DATABASE TEKSTUAL
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of DATABASE TEKSTUAL
MATERI DIKLATSISTEM INFORMASI GEOGRAFI PERTAMBANGAN
Bandung , 4 – 16 April 2011______________________________________________________________________________________
_
DATABASE TEKSTUAL
Oleh:Budirahardja
document.doc
BADIKLAT ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALPUSDIKLAT MINERAL dan BATUBARA
2011
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.........................................................IIDAFTAR GAMBAR.....................................................III1. PENDAHULUAN.....................................................11.1. GAMBARAN UMUM MAPINFO..........................................1
2. DATABASE TEKSTUAL DAN SPASIAL...................................32.1. DATA TABULAR: TABEL YANG NON-MAPABLE..............................32.2. DATA SAPSIAL: TABEL YANG MAPABLE..................................4
3. TABEL: INTEGRASI DATABASE TEKSTUAL DAN SPASIAL..................53.1. MENAMPILKAN PETA DIGITAL.........................................53.2. MENAMPILKAN DATA TABULAR.........................................73.3. MENAMPILKAN GRAFIK..............................................8
4. PENGATURAN TAMPILAN............................................104.1. MENAMPILKAN JENDELA INFORMASI....................................104.2. MENGATUR JENDELA PANDANG........................................104.3. MEMBUKA JENDELA TAMPILAN BARU...................................124.4. PINDAH JENDELA TAMPILAN.........................................124.5. MENUTUP JENDELA TAMPILAN........................................134.6. MENUTUP LAYER.................................................134.7. WORKSPACE.....................................................13
document.docii
4.8. KELUAR MAPINFO................................................155. PENANGANAN OBJEK RASTER........................................165.1. TINJAUAN REGISTRASI............................................165.2. PROSES REGISTRASI..............................................175.3. MENGATUR KUALITAS OVERLAY OBJEK RASTER.............................215.4. MEMPERBAIKI KECOCOKAN OBJEK RASTER................................21
6. SISTEM KOORDINAT DAN PROYEKSI PETA.............................226.1. SISTEM GRID GEOGRAFI...........................................226.2. SISTEM GRID UTM...............................................236.3. Sistem Penomoran Peta DGN 95................................24
document.dociii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
GAMBAR 1: DIALOG QUICK START...........................................6GAMBAR 2: DIALOG OPEN TABLE............................................6GAMBAR 3: DIALOG NEW GRAPH WINDOW.......................................9GAMBAR 4: JENDELA GRAFIK QUERY1.........................................9GAMBAR 5: DIALOG SAVE WORKSPACE........................................14GAMBAR 6: RASTER IMAGE: OPEN TABLE.....................................18GAMBAR 7: DIALOG MAPINFO: SPESIFIKASI TAMPILAN RASTER IMAGE................18GAMBAR 8: DIALOG ADD CONTROL POINT.....................................19GAMBAR 9: DIALOG EDIT CONTROL POINT....................................20GAMBAR 10: PEMBAGIAN ZONA UTM (DGN 95)................................23Gambar 11: Sistem Penomoran Grid DGN-95............................25
document.dociv
1.PENDAHULUAN
Untuk mempermudah pengertian mengenai databasetekstual
dan digital spasial dan pengertian sistem
koordinat/proyeksi versi Mapinfo, maka diajukan topik
bahasan sebagai berikut:
Gambaran umum Mapinfo.
Data tekstual.
Data Digital Spasial.
Jendela Peta.
Sistem Koordinat dan Proyeksi.
1.1. Gambaran Umum MAPINFO
Mapinfo adalah perangkat lunak yang dirancang oleh
pembuatnya untuk menangani pemetaan secara digital
(Desktop Mapping Software) dan memberikan tampilan untuk
dapat melakukan analisa geografis. Dalam proses
instalasinya, secara otomatis akan dibuatkan satu icon
dalam lingkungan Windows yang jika dipilih akan
mengaktipkan Mapinfo.
Secara nyata, Mapinfo bekerja mengelola tabel yang berisi
data tekstual dan data spasial yang saling terkait satu
dengan lainnya, contohnya adalah table World. Jika tabel
World ditampilkan oleh Mapinfo pada layar monitor, maka
dapat terlihat sekaligus tampilan grafik spasialnya dan
juga tampilan tabular data tekstualnya. Hal ini
document.doc1
dimungkinkan, karena secara fisik tabel world terdiri
dari 5 file unsur tabel, yaitu :
World.tab : adalah unsur tabel yang berisi
pointer-pointer penghubung kepada unsur tabel
lainnya (map, dat) dan sekaligus menampung
spesifikasi tabel;
World.map : adalah unsur tabel yang berisi
objek-objek grafis berikut spesifikasi geografinya.;
World.id : adalah unsur tabel yang merupakan
index dari file objek grafik (Map);
World.dat : adalah unsur tabel yang berisi data
tekstual;
World.ind : adalah unsur tabel yang merupakan
index file dari file data tekstual (Dat).
Mapinfo juga dilengkapi dengan fasilitas untuk pencetakan
peta dan dapat pula mengimpor serta mengekpor peta
digital untuk keperluan pemindahan data dari dan ke
sistem komputer lainnya, misalnya Arcinfo.
document.doc2
2.DATABASE TEKSTUAL dan SPASIAL
Data tekstual adalah data digital yang memuat teks. Data
tekstual yang berformat dBASE DBF, MS_Access ataupun MS-Excel
akan dapat dikenal oleh Mapinfo.
Data spasial adalah data digital yang memuat objek grafis
(titik, garis, dan region). Data spasial menurut konsep
SIG adalah data yang berdimensi ruang dengan bereferensi
geografis.
Tabel adalah data digital yang yang mempunyai format
khusus Mapinfo. Ada dua jenis tabel yang dikenal, yaitu:
tabel yang Non-Mapable (tidak dapat dipetakan) dan tabel
yang Mapable (dapat dipetakan).
2.1. Data Tabular: tabel yang Non-Mapable
Dalam praktek ini digunakan data tekstual yang berupa file
teks (ASCII) yang bernama data_gps.txt. Pemanggilannya
adaslah sebagai berikut:
1. Aktipkan MapInfo,
2. Klik File > Open a Table,
3. Pilih format file Delimited ASCII (*.txt) dan pilih file
data_gps.txt.
Maka ditampilkan secara tabular data tekstual yang
bersumber dari file teks ASCII.
document.doc3
Demikian pula dengan data tekstual yang bersumber dari
dBase, yaitu file Tasik.DBF yang berisi data kependudukan.
File DBF ini dapat ditampilkan apa adanya oleh Mapinfo
dalam bentuk data tabular sebagai berikut:
1. Aktipkan MapInfo ,
2. Klik File > Open a Table,
3. Pilih format file dBASE DBF dan pilih file Tasikdb.DBF
Data tabular yang tampil tersebut belum mempunyai
referensi geografis, tetapi telah dapat dikenal oleh
Mapinfo dan disebut sebagai Tabel Non-Mapable. Perhatikan
bahwa kolom atributnya sudah diadopsi, misalnya kolom
atribut Kecamatan.
Selanjutnya, untuk data tekstual ini dapat dikaitkan
dengan data spasial, sehingga data tekstual menjadi kolom
atribut dari suatu tabel. Cara untuk mengkaitkan
tersebut akan dikemukakan dalam modul Editing Data Tekstual.
2.2. Data Sapsial: tabel yang Mapable
Dalam praktek ini digunakan tabel Tasikkec.
1. Klik File > Open a Table,
2. Tik Tasikkec
Tabel yang ditampilkan pada layar monitor selanjutnya
dikenal sebagai layer. Gunakan tombol Informasi untuk melihat
atribut yang dimiliki oleh layer Tasikkec. Perhatikan bahwa
salah satu atributnya adalah Kecamatan.
document.doc4
3.TABEL: INTEGRASI DATABASE TEKSTUAL dan SPASIAL
Jika diperhatikan lebih dalam, maka suatu Gambar Peta
yang dicetak diatas kertas seperti contohnya yang
diproduksi oleh Bakosurtanal; maka Gambar Peta tersebut
berdasarkan fisik yang terlihat (sebutlah katagorinya)
dapat dibagi menjadi beberapa bagian gambar, misalnya
gambar garis-garis pantai, gambar batas-batas
administrasi, gambar sungai-sungai, gambar titik-titik
kota, dsb. Bagian gambar peta tersebut masing-masing
mempunyai atribut, misalnya gambar suatu garis pantai
yang membentuk sebuah pulau, maka garis pantai tersebut
mempunyai atribut minimal nama pulaunya. Contoh lain,
gambar suatu garis sungai, maka garis tersebut mempunyai
atribut minimal nama sungai. Demikian pula dengan bagian
gambar peta yang lainnya.
Selanjutnya, jika bagian-bagian gambar peta tersebut,
dikonversikan masing-masing menjadi suatu file data
digital dengan berbagai cara, misalnya dengan menggunakan
alat digitizer ataupun dengan alat scanner, maka file data
digital tersebut dikenal sebagai peta digital. Dalam hal ini,
Mapinfo mempunyai fasilitas untuk menjalankan perangkat
digitizer sebagai salah satu perangkat masukan untuk
pembentukan peta digital.
Mapinfo mengenal file-file digital hasil konversi
tersebut masing-masing sebagai tabel dimana data grafisnya
yang berupa data vektor maupun raster (Map) dan
document.doc5
atributnya yaitu data tekstual yang berupa database
(Dat). Satu tabel yang mewakili suatu bagian gambar akan
berlaku sebagai layer didalam tampilan peta digital, untuk
kemudian layer-layer tersebut dapat direkontruksi (dan
dimanipulasi) menjadi suatu peta digital (tematis) untuk
berbagai keperluan. Untuk selanjutnya yang dimaksud
dengan peta adalah tampilan peta digital baik dilayar
monitor maupun hasil keluaran Mapinfo.
3.1. Menampilkan Peta Digital
Menampilkan peta dalam hal ini berarti mengaktipkan satu
atau lebih layer. Jika pada saat ini sedang aktip suatu
jendela tampilan yang berisi peta, maka jendela tersebut
dikenal sebagai jendela peta. Dalam praktek ini akan
ditampilkan jendela peta yang terdiri hanya satu layer
yaitu dengan memanggil tabel world.
Cara membuka tabel World, adalah :
1. Aktifkan MapInfo, maka tampillah dialog Quick Start
(lihat Gambar 1: Dialog Quick Start)
2. Dari dialog Quick Start,
Tik kotak Open a Table
Klik kotak Open maka tampilah dialog Open Table
(lihat Gambar 2: Dialog Open Table)
document.doc6
Gambar 1: Dialog Quick Start
Gambar 2: Dialog Open Table
3. Dari dialog Open Table
pada kotak Directories, pilih C:\Public\Praktek
pada kotak File Format, pilih Mapinfo
pada kotak File Name, Tik World.Tab
Klik kotak Open, maka tampilah jendela peta
yang terdiri dari satu layer World.
Untuk selanjutnya, langkah 3 disebut proses membuka tabel,
yang dalam hal ini adalah tabel World.Tab.
document.doc7
3.2. Menampilkan Data Tabular
Mapinfo mempunyai fasilitas untuk menampilkan informasi
tekstual secara tabular pada suatu jendela dilayar
monitor, maka dalam hal ini dikenal jendela yang disebut
jendela tabular sedangkan prosesnya disebut browse.
Cara membuka jendela tabular dari layer world adalah:
Klik Window > New Browser Window, maka tampilah
tampilan teks secara tabular,
Jika ada beberapa layer yang sedang dibuka,
maka akan tampil dialog untuk memilih layer.
Selanjutnya proses diatas disebut proses membuka jendela
tabular.
Perlu dicatat, setiap proses browse, Mapinfo secara
otomatis memberi nama jendela tabular, yang dalam hal ini
adalan World browser. Untuk mengatur agar jendela peta dan
jendela tabular dapat terlihat bersama, maka aturlah
posisi kedua jendela tersebut. Cara mengatur jendela
tabular adalah sebagai berikut :
Tempatkan kursor pada judul jendela tabular,
yaitu bagian atas jendela,
Sambil menekan tombol mouse, atur posisi
jendela tabular.
Sebagai tambahan, jika dalam suatu peta yang terdiri dari
beberapa layer, perlu diperhatikan pengaturan urutan
layer dan pengaruhnya terhadap tampilan peta secara
keseluruhan.
document.doc8
3.3. Menampilkan Grafik
Berdasarkan salah satu atribut dari database yang
dimiliki oleh suatu layer, maka dapat dibuatkan suatu
grafik. Grafik suatu atribut database akan ditampilkan
pada jendela dilayar monitor yang disebut jendela grafik. Pada
praktek ini, digunakan atribut populasi dari layer world
untuk menampilkan grafik balok populasi untuk beberapa
negara.
Cara menampilkan jendela grafik adalah sebagai berikut :
Pilih jendela peta World dengan menekan judul
jendelanya.
Klik Canada, Australia, India dan United States
secara berurutan sambil menekan tombol Shift; maka
pilihan ditandai dengan warna yang berbeda baik pada
jendela peta maupun pada jendela tabular. Hasil
pilihan tersebut disimpan dalam Selection.
Dari menu utama Mapinfo, Klik Window > New
Graph Window, maka tampilah dialog New Graph Window
(lihat Gambar 3: Dialog New Graph Window)
Dari dialog New Graph Window,
pada kotak Graph table, pilih tabel Selection
pada kotak Using Columns yang pertama pilih
Pop_1994
Klik kotak OK, maka tampilah grafik yang
dimaksud (lihat Gambar 4: Jendela Grafik Query1).
document.doc9
Selanjutnya proses diatas disebut proses membuka jendela
grafik.
Perlu diperhatikan bahwa MapInfo secara
otomatis memberi judul kepada jendela grafik
misalnya dalam hal ini adalah Query1 Graph; jika
dipanggil jendela grafik berikutnya maka akan
mempunyai nama Query2 Graph, begitu seterusnya dimana
penomoran nama akan bertambah. MapInfo menyimpan
sementara hasil pilihan tersebut dan dianggap
sebagai pernyataan pilihan.
Gambar 3: Dialog New Graph Window
document.doc10
Gambar 4: Jendela Grafik Query1
Atur posisi tampilan pada layar sehingga ketiga jendela
tersebut dapat terlihat secara seimbang. Caranya, Klik
Windows > Tile Windows.
Untuk menutup jendela grafik dan pernyataan, caranya :
Klik File > Close Table, maka tampilah dialog
Close Table.
Dari dialog Close Table, pilih Query1 dan Klik OK.
Setelah jendela grafik lenyap, maka atur kembali tampilan
jendela peta dan jendela tabular agar dapat dilihat
secara seimbang dengan cara yang telah diterangkan
sebelumnya.
document.doc11
4.PENGATURAN TAMPILAN
Seperti yang telah diuraikan diatas, jendela tampilan
dibangun oleh satu atau beberapa layer. Dalam tampilan
layer, dapat terjadi beberapa jendela tampilan, misalnya
beberapa jendela peta, jendela grafik, jendela tabular
pada suatu saat.
4.1. Menampilkan Jendela Informasi
Yang dimaksud dengan Informasi disini adalah tampilan
tekstual yang terkait dengan tampilan spasialnya. Jendela
yang menampilkan informasi ini selanjutnya disebut jendela
informasi. Untuk menampilkan jendela informasi adalah
sebagai berikut:
Pilih jendela peta yaitu: Klik kotak
judul dari jendela peta world.
Dari blok kunci utama (Main Button
Pad), Klik kunci Info [ I ]
Gerakan dan Klik kursor pada salah satu negara
untuk memilihnya, maka tampilah jendela informasi
yang dimaksud.
Jendela informasi tersebut dikenal oleh mapinfo sebagai
Info Tool yang memuat informasi tekstual dari negara yang
terpilih. Atur posisi dari jendela Info Tool tersebut
sehingga terlihat seluruh informasi tekstualnya.
document.doc12
4.2. Mengatur Jendela Pandang
Jendela Pandang yang dimaksud disini adalah posisi jendela
peta terhadap objek gambarnya. Makin dekat jendela
pandang terhadap objek gambar, makin besar ukuran objek
terhadap ukuran layar monitor yang berarti skala makin
kecil; demikian sebaliknya jika semakin jauh jendela
pandang maka akan semakin kecil ukuran objek gambar
terhadap ukuran layar monitor. Ada tiga jenis tombol
pengaturan jendela pandang (view), yaitu Zoom In, Zoom Out
dan Change View.
Zoom In adalah fasilitas untuk mendekatkan jendela pandang
kepada objek gambar pada lokasi tertentu dalam tampilan
di layar monitor, sehingga jika tampilan itu adalah peta,
maka gambar peta yang tampil menjadi lebih detil. Adapun
langkahnya adalah sebagai berikut:
Klik tombol Zoom In untuk
mengaktipkannya, maka kursor berubah
bentuknya menjadi tanda plus (+).
Tempatkan kursor pada objek atau lokasi yang
ingin ditampilkan lebih dekat; sambil menekan tombol
kiri mouse, geser posisi kursor agar membentuk
persegipanjang yang mencakup objek atau wilayah yang
diinginkan, kemudian lepaskan tombol mouse. Tampilan
akan berubah yaitu wilayah tercakup oleh
persegipanjang tersebut akan memenuhi jendela peta.
Jika Klik pada suatu objek atau titik lokasi
tanpa membentuk persegi panjang, maka posisi jendela
document.doc13
pandang berubah menjadi duakali lebih dekat dengan
titik tengah jendela pada titik yang terpilih.
Zoom Out adalah fasilitas untuk menjauhkan jendela pandang
dari objek gambar pada lokasi tertentu dalam tampilan di
layar monitor, sehingga jika tampilan itu adalah peta,
maka gambar peta yang tampil mempunyai wilayah padang
yang lebih luas. Adapun langkahnya adalah sebagai
berikut:
Klik tombol Zoom Out untuk
mengaktipkannya, maka kursor berubah
bentuknya menjadi tanda minus (-).
Tempatkan kursor pada wilayah yang ingin
dipandang dari posisi yang lebih jauh dan sambil
menekan tombol kiri mouse, geser posis i kursor agar
membentuk persegipanjang dan kemudian lepaskan
tombol mouse. Maka jendela pandang berubah makin
jauh sesuai dengan perbandingan antara ukuran luas
persegi panjang dengan luas layar layar monitor.
Jika Klik pada suatu objek atau titik lokasi
tanpa membentuk persegi panjang, maka posisi jendela
pandang berubah menjadi duakali lebih jauh dengan
titik tengah jendela pada titik yang terpilih.
Change View adalah fasilitas untuk merubah perbesaran
tampilan. di layar monitor, sehingga jika tampilan itu
adalah jendela peta, maka ukuran jendela peta yang tampil
akan sesuai dengan nilai perbesaran ukuran yang
diinginkan. Adapun langkahnya adalah sebagai berikut:
document.doc14
Klik tombol Change View untuk
mengaktipkannya, maka tampilah dialog
Change View.
Dari dialog Change View, isikan nilai ukuran
jendela (Zoom), atau nilai skala. Jika perlu isikan
juga koordinat titik tengah jendela pandang atau
pilihan lainnya dan kemudian Klik kotak OK. Tampilan
sekarang berubah sesuai dengan pilihan-pilihan yang
diisikan.
Grabber adalah fasilitas untuk menggeser jendela tampilan.
peta di layar monitor, sehingga peta yang tampil melalui
jendela tampilan sesuai dengan lokasi yang dimaksud.
Adapun langkahnya adalah sebagai berikut:
Klik tombol Grabber untuk
mengaktipkannya, perhatikan kursor yang
berubah menjadi tangan terbuka.
Gerakan kursor dan tempatkan pada lokasi yang
diinginkan, Klik tombol kiri Mouse dan sambil tetap
menekannya, geserkan lokasi keposisi yang dimaksud
dan lepaskan penekanan, maka tampilan peta akan
bergeser keposisi yang dimaksud. Lakukan
berulangkali untuk mendapatkan lokasi tampilan yang
diinginkan.
document.doc15
4.3. Membuka Jendela Tampilan Baru
Jika satu jendela sudah aktip, dan diinginkan membuka
jendela lain yang terdiri dari layer-layer tertentu, maka
langkahnya sebagai berikut:
3. Klik perintah Window > New Map Window.
4. Dari dialog New Map Window yang muncul,
Dalam kotak Map Tables, pilih komponen layer yang
dimaksud sesuai dengan susunan layer yang diinginkan
Klik tombol OK.
4.4. Pindah Jendela Tampilan
Untuk pindah dari satu jendela tampilan ke jendela
tampilan yang lain, langkahnya adalah sebagai berikut:
Klik perintah Window, dan pada bagian bawah
item perintah, Klik jendela tampilan dimaksud.
4.5. Menutup Jendela Tampilan
Kadang kala diperlukan penutupan suatu tampilan yang
tidak diperlukan lagi tetapi komponen layernya masih
dibutuhkan oleh jendela tampilan yang lain. Untuk menutup
jendela tampilan tanpa mematikan komponen layernya,
gunakan langkah:
Klik tombol Close yang terdapat pada bagian
kanan atas dari jendela tampilan yang dimaksud.
document.doc16
4.6. Menutup Layer
Untuk menutup satu atau beberapa layer yang sedang
aktip, gunakan perintah:
Klik File > Close Table.
Dari dialog Close Table, pilih layer yang akan
ditutup, dan Klik tombol OK.
Untuk memilih beberapa layer, maka sambil
menekan tombol Shift, lakukan pemilihan terhadap
layer dimaksud.
Untuk menutup semua layer yang aktip, maka
gunakan perintah File > Close All.
4.7. Workspace
Pada suatu saat pada layar monitor terdiri dari beberapa
jendela seperti yang telah misalnya jendela peta, jendela
tabular dan jendela grafik dari tabel world. Selanjutnya,
tampilan apapun yang ada pada layar monitor dapatlah
disebut sebagai tampilan kerja yang dikenal oleh Mapinfo
sebagai workspace.
Agar dapat menghemat waktu, Mapinfo menyediakan fasilitas
untuk menyimpan dan menanpilkan kembali tampilan kerja
yang diinginkan; yaitu melalui file workspace.
Ketika disimpan, file workspace memuat setiap detil
tampilan kerja (jendela peta dan urutan layer berikut
jendela lainnya) yang telah digunakan pada saat itu; dan
ketika dibuka, file workspace tersebut akan menampilkan
document.doc17
kembali tampilan kerja yang telah disimpan sebelumnya
secara tepat.
Cara menyimpan tampilan kerja dalam suatu file workspace
adalah sebagai berikut :
Klik File > Save Workspace, maka tampilah
dialog Save Workspace (lihat Gambar 5: Dialog Save
Workspace)
Dari dialog Save Workspace
pada koltak Directories, pilih C:\Public\Praktek
pada kotak File Name, isikan Space1.Wor
Klik kotak Save.
MapInfo menyimpan tampilan kerja dalam satu file
workspace, Space.Wor, dan selanjutnya akan dibuka, tetapi
sebelumnya, tutup dulu tampilan kerja yang aktip pada
saat itu.
document.doc18
Gambar 5: Dialog Save Workspace
Cara membuka kembali workspace, sebagai berikut:
Klik File > Open Workspace., maka tampilah
dialog Open Workspace.
Dari dialog Open Workspace,
pada kotak Directories, pilih C:\Public\Praktek
pada kotak File Name, pilih Space1.Wor
Klik kotak Open, maka tampilah tampilan kerja
yang dimaksud.
4.8. Keluar Mapinfo
Untuk mengakhiri aplikasi Mapinfo, gunakan perintah:
Klik File > Exit , untuk keluar dari MapInfo.
document.doc19
Jika ada layer yang telah mengalami pengeditan,
maka akan muncul dialog konfirmasi penyimpanan
perubahan. Klik Discard untuk membuang perubahan
atau Klik Save untuk menyimpan perubahan.
document.doc20
5. PENANGANAN OBJEK RASTER
Yang dimaksud dengan objek Raster adalah citra raster
yang merupakan gambar yang didigitalisasi, terdiri atas
baris-baris titik (pixel). Objek raster merupakan jenis
data tersendiri dan kedudukannya sama dengan data
tekstual.
Dalam modul ini akan dibahas bagaimana mengkaitkan objek
raster agar mempunyai referensi geografis yang kemudian
dapat ditumpang tindihkan dengan tabel spasial secara
geografis.
Ada beberapa format file citra raster. MapInfo dapat
membaca tipe format file citra raster sebagai berikut :
Nama file.GIF (Graphict Interchange Format)
Nama file.JPG (format JPEG)
Nama file.TIF (Tagged Image File Format)
Nama file.PCX (PC Paintbrush)
Nama file.BMP (Windows bitmap)
Nama file.TGA (Targa)
Nama file.BIL (SPOT Satellite images)
Pada praktek ini, akan dipelajari cara memberikan
regristrasi objek raster berdasarkan posisi-posisi pada
layer peta yang telah diketahui sehingga objek raster
secara keseluruhan mempunyai nilaI posisi geografis yang
sesuai dengan keadaan layer yang diinginkan. Pada praktek
document.doc21
ini digunakan contoh raster hasil scan USGS Quadrangle dari
sebagian kota Washington DC yaitu DC_QUAD.Tif. Sebelumnya
akan diungkap beberapa hal yang berkaitan dengan
registrasi citra.
5.1. Tinjauan Registrasi
Registrasi yang dimaksud dalam hal ini adalah proses
transformasi data raster secara matematika kedalam satu
sistem koordinat; contohnya dalam hal ini adalah
trasformasi, data raster dalam grid pixel ke dalam
sistem koordinat yang lain yaitu lintang dan bujur.
Manfaat utama dari Regristasi ini adalah memberikan tambahan
layer bantu (layer Iraster) sehingga dapat dioverlay
kepada layer utama lainnya untuk analisa geografik yang
lebih teliti.
Untuk meregistrasi citra, tahapan yang secara umum sering
dilakukan adalah:
Pilih suatu set titik kontrol (minimal tiga buah titik) dalam
sumber objek raster (source) dan layer peta (diatas
permukaan bumi). Titik kontrol yang dipilih harus mudah
diidentifikasi dan dipilih baik dalam sumber objek raster
maupun layer peta. Perlu diperhatikan ketelitian
penentuan nilai koordinat dari lokasi yang sama antara
titik dalam objeks raster maupun leyer peta. Contoh,
titik kontrol terbaik adalah pada titik perpotongan jalan
sehingga dapat mudah dikenal baik dalam objek raster
maupun layer peta.
document.doc22
1. Selanjutnya, data titik-titik kontrol tersebut
dimasukan kedalam MapInfo. Data koordinat dapat
memasukkan dengan mengetikan nilai koordinat secara
langsung atau dengan penunjukkan lokasi yang
berhubungan dalam peta dan pemanggilan koordinat.
2. Terakhir, registrasi terbaik akan dihasilkan jika
digunakan banyak titik kontrol yang mungkin dan
distribhusinya merata pada diseluruh areal objek citra.
Hindari pemilihan terlalu banyak dalam satu sudut
karena akan berkibat buruknya pemindahan pada areal
lain. Jika hal ini terjadi setelah registrasi, masih
ada kesempatan yang diberikan oleh MapInfo untuk
melakukan koreksi titik kontrol yang dipilih dan
menambahkan lebih banyak lagi jika diperlukan.
5.2. Proses Registrasi
Pertama, bukalah tabel (data vektor) sebagai dasar
registrasi:
1. Mulai dengan MapInfo
2. Buka DcWashs.Tab dan atur tampilannya dalam jendela
peta sehingga menunjukkan daerah yang berhubungan
dengan contoh daerah Objek Raster
3. Klik File > Open Table, maka tampilah dialog
RasterImage: Open Table (lihat Gambar 6: Raster Image:
Open Table)
document.doc23
Gambar 6: Raster Image: Open Table
4. Dari dialog RasterImage : Open Table,
pada kotak File Format, pilih Raster Image pada kotak File Name pilih DC_Quad.Tif dan Klik OK, maka tampilah dialog Mapinfo (lihat
Gambar 7: Dialog Mapinfo: Spesifikasi TampilanRaster Image) yang menanyakan spesifikasitempilan:
jika diinginkan hanya berupa tampilan rasteryang sederhana tanpa referensi geografis,maka Klik kotak Display
Gambar 7: Dialog Mapinfo: Spesifikasi Tampilan RasterImage
document.doc24
dalam hal ini, Klik kotak Register, untuklangsung memberikan referensi geografis padaraster yang ditampilkan. Maka tampilah dialogImage Registration berikut dengan jendela raster Padatahap ini akan ditetapkan titik-titik kontrolregistrasi
5. Dari dialog Image Registration,
Untuk mementukan titik kontrol baru, Klik kotak
New,
Atur jendela raster hingga memungkinkan untuk
menentukan titik kontrol pertama, Klik pada
bundaran atas dari jalan New Hampshire, maka tampilah
dialog Add Control Point (lihat Gambar 8: Dialog Add
Control Point) yang secara otomatis memberikan
nama titik kontrol sebagai PT1
Gambar 8: Dialog Add Control Point
pada dialog Add Control Point, Klik tombol OK, maka
kembali pada dialog Image Registration dimana titk
kontrol yang ditentukan tercantum dalam suatu
daftar titik kontrol
document.doc25
pada daftar titik kontrol, Tik titik kontrol PT1 untuk
memilihnya
6. Pindahkan tampilan kepada jendela peta DcWash dan
atur tampilan sehingga memungkinkan untuk
meregistrasi titik kontrol PT1 sesuai dengan
lokasinya
7. Dari menu utama Mapinfo, Klik Table > Raster >
Select Control Point from Map dilanjutkan dengan
Klik bundaran atas jalan New Hampshire, maka tampilah
dialog Edit Control Point (lihat Gambar 9: Dialog Edit
Control Point) dan Klik tombol OK, maka harga
koordinat PT1 diregistrasi dengan harga MapX dan
MapY
Gambar 9: Dialog Edit Control Point
8. Pindahkan tampilah ke jendela raster dan geserkan
tampilan raster ke arah bawah hingga menampilkan
bundaran bawah jalan New Hampshire sebagai titik
kontrol berikutnya, PT2, kemudian Klik tombol New
document.doc26
lalu pilih dan Klik titik kontrol tersebut. Lakukan
registrasi PT2 seperti langkah 6 dan langkah 7.
9. Pindahkan tampilah ke jendela raster dan geserkan
tampilan raster kekanan hingga menampilkan belokan
jalan Pennsylvania sebagai titik kontrol berikutnya,
PT3, kemudian Klik tombol New lalu pilih dan Klik
titik kontrol tersebut. Lakukan registrasi PT3
seperti langkah 6 dan langkah 7.
10.Pindahkan tampilah ke jendela raster dan geserkan
tampilan raster kanan bawah hingga menampilkan
permulaan ujung setengah lingkaran di jalan
Massachusetts sebagai titik kontrol berikutnya, PT4,
kemudian Klik tombol New lalu pilih dan Klik titik
kontrol tersebut. Lakukan registrasi PT4 seperti
langkah 6 dan langkah 7.
Sekali objek raster diregistrasi, maka objek tersebut
akan menjadi table Dc_Quad.tab. Buka table tersebut
menggunakan File > Open table. maka objek raster
tersebut dapat digunakan tanpa perlu meregistrasi
kembali.
5.3. Mengatur kualitas overlay objek raster
Untuk mengatur kualitas overlay objek raster yaitu dengan
mengatur warna sehingga terjadi kontras warna antara
objek raster dengan objek yang ada dalam jendela peta.
Adapun langkahnya adalah sebagai berikut:
document.doc27
1. Klik tombol Layer Control dari balok menu
utama, maka dialog Layer Control (lihat Error:
Reference source not found) ditampilkan
2. Dari dialog Layer Control, Tik layer DcWashs dan Klik
kotak Display, maka tampilah dialog Display Options
3. Pada dialog Display Options, Tik Style Override dan Tik
kotak Style, maka tampilah dialog Line Style, atur warna
garis menjadi kuning dan lebar menjadi dua kali. Tekan
OK beberapa kali untuk kembali ke jendela peta.
Jendela peta digambar kembali dan disini dapat terlihat
dengan baik kecocokan jalan dalam layer DcWashs dengan
jalan dalam layer citra raster DC_Quad.
Jangan kaget! Mereka tidak akan benar-benar berimpit.
Citra raster menunjukkan bagian kota Washington DC yang
dipublikasi dalam beberapa tahun lalu. Perubahan kertas
akibat kondisi cuaca, pelipatan dan umur akan menyebabkan
distorsi. Perbedaan ini tidak luar biasa.
5.4. Memperbaiki kecocokan objek Raster
Untuk memperbaiki kecocokan dapat dilakukan dengan
penambahan lebih banyak titik kontrol pada proses
registrasi, caranya adalah sebagai berikut:
1. Klik Table > Raster > Modify Image
Registration,.maka kotak dialog Image Registration
ditampilkan.
document.doc28
2. Pada dialog Image Registration, Tik kotak New dan pilih
lebih banyak titik registrasi pada objek raster citra.
3. Dianjurkan menambah titik dekat pusat objek citra
raster atau dalam daerah di mana data kurang pas
(cocok). Sebagai akhir praktek ini yaitu menutup
seluruh file yang ditampilkan.
document.doc29
6.SISTEM KOORDINAT dan PROYEKSI PETA
Sistem Koordinat adalah suatu set parameter yang dirancang
untuk menginterpretasikan suatu lokasi, dimana salah satu
parameternya adalah proyeksi. Sedangkan proyeksi sendiri
adalah suatu cara untuk mendisplaykan objek yang terletak
pada permukaan bumi yang bulat kedalam suatu permukaan
yang datar (lembar peta). Pada prakteknya antara projeksi
dan sistem koordinat selalu rancu, maka untuk
kepastiannya dalam aplikasi ini (didasarkan kepada
Mapinfo), yaitu bahwa projeksi digunakan untuk men set
sistem koordinat. Dalam Mapinfo, dapat dipilih sistem
koordinat yang diinginkan dengan cara memilih
proyeksinya, yaitu dengan perintah Map > Options >
Projections.
Bakosurtanal sebagai badan yang mengkoordinasi penggunaan
peta secara nasional, telah mengeluarkan suatu keputusan
(SK Ketua Bakosurtanal No. HK 02.04/II/KA/96 Tgl. 12
Februari 1996) bahwa dalam rangka pembuatan peta
bersistem, yang mempunyai referensi ellipsoid dan sistem
proyeksi baku, sebagai wahana bagi sistem ber-referensi
(koordinat) tunggal yang dapat digunakan secara nasional
serta mengacu kepada sistem koordinat global, maka dibuat
sistem grid Datum Geodesi Nasional 1995 (DGN-95) yang
berinduk kepada sistem koordinat internasional yaitu
Sistem Koordinat Geosentris, WGS84.
document.doc30
Sebagai konsekwensi dari instansi pemerintah yang
mendukung pelaksanaan keputusan yang berisifat nasional,
maka sistem grid yang digunakan dalam SIG dilingkungan
Departement Pertambangan dan Energi adalah DGN 95, yang
selanjutnya terbagi menjadi sistem Grid Geografi dan Grid
UTM.
6.1. Sistem Grid Geografi
Sistem Grid Geografi memiliki sifat sebagai berikut:
Proyeksi : Longitude/Latitude WGS 84.
Bujur Nol : berhimpit dengan bujur waktu Greenwich.
Lintang Nol: berhimpit garis equator, positip kearah
Utara dan negatip kearah selatan.
Satuan : derajat.
Untuk Indonesia , dimulai dari 90 BT sampai dengan 144
BT, dengan batas Lintang 10 LU dan 15 LS. Khususnya untuk
Propinsi Sumatera Selatan, batas Bujur dimulai dari
101.65 BT sampai dengan 109.16 BT dengan batas Lintang –
5.33 LS sanpai dengan –0.71 LS
Pembagian grid geografi dalam DGN 95 diatur dengan
membagi bujur menjadi beberapa kolom dan lintang menjadi
beberapa baris dimana satu grid dibatasi oleh kolom dan
garis. Ukuran grid tergantung dari skala peta, misalnya
untuk ukuran baku skala 1:250.000 mempunyai ukuran kolom
selebar 1,5 derajat dan ukuran baris setinggi 1 derajat.
Ukuran baku grid tersebut diambil atas pertimbangan
kenampakan keseluruhan gambar peta dalam lembar kertas
document.doc31
ukuran A1, sehingga penomoran grid dan lembar peta dalam
hal ini adalah sama. Untuk lebih detil mengenai penomoran
peta dapat dilihat pada bab berikutnya.
Gambar 10: Pembagian Zona UTM (DGN 95)
6.2. Sistem Grid UTM
Grid UTM memiliki sifat-sifat khusus sebagai berikut:
Proyeksi : Transverse Mercartor (WGS 84) dengan lebar
zone 6 derajat.
Sumbu Pertama: Meridian Tengan dari setiap zone (3
derajat).
Sumbu Kedua : Equator.
Satuan : meter.
Absis Semu : 500.000 meter pada Meriidian Tengah.
Ordinat Semu : 0,0 meter di Equator untuk belahan bumi
bagian Utara, 10.000.000 meter di Equator
untuk belahan bumi bagian Selatan
Angka Perbesaran pada Meridian Tengah: 0,9996.
document.doc32
Penomoran Zone : Zone 1 dimulai dari 180 BB s/d 174 BB,
dan seterusnya hingga Zone 60 dari 174 BT
s/d 180 BT. Untuk Indonesia dimulai dari
Zone 46 hingga Zone 54 (lihat Gambar 10:
Pembagian Zona UTM (DGN 95)).
Batas Lintang: 84 LU dan 80 LS, untuk Indonesia dimulai
dari 15 LS hingga 10 LU.
6.3. Sistem Penomoran Peta DGN 95
Pemberian nomor grid peta DGN 95 dimulai dari ujung kiri
bawah yaitu perpotongan meridian 90 BT dan paralel 15 LS.
Untuk peta skala 1:250.000 mempunyai grid berukuran 1,5o x
1o dimulai dengan nomor 0101 dengan pojok kiri bawah peta
terletak pada perpotongan 90 BT dengan 15 LS dan pojok
kanan atas terletak pada perpotongan 91,5 BT dengan 14 LS
dan seterusnya, sebagai contoh lihat Gambar 11: Sistem
Penomoran Grid DGN-95.
Untuk peta skala 1:250.000, mempunyai ukuran grid lebar
1.5 dan tinggi 1.0 derajat. Untuk grid pada posisi
kolom ke 12 dan posisi baris ke 9 akan didapat grid
dengan nomor lembar peta 1209 yang mempunyai batas pojok
kiri bawah peta terletak pada perpotongan 106.50 BT
dengan 7 LS dan pojok kanan atas terletak pada
perpotongan 108 BT dengan 6 LS
Untuk peta skala 1:100.000 mempunyai ukuran grid 30’ x
30’ yang berupa pembagian grid peta skala 1:250.000
menjadi enam bagian. Penomorannya mengikuti penomoran
document.doc33
peta skala 1:250.000 ditambah urutan pembagiannya dari
kiri ke kanan, misalnya: 1209-6 dengan pojok kiri bawah
terletak pada perpotongan 107.50 BT dengan 7 LS dan pojok
kanan atas terletak pada perpotongan 108.00 BT dengan
6.50 LS.
Gambar 11: Sistem Penomoran Grid DGN-95
Untuk peta skala 1:50.000 mempunyai ukuran grid 15’ x 15’
yang berupa pembagian grid peta skala 1:100.000 menjadi
empat bagian. Penomorannya mengikuti penomoran peta skala
1:100.000 ditambah urutan pembagiannya dari kiri ke
kanan, misalnya: 1209-14 dengan pojok kiri bawah terletak
pada perpotongan 106.75 BT dengan 7 LS dan pojok kanan
atas terletak pada perpotongan 107.00 BT dengan 6.5 LS.
document.doc34
Untuk peta skala 1:25.000 mempunyai ukuran grid 7,5’ x
7,5’ yang berupa pembagian grid peta skala 1:50.000
menjadi empat bagian. Penomorannya mengikuti penomoran
peta skala 1:50.000 ditambah urutan pembagiannya dari
kirir ke kanan, misalnya: 1209-324 dengan pojo`k kiri
bawah terletak pada perpotongan 107.875 BT dengan 6.875
LS dan pojok kanan atas terletak pada perpotongan 108.00
BT dengan 6.75
document.doc35