Pola Spasial Tanah Wakaf di Jakarta
Transcript of Pola Spasial Tanah Wakaf di Jakarta
POLA SPASIAL TANAH WAKAF
DI DKI JAKARTA
oleh: Hanum Suroyya
Seminar Proposal Penelitian Program Magister Ilmu Geografi Universitas
IndonesiaJum’at, 11 April 2014
Latar Belakang Wakaf merupakan institusi sosial-religius yang berdimensi ekonomis untuk mewujudkan keadilan ekonomi dan kesejahteraan sosial masyarakat.Jumlah seluruh tanah wakaf di Indonesia sebanyak 403.845 lokasi dengan 1.566.672.406 meter persegi (Direktorat Wakaf, 2002) SETARA dengan 4 kali luas Singapura, ditaksir Zaidi (2008) nilai kapitalisasinya Rp 590 trilyun.
Latar Belakang (2) Di Indonesia, praktek wakaf sudah berlangsung lama. • Pada suku badui di Cibeo Banten mempunyai Huma Serang, yakni sebuah ladang yang diolah dan dikerjakan secara bersama-sama dan hasilnya digunakan untuk kepentingan bersama.
• Di Lombok, Nusa Tenggara Barat, ada tanah ”pareman” yakni tanah negara yang dibebaskan dari pajak yang diserahkan kepada desa-desa, subak dan candi untuk kepentingan bersam
Latar Belakang (3) Di DKI Jakarta terdapat sekitar 6.000
lokasi tanah wakaf yang tersebar di 5 kota.
Penelitian di Bantul (2002) : 97% tanah wakaf dimanfaatkan untuk masjid, mushola, madrasah dan makam.
Penelitian di Jakarta (2006) : Harta wakaf lebih banyak bersifat diam (77%) daripada yang menghasilkan atau produktif (23%)
Sebagian besar tanah wakaf berbentuk masjid, kuburan, sarana pendidikan, panti asuhan.
Institusi kementerian agama DKI Jakarta dan Badan Wakaf Indonesia belum memiliki informasi spasial tanah wakaf.
Latar Belakang (4)
LINGKUNGAN
SOSIAL
Ada lokasi yang berpotensi produktif
Masalah Penelitian1. Bagaimana pola spasial tanah wakaf
di DKI Jakarta?
2. Bagaimana tingkat keselarasan tanah wakaf terhadap RTRW DKI Jakarta?
TUJUAN DAN MANFAAT1. Mengidentifikasi ketersediaan tanah wakaf
produktif di DKI Jakarta.2. Memetakan disribusi lokasi tanah wakaf
produktif dan tidak produktif di DKI Jakarta berdasarkan data penelitian.
3. Menganalisis struktur ruang tanah wakaf produktif yang dibentuk dari persebaran tanah wakaf dan penggunaan tanah di DKI Jakarta.
4. Mengeksplorasi manfaat ketersediaan pengembangan tanah wakaf bagi keselarasan struktur kota Jakarta.
BATASAN PENELITIANModel adalah gambaran penyederhanaan dari keadaan sebenarnya (Haget, 2001). Model spasial terdiri dari sekumpulan proses yang dilakukan pada data spasial untuk menghasilkan suatu informasi umumnya dalam bentuk peta.
Keselarasan yang dimaksud adalah keseimbangan pemanfaatan tanah wakaf di perkotaan terhadap meningkatnya pendapatan ekonomi pemilik/pengelola tanah wakaf, meningkatnya mutu pendidikan dan kesejahteraan masyarakat serta meningkatnya prosentase ruang terbuka hijau, yang diwujudkan dalam model realokasi dan konsolidasi tanah.
Tanah wakaf adalah tanah hak milik yang sudah diwakafkan. Perwakafan tanah hak milik merupaka suatu perbuatan hukum yang suci, mulia dan terpuji yang dilakukan seseorang atau badan hukum, dengan memisahkan sebagian harta kekayaannya yang berupa tanah hak milik dan melembagakannya untuk selama-lamanya menjadi wakaf sosial (Harsono, 2005).
Produktif menurut Kamus Besar Bahas Indonesia adalah bersifat atau mampu menghasilkan (dalam jumlah besar); mendatangkan (memberi hasil, manfaat); menguntungkan; mampu menghasilkan terus dan dipakai secara teratur untuk membentuk unsur-unsur baru.
Potensi menurut Kamus Besar Bahas Indonesia adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya.
BATASAN PENELITIAN (2)
Struktur ruang menurut RTRW DKI Jakarta adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
RTRW yang dimaksud adalah Rencana Tata Ruang Wilayah DKI Jakarta berdasarkan Perda No 1 tahun 2012.
Lembaga wakaf yang dimaksud adalah Badan Wakaf dengan para nazhir (pengelola) baik berupa badan hukum maupun perseorangan.
BATASAN PENELITIAN (3)
TINJAUAN PUSTAKARuang (space) adalah mengacu pada lokasi suatu tempat dan tempat (place) adalah titik lokasi tersebut (Cloke, 2005).Ruang dipahami sebagai suatu wadah (geografi fisik) yang empiris, obyektif, mudah dipetakan yang di dalamnya terdapat berbagai aktivitas manusia atau makhluk hidup lainnya (geografi manusia)Ruang juga merupakan bentuk produk sosial, seperti adanya disparitas sosial, segregasi sosial, keterkaitan lokalitas nilai, komodifikasi yang menjelaskan proses pembentuk karakter sosial dalam satu fenomena ruang atau sebaliknya (Levebre, 1991)
TINJAUAN PUSTAKA (2)Penggunaan Tanahmerupakan indikator dari aktivitas masyarakat di suatu tempat (Sandy, 1977). Menurutnya, penggunaan tanah kota (urban) terdiri dari: Tanah perumahan: rumah, lapangan, rekreasi dan kuburan. Tanah perusahaan Tanah jasa Tanah industri Tanah kosong yang sudah diperuntukan.
• Nilai TanahKemampuan sebidang tanah dalam memberikan penghasilan/keuntungan (economic rent) tidak semata-mata karena faktor fisik tanah tapi juga karena keuntungan lokasi (land rent atau locational rent) (Northam, 1975)
TINJAUAN PUSTAKA (3)UU No 41 tahun 2004 tentang WakafDefinisi : perbuatan hukum waqif (pemberi wakaf) untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagaian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingan guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.
Tujuan: memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan fungsinya dengan mengembangkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum.Benda wakaf ada 2 :1. Bergerak : uang, investasi2. Tidak bergerak : tanah, bangunan, tanaman
Di Brunei MUIB mengatur dan mengelola harta wakaf menggunakan teknologi e-government dan menjadi satu-satunya wali untuk semua wakaf.
Di Malaysia skema saham dan pengembangan harta wakaf seperti pusat dialisis, toko, kantor, apartemen, rumah sakit, usaha pertanian dan peternakan.
Di Singapura MUIS memiliki anak perusahaan yang dikenal sebagai Wakaf Real Estate Singapura (WAREES Investment Pte. Ltd) untuk memastikan sifat wakaf dikembangkan ke tingkat maksimum. 200 properti wakaf dengan nilai saat ini SG $ 250 juta, dikembangkan dan menghasilkan sewa tahunan sekitar SG $ 6 sampai SG $ 7 juta.
TINJAUAN PUSTAKA (4)
Nilai properti wakaf telah meningkat sepuluh kali lipat dan menghasilkan pendapatan yang lebih besar terhadap dana wakaf.
Isu sosial ekonomi dan lingkungan yang ditimbulkan restrukturisasi pedesaan/perkotaan tercermin dari penggunaan tanah, sebetulnyan dapat diselesaikan dengan konsolidasi lahan (land consolidation), pendekatan yang valid untuk pembangunan berkelanjutan (Tuan, 1971)
Penelitian seperti sistem pendukung keputusan dan model untuk konsolidasi lahan (Demetriou,. Et all, 2012), konsolidasi tanah sebagai pendekatan pembangunan pedesaan berkelanjutan (Burton, 1998; Pasakarnis, et. al, 2013), risiko ekologis untuk konsolidasi lahan (Yu et al, 2010).
Penelitian Essadiki (2002) berupaya untuk mengoptimalisasi langkah-langkah teknis dari proyek konsolidasi tanah dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (GIS).
TINJAUAN PUSTAKA (4)
Peraturan Kepala BPN Nomor 4 tahun 1991Konsolidasi Tanah adalah kebijakan pertanahan mengenai penataan kembali penguasaan dan penggunaan tanah serta usaha pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan, untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan pemeliharaan sumber daya alam dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Tujuannya adalah untuk mencapai pemanfaatan tanah secara optimal, melalui peningkatan efisiensi dan produktifitas penggunaan tanah.
Proyek percontohan di kawasan Renon, Kota Denpasar Provinsi Bali tahun 1983. Kawasan pertanian pusat perkantoran, pemerintah, kedutaan, dan konsulat yang telah dilengkapi dengan fasilitas sosial berupa jalan raya, pura, masjid, gereja, dan lapangan umum.Harga tanah (1983) Rp 300.000/100 m2 (2009) Rp 300.000.000/100m2
TINJAUAN PUSTAKA (5)
METODOLOGI PENELITIAN
Penggunaan Tanah
Eksisting
RTRW DKI Jakarta
Model Spasial Tanah Wakaf Produktif
Realokasi dan Konsolidasi Tanah Wakaf
Tanah Wakaf
Luas Jarak Manfaat Nilai Tanah
Ekonomi, Lingkungan, Sosial
Kerangka Pikir
METODOLOGI PENELITIAN (2)
Alur KerjaPeta
Penggunaan Tanah
Pengumpulan data sekunder
·Klasifikasi ·Plotting
Peta Persebaran
Tanah WakafPeta RTRW
DKI
Realokasi dan Konsolidasi Tanah WakafMulti Criteria Analysis
Pengambilan Sampel (penampang)
Pre-Study
Masalah
Model Spasial Keselarasan Tanah Wakaf Produktif
Survey, wawancara, kuesioner
METODOLOGI PENELITIAN (3)Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:1.Lokasi tanah wakaf2.Luas tanah wakaf3.Pemilik tanah wakaf (perorangan/lembaga)4.Pemanfaatan tanah wakaf5.Nilai tanah6.Jarak 7.Kondisi sosial ekonomi 8.Penggunaan tanah sekitar9.Kelas jalan
METODOLOGI PENELITIAN (4)Data Sekunder, berupa:
1.Data lokasi diperoleh dari Kantor Wilayah Kementerian Agama RI tahun 2012. Karena belum dijumpai peta persebaran tanah wakaf tersebut, maka dibuat peta persebarannya terlebih dahulu.
2.Peta Nilai tanah berdasarkan NJOP 3.Peta penggunaan tanah DKI Jakarta4.Peta kelas jalan DKI Jakarta.5.Peta RTRW DKI Jakarta 2030.
Data Primer berupa :6.Survey lapang dilakukan untuk mengecek lokasi tanah wakaf dengan GPS
7.Wawancara serta kuesioner untuk mengetahui dampak sosial ekonomi.
Membuat garis penampang untuk mengambil sampel
METODOLOGI PENELITIAN (6)
Analisis Multi Criteria pada Land Consolidation1.Tahap Pendahuluan Realokasi Tanah 2.Tahap Realokasi Tanah Sementara dengan
pembobotan3.Membuat model realokasi tanah definitif
No Kriteria dan Constrain Bobot* 1 Nilai Plus 0,7 2 Pem ilik bidang pada blok 1 3 Harapan pem ilik tanah 0,5 4 Dom inasi jenis penggunaan tanah 0,6 5 Bidang tanah yang nilainya lebih tinggi dari
rata-rata sem ua bidang pada area khusus 0,5
6 Bidang tanah yang nilainya lebih rendah dari rata-rata sem ua bidang pada area khusus
0,3
7 Dekat dengan jalan arteri 1
Rencana Pembobotan