Analisa Spasial - Vektor

32
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang GIS merupakan suatu bidang kajian ilmu yang relatif baru yang dapat digunakan oleh berbagai bidang disiplin ilmu sehingga berkembang dengan sangat cepat. Berdasarkan International GIS Dictionary atau directory internasional GIS, pengertian dari GIS adalah a computer system for capturing, managing, integrating, manipulating, analysing and displaying data which is spatially referenced to the Earth. Tentunya masih banyak definisi atau pengertian lain dari GIS yang juga disosialisasikan oleh pakar-pakar GIS dari berbagai displin ilmu. Secara umum, berdasarkan definisi-definisi yang data tersebut, satu fungsi dari GIS yang sangat penting adalah kemampuan untuk menganalisis data, terutama data spasial yang kemudian menyajikannya dalam bentuk suatu informasi spasial berikut data atributnya. Kemampuan SIG juga dikenali dari fungsi-fungsi analisis yang dapat dilakukan. Kemampuan analisis spasial menggunakan SIG dapat diklasifikasikan bermacam-macam. Spatial Analyst digunakan untuk menemukan dan mengerti lebih baik hubungan spasial dari data, sehingga dapat ditampilkan dan menjalankan query guna menghasilkan suatu aplikasi yang diinginkan. Spatial Analyst menyediakan alat untuk membuat surface (penampakan 3-dimensi) dan menganalisa karakteristiknya. Pada praktikum ini akan dilakukan beberapa metode analisis spasial dengan menggunakan data vektor, sehingga nantinya dapat menghasilkan output yang sesuai dengan tujuan dan tema yang diberikan yaitu Perkebunan Sawit Lokasi DI Aceh. Oleh karena itu praktikum ini mengambil judul “Analisa Lokasi Perkebunan Sawit di DI Aceh”. 1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari praktikum ini adalah 1. Memahami konsep analisis vektor 2. Mengerti dan memahami langkah-langkah dalam proses analisa vektor berdasarkan parameter – parameter yang telah ditentukan 3. Menghitung luas dan keliling area hasil analisa menggunakan Visual Basic Script atau VBA 1 | MODUL 3- SIG TERAPAN

Transcript of Analisa Spasial - Vektor

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangGIS merupakan suatu bidang kajian ilmu yang relatif baru yang

dapat digunakan oleh berbagai bidang disiplin ilmu sehinggaberkembang dengan sangat cepat. Berdasarkan International GIS Dictionaryatau directory internasional GIS, pengertian dari GIS adalah acomputer system for capturing, managing, integrating, manipulating, analysing anddisplaying data which is spatially referenced to the Earth. Tentunya masih banyakdefinisi atau pengertian lain dari GIS yang juga disosialisasikanoleh pakar-pakar GIS dari berbagai displin ilmu. Secara umum,berdasarkan definisi-definisi yang data tersebut, satu fungsi dariGIS yang sangat penting adalah kemampuan untuk menganalisis data,terutama data spasial yang kemudian menyajikannya dalam bentuk suatuinformasi spasial berikut data atributnya.

Kemampuan SIG juga dikenali dari fungsi-fungsi analisis yang dapatdilakukan. Kemampuan analisis spasial menggunakan SIG dapatdiklasifikasikan bermacam-macam. Spatial Analyst digunakan untukmenemukan dan mengerti lebih baik hubungan spasial dari data,sehingga dapat ditampilkan dan menjalankan query guna menghasilkansuatu aplikasi yang diinginkan. Spatial Analyst menyediakan alat untukmembuat surface (penampakan 3-dimensi) dan menganalisakarakteristiknya. Pada praktikum ini akan dilakukan beberapa metodeanalisis spasial dengan menggunakan data vektor, sehingga nantinyadapat menghasilkan output yang sesuai dengan tujuan dan tema yangdiberikan yaitu Perkebunan Sawit Lokasi DI Aceh. Oleh karena itupraktikum ini mengambil judul “Analisa Lokasi Perkebunan Sawit di DIAceh”.

1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari praktikum ini adalah 1. Memahami konsep analisis vektor 2. Mengerti dan memahami langkah-langkah dalam proses analisa

vektor berdasarkan parameter – parameter yang telah ditentukan3. Menghitung luas dan keliling area hasil analisa menggunakan

Visual Basic Script atau VBA

1 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

Manfaat praktikum ini adalah1. Mengerti dan memahami langkah dalam melakukan proses analisa

vektor terhadap beberapa data yang telah ditentukanparamaternya

2. Mengetahui perubahan atau hasil analisa vektor yang telahdilakukan

3. Mengetahui luas dan keliling area hasil analisa menggunakanVisual Basic Script atau VBA

2 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Model Data Spasial Vektor dalam SIGModel data vektor menampilkan, menempatkan dan menyimpan data

spasial dengan menggunakan titik, garis atau poligon besertaatribut-atributnya. Bentuk-bentuk tersebut didefinisikan oleh sistemkoordinat cartesian dua dimensi (x,y). Representasi vektor suatuobyek spasial merupakan suatu usaha menyajikan obyek sesempurnamungkin. Untuk itu, dimensi koordinat diasumsikan bersifat kontinyu(tidak dikuantisasi sebagaimana pada model data raster) yangmemungkinkan semua posisi, panjang dan dimensi didefinisikan denganpresisi.

Model Data Vektor TitikModel data vektor titik meliputi semua obyek geografis yang

dikaitkan dengan pasangan koordinat (x,y). Disamping informasimengenai koordinat x,y, data-data yang diasosiasikan dengan titikharus disimpan guna menunjukkan jenis titik yang bersangkutan .Data-data tersebut dapat memuat informasi seperti ukuran tampilandan orientasi simbol/titik tersebut. Gambar 4 menunjukkan contohmodel data vektor titik degan asosiasi informasinya.

11.05, 112.08, “M asjid”, “Norm al”11.05, 112.08, “M asjid”, “Norm al”

Model Data Vektor GarisModel data vektor garis didefinisikan sebagai semua unsur

linear yang dibangun dengan menggunakan segmen-segmen garis yangdibentuk oleh dua titik koordinat atau lebih. Semakin pendeksegmen-segmen garis, makin banyak jumlah pasangan-pasangan koordinat(x,y) dan makin halus bentuk kurva yang direpresentasikan. Korelasiantar data vektor garis yang menunjukkan informasi yang sama (misal;pada jaringan sungai dan jalan) diperlukan suatu simpul penghubungyang disebut dengan node. Gambar a menunjukkan model data vektor

3 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

garis dengan data asosiasinya, sedangkan Gambar b menunjukkan modeldata vektor yang membentuk suatu jaringan.

1

2

1

2

nodenode

(a) (b)

Model data vektor garis dengan data asosiasinya (a), modeldata vektor yang membentuk suatu jaringan (b)

Model Data Vektor PoligonStruktur model data poligon bertujuan untuk mendeskripsikan

properties yang bersifat topologi dari suatu area (bentuk,hubungan/relasi dan hirarki) sedemikian rupa, hingga properties yangdimiliki oleh obyek spasial dapat ditampilkan dan dimanipulasisebagai peta tematik. Model data vektor ini merupakan sekumpulansegmen garis yang membentuk kurva tertutup dan dicirikan dengansuatu nilai yang terdapat dalam seluruh luasan atau area kurva.

Model Data Vektor TIN TIN adalah model data vektor yang berbasiskan topologi yang

digunakan untuk mempresentasikan data permukaan bumi. TINmenyajikan model permukaan sebagai sekumpulan bidang-bidang kecilyang berbentuk segitiga yang saling terhubung. Informasi koordinathorizontal (x,y) dan vertikal (z) untuk setiap titik yang terdapatdi dalam jaringan TIN (yang kemudian dijadikan sebagai node)dikodekan ke dalam bentuk-bentuk tabel.

4 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

3.2Analisis Spasial Kemampuan SIG juga dikenali dari fungsi-fungsi analisis yang

dapat dilakukan. Kemampuan analisis spasial menggunakan SIG dapatdiklasifikasikan bermacam-macam. Klasifikasi di bawah ini mengacupada Aronoff (1989):

1. Pengukuran, query spasial dan fungsi klasifikasi2. Fungsi Overlay3. Fungsi Neighbourhood4. Fungsi Network5. Fungsi 3D Analyst3.2.1 Pengukuran, Query Spasial dan Fungsi Klasifikasi

Fungsi ini merupakan fungsi yang meng-eksplore data tanpamembuat perubahan yang mendasar, dan biasanya dilakukan sebelumanalisis data. Fungsi pengukuran mencakup pengukuran jarak suatuobyek, luas area baik itu 2 dimensi atau 3 dimensi.

Query spasial dalam mengidentifikasikan obyek secaraselektif, definisi pengguna, maupun melalui kondisi logika.Contoh query spasial adalah misalnya

Kita mencari suatu area yang kurang dari 400000 m2 pada areaperuntukan lahan (Gambar a). Fungsi klasifikai adalahmengklasifikasikan kembali suatu data spasial (atau atribut)menjadi data spasial yang baru dengan menggunakan kriteriatertentu. Misalnya, klasifikasi pendapatan pertahun dari rumahtangga suatu daerah, dari kalsifikasi sebelumnya dibagi menjadi 7kelas menjadi 5 kelas klasifikasi (Gambar b).

5 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

Gambar a. Query spasial dengan mencari daerah yang luasnyakurang dari 400000 m2

Gambar b. Klasifikasi pendapatan rumah tangga suatudaerah dari (kiri) 7 kelas klasifikasi menjadi (kanan) 5 kelas

klasifikasi

Fungsi OverlayFungsi ini menghasilkan data spasial baru dari minimal dua

data spasial yang menjadi dua data spasial yang menjadimasukannya. Sebagai contoh, bila untuk menghasilkan wilayah-wilayah yang sesuai untuk budidaya tertentu (misalnya kelapasawit) diperlukan data ketinggian permukaan bumi, kadar airtanah, dan jenis tanah, maka fungsi analisis spasial overlayakan dilakukan terhadap ketiga data spasial (dan atribut)tersebut. Prinsip overlay dapat dilihat pada Gambar di bawahini. Fungsi overlay ini juga dapat berlaku untuk model dataraster.

6 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

Prinsip dasar overlay untuk poligon. Dua buah poligon layer Adan B akan menghasilkan data spasial baru (dan atribut) yang

merupakan hasil interseksi dari A dan B

Fungsi NeighborhoodSalah satu yang terdapat dalam dalam klasifikasi adalah

Buffering. Fungsi ini menghasilkan data spasial baru yangberbentuk poligon atau area dengan jarak tertentu dari dataspasial yang menjadi masukannya. Data spasial titik akanmenghasilkan data spasial baru yang berupa lingkaran-lingkaranyang mengelilingi titik-titik pusatnya. Untuk data spasialgaris akan menghasilkan data spasial baru yang berupa poligon-poligon yang melingkupi garis-garis. Demikian pula untuk dataspasial poligon berupa poligon-poligon yang lebih besar dankonsenris. Fungsi Network

Fungsi network merujuk data spasial titik-titik (points) ataugaris-garis (lines) sebagai suatu jaringan yang tidakterpisahkan. Fungsi ini sering digunakan di dalam bidang-bidang transportasi, hidrologi dan utility (misalnya, aplikasijaringan kabel listrik, komunikasi, pipa minyak dan gas, airminum, saluran pembuangan). Sebagai contoh dengan fungsianalisis spasial network, untuk menghitung jarak terderka antaradua titik tidak menggunakan jarak selisih absis dan ordinattitik awal dan titik akhirnya. Tetapi menggunakan cara lainyang terdapat dalam lingkup network. Pertama, cari seluruhkombinasi jalan-jalan (segmen-segmen) yang menghubungkan titikawal dan akhir yang dimaksud. Pada setiap kombinasi, hitungjarak titik awal dan akhir dengan mengakumulasikan jarak-jaraksegmen yang membentuknya. Pilih jarak terpendek (terkecil)

7 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

dari kombinasi-kombinasi yang ada. Salah satu aplikasi yangdapat diterapkan menggunakan fungsi network adalah mencariurutan rute yang optimal. Misalnya kita memiliki 3 tujuan yangharus di datangi. Dengan menghitung efektifitas dan efisienkita dapat menentukan rute optimal tujuan kita.

(a) urutan rute yang direncanakan (b) rute optimal

Fungsi 3D AnalystFungsi 3 Dimensi terdiri dari sub-sub fungsi yang

berhubungan dengan presentasi data spasial dalam ruang 3dimensi. Fungsi analisis spasial ini banyak menggunakan fungsiinterpolasi. Sebagai contoh, untuk menampilkan data spasialketinggian, tataguna tanah, jaringan jalan dan utility dalambentuk model dimensi, fungsi ini banyak digunakan. Gambar 6menyajikan contoh penggunaan fungsi 3D analyst untuk pemboransumur minyak.

Contoh penggunaan fungsi 3DAnalsyt untuk aplikasi pertambangan

3.2.2 Konsep Dasar Spatial Overlay

8 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

A BA B

A BA B

A B A B

A BA BA B

A B A B

Konsep dasar dari spatial overlay merupakan pengembangan atauaplikasi dari operasi matematika yang telah kita kenal danpelajari bersama, dan mungkin sering kita temui atau digunakandalam aktifitas sehari-hari. Ada beberapa konsep dasar darispatial overlay, sebagai berikut:- Interseksi/Irisan (Intersection)

Interseksi adalah suatu operasi spasial untuk menentukan area/ruang yang merupakan irisan dari dua area/poligon. Sebagaicontoh:

Layer A : Polygon dengan informasi tekstur tanah liat Layer B : Polygon dengan informasi pH > 7.0

Misal, tentukan area yang memiliki tekstur tanah liat dan pH>7.Daerah yang di arsir pada ilustrasi di bawah ini menunjukkan areayang dicari.

A BA B

A B

A BA BA BA B

A B

Dari operasi interseksi di atas, dikembangkan lagi sehinggaterdapat operasi-operasi spasial yang didasarkan pada intersection,seperti contoh-contoh di bawah ini: Tentukan area yang memilikitekstur tanah liat dan pH<=7.

Tentukan area yang mempunyai tekstur tanah liat, pH > 7.0, tetapi bukan area yang merupakan daerah interseksi.

A BA B

A XOR BA BA BA B

A XOR B

9 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

- Gabungan (Union)Penggabungan dua atau lebih area/poligon menjadi satu kesatuan(area) disebut sebagai proses gabungan (Union). Ilustrasi dibawah ini memberikan penjelasan dari prose union.Misalkan, tentukan area yang memiliki tekstur tanah liat ataupH>7.

A BA B

A B

A B

A B

A BA BA B

A B

A B

A BA B

- Penelusuran (Query)Penelusuran/query adalah suatu cara untuk mencari area yangmemiliki satu criteria tertentu. Misalkan kita mencari area yangmemiliki tekstur tanah liat. Atau kita mencari tanah yangmemiliki pH>7. Pada dasarnya perbedaan query dengan operasisebelumnya adalah; interseksi, union dan atau kombinasi keduannyamerupakan penelusuran dengan menggunakan criteria/kata kuncilebih dari satu, sedangkan query merupakan proses pencarian dengancriteria/kata kunci tunggal.Kombinasi dari fungsi-fungsi dasartersebut di atas menghasilkan operasi-operasi spasial yang lebihkomplek, sebagai contoh ilustrasi di bawah ini: Tentukan areayang mempunyai tekstur tanah liat dan pH > 7.0, atau area yangmemiliki drainase yang buruk.

A BA B

A B OR C

C C

A BA BA B

A B OR C

C C

- DissolveProses dissolve akan menggabungkan feature yang berada dalamsatu theme berdasarkan nilai dari attribute yang telahditentukan. Proses ini akan mengumpulkan beberapa feature

10 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

yang mempunyai nilai yang sama pada sebuah attribute yangtelah ditentukan. Lihat Gambar berikut.

- MergeMerge merupakan suatu proses untuk membuat satu theme yangmengandung feature yang berasal dari dua atau lebih theme.Dengan kata lain, proses ini akan menambahkan feature dari duaatau lebih theme ke dalam sebuah theme. Dalam proses ini,attribute yang mempunyai nama yang sama akan tetap di simpandan digunakan. Lihat Gambar berikut.

- ClipClip merupakan suatu proses untuk membuat sebuah theme barudengan meng-overlay-kan feature dari dua buah theme. Salahsatu dari dua theme tersebut haruslah merupakan poligon themeyang disebut “overlay theme”. Proses clip menggunakan sebuahclip theme yang berfungsi sebaga “cookie cutter” untukmengclip sebuah input theme, namun dalam prosesnya tidakmengubah attribute theme tersebut. Lihat Gambar berikut.

Input Theme

Clip Theme Output Theme

11 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

- IntersectProses Intersect digunakan untuk mengintegrasikan dua buahspasial data. Dalam prosesnya, sebuah input theme akanintegrasikan dengan sebuah overlay theme untuk menghasilkansebuah output theme. Output theme mengandung feature darioverlay theme dan hanya feature dari input theme yang“overlaid” dengan feature dari overlay theme. Feature lainnyaakan dihilangkan. Lihat Gambar berikut.

Input Theme

Intersect Theme Output Theme

- UnionProses Union akan menghasilkan sebuah theme baru dengan meng-overlay-kan dua buah poligon theme yang mengandung seluruhfeature dan attribute (full extent) dari dua buah polygon themetersebut. Lihat Gambar berikut.

12 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

Input Theme Union Theme Output Theme

- Assign Data by LocationProses Assing Data by Location akan melakukan sebuah spasialjoin dari dua buah theme yang ditentukan berdasarkan hubunganspasial (spatial relationship) antara feature dari kedua buah themetersebut. Lihat Gambar berikut.

13 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

BAB IIIMETODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan3.1.1 Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain :1. Laptop Acer Aspire 4732Z2. Printer

3.1.2 BahanBahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain :1. Software Microsoft Office Word2. Software ArcGIS 9.33. Data vektor (jenis tanah, landuse, sungai, dan gunung)

3.2Diagram Alir

14 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

15 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

Layer JenisTanah

LayerLanduse

LayerGunung

LayerSungai

Extract BufferExtract Extract

Gunungjarak maks

AreaTerseleksi ≥

LokasiPerkebunan

Ya

Tidak

BufferJenistanah Ka

Kebuncampuran

SungaiTerukur

Intersec

AreaTerseleksi

Erase

3.3 Langkah PelaksanaanAdapun langkah pelaksanaan dari praktikum ini antara lain :1. Membuka software ArcGIS 9.32. Menambahkan layer jenis tanah, landuse, sungai, dan

gunung

3. Untuk menampilkan layer jenis tanah, landuse, dan sungaiterukur dengan parameter yang telah ditentukan dapatdilakukan dengan cara Analysis Tools Extract Select- Layer Jenis Tanah

Analysis Tools Extract SelectLalu memilih layer jenis tanah dan nama output.Setelah itu memilih Query Bulider dan mengisi perintahsesuai parameter yaitu Jenis tanah = Ka, seperti padagambar di bawah ini :

Akan muncul gambar seperti di bawah ini :

16 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

Setelah memasukkan rumus query ‘“KODE_TANAH”’=’Ka’, laluOK

- Layer LanduseAnalysis Tools Extract SelectLalu memilih layer landuse dan nama output. Setelahitu memilih Query Bulider dan mengisi perintah sesuaiparameter yaitu Landuse = Hutan atau Kebun Campuran,seperti pada gambar di bawah ini :

Akan muncul gambar seperti di bawah ini :

17 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

Setelah memasukkan rumus query ‘“KLASLADUSE”’=’Hutan’OR ‘“KLASLADUSE”’=’Kebun Campuran’, lalu OK

- Layer Sungai TerukurAnalysis Tools Extract SelectLalu memilih layer sungai dan nama output. Setelah itumemilih Query Bulider dan mengisi perintah sesuaiparameter yaitu Sungai = Sungai Terukur, seperti padagambar di bawah ini :

Akan muncul gambar seperti di bawah ini :

18 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

Setelah memasukkan rumus query ‘“Keterangan”’=’Sungai Terukur’

4. Untuk menampilkan layer sungai terukur dan gunung denganparameter yang telah ditentukan dapat dilakukan dengancara Analysis Tools Proximity Buffer- Layer Sungai Terukur

Analysis Tools Proximity Buffer Lalu memilih layer sungai terukur (sungai_select) dannama output. Setelah itu mengisi nilai jarak bufferyaitu sejauh 549 m dan memilih tipe dissolve all.Seperti pada gambar di bawah ini :

- Layer Gunung

Analysis Tools Proximity Buffer Lalu memilih layer gunung dan nama output. Setelah itumengisi nilai jarak buffer yaitu sejauh 1549 m danmemilih tipe dissolve all. Seperti pada gambar dibawah ini :

19 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

5. Untuk mengetahui lokasi perkebunan sawit denganmenggunakan jenis tanah, kelas landuse,dan jarak darisungai dapat menggunakan fungsi intersect. Langkah –langkahnya antara lain :Analysis Tools Overlay Intersect

Lalu membuat nama dan lokasi output dan OKAkan tetapi dikarenakan parameter gunung adalah lebihdari 1549 m, maka dibutuhkan fungsi analisis vektor yaituErase. Fungsi analisis ini untuk mengetahui daerah hasilintersect ketiga layer tadi (jenis tanah, landuse, dansungai terukur) diluar area buffer gunung. Analysis Tools Overlay Erase

20 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

Memasukkanlayer yangtelah diproses

6. Langkah terakhir adalah menghitung luas dan kelilinghasil analisa yang telah dilakukan. Menghitung luas dankeliling ini menggunakan fungsi Field Calculator danVisual Basic Script. Pertama yang dilakukan adalahmenambah 2 field baru yaitu Area dan Perimeter. Klikkanan layer hasil akhir Open Atrribute Table Options Add Field. Lalu mengisi seperti di bawah ini :

Setelah field baru sudah terbentuk, pada nama field klikkanan Field Calculator, dan masukkan formula ataurumus seperti di bawah ini :

21 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

Begitu juga dengan field perimeter atau keliling :

Lalu OK, maka program akan menghitung luas dan kelilingsecara otomatis.

22 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

BAB IVHASIL DAN ANALISA

4.1 Layer Jenis TanahHasil dari analisis spasial menggunakan fungsi extract

adalah sebagai berikut :

Gambar di atas menunjukkan hasil dari fungsi extract denganparameter jenis tanah adalah Ka. Hasil analisa di atasdidapatkan menggunakan query builder ‘“KODE_TANAH”’=’Ka’.Warnabiru menunjukkan daerah atau layer jenis tanah secarakeseluruhan, sedangkan warna hijau menunjukkan daerah denganjenis tanah yang telah terseleksi (Ka).

4.2 Layer LanduseHasil dari analisis spasial menggunakan fungsi extractadalah sebagai berikut :

23 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

Gambar di atas menunjukkan hasil dari fungsi extract denganparameter kelas landuse atau tutupan lahan adalah hutan ataukebun campuran. Hasil analisa di atas didapatkan menggunakanquery builder ‘“KLASLADUSE”’=’Hutan’OR ‘“KLASLADUSE”’=’KebunCampuran’.Warna hijau menunjukkan daerah atau layer jenis tanahsecara keseluruhan, sedangkan warna biru menunjukkan daerahdengan kelas tutupan lahan yang telah terseleksi (kebuncampuran atau hutan).

4.3 Layer SungaiHasil dari analisis spasial menggunakan fungsi extractadalah sebagai berikut :

Gambar di atas menunjukkan hasil dari fungsi extract denganparameter sungai adalah sungai terukur. Hasil analisa di atasdidapatkan menggunakan query builder ‘“Keterangan”’=’SungaiTerukur’. Selanjutnya hasil dari analisis pendekatanmenggunakan buffer sebagai berikut :

24 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

Gambar di atas menunjukkan hasil dari fungsi buffer denganjarak 549 meter, terhadap sungai yeng telah terseleksi (sungaiterukur). Dengan fungsi pendekatan buffer, dapat diketahuiarea sejauh 549 meter dari aliran sungai.4.4 Layer Gunung

Hasil dari analisis spasial menggunakan fungsi extractadalah sebagai berikut :

Gambar di atas menunjukkan hasil dari fungsi buffer denganjarak 1549 meter, terhadap layer gunung. Dengan fungsipendekatan buffer, dapat diketahui area sejauh 1549 meter darialiran sungai. Dikarenakan parameter yang diwajibkan adalahlebih dari 1549 m, maka daerah yang dimkasud adalah diluararea buffer. Untuk mengetahui hasil daerah yang sesuai makadilakukan proses analisa selanjutnya menggunakan fungsi erase.

4.5 Hasil Analisa GabunganAnalisa spasial gabungan ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan antar keempat layer yaitu jenis tanah, kelas tutupanlahan, sungai, dan gunung yang diperuntukkan untuk mengetahuilokasi perkebunan kelapa sawit yang sesuai parameter yangtelah ditentukan. Berikut ini merupakan hasil analisagabungan dari semua proses sebelumnya. Pada gambar pertamamerupakan hasil analisa 3 layer (jenis tanah, landuse, dansungai) ditampilkan dengan layer buffer gunung. Daerah yangberwarna biru dan berada di luar daerah buffer gunungmerupakan daerah perkebunan kelapa sawit.

25 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

Setelah dilakukan proses selanjutnya yaitu menggunakan fungsiErase, maka didapatkan hasil area perkebunan kelapa sawit,seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Area perkebunankelapa sawit ini mempunyai parameter jenis tanah Ka, kelastutupan lahan hutan atau kebun campuran, berada pada jarakmaksimum 549 m dari aliran sungai dan berada pada jarak ≥ 1549m dari gunung.

4.6 Hasil Perhitungan Luas dan KelilingDari hasil perhitungan menggunakan field calculator (VBA),

didapatkan luas dan keliling masing – masing poligon sebagaiberikut :

26 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

Hasil perhitungan luas dan keliling tiap poligon di atasdidapatkan dari formula yang telah dilakukan di fieldcalculator. Dengan menggunakan fungsi ini luas dan kelilingakan otomatis terupdate, karena layer “hasil akhir” telahdiubah menjadi geodatabase feature class.

27 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

BAB VPENUTUP

5.1 KesimpulanDari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik

kesimpulan :1.Analisa spasial vektor pada praktikum ini merupakanproses ekstrasi (extract), lapisan (overlay), danpendekatan (proximity) data vektor yang mana diprosessesuai parameter yang ditentukan sehingga menghasilkanarea perkebunan kelapa sawit

2.Analisa spasial vektor untuk menentukan area perkebunankelapa sawit menggunakan fungsi select, intersect,buffer, dan erase

3.Hasil perhitungan luas dan keliling perkebunan kelapasawit adalah :

Poligon

Luas Keliling

1 13672,708 663,2232 451656,305 4698,38

23 38707,87 977,234 71990,708 1900,22

5Total 576027,591 8239,06

5.2 SaranDari praktikum yang telah dilakukan saran yang diberikanantara lain :

1.Sebelum melakukan analisis spasial vektor sebaiknyamengerti terlebih dahulu jenis data yang digunakan dantujuan dari analisa spasial vektor ini

28 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

2.Dalam proses analisa spasial vektor diharapkan lebihmengetahui arti dari proses yang dilakukan

29 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono,Agung,B. 2013. Pengantar Spasial Analisis. Materi Kuliah SIGTerapan Jurusan Teknik Geomatika ITS. Surabaya

Cahyono,Agung,B. 2013. Spasial Analisis Vektor. Materi Kuliah SIGTerapan Jurusan Teknik Geomatika ITS. Surabaya

Cahyono,Agung,B. 2013. Spasial Analisis Data Vektor dan Raster. MateriKuliah SIG Terapan Jurusan Teknik Geomatika ITS.Surabaya

muslimpinang.files.wordpress.com/2008/01/gis-dengan-arcview.doc diunduh pada 6 Desember 2013 pukul 17.00 WIB

http://www.pwktech.info/analisa-spasial/sa_3_classification/diunduh pada 6 Desember 2013 pukul 17.00 WIB

30 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

MODUL 3 - PRAKTIKUMSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TERAPAN

“VEKTOR ANALISIS”

OLEH :MEYLIA AYU INDRAYANTI

3510100049

JURUSAN TEKNIK GEOMATIKAFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA31 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N

2013

,

32 | M O D U L 3 - S I G T E R A P A N