Analisis dan Interpretasi Data Geolistrik untuk Airtanah
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of Analisis dan Interpretasi Data Geolistrik untuk Airtanah
Analisis dan Interpretasi Data Geolistrik untuk Airtanah
Pelatihan Teknologi Geolistrik 2 Dimensi untuk PerencanaanPemanfaatan Potensi Airtanah
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
BALAI UJI COBA SISTEM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
Biodata Pengajar
Emmawan Haryono M.Sc
Tempat - Tgl Lahir
Surakarta 25 Maret 1950
Semolowaru Elok O/8 Surabaya
T. Geologi – FT. UGM
S1 Hydrogeologist – ITC the Netherlands
S2 Watersheet Surveys – ITC the netherlands
1976 - 1990 Staf BPP / PAT Jatim
1990 - 2002 Pimpro PAT
2002 - 2006 subdin PU Pengairan Jatim
2006 - sekarang Konsultan pusdiklat PU SDAK
Pendidikan
Pengalaman Kerja 0813-3005-0950
No HP & WA
Alamat
Sejarah Perkembangan Geolistrik
Perbedaan tersebut terletak padaa. Tata cara kerja ( konfigurasi elektroda,
interpretasi)b. Alat yang digunakan, sebetulnya tiap alat
dapat digunakan untuk mazhab apapun,akan tetapi perbedaan konfigurasielektroda yang dipakai mempengaruhidaya penetrasi
c. Data prossessing
Sejarah perkembangan eksplorasi geolistrikmerupakan perkembangan yang palingunik dari seluruh geofisika eksplorasi.Unik karena dalam perkembangannyametoda ini terbagi-bagi dalam beberapamazhab (school), padahal sumber dasarteori sama.
Gray dan Wheeler thn 1720, melakukan pengukuran terhadap batuan dan
mencoba membakukan tebal konduktivitas batuan.
Penggunaan sifat-sifat kelistrikan untuk maksud eksplorasi sudah dikenal
peradaban manusia lebih dari dua abad yang lalu. Pelopor yang mula-mula
memakai cara geofisika untuk maksud eksplorasi adalah :
Robert W. Fox thn. (1789 - 1877), dapat disebut sebagai Bapak Metoda Geolistrik, karena
yang pertama kali mempelajai hubungan sifat-sifat listrik dengan keadaan geologi,
temperatur, terrestrial electric dan geothermal, di tambang-tambang Corn Wall,
Inggris.
Watson thn 1746, menemukan bahwa tanah merupakan konduktor dimana
potensial yang diamati pada titik-titik diantara dua elektroda arus yang
dipotong sejarak 2 mil, bervariai akibat adanya perbedaan kondisi geologi
setempat.
1871oleh W.Skey
1877 oleh Charles Matteucci
1882oleh Cart Barus
1891 oleh Brown
1897
1912
1914
oleh Bernfield
oleh Gottchalk
R.C. Wells &George Ottis
Perkembangan dilanjutkan secara bertahap :
Sclumberger dan R.C. Well geolistrik
berkembang di dua benua, dengan cara dan
sejarah yang berbeda. Akan tetapi di ujung
perkembangan tersebut kedua mazhab ini
bertemu lagi, terutama dalam menggunakan
konsep matematika yang sama yang diterapkan
pada teori interpretasi masing-masing.
Perkembangan pengolahan data nilai tahanan jenis pada abad ke 20 yaitu dengandibuatnya kurva baku dan kurva tambahan oleh
1966
Orellana E. dan
Mooney H.M.
1968
Bhattacharya P.K.
dan Patra H.P.
1975
Rijkkswaterstaat,
The Netherland.
1975
Zohdy, A.A.R.
• Batuan sedimen yang lepas (unconsolidated material)
mempunyai nilai tahanan jenis yang lebih rendah
dibandingkan dengan batuan sedimen yang kompak.
• Jika batuan mengandung air akan mempunyai nilai
tahanan jenis yang lebih rendah dibandingkan dengan
yang kering & dibandingkan dengan yang mengandung
kadar garam yang tinggi.
• Kesarangan / porositas batuan. Kesarangan batuan
adalah perbandingan antara volume rongga batuan
dengan batuan keseluruhan (Vr / V x 100%). Maka
kesarangan besar berarti volume air besar pula.
• pH air yang terkandung pada rongga batuan.
• Tahanan jenis batuan akan bervariasi dari satu tempat
ketempat lain dan tergantung pada keadaan setempat.
Hubungan Penafsiran Pendugaan Geolistrik dengan Akifer
Hubungan antara
besaran nilai tahanan
jenis dengan jenis batuan
dapat dipengaruhi oleh
beberapa hal antara lain :
Hubungan Penafsiran Pendugaan Geolistrik dengan Akifer Nilai Tahanan Jenis 1
Tahanan jenis dapat berbeda secaramenyolok, tidak saja dari satu lapisankelapisan yang lain, tetapi juga dalamsatu lapisan batuan
2 Perbedaan temperatur air
3Permeabilitas / kesanggupan suatubatuan yang mempunyai pori – poriuntuk mengalirkan cairan
1 Airtanah segar berkisar
antara 10 ~ 100 0hm-meter
2 Air payau / air asin berkisar
1 ~ 10 ohm-meter
Tabel Tahanan Jenis beberapajenis batuan, mineral dan
cairan kimiawi
No Bahan/Material Nilai Tahanan Jenis Ρ (ohm-m)
Daya Hantar Listrik/Conductivity
(Siemen/m)1. Batuan Beku/metamorf
- Granit 5 x 103 ~ 106 10-6 ~ 2 x 10-4
- Basalt 103 ~ 106 10-6 ~ 10-3
- Sabak 6 x 102 ~ 4 x 107 2,5 x 10-8 ~ 1,7 x 10-3
- Marmer 102 ~ 2,5 x 108 4 x 10-9 ~ 10-2
- Kuarsit 102 ~ 2 x 108 2,5 x 10-9 ~ 10-2
2. Batuan Sedimen
- Batu Pasir 8 ~ 4 x 103 2,5 x 10-4 ~ 0,125
- Serpih 20 ~ 2 x 103 5 x 10-4 ~ 0,05
- Batu Gamping 50 ~ 4 x 102 2,5 x 10-3 ~ 0,02
3. Tanah dan Air
- Lempung 1 ~ 100 0,01 ~ 1- Alluvium 10 ~ 800 1,25 x 10-3 ~ 0,1
- Air Tanah (segar) 10 ~ 100 0,01 ~ 0,1
- Air Laut 0,2 5
4. Cairan Kimiawi
- Besi (Fe) 9,07 x 10-8 1,102 x 107
- 0,01 M KCl 0,708 1,413
- 0,01 M NaCl 0,843 1,183
- 0,01 M Asam Acetic 6,13 0,163
- Xylene 6,998 x 1016 1,429 x 10-17
Penyebaran Airtanah pada berbagai Jenis Batuan & Rencana Duga Geolistrik
``` Jenis Batuan Roman Muka Bumi Keterdapatan Airtanah Akumulasi Airtanah Aturan Bentangan
Pra Tersier- Skis Hablur/Malihan Perbukitan/ bergunung rekahan sangat terbatas Tidak ada pendugaan
- Batuan Beku Stok, retas sedang ~ besar jika Tidak ada pendugaan
granit, granodiorit,basalt)
Pegunungan lipatan kekar, bukaan ada retakan Tidak ada pendugaan
- Batuan Gamping Perbukitan/ bergunung pejal & terlipat sedikit Tidak ada pendugaan
Tersier - Batuan Sedimen Pegunungan lipatan ruang antar butir sedang ~ besar Wenner, Off. Wenner(batu pasir)
- Batu Gamping Terlipat / lapisan pejal & terlipat sedikit Tidak ada pendugaan
Kwarter - Batu Gamping Koral Karstik rekahan & retakan sungai bawah tanah Misse alla Masse,Dipole - dipole
- Batuan Gunung api Daerah Puncak lereng curam (33o~35o) air permukaan Tidak ada pendugaanTubuh Gunung api lereng (10o~20o) resapan air tanah Wenner, Off. WennerKaki Gunung api kemiringan 5o akifer tertekan Schlumberger
- Endapan alluvial/ pantai Dataran Pantai kerikil, kerakal, pasir akifer tertekan bsr Profilling (Wenner)
Recent - Endapan alluvial Dataran Pantai kerikil, kerakal, pasir akifer tertekan bsr Profilling (Wenner)- Endapan danau Dataran antar peg. bahan klastika akifer tertekan bsr Wenner – Schlumberger- Endapan delta Daerah Lembah Sungai kerikil, kerakal, pasir cukup besar Wenner – Schlumberger
Arrays Wenner Schlumberger Mise A la Masse Dipole Dipole Pole Dipole
Informasi Teknik Eksplorasi
Grup Explorasi Teknik Geofisika Teknik Geofisika Teknik Geofisika Teknik Geofisika Teknik Geofisika
Sub Grup Explorasi Teknik Elektro Teknik Elektro Teknik Elektro Teknik Elektro Teknik Elektro
Parent ExplorationKonfigurasi Duga
Vertikal Listrik
Konfigurasi Duga
Vertikal ListrikKonfigurasi Profil Listrik Konfigurasi Profil Listrik Teknik Geofisika
Ketersediaan Informasi oleh Teknik Lapangan
Litologi
Komposisi batuan,
mineral dan kandungan
tanah liat
Komposisi batuan,
mineral dan kandungan
tanah liat
Komposisi batuan,
mineral dan kandungan
tanah liat
Komposisi batuan,
mineral dan kandungan
tanah liat
Komposisi batuan,
mineral dan kandungan
tanah liat
Stratigrafi / Struktur
Deteksi jalur permeabel,
zona rekahan,
kesalahan
Deteksi jalur permeabel,
zona rekahan,
kesalahan
Deteksi jalur permeabel,
zona rekahan,
kesalahan
Deteksi jalur permeabel,
zona rekahan,
kesalahan
Deteksi jalur permeabel,
zona rekahan,
kesalahan
Hidrogeologi
Resistivitas dipengaruhi
oleh porositas,
distribusi ukuran butir,
permeabilitas, saturasi
fluida, jenis fluida dan
keadaan fasa air pori.
Resistivitas dipengaruhi
oleh porositas,
distribusi ukuran butir,
permeabilitas, saturasi
fluida, jenis fluida dan
keadaan fasa air pori.
Resistivitas dipengaruhi
oleh porositas,
distribusi ukuran butir,
permeabilitas, saturasi
fluida, jenis fluida dan
keadaan fasa air pori.
Resistivitas dipengaruhi
oleh porositas,
distribusi ukuran butir,
permeabilitas, saturasi
fluida, jenis fluida dan
keadaan fasa air pori.
Resistivitas dipengaruhi
oleh porositas,
distribusi ukuran butir,
permeabilitas, saturasi
fluida, jenis fluida dan
keadaan fasa air pori.
Panas BumiResistivitas dipengaruhi
oleh suhu
Resistivitas dipengaruhi
oleh suhu
Resistivitas dipengaruhi
oleh suhu
Resistivitas dipengaruhi
oleh suhu
Resistivitas dipengaruhi
oleh suhu
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajarandalam mata pelatihan ini, peserta mampumelakukan Analisa dan Interpretasi SurveiTeknologi Geolistrik untuk pendugaanpotensi pemanfaatan airtanah.
Hasil Belajar
1. Menjelaskan Interpretasi Data2. Menjelaskan Metode Empiris dan Semi Empiris3. Memahami Pengenalan Metode 2 Dimensi dan 3 Dimensi4. Melakukan Simulasi Penggunaan Software
Indikator Hasil Belajar
Metode Empiris dan Semi Empiris
01
1) Metode Barnes
2) Metode Komulatif Moore
3) Curve Matching
Pengenalan Metode 2 Dimensidan 3 Dimensi
02Interpretasi Data
03
Simulasi Penggunaan Software
04
1) Mapping2) Sounding
1) Simulasi Penggunaan Software RES2DINV2) Simulasi Penggunaan Software RES3DINV
1) Menghitung Nilai Resistivitas Semu2) Penginputan Data Lapangan3) Pengolahan Data4) Interpretasi Hasil
Outline Pembelajaran
Metode Barner
Dengan:
α = Kedalaman (meter),
K = Faktor Geometri,
R = Hambatan (Ω),
ρα = Resistivitas Semu (Ωm),
ρL = Resistivitas murni Barnes (Ωm)
Umumnya untuk keperluan hidrologi khususnya
pencarian potensi, menentuan kedalaman dan
karakteristik litologi yang bertindak sebagai
akuifer air tanah, maka dilakukan perhitungan
resistivitas murni cara Barnes perkedalaman
10m. Hasil perhitungan ini menggambarkan
perubahan litologi berdasarkan nilai
resistivitasnya.
Metode Empiris dan Semi Empiris
Setelah diperoleh nilai resistivitas murni Barnes untuk tiap-tiap kedalaman, maka dibuat kedalam sebuat grafik plot ρL terhadap kedalaman α,
Tahapan-tahapan Perhitungan Resistivitas Murni Cara Barnes pada Data Geolistrik VES, yaitu
Mengisi kolom K dan ρα pada excel dari hasildata pengukuran lapangan. Kolom K (FaktorGeometri) sesuai dengan konfigurasi yangdigunakan, nilai K diperoleh denganmemasukkan rumus perintah, yaitu= 2π x α1Kemudian sorot kebawah untuk mendapatkannilai K untuk setiap nilai α.
01
Menentukan nilai R, nilai R merupakan nilaihambatan tiap-tiap lapisan, diperoleh daripersamaan ρα = KR, sehingga nilai R, yaitu : =ρα/K
02
Menentukan nilai 1/R, nilai 1/R (Mhos)diperoleh dari = 1/R
Menentukan nilai 1/RL, 1/RL nilai merupakah hambatanmurni Barnes dimana nilai ini merupakam selisih nilaihambatan lapisan yang lebih bawah dikurangihambatan lapisan. Atau pada excel nilai ini diperolehdari rumus perintah, yaitu : untuk lapisan pertama tetap,untuk lapisan kedua, = 1/R -1/R(n-1) dan seterusnya.
03
Menentukan nilai ρL, nilai ρL merupakan nilai resistivitasmurni Barnes atau pada excel diperoleh dari rumusperintah, yaitu : =(2*(3,14)*(B5-B4))/G4 untuk lapisankedua sampai lapisan ke-n, karena untuk lapisanpertama nilai B4 tetap.
04
05
06
Metode Kumulatif MooreSetelah diperoleh nilai resistivitas murni dengan cara
Barnes untuk tiap-tiap kedalaman. Kemudian
dilakukan perhitungan dan penjumlahan resistivitas
murni untuk setiap kedalaman 10 m dengan
menggunakan metode kumulatif Moore. Hasil
perhitungan ini menggambarkan batas lapisan litologi
dibawah permukaan titik pengukuran.
Untuk lapisan ketiga, nilai resistivitas kumulatifnyayaitu merupakan penjumlahan nilai resistivitas murniditambah nilai resistivitas murni atau pada excel, nilaitersebut diperoleh dengan memasukkan rumusperintah, yaitu : = ρL + Σ ρL(n+1), dan begitu seterusnyahingga mencapai kedalaman ke-n (αn).
Adapun tahapan-tahapan perhitungan penjumlahanresistivitas murni perkedalaman 10mmmenggunakan Kumulatif Moore pada data VES, yaitu:
Menjumlahkan nilai resistivitas untuktiap-tiap kedalaman.
Untuk lapisan pertama, nilairesistivitas kumulatifnya yaitu samadengan nilai ρL pada α1 (lapisanpertama).
Untuk lapisan kedua, nilai resistivitas kumulatifnyayaitu merupakan penjumalahn nilai resistivitas murniuntuk α1 ditambah dengan nilai resistivitas murni α1
atau pada excel, nilai tersebut diperoleh denganmemasukkan rumus perintah, yaitu : = ρL + Σ ρL.
01
02
03
04
Hubungan Hasil Geolistrik dengan LapisanPembawa Air
Air terdapat pada
rongga antar butir,
rekahan batuan, gua
bawah tanah ataupun
sungai bawah tanah,
Secara teoritis setiap lapisan batuan
mempunyai tahanan jenis yang
sangat dipengaruhi oleh komposisi
mineral yang terkandung dalam
batuan jika dalam keadaan kering.
Apabila dalam keadaan basah maka
akan dipengaruhi oleh sementasi,
matriks dan cairan yang terkandung
serta lingkungan pengendapan.
Hubungan antara Besarnya Nilai Tahanan Jenis denganJenis Batuan Dapat Dipengaruhi oleh Beberapa Faktor
Batuan sedimen yang lepas akan mempunyai nilaitahanan jenis yang lebih rendah dibandingkan denganbatuan sedimen kompak
Kesarangan / porositas batuan
pH dari air yang terkandung pada rongga batuan
Tahanan jenis batuan bervariasi darisatu tempat ke tempat yang lain dantergantung pada keadaan setempat
1
2
3
4
5
Tahanan jenis dapat berbeda secara menyolok, tidak saja dari satu lapisan ke lapisan yang lain akan tetapi juga dalam satu lapisan batuan
6Temperatur air
7
Permeabilitas atau kesanggupan suatu batuan yang mempunyai pori – pori untuk mengalirkan cairan
Tahapan Pendayagunaan Airtanah dengan Pendugaan GeolistrikLokasi titik duga dan panjang bentangan
harus disesuaikan dengan keadaan
hidrogeologi dan topografi daerahKedalaman lapisan
pembawa air / akifer
Kedalaman batuan
dasar dibawah
endapan alluvial
Kedalaman bidang
kontak antara air
tawar dan air asin
pada daerah pantai
Daerah pengembangan air tanah pada umumnyaterdapat pada 3 (tiga) daerah yang luas yaitu:
Daerah dataran antar pegunungan
Daerah pantai
Daerah lembah sungai yang luas
Curve Matching
Pengeplotan nilai apparent resistivity inibergantung dari jenis konfigurasi yangdigunakan. Untuk konfigurasi wennerlengkung lapangan dibentuk oleh plotantara apparent resistivity (ρα) terhadapkedalaman (α). Lengkung lapangan yangdiperoleh disesuaikan dengan lengkungbaku (curve matching). Kemudiandiintepretasi ketebalan dan jenis litologiberdasarkan nilai resistivitasnya.
Tahapan matching curve merupakantahapan pengolahan geolistrik untukkonfigurasi schlumberger. Matching curveini diperlukan untuk mengkoreksi datalapangan hingga mendapatkan kedalamandan resistivity semu.
Tahapan Matching Curve1
Tahap ini merupakan tahap untuk
mengeplot nilai AB/2 sebagai axis (X)
dan resistivity lapangan sebagai
ordinat (Y). Untuk melakukan plotting
data lapangan menggunakan diagram
double log.
Tahap ploting nilai lapangan
Tahapan Matching Curve2
Tahap ini merupakan tahap
pengoreksian hasil plotting yang
ditarik trendnya dengan kurva
untuk pengoreksinya. Tahapan ini
diperlukan kurva standart sebagai
penentu nilai untuk koreksi dan
kurva koreksi.
Tahap Penyesuaian atau Koreksi Kurva
Tahap perhitungan dilakukan untuk mendapatkan
kedalaman semu dan resistivitas semu.
Tahap Perhitungan3
Mapping
Tujuan mapping adalah untuk mengetahui
variasi resistivitas secara lateral. Oleh karena
itu teknik mapping dilakukan menggunakan
konfigurasi elektroda tertentu dengan jarak
antara elektroda tetap.
Sounding
Istilah sounding diambil dari vertical electrical
sounding (VES) yaitu teknik pengukuran
geolistrik yang bertujuan untuk
memperkirakan variasi resistivitas sebagai
fungsi dari kedalaman pada suatu titik
pengukuran.
Interpretasi Data
SoundingBeberapa tipekurva soundingyang menunjukansecara kualitatifvariasi resistivitassebagai fungsikedalaman
Sumber : Telford, 1990
Menghitung Nilai Resistivitsa Semu
Pengenalan Metode 2D dan 3D
Dimana:R = tahanan dalam ohmV = perbedaan potensial
listrik dalam voltI = perbedaan arus
listrik dalam amper
Nilai tahanan jenis semu (apparentresistivity) diperoleh dari setiapperbedaan perpindahan elektrodearus adalah perkalian antara faktorK dengan nilai tahanan R.
Penentuan kedalaman lapisan tergantung pada beda
elektrode arus AB dan urut-urutan tahanan di bawah
muka tanah. Pada umunya penetrasi kedalaman
adalah antara AB/4 sampai AB/10 ataupun AB/3.
Tahanan listrik antara dua titik dapat diketahui
dengan Hukum Ohm yaitu:
R = V/I
Dimana:ρ = tahanan jenis dalam ohm-meterL = panjang dalam meterA = luas area dalam m2
K = faktor geografis
Tahanan atau resistivity dari suatu bahan adalah tahanan
antara dua sisi yang berlawanan pada suatu tabung, dan
mempunyai satuan ohm-meter. Tahanan dari bahan atau
material berbanding terbalik dengan daya hantar listrik
(conductivity). Tahanan dari suatu kawat uniform yang
panjang atau contoh inti batuan berbentuk silinder adalah:
R = ρ L/A = ρ/K
Pelaksanaan pendugaan geolistrik tahanan
jenis di lapangan adalah mengalirkan arus
listrik (I) ke dalam tanah melalui 2 batang
elektroda arus (AB) dan akan menghasilkan
perbedaan potensial (∆v) yang diukur melalui 2
elektroda potensial (MN). Pada suatu
pengukuran potensial V kontak antara
elektroda dengan tanah harus tidak terganggu.
Perhitungan ∆v/∆I maka nilai tahanan jenis
yang diperoleh adalah tahanan jenis semu (ρa)
dari tanah pada daerah lokasi pengukuran.
Line 1 : Nama lintasan pengukuran.
Line 2 : Spasi elektroda terkecil
Line 3 : Jenis konfigurasi (Wenner = 1, Pole-pole = 2, Dipole dipole = 3, Pole-dipole = 6, Wenner Schlumberger = 7).
Line 4 : Jumlah total titik data.
Line 5 : Jenis lokasi-x untuk titik-titik data. Masukan angka 0 jika lokasi elektroda pertama dalam konfigurasi digunakan untuk mengukur titik data.
Masukkan 1 jika titik data terletak pada titik tengah konfigurasi.
Line 6 : Tanda untuk data IP (masukan 0 untuk data tahanan jenis)
Line 7 : Lokasi-x, spasi elektroda, faktor seperasi elektorada n dan nilai tahanan jenis pada titik data pertama.
Line 8 : Lokasi-x, spasi elektroda, n, nilai tahanan jenis semu pada titik data kedua.
Line 9 : Dan seterusnya
Untuk mengakhiri input data, ketikkan 4 angka 0 pada empat Line terakhir
Penginputan Data LapanganRES2DINV
Baris 1 Nama lintasan pengukuran
Baris 2 Ukuran grid X
Baris 3 Ukuran grid Y
Baris 4 Unit spasi elektroda arah X
Baris 5 Unit spasi elektroda arah Y
Baris 6 Tipe konfigurasi, masukan 2 untuk konfigurasi pole-
dipole
Baris 7 Jumlah titik datum
Baris 8 Untuk tiap datum, masukan lokasi x dan y dari
elektroda arus lokasi x dan y dari elektroda
tegangan, nilai tahanan jenisnya.
Baris 9 Dan seterusnya ulangi untuk tiap datum
Untuk mengakhiri input data, letakkan 4 angka 0 pada empat
baris terakhir.
RES3DINV
Penginputan Data Lapangan
0504
0102
03
Pengolahan Data
Langkah-langkah
pengolahan data
RES2DINV dan
RES3DINV adalah
sebagai berikut:
Menghitungnilai resistivitassemu
Buka RES2DINVatau RES3DINV
Setelah dipilihakan muncul pesanpembacaan datasukses, kemudianklik OK.
Kemudian pilihmenu Inversiondan pilih Leastsquares inversion.
Untuk merubah nilaiRMS tersebut dapatdiatur parameterinputan yangterdapat pada menuChange Setting.
06 0807
Mengubahnilai DampingFactor.
Kemudian klikOptimize DampingFactor
Kemudian aturVertical/HriosntaloFlatness Ratio.Dalam contoh iniakan diberikannilai 2.
Pengolahan Data
1312
0910
11
Pada pilihan FiniteMesh Grid Size
Pada pilihan UseFinite Elementmethod terdapatpilihan forwardmodelling yangakan kitagunakan.
Pada pilihan MeshRefinement
Pada pilihanNumber ofiteration, aturjumlah iterasiyang akandilakukan.
Selain mengatursetting inputan, kitajuga dapatmenghilangkan nilaidatum yang dirasakurang baik
14 1615
Kemudiankembali keproses inversi.Inverison>Least SquareInversion.
Untuk menampilkandata pilih Displaykemudian pilih ShowInversion Result.
Apabila data terdapatkonten topografi danakan memunculkannyapilih Include Topographyin Model Display.
Interpretasi HasilDasar untuk membuat Horizontal profiling,terlepas dari rangkaian elektroda yangdigunakan adalah semakin jauh dari sumberarus pengukuran potensi, atau perbedaanpotensial, atau medan listrik yang dibuat,maka semakin dalam penyelidikan. Padaprospeksi geofisika kedalaman penyelidikantergantung pada seberapa jauh jarak duaarus elektroda ditempatkan, tetapi kondisiini tidak diperlukan untuk konfigurasidipol-dipol. Selanjutnya, ketika konfigurasiWenner atau Schlumberger dengan jarakantara elektroda saat ini meningkat, jarakantara arus dan elektroda potensial di pusatkonfigurasi juga meningkat.
Horizontal Profilling
Data sounding listrik dipengaruhi olehheterogenitas vertikal dan horizontal. Makapelaksanaan, interpretasi, dan penyajiandata harus lengkap sehingga variasihorizontal dalam resistivitas dapatdibedakan dengan mudah dari yangvertikal.
Vertical Electric Sounding
Interpretasi Hasil
Ketika mencoba untuk menyelidikibagaimana resistivitas perubahan dengankedalaman, perlu beberapa pengukuranbahwa masing-masing memberikankepekaan kedalaman yang berbeda. Halini dicapai melalui resistivitas sounding dimana pemisahan elektroda besarmemberi lebih mendalam sensitivitas.
Plot resistivitas sebagai fungsi log daribeberapa ukuran elektroda pemisahan:1) Wenner - a spasi2) Schlumberger – AB/23) Dipole-Dipole – n spasi
Asymptotes:1) Spasi pendek << h1
ρa = ρ12) Spasi panjang >> total ketebalan lapisan atasnya
ρa = ρnUntuk mendapatkan ρa = ρtrue menengah lapisan,lapisan harus tebal relatif kedalaman.
Vertical Electric Sounding (M.H Loke, 2004)
Simulasi Penggunaan Software RES2DINV
Simulasi Penggunaan Software
RES2DINV adalah sebuahprogram komputer, secaraotomatis menentukanmodel resistivity 2 dimensi(2D) untuk bawahpermukaan dari data hasilsurvei geolistrik.
Model 2D menggunakan programinverse, yang terdiri dari sejumlah kotakpersegi
Susunan dari kotak-kotak ini terikatoleh distribusi dari titik datum dalampsuedosection
Distribusi dan ukuran dari kotak secaraotomatis dihasilkan dari program makajumlah kotak tidak akan melebihijumlah datum point
Subrutin dari pemodelan ke depandigunakan untuk menghitung nilaitahanan jenis semu dan teknik optimasileast-square non linier digunakan untukrutin inversi
Simulasi Penggunaan Software RES3DINV
RES3DINV adalah sebuah
program komputer secara
otomatis menentukan model
resistivity 3 dimensi (3D)
untuk bawah permukaan dari
data hasil survei geolistrik.
Model 3D menggunakan programinverse, yang terdiri dari sejumlah kotakpersegi
Susunan dari kotak-kotak ini terikatoleh distribusi dari titik datum dalampsuedosection
Distribusi dan ukuran dari kotak secaraotomatis dihasilkan dari program makajumlah kotak tidak akan melebihijumlah datum point
Menu Utama
Pada Tool bar diatas terdapat tampilan - tampilan kolom : File, Edit,
View, Configuration, Option, Windows, Processing, Tools dan Help.
Masing – masing alat bantu / tool berfungsi sebagai berikut :
New
Open
Close
Save
Save as
Print Setup
Exit
File baru
file yang telah disimpan dan akan
disajikan / diolah kembali
file yang telah selesai diolah dan
kemudian ditutup / simpan
file yang akan disimpan
file disimpan sebagai
tata olah cetak mencetak
keluar dari perangkat lunak
Insert Row
Delete Row
Clear Table
Rename File
Remove File
Active Directory
Menyisipi baris pada kolom
Menghapus baris
Menghapus semua isian tabel
Memberi nama baru file
Menghapus file
Mengaaktifkan direktori penyimpanan file
Normal
Full Screen
Speedbar 1
Speedbar 2
Menu tampilan pada layar
Berisikan pilihan perangkat lunak untuk
analisa
dan iterasi dari konfigurasi :
- Schlumberger
- Wenner
- Dipole-dipole
- Equatorial-dipole
- Azimuthal-dipole
- Radial-dipole
- Perpendicular-dipole
- Parallel-dipole
Observed Data
Forward Model
Invers Model
Interpeted Data
Pilhan Program Window untuk:
Observasi Data
Model Perhitungan Maju
Model Perhitungan Mundur
Data yang Telah Diinterpretasi
Iterasi
RMS
Filter
Azimuth
Grafik
Pilihan untuk nilai-nilai:
Berapa Kali Perulangan
Nilai Rerata
Jenis Penyaringan
Pilihan Sumbu Grafis
Jenis Tampilan Grafis
Forward Processing
Invers Processing
Pemilihan tata cara proses
Proses maju
Proses mundur
Resistivity table
Electrode Configuration
Alat bantu :
Tabel nilai2 resistivitas batuan
Model / gambar konfigurasi
Help Topic
About
Bantuan :
Tatacara bantuan
Tentang perangkat lunak
Spacing pada konfigurasi
Schlumberger biasa disebut “AB/2”
atau ½ jarak antara elektroda arus
terluar (1/2 jarak A-B).
Spacing atau “a” pada konfigurasi Wenner
merupakan jarak antar elektroda potensial
(M-N) atau jarak dari elektroda arus ke
elektroda potensial terdekat (A-M atau B-N).
Sedangkan “Observed Data”
merupakan nilai resistivitas
semu yang diukur dilapangan.
Contoh Pemasukan Data & Prosesing dengan SoftwareProgress V 3.0
No.AB/2 MN Range Reading Current
KRho
(m) (m) (Skala) (mVolt) (mAmp) (Ohm.m)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 1.0 0.6 5000 19.00 115.0 4.8 39.36
2 2.0 0.6 1000 18.00 110.0 20.5 33.50
3 3.0 0.6 500 12.00 100.0 46.7 27.99
4 4.0 0.6 250 12.00 100.0 83.3 24.99
5 5.0 0.6 100 17.00 100.0 130.4 22.17
6 6.0 0.6 100 13.00 100.0 188.0 24.44
7 7.0 0.6 100 10.00 100.0 256.1 25.61
8 8.0 0.6 50 18.50 110.0 334.6 28.14
9 9.0 0.6 50 15.00 110.0 423.6 28.88
10 10.0 0.6 50 12.50 100.0 523.1 32.70
11 12.0 4.0 250 14.00 110.0 110.0 34.99
12 14.0 4.0 250 12.00 130.0 150.8 34.80
13 16.0 4.0 100 19.00 100.0 197.9 37.60
14 18.0 4.0 100 16.50 110.0 251.3 37.70
15 20.0 4.0 100 36.00 310.0 311.0 36.12
16 24.0 4.0 100 30.50 360.0 449.2 38.06
17 28.0 4.0 100 30.00 510.0 612.6 36.04
18 32.0 4.0 100 17.00 410.0 801.1 33.22
19 36.0 4.0 100 14.00 470.0 1014.7 30.23
20 40.0 4.0 50 18.00 400.0 1253.5 28.20
21 45.0 8.0 100 18.00 530.0 788.9 26.79
22 50.0 8.0 100 10.00 430.0 975.5 22.69
23 55.0 8.0 50 12.00 360.0 1181.6 19.69
24 60.0 8.0 25 17.00 310.0 1407.4 19.30
25 70.0 8.0 10 17.00 180.0 1917.9 18.11
Data teknis lapangan tahanan jenis semu T_26
Veteran Jaya
Masukkan data spasi (kolom 2) dan perhitungan akhir -Rho
(kolom 8) kedalam program
No.
AB/2 MN Range Reading Current
K
Rho
(m) (m) (Skala) (mVolt) (mAmp) (Ohm.m)
1 2 3 4 5 6 7 8
26 80.0 8.0 5 18.00 140.0 2507.0 16.12
27 90.0 8.0 5 16.00 190.0 3174.6 13.37
28 100.0 8.0 5 21.00 320.0 3920.7 12.86
29 120.0 20.0 10 26.00 480.0 2246.2 12.17
30 140.0 20.0 10 24.50 690.0 3063.1 10.88
31 160.0 20.0 5 12.00 220.0 4005.5 10.92
32 180.0 20.0 2.5 14.00 180.0 5073.7 9.87
33 200.0 20.0 5.0 13.00 440.0 6267.5 9.26
34 225.0 20.0 5.0 13.00 580.0 7936.4 8.89
35 250.0 20.0 1.0 23.00 290.0 9801.8 7.77
36 275.0 20.0 1.0 17.00 260.0 11863.4 7.76
37 300.0 20.0 1.0 21.00 390.0 14121.5 7.60
Data teknis lapangan tahanan jenis semu T_26
Veteran Jaya
Masukkan data spasi (kolom 2) dan perhitungan akhir -Rho
(kolom 8) kedalam program
Penyimpanan Data
Setelah pemasukan data (data entry) selesaikemudian data tsb. dimasukkan kedalam itemkolom Observed Data, kemudian disimpan filetersebut, File > Save as, disimpan dengan namafile : T_26 (sesuai dengan nama titik dugalapangan).
Selanjutnya, dipilih konfigurasibentangan data resistivity sesuai dengankonfigurasi Schlumberger yang dilapangan, maka kita.pilih menu Configurations > Schlumberger
Atau langsung klik ke sub menu Sc
Pada window Forward Modeling,kita melakukan perkiraan adaberapakah lapisan batuanberdasarkan kurva resistivity yangsudah diinput datanya, kemudianperkiraan kedalaman dari masing –masing lapisan tersebut sertaperkiraan nilai resistivitas semulapisan – lapisan tersebut.
Maka akanterdapattampilan padagambar padahalamanberikut
Prakiraan sementaraterdapat 5 – 6perlapisan batuan
Dicoba untuklapisan 1nilainyamasukkan nilairesistivitysekitar 45 Ωm
Lapisan 2 memiliki nilai lebihrendah dari lapisan 1 karenaterlihat dari kurva resistivitynyamenurun, kita coba masukkanangka kedalaman 1,0 m lalukemudian kita klik ikon
Forward Processing
Titik biru pada grafik resistivity merupakan data pengukurandilapangan, sedangkan kurva kuning merupakan kurvapemodelan dari data lapangan, sedangkan grafik biru merupakanparameter model (kedalaman dan resistivitas semu).
Untuk penentuan angka – angka model parameter kedalaman dannilai resistivitas semu, kita selaku interpreter harus sering melakukanuji coba sejumlah angka hingga akhirnya didapatkan kecocokan ataumendekati kecocokan antara data pengukuran di lapangan (titik biru)dengan kurva pemodelan resistivity (kurva kuning).
Dengan cara trial & error dicoba berkali-kali akan mendapatkannilai ketebalan dan nilai resitivitas dari perlapisan
Hasil perhitungan nilai Root Mean Square (RMS)
sedapat mungkin dibawah 5 %,
Beberapa kali uji coba perbaikan pada kurva kuning yang
akhirnya didapatkan nilai RMS dari semula 5,0632%
kemudian uji coba berikutnya didapatkan nilai 4,3986%
seperti pada contoh gambar berikut.
Setelah kita menganggap hasilForward Modeling yang kitalakukan sudah mendekati atauberhimpit dengan titik – titik kurvaresistivity lapangan, langkahselanjutnya adalah melakukandengan sistim Inverse Modeling.
Mula – mula kita klik windowInverse Modeling
Maka akan muncul tampilanwindow Inverse Modeling yangisi awalnya sama dengan yangada di window ForwardModeling, namun di WindowInverse Modeling kita tidak bisamelakukan perubahan atauedit nilai kedalaman dan nilairesitivity yang terdapat dalamkolom Model Parameter.
Pada window Inverse Modeling inikita hanya melakukan“penyesuaian” atau“menghimpitkan / Matching Curve“antara titik – titik data resistivityyang diambil dilapangan dengankurva resistivity modelingsemaksimal mungkin agar salingberhimpitan, hal ini bisa juga dilihatnilai dari RMS (Root Mean Square)antara sebelum dan sesudahdilakukannya proses InverseProcessing.
Hasil akhir dari proses pengolahan data resistivitasini bisa kita lihat pada Window Interpreted Data
Hasil keseluruhan pada window Interpreted Data akan tersaji sebagai 2 (dua) gambar halaman berikut
Hasil keseluruhan pada Window Interpreted Data, bisa
kita simpan dalam bentuk file image dengan format
.bmp dengan cara klik File > Print To File
Data tersebut disimpan dengan nama file: T_26.bmp
Hasil Interpretasi Studi Kasus
Desa Veteran Jaya, di Air Tuha, Kec. Martapura, Kab. Ogan Komering Ulu Timur, Prov.
Sumatera Selatan.
Kelompok batuan dengan tahanan jenis antara 20 ~ 91 Ωm, terdiri dari fragmen berbutir halus ~
sedang. tersusun oleh batupasir lempungan dan tuf.
Tingkat kelulusan rendah ~ sedang, ditafsirkan berupa pasir, pasir lempungan tuffaan termasuk
dalam Formasi Kasai (QTk)
Simulasi Penggunaan SoftwareRES2DINV
Penginputan Data RES2DINV pada NotepadLine 1 : Nama lintasan pengukuran.Line 2 : Spasi elektroda terkecilLine 3 : Jenis konfigurasi
(Wenner = 1, Pole-pole = 2, Dipole dipole = 3,Pole-dipole 6, Wenner-Schlumberger =7).
Line 4 : Jumlah total titik data.Line 5 : Jenis lokasi - X untuk titik-titik data.
Masukan angka 0 jika lokasi elektroda pertama dalam konfigurasi digunakan untukmengukur titik data. Masukkan 1 jika titik data terletak pada titik tengah konfigurasi.
Line 6 : Tanda untuk data IP (masukan 0 untuk data tahanan jenis)Line 7 : Lokasi-x, spasi elektroda, faktor seperasi elektroda n dan nilai tahanan jenis pada
titik data pertama. Lokasi-x, spasi elektroda, n, nilai tahanan jenis semu pada titikdata kedua. dst(bila ada data elevasi dapat dimasukkan pada baris bawah)
Line 8 : Untuk mengakhiri input data, ketikkan 4 angka 0 pada empat Line terakhir.
Baris 1 : Nama lintasan pengukuranBaris 2 : Spasi elektroda terkecilBaris 3 : Jenis KonfigurasiBaris 4 : Jumlah titik dataBaris 5 : IP = 0 &Baris 6 : Tipe konfigurasi, masukan 2
untuk konfigurasi pole- dipoleBaris 7 : Lokasi titik, elektroda arus
elektroda potensia-nilai n, rho-tahanan jenis
Baris 8 : Untuk mengakhiri angka 0sebanyak 4 kali
Menghitung Nilai Resistivitas Semu dan Dimasukkan Kedalam Tabel Bentuk Notepad
Menginstalasi Software RES2DINV ver 3.53
• Res2Dinv• Autorun• JACOBWIN• Setup
Kopi-kan Re2dinv.exe serta Jacobwin.exedari sumber / CD / Flashdisk ke folderc:\res2dinv, kemudian klik yes jika muncul“message box overwrite”
Klik dua kali Jacobwin.exe yang sudah di-kopi kedalam folder tersebut
Klik pada ikon Jacobwin menucalculate klik CalculateJacobian, tunggu sampaiproses kalkulasi selesai
Kalkulasi mungkinmembutuhkan waktusampai 10 ~ 15 menit
Software RES2DINVver 3.53 telah siapuntuk digunakan
Kemudian pindah pada kolom
Inversion klik sub menu Choose
Logarithm of Apparent Resistivity Kemudian muncul sub
menu logarithm,
Pilih / klik apparent
resistivity
Nilai RMS error 7,6 %
harus diolah
kembali / diperkecil
Kembali ke Menu
Edit
Pilih / klik sub
menu Exterminate
Bad Datum Points
Pilih / klik sub
menu
Exterminate Bad
Datum Points
Muncul tampilan
data yang akan di
perhalus
(smoothing)
Klik titik - titik
datum yang di
smoothing (titik
menjadi warna
merah)
Titik – titik datum yang
sekiranya tidak baik atau
kurang selaras, agar di klik
dengan mouse dan akan
tampil tanda + warna
merah yang berarti titik
tersebut di eliminasi
sampai titik – titik lintasan
dirasa cukup baik.
Kemudian keluar / exit,
akan muncul beberapa
pernyataan bahwa lintasan
tersebut telah di edit.
(Exit Quit Edit Window
Remove Datum Point
Choice Data Set has
been Updated. General
Array Data Set
Simpan file pada direktori
File Data tersimpan
dengan *.DAT. (dapat tetap
memakai nama lama atau
nama baru, sesuai selera
dan keperluan selanjutnya).
Kemudian file yang telah
diperbaiki tersebut dipanggil
kembali dengan Menu File
Read Data File (slide 49)
Dan kemudian dilakukan prosespengolahan seperti yang telahdilaksanakan, sampai iterasi RMSsesuai dengan kehendak
Pada proses iterasi kedua
diperoleh RMS sebesar 5.4 %
dan proses dilanjutkan
sampai mencapai RMS 4.1 %.
Kemudian apabila datalapangan sesungguhnya masihdirasa RMS error tinggi makadapat dilakukan pengolahanlebih lanjut dengan mengubahparameter input pada ChangeSetting
Kemudian pilih menu
Inversion dan pilih Least
squares inversion.
Muncul hasil nilai inversi
Dimana Line 1 adalah data rho apparent hasil inputan. Pada Line 2adalah perhitungan dari rho apparent dan pada Line ketiga adalah hasilinversi yang di dapat. Dalam contoh diatas nilai RMS error nya tinggi,naka diperlukan pengurangan nilai RMS sehingga model mendekatidengan kondisi lapangan.
• Untuk merubah nilai RMS tersebut
dapat diatur parameter inputan yang
terdapat pada menu Change Setting.
• Klik Damping Factor
• Mengubah nilai Damping Factor. Karena
asumsinya data kita banyak noise maka
gunakan faktor damping awal yang
relatif kecil (sebagai contoh 0.1), dan
minimum damping faktornya 0.03.
• Kemudian klik OK.
Kemudian klik Sub Menu Damping
Factor, akan muncul tampilan pada
gambar berikut.
Bahwa damping factor mempunyai
nilai dari 0,25 sampai 0,05.
Apabila pada data lapangan terjadi
banyak koreksi noise, maka
sebaiknya dipakai faktor damping
awal yang relatif kecil, katakanlah 0,1
dan nilai minimum damping factor
0,10 sampai 0,01. katakanlah pilih
nilai 0,03.
Kemudian klik OK.
Untuk merubah nilai RMS tersebut dapat diatur
parameter inputan yang terdapat pada menu
Change Setting.
Mengubah nilai Damping Factor. Karena
asumsinya data kita banyak noise maka
gunakan faktor damping awal yang relatif kecil
(sebagai contoh 0.1), dan minimum damping
faktornya 0.03. Kemudian klik OK.
Kemudian klik Optimize Damping Factor yes
Kemudian Vertical / Horisontal Flatness Ratio.
Pemilihan Vertical / Horisontal Flatness Ratio
berfungsi untuk mempertajam arah anomali
sendiri,
Apabila arah anomaly menghasilkan nilai yang
memanjang secara vertical maka nilai Vertical
/ Horisontal Flatness Ratio dapat ditingkatkan,
Apabila secara horisontal dapat direndahkan.
Kemudian lanjut ke Sub Menu Finite Mesh
Grid Size.
Silahkan klik pada pilihan 4 nodes.
Pemilihan 4 nodes ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil prosesing data
dimana pada resistivitas yang kontras
akan memberikan hasil yang cukup jelas.
Pilih Finite Mesh Grid Size, klik pada
pilihan 4 nodes.
Pemilihan 4 nodes ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil prosesing data
dimana pada resistivitas yang kontras
akan memberikan hasil yang lebih jelas.
Pada pilihan Use Finite Element Method
terdapat pilihan forward modelling
yang akan kita gunakan.
Pada contoh ini kita menggunakan
Finite-Element, karena didasarkan data
yang kita gunakan terdapat konten
topografinya, bila tidak ada konten
topografinya maka gunakan Finite
Difference.
Dan pada Type of Finite Element kita
pilih triangular.
Kemudian klik OK.
Pada pilihan Use Finite Element method terdapat pilihan
forward modelling yang akan kita gunakan. Dan pada
Type of Finite element kita pilih triangular. Kemudian klik
OK.
Pada pilihan Finite Mesh Grid Size, klik pada pilihan 4
nodes. Pemilihan 4 nodes ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil prosesing data dimana pada
resistivitas yang kontras akan memberikan hasil yang
lebih jelas.
Pada pilihan Mesh Refinement
bertujuan untuk memberikan nilai
perhitungan pada resistivity menjadi
lebih akurat pada arah vertical.
Terdapat 3 tipe (normal mesh, finer
mesh, finest mesh). Pemilihan
berdasarkan pada kontras resistivitas
yang terdapat pada data.
Pada contoh ini kita gunakan finer
mesh dan pemilihan node 4 nodes.
Pada pilihan Number of Iteration, atur
jumlah iterasi yang akan dilakukan.
Selain mengatur setting inputan, kita juga
dapat menghilangkan nilai datum yang
dirasa kurang baik, dengan cara memilih
Edit pada menubar kemudian pilih
Exterminated Bad Datum Point, Setelah
diklik akan muncul tampilan seperti di
bawah ini:
Kemudian kembali ke proses inversi.
Inverison> Least Square Inversion. Lihat
perbedaan nilai RMS errornya, apakah
semakin kecil atau malah semakin besar.
Yang bagus adalah RMS errornya kecil.
Ketik angka iterasi yang telah dilakukan berdasarkanproses inversi sebelumnya. Pada pilihan Set ResistivityContour Value pilih Logaritmic Contour Interval. Klik OK
Kemudian kembali ke proses awal Edit
Exterminate Bad Datum Point.
Lihat perbedaan nilai RMS errornya,
apakah semakin kecil atau malah
semakin besar.
Yang bagus adalah RMS errornya kecil.
Bilamana tetap besar lanjutkan proses
perbaikan datum sampai selesai
Proses Inverison Least Square
Inversion dst
Untuk menampilkan data pilih
Display kemudian pilih Show
Inversion Result. Pada pilihan
Display Section klik pilihan Display
data and model section
Muncul tampilan seperti ini:
Apabila data terdapat konten
topografi dan akan
memunculkannya pilih Include
Topography in Model Display.
Model 2-D dan 3-D menggunakan program inversi yangterdiri dari kotak persegi. Susunan kotak persegi initerikat oleh distribusi titik datum dalam psuedosection.Subrutin dari pemodelan ke depan digunakan untukmenghitung nilai tahanan jenis semu dan teknik optimasileast-square non linier digunakan untuk rutin inversi.
Nilai tahanan jenis semu (apparent resistivity) diperoleh darisetiap perbedaan perpindahan elektrode arus adalah perkalianantara faktor K dengan nilai tahanan R. Variasi dari setiap nilaitahanan jenis semu diperoleh dari penambahan atauperpindahan elektrode arus sesuai dengan penetrasi arus yangmasuk. Keadaan operasioanl yang sama dapat dilakukan padaaturan Wenner ataupun offset Wenner. Interpretasi hasilnyaadalah horizontal profiling dan vertical electrical sounding.
Rangkuman
Evaluasi1. Jelaskan tentang Pengertian Konsep Dasar Survei Geolistrik 1D, 2D dan 3D
2. Jelaskan beberapa macam Perangkat Lunak Survei Geolistrik
3. Jelaskan tentang perbedaan Hasil Perangkata Lunak 1D, 2D dan 3D
4. Jelaskan tatacara Survei Mapping Geolistrik
Terima Kasih
Analisis dan Interpretasi Data Geolistrik untuk Airtanah
Pelatihan Teknologi Geolistrik 2 Dimensi untuk
Perencanaan Pemanfaatan Potensi Airtanah
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
BALAI UJI COBA SISTEM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI