ANALISA PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI

54
TUGAS HASIL PRAKTIKUM ANTHROPOMETRI Untuk memenuhi tugas PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI Oleh : KELOMPOK 10 1. LUKI FERLIANSYAH NIM. 2013-21-045 2. RISKHA LINDAWATI NIM. 2013-21-029 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA

Transcript of ANALISA PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI

TUGAS HASIL PRAKTIKUM

ANTHROPOMETRI

Untuk memenuhi tugas

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN

ERGONOMI

Oleh :

KELOMPOK 10

1. LUKI FERLIANSYAH NIM. 2013-21-045

2. RISKHA LINDAWATI NIM. 2013-21-029

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

JAKARTA

2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat

tuhan yang maha esa, berkat rahmat dan

karunianya kami dapat menyelesaikan penulisan

praktikum Analisis Sistem Perancangan kerja

“Tempat Tidur Multifungsi” yang menggunakan

data antrho untuk spesifikasinya, dengan baik

dan tepat pada waktunya. Untuk itu kami

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Novi Erni, MM, selaku dosen

serta Asisten dosen selaku pembimbing

yang telah memberikan pengarahan serta

dukungannya;

2. Orang tua serta teman-teman serta pihak

di Universitas Esa Unggul yang telah

memberikan

Kami sangat menyadari bahwa tulisan ini

masih memiliki banyak kekurangan. Karenanya,

saran dan kritik yang membangun sangat

diharapkan.

Jakarta, 13 Oktober 2014

Riskha Lindawati Luki

Ferliansyah

(Nim.201321029)

(Nim.201321045)

`BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era modern ini banyak sekali produk-

produk yang diproduksi oleh manusia yang

memiliki kecanggihan dan mempunyai fungsi

yang cukup besar bagi keperluan manusia dalam

kesehariannya. Namun terkadang produk-produk

tersebut tidak memiliki nilai yang baik bagi

kesehatan, dikarenakan hanya melihat pada

sisi desain bukan pada kenyamanan saat

digunakan. Untuk itu dalam tugas Analisis

Perancangan dan Sistem Kerja kami menggunakan

data antrhro sebagai spesipikasi dalam

pembuatan produk ini, hal itu untuk

mengetahui apa saja yang harus kami tambahkan

agar produk ini memiliki nilai lebih

dibanding produk sejenis.

Dewasa kini Indonesia telah menjadi

salah satu negara yang tingkat

perekonomiannya tinggi, oleh karenanya

permintaan akan barang dan jasa sangat besar

dan untuk menunjang itu semua diperlukan

adanya kemudahan dalam mengakses segala hal

termasuk juga memperkecil tingkat kesalahan

dalam melakukan pekerjaan itu sendiri. Disini

kami akan membuat produk tempat tidur

multifungsi sebagai pemenuhan dalam tugas

Analisis Sistem dan perancangan kerja.

Alasannya untuk mempermudah seseorang dalam

melakukan aktivitas, selain itu juga demi

menghemat sebuah ruangan.

Sesuai dengan namanya produk tempat tidur

multifungsi, mencakup banyak hal yakni adanya

meja belajar atau tempat komputer, lemari,

serta ornament penghias pada sisi bawah

tempat tidur. Menurut kami dengan adanya

pembuatan produk ini sangatlah berguna,

dikarenakan dapat dengan mudahnya mengakses

segala hal yang dibutuhkan.

1.2 Tujuan Penelitian

1. Mampu mengetahui interaksi manusia,

mesin, peralatan, bahan, maupun

lingkungan kerja.

2. Mengerti cara pengukuran data

anthropometri sebagai spesipikasi dalam

merancang dan mendesain sebuah produk.

3. Memahami bagaiman cara konsep berfikir

(procedural) dalam menganalisa dan

merancang serta mengefesienkan suatu

perangkat kerja.

4. Mampu mendesain sebuah produk dengan

menggunakan sketchup dan membuat dalam

bentuk produk jadi.

1.3 Pembatasan Masalah

1. Pengambilan data dilakukan di

Laboratorium Teknik Industri Kampus

Emas Universitas esa unggul Jakarta,

saat Praktikum Analisis Perancangan

Sistem Kerja yang dilaksanakan pada

tanggal 12 oktober 2014.

2. Pengukuran dimensi berupa data

antropometri statis dan data

antropometri dinamis, dan data yang

diambil dari 100 mahasiswa teknik

industri reguler dan karyawan.

3. Data dimensi tubuh berjumlah 5 data

dengan data antropometri statis

sebanyak 5 data dan data antropometri

dinamis sebanyak 38 data.

4. Data dimensi tubuh yang digunakan

praktikum kali ini data dari 100

mahasiswa teknik industri reguler dan

karyawan, yang digunakan untuk

merancang sebuah tempat tidur

multifungsi.

1.4 Sistematika Penulisan

1. Penjelasan dari dosen maupun dari

asisten dosen mengenai bagaimana sebuah

produk dapat bernilai efesien serta

efektif saat digunakan.

2. Hal-hal mengenai produk tempat tidur

multifungsi ini dipaparkan secara

terperinci dan sistematis

3. Data anthro yang didapatkan akan

digunakan sebagai pembuatan produk agar

sesuai dengan tujuan penelitian yakni

mengefisienkan benda kerja

4. Dengan adanya tulisan ini kami berharap

akan menambah nilai akan produk yang

kami buat ini

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Kerja

Berbicara tentang perancangan sistem kerja

tidak lepas dari nama F.W. Taylor yang

merupakan orang yang pertama kali menemukan

ilmu ini serta menerapkannya, walaupun pada

dasarnya dia bukan orang yang berkecimpung

pada bidang pendidikan maupun penelitian,

namun dia merupakan bapak dari dua ilmu besar

yakni managemen dan teknik industri (seorang

praktisi). Dengan temuan beliau banyak sekali

keuntungan serta perubahan pada proses

pengerjaan yang lebih interaktif serta

efesien dalam bekerja.

Disimpulkan bahwa perancangan sistem kerja

merupakan suatu ilmu dimana teknik-teknik dan

prinsif-prinsif untuk mendapatkan rancangan

terbaik dari sistem kerja yang saling

berhubungan. Teknik-teknik dan prinsif-

prinsif ini digunakan untuk mengatur

komponen-komponen sistem kerja yang terdiri

dari manusia dengan sifat dan kemampuannya,

peralatan kerja, bahan, serta lingkungan

kerja sedemikian rupa sehingga dicapai

tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi

bagi perusahaan serta sehat, aman, nyaman

bagi para pekerja. Secara garis besar

pengukuran kebaikan rancangan sistem kerja

berdasarkan pada waktu, beban fisik yang

dialami, serta akibat-akibat psikologis dan

sosiologis yang ditimbulkannya. Untuk itu

diperlukan ketelitian dalam merancang serta

mendesain suatu produk karena akan sangat

mempengaruhi kinerja seseorang dalam

melakukan aktivitasnya.

2.2 Ergonomi

Dalam sistem kerja manusia berperan

sentral untuk merencanakan, merancang,

melaksanakan, mengevaluasi sistem yang

bekerja secara keseluruhan yang harus

terorganisir untuk memperoleh hasil yang

memuaskan. Agar hasil yang dicapai maksimal

maka diperlukan suatu prinsif dimana

seseorang harus mengoptimalkan kinerjanya

demi tercapainya sistem yang ergonomi.

Yang dimaksud dengan ergonomi adalah

cabang ilmu yang memanfaatkan informasi-

informasi sifat, kemampuan, dan keterbatasan

manusia dalam merancang suatu sistem kerja

sehingga seseorang dapat bekerja pada sistem

itu dengan baik, hal ini untuk mendapatkan

tujuan dimana pekerjaan itu dapat dilakukan

dengan efektif, sehat, aman, nyaman, dan

efesien. Ergonomi tidak hanya berbicara pada

alat/mesin, namun juga mencakup hal-hal yang

berkaitan dengan interaksi antara manusia

dengan sistem kerja lain, seperti bahan serta

lingkungan.

Menurut Annis & Mc Conville (1996),

ergonomi merupakan suatu cara dimana

rancangan sistem menitik beratkan pada

penyesuaian desain terhadap kenyamanan

manusia, serta mendapatkan dan menerapkan

informasi menurut karakter manusia, selain

itu juga kapasitas harus disesuaikan pada

keterbatasannya terhadap desain pekerjaan,

mesin, sistem, ruangan kerja, dan lingkungan.

Hal ini dilakukan agar manusia dapat hidup

dan bekerja secara sehat, aman, nyaman dan

efisien.

Pulat (1992), ia menawarkan konsep desain

produk sebagai sarana untuk mengefesienkan

serta menjamin keselamatan dalam penggunaan

sebuah desain produk. Konsep tersebut

menggunakan reliabilitas, kenyamanan, lamanya

waktu pemakaian, kemudahan dalam pemakaian,

dan efisien dalam dalam pendesainannya.

Menurut (Sutalaksana 1979), dilihat dari

sisi rekayasa, informasi hasil penelitian

Ergonomi dapat dikelompokkan dalam 4 bidang

penelitian, yaitu :

a. Penelitian tentang Display

Display adalah alat yang menyajikan informasi

tentang lingkungan yang dikomunikasikan dalam

bentuk tanda-tanda atau lambang-lambang.

Display terbagi menjadi dua bagian, yaitu

Display Statis dan Display Dinamis. Display Statis

adalah display yang memberikan informasi

tanpa dipengaruhi oleh variabel waktu,

misalnya peta. Sedangkan Display Dinamis adalah

display yang dipengaruhi oleh variabel waktu,

misalnya spidometer yang memberikan informasi

kecepatan kendaraan bermotor dalam setiap

kondisi.

b. Penelitian tentang Kekuatan Fisik

Manusia

Penelitian ini mencakup pengukuran

kekuatan/daya fisik manusia ketika bekerja,

dan mempelajari bagaimana cara bekerja, serta

peralatan apa saja yang harus dirancang agar

sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika

melakukan aktivitas tersebut, penelitian ini

merupakan bagian dari biomekanik.

c. Penelitian Ukuran/DimensiTempat Kerja

Penelitian ini mengarah pada bagaimana cara

mendapatkan ukuran tempat kerja yang sesuai

dengan ukuran tubuh manusia, yang mana ukuran

atau dimensi tempat kerja sangat mempengaruhi

manusia itu dalam melakukan pekerjaan, hal

ini dipelajari dalam penyusunan data

Antropometri.

d. Penelitian tentang Lingkungan Fisik

Penelitian ini berkenaan dengan perancangan

kondisi lingkungan fisik dari ruangan dan

fasilitas-fasilitas dimana manusia bekerja.

Hal ini meliputi perancangan cahaya, suara,

warna, temperatur, kelembaban, bau-bauan dan

getaran pada suatu fasilitas kerja. Masalah

ini akan dibahas lebih jelas pada praktikum

Lingkungan Kerja Fisik.

2.3 Anthropometri

Antropometri merupakan salah satu tool

ilmu yang digunakan untuk menciptakan kondisi

kerja yang ergonomis. Ergonomi merupakan ilmu

perancangan berbasis manusia (Human Centered

Design). Dengan diterapkannya ergonomi, sistem

kerja menjadi lebih produktif dan efisien.

Istilah anthropometry berasal dari kata

“anthropos (man)” yang berarti manusia dan

“metron (measure)” yang berarti ukuran

(Bridger, 1995). Apabila didefinisikan

antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu

studi yang berkaitan dengan pengukuran

dimensi tubuh manusia. Antropometri secara

luas digunakan untuk pertimbangan ergonomis

dalam suatu perancangan (desain) produk

maupun sistem kerja yang akan memerlukan

interaksi manusia.

Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses

rancang bangun fasilitas merupakan faktor

yang penting dalam menunjang peningkatan

pelayanan jasa produksi. Setiap desain

produk, baik produk yang sederhana maupun

produk yang sangat komplek, harus berpedoman

kepada antropometri pemakainya. Menurut

Sanders & Mc Cormick (1987); Pheasant (1988),

dan Pulat (1992), antropometri adalah

pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik

fisik tubuh lainnya yang relevan dengan

desain tentang sesuatu yang dipakai orang.

Antropometri sendiri juga dapat diartikan

sebagai pengetahuan yang menyangkut

pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi

tubuh. Antropometri dibagi atas dua bagian,

yaitu:

1. Antropometri statis

Pengukuran dilakukan pada tubuh manusia

yang berada dalam posisi diam. Dimensi yang

diukur pada Anthropometri statis diambil

secara linier (lurus) dan dilakukan pada

permukaan tubuh. Agar hasil pengukuran

representatif, maka pengukuran harus

dilakukan dengan metode tertentu terhadap

berbagai individu, dan tubuh harus dalam

keadaan diam.

2. Antropometri dinamis

Pengukuran ini terletak pada dimana

dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi

tubuh yang sedang bergerak, sehingga lebih

kompleks dan lebih sulit diukur. Terdapat

tiga kelas pengukuran dinamis, yaitu:

1. Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai

pendekatan untuk mengerti keadaan

mekanis dari suatu aktivitas. Contoh:

dalam mempelajari performa atlet.

2. Pengukuran jangkauan ruangan yang

dibutuhkan saat kerja. Contoh:

Jangkauan dari gerakan tangan dan kaki

efektif saat bekerja yang dilakukan

dengan berdiri atau duduk.

3. Pengukuran variabilitas kerja. Contoh:

Analisis kinematika dan kemampuan jari-

jari tangan dari seorang juru ketik

atau operator komputer.

Ada 3 filosofi dasar untuk suatu desain yang

digunakan oleh ahli-ahli ergonomi sebagai

data antropometri yang diaplikasikan

(Sutalaksana, 1979 dan Sritomo, 1995), yaitu:

a. Perancangan produk bagi individu dengan

ukuran yang ekstrim.

Contoh: penetapan ukuran minimal dari

lebar dan tinggi dari pintu darurat.

b. Perancangan produk yang bisa

dioperasikan di antara rentang ukuran

tertentu.

Contoh: perancangan kursi mobil yang

letaknya bisa digeser maju atau mundur,

dan sudut sandarannyapun bisa dirubah-

rubah.

c. Perancangan produk dengan ukuran rata-

rata.

Contoh: desain fasilitas umum seperti

toilet umum, kursi tunggu, dan lain-

lain.

Untuk mendapatkan suatu perancangan

yang optimal dari suatu ruang dan fasilitas

akomodasi, maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah faktor-faktor seperti

panjang dari suatu dimensi tubuh baik dalam

posisi statis maupun dinamis. Hal lain yang

perlu diamati adalah seperti berat dan pusat

massa (centre of gravity) dari suatu segmen/bagian

tubuh, bentuk tubuh, jarak untuk pergerakan

melingkar (angular motion) dari tangan dan kaki,

dan lain-lain.

Oleh sebab itu, harus didapatkan pula

data-data yang sesuai dengan tubuh manusia,

hal ini untuk memastikan tidak adanya

kesalahan pada saat merancang dan mendesain

sistem kerja. Pengukuran tersebut bersifat

relatif mudah untuk didapat jika

diaplikasikan pada data perseorangan, namun

semakin banyak jumlah manusia yang diukur

dimensi tubuhnya maka akan semakin kelihatan

betapa besar variasinya antara satu tubuh

dengan tubuh lainnya baik secara keseluruhan

tubuh maupun persegmen-nya (Nurmianto, 1996).

Data antropometri yang diperoleh akan

diaplikasikan secara luas antara lain dalam

hal :

a. Perancangan areal kerja (work station,

interior mobil, dan sebagainya).

b. Perancangan peralatan kerja (perkakas,

mesin, dan sebagainya).

c. Perancangan produk-produk konsumtif

(pakaian, kursi, meja, dan sebagainya).

d. Perancangan lingkungan kerja fisik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh

manusia, diantaranya:

1) Umur

Ukuran tubuh manusia akan berkembang

dari saat lahir sampai kira-kira

berumur 20 tahun untuk pria dan 17

tahun untuk wanita. Kemudian manusia

akan berkurang ukuran tubuhnya saat

manusia berumur 60 tahun.

2) Jenis Kelamin

Pada umumnya pria memiliki dimensi

tubuh yang lebih besar kecuali dada dan

pinggul.

3) Suku Bangsa (Etnis)

Variasi dimensi terjadi, karena

pengaruh etnis.

4) Pekerjaan

Aktivitas kerja sehari-hari juga

menyebabkan perbedaan ukuran tubuh

manusia

Selain faktor-faktor di atas, masih ada

beberapa kondisi tertentu (khusus) yang dapat

mempengaruhi variabilitas ukuran dimensi

tubuh manusia, seperti:

1) Cacat tubuh

Data antropometri akan diperlukan untuk

perancangan produk bagi orang- orang

cacat.

2) Tebal/tipisnya pakaian yang harus

dikenakan

Faktor iklim yang berbeda akan

memberikan variasi yang berbeda pula

dalam bentuk rancangan dan spesifikasi

pakaian. Artinya, dimensi orang pun

akan berbeda dalam satu tempat dengan

tempat yang lain.

3) Kehamilan (pregnancy)

Kondisi semacam ini jelas akan

mempengaruhi bentuk dan ukuran dimensi

tubuh (untuk perempuan) dan tentu saja

memerlukan perhatian khusus terhadap

produk-produk yang dirancang.

2.4 Pengukuran Bentuk Tubuh

Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui

bentuk tubuh manusia, sehingga dirasakan

nyaman dan menyenangkan saat bekerja serta

saat menggunakan alat penunjangnya .

Terdapat 5 tingkat kenyamanan, yaitu:

5 - ketidaknyamanan/sakit yang tidak

tertahankan

4 - sakit yang masih bisa ditahan

3- sakit

2- kematian rasa

1 - sensasi yang dirasakan

0 - tidak ada sensasi

Misalnya kita akan mengukur tingkat

kenyamanan suatu kursi, maka untuk menentukan

terjadinya sensasi tersebut, terdapat 9 titik

penting pertemuan antara badan dengan kursi

yang menentukan kenyamanan, yaitu:

1. Daun pundak (bagian yang paling

menonjol dari tulang belikat)

2. Dasar pundak

3. Daerah punggung yang melengkung

4. Daerah lengkungan pinggang

5. Pantat

6. Pantat paling bawah

7. Pangkal paha

8. Pertengahan paha

9. Ujung paha

Ke Sembilan titik inilah yang terkadang belum

menjadi spesifikasi dalam merancang desain

sebuah produk, kami berharap dengan adanya

rancangan yang kami buat ini kedepannya

produk-produk terbaru harus memiliki

spesipikasi yang sesuai dengan ilmu ergonomi.

BAB III

PENGOLAHAN DATA

3.1 Rancangan/ Desain Benda Kerja

3.2 Data Anthro yang Digunakan

NoData

AnthroKode Kegunaan

Per

sen

til

Alasan

1 Tinggi

Jangka

uan

Tegak

A1 Digunakan

untuk

panjang

tempat

tidur

multifungs

i

5 % Untuk

memastika

n ujung

kaki

tidak

terganggu

oleh

ujung

ranjang2 Tinggi

Badan

Tegak

B1 Untuk

menentukan

jangkaun

pengguna

ke rak,

95

%

Apabila

pengguna

ingin

mengambil

lemari

atau

tempat

tidur3 Tinggi

Kepala

Duduk

C1 Menentukan

tinggi

tempat

tidur

dengan

langit-

langit

95% Agar

kepala

pengguna

tidak

terbentur

saat

menuju/te

rbagun

dari

tempat

tidur4 Panjan

g

Jangka

un

B1 Menentukan

jangkaua

dalam rak

buku- meja

dan lemari

5% Apabila

pengguna

ingin

mengambil

buku

ataupun

membersih

kanya

dapat

dilakukan

siapa

saja5 Rentan

g

Tangan

A2 Untuk

menentukka

n lebar

tempat

tidur

5 % Agar

pengguna

merasa

nyaman

saat

tertidur

dan dapat

menempatk

an guling

disamping

nya6 Lebar

Tubuh

Maksim

um

A3 Untuk

menentukan

an Jarak

Meja dan

Lemari

95

%

Walaupun

pengguna

memiliki

tubuh

yang

diatas

rata-rata

maka

dapat

digunakan

nya7 Punggu

ng

Dada

A4 Digunakan

untuk

pengaman

tempat

tidur

95

%

Agar saat

pengguna

bergerak

dalam

keadaan

tertidur

dipastika

n tidak

terjatuh 8 Tinggi

Polite

al

C2 Digunakan

untuk

mengukur

tinggi

Kursi

5 % Memastika

n jarak

antara

popliteal

ke lantai

tidak

terlalu

tinggi

9 Pantat

ke

Polite

al

C4 Untuk

membuat

lebar

tempat

duduk t

5 % Agar

lebar

tempat

duduknyam

an tidak

terlalu

besar

tidak

terlalu

kecil10 Tinggi

Siku

C9 Digunakan

untuk

menentukan

Tinggi

Meja

5% Dengan

tinggi

meja yang

ideal

maka

pengguna

merasa

nyaman

saat

menulis

atau

melakukan

kegiatam

alin11 Tinggi

Paha

C8 Menentukan

Jarak

kursi dan

tepi bawah

meja

95% Agar kaki

pengguna

tidak

mengenai

sisi atas

meja dan

dapat

lebih

santai12 Lebar

Pinggu

l

duduk

D7 Menentukan

Lebar

kursi

95

%

Saat

pengguna

duduk,

pengguna

dapat

leluasa

menggerak

an

pinggulny

a apabila

mengalami

keteganga

n13 Lebar

Bahu

C11 Menentukan

Lebar

sandaran

kursi

95% Memastiak

an

pengguna

dapat

duduk

dengan

santai

saat

bersandar14 Tinggi

Sandar

an

C7 Menentukan

Tinggi

sandaran

kursi

5% Memastika

n

keamanan

saat

pengguna

bersandar

pada

kursi15 Panjan

g

Telapa

D22 Menetukan

diameter

bilah anak

5% Saat

pengguna

naik ke

k

Tangan

tangga tempat

tidur

dapat

dengan

aman

menggengg

am bilah 16 Tinggi

Jangka

uan

Duduk

D9 Menentukan

panjang

pengaman

ranjang

5% Memastika

n

keamanan

pengguna

saat

tertidur17 Siku

ke

Lantai

B4 Digunakan

untuk

tinggi

gagang

pintu

lemari

5% Jadi saat

pengguna

ingin

mengambil

pakain

dapat

dengan

mudah

menjangka

u

gagangnya

18 Lebar

telapa

k

tangan

sampai

ibu

jari

D23 Digunakan

panjang

gagang

lemari

95% Saat

pengguna

menarik

gagang

tangan

pengguna

tidak

akan

terhimpit

oleh

gagang

itu

sendiri

19 Panjan

g

kepala

maksim

al

D21 Menentukan

Tinggi

kepala

tempat

tidur

95% Saat

pengguna

tertidur

dipastika

n aman

karena

tidak

akan

terbentur

oleh

langit-

langit

maupun

ranjang

3.3 Perhitungan data Antrho

1. A1 - Tinggi jangkaun tegak

Digunakan untuk mengukur panjang tempat tidur

multifungsi, yang menggunakan Persentil bawah

(5%) ;

X-bar = 208.40 cm

S = 14.33 cm

X-bar 5% = x-bar + ( Z5 % × s)

= 208.40 + (-1.645 × 14.33)

= 208,80 + (-23.57)

= 184.83 cm

Toleransi 184.83 cm + 25.17 cm = 210 cm

2. B1 – Tinggi badan tegak

Digunakan untuk mengukur tinggi rak – lemari

– tempat tidur, yang menggunakan persentil

atas (95%) ;

X-bar = 165.12 cm

S = 7.74 cm

X-bar 95% = x-bar + ( Z95 % × s)

= 165.12 + (1.645 × 7.74)

= 165.12 + 12.73

= 177.85 cm

Toleransi 177.85 cm + 2.15 cm = 180 cm

3. C1 – Tinggi kepala duduk

Digunakan untuk mengukur tinggi tempat tidur

dengan langit-langit, yang menggunakan

persentil atas (95%) ;

X-bar = 86.82 cm

S = 4.53 cm

X-bar 95% = x-bar + ( Z95% × s)

= 86.82 + (1.645 × 4.53)

= 86.82 + 7.45

= 94.72 cm

Toleransi 94.72 cm + 1.28 cm = 96 cm

4. A6 - Panjang jangkauan

Digunakan untuk mengukur dalam rak buku,

meja, dan lemari yang menggunakan persentil

bawah (5%) ;

X-bar = 78.72 cm

S = 6.26 cm

X-bar 95% = x-bar + ( Z5% × s)

= 78.72 + (1.645 × 6.26)

= 78.72 + (-10.30)

= 68.42 cm

Toleransi 68.42 cm + 1.58 cm = 70 cm

5. A2 – rentang tangan

Digunakan untuk mengukur lebar tempat tidur

yang menggunakan persentil bawah (5%) ;

X-bar = 168.74 cm

S = 10.10 cm

X-bar 5% = x-bar + ( Z5% × s)

= 168.74 + (1.645 × 6.26)

= 168.74 + 10.10

= 152.13

Toleransi 152.13 cm + 2.87 cm = 155 cm

6. A3 – lebar tubuh maksimum

Digunakan untuk mengukur jarak meja dan

lemari, serta lebar tangga yang menggunakan

persentil atas (95%) ;

X-bar = 45.37 cm

S = 6.12 cm

X-bar 95% = x-bar + ( Z95% × s)

= 45.37 + (1.645 × 6.12)

= 45.37 + 10.07

= 55.44

Toleransi 55.44cm + 2.56 cm = 155 cm

7. A4 – punggung dada

Digunakan untuk mengukur tinggi jeruji

pengaman tempat tidur yang menggunakan

persentil atas (95%) ;

X-bar = 20.86 cm

S = 2.76 cm

X-bar 95% = x-bar + ( Z95% × s)

= 20.86 + (1.645 × 2.76)

= 20.86 + 4.54

= 25.40

Toleransi 25.40cm + 0.6 cm = 26 cm

8. C2 – tinggi pepliteal

Digunakan untuk mengukur tinggi kursi yang

menggunakan persentil bawah (5%) ;

X-bar = 44.03 cm

S = 2.62 cm

X-bar 5% = x-bar + ( Z5% × s)

= 44.03 + (-1.645 × 2.62)

= 44.03 + (-4.30)

= 39.73

Toleransi 39.73 cm + 0.27 cm = 40 cm

9. C4 – pantat ke polliteal

Digunakan untuk mengukur panjang kursi yang

menggunakan persentil bawah (5%) ;

X-bar = 45.49 cm

S = 3.07 cm

X-bar 5% = x-bar + ( Z5% × s)

= 45.49 + (-1.645 × 3.07)

= 45.49 + (-5.05)

= 40.44

Toleransi 40.44 cm + 0.56 cm = 41 cm

10. C9 – tinggi siku

Digunakan untuk mengukur tinggi meja yang

menggunakan persentil bawah (5%) ;

X-bar = 24.97 cm

S = 3.11 cm

X-bar 5% = x-bar + ( Z5% × s)

= 24.97 + (-1.645 × 3.11)

= 24.97 + (-5.12)

= 19.85

Toleransi 19.85cm + 5.15 cm = 25 cm

11. C8 – tinggi paha

Digunakan untuk mengukur jarak kursi dan tepi

bawah meja yang menggunakan persentil atas

(95%) ;

X-bar = 18.43 cm

S = 3.39 cm

X-bar 95% = x-bar + ( Z95% × s)

= 18.43 + (1.645 × 3.39)

= 18.43 + 5.57

= 24

Toleransi 24cm + 1 cm = 25 cm

12. D7 – lebar pinggul duduk

Digunakan untuk mengukur lebar tempat duduk

yang menggunakan persentil atas (95%) ;

X-bar = 35.56 cm

S = 7.01 cm

X-bar 95% = x-bar + ( Z95% × s)

= 35.56 + (1.645 × 7.01)

= 35.56 + 11.53

= 47.69

Toleransi 47.69 cm + 0.31 cm = 25 cm

13. C11 – Lebar bahu

Digunakan untuk mengukur lebar sandaran kursi

yang menggunakan persentil atas (95%) ;

X-bar = 43.50 cm

S = 4.63 cm

X-bar 95% = x-bar + ( Z95% × s)

= 43.50 + (1.645 × 4.63)

= 43.50 + 7.61

= 51.11

Toleransi 51.11cm + 0.89 cm = 52 cm

14. C7 – Tinggi bahu duduk

Digunakan untuk mengukur tinggi sandaran

kursi yang menggunakan persentil atas (5%) ;

X-bar = 58.94 cm

S = 6.42 cm

X-bar 5% = x-bar + ( Z5% × s)

= 58.94 + (-1.645 × 6.42)

= 58.94 + (-10.56)

= 48.38

Toleransi 48.38cm + 1.62 cm = 50 cm

15. D22 panjang telapak tangan

Digunakan untuk mengukur diameter anak tangga

yang menggunakan persentil atas (5%) ;

X-bar = 17.89 cm

S = 2.27 cm

X-bar 5% = x-bar + ( Z5% × s)

= 17.89 + (-1.645 × 2.27)

= 17.89 + (-3.73)

= 14.16

Toleransi 14.16 cm + 10.84 cm = 15 cm

K = 2 πr

15 = 2 (3.14) R

15 = 6.28 15 : 6.28 = 2.38

D = 2R

D = 2 (2.38) = 4.76 cm

16. D9 – Tinggi jangkaun duduk

Digunakan untuk mengukur panjang pengaman

ranjang yang menggunakan persentil atas

(5%) ;

X-bar = 128.38 cm

S = 7.35 cm

X-bar 5% = x-bar + ( Z5% × s)

= 128.38 + (-1.645 × 7.35)

= 128.38 + (-12.09)

= 116.29

Toleransi 116.29 cm + 0.71 cm = 117 cm

17. B4 – siku ke lantai

Digunakan untuk mengukur tinggi gagang pintu

lemari yang menggunakan persentil atas (5%) ;

X-bar = 102.42 cm

S = 11.02 cm

X-bar 5% = x-bar + ( Z5% × s)

= 102.42 + (-1.645 × 11.02)

= 102.42 + (-18.13)

= 84.29

Toleransi 84.29 cm + 0.71 cm = 85 cm

18. D23 – lebar telapak tangan sampai

ibu jari

Digunakan untuk mengukur panjang gagang

lemari yang menggunakan persentil atas

(95%) ;

X-bar = 10.52 cm

S = 1.28 cm

X-bar 95% = x-bar + ( Z95% × s)

= 10.52 + (1.645 × 1.28)

= 10.52 + 2.10

= 12.62

Toleransi 12.62 cm + 1.38 cm = 14 cm

19. D21 – Panjang kepala maksimal

Digunakan untuk mengukur tinggi kepala tempat

tidur yang menggunakan persentil atas (95%) ;

X-bar = 21.50 cm

S = 2.28 cm

X-bar 95% = x-bar + ( Z95% × s)

= 21.50 + (1.645 × 2.28)

= 21.50 + 4.74

= 26.24

Toleransi 26.24 cm + 1.76 cm = 28 cm

3.4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan

Data Anthro

No Kegunaa

n Data

Anthro

Data

Anthro

yang

Digunak

an

X

cm

Tole

rans

i

A

cm

Uku

ran

Mak

et

1 Penempa

tan

alat-

alat di

atas

kepala

Tinggi

Jangkau

an

Tegak

18

4.

83

+25.

17

21

0

2 Memasti

kan

tubuh

penggun

a

Lebar

Tubuh

Maksimu

m

17

7.

85

+2.1

5

18

0

sesuai

dengan

ukuran

tubuhny

a3 Panjang

Jangkau

an

94

.7

2

1.28 96

4 Tinggi

Badan

Tegak

68

.4

2

+1.5

8

70

5 Rentang

tangan

15

2.

13

+2.8

7

15

5

6 Lebar

tubuh

maksimu

m

55

.4

4

+2.5

6

58

7 Punggun

g dada

25

.4

+0.6 26

08 Tinggi

Poplite

al

39

.7

3

0.27 40

9 Untuk

membuat

lebar

tempat

duduk t

Pantat

ke

poplite

al

40

.4

4

0.56 41

10 Untuk

menentu

kkan

tinggi

sandara

n yang

tepat

Tinggu

siku

11 Tinggi

paha

24 +1 25

12 47

.6

9

+0.3

1

48

13 Lebar 51 +0.8 52

bahu .1

1

9

14 Tinggi

bahu

duduk

48

.3

8

+1.6

2

50

15 Diamete

r bilah

anak

tangga16 Tinggi

jangkau

n duduk

11

6.

29

+0.7

1

11

7

17 Siku ke

lantai

84

.2

9

+0.7

1

85

18 Lebar

telapak

tangan

sampai

ibu

jari

12

.6

2

1.38 14

19 Panjang 26 1.76 28

kepala

maksima

l

.2

4

BAB IV ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA

4.1 Analisa Data Antrho dan Persentil yang

Digunakan

4.2 Analisa Toleransi yang Digunakan

4.3 Analisa Perbandingan Benda Kerja dan

Aktual

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

Kami berharap produk yang kami buat ini

dapat dijadikan sebagai contoh dari produk

sejenis, selain itu produk kami ini dapat

dipasarkan nantinya.

Sebenarnya banyak produk yang kita pakai

sehari-hari yang belum efektif, namun karena

data anthro yang terdapat dalam produk

tersebut tidak mencukupi 10 dari persyaratan

data antrho untuk praktikum yang ada dalam

buku, harapan kami kedepannya agar produk

yang tidak memiliki data tidak lebih dari 10

data anthro harus kita perhatikan lagi dan

dikembangkan.

Untuk sistemtematika penulisan harapan kami

kedepan tidak menggunakan kertas A5 karena

tidak terlalu menarik untuk tulisan itu

sendriri, dan untuk memuat penjelasan sebuah

keterangan pada tabel tidak terlalu optimal

saat kami menulisnya