ANALISA PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
-
Upload
siakesaunggul -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of ANALISA PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
TUGAS HASIL PRAKTIKUM
ANTHROPOMETRI
Untuk memenuhi tugas
PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN
ERGONOMI
Oleh :
KELOMPOK 10
1. LUKI FERLIANSYAH NIM. 2013-21-045
2. RISKHA LINDAWATI NIM. 2013-21-029
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat
tuhan yang maha esa, berkat rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan penulisan
praktikum Analisis Sistem Perancangan kerja
“Tempat Tidur Multifungsi” yang menggunakan
data antrho untuk spesifikasinya, dengan baik
dan tepat pada waktunya. Untuk itu kami
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Novi Erni, MM, selaku dosen
serta Asisten dosen selaku pembimbing
yang telah memberikan pengarahan serta
dukungannya;
2. Orang tua serta teman-teman serta pihak
di Universitas Esa Unggul yang telah
memberikan
Kami sangat menyadari bahwa tulisan ini
masih memiliki banyak kekurangan. Karenanya,
saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan.
Jakarta, 13 Oktober 2014
Riskha Lindawati Luki
Ferliansyah
(Nim.201321029)
(Nim.201321045)
`BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era modern ini banyak sekali produk-
produk yang diproduksi oleh manusia yang
memiliki kecanggihan dan mempunyai fungsi
yang cukup besar bagi keperluan manusia dalam
kesehariannya. Namun terkadang produk-produk
tersebut tidak memiliki nilai yang baik bagi
kesehatan, dikarenakan hanya melihat pada
sisi desain bukan pada kenyamanan saat
digunakan. Untuk itu dalam tugas Analisis
Perancangan dan Sistem Kerja kami menggunakan
data antrhro sebagai spesipikasi dalam
pembuatan produk ini, hal itu untuk
mengetahui apa saja yang harus kami tambahkan
agar produk ini memiliki nilai lebih
dibanding produk sejenis.
Dewasa kini Indonesia telah menjadi
salah satu negara yang tingkat
perekonomiannya tinggi, oleh karenanya
permintaan akan barang dan jasa sangat besar
dan untuk menunjang itu semua diperlukan
adanya kemudahan dalam mengakses segala hal
termasuk juga memperkecil tingkat kesalahan
dalam melakukan pekerjaan itu sendiri. Disini
kami akan membuat produk tempat tidur
multifungsi sebagai pemenuhan dalam tugas
Analisis Sistem dan perancangan kerja.
Alasannya untuk mempermudah seseorang dalam
melakukan aktivitas, selain itu juga demi
menghemat sebuah ruangan.
Sesuai dengan namanya produk tempat tidur
multifungsi, mencakup banyak hal yakni adanya
meja belajar atau tempat komputer, lemari,
serta ornament penghias pada sisi bawah
tempat tidur. Menurut kami dengan adanya
pembuatan produk ini sangatlah berguna,
dikarenakan dapat dengan mudahnya mengakses
segala hal yang dibutuhkan.
1.2 Tujuan Penelitian
1. Mampu mengetahui interaksi manusia,
mesin, peralatan, bahan, maupun
lingkungan kerja.
2. Mengerti cara pengukuran data
anthropometri sebagai spesipikasi dalam
merancang dan mendesain sebuah produk.
3. Memahami bagaiman cara konsep berfikir
(procedural) dalam menganalisa dan
merancang serta mengefesienkan suatu
perangkat kerja.
4. Mampu mendesain sebuah produk dengan
menggunakan sketchup dan membuat dalam
bentuk produk jadi.
1.3 Pembatasan Masalah
1. Pengambilan data dilakukan di
Laboratorium Teknik Industri Kampus
Emas Universitas esa unggul Jakarta,
saat Praktikum Analisis Perancangan
Sistem Kerja yang dilaksanakan pada
tanggal 12 oktober 2014.
2. Pengukuran dimensi berupa data
antropometri statis dan data
antropometri dinamis, dan data yang
diambil dari 100 mahasiswa teknik
industri reguler dan karyawan.
3. Data dimensi tubuh berjumlah 5 data
dengan data antropometri statis
sebanyak 5 data dan data antropometri
dinamis sebanyak 38 data.
4. Data dimensi tubuh yang digunakan
praktikum kali ini data dari 100
mahasiswa teknik industri reguler dan
karyawan, yang digunakan untuk
merancang sebuah tempat tidur
multifungsi.
1.4 Sistematika Penulisan
1. Penjelasan dari dosen maupun dari
asisten dosen mengenai bagaimana sebuah
produk dapat bernilai efesien serta
efektif saat digunakan.
2. Hal-hal mengenai produk tempat tidur
multifungsi ini dipaparkan secara
terperinci dan sistematis
3. Data anthro yang didapatkan akan
digunakan sebagai pembuatan produk agar
sesuai dengan tujuan penelitian yakni
mengefisienkan benda kerja
4. Dengan adanya tulisan ini kami berharap
akan menambah nilai akan produk yang
kami buat ini
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Kerja
Berbicara tentang perancangan sistem kerja
tidak lepas dari nama F.W. Taylor yang
merupakan orang yang pertama kali menemukan
ilmu ini serta menerapkannya, walaupun pada
dasarnya dia bukan orang yang berkecimpung
pada bidang pendidikan maupun penelitian,
namun dia merupakan bapak dari dua ilmu besar
yakni managemen dan teknik industri (seorang
praktisi). Dengan temuan beliau banyak sekali
keuntungan serta perubahan pada proses
pengerjaan yang lebih interaktif serta
efesien dalam bekerja.
Disimpulkan bahwa perancangan sistem kerja
merupakan suatu ilmu dimana teknik-teknik dan
prinsif-prinsif untuk mendapatkan rancangan
terbaik dari sistem kerja yang saling
berhubungan. Teknik-teknik dan prinsif-
prinsif ini digunakan untuk mengatur
komponen-komponen sistem kerja yang terdiri
dari manusia dengan sifat dan kemampuannya,
peralatan kerja, bahan, serta lingkungan
kerja sedemikian rupa sehingga dicapai
tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi
bagi perusahaan serta sehat, aman, nyaman
bagi para pekerja. Secara garis besar
pengukuran kebaikan rancangan sistem kerja
berdasarkan pada waktu, beban fisik yang
dialami, serta akibat-akibat psikologis dan
sosiologis yang ditimbulkannya. Untuk itu
diperlukan ketelitian dalam merancang serta
mendesain suatu produk karena akan sangat
mempengaruhi kinerja seseorang dalam
melakukan aktivitasnya.
2.2 Ergonomi
Dalam sistem kerja manusia berperan
sentral untuk merencanakan, merancang,
melaksanakan, mengevaluasi sistem yang
bekerja secara keseluruhan yang harus
terorganisir untuk memperoleh hasil yang
memuaskan. Agar hasil yang dicapai maksimal
maka diperlukan suatu prinsif dimana
seseorang harus mengoptimalkan kinerjanya
demi tercapainya sistem yang ergonomi.
Yang dimaksud dengan ergonomi adalah
cabang ilmu yang memanfaatkan informasi-
informasi sifat, kemampuan, dan keterbatasan
manusia dalam merancang suatu sistem kerja
sehingga seseorang dapat bekerja pada sistem
itu dengan baik, hal ini untuk mendapatkan
tujuan dimana pekerjaan itu dapat dilakukan
dengan efektif, sehat, aman, nyaman, dan
efesien. Ergonomi tidak hanya berbicara pada
alat/mesin, namun juga mencakup hal-hal yang
berkaitan dengan interaksi antara manusia
dengan sistem kerja lain, seperti bahan serta
lingkungan.
Menurut Annis & Mc Conville (1996),
ergonomi merupakan suatu cara dimana
rancangan sistem menitik beratkan pada
penyesuaian desain terhadap kenyamanan
manusia, serta mendapatkan dan menerapkan
informasi menurut karakter manusia, selain
itu juga kapasitas harus disesuaikan pada
keterbatasannya terhadap desain pekerjaan,
mesin, sistem, ruangan kerja, dan lingkungan.
Hal ini dilakukan agar manusia dapat hidup
dan bekerja secara sehat, aman, nyaman dan
efisien.
Pulat (1992), ia menawarkan konsep desain
produk sebagai sarana untuk mengefesienkan
serta menjamin keselamatan dalam penggunaan
sebuah desain produk. Konsep tersebut
menggunakan reliabilitas, kenyamanan, lamanya
waktu pemakaian, kemudahan dalam pemakaian,
dan efisien dalam dalam pendesainannya.
Menurut (Sutalaksana 1979), dilihat dari
sisi rekayasa, informasi hasil penelitian
Ergonomi dapat dikelompokkan dalam 4 bidang
penelitian, yaitu :
a. Penelitian tentang Display
Display adalah alat yang menyajikan informasi
tentang lingkungan yang dikomunikasikan dalam
bentuk tanda-tanda atau lambang-lambang.
Display terbagi menjadi dua bagian, yaitu
Display Statis dan Display Dinamis. Display Statis
adalah display yang memberikan informasi
tanpa dipengaruhi oleh variabel waktu,
misalnya peta. Sedangkan Display Dinamis adalah
display yang dipengaruhi oleh variabel waktu,
misalnya spidometer yang memberikan informasi
kecepatan kendaraan bermotor dalam setiap
kondisi.
b. Penelitian tentang Kekuatan Fisik
Manusia
Penelitian ini mencakup pengukuran
kekuatan/daya fisik manusia ketika bekerja,
dan mempelajari bagaimana cara bekerja, serta
peralatan apa saja yang harus dirancang agar
sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika
melakukan aktivitas tersebut, penelitian ini
merupakan bagian dari biomekanik.
c. Penelitian Ukuran/DimensiTempat Kerja
Penelitian ini mengarah pada bagaimana cara
mendapatkan ukuran tempat kerja yang sesuai
dengan ukuran tubuh manusia, yang mana ukuran
atau dimensi tempat kerja sangat mempengaruhi
manusia itu dalam melakukan pekerjaan, hal
ini dipelajari dalam penyusunan data
Antropometri.
d. Penelitian tentang Lingkungan Fisik
Penelitian ini berkenaan dengan perancangan
kondisi lingkungan fisik dari ruangan dan
fasilitas-fasilitas dimana manusia bekerja.
Hal ini meliputi perancangan cahaya, suara,
warna, temperatur, kelembaban, bau-bauan dan
getaran pada suatu fasilitas kerja. Masalah
ini akan dibahas lebih jelas pada praktikum
Lingkungan Kerja Fisik.
2.3 Anthropometri
Antropometri merupakan salah satu tool
ilmu yang digunakan untuk menciptakan kondisi
kerja yang ergonomis. Ergonomi merupakan ilmu
perancangan berbasis manusia (Human Centered
Design). Dengan diterapkannya ergonomi, sistem
kerja menjadi lebih produktif dan efisien.
Istilah anthropometry berasal dari kata
“anthropos (man)” yang berarti manusia dan
“metron (measure)” yang berarti ukuran
(Bridger, 1995). Apabila didefinisikan
antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu
studi yang berkaitan dengan pengukuran
dimensi tubuh manusia. Antropometri secara
luas digunakan untuk pertimbangan ergonomis
dalam suatu perancangan (desain) produk
maupun sistem kerja yang akan memerlukan
interaksi manusia.
Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses
rancang bangun fasilitas merupakan faktor
yang penting dalam menunjang peningkatan
pelayanan jasa produksi. Setiap desain
produk, baik produk yang sederhana maupun
produk yang sangat komplek, harus berpedoman
kepada antropometri pemakainya. Menurut
Sanders & Mc Cormick (1987); Pheasant (1988),
dan Pulat (1992), antropometri adalah
pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik
fisik tubuh lainnya yang relevan dengan
desain tentang sesuatu yang dipakai orang.
Antropometri sendiri juga dapat diartikan
sebagai pengetahuan yang menyangkut
pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi
tubuh. Antropometri dibagi atas dua bagian,
yaitu:
1. Antropometri statis
Pengukuran dilakukan pada tubuh manusia
yang berada dalam posisi diam. Dimensi yang
diukur pada Anthropometri statis diambil
secara linier (lurus) dan dilakukan pada
permukaan tubuh. Agar hasil pengukuran
representatif, maka pengukuran harus
dilakukan dengan metode tertentu terhadap
berbagai individu, dan tubuh harus dalam
keadaan diam.
2. Antropometri dinamis
Pengukuran ini terletak pada dimana
dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi
tubuh yang sedang bergerak, sehingga lebih
kompleks dan lebih sulit diukur. Terdapat
tiga kelas pengukuran dinamis, yaitu:
1. Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai
pendekatan untuk mengerti keadaan
mekanis dari suatu aktivitas. Contoh:
dalam mempelajari performa atlet.
2. Pengukuran jangkauan ruangan yang
dibutuhkan saat kerja. Contoh:
Jangkauan dari gerakan tangan dan kaki
efektif saat bekerja yang dilakukan
dengan berdiri atau duduk.
3. Pengukuran variabilitas kerja. Contoh:
Analisis kinematika dan kemampuan jari-
jari tangan dari seorang juru ketik
atau operator komputer.
Ada 3 filosofi dasar untuk suatu desain yang
digunakan oleh ahli-ahli ergonomi sebagai
data antropometri yang diaplikasikan
(Sutalaksana, 1979 dan Sritomo, 1995), yaitu:
a. Perancangan produk bagi individu dengan
ukuran yang ekstrim.
Contoh: penetapan ukuran minimal dari
lebar dan tinggi dari pintu darurat.
b. Perancangan produk yang bisa
dioperasikan di antara rentang ukuran
tertentu.
Contoh: perancangan kursi mobil yang
letaknya bisa digeser maju atau mundur,
dan sudut sandarannyapun bisa dirubah-
rubah.
c. Perancangan produk dengan ukuran rata-
rata.
Contoh: desain fasilitas umum seperti
toilet umum, kursi tunggu, dan lain-
lain.
Untuk mendapatkan suatu perancangan
yang optimal dari suatu ruang dan fasilitas
akomodasi, maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah faktor-faktor seperti
panjang dari suatu dimensi tubuh baik dalam
posisi statis maupun dinamis. Hal lain yang
perlu diamati adalah seperti berat dan pusat
massa (centre of gravity) dari suatu segmen/bagian
tubuh, bentuk tubuh, jarak untuk pergerakan
melingkar (angular motion) dari tangan dan kaki,
dan lain-lain.
Oleh sebab itu, harus didapatkan pula
data-data yang sesuai dengan tubuh manusia,
hal ini untuk memastikan tidak adanya
kesalahan pada saat merancang dan mendesain
sistem kerja. Pengukuran tersebut bersifat
relatif mudah untuk didapat jika
diaplikasikan pada data perseorangan, namun
semakin banyak jumlah manusia yang diukur
dimensi tubuhnya maka akan semakin kelihatan
betapa besar variasinya antara satu tubuh
dengan tubuh lainnya baik secara keseluruhan
tubuh maupun persegmen-nya (Nurmianto, 1996).
Data antropometri yang diperoleh akan
diaplikasikan secara luas antara lain dalam
hal :
a. Perancangan areal kerja (work station,
interior mobil, dan sebagainya).
b. Perancangan peralatan kerja (perkakas,
mesin, dan sebagainya).
c. Perancangan produk-produk konsumtif
(pakaian, kursi, meja, dan sebagainya).
d. Perancangan lingkungan kerja fisik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh
manusia, diantaranya:
1) Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang
dari saat lahir sampai kira-kira
berumur 20 tahun untuk pria dan 17
tahun untuk wanita. Kemudian manusia
akan berkurang ukuran tubuhnya saat
manusia berumur 60 tahun.
2) Jenis Kelamin
Pada umumnya pria memiliki dimensi
tubuh yang lebih besar kecuali dada dan
pinggul.
3) Suku Bangsa (Etnis)
Variasi dimensi terjadi, karena
pengaruh etnis.
4) Pekerjaan
Aktivitas kerja sehari-hari juga
menyebabkan perbedaan ukuran tubuh
manusia
Selain faktor-faktor di atas, masih ada
beberapa kondisi tertentu (khusus) yang dapat
mempengaruhi variabilitas ukuran dimensi
tubuh manusia, seperti:
1) Cacat tubuh
Data antropometri akan diperlukan untuk
perancangan produk bagi orang- orang
cacat.
2) Tebal/tipisnya pakaian yang harus
dikenakan
Faktor iklim yang berbeda akan
memberikan variasi yang berbeda pula
dalam bentuk rancangan dan spesifikasi
pakaian. Artinya, dimensi orang pun
akan berbeda dalam satu tempat dengan
tempat yang lain.
3) Kehamilan (pregnancy)
Kondisi semacam ini jelas akan
mempengaruhi bentuk dan ukuran dimensi
tubuh (untuk perempuan) dan tentu saja
memerlukan perhatian khusus terhadap
produk-produk yang dirancang.
2.4 Pengukuran Bentuk Tubuh
Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui
bentuk tubuh manusia, sehingga dirasakan
nyaman dan menyenangkan saat bekerja serta
saat menggunakan alat penunjangnya .
Terdapat 5 tingkat kenyamanan, yaitu:
5 - ketidaknyamanan/sakit yang tidak
tertahankan
4 - sakit yang masih bisa ditahan
3- sakit
2- kematian rasa
1 - sensasi yang dirasakan
0 - tidak ada sensasi
Misalnya kita akan mengukur tingkat
kenyamanan suatu kursi, maka untuk menentukan
terjadinya sensasi tersebut, terdapat 9 titik
penting pertemuan antara badan dengan kursi
yang menentukan kenyamanan, yaitu:
1. Daun pundak (bagian yang paling
menonjol dari tulang belikat)
2. Dasar pundak
3. Daerah punggung yang melengkung
4. Daerah lengkungan pinggang
5. Pantat
6. Pantat paling bawah
7. Pangkal paha
8. Pertengahan paha
9. Ujung paha
Ke Sembilan titik inilah yang terkadang belum
menjadi spesifikasi dalam merancang desain
sebuah produk, kami berharap dengan adanya
rancangan yang kami buat ini kedepannya
produk-produk terbaru harus memiliki
spesipikasi yang sesuai dengan ilmu ergonomi.
BAB III
PENGOLAHAN DATA
3.1 Rancangan/ Desain Benda Kerja
3.2 Data Anthro yang Digunakan
NoData
AnthroKode Kegunaan
Per
sen
til
Alasan
1 Tinggi
Jangka
uan
Tegak
A1 Digunakan
untuk
panjang
tempat
tidur
multifungs
i
5 % Untuk
memastika
n ujung
kaki
tidak
terganggu
oleh
ujung
ranjang2 Tinggi
Badan
Tegak
B1 Untuk
menentukan
jangkaun
pengguna
ke rak,
95
%
Apabila
pengguna
ingin
mengambil
lemari
atau
tempat
tidur3 Tinggi
Kepala
Duduk
C1 Menentukan
tinggi
tempat
tidur
dengan
langit-
langit
95% Agar
kepala
pengguna
tidak
terbentur
saat
menuju/te
rbagun
dari
tempat
tidur4 Panjan
g
Jangka
un
B1 Menentukan
jangkaua
dalam rak
buku- meja
dan lemari
5% Apabila
pengguna
ingin
mengambil
buku
ataupun
membersih
kanya
dapat
dilakukan
siapa
saja5 Rentan
g
Tangan
A2 Untuk
menentukka
n lebar
tempat
tidur
5 % Agar
pengguna
merasa
nyaman
saat
tertidur
dan dapat
menempatk
an guling
disamping
nya6 Lebar
Tubuh
Maksim
um
A3 Untuk
menentukan
an Jarak
Meja dan
Lemari
95
%
Walaupun
pengguna
memiliki
tubuh
yang
diatas
rata-rata
maka
dapat
digunakan
nya7 Punggu
ng
Dada
A4 Digunakan
untuk
pengaman
tempat
tidur
95
%
Agar saat
pengguna
bergerak
dalam
keadaan
tertidur
dipastika
n tidak
terjatuh 8 Tinggi
Polite
al
C2 Digunakan
untuk
mengukur
tinggi
Kursi
5 % Memastika
n jarak
antara
popliteal
ke lantai
tidak
terlalu
tinggi
9 Pantat
ke
Polite
al
C4 Untuk
membuat
lebar
tempat
duduk t
5 % Agar
lebar
tempat
duduknyam
an tidak
terlalu
besar
tidak
terlalu
kecil10 Tinggi
Siku
C9 Digunakan
untuk
menentukan
Tinggi
Meja
5% Dengan
tinggi
meja yang
ideal
maka
pengguna
merasa
nyaman
saat
menulis
atau
melakukan
kegiatam
alin11 Tinggi
Paha
C8 Menentukan
Jarak
kursi dan
tepi bawah
meja
95% Agar kaki
pengguna
tidak
mengenai
sisi atas
meja dan
dapat
lebih
santai12 Lebar
Pinggu
l
duduk
D7 Menentukan
Lebar
kursi
95
%
Saat
pengguna
duduk,
pengguna
dapat
leluasa
menggerak
an
pinggulny
a apabila
mengalami
keteganga
n13 Lebar
Bahu
C11 Menentukan
Lebar
sandaran
kursi
95% Memastiak
an
pengguna
dapat
duduk
dengan
santai
saat
bersandar14 Tinggi
Sandar
an
C7 Menentukan
Tinggi
sandaran
kursi
5% Memastika
n
keamanan
saat
pengguna
bersandar
pada
kursi15 Panjan
g
Telapa
D22 Menetukan
diameter
bilah anak
5% Saat
pengguna
naik ke
k
Tangan
tangga tempat
tidur
dapat
dengan
aman
menggengg
am bilah 16 Tinggi
Jangka
uan
Duduk
D9 Menentukan
panjang
pengaman
ranjang
5% Memastika
n
keamanan
pengguna
saat
tertidur17 Siku
ke
Lantai
B4 Digunakan
untuk
tinggi
gagang
pintu
lemari
5% Jadi saat
pengguna
ingin
mengambil
pakain
dapat
dengan
mudah
menjangka
u
gagangnya
18 Lebar
telapa
k
tangan
sampai
ibu
jari
D23 Digunakan
panjang
gagang
lemari
95% Saat
pengguna
menarik
gagang
tangan
pengguna
tidak
akan
terhimpit
oleh
gagang
itu
sendiri
19 Panjan
g
kepala
maksim
al
D21 Menentukan
Tinggi
kepala
tempat
tidur
95% Saat
pengguna
tertidur
dipastika
n aman
karena
tidak
akan
terbentur
oleh
langit-
langit
maupun
ranjang
3.3 Perhitungan data Antrho
1. A1 - Tinggi jangkaun tegak
Digunakan untuk mengukur panjang tempat tidur
multifungsi, yang menggunakan Persentil bawah
(5%) ;
X-bar = 208.40 cm
S = 14.33 cm
X-bar 5% = x-bar + ( Z5 % × s)
= 208.40 + (-1.645 × 14.33)
= 208,80 + (-23.57)
= 184.83 cm
Toleransi 184.83 cm + 25.17 cm = 210 cm
2. B1 – Tinggi badan tegak
Digunakan untuk mengukur tinggi rak – lemari
– tempat tidur, yang menggunakan persentil
atas (95%) ;
X-bar = 165.12 cm
S = 7.74 cm
X-bar 95% = x-bar + ( Z95 % × s)
= 165.12 + (1.645 × 7.74)
= 165.12 + 12.73
= 177.85 cm
Toleransi 177.85 cm + 2.15 cm = 180 cm
3. C1 – Tinggi kepala duduk
Digunakan untuk mengukur tinggi tempat tidur
dengan langit-langit, yang menggunakan
persentil atas (95%) ;
X-bar = 86.82 cm
S = 4.53 cm
X-bar 95% = x-bar + ( Z95% × s)
= 86.82 + (1.645 × 4.53)
= 86.82 + 7.45
= 94.72 cm
Toleransi 94.72 cm + 1.28 cm = 96 cm
4. A6 - Panjang jangkauan
Digunakan untuk mengukur dalam rak buku,
meja, dan lemari yang menggunakan persentil
bawah (5%) ;
X-bar = 78.72 cm
S = 6.26 cm
X-bar 95% = x-bar + ( Z5% × s)
= 78.72 + (1.645 × 6.26)
= 78.72 + (-10.30)
= 68.42 cm
Toleransi 68.42 cm + 1.58 cm = 70 cm
5. A2 – rentang tangan
Digunakan untuk mengukur lebar tempat tidur
yang menggunakan persentil bawah (5%) ;
X-bar = 168.74 cm
S = 10.10 cm
X-bar 5% = x-bar + ( Z5% × s)
= 168.74 + (1.645 × 6.26)
= 168.74 + 10.10
= 152.13
Toleransi 152.13 cm + 2.87 cm = 155 cm
6. A3 – lebar tubuh maksimum
Digunakan untuk mengukur jarak meja dan
lemari, serta lebar tangga yang menggunakan
persentil atas (95%) ;
X-bar = 45.37 cm
S = 6.12 cm
X-bar 95% = x-bar + ( Z95% × s)
= 45.37 + (1.645 × 6.12)
= 45.37 + 10.07
= 55.44
Toleransi 55.44cm + 2.56 cm = 155 cm
7. A4 – punggung dada
Digunakan untuk mengukur tinggi jeruji
pengaman tempat tidur yang menggunakan
persentil atas (95%) ;
X-bar = 20.86 cm
S = 2.76 cm
X-bar 95% = x-bar + ( Z95% × s)
= 20.86 + (1.645 × 2.76)
= 20.86 + 4.54
= 25.40
Toleransi 25.40cm + 0.6 cm = 26 cm
8. C2 – tinggi pepliteal
Digunakan untuk mengukur tinggi kursi yang
menggunakan persentil bawah (5%) ;
X-bar = 44.03 cm
S = 2.62 cm
X-bar 5% = x-bar + ( Z5% × s)
= 44.03 + (-1.645 × 2.62)
= 44.03 + (-4.30)
= 39.73
Toleransi 39.73 cm + 0.27 cm = 40 cm
9. C4 – pantat ke polliteal
Digunakan untuk mengukur panjang kursi yang
menggunakan persentil bawah (5%) ;
X-bar = 45.49 cm
S = 3.07 cm
X-bar 5% = x-bar + ( Z5% × s)
= 45.49 + (-1.645 × 3.07)
= 45.49 + (-5.05)
= 40.44
Toleransi 40.44 cm + 0.56 cm = 41 cm
10. C9 – tinggi siku
Digunakan untuk mengukur tinggi meja yang
menggunakan persentil bawah (5%) ;
X-bar = 24.97 cm
S = 3.11 cm
X-bar 5% = x-bar + ( Z5% × s)
= 24.97 + (-1.645 × 3.11)
= 24.97 + (-5.12)
= 19.85
Toleransi 19.85cm + 5.15 cm = 25 cm
11. C8 – tinggi paha
Digunakan untuk mengukur jarak kursi dan tepi
bawah meja yang menggunakan persentil atas
(95%) ;
X-bar = 18.43 cm
S = 3.39 cm
X-bar 95% = x-bar + ( Z95% × s)
= 18.43 + (1.645 × 3.39)
= 18.43 + 5.57
= 24
Toleransi 24cm + 1 cm = 25 cm
12. D7 – lebar pinggul duduk
Digunakan untuk mengukur lebar tempat duduk
yang menggunakan persentil atas (95%) ;
X-bar = 35.56 cm
S = 7.01 cm
X-bar 95% = x-bar + ( Z95% × s)
= 35.56 + (1.645 × 7.01)
= 35.56 + 11.53
= 47.69
Toleransi 47.69 cm + 0.31 cm = 25 cm
13. C11 – Lebar bahu
Digunakan untuk mengukur lebar sandaran kursi
yang menggunakan persentil atas (95%) ;
X-bar = 43.50 cm
S = 4.63 cm
X-bar 95% = x-bar + ( Z95% × s)
= 43.50 + (1.645 × 4.63)
= 43.50 + 7.61
= 51.11
Toleransi 51.11cm + 0.89 cm = 52 cm
14. C7 – Tinggi bahu duduk
Digunakan untuk mengukur tinggi sandaran
kursi yang menggunakan persentil atas (5%) ;
X-bar = 58.94 cm
S = 6.42 cm
X-bar 5% = x-bar + ( Z5% × s)
= 58.94 + (-1.645 × 6.42)
= 58.94 + (-10.56)
= 48.38
Toleransi 48.38cm + 1.62 cm = 50 cm
15. D22 panjang telapak tangan
Digunakan untuk mengukur diameter anak tangga
yang menggunakan persentil atas (5%) ;
X-bar = 17.89 cm
S = 2.27 cm
X-bar 5% = x-bar + ( Z5% × s)
= 17.89 + (-1.645 × 2.27)
= 17.89 + (-3.73)
= 14.16
Toleransi 14.16 cm + 10.84 cm = 15 cm
K = 2 πr
15 = 2 (3.14) R
15 = 6.28 15 : 6.28 = 2.38
D = 2R
D = 2 (2.38) = 4.76 cm
16. D9 – Tinggi jangkaun duduk
Digunakan untuk mengukur panjang pengaman
ranjang yang menggunakan persentil atas
(5%) ;
X-bar = 128.38 cm
S = 7.35 cm
X-bar 5% = x-bar + ( Z5% × s)
= 128.38 + (-1.645 × 7.35)
= 128.38 + (-12.09)
= 116.29
Toleransi 116.29 cm + 0.71 cm = 117 cm
17. B4 – siku ke lantai
Digunakan untuk mengukur tinggi gagang pintu
lemari yang menggunakan persentil atas (5%) ;
X-bar = 102.42 cm
S = 11.02 cm
X-bar 5% = x-bar + ( Z5% × s)
= 102.42 + (-1.645 × 11.02)
= 102.42 + (-18.13)
= 84.29
Toleransi 84.29 cm + 0.71 cm = 85 cm
18. D23 – lebar telapak tangan sampai
ibu jari
Digunakan untuk mengukur panjang gagang
lemari yang menggunakan persentil atas
(95%) ;
X-bar = 10.52 cm
S = 1.28 cm
X-bar 95% = x-bar + ( Z95% × s)
= 10.52 + (1.645 × 1.28)
= 10.52 + 2.10
= 12.62
Toleransi 12.62 cm + 1.38 cm = 14 cm
19. D21 – Panjang kepala maksimal
Digunakan untuk mengukur tinggi kepala tempat
tidur yang menggunakan persentil atas (95%) ;
X-bar = 21.50 cm
S = 2.28 cm
X-bar 95% = x-bar + ( Z95% × s)
= 21.50 + (1.645 × 2.28)
= 21.50 + 4.74
= 26.24
Toleransi 26.24 cm + 1.76 cm = 28 cm
3.4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan
Data Anthro
No Kegunaa
n Data
Anthro
Data
Anthro
yang
Digunak
an
X
cm
Tole
rans
i
A
cm
Uku
ran
Mak
et
1 Penempa
tan
alat-
alat di
atas
kepala
Tinggi
Jangkau
an
Tegak
18
4.
83
+25.
17
21
0
2 Memasti
kan
tubuh
penggun
a
Lebar
Tubuh
Maksimu
m
17
7.
85
+2.1
5
18
0
sesuai
dengan
ukuran
tubuhny
a3 Panjang
Jangkau
an
94
.7
2
1.28 96
4 Tinggi
Badan
Tegak
68
.4
2
+1.5
8
70
5 Rentang
tangan
15
2.
13
+2.8
7
15
5
6 Lebar
tubuh
maksimu
m
55
.4
4
+2.5
6
58
7 Punggun
g dada
25
.4
+0.6 26
08 Tinggi
Poplite
al
39
.7
3
0.27 40
9 Untuk
membuat
lebar
tempat
duduk t
Pantat
ke
poplite
al
40
.4
4
0.56 41
10 Untuk
menentu
kkan
tinggi
sandara
n yang
tepat
Tinggu
siku
11 Tinggi
paha
24 +1 25
12 47
.6
9
+0.3
1
48
13 Lebar 51 +0.8 52
bahu .1
1
9
14 Tinggi
bahu
duduk
48
.3
8
+1.6
2
50
15 Diamete
r bilah
anak
tangga16 Tinggi
jangkau
n duduk
11
6.
29
+0.7
1
11
7
17 Siku ke
lantai
84
.2
9
+0.7
1
85
18 Lebar
telapak
tangan
sampai
ibu
jari
12
.6
2
1.38 14
19 Panjang 26 1.76 28
kepala
maksima
l
.2
4
BAB IV ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA
4.1 Analisa Data Antrho dan Persentil yang
Digunakan
4.2 Analisa Toleransi yang Digunakan
4.3 Analisa Perbandingan Benda Kerja dan
Aktual
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Kami berharap produk yang kami buat ini
dapat dijadikan sebagai contoh dari produk
sejenis, selain itu produk kami ini dapat
dipasarkan nantinya.
Sebenarnya banyak produk yang kita pakai
sehari-hari yang belum efektif, namun karena
data anthro yang terdapat dalam produk
tersebut tidak mencukupi 10 dari persyaratan
data antrho untuk praktikum yang ada dalam
buku, harapan kami kedepannya agar produk
yang tidak memiliki data tidak lebih dari 10
data anthro harus kita perhatikan lagi dan
dikembangkan.
Untuk sistemtematika penulisan harapan kami
kedepan tidak menggunakan kertas A5 karena
tidak terlalu menarik untuk tulisan itu
sendriri, dan untuk memuat penjelasan sebuah
keterangan pada tabel tidak terlalu optimal
saat kami menulisnya