ANALISA PROMOSI PELAYANAN KEPERAWATAN

38
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan adalah sebagai profesi yang mempunyai tanggung jawab moral dalam rangka memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Profesi ada karena ada pengakuan dari masyarakat, sehingga profesi mempunyai kewajiban moral untuk melaksanakan kewajiban profesional sebagai pengabdian kepada masyarakat. Pengakuan masyarakat dapat terjadi akibat kemampuan seseorang pada suatu hal. Kemampuan terbentuk akibat proses pendididikan formal, pelatihan dan pengalaman lapangan. Pelaksanaan pelayanan dan asuhan keperawatan yang diberikan kepada masyarakat adalah berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan serta kaidah dan nilai–nilai professional yang diyakini oleh profesi keperawatan. Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional. Salah satu upaya yang dapat kita lakukan adalah dengan mengubah

Transcript of ANALISA PROMOSI PELAYANAN KEPERAWATAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan adalah sebagai profesi yang

mempunyai tanggung jawab moral dalam rangka

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat. Profesi ada karena ada pengakuan dari

masyarakat, sehingga profesi mempunyai kewajiban

moral untuk melaksanakan kewajiban profesional

sebagai pengabdian kepada masyarakat. Pengakuan

masyarakat dapat terjadi akibat kemampuan seseorang

pada suatu hal. Kemampuan terbentuk akibat proses

pendididikan formal, pelatihan dan pengalaman

lapangan. Pelaksanaan pelayanan dan asuhan

keperawatan yang diberikan kepada masyarakat  adalah

berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan serta kaidah

dan nilai–nilai professional yang diyakini oleh

profesi keperawatan.  Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk

menyatakan aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah

menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan

diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan

tugas dan tanggung jawab keperawatan secara professional

sesuai dengan kode etik professional. Salah satu upaya

yang dapat kita lakukan adalah dengan mengubah

“Paradigma Sakit” menjadi “Paradigma Sehat”. Perawat

dituntut mampu untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat akan pentingnya kesehatan melalui

kegiatan promosi kesehatan. Salah satu peran dan

fungsi perawat dalam promosi kesehatan adalah

sebagai edukator. Perawat dapat memberikan edukasi

pada masyarakat secara luas terkait dengan masalah

kesehatan1.

Landasan kebijakan: PP No.32 th 1996, tentang

tenaga kesehatan, yang berbunyi: seseorang yang

telah lulus dan mendapatkan ijazah dari pendidikan

kesehatan yang diakui pemerintah. UU No. 23 tahun

1992 tentang kesehatan, pasal 32 ayat (2) bahwa

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan

dilakukan dengan pengobatan dan atau perawatan.

Ayat (3) berbunyi pengobatan dan atau perawatan

dapat dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu

keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggung

jawabkan. Perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan tidak lepas dari menjalankan peran dan

fungsinya sebagai perawat. peran perawat sendiri

meliputi: peran sebagai pelaksana pelayanan

keperawatan, peran pendidik, peran pengamat

kesehatan, koordinator pelayanan kesehatan, peran

1

pembaharu, peran pengorganisir pelayanan kesehatan,

peran role model, dan peran fasilitator.

Melalui makalah ini, kelompok tertarik untuk

membahas tentang analisa promosi pelayanan

perawatan.

B. Tujuan

1.Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menganalisis promosi pelayanan

keperawatan pada kegiatan yang bersifat prefentif,

promotif, kuratif dan rehabilitatif.

2.Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu mengenal tentang promosi

kesehatan

b. Mahasiswa mampu mengenal tentang bentuk

pelayanan keperawatan

c. Mahasiswa mampu menganalisis promosi

pelayanan keperawatan

C. Manfaat

Manfaat dari penyusunan makalah ini diharapkan

mahasiswa mampu mengetahui, menganalisis, dan

menerapkan promosi pelayanan keperawatan pada

kegiatan yang bersifat prefentif, promotif, kuratif,

dan rehabilitatif.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Promosi Kesehatan

1. Definisi

Konsep promosi kesehatan merupakan

pengembangan dari konsep pendidikan kesehatan,

yang berlangsung sejalan dengan perubahan

paradigma kesehatan masyarakat (public health). Menurut

Lawrence Green (1984) definisi promosi kesehatan

adalah segala bentuk kombinasi pendidikan

kesehatan dan intervensi yang terkait dengan

ekonomi , politik, dan organisasi, yang dirancang

untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan

yang kondusif bagi kesehatan.

Batasan promosi kesehatan yang lain dirumuskan

oleh Yayasan Kesehatan Victoria (Victorian Health

Foundation Australia, 1997) bahwa promosi kesehatan

adalah suatu program perubahan perilaku masyarakat

yang menyeluruh dalam konteks masyarakatnya, bukan

hanya perubahan perilaku(within people), tetapi juga

perubahan lingkungannya. Menurut Piagam Ottawa

(Ottawa Charter, 1986) bahwa promosi kesehatan adalah

suatu proses untuk memampukan masyarakat dalam

memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.

Untuk mencapai keadaan fisik, mental, dan

kesejahteraan sosial, individu atau kelompok harus

mampu mengidentifkasi dan mewujudkan aspirasi

untuk memenuhi kebutuhan dan untuk mengubah atau

mengatasi lingkungan (Notoatmodjo, 2005).

Sesuai dengan perkembangan promosi kesehatan

tersebut diatas, WHO memberikan pengertian promosi

kesehatan sebagai “ the procces of enabling individuals and

communities to increase control over the determinants of health

and thereby improve their health “ (proses mengupayakan

individu-individu dan masyarakat untuk

meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan

faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan,

sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya).

Bertolak dari pengertian yang dirumuskan WHO

tersebut di Indonesia pengertian promosi kesehatan

dirumuskan sebagai berikut: “upaya untuk

meningkatkan kemampuan masyarakat melalui

pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama

masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya

sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang

bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya

setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang

berwawasan kesehatan” (Kebijakan Nasional Promosi

Kesehatan , Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor : 1193/MENKES/SK/X/2004 - Jakarta,

Departemen Kesehatan RI, 2005)

2. Tujuan

Tujuan umum dari promosi kesehatan adalah

meningkatnya kemampuan individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat untuk hidup sehat dan

mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber

masyarakat, serta terciptanya lingkungan yang

kondusif untuk mendorong terbentuknya kemampuan

tersebut.

Tujuan khususnya adalah :

a. Individu dan keluarga

1) Memperoleh informasi kesehatan melalui

berbagai saluran baik langsung maupun media

massa

2) Mempunyai pengetahuan, kemauan dan

kemampuan untuk memelihara, meningkatkan dan

melindungi kesehatannya.

3) Mempraktikkan perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS), menuju keluarga atau rumah

tangga yang sehat

4) Mengupayakan paling sedikit salah

seorang menjadi kader kesehatan bagi

keluarganya

5) Berperan aktif dalam upaya/ kegiatan

kesehatan

b. Tatanan sarana kesehatan, institusi

pendidikan, tempat kerja dan tempat umum

1) Masing-masing tatanan mengembangkan

kader-kader kesehatan

2) Mewujudkan tatanan yang sehat menuju

terwujudnya kawasan sehat

c. Organisasi kemasyarakatan/ organisasi

profesi/ LSM dan media massa

1) Menggalang potensi untuk mengembangkan

perilaku sehat masyarakat

2) Bergotong royong untuk mewujudkan

lingkungan sehat

3) Menciptakan suasana yang kondisuf untuk

mendukung perubahan perilaku masyarakat

d. Program/ petugas kesehatan

1) Melakukan integrasi promosi kesehatan

dalam program dan kegiatan kesehatan

2) Mendukung tumbuhnya perilaku hidup

bersih dan sehat di masyarakat, khususnya

melalui pemberdayaan individu, keluarga, dan

atau kelompok yang menjadi kliennya

3) Meningkatkan mutu pemberdayaan

masyarakat dan pelayanan kesehatan yang

memberikan kepuasan kepada masyarakat

e. Lembaga Pemerintah/ politisi/ swasta

1) Peduli dan mendukung upaya kesehatan,

minimal dalam mengembangkan lingkungan dan

perilaku sehat

2) Membuat kebijakan dan peraturan

perundang-undangan dengan memperhatikan

dampak di bidang kesehatan (Kebijakan

Nasional Promosi Kesehatan , Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :

1193/MENKES/SK/X/2004 - Jakarta, Departemen

Kesehatan RI, 2005)

3. Manfaat

Adapun manfaat dari promosi kesehatan antara

lain :

a. Mempererat kerjasama dengan berbagai pihak

b. Meningkatkan hubungan terhadap program

kesehatan

c. Meningkatkan percaya diri terhadap kesehatan

d. Meningkatkan pembangunan lingkungan, sistem

dan kebijakan kesehatan.

4. Sasaran

Sasaran promosi kesehatan diarahkan pada

individu/ keluarga; tatanan kesehatan , institusi

pendidikan, tempat kerja, dan tempat umum;

organisasi kemasyarakatan/ organisasi profesi/

LSM/ dan media massa; program/ petugas kesehatan;

dan lembaga pemerintah/ politisi/ swasta.

Menurut Weiss (1991), program promosi

dikembangkan pada tiga daerah utama yaitu sekolah,

tempat kerja dan kelompok/ masyarakat. Dalam

pelaksanaan program promosi kesehatan, telah

terbukti bahwa promosi kesehatan di masyarakat,

sekolah dan tempat kerja cenderung paling efektif

(Carleton, 1991). Kolbe (1988) menambahkan sasaran

lain dalam promosi kesehatan adalah pelayanan

medis dan media.

Agar lebih spesifik sasaran promosi kesehatan

dibagi menjadi sasaran primer, sekunder, dan

tersier. Sasaran primer adalah sasaran yang

mempunyai masalah, yang diharapkan mau berperilaku

sesuai harapan dan memperoleh manfaat paling

besar dari perubahan perilaku tersebut. Sasaran

sekunder adalah individu atau keompok yang

memiliki pengaruh oleh sasaran primer, dan

diharapkan mampu mendukung pesan-pesan yang

disampaikan kepada sasaran primer. Sasaran tersier

adalah para pengambil kebijakan, penyandang dana,

pihak-pihak yang berpengaruh di berbagai tingkatan

(pusat, propinsi, kabupaten, kecamatan dan

kelurahan ).

5. Strategi

Penerapan promosi kesehatan dalam program

kesehatan pada dasarnya merupakan bentuk penerapan

strategi global, yang dijabarkan dalam berbagai

kegiatan. Berdasarkan rumusan WHO (1994) strategi

promosi kesehatan secara global terdiri dari 3 hal

yaitu :

a. Advokasi

Upaya pendekatan pada pimpinan atau

pengambil keputusan supaya dapat memberikan

dukungan, kemudahan, pada upaya pembangunan

kesehatan. Dukungan tersebut dapat berupa

kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-

undang, peraturan pemerintah, surat keputusan,

dan sebagainya. Kegiatannya bisa secara formal

dan informal. Secara formal misalnya presentasi

atau seminar tentang issu atau usulan program

yang ingin dimintakan dukungan. Secara informal

misalnya datang kepada pejabat untuk minta

dukungan dalam bentuk dana atau fasilitas lain.

b. Dukungan sosial

Suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial

melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma) baik

formal maupun infromal. Bentuk kegiatannya

berupa pelatihan para toma, bimbingan pada toma.

c. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)

Upaya memandirikan individu, kelompok dan

masyarakat agar berkembang kesadaran , kemauan,

dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan

mereka sendiri. Bentuk kegiatannya yaitu

penyuluhan kesehatan, pelatihan.(Heri M, 2009)

Berdasarkan Piagam Ottawa, 1986 strategi baru

promosi kesehatan:

a. Kebijakan berwawasan kebijakan (Healhty

Public Policy)

Bahwa kebijakan yang diambil harus

berorientasi pada kesehatan publik dan harus

memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan

b. Lingkungan yang mendukung (supportive

Environment)

Bahwa pemerintah atau pengelola tempat umum

harus menyediakan fasilitasyang mendukung

terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat.

c. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient

Health Services)

Bahwa penyelenggara pelayanan kesehatan

baik pemerintah maupun swasta harus melibatkan

dan memberdayakan masyarakat.

d. Ketrampilan individu (Personnel Sklill)

Dengan memberikan pemahaman kepada anggota

masyarakat tentang cara memelihara kesehatan,

mencegah penyakit , mencari pengobatan.

e. Gerakan masyarakat (Community Action)

Promosi kesehatan harus mendorong dan memacu

kegiatan di masyarakat dalam mewujudkan

kesehatan mereka.(Notoatmodjo, 2005)

Berdasarkan Kebijakan Nasional Promosi

Kesehatan (2004), strategi peningkatan promosi

kesehatan adalah sebagai berikut :

a. Pengembangan Kebijakan Promosi Kesehatan

daerah

b. Peningkatan Sumber daya Promosi Kesehatan

c. Pengembangan Organisasi Promosi Kesehatan

d. Integrasi dan Sinkronisasi Promosi Kesehatan

e. Pendayagunaan Data dan Pengembangan Sistem

Informasi Promosi Kesehatan

f. Peningkatan kerjasama dan kemitraan

g. Pengembangan Metode, Teknik dan Media

h. Fasilitasi Peningkatan Promosi Kesehatan

B. Perawat

1.Definisi

Menurut Undang-Undang RI tentang praktik

keperawatan, perawat adalah seseorang yang telah

lulus pendidikan keperawatan baik di dalam dan

luar negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Perubahan

Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

HK.02.02/Menkes/148/I/2010 Tentang Izin dan

penyelenggaraan Praktik Perawat, yang disebut

dengan perawat adalah seorang yang telah lulus

pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar

negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2.Peran Perawat

Peran perawat dapat diartikan sebagai

seperangkat perilaku yang diharapkan oleh individu

sesuai dengan status sosialnya. Peran perawat yang

utama adalah sebagai pelaksana, pengelola,

pendidik, dan peneliti.

a. Pelaksana layanan keperawatan (care provider)

Perawat memberikan layanan berupa asuhan

keperawatan secara langsung kepada klien

(individu, keluarga, maupun komunitas) sesuai

dengan kewenangannya. Asuhan keperawatan ini

merupakan bantuan yang diberikan kepada klien

karena adanya kelemahan fisik dan mental,

keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya

kemauan untuk dapat melaksanakan kegiatan hidup

sehari-hari secara mandiri dalam peranannya

sebagai care provider, perawat bertugas untuk:

1) Memberikan kenyamanan dan rasa aman bagi

klien

2) Melindungi hak dan kewajiban klien agar tetap

terlaksana dengan seimbang.

3) Memfasilitasi klien dengan anggota tim

kesehatan lainnya

4) Berusaha mengembalikan kesehatan klien

5) Peran sebagai care provider merupakan peran yang

sangat penting. Baik/tidaknya kualitas layanan

profesi keperawatan dirasakan langsung oleh

klien. Ilmu dan teori dalam keperawatan harus

diwujudkan dalam aktivitas pelayanan nyata

kepada klien agar klien mendapatkan kepuasan.

Ini merupakan langkah promosi yang sangat

efektif dan murah dalam upaya membentuk citra

perawat yang baik.

b. Pengelola (manager)

Perawat mempunyai peran dan tanggung jawab

dalam mengelola layanan keperawatan di semua

tatanan layanan kesehatan (rumah sakit,

puskesmas, dan sebagainya) maupun tatanan

pendidikan yang berada dalam tanggung jawabnya

sesuai dengan konsep manajemen keperawatan.

Fungsi manajerial keperawatan yang harus

dijalankan perawat antara lain planning, organizing,

actuating, staffing, directing, dan controlling. Fungsi

manajerial tersebut dilaksanakan di tiap

tingkatan manajemen, baik first level manager, middle

manager, maupun top manager. Oleh karena itu, untuk

dapat melaksanakan peran manager dengan baik,

seorang perawat harus memiliki keterampilan

managerial yang meliputi technical skill, human skill, dan

conceptual skill. Human skill mencakup kemampuan untuk

bekerjasama, memahami, dan memotivasi orang

lain, baik individu maupun kelompok. Dengan kata

lain, human skill adalah keterampilan yang terkait

dengan kepemimpinan dan hubungan antar manusia.

Conceptual skill mencakup kemampuan untuk memahami

kompleksitas organisasi secara keseluruhan dan

kemampuan menilai apakah kegiatan yang dilakukan

seseorang sesuai dengan organisasi atau tidak.

Keterampilan ini juga meliputi kemampuan untuk

mengoordinasikan dan mengintegrasikan semua

kepentingan dan aktivitas organisasi. Jadi,

conceptual skill berhubungan dengan kemampuan dan

keterampilan berpikir.

c. Pendidik dalam keperawatan

Sebagai pendidik, perawat berperan mendidik

individu, keluarga, masyarakat, serta tenaga

keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya.

Perawat bertugas memberikan pendidikan kesehatan

kepada klien sebagai upaya menciptakan perilaku

individu/masyarakat yang kondusif bagi

kesehatan. Pendidikan kesehatan tidak semata

ditujukan untuk membangun kesadaran diri dengan

pengetahuan kesehatan. Lebih dari itu,

pendidikan kesehatan bertujuan untuk membangun

perilaku kesehatan individu dan masyarakat.

Kesehatan bukan sekedar untuk diketahui dan

disikapi, tetapi juga diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

d. Peneliti dan pengembang ilmu keperawatan

Sebagai sesuah profesi dan cabeng ilmu

pengetahuan, keperawatan harus terus melakukan

upaya pengembangan diri, salah satunya dengan

riset keperawatan. Riset keperawatan akan

menambah dasar pengetahuan ilmiah keperawatan

dan meningkatkan praktik keperawatan bagi klien.

Menurut Patricia dan Arthur (2002) praktik

berdasarkan riset merupakan hal yang harus

dipenuhi (esensial) jika profesi keperawatan

ingin menjalankan kewajibannya pada masyarakat

dalam memberikan perawatan yang efektif dan

efisien (Asmadi, 2014)

Bila mengacu pada undang-undang Republik

Indonesia tentang praktik keperawataan, pada

pasal 31 dalam menyelenggarakan praktik

keperawatan, peran perawat ada dua yaitu sebagai

pemberi asuhan keperawatan dan sebagai pendidik

klien.

C. Pelayanan Keperawatan

Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari

sistem pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan

diberikan kepada individu, kelompok maupun

masyarakat sesuai dengan standar asuhan keperawatan.

Standar Asuhan Keperawatan adalah uraian pernyataan

tingkat kinerja yang diinginkan, sehingga kualitas

struktur, proses dan hasil dapat dinilai. Standar

asuhan keperawatan berarti pernyataan kualitas yang

didinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan

keperawatan terhadap pasien. Hubungan antara

kualitas dan standar menjadi dua hal yang saling

terkait erat, karena melalui standar dapat

dikuantifikasi sebagai bukti pelayanan meningkat dan

memburuk (Wilkinson, 2006).

Pelayanan Keperawatan menurut UU keperawatan

yang baru saja disyahkan adalah suatu bentuk

pelayanan profesional yang merupakan bagian integral

dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan

kiat keperawatan ditujukan kepada individu,

keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun

sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan

manusia. Hal tersebut menggambarkan bahwa pelayanan

keperawatan merupakan salah satu pelayanan kesehatan

yang berfokus pada pasien dan memberikan asuhan

sesuai dengan kebutuhan pasien baik kebutuhan

biopsikososio spiritual. Pelayanan keperawatan

diharapkan dapat diberikan secara komprehensif,

efektif dan efisien semata-mata untuk kesembuhan

pasien.

Pelayanan keperawatan profesional (professional

nursing service) adalah suatu rangkaian upaya

melaksanakan sistem pemberian asuhan keperawatan

kepada masyarakat sesuai dengan kaidah-kaidah

profesi keperawatan. Dalam pemberian pelayanan,

perawat secara terintegrasi memberikan asuhan

keperawatan secara komprehensif, efektif dan

efisien. Selain itu dalam pemberian asuhan

keperawatan perawat juga memiliki sifat saling

bergantung yang artinya bahwa sistem pemberian

pelayanan memerlukan dan saling melengkapi dengan

sistem pemberian pelayanan kesehatan yang lain

(Kusnanto, 2004). Secara garis besar dapat

disimpulkan bahwa Pelayanan keperawatan yang

profesional adalah praktek keperawatan yang

dilandasi oleh nilai-nilai profesional yaitu

mempunyai nilai otonomi dalam pekerjaannya,

bertanggungjawab dan bertanggung gugat, pengambilan

keputusan yang mandiri, kolaborasi dengan disiplin

lain, pemberian pembelaan dan memfasilitasi

kepentingan klien.

Pelayananan keperawatan yang optimal diharapkan

dapat meningkatkan mutu pelayananan keperawatan. Dua

faktor yang dapat menentukan mutu dari pelayananan

keperawatan yaitu peningkatan dan pengembangan

sumber daya manusia atau tenaga kesehatan (quality of

care) dan penyediaan sarana prasarana yang menunjang

pelaksanaan tugas (quality of services). Adanya dua hal

tersebut, suatu pelayanan keperawatan sebagai bentuk

pelayanan kesehatan dapat memberikan manfaat dan

membantu kesehatan pasien.

D. Ruang Lingkup Promosi Pelayanan Keperawatan

Upaya promosi kesehatan dalam pelayanan

keperawatan meliputi :

1.Upaya Promotif

Upaya promotif adalah upaya promosi kesehatan

yang ditujukan untuk meningkatkan status/derajat

kesehatan yang optimal. Sasarannya adalah kelompok

orang yang sehat. Tujuan upaya promotif adalah

agar masyarakat mampu meningkatkan kesehatannya,

kelompok orang sehat meningkat dan kelompok orang

yang sakit menurun Bentuk kegiatannya adalah

pemberian pendidikan kesehatan/penyuluhan, diskusi

tentang bagaimana upaya yang bisa dilakukan untuk

meningkatkan status kesehatan, misalnya :

a. Memberikan penyuluhan/pendidikan kesehatan

kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat tentang upaya meningkatkan kesahatan,

misalnya pemeliharaan kesehatan pada masa

kehamilan, persalinan dan nifas. Upaya

peningkatan kesehatan dengan pemberian ASI

eksklusif pada bayi dan pemberian imunisasi.

b. Melakukan pemberdayaan dan penggerakan

masyarakat untuk berpartisipasi dalam

peningkatan kesehatan, misalnya ikut berperan

dalam kegiatan donor darah dan lain-lain.

2.Upaya Preventif

Upaya preventif adalah upaya promosi kesehatan

untuk mencegah terjadinya penyakit. Sasarannya

adalah kelompok masyarakat resiko tinggi agar

tidak jatuh pada kondisi sakit (primary

prevention). Bentuk kegiatannya adalah pemberian

imunisasi, pemeriksaan ante natal care, post natal

care, perinatal dan neonatal, mengajarkan ibu cara

perawatan payudara post natal dan lain-lain.

3.Upaya Kuratif

Upaya curatif adalah upaya promosi kesehatan

yang ditujukan untuk mencegah penyakit menjadi

lebih parah melalui pengobatan. Sasarannya adalah

kelompok orang sakit (pasien) terutama penyakit

kronis. Tujuannya kelompok ini mampu mencegah

penyakit tersebut tidak lebih parah (secondary

prevention). Bentuk kegiatannya adalah pengobatan,

misalnya, memberikan pengobatan pada ibu, bayi dan

balita serta masyarakat dengan kasus - kasus

ringan / sederhana sesuai dengan kewenangan,

memberikan pengobatan pada masyarakat atas advice

dokter, atau memberikan pengobatan pada

kegawatdaruratan.

4.Upaya Rehabilitatif

Upaya rehabilitative adalah upaya promosi

kesehatan untuk memelihara dan memulihkan

kondisi/mencegah kecacatan. Sasarannya adalah

kelompok orang yang baru sembuh dari penyakit.

Tujuannya adalah untuk pemulihan dan pencegahan

kecacatan lebih lanjut (tertiary prevention).

Bentuk kegiatannya misalnya mengajarkan pasien

untuk mobilisasi dan melakukan ROM (Range of

Motion) pada pasien stroke, mengajarkan ROM pada

pasien post operasi ORIF untuk menghindari

terjadinya kontraktur.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Promotif

Berikut ini merupakan pilihan bidang – bidang

dimana perawat dapat menawarkan informasi kepada

pasien :

1.Perawatan prakonsepsi

a. Pemeriksaan kekebalan terhadap rubella dan

imunisasi

b. Kesehatan umum,keadaan yang

sekarang,nutrisi,kebiasaan merokok,minum –

minuman keras

c. Kadar folat yang adekuat dalam makanan selama

peride prakonsepsi dan kehamilan dini

d. Infromasi untuk mengurangi jumlah kehamilan

pada ibu yang berusia di bawah 16 tahun

e. Penurunan insidensi penyakit menular seksual

2.Kehamilan:

a. Perawatan antenatal

b. Manfaat dan hak cuti hamil

c. Infromasi umum tentang

nutrisi,olahraga,rokok,obat,alkohol dan istrahat

3.Imunisasi:

a. Program imunisasi selama usia bayi dan kanak-

kanak

b. Kelompok – kelompok yang memerlukan proteksi

khusus misalnya pekerja kesehatan,orang yang

pergi ke luar negri

4.Bahaya rumah dan pekerjaan:

a. Kecelakaan dalam rumah tangga misalnya luka

bakar atau luka tersiram air panas,tersengat

listrik,terjatuh dan keracunan,khusunya mengenai

anak- anak.

b. Keamanan di tempat kerja misalnya pencegahan

cedera punggung,penanganan bahan toksik yang

aman,pakaian pelindung.

c. Penyuluhan tentang keamanan di jalan dan

kampanye khusus.

d. Pajanan yang berlebihan terhadap

matahari,luka bakar karena matahari,penuaan

dini,kanker kulit dan kerusakan mata

e. Pembuangan limbah yang aman

5.Latihan fisik:

a. Aktivitas untuk meningkatkan

kelenturan,stamina dan kekuatan yang sesuai

dengan usia serta status umum kesehatan

b. Manfaat latihan fisik yang teratur misalnya

perbaikan fungsi kardiovaskuler,pengurangan

stres, dan perbaikan masa tulang

c. Kesempatan untuk melakukan aktivitas olahraga

dan kebugaran

6.Pemeliharaan berat badan normal:

a.Berat badan normal berdasarkan usia dan jenis

kelamin

b.Indeks masa tubuh

c.Manfaat mempertahankan berat badab normal

d.Cara- cara mendapatkan berat bbadan yang normal

misalnya melalui program nutrisi yang seimbang

dan lain- lain.

7.Nutrisi dan keamanan makanan:

a. Prinsip – prinsip diet yang sehat berdasarkan

rekomndasi muthair

b. Kelompok – kelompok dengan kebutuhan nutrisi

khusus misalnya anak- anak , ibu hamil, menyusui

dan lansia.

Dalam komunitas masyarakat umum Perawat dapat

berperan sebagai pemberi pelayanan kesehatan

melalui asuhan keperawatan,pendidik dan penyuluh

kesehatan,pelaksana konseling keperawatan dan model

peran ( role mode )kepada individu ,keluarga,kelompok

dan masyarakat yang merupakan bagian dari lingkup

PROMOSI Keperawatan. Berdasarkan peran tersebut

perawat diharapkan dapat mendukung

invidu,keluarga,kelompok dan masyarakat dalam

mencapai tujuan perubahan perilaku untuk hidup

bersih dan sehat.

Promosi pelayanan keperawatan merupakan

integrasi dari promosi kesehatan yang merupakan

upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat

melalui proses pembelajaran dari – oleh dan bersama

masyarakat ,agar mereka dapat menolong dirinya

sendiri,serta mengembangkan kegiatan yang bersumber

daya msayarakat,sesuai dengan kondisi sosial budaya

setempat dan di dukung oleh kebijakan publik

berwawasan kesehatan. Pemberdayaan pada masyarakat

di bidang kesehatan dan keperawatan merupakan

sasaran utama promosi kesehatan.Menurut WHO terdapat

tiga strategi pokok untuk dapat mewujudkan visi dan

misi promosi kesehatan secara efektif yaitu melalui

advokasi,dukungan sosial dan pemberdayaan

masyarakat.

B. Preventif

Upaya Preventif adalah yang dilakukan pada

individu untuk mencegah terjadinya sesuatu yang

tidak diinginkan. Sasaran pelayanan keperawatan

adalah pada kelompok yang beresiko, seperti

kelompok Ibu Hamil, ibu menyusui, bayi, balita, para

perokok, kelompok obesitas, kelompok pekerja seksual

dll. Tujuannya adalah untuk mencegah kelompok

tersebut tidak jatuh atau menjadi/terkenan sakit

(Primary prevention)

Usaha-usaha yang dilakukan antara lain :

1.Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita,

Bumil, Remaja dan usila) pemeriksaan dilakukan di

posyandu, puskesmas ataupun melalui kunjungan

rumah.

2.Pemberian Vitamin A melalui Puskesmas, Posyandu

atau kunjungan rumah.

3.Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nafas dan

menyusui.

4.Deteksi dini kasus dan faktor resiko pada maternal

dan balita).

5.Memberikan imunisasi pada bayi, balita serta ibu

hamil.

Strategi promosi pelayanan keperawatan antara

lain :

1.Advokasi

Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan

orang lain agar orang lain tersebut membantu atau

mendukung apa yang diinginkan. Advokasi pada

pelayanan keperawatan adalah melakukan pendekatan

kepada pembuat keputusan atau kebijakan sehingga

para penjabat tersebut mau mendukung pelayanan

keperawatan yang kita inginkan. Dukungan penjabat

tersebut dalam bentuk kebijakalan yang

dikeluarkan dalam bentuk Undang-undang, Peraturan

Pemerintah, Surak keputusan, peraturan daerah dan

lain sebagainya. Advokasi dapat dilakukan secara

formal maupun nonformal.

2.Dukungan sosial

Stategi dukungan sosial ini adalah suatu

kegiatan untuk mencarikan dukungan melalui tokoh

masyarakat, tujuannya agar tokoh masyarakat sebagi

jembatan antara sektor kesehatan sebagai pelaksana

dengan masyarakat sebagai penerima program.

Strategi ini dikatakan sebagai upaya bina suasana

yang kondusif terhadap pelayanan keperawatan.

Bentuk kegiatannya adalah : seminar, lokakarya,

bimbangan dan pelatihan kepada tokoh masyarakat

dan lain sebagainya.

3.Pemberdayaan masyarakat

Pemberdayaan msayarakat adalah strategi

Promosi pelayanan keperawatan yang ditujukan

kepada msyarakat langsung. tujuannya mewujudkan

kemampuan masyarakat dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatan mereka sendiri, Bentuk

kegiatannya adalah : pemberian penyuluhan,

pengorganisasian dan pengembangan masyarakat

dalam bentuk koperasi dan LSM peduli pelayanan

keparawatan.

Metode promosi yang digunakan adalah :

1.Metode promosi pada individu

Metode digunakan apabila antara promotor

pelayanan keperawatan dengan klien dapat

berkomunikasi secara langsung baik tatap mukan

atau melalui telepon cara ini paling efektifkarena

petugas dan klien dapat langsung berdialog, saling

merespon dalam waktu bersamaan.

2.Metode promosi pada kelompok

Tekhnik ini digunakan untuk sasaran kelompok,

yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu keompok kecil

yang terdiri 6-15 orang dan kelompok besar yang

terdiri dari 15-50 orang. ,metode promosi yang

dilakukan adalah :

a. Kelompok kecil

Metode yang digunakan pada kelompom kecil adalah

: diskusi kelompok curah pendapat Brain stormingi),

bermain peran (role play), Metode permainan

simulasi (simulation game. Untuk mengefektikan

metode ini dapat dilakukan dengan bantua alat

atau media misalnya lembar balik, alat peraga,

slide dan lain sebagainya.

b. Kelompok besar

Metode yang digunakan adalah ceramah yang

diikuti tanya jawab atau tanpa tanya jawab,

seminar, lokakarya dan lain sebagainya. Untuk

memperkuat metode ini perlu alat bantu seperti

Overhead projector, slide, film, sound system

dan lain sebagainya.

c. Metode promosi massal

Metode yang sering digunakan adalah :

1) Ceramah umum dilapangan atau tempat-tempat

umum.

2) Penggunaan media massa elektronik seperti

Radio dan TV yang dirancang seperti drama,

talk shaw dialog interaktif, simulasi dan

lain-lain.

3) Penggunaan media cetak seperti koran,

majalah, leaflet, poster dan lain sebagai.

Yang disajikan dalam bentuk artikel, komik dan

lain sebagainya.

4) Penggunaan media luar ruangan misalnya

spanduk dan umbul-umbul.

C. Kuratif

Sasaran promosi kesehatan pada tingkat kuratif

adalah seseorang yang telah mengalami penyakit. Tujuan

dari promosi kesehatan pada tingkat ini adalah sebagai

upaya untuk pencegahan penyakit agar tidak menjadi

semakin parah. Promosi kesehatan ini termasuk dalam

tingkat sekunder. Menurut Asmadi (2014) pencegahan

sekunder merupakan pencegahan yang dilakukan pada fase

awal patogenik yang bertujuan mendeteksi dan melakukan

intervensi segera guna menghentikan penyakit pada

tahap dini.

Contoh dari promosi kesehatan dalam tingkat ini

misalnya perawatan luka. Perawat dalam hal ini dapat

mengajarkan perawatan luka secara benar, ataupun

memberikan edukasi mengenai nutrisi yang dapat

menunjang bagi penyembuhan luka. Metode yang digunakan

dalam promosi kesehatan pada tingkat kuratif pada

contoh tersebut antara lain;

1. role play, merupakan metode promosi

kesehatan dengan cara memberikan contoh kepada klien

2. konseling, proses pemberian informasi

obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan

panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan

penguasaan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk

membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini,

masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan

keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut

3. story telling, suatu metode promosi

kesehatan dengan cara bercerita. Metode ini sering

diberikan kepada anak-anak.

D. Rehabilitatif

Rehabilitatif adalah upaya promosi kesehatan

untuk memelihara dan memulihkan kondisi/ mencegah

kecacatan. Sasarannya adalah kelompok orang yang

baru sembuh dari penyakit. Tujuannya adalah berusaha

mengembalikan penderita seperti keadaan semula

(pemulihan kesehatan) atau paling tidak

mengembalikan penderita pada keadaan yang dipandang

sesuai dan mampu melangsungkan fungsi kehidannya

serta untuk pencegahan kecacatan (tertiary prevention).

Promosi kesehatan oleh perawat dalam layanan

rehabilitatif dapat dilakukan di institusi kesehatan

rumah sakit ataupun dalam komunitas. Implementasinya

adalah dengan menerapkan proses keperawatan yang

meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan,

implementasi dan evaluasi.

Macam-macam upaya kesehatan secara rehabilitatif

:

1. Rehabilitatif Fisik

Yaitu agar bekas penderita memperoleh fisik

semaksimal mungkin.

Misal : seseorang yang karena kecelakaan patah

kakinya, maka perlu mendapat rehabilitatif dari

kaki yang patah ini yaitu dengan mempergunakan

kaki buatan yang fungsinya sama dengan kaki

sesunggguhnya.

2. Rehabilitatif Mental

Yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri

dalam hubungan perorangan dan sosial secara

memuaskan.

3. Rehabilitatif Siaoal Vokasional

yaitu agar bekas penderita dalam menempati suatu

pekerjaan / jabatan dalam masyarakat dengan

kapasitas kerja yang semaksimal-maksimalnya sesuai

dengan kemampuan dan ketidakmampuannya.

4. Rehabilitatif Aesthetis

perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa

keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat

tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan.

Misal : penggunaan mata palsu

Implementasi promosi kesehatan dalam pelayanan

rehabilitatif :

1. Melakukan fisioterapi pada kecacatan fisik

2. Pemberian alat bantu organ, misalnya alat bantu

dengar, kaca mata, dan lainnya

3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang cara

melakukan latihan fisik yang tepat

4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang cara

pengaturan diet yang tepat

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari

sistem pelayanan kesehatan yang diberikan kepada

individu, kelompok maupun masyarakat sesuai dengan

standar asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan

diharapkan dapat diberikan secara komprehensif,

efektif dan efisien semata-mata untuk kesembuhan

pasien. Upaya promosi kesehatan dalam pelayanan

keperawatan meliputi upaya promotif yaitu upaya

promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan

status/derajat kesehatan yang optimal, upaya

preventif yaitu upaya promosi kesehatan untuk

mencegah terjadinya penyakit, upaya kuratif adalah

upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk

mencegah penyakit menjadi lebih parah melalui

pengobatan, upaya rehabilitatif adalah upaya promosi

kesehatan untuk memelihara dan memulihkan

kondisi/mencegah kecacatan.

Segala macam upaya yang dilakukan dalam

keperawatan bertujuan sama yaitu untuk menjaga dan

meningkatkan kualitas hidup pasien demi terukupinya

kebutuhan biopsikososio dan spiritual. Peningkatan

kualitas hidup pasien atas upaya promosi kesehatan

yang dilakukan perawat akan sejalan dengan makin

dikenalnya andil dunia keperawatan bagi kehidupan

bermasyarakat dan bernegara.

B. Saran

Upaya peningkatan promosi pelayanan keperawatan

perlu terus ditingkatkan dengan berbagai aspek yang

berkenaan dengan dunia keperawatan. Keterlibatan

perawat dalam pelayanan keperawatan dalam cakupan

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif perlu

ditingkatkan sehingga individu, kelompok bahkan

masayarakat sebagai sasaran akan merasakan pelayanan

keperawatan yang professional dan nyata ada di

tengah-tengah mereka semua.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2014). Konsep dasar keperawatan. Jakarta.

EGC. 

Brooker,Christine. (2001). Kamus Saku

Keperawatan.Jakarta : EGC

Efendi Ferry dan Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan

Komunitas Teori Dan Praktek Dalam Keperawatan. Jakarta :

Salemba Medika

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2005).

Nomor : 1193/MENKES/SK/X/2004 tentang Promosi

Kesehatan . Jakarta : Departemen Kesehatan RI

Kusnanto.(2004). Pengantar Profesi dan Praktik

Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC

Maryani, Dewi Sri. (2014).Ilmu Keperawatan Komunitas.

Bandung: Yrama Widya

Maulana H. D. (2009). Promosi Kesehatan. Edisi 1.

Jakarta : EGC.

Notoadmodjo S. (2010). Promosi kesehatan Teori dan Aplikasi.

Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17

Tahun 2013 Tentang Tentang Izin dan penyelenggaraan

Praktik Perawat

Muharyani, P.W. (2011). Aplikasi Short Message Service (Sms)

Dalam Promosi Kesehatan Reproduksi Di Komunitas.

Universitas Indonesia

Wilkinson, Judith.M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.

(Edisi 7). Jakarta: EGC

TUGAS KELOMPOK MATA AJAR PROMOSI KESEHATAN

DOSEN: Dr. Untung Sujianto, S.Kp., M.Kes.

Bambang Edi Warsito, S.Kp, M.Kes.

ANALISA PROMOSI PELAYANAN KEPERAWATAN

KELOMPOK IV

1) Maria Yulita Meo

(22020114410003)

2) Herry Setiawan

(22020114410007)

3) Dwi Astuti

(22020114410012)

4) Kastuti Endang Trirahayu

(22020114410013)

5) Domianus Namuwali (22020114410024)

6) Sri Rahayu

(22020114410029)

7) Khoirunnisa Munawaroh (22020114410037)

8) Arlina Dhian Sulistyowati

(22020114410038)

9) Sarinti (22020114410045)

10) Gandes Ambarwati

(22020114410047)

11) Nugroho Lazuardi

(22020114410048)

PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2014

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang …………………………………………………………... 1

B.Perumusan Masalah ……………………………………………………... 2

C.Tujuan…………………………………………..………………………... 2

D.Manfaat…………………………………………………………………... 2

BAB II TINJAUAN TEORI

A.Promosi Kesehatan …………………………………………………….... 3

B.Perawat ………………………………………..……………………….... 8

C.Pelayanan Keperawatan ………………………………………………... 11

D.Ruang Lingkup Promosi Pelayanan Keperawatan

……………………... 12

BAB III PEMBAHASAN

A.Promotif ……………………………………………………………….... 14

B.Preventif …………………………...………………………………….... 16

C.Kuratif …………………………………………..…………………….... 18

D.Rehabilitatif …………………………………………..……………….... 19

BAB IV PENUTUP

A.Kesimpulan …………………………………………………….............. 21

B.Saran ……………………………………………………........................

21

DAFTAR PUSTAKA