Minat Masyarakat Terhadap Karakteristik Informasi Tekstual ...
Apresiasi Lemari Rebana Karya Pipin Idris (tekstual dan kontekstual)
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of Apresiasi Lemari Rebana Karya Pipin Idris (tekstual dan kontekstual)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karya seni memiliki bentuk atau wujud yang dapat
diamati atau dilihat untuk dapat diapresiasi/nilai oleh
pengamat. Seorang seniman jika membuat suatu karya
seni, tentunya akan memikirkan ide atau gagasan yang
akan disampaikan dalam bentuk karya yang memiliki nilai
dan makna tersendiri.Karya seni adalah pernyataan
gagasan atau ide seniman yang diwujudkan dalam bentuk
karya.
Apresiasi atau penghargaan terhadap suatu karya
seni dilakukan melalui tiga pendekatan yakni pendekatan
aplikatif, pendekatan sejarah dan pendekatan
problematik. Dalam melakukan apresiasi tersebut bisa
ditinjau dari segi wujud (tekstual) karya seni ataupun
nilai (kontekstual) yang terkandung dalam karya yang
akan diapresiasi. Apresiasi terhadap karya seni
dilakukan bertujuan untuk mengungkap nilai estetis yang
terkandung pada sebuah karya seni danmerupakan wujud
penghargaan kepada si seniman.Apresiasi juga merupakan
tolak ukur bagi kwalitas karya yang dihasilkan.
Karya seni khususnya seni rupa di Gorontalo
dikatakan masih kurang mendapat apresiasi dari
masyarakat, hal ini secara tidak langsung berpengaruh
2
terhadap perkembangan seni rupa di Gorontalo itu
sendiri.
Gorontalo memiliki beberapa perupa diantaranya
Pipin Idris yang telah menghasilkan berbagai karya seni
rupa yang layak diapresiasi.Meskipun karya-karya
tersebut belum bisa disamakan dengan karya-karya
seniman di luar Gorontalo, dalam hal ini ditinjau dari
segi intensitas dalam berkarya.
Pipin Idris merupakan seniman akademik dengan basic
seni kriya.Dengan keahlian dan pengetahuan yang
dimiliki, Pipin Idris telah menghasilkan beberapa karya
kriya yang perlu diapresiasi.Salah satu karya nya
adalah karya yang diberi judul “Lemari Rebana”, karya
ini merupakan satu usaha untuk mengangkat atau
memvisualisasikan alat musik tradisional Gorontalo yang
hampir terlupakan dalam bentuk karya kriya.
Dari uraian diatas, maka penulis akan memberikan
apresiasi terhadap karya Lemari Rebanamelaluipendekatan
sejarah serta aspek tekstual dan aspek kontekstual.
Apresiasi ini dilakukan selain mengungkap nilai-nilai
estetis dan juga makna yang terkandung pada karya
tersebut
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis
merumuskan masalah yakni;
3
a. Bagimanakah Sejarah dari alat musik (Rebana)
teradisional Gorontalo?
b. Nilai estetis apakah yang terkandung dalam karya
Lemari Rebana karya Pipin Idris ditinjau dari aspek
tekstual?
c. Nilai esteits apakah yang terkandung dalam karya
Lemari Rebanakarya Pipin idris ditinjau dari aspek
kontekstual?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah:
a.Mendeskripsikan sejarah alat musik (Rebana)
tradisional Gorontalo.
b.Mengungkap nilai-nilai estetis yang terkandung
dalamLemari Rebana ditinjau dari aspek tekstual.
c.Mengungkap nilai-nilai estetis yang terkandung
dalam Lemari Rebana ditinjau dari aspek
kontekstual.
1.4 Manfaat
Sekiranya penulis dapat memberikan manfaat antara
lain sebagi berikut :
a. Dapat menjadi sumber informasi tambahan
pengetahuan dalam mengungkapkan nilai estetis dari
suatu karya seni khususnya seni rupa-kriya
b. Menjadi acuan mahasisiwa terutama jurusan kriya
dalam menyelesaikan tugas.
4
BAB II
KAJIAN LITERATUR
2.1 Pengertian Apresiasi
Dalam kamus bahasa Indonesia apresaiasi diartikan
sebagai kesadaran dari nilai-nilai budaya. Selain itu
apresiasi menurut kamus asing yang artinya menghargai,
menyadari, dan memahami terhadap sesuatu.Defenisi lain
menyebutkan bahwa apresiasi adalah kesadaran dan
penghargaan terhadap nilai-nilai seni dan budaya (j.s
badudu, 2003:27). Apresiasi merupakan proses menuju
kritik seni dan bertugas memposisikan kwalitas karya,
berbeda dengan kritik seni yang sampai pada penilaian
kualitas baik buruknya karya seni secara berimbang.
Dalam menilai/mengapresiasi sebuah karya seni, ada
yang menilai secara objektif yakni menilai sebuah karya
seni dari bentuknya saja contohnya dalam menilai satu
lukisan, lukisan itu dikatakan indah tergantung dari si
pengamat dengan melihat proporsi, komposisi, susunan
warna, kesatuan dan keseimbangan atau kemiripan dari
objek yang digambarkan. Tetapi juga ada yang menilai
secara subjektif ,benda atau karya seni dikatakan indah
jika si pengamat memperoleh suatu pengalaman eststis.
Teori keindahan objektif merupakan keindahan yang
menampilkan nilai estetis melalui sifatatau kualitas
yang memang sudah melekat pada sebuah karya seni
terlepas dari orang yang mengamati.
5
Dari teori ini melahirkan pandangan yang menyatakan
bahwa dalam menilai atau mengapresiasi karya seni kita
cukup mengamati karya tersebut secara objektif tanpa
mengaitkannya dengan fakta-fakta yang lain
(isolasionisme). Orang didorong untuk menilai karya
seni secara jujur dan dipusatkan pada wujud formal
(komposisi, warna, tekstur, dll) tapi rata-rata orang
jarang atau tidak mampu melakukan pengamatan seperti
ini.( I Wayan Sudana,Teori Keindahan obyektif dan subyektif,
Mata Kuliah Estetika. Pertemuan 2-3. 2009:1).
Untuk menilai atau mengapresiasi satu karya seni
ditinjau dari aspek tekstual (Isolasionoisme) ada
beberapa hal yang harus di perhatikan, diantaranya
teknik penggarapan karya tersebut, warna, garis,
tekstur, pusat perhatian dan lain-lain serta cara
memadukan antara elemen-elemen tersebut.
Menurut Monroe Beardsley, ada tiga ciri yang
membuat suatu benda berpotensi sebagai karya seni,
yakni kesatuan (unity), kerumitan, dan kesungguhan.
Menurut Beardsley, bila suatu karya memiliki salah satu
sifat/kriteria diantara ketiga sifat-sifat pokok
tesebut, maka karya itu sudah mengandung potensi seni.
(I Wayan Sudana,Teori KeindahanMonroe Beardsley,Mata Kuliah
Estetika. Pertemuan 2-3. 2009:4).
2.2 Pengertian Seni kriya
6
(Prof. SP.Gustami, 1992: 71). ”Seni kriya adalah
karya seni yang unik dan punya karakteristik di
dalamnya terkandung muatan-muatan nilai estetik,
simbolik, filosofis dan sekaligus fungsional, oleh
karena itu dalam perwujudannya didukung craftmenship
yang tinggi. akibatnya kehadiran seni kriya termasuk
dalam kelompok seni-seni adiluhung.”
Praktek kriya pada masa lalu dibedakan dari
kerajinan, kriya berada dalam lingkup istana (kerajaan)
pembuatnya diberi gelar Empu. Sedangkan kerajinan yang
berakar dari kata “rajin” berada di luar lingkungan
istana, dilakoni oleh rakyat jelata dan pembuatnya
disebut pengrajin atau pandhe.Perwujudan benda-benda
kerajinan hanya mengutamakan fungsi dan kegunaan yang
ditujukan untuk mendukung kebutuhan praktis bagi
masyarakatdengan mempergunakan bahan yang tersedia dan
berdasarkan pengalaman kerja yang diperoleh dari
kehidupan sehari-hari.
Seni kriya bukanlah karya yang dibuat dengan
intensitas rajin semata, di dalamnya terkandung nilai
keindahan (estetika) dan juga kualitas skill yang tinggi.
2.3 Pegertian Nilai
Secara umum kata “nilai” diartikan sebagai harga,
kadar, mutu ataukualitas. Untuk mempunyai nilai maka
sesuatu harus memiliki sifat-sifat yangpenting yang
bermutu atau berguna dalam kehidupan manusia
7
(Purwadarminto, 1976:667).Dalam estetika, “nilai”
diartikan sebagaikeberhargaan (worth) dan kebaikan
(goodness).
2.4. Prinsip – prinsip dasar seni rupa1.Kesatuan (Unity)
Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata
rupa yang sangat penting. Tidak adanya kesatuan dalam
sebuah karya rupa akan membuat karya tersebut terlihat
cerai-berai, kacau-balau yang mengakibatkan karya
tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini
sesungguhnya adalah prinsip hubungan.Jika salah satu
atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan (warna,
raut, arah, dll), maka kesatuan telah tercapai.
2. Keseimbangan (Balance)
Karya seni dan desain harus memiliki keseimbangan
agar nyaman dipandang dan tidak membuat gelisah.
Seperti halnya jika kita melihat pohon atau bangunan
yang akan roboh, kita measa tidak nyaman dan cenderung
gelisah. Keseimbangan adalah keadaan yang dialami oleh
suatu benda jika semua dayan yang bekerja saling
meniadakan. Dalam bidang seni keseimbangan ini tidak
dapat diukur tapi dapat dirasakan, yaitu suatu keadaan
8
dimana semua bagian dalam sebuah karya tidak ada yang
saling membebani.
3. Proporsi (Proportion)
Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk
memperoleh keserasian.Untuk memperoleh keserasian dalam
sebuah karya diperlukan perbandingan –perbandingan yang
tepat.Pada dasarnya proporsi adalah perbandingan
matematis dalam sebuah bidang.Proporsi Agung (The
Golden Mean) adalah proporsi yang paling populer dan
dipakai hingga saat ini dalam karya seni rupa hingga
karya arsitektur. Proporsi ini menggunakan deret
bilangan Fibonacci yang mempunyai perbandingan 1:1,618,
sering juga dipakai 8 : 13. Konon proporsi ini adalah
perbandingan yang ditemukan di benda-benda alam
termasuk struktur ukuran tubuh manusia sehingga
dianggap proporsi yang diturunkan oleh Tuhan
sendiri.Dalam bidang desain proporsi ini dapat kita
lihat dalam perbandingan ukuran kertas dan layout
halaman.
4. Irama (Rhythm)
Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan
terus menerus.Dalam bentuk –bentuk alam bisa kita ambil
contoh pengulangan gerak pada ombak laut, barisan
semut, gerak dedaunan, dan lain-lain.Prinsip irama
sesungguhnya adalah hubungan pengulangan dari bentuk –
bentuk unsur rupa.
9
5.Dominasi (Domination)
Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar
tatarupa yang harus ada dalam karya seni dan desain.
Dominasi berasal dari kata Dominance yang berarti
keunggulan . Sifat unggul dan istimewa ini akan
menjadikan suatu unsure sebagai penarik dan pusat
perhatian. Dalam dunia desain, dominasi sering juga
disebut Center of Interest, Focal Point dan Eye
Catcher.Dominasi mempunyai bebrapa tujuan yaitu utnuk
menarik perhatian, menghilangkan kebosanan dan untuk
memecah keberaturan.
2.5. Unsur-unsur rupa
1. Garis
Garis merupakan dua titik yang dihubungkan.Dalam
senirupa seringkali kehadiran”garis” bukan hanya
sebagai garis tetapi kadang sebagai symbol emosi yang
di ungkapkan lewat garis, atau lebih tepat di sebut
goresan. Garis berperan sebagai garis, yang kehadiranya
sekedar untuk member tanda dari bentuk logis seperti
yang terdapat pada ilmu-ilmu eksakta/pasti
2. Unsure shap (bangun)
Shape adalah suatu bidang kecil yang terjadi karena
di batasi oleh sebuah kontur(garis) atau di batasi oleh
adanya warna yang berbeda atau oleh gelap terang pada
arsiran atau karena adanya tekstur. Di dalamkarya seni,
shape digunakan sebagai simbol perasaan seniman didalam
10
menggambarkan object hasil subject matter, maka tidak
mengherankan apabila seseorang kurang dapat menagkap
atau mengetahui secara pasti tentang objek hasil hasil
pengolahanya. Didalam pengolahan objek akan terjadi
perubahan wujud sesuai dengan selera maupun
latarbelakang ang senimanya perubahan wujud tersebut
antaralain:
a. Stilisasi merupakan cara penggambaran untuk mencapai
bentuk keindahan dengan cara menggayakan dan atau
benda yang di gambar, yaitu dengan cara
menggayakan setiap kontur atau objek atu benda
tersebut.
b. Distorsi adalah penggambaran bentuk yang menekankan
pada penciptaan karakter, dengan cara menyangatkan
wujud-wujud tertentu pada benda atau objek yang
digambar.
c. Transformasi adalah penggambaran bentuk yang
menekankan pada pencapaian karakter, dengan cara
memindahkan (trans=pindah) wujudad atau figur dari
objek lain ke objek yang di gambar.
d. Disformasimerupakan penggambaran bentuk yang
menekankan pada inter pretasi karakter, dengancara
mengubah bentuk objek atau dengan cara
menggambarkan objek tersebut dengan hanya sebagian
yang di anggap mewakili, atau pengambilan unsure
tententu yang mewakili karakter hasil interpretasi
11
yang sifatnya sangat hakiki. Perubahan bentuk
semacam ini banyak di jumpai pada senilukis
modern. (dharsono 2007:38)
3. Unsure texture (rasa permukaan bahan)
Texture (tekstur) adalah unsurrupa yang menunjukan
rasa permukaan bahan, yang sengaja di buatdan dan
dihadirkan dalam susunan untuk mencapai bentuk rupa,
sebagai usaha untuk memberikan rasa tertentu pada
permukaan bidang pada perwajahan bentuk pada karya
senirupa secara nyata atau semu.
4. Unsure warna
Warna salah satu elemen atau medium seni rupa,
merupakan unsure susunan yang sangat penting, baik
didalam seni murni maupun seni terapan.Bahkan lebih
jauh daripada itu warna sangat berperan dalam segala
aspek kehidupan manusia. Maka warna mempunyai peran
yang sangat penting yaitu:
a. Warna sebagai warna yaitu kehadiran warna
tersebut sekedar untuk member tanda pada suatu
benda atau barang, atau hanya untuk membedakan
cirri benda satu dengan lainya tanpa maksud
tertentu tidak memberikan prentasi apapun.
b. Warna sebagai reprentasi alam yaitu kehsdirsn
warna penggambaran sifat objek secara nyata,
atau penggambaran dari suatu objek alam sesuai
apa yang dilihatnya.
12
c. Warna sebagai tanda/lambing/symbol yaitu disini
kehadiran warna merupakan lambing tau
melambangkan sesuatu yang merupakan tradisiatu
pola umum.kehdiran warna disini banyak di garap
oleh seniman tradisi dan banyak di pakai untuk
memberikan warna pada wayang, batik tradisional
dan tata rupa lainya yang punya citra tradisi.
5. Ruang dan waktu
Ruang dalam unsure rupa marupakan wujud tiga matra
yang mempunyai panjang, lebar dan tinggi (punya
volume).Untuk meningkat dari satu matrake matra yang
lebih tinggi di butuhkan waktu.
Ruang dalam seni dibagi atas dua macam, yaitu
ruangnyata dan ruang semu. Ruang semu artinya indra
pengelihatan menangkap bentuk dan ruang sebagai
gambaran sesungguhnya yang tampakpada
taveri/layar/kanvas duamatra seperti yang kita lihat
pada karya lukis, karya desain, karya ilustrasi, dan
padalayar filem. Ruang nyata adalah bentuk dan ruang
yang benar-benar dapat di buktikan dengan indra peraba.
(dharsono 2007:42). (isnawati mohamad, apresiasi dan
tinjauan senirupa, matakuliah apresiasi seni, 2012:3)
2.4 Tinjauan Alat Musik Tradisional Gorontalo
Alat musik tradisional Gorontalo digunakan oleh
para leluhur sejak dahulu sebelum masuknya Islam di
Gorontalo dan sebagiannya lagi setelah masuknya Islam
13
di Gorontalo, pada masa Sultan Amai (1425) dan juga
digunakan oleh rakyat Gorontalo untuk mengiringi tarian
dan ritual upacara adat lainnya. (Suwardi Bay dan Farha
Daulima, 2006 ).
14
BAB III
METODE
Dalam mengapresiasi karya seni, kita dapat
melakukan beberapa pendekatan yakni; pendekatan
aplikatif, pendekatan sejarah, dan pendekatan
problematik.
Dengan demikian penulis akan mengapresiasi karya
seni yang dibuat oleh Pipin idris yang diberi judul
Lemari Rebanamelalui pendekatan sejarah dan pendekatan
estetisdalam segi (tekstual) dan (kontekstual) yang
terdapat pada karya seni tersebut.
Dalam mengapresiasi karya tersebut ditinjau dari
aspek Tekstual dan Kontekstual yaitu:
1. Tekstual
- Bentuk
- Motif
- Fungsi
- Warna
- Bahan
2. Kontekstual
- Isi/makan
Alasan penulis mengambil pendekatan ini karena
lebih mudah dalam menyusun makalah ini.
16
BAB IV
PEMBAHASAN
3.1 Sejarah alat musik (Rebana) tradisional Gorontalo
Sejak abad ke 15 alat musikRebanahampir bersama
dengan masuknya syiarIslam di Goronatalo.Alat musik
Rebana ini bentuk aslinya kecil, bahanya dari kayu
nangka kering, kulit kambing, dan
tali rotan. Alat musik ini dapat mengiringai zikir dan
salawat dalam acara kesenian Baruda dan Turunani yang
bernusansa islami dan sampai saat ini masih dipelihara
oleh masyarakat Gorontalo sebagai alat
kesenian.Walaupun masih banyak masyarakat Gorontalo
terutama kalangan remaja yang belum mengetahui sejarah
dari berbagai macam peningalan leluhur masyarakat
Gorontalo, terutama alat musik Rebana.
Gambar 1: Alat Musik Rebana
Seiring berjalannya waktu, alat musik Rebanaselain
mengiringi Buruda dan Turunani serta alat pengiring
dalam tarian tradisional Gorontalo, saat ini Rebana
17
Telah dikembangkan menjadi berbagai macam produk kriya
seperti souvenir (gantungan kunci Rebana) dan
cendramatayang menjadi ciri khas Gorontalo. Seperti
yang dilakukan oleh seorang mahasiswa Kriya UNG, Pipin
Idris yang berawal dari keinginan untuk
memvisualisasikan kembali produk budaya lokal Gorontalo
dalam upaya menjaga kelestarian budaya tersebut, maka
ia menciptakan karya-karya seni kriya yang mengeksplor
bentuk-bentuk alat musik tradisional Gorontalo.Ini
dilakukan karena keprihatinan terhadap keberadaan alat
musik tersebut.
Usaha itu telah dilakukan dengan menciptakan
delapan karya seni kriya yang menginspirasi bentuk-
bentuk alat musik tradisional Gorontalo, dan kemudian
dipiblikasikan melalui Pameran Tugas Akhir.
Karya-karyanya terdiri dari tujuh karya terapan dan
satu karya murni diantaranya; Lemari Rebana, Polopalo
Maruasi, Meja Rebana, Cermin Polopalo, Bangga Towohu, Meja Alababu,
Cermin Talimelo, Maharu Anthu-anthunga.
Itulah seni kriya, menciptakan karya yang bersumber
dari benda-benda yang hampir terlupakan oleh masyarakat
dalam bentuk karya seni yang tidak hanya memiliki nilai
keindahan tetapi juga memiliki nilai fungsi.
3.2 Nilai estetis yang terkandung dalam karya Lemari
Rebanakarya Pipin Idris ditinjau dari aspek
tekstual.
18
Teori keindahan objektif menyatakan bahwa keindahan
atau ciri yang menciptakan nilai estetis adalah sifat
atau kualitas yang memang sudah melekat pada benda
bersangkutan terlepasdari orang yang mengamati. (Hegel,
Bernard Bosanquet).
Dari teori diatas maka menilai atau mengapresiasi
karya seni itu, kita cukup mengamati karya secara
objektif dan orang didorong untuk jujur dalam menilai
karya karya seni dengan melihat wujud formalnya seperti
(komposisi, waran, tekstur, dll).Maka dalam hal ini
orang jarang atau tidak dapat melakukan pengamatan
seperti ini.
Untuk mengapresiasi karay seni bila ditinjau dari
aspek kontekstual kitak harus memperhatikan beberapa
hal diantaranya dalam teknik pengarapan waran, garis,
tekstur pusat perhatian dan lain-lain serta dapat
memadukan antara element-element tersebut.
Menurut Monroe Beardsley, adatigaciri yang membuat
suatu benda berpotensisebagai karya seni, yakni
kesatuan (unity), kerumitan, dan kesungguhan. Menurut
Beardsley, bila suatu karya memiliki salah satu
sifat/criteria diantara ketiga sifat-sifat pokok
tesebut, maka karya itu sudah mengandungpotensi seni.
(Hasmah,TeoriKeindahanMonroe Beardsley,MataKuliahEstetika.
Pertemuan 2-3. 2011:4).
19
1. Bentuk
Kata bentuk dalam seni rupa diartikan sebagai wujud
yang terdapat di alam dan yang tampak nyata.Misalnya
membuat bentuk manusia, binatang, tumbuhan, dsb.Ada
juga bentuk yang hadir karena tidak dijiwai atau secara
kebetulan (dalam bahasa Inggris disebut shape) yang
dipakai juga dengan kata wujud atau raga. Pada karya
seni rupa, bentuk diciptakan sesuai dengan kebutuhan
praktis (penerapan).
Bentuk ada 2 macam yaitu:
- Bentuk dua dimensi yang memiliki dimensi panjang
dan lebar
- Bentuk tiga dimensi yang memiliki dimensi panjang,
lebar, dan tebal/volume.
Berdasarkan uraian diatas maka bentuk dari Lemari
Rebana berbentuk lingkaran yang berukuran 150x180 x30 cm
yang tergolong 3 dimensi. dibandingkan denganbentuk
asli dari Rebana tersebut berdiameter +40 cm.
Gambar 1: Karya Lemari Rebana
20
2. Motif
Motif dalam kamus besar bahasa Indonesia di
jelaskan bahwa sebab-sebab yang menjadi dorngan
tindakan seseorang, dasar pemikiran atau pendapat,
sesuatu yang menjadi pokok (cerita, gambaran, dsb).
Jadi motif dapat diartikan sebagai elemen pokok dalam
seni ornament serta motif merupaka bentuk dasar dalam
penciptaan atau perwujudan bentuk ornamen. Motif ini
meliputi segala bentuk alami ciptaan Tuhan, seperti;
motif binatang, motif manusia, motif tumbuh-tumbuhan,
motif alam ( air, awan, batu ), dsb.
Dengan uraian diatas maka ornament yang terdapat
pada pintu Lemari Rebanamemakai motif ornament stilisai
dari tumbuhan yang berupa gubahan dari kaligrafi islam.
Serta motif gubahan alat musik Ele’eterdapat pada sisi
kanan, kiri dan atas, bawah lemari yang menampilkan
teknik ukir.
Gambar 2: Lemari Rebana.
3. Fungsi
21
Menurut kamus bahasa indonesia fungsi adalah
kegunaan suatu hal.Fungsi-fungsi seni terdiri atas
fungsi ritual, pendidikan, komunikasi, hiburan,
artistik dan fungsi guna.Dengan demikian karya Lemari
Rebana termasuk fungsi guna (seni terapan) yang dapat
digunakan sebagi lemari.
4. Warna
Warna merupakan kesan yang ditimbulkan oleh cahaya
terhadap mata, oleh karena itu warna tidak akan
terbentuk jika tidak ada cahaya.
Secara umum warna dapat digolongkan menadi tiga
kelompok yaitu:
1). Warna primer : Merah, Kuning, dan Biru
2). Warna sekunder: warna hasil campuran yang seimbang
antara warna primer dengan warna primer.
3). Warnatersier: merupakan hasil campuran warna
sekunder dengan warna primer.
(http://keramik.yahubs.com/unsur-seni-rupa/)
Dengan demikian Warna-warna yang diterapkan dalam
penggarapan lemari Rebanaadalah warna emas dan coklat
yang memberi kesan antic
22
Gambar 3 : Ornament dan motif pada Lemari
Rebana
5. Bahan
Menurut kamus bahasa Indonesia bahan adalah sesuatu
yang dapat dipakai atau diperlukan
untuk tujuan tertentu .Dalam membuat karya kriya dapat
menggunakan bahan utama seperti kayu, plastik, dll.
Serta bahan pendukung.
Pada karya Lemari Rebana ini berbahan utama
multipleck serta pintu lemari dan kaki lemari tersebut
berbahan kayu.
6. Elemen Visual
Elemen–elemen seni rupa dapat dikelompokan menjadi
4 bagian berdasarkan bentuknya.
1. Titik, titik adalah suatu bentuk kecil yang tidak
mempunyai dimensi. Raut titik yang paling umum
adalah bundaran sederhana, mampat, tak bersudut
dan tanpa arah.
2. Garis, garis adalah suatu hasil goresan nyata dan
batas limit suatu benda, ruang, rangkaian masa dan
warna.
3. Bidang, bidang adalah suatu bentuk pipih tanpa
ketebalan, mempunyai dimensi panjang, lebar dan
23
luas; mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh
garis.
4. Gempal, gempal adalah bentuk bidang yang mempunyai
dimensi ketebalan dan kedalaman.
Karya ini diciptakan berdasarkan Elemen-elemen seni
rupa terutama pada saat mendesain serta membuat karya
tersebut dengan menggunakan teknik merakit.
3.3 Nilai esteits yang terkandung dalam karya Lemari
Rebanakarya Pipin Idris ditinjau dari aspek
kontekstual
Kontekstualisme adalah pengamatan atau penilaian
terhadap sebuah karya seni dari berbagai konteks
seperti fakta sejarah, biografi seniman, agama dan
lain-lain tanpa mengabaikan wujud formal karya
tersebut. Maka dengan bentukatauwujudkarya seni,
seniman dapatmengungkapanpesanataumakna yang
ingindisampaikan.
Dari bentuk atau wujud karya Lemari Rebana yang
dibuat oleh Pipin Idris terdapat makana atau nilai yang
dapat diambil dengan cara melihat bentuk visual dari
karya tersebut. Makna atau nilai yang terkandung dalam
karya ini adalah untuk melestarikan budaya peninggalan
daerah Gorontalo terutama terhadap alat musik
tradisional Gorontalo, yang mungkin sekarang sudah
24
terlupakan atau tidak diperhatikan lagi, dengan melalui
karya kriya yang dieksplorasi dari alat musik Rebana.
Jika kita melihat gambar Lemari Rebanadapat
ditafsirkan ornament yang terdapat pada pintu lemari
bahawa karya tersebut bukan hanya sekedar untuk
memvisualisaikan dan melestariakan budaya lokal, tapi
ada unsur Islami yang terkandung pada karya tersebut,
karena ornament yang terdapat pada pintu lemari hasil
gubahan dari kaligrafi islam. Dengan kita melihat
sejarah bahwa alat musik Rebana sering dipakai untuk
mengiringi kesenian yang bernuansa islami seperti
Baruda dan Turunani.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
menggangat dan melestariakan benda-benda peninggalan,
bukan hanya pemerintah tetapi itu merupakan tanggung
jawab bersama, dengan cara seperti yang dilakukan oleh
Pipin Idris, iatelah mampu menyatukan atau
memperpaduakan unsur islami yang terkandung pada pada
karyanya yang diberi judul Lemari Rebana. dengan alat
musik Rebana.
25
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Karya ini hasil eksplorasi dari bentuk alat musik
Rebana yang ditepuk dan bentuk aslinya berdiameter +
40 cm, bahannya terbuat dari kayu nangka, kulit kambing
dan tali rotan.
Wujud (tekstual) karya tersebut teknik penggarapan
karya ini berbahan utama mulitpleaks dan kayu serta
warna-warna yang dipakai warna coklat dan emas,serta
ukiran yang terdapat pada sisi kanan kiri dan atas bawa
yang memberi kesan antik terhadap karya
tersebut.Ornament yang terdapat pada pintu lemari
adalah hasil gubahan dari kaligrafi islam yang menjadi
pusat perhatian pada karya ini.
Nilai/makan (kontekstual) karya ini lebih
menekankan pada pelestarian budaya lokal dan unsur
islami yang terkandung, Dengan upaya memvisualisaikan
kembali alat musik tradisional Gorontalo lewat karya
kriya yang dibuat oleh Pipin Idris, serta ia dapat
memadukan unsur islami yang terkandung pada karyanya
dengan Rebana tersbut.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu penulis mohon kritik dan
saran demi perbaikan tugas-tugas kedepan, saran penulis