikunjungi.
o Jenis peserta mungkin penting, untuk acara-acara yang mencoba untuk menarik
khalayak yang sangat spesifik
(http://www.slideshare.net/rnbernard)
2.2. Artikel Pendukung
? Intergrated Campaign ala TPS Food
Sebuah event yang dimaksudkan menjadi bagian dari integrated campaign.
Setelah iklan produk tayang, dan elemen Public Relations dilakukan melalui seminar,
kini saatnya menemui market secara langsung. Bagaimana persisnya TPS Food
mengeksekusi activation ini?
Senin, 16 Maret 2009. Joko Mokoginta, Presiden Direktur PT Tiga Pilar
Sejahtera Foods (TPS Foods) harus bangun lebih pagi dari biasanya. Jam setengah 5
pagi, dia bersama Daniel C Waleleng, GM Sales & Marketing TPS Food, dan ratusan
karyawan lainnya harus sudah memenuhi kawasan eks bandara kemayoran Jakarta
Pusat.
Hari masih remang ketika terlihat 100 mobil yang umumnya bertipe carry,
berkumpul menunggu intruksi. Beberapa lembar poster bergambar produk-produk
TPS ditempel di beberapa bagian dari mobil termasuk jendela. Namun kesan
branding yang setengah-setengah tak bisa dihindari karena lebih banyak bagian
badan mobil yang kosong.
Jam menunjukkan pukul 05.15 ketika Joko melakukan flag off laiknya pada
lomba balap mobil. Bersamaan dengan itu, maka dimulailah apa yang mereka sebut
sebagai “Serangan Fajar 100 Mobil TPS Food ke 100 sekolah di Jakarta.”
“Kegiatan ini kami adakan sebagai bagian dari usaha kami untuk lebih fokus ke
segmen consumer,” kata Joko kepada MIX dalam perjalanan menuju SMP 264 yang
dijadikan flagship location event ini. Selama ini, kata Joko, TPS Food lebih dikenal di
35 Universitas Kristen Petra
kalangan segmen pasar industrial—demikian istilah Joko untuk menyebut konsumen
mie dan bihunnya dari kalangan pedagang makanan skala kecil sampai besar sekelas
restoran.
Daniel menambahkan bahwa pada acara ini pihaknya berusaha mengajak anak-
anak dan remaja--sebagai target market—untuk lebih peduli lagi pada lingkungan
dengan mendorong mereka untuk tidak sembarang membuang bungkus produk TPS
jajanan mereka. TPS menyediakan box khusus untuk membuang sampah produk-
produknya seperti Gulas, Mie Kremezz, Pio, Din-din, dan Cerutozz.
“Untuk setiap kemasan produk TPS yang dimasukkan ke dalam box yang sudah
kami sediakan akan dihargai senilai rupiah tertentu,” jelas Daniel. Rupiah yang
terkumpul yang nilainya setara dengan banyaknya bungkus yang dibuang ke box itu,
lanjut Daniel, selanjutnya akan diberikan kepada pihak sekolah. Pada puncak acara
aktivitas merek ini kelak, katanya, sekolah yang mampu mengumpulkan kemasan
terbanyak akan diberikan hadiah uang jutaan rupiah.
Simon Jonathan, CEO Suara Gangsing, agency yang mengeksekusi event itu
menambahkan bahwa konsep acara ini memang dimaksudkan sebagai
sebuah integrated marketing activities. “Tujuannya adalah bagaimana membuat satu
kegiatan yang menyentuh target market, guru dan masyarakat mendukung, dan
demand juga mendukung,” kata Simon.
Oleh karena itu, sebagai rangkaian dari activation ini, dua hari sebelumnya telah
digelar seminar pendidikan dan lingkungan yang menghadirkan pembicara dari
Kementerian Lingkungan Hidup dan Pakar Pendidikan. “Jadi ada kemasan Public
Relations-nya juga,” kata Simon. Bahkan demi urusan kehumasan itu, Simon dengan
upaya kerasnya berhasil menghadirkan Prof. Dr. Arief Rahman, seorang pakar dunia
pendidikan yang cukup prominence.
Pada akhirnya, menurut Simon, komunikasi terpadu yang dilakukan melalui
iklan televisi (TV Commercial), public relations, dan brand activation di sekolah ini
bertujuan untuk peningkatan omset. Perihal kenaikan nilai sales ini, Joko
menambahkan bahwa pihaknya menargetkan peningkatan lebih dari 150% dalam
waktu tiga bulan setelah kegiatan ini.
36 Universitas Kristen Petra
? Activation di Pagi Buta
Jadwal masuk sekolah sudah mulai lebih awal, tapi pada hari senin pagi itu,
murid-murid SMP 264 tidak menyelenggarakan upacara bendera seperti biasa. Ketika
ratusan siswa berkumpul di lapangan, mereka melihat sudah ada beberapa orang
berpakaian putih-putih. Kepala sekolah memberikan pidato penyambutan, diikuti
dengan demo membuang sampah pada tempatnya, yang kurang lebih maknanya
sebagai berikut: buanglah sampah (baca kemasan produk TPS Food) pada box yang
sudah disediakan.
Box itu diletakkan di depan mereka, dan dilanjutkan dengan demo memasukkan
kemasan produk ke dalam box, yang dilakukan oleh para guru, diikuti para murid
dalam sebuah games yang cair dibawakan oleh Irwan Saputra yang juga ketua
pelaksana acara ini.
Sementara games dilakukan, pihak TPS Food dan sekolah lalu membuat lobang
biopori, lubang serapan air hujan, di sekitar sekolah--alat pelubang biopori ciptaan
dosen IPB ini kemudian disumbangkan kepada pihak sekolah.
Namun, tentu pesan-pesan brand tidak terlupakan. Ada beberapa umbul-umbul
brand yang meski tidak seberapa banyak, cukuplah menandakan kalau i sekolah ini
sedang ada event below the line (BTL). Permainan berhadiah ternyata mengambil
porsi banyak dari acara ini. Irwan memberikan kuis rebutan dengan pertanyaan
mengenai produk TPS, termasuk apa kepanjangan dari TPS itu sendiri.
Dan, bisnis tetap berjalan seperti biasa. Pihak TPS lalu memasok produk untuk
kantin, termasuk membuat display. Lomba untuk sekolah juga termasuk lomba
kebersihan, dan grafiti tempat sampah. “Tujuannya jangka panjangnya
agar awareness produk-produk TPS meningkat dan semakin banyak dikonsumsi,”
kata Daniel.
(http://mix.co.id/index.php?option=com_search&Itemid=99999999&searchword=cre
ative+implementa&searchphrase=any&ordering=newest&limit=30&limitstart=30)
? Ramadhan Di Dunia Fantasi
37 Universitas Kristen Petra
Kegiatan makan dan minum sudah menjadi “satu paket” dengan kegiatan
liburan di Dufan. Tantangan yang dihadapi di bulan puasa ini adalah “menceraikan”
paket tersebut ; memutuskan hubungan antara hiburan dan makan/minum. Dan akan
lebih baik lagi jika bisa “mengawinkan” hiburan di Dufan dengan bulan puasa. Dufan
seharusnya berusaha menggaet kedua kelompok (ideal dan faktual) dalam program
pemasarannya di bulan puasa.
Bagi konsumen “ideal” yang memandang bulan puasa sebagai bulan penuh
berkah, Dufan harus menjadi saluran amal kebaikan dan pendukung ibadah mereka.
Dufan harus membagi keuntungan untuk kepentingan kaum yang membutuhkan
dukungan. Dufan harus mendukung kegiatan beribadah di bulan puasa. Program yang
lahir dari pertimbangan di atas adalah: Diskon. Diskon yang bisa diterapkan adalah
25% hingga 50% untuk semua pengunjung yang masuk antara jam 11 siang hingga 4
sore. “Wisata amal,” esensinya adalah 10% dari harga tiket yang dibayarkan (setelah
diskon) akan disumbangkan ke panti asuhan tertentu. Dan hal ini dilakukan secara
transparan. “Ibadah di Dufan,” jika biasanya Dufan dikenal sebagai tempat
bersenang-senang, maka di bulan puasa Dufan akan menyediakan area khusus untuk
beribadah (shalat, membaca kitab suci). Dufan akan membuat sebuah ruangan
tertutup ber-AC dengan dinding transparan yang dikhususkan untuk kegiatan ibadah.
Jika satu keluarga datang ke Dufan, maka sebagian anggota bisa bermain, sebagian
lagi bisa beribadah. Menu buka puasa, buka puasa adalah sesuatu yang harus
disegerakan ketika waktunya tiba. Akan sangat sulit untuk segera buka puasa jika
hanya ada beberapa tempat makan saja; antrian pasti akan panjang. Membawa
makanan sendiri pun bukan hal yang praktis jika kita berwisata di Dufan. Karena itu
di beberapa titik perlu ada pos-pos buka puasa yang bisa dinikmati gratis oleh semua
pengunjung.
Bagi konsumen “faktual" yang menurunkan kuantitas dan kualitas kegiatan—
agar tidak terlalu lelah dan haus—dan memperbanyak waktu bersantai dan istirahat,
Dufan harus memenuhi hasrat mereka untuk bersantai dan beristirahat. Image Dufan
sebagai tempat wisata “aktif”, setidaknya selama sebulan, harus diimbangi dengan
tawaran untuk bersantai dan beristirahat. Program yang lahir dari pertimbangan di
38 Universitas Kristen Petra
atas adalah: Diskon, sama dengan program untuk kelompok ideal. Zona istirahat,
selama ini di Dufan tidak ada tempat beristirahat khusus. Jika pengunjung ingin
beristirahat, biasanya mereka memasang tikar di tempat teduh atau ke tempat makan.
Di bulan puasa ini di beberapa titik perlu dibuat zona istirahat, dengan tikar/matras
dan kursi malas. “Lorong AC”, untuk pengunjung yang tetap aktif bermain,
kesegaran akan sangat membantu mereka untuk tetap bertahan hingga waktu buka
puasa. Di beberapa titik, Dunia Fantasi bisa menyediakan sebuah lorong yang berisi
AC yang menyejukkan. Jadi saat sedang menikmati permainan yang ,melelahkan,
pengunjung bisa masuk ke lorong ini untuk mendapatkan kesegaran AC.
Program-program di atas bisa dijalankan secara general, tidak perlu ada dua
menu program. Semua pengunjung akan mendapatkan semua hal di atas. Tetapi
dalam penyusunan program, pemasar Dunia Fantasi berpijak pada kuatnya
pemahaman akan dua tipe konsumen di atas.
Program yang baik pun akan “mati” jika tidak disampaikan kepada masyarakat
luas. Program ini perlu didukung komunikasi yang disasarkan kepada masyrakat luas
lewat jalur yang tepat.
(http://mix.co. id/index.php?option=com_content&task=view&id=506&Itemid=137)
2.3. Kerangka Berpikir
39 Universitas Kristen Petra
Latar Belakang Masalah
? Pengoperasian Persebaya Surabaya yang belum benar-benar professional
? Brand image Persebaya Surabaya dan supporternya (bonek) di mata stakeholder dan
masyarakat Surabaya
? Dibutuhkan Image yang sesuai sehingga target stakeholder yang diinginkan bisa
tercapai. Dengan cara melakukan IMC yang tepat dan intens. Dalam penelitian ini
fokus pada Event.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara untuk memperbaiki image bonek menjadi positif dimata
stake holder dan calon stake holder potensial sehingga membuat Persebaya
Surabaya menjadi klub yang benar-benar profesional?
2. .Apakah Brand Activation dengan event “Satu Hati, Satu Sikap Bersama
Green Card” dapat memperbaiki Image bonek di mata stakeholder dan
stakeholder potensial ?
40 Universitas Kristen Petra
KERANGKA KONSEPTUAL
Activation ATL BTL
Event
Brand Images
Koran
PT. Persebaya
IMC
METODOLOGI PENELITIAN
? Metode penelitian : Kualitatif
? Jenis penelitian : In Depth Interview
? Jumlah sampel : 8 key person
(masyarakat Surabaya, masyarakat yang setia mengikuti perkembangan Persebaya Surabaya
(bonek), internal Persebaya (mantan manajer dan sekretaris umum), sponsor yang sudah
terlibat dengan Persebaya Surabaya (AIM Biscuits), calon sponsor potensial (Ardiles), dan
para ahli serta expert brand)
? Teknik sampling : Non probability (judgemental sampling)
? Alat analisa : Analisa Eksploratif
41 Universitas Kristen Petra
2.4. Hubungan Antar Konsep
Menurut Justin Kirby dan Paul Marsden, Brand Activation merupakan salah
satu hubungan dalam menciptakan Buzz Marketing atau pembicaraan (word of
Mouth) yang positif tentang perusahaan, produk atau jasa oleh media dan public.
brand activation atau event marketing juga di gunakan untuk membina hubungan
dengan para konsumen, meningkatkan ekuitas merek, dan memperkuat ikatan dengan
dunia perdagangan. Dengan kata lain, keberhasilan event sangat tergantung pada
kesesuaian antara merek, event, dan pasar sasaran nya.
Barangkali karena itulah, bila dicermati, saat ini trend di brand activation
mengarah pada community event. Dari sisi membangun brand equity, ada beberapa
hal yang positif bila suatu event diselenggarakan dalam konteks komunitas. Event
merupakan aktivitas mengumpulkan marketing target dalam waktu tertentu di suatu
tempat. Disitu suatu pengalaman yang memorable berusaha diciptakan dan pesan
disampaikan.
Brand activation yang diteliti oleh penulis adalah berkaitan dengan Event, Event
yang penulis akan tawarkan adalah event yang bertema ”Satu Hati, Satu Sikap
Bersama Green Card”. Pemilihan tema ini memiliki arti, dimana kata Satu Hati, Satu
Sikap adalah harapan yang ingin penulis capai untuk event ini, di mana harapan itu
adalah supaya para bonek dapat satukan hati dan satukan sikap mereka untuk
mendukung persebaya menjadi klub sepak bola yang benar-benar profesional. Dan
alat pemersatu bonek sendiri dengan adanya Green Card sebagai medianya. berikut
penjelasan mengenai Green Card, Green Card adalah sebuah kartu berwarna
hijau(Green Card) yang diluncurkan untuk dapat merangkul para bonek-bonek
sehingga nanti nya para bonek dapat terorganisasi dan terdata dengan baik, sehingga
nantinya apabila salah satu dari para bonek yang memiliki Green Card tersebut
melakukan tindakan anarkis maka dapat diketahui pelaku tersebut bernama siapa dan
tinggal di daerah mana, karena di kartu tersebut tercantum nama, alamat dan nomer
keanggotaan, sehingga nantinya dapat ditindak lebih lanjut oleh pihak yang berwajib.
Namun kegunaan Green Card tersebut tidak hanya itu saja, tetapi para bonek yang
memiliki Green Card memperoleh fasilitas tambahan yakni adanya asuransi jiwa dan
42 Universitas Kristen Petra
potongan harga (Discount) apabila pemilik kartu melakukan pembelian produk para
sponsor dari persebaya, seperti produk AIM Biscuit, Diadora, dll. Selain potongan
harga dari produk sponsor, para pemilik Green Card juga mendapatkan potongan
harga apabila membeli tiket masuk diloket stadion. Maka dengan adanya kelebihan
ini maka penulis mengharapkan dapat menekan angka pemalsuan tiket yang
dilakukan para calo, karena para calo tersebut terkadang menjual tiket palsu, sehingga
hal tersebut dapat merugikan persebaya secara financial.
Selain peluncuran Green Card, event ini juga berisi edukasi kepada para bonek
tentang kerugian-kerugian apa yang akan diperoleh Persebaya apabila para boneknya
rusuh sewaktu pertandingan. Dengan adanya pengedukasian ini maka diharapkan
dapat membuka pemikiran bonek yang mengaku bahwa mereka cinta dengan
persebaya, tetapi dengan tindakan anarkis yang mereka lakukan, hal tersebut malah
merugikan persebaya dari sisi financial karena persebaya akan terkena denda dari
PSSI yang berjumlah jutaan rupih.