Aflah-shorih 08110010 -psikologi-perkembangan
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Aflah-shorih 08110010 -psikologi-perkembangan
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
BAB ІPENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Dengan melihat beberapa spek yang di lalui oleh
perkembanga fase dewasa serta beberapa kajian tentang
tersebut, dapatlah diambil suatu pemikitan bahwa dewasa
adalah “pemekaran” dalam hal ini berarti seseorang mampu
untuk menganggap orang lain sebagai bagian dari dirinya..
dalam hal ini penetapan untuk masa dewasa itu sendiri sulit
untuk dipastikan karena banyak aspek di dalamnya yang
mempengaruhi perkembangan masa tersebut.ada yang
mengatakan seorang anak dianggap belum mencapai status
dewasa kalau ia belum mencapai usia 21 tahun. Sementara itu
dalam kebudayaan Indonesia , seseorang dianggap resmi
mencapai status dewasa apabila sudah menikah, meskipun
umurnya belum mencapai 21 tahun. Terlepas dari perbedaan
dalam penentuan waktu dimulainya status kedewasaan
tersebut, pada umumnya spikolog menetapkan sekitar usia 20
tahun sebagai awal masa dewasa dan berlangsung sampai
sekitar usia 40-45, dan pertengahan masa dewasa
2
berlangsung dari sekitar usia 40-45 sampai sekitar usia 65
tahun, serta masa dewasa lanjut atau masa tua berlangsung
dari sekitar usia 65 tahun sampai meninggal.
Dalam masa dewasa itu sendiri memiliki beberapa perode
yang di lalui oleh masa dewasa, diantaranya periode dewasa
awal, periode dewasa madya (dewasa tengah), dan periode
dewasa akhir. dalam ke tiga periode ini juga memiliki
beberapa pendekatan-pendekatan dan perbedaan tingkat
kemampuan yang dimiliki, baik dalam hal fisik
(jasmani),intelektual (kognitif),emosional, dan
spiritual.
B. Runmusan masalah
1. apa pengertian dari fase dewasa ?
2. Bagaiman perkembangan yang di lewati oleh tiap fase-
fase perkembangan dewasa ?
3. Apakah ada perbedaan antara konsep dan aplikatif pada
fase dewasa ?
4. bagaimana penagana permasalahan terhadap masalah
yang di hadapi pada pekembangan dewasa ?
BAB ІІ PEMBAHASAN
1. Pengertian dewasa
1. Pengertian dewasa menurut Allport : Extension of self
atau “pemekaran” dari diri sendiri. Hal ini berarti
seseorang mampu untuk menganggap orang lain sebagai
bagian dari dirinya.
3
2. pengertian dewasa dalam Islam adalah suatu masa ketika
kita harus bertanggung jawab atas segala perbuatan
yang kita lakukan sendiri.
3. pengertian dewasa didefinisikan dari aspek biologi
yaitu sudah akil baligh.
Menurut istilah :
Pada sebagian besar kebudayaan kuno, ststus ini
tercapai apabila pertumbuhan puberitas telah selesai
atau setidak-tidaknya sudah mendekati selesai dan
Amerika, seorang anak dianggap belum mencapai status
dewasa kalau ia belum mencapai usia 21 tahun. Sementara
itu dalam kebudayaan Indonesia , seseorang dianggap
resmi mencapai status dewasa apabila sudah menikah,
meskipun umurnya belum mencapai 21 tahun. Terlepas dari
perbedaan dalam penentuan waktu dimulainya status
kedewasaan tersebut, pada umumnya spikolog menetapkan
sekitar usia 20 tahun sebagai awal masa dewasa dan
berlangsung sampai sekitar usia 40-45, dan pertengahan
masa dewasa berlangsung dari sekitar usia 40-45 sampai
sekitar usia 65 tahun, serta masa dewasa lanjut atau masa
tua berlangsung dari sekitar usia 65 tahun sampai
meninggal (Feldman, 1996).
2. Periode Perkembangan Masa Dewasa
A. Dewasa awal
Pada masa dewasa dimulai pada usia 18 tahun yang
sering disebut dewasa awal, individu dalam masa ini telah
menyelesaikan tugas perkembangannya secara umum dan siap
4
memikul status dan tanggung jawabnya dalam masyarakat
bersama dengan orang lain. Pada masa ini problem sosial
lebih terfokus pada hubungan keluarga dan dalam dunia
kerja. Permasalahan tekanan oleh keluarga maupun dari
“bos” kerjanya menjadikan salah satu beban psikologis
pada individu di usia dewasa awal. Selain itu pada masa
ini individu juga akan lebih merasakan kejenuhan karena
kehilangan persahabatan yang dimiliki pada masa remaja.
Di dalam perkembangan yang di alami oleh masa dewasa
ada beberapa aspek yang perlu kita ketahui di antaranya :
1. jasmani ( fisik )
Perkembangan Fisik: Mencapai puncak Kerangka
dan otot mencapai perkembangan penuh (usia 20-an
hingga 30-an). Otot lurik mencapai puncak
kekuatannya (usia 25-30). Ketahanan fisik mencapai
puncak, kesehatan dan kekuatan umumnya dalam
kondisi terbaik (usia 20-an hingga 30-an). Catatan:
Penurunan kebugaran fisik dapat diperlambat dengan
makanan sehat, olah raga tera.
Bagi wanita, perubahan biologis yang utama
terjadi selama masa pertengahan dewasa adalah
perubahan dalam hal kemampuan repoduktif, yakni
mulai mengalami menopause atau berhentinya
mentruasi dan hilangnya kesuburan. Dan pada umumnya
menopause terjadi pada usia sekitar 50 tahun, akan
5
tetapi ada juga yang mengalami pada usia 40 tahun.
Peristiwa menopause disertai dengan berkurangnya
hormone estrogen. Bagi sebagian besar perempuan,
menopause tidak menimbulkan problem psikologis.
Tetapi bagi sebagian lain menopause telah
menyebabkan munculnya sejumlah besar gejala
psikologis , termasuk depresi dan hilang ingatan .
Bagi laki-laki , proses penuan selama masa
pertengahan dewasa tidak begitu kentara, karena
tidak ada tanda-tanda fisiologis dari peningkatan
usia seperti berhentinya haih pada perempuan. Lebih
dari itu , laki-laki tetap subur dan mampu menjadi
ayah anak-anak sampai memasuki usia tua. Hanya
kemunduran fisik juga terjadi secara berangsur-
angsur, seperti berkurangnya produksi air mani,
dan frekuensi orgasme yang cenderung merosot.
Di dalam sebuah buku lain di tuliskan bahwa
perkembangan fisik yang di alami oleh masa dewasa
awal mencapai puncak antara umur 18 sampai 30 tahun,
terutama antara umur umur 19 sampai 26 tahun. Dan
kesehatan juga mencapai puncaknya pada tahun
tersebut dalam hal ini ada bahaya yang juga yang
mengancam dalam masa ini , ada bahaya yang
tersembunyi dalam kemampuan fisik dan kesehatan
yang puncak ini yaitu kebiasaan yang buruk mungkin
6
juga terbentuk.. di dalam dewasa awal pelambatan
dan penuruna kondisi fisik mulai nampak.
2. intelektual (kognitif)
Pada masa dewasa awallah individu mulai bisa
mengatur pikiran operasional formal mereka.
Sehingga mereka mungkin merencanakan atau membuat
hipotesis tentang masalah-masalah seperti remaja.
Tetapi mereka menjadi lebih sistematisa ketika
mendekati masalah sebagai seorang dewasa.
Sementara desa lebih bisa menyusun hipotesis dari
pada remaja dan menunjukan suatu pemecahan masalah
dari suatu masalah.. pada dewasa banyak indifidu
mengkonsolidasikan pemikiran operasional mereka
dan banyak orang dewasa lainnya tidak berfikir
dengan cara operasional formal sama sekali.
“labouvievief” berpendapat bahwa orang dewasa muda
memawuki pola pikiran yang prakmatis. “perry”
berteoro bahwa bersamaan dengan individu memasukli
masa dewasa., pemikiran lebih realistic.
Sedangkan”schaie” menhgajukan urutan fase-fase
kongnitif di antaranya: pengambil alihan,
pencapaian, tanggung jawab, eksekutif,
reintegratif.
William Perry (1970) mencatat perubahan-
perubahan penting tentang cara berfikir orang
dewasa muda yang berbeda dengan remaja. Ia percaya
7
bahwa remaja sering memandang dunia dalam dualisme
pola polaritasa mendasar.—seperti benar/salah ,
kita/mereka, atau baik/buruk. Pada waktu kaum muda
mulai matang dan memasuki masa dewasa, mereka mulai
menyadari perbedaan pendapat dan berbagai
perspektif yang dipegang oleh orang lain, yang
mengguncangkan dualistik mereka. Pemikiran
dualistik mereka dignti oleh pemikiran beragam,
saat itu individu mulai memahami bahwa orang semua
orang dewasa tidak selalu memiliki semua jawaban.
Mereka mulai memperluas wilayah pemikiran
individualitik dan mulai percaya bahwa semua orang
memiliki pandangang pribadi masing-masing serta
setiap pendapat yang ada sebaik pendapatorang
lainnya. “Schaie” berpendapat fase mencapai
prestasi (achieving stage) adalah fase dimana
dewasa awal yang melibatkan intelektualitas pada
situasi yang memiliki konsekwensi besar dalam
mencapai tujuan jangkapanjang, seperti pencapaian
karir dan pengetahuan.
3. Sosio-Emosional
Ketegangan-keteganag emosi yang terjadi dalam
masa dewasa awal, terutama sering di alami dalam
parohan awal masa ini. Banyak dialami dewasa muda
ini mengalami ketegangan emosi yang berhubungan
8
denagan persoalan-persoalan yang di alaminya
seperti persoalan jabatan, perkawinan, keuangan,
dan sebagainya.. Robert J. Havighurst (1953)
berpendapat bahwa seorang dalm usiaawal atau
petrengahan tiga puluhan telah akan dapat
memecahkan persoalan-persoalan serta cukup dapat
mengendapkan ketegangan emosiny, sehinnga
seseorang dpat mencappai emosi yang setabil atau
kalem.
Pada dewasa awal ketegangan emosional sering
kali dinampakan dalam ketakutan-ketakutan atau
kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran itu
timbul bergantung pada ketercapaian penyesuaian
terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi pada
suatu saat tertentu, dan sejauhman sukses dan
kegagalan yang di alami dalam pergumulan persoalan.
Kekhawatiran yang berhubungan dengan penampakan
pribadi agak dirasakan dalam tahun-tahun
pertengahan dewasa awal (27-35 tahun) karena pada
tahun ini seseorang sering dan banyak menghadapi
masalah yang berhubunga dengan pertemuan-
pertemuwn social atau hubunga suami ietri yang
dijaga kelestariyannya.di atas usia 35 tahun sampai
akhir dewasa awal ini kekhawatiran berpusat pada
masalah-masalh kesehatan, meraih kesuksesan dalam
bisnis, dan kemampiuan kerja.
9
B. Dewasa madya
Pada masa dewasa madya muncul pada usia 40 tahun
hingga 60 tahun, pada masa ini merupakan masa dimana
dalam kehidupan sosial individu lebih selektif dalam
memilih teman. Selain itu pada dewasa madya individu
telah berada pada posisi puncak karir dan ekonomi
sehingga mereka mempunyai pengaruh dalam kehidupan
sosial dan mempunyai banyak peluang untuk menjadi
pemimpin. Masa dewasa madya juga sering disebut sebagai
masa berbahaya karena biasanya penyakit yang biasanya
tidak dirasakan akan lebih terasa, selain itu beban
pikiran akan mudah untuk menyebabkan stress.
Di dalam masa dewasa madya ini ada beberapa aspek
yang perlu di ketahui diantaranya :
1. Jasmani
Pada dewasa tengah ini beberapa perubahan yang
terjadi, perubahan mulai nampak lebih awal di usia 30
tahun, tapipada beberap titik/bagian di usia 40
tahun, menurunnya perkembangan fisik menunjukan
bahwa masa dewasa awal telah datang. Daya akomodasi
mata, kemampuan untuk memfokuskan dan
mempertahankan gambar pada retina mengalami
perubahan paling tajam antara usia 40 dan 59
tahun.khususnya, individu pada usia baya mulai
mengalami kesulitan melihat obyek-obyek yang dekat.
10
Pada masa ini juga kebanykan mengalami kegendutan
pada postur tubuhnya. dalam hal ini ada
keterkaitanya denga factor psikologis yang
menimbulkan sikap menolak dan perasaan tidak lagi
gantengyanhg tidak jarang menimbulkan usaha-usaha
diet yang berlebihan sehingga membahayakan bagi
jantung mereka.. tidak hanya itu saja perubahan juga
di alami pada rambut dan kulit. Pada usia 40 tahun
serat-serat rambut mulai menyusut dn kiantahu
semakun menipis. Dan alm hal ini menimbulkan
perubahan warna rambut yang sebelumnya hitam kini
menjadi putih dan kadang kala menjadi botak pada
ubun-ubun mereka. Tidak menutup kemungkinan juga
semakinmengkriputnya kulit wajah dan tanganmenjadi
kasar sekaligus menimbulkan kerut-kerutan.
2. intelektual (kognitif)
Kita telah melihat bahwa penuruna pada beberapa
ciri fisik selmam dewasa tengah tidak hanya
khayalan. Orang dewasa tengah mungkin tidak melihat
dengan baik, tidak berlari denga cepat. Tapi
bagaiman dengan cirri-ciri kognitif dewasa tengah.
Kita melihat bahwa kemampuan kognitif semakin
meningkat pada dewasa awal. Tetapi kita menemukan
penurunan pada dewasa tengah dan kemungkina terjadi
ketika memori jangka panjang terlibat daripada
memorijangka pendek. Daya ingatpun juga lebih
11
mungkin turun ketika organisasi dan pembayangan
tidak di gunakan. Daya ingat jugacenderung menurun
ketika informasi yang di coba untuk di ingat adalah
informasai yang di simpan baru-baru ini atau tidak
sering digunakan(Riege & Inman, 1980). Dan daya
ingat juga cenderung menurun jika diharappkan untuk
mengingat (recall) daripada untuk mengenali
(recognize) (Mandler, 1980).
4. Emosional
Satu pendekatan terhadap perkembangan
kepribadian orang dewasa menekankan persamaan,
pendekatan lainnya menekankan perbedaan. Pendekatan
fase dewasa menekankan persamaan. Akan tetapi
terdapat variasi individu sunstasial dalam
perkembangan orang dewasa. Karakteristik
palingkonsisten adalah karakteristik adaptif gaya
penanganan masalah, pemerolehan kepuasan hidup, dan
kekuatan perilaku yang diarahkan pada tujuan. Dua
perubahan yang siknifikan dalam usia tengah baya
adalah peningkatan penguasaan pasif dan
inferioritas.
C. Dewasa akhir
Pada masa dewasa akhir dimulai pada usia 60 tahun,
pada masa ini terjadi banyak sekali penurunan kemampuan
individu. Baik secara fisik maupun psikis, beban
12
pekerjaan dan keluarga akan lebih berkurang dan
kehidupan sosialnya pun semakin berkurang dikarenakan
kurangnya kemampuan.
Dalah perkembanga dewasa akhir ada beberapa aspek
yang perlu di ketahui diantaranya :
1. Jasmani (fisik)
Pada usia dewasa akhir penuruna fisik lebih besar
dibandingkan periode-periode usia sebelumnya.
penuruna fisik terkait dengan penuaan , dengan
penekana pentingnya perkembangan-perkembangan baru
dalam penelitian proses penuaan yang mencatat bahwa
kekuatan tubuh perlaha-lahan menurun dan hilangnya
fungsi kadangkala dapat diperbarui. Dalam peroiode
ini banyak mengalami penuruna diantaranya
menurunnya kekuatan otak dan system syaraf yang pada
saat itu kita kehilangan sejumlah neuron, unit-unit
sel dasar dari system syaraf beberapa peneliti
memperkirakan kehilangan itu 50 persen selam tahun-
tahun dewasa. Perubahan sensori fisik pada masa
dewasa akhir juga melibatkan indra penglihatan,
pendengaran, indra perasa, indra pembau, dan indra
peraba.
2. Intelektual (kognitif)
13
David Wechsler (1972), yang mengembangkan skala
inteligensi, menyimpulkan bahwa masa dewasa
dicirikan dengan penurunan intelektual, karena
adanya proses penuaan yang dialami setiap orang.
Sementara, John Horn (1980) berpendapat bahwa
beberapa kemampuan memang menurun, sementara
kemampuan lainnya tidak. Horn menyatakan bahwa
kecerdasan yang mengkristal (crystallized
intelligence yaitu sekumpulan informasi dan
kemampuan-kemampuan verbal yang dimiliki individu)
meningkat, seiring dengan peningkatan usia.
Sedangkan kecerdasan yang mengalir (fluid
intelligence yaitu kemampuan seseorang untuk
berpikir abstrak) menurun secara pasti sejak masa
dewasa madya.
Kecepatan memproses informasi secara pelan-
pelan memang akan mengalami penurunan pada masa
dewasa akhir, namun factor individual differences
juga berperan dalam hal ini. Nancy Denney (1986)
menyatakan bahwa kebanyakan tes kemampuan mengingat
dan memecahkan masalah mengukur bagaimana orang-
orang dewasa lanjut melakukan aktivitas-aktivitas
yang abstrak atau sederhana. Denney menemukan bahwa
kecakapan untuk menyelesaikan problem-problem
praktis, sebenarnya justru meningkat pada usia 40-an
dan 50-an. Pada penelitian lain Denney juga
14
menemukan bahwa individu pada usia 70-an tidak lebih
buruk dalam pemecehan masalah-masalah praktis bila
dibandingkan mereka yang berusia 20-an.
3. Sosia-Emosional
“Erikson” menyatakan bahwa masa deasa akhir
dicirikan dengan tahap integritas versus keputusan,
saat diman orang-orang lanjut melihat kembali dan
mengevaluasi apa yang telah mereka kerjakan dengan
kehidupan. “Peck” menyatakan 3 tugas perkembangan
yang di hadapi orang dewasa lanjut : diferensiasi
versus kesibukan peran, melampaui versus kesibukan
dengan tubuh, dan melampaui ego versus kesibukan
dengan ego. Tnjauan hidup merupakan suatu tema umum
dalm teori-teori kepribadian di masa dewas akhir.
Selama masa dewasa, dunia social dan personal
dari individu menjadi lebih luas dan kompleks
dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa
dewasa ini, individu memasuki peran kehidupan yang
lebih luas. Pola dan tingkah laku orang dewasa
berbeda dalam beberapa hal dari orang yang lebih
muda. Perbedaan –perbedaan tersebut tidak dibedakan
oleh perubahan-perubahan fisik dan kognitif yang
berkaitan dengan penuaan, tetapi lebih disebabkan
oleh peristiwa-peristiwa klehidupan yang
dihubungkan dengan keluarga dan pekerjaan. Selama
15
periode ini orang melibatkan diri secara khusus dan
karir, pernikahan,dan hidup berkeluarga. Menurut
Erikson, perkembangan psikososial salama pada masa
tua ini ditandai denga tiga gejala penting, yaitu
keintiman, generative, dan intregritas.
4. Perkembangan spiritual
Kesetabilan dalam pandangan hidup beragama dan tingkah
laku keagamaan seseorang, bukanlah kesetabilan yang
statis. melainkan kesetabilan yang dinamis, dimana pada
suatu ketika ia mengenal juga adanya perubahan-perubahan.
adanya perubahan itu terjadi karena proses pertimbangan
pikiran, pengetahuan yang dimiliki dan mungkin karena
kondisi yang ada.
Tingkah laku keagamaan orang dewasa memiliki
persepektif yang luas didasarkan atas nilai-nilai yang
dipilihnya. selain itu tinghkah laku itu umumnya juga
dilandasi oleh pendealaman pengertian dan keluasan
pemahaman dtentang ajran agama yang di anutnya. Beragama
bagi orang dewasa sudah merupakan bagian dari komitmen
hidupnya dan bukan sekedar ikut-ikutan.
Menurut Jalaluddin, gambaran dan cerminan tingkah laku
keagamaan orang dewasa dapat pula di lihat dari sikap
keagamaanya yang memiliki ciri-ciri antara lain:
16
a. Menerima kebenaran agama berdasarkan pertimbangan
pemikiran yang matang, bukan secara ikut-ikutan.
b. Bersifat cenderung realis, sehingga norma-norma
Agama lebih banyak di aplikasikan dalam sikap dan
tingkah laku
c. Bersikap positifthingking terhadap ajaran dan
norma-norma agama dan berusaha mempelajari dan
pehaman agama
d. Tingkat ketaatan agama, berdasarkan atas
pertimbangan dan tanggungjawab diri sehingga sikap
keberagamaan merupakan realisasi diri dari sikap
hidup
e. Bersikap yang lebih terbuka dan wawasan yang lebih
luas
f. Bersikap lebih kritis terhadap materi ajaran agama
sehingga kemantapan beragama selain di dasarkan atas
pertimbangan pikiran juga di dasarkan atas
pertimbangan hati nurani
g. Sikap keberagamaan cenderung mengarah kepada tipe-
tipe kepribadian masing-masing, sehingga terikat
adanya pengaruh kepribadian dalam menerima,
memahami, serta melaksanakan ajaran agama yang di
yakininya
h. Terlihat hubungan antara sikap keberagamaan dengan
kehidupan sosial, sehingga perhatian terhadap
kepentigan organisasi sosial keagamaan sudah
berkembang.
17
C. Hambatan-Hambatan Dalam Perkembangan Serta Kematangan
Beragama
Perkembangan keagamaan seseorang agar tercapai pada
tingkat kematangan beragama dibutuhkan suatu proses yang
sangat panjang. Proses tersebut, boleh jadi karena melalui
proses konversi agama pada diri seseorang atau karena
bersamaan dengan kematangan kepribadiannya.Seringkali
seseorang menemukan dirinya mempunyai pemahaman yang baik
akan kemantapan keagamaan hingga ia dewasa atau matang
dalam beragama, hal tersebut adalah hasil dari konversi.
Sedangkan dengan perkembangan kepribadian seseorang
apabila sudah mencapai pada tingkat kedewasaan, maka akan
ditandai degnan kematangan jasmani dan rohani.
Pada tahap kedewasaan awal telihat krisis psikologis
yang dialami, oleh karena adanya pertentangan antara
kecenderungan untuk mengeratkan hubungan dengan
kecenderungan untuk mengisolasi diri. Terlihat
kecenderungan untuk berbagi perasaan, bertukar pikiran dan
memecahkan berbagai problem kehidupan denggan orang lain.
Mereka yang sudah menginjak pada umur sekitar 25-40 tahun
memiliki kecenderungan besar untuk hidup berumah tangga,
kehidupan sosial yang lebih luas serta memikirkan masalah-
masalah agama yang sejalan dengan latar belakang
kehidupannya. Kematangan atau kecenderungan seseorang
dalam beragama biasanya ditunjukkan dengan kesadaran dan
keyakinan yang teguh karena manganggap benar akan agama
yang dianutnya dan ia memerlukan agama dalam hidupnya.
18
Mengenai kehidupan keagamaan pada usia lanjut ini,
William james menyatakan bahwa umur keagamaan yang sangat
luar biasa tampaknya justru terdapat pada usia itu, ketika
gejolak kehidupan seksual sudah berakhir. Tetapi menurut
Robert Thoules, dari hasil temuan Gofer, memang menunjukkan
bahwa kegiatan orang yang belum berumah tangga sedikit
lebih banyak dari mereka yang telah berumah tangga,
sedangkan kegiatan keagamaan orang yang sudah bercerai jauh
lebih banyak dari keduanya. Menurut Thoules hal tersebut
menunjukkan bahwa kegiatan keagamaan berkorelasi terbaik
dengan tingkat pemenuhan seksual sebagai sesuatu yang
diharapkan bila penyimpangan seksual itu benar-banar
merupakan salah satu faktor yang mendorong di balik prilaku
keagamaan itu. Yang paling mencolok adalah kecenderungan
emosi keagamaan yang diekspresikan dalam bahasa cinta
manusia. Jika kematangan beragama telah ada pada diri
seseorang, segala perbuatan dan tingkah laku keagamaan
senantiasa dipertimbangkan betul-betul dan dibina atas
rasa tanggung jawab, bukan atas dasar peniruan dan sekedar
ikut-ikutan saja.
Dalam rangka menuju kematangan beragama terdapat
beberapa hambatan. Dan pada dasarnya terdapat dua faktor
yang menyebabkan adanya hambatan tersebut, di antaranya
adalah:
1. Faktor diri sendiri
Faktor dari dalam diri sendiri terbagi menjadi dua
yang menonjol di antaranya kepasitas diri dan pengalaman.
19
a. Kapasitas diri ini berupa kemampuan ilmiah
(rasio) dalam menerima ajaran-ajaran itu terlihat
perbedaanna antara seseorang yang berkemampuan
dan kurang berkemampuan. Sejarah menunjukkan
bahwa makin banyak pengetahuan diperoleh, makin
sedikit kepercayaan agama mengendalikan
kehidupan.
b. Sedangkan faktor pengalaman, semakin luas
pengalaman seseorang dalam bidang keagamaan, maka
akan semakin mantap dan stabil dalam mengerjakan
aktifitas keagamaan. Namun bagi mereka yang
mempuynai pengalaman sedikit dan sempit, ia akan
mengalami berbagai macam kesulitan dan akan
selalu dihadapkan pada hambatan-hambatan untuk
dapat mengerjakan ajaran agama secara mantap dan
stabil.
2. . Faktor luar (lingkungan)
Faktor luar yaitu beberapa kondisi dan situasi
lingkungan yang tidak banyak memberikan kesempatan untuk
berkembang, malah justru menganggap tidak perlu adanya
perkembangan dan apa yang telah ada. Faktor tersebut antara
lain tradisi agama atau pendidikan yang diterima.
Hal ini sebagai landasan membuat kebiasaan baru yang lebih
stabil dan bisa dipertanggungjawabkan serta memiliki
kedewasaan dalam beragama. Berkaitan dengan sikap
keberagamaan, William Starbuck, sebagaimana dipaparkan
20
kembali oleh William James, mangemukakan dua buah faktor
yang mempengaruhi sikap keagamaan seseorang, yaitu:
a. Faktor interen, tediri dari
1. Temperamen; tingkah laku yang didasarkan pada
temperamen tertentu memegang peranan penting dalam
sikap beragama seseorang.
2. Gangguan jiwa; orang ang menderita gangguan jiwa
menunjukkan kelainan dalam sikap dan tungkah lakunya.
3. Konflik dan keraguan; konflik dan keraguan ini dapat
mempengaruhi sikap seseorang terhadap agama, seperti
taat, fanatik, agnotis, maupun ateis.
4. Jauh dari tuhan; orang yang hidupna jauh dari Tuhan
akan merasa dirinya lemah dan kehilangan pegangan
hidup, terutama saat manghadapi musibah.
Adapun ciri-ciri mereka yang mengalami kelainan kejiwaan
dalam beragama sebagai berikut:
a. pesimis
b. introvert
c. menyenangi paham yang otodoks
d. mengalami proses keagamaan secara graduasi
b. Faktor ekstern yang mempengaruhi sikap keagamaan secara
mendadak adalah:
1. Musibah; sering kali musibah yang sangat serius
dapat mengguncang seseorang, dan kegoncangan
tersebut seringkali memunculkan kesadaran,
khususnya kesadaran keberagamaan.
21
2. Kejahatan; mereka yang hidup dalam lembah hitam
umumnya mengalami guncangan batin dan rasa
berdosa. Sering pula perasaan yang fitrah
menghantui dirinya, yang kemudian membuka
kesadarannya untuk bertobat, yang pada akhirnya
akan menjadi penganut agama yang taat dan
fanatik.
Adapun cirri-ciri orang yang sehat jiwanya dalam
menjalankan agama antara lain:
1. optimisme dan gembira
2. ekstrovert dan tidak mendalam
3. menyenangi ajaran ketauhidan yang liberal.
Pengaruh kepribadian yang ekstrovert, maka mereka
cenderung:
a. Menyenangi teologi yang luas dan tidak kaku
b. Menunjukkan tingkah laku keagamaan yang lebih bebas.
c. Menekankan cinta kasih dari pada kemurkaan dan dosa.
d. Memplopori pembelaan terhadap kepentingan agama
secara sosial.
e. Tidak menyenangi implikasi penebusan dosa dan
kehidupan kebiaraan.
f. Bersifat liberal dalam menafsirkan pengertian ajaran
agama.
g. Selalu berpandangan positif.
h. Berkembang secara graduasi.
22
5. penelitian dan observasi pada perkembangan dewasa
dalam kesempatan ini ada beberapa pertimbangan yang
harus di kaji yang terkait dengan perkembangan fase dawasa,
dalam hal ini kami menyajikan beberapa hasil observasi kami
terhadap beberapa orang yang kami anggap mereka telah masuk
dalam fase dewasa.. dalam penyajian opservasi kami buat
dengan bentuk table sehingga bisa mempermudah dalam
pengkajiannya. Dan dan diantara observasi kami, kami
mengambil dua orang yang menjadi obyek , dan kami sengaja
mengambil yang berbeda latarbelakang dan fasenya, yaitu
fase dewasa awal dan fase dewas madya/pertengahan
Diantar observasi kami adalah sebagai berikut :
Nama : Indra hermawan
Umur : 26 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : sedang masah proses pemanggilan di BPR
Tabel perkembangan 1.1
n
o
perkembanag
anDeskriptif
1 Perkembanga
n fisik
Dalam periode ini obyek dalam perkembangan fisiknya mengalami peningkatan, diantaranya
dengan semakin semangatnya dalam bidang olah raga, dalam hal ini olahraga yang paling
23
domina adalah futsal, untuk masalah kesehatan penyakit yang sering diderita
yaitu flu dan sariawan dan aggota badan yang sering sakit adalah hidung dan tenggorokan..
dan obyek dalam hal ini sering mengalami kesusahan yaitu dalam meluangkan waktu untuk
berolahraga.2 Perkembanga
n kognitif
Dalam perkembanga ini pola piker yang dimiliki obyek masih dalam posisi terombang-
ambingkan disebabkan karena factor dalam kesenangan hidup yang masih lajang sehingga
kebeasan dalam berfikir berprosentase untuh kehidupan sendiri, pola fakir dalam
bermasyarakat juga tidak terlalu diperhatikan. Pola piker dalam masalah karir
pun mulai menjadi beban dalam fikiranya, dan tidak hanya itu berfikir untuk masa depan dalam berkeluarga mulai menjadi pola fakir ke depan .Obyek dalam hal memenuhi kebutuhan
akan ilmu sangat minim dan hal ini menjadi satu masalah yang dihadapinya. Tidak hanya
itu keingina bagi dia untuk menikah menjadi pokok permasalahan baginya.
3 Perkembanga
n emosional
Tingkat perkembangan emosional yang di miliki oleh obyek masih dalam keadan labil
maksutnya setiap mendapatkan suatu masalah dia kadang kala menyelesaikan dengan pola
pikir yang jernih akan tetapi kadang kala menyesaikan dengan hawa nafsunya. dalam hal
pemikiran akan pendamping hidup dia lebih bisa bersabar. Tingkat persahabatan atau
pertemanan sangat dia jaga dan pola fakir yang mudah bergaul
4 Perkembanga
n spititual
Tingkat perkembangan spiritual yang dialami obyek ada beberapa aspek yang menjadikan tidak kestabilan tingkat keyakinannya
terhadap agama, dalam hal ini obyek kurang bisa menempatkan kebutuhan rohani baik dalam
hal solat dan puasa. Rasa keinginan yang dimiliki dalam memperdalam ibadahnya kadang
menagalmai penuruna yang drastis dan kadang
24
mengalami peningkatan yang setabil, persoalan yang dihadapinya karena kemalasan
yang masih tertanam dalam diri obyek. Pola asuh yang diberiakan oleh keliuarga terhadap
tingkat ka imaman tidak terlalu di titik beratkan akan tetapi bila di bandingkan
denagn saudara-saudarnya yang lain dia termasuk anak yang agak lumayan dalm masalah
keagamaan.
Tabel solusi permasalahan perkembangan 1.2
n
o
perkembana
gan
Deskriptif solusi permasalahan
1 Perkembang
an fisik
Dalam hal ini obyek dalam menyelesaikan permaslahan dengan meliangkan waktunya
unruk olahraga. Dalam hal hal pencegahan penyakit dia berusaha untuk lehih bisa menjaga kestabilan tubuhnya denag istirahat yang cukup.
2 Perkembang
an kognitif
Dalam persoalan kognitif dia berusaha mematangkan pemikitrannya dengan lebih
bisa bersiakap dewasa terhadap suatu masalah. Dan dalam pengetahuannya dia
sengaja untuk meluangkan waktunya untuk membaca. Dalam masalah masa depan untuk
berkeluarga dia berusaha dengan mulai mencari pekerjaan yang tetap dan
memplaining pengeluaran kesehariannya.3 Perkembang
an
emosional
Dalam hal ini obyek berusaha bersiakp sabar dalam menjaga ego dan emosialnya dalam setiap permasalahan. Dan berusaha
menjadi diri sendiri.4 Perkembang Solusi yang diambol oleh obyek yaitu
25
an
spititual
dengan berusaha mencari dan menggali ilmu agamanya dengan mengikuti pengajian dan berusaha untuk belajar membaca Al-Quran.
Dan dalam hal sholat dia berusaha ikut dalam sholat jama’ah sehingga dapat
menambah imannya.
Nama : M. Syukur
Umur : 47 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Staf di Universitas Wisnuwardana
Tabel perkembangan 1.1
no
perkembanagan Deskriptif
1 Perkembanga n fisik
Dalam masa ini perkembangan fisik yang dialami kondisinya tidak jauh beda dengan dewasa awal
Cuma penuruna dalam kondisi kesehatan diantaranya sering terkena pengyakit flu dan
pilek yang semuanya disebabkan dengan kesibukan yang di laluinya dan kapasitas olah
raga yang kurang teratur, dan diantaranya perubahan yang terjadi pada kulit semakin
mengerut dan kondisi rambut mulai berwarna dua.. dalam hal ini ada beberapa permasalahan
yang di alaminya yaitu yang berkaitan dengan olahraga di karenakan kurangnya waktu di
akibat kesibukan yang dialami baik kesibuakn pekerjaan dan pendidikan.
2 Perkembanga n kognitif
Dalam perkembangan yang dia alami pada perkembanga kognitif semakin menurunnya daya
ingat dengan di tandai sering lupanya melakukan aktifitas yang di lakukan.dalam
26
berpola piker dalam keidupan lebih matang dan pandangan kedepanya lebih mengarah pada
orientasi keluarga dan masyarakat sekelilinya.Dalam pencapaian karir maka dia
selalu meningkatkan mutu pengalaman dan memper banyak pengalam dalam ber sosialisai dengan
masyarakat sekelilingnya dengan sikap dan kedewasaan yang di miliki. Ada bebrapa
persoalan yang dia alami yang yaitu mengenai kapasitas pendidikan yang masih mini yaitu masihdalam jenjang perguruan menengah atas.
3 Perkembanga n emosional
Perkembangan emosional yang dialami lebih labil dan bisa menerima apaun yang ada pada
dirinya dengan tenang dan setiap da masalah selalu menyelesaikan dengan tenang dengan
memikirkan tindakan apa yang akan diambil. Tidak mudah terbawa emosi ketika orang lain
mendapatkan lebih dari apa yang dia peroleh. Terhadap sesama teman dia selalu berbuat baik
dan menganggap mereka seperti keluarga sendiri. Tingkat kesabaran pada dirinya lebih
kuat dalm menghadapi masalah kehidupan baik dari masalah keluarga, pekerjaan, relasi
kantor, serta kehidupan masysrakat. Dalam hal ini obyek sering mengalami permasalahan
terutama dalam urusan denag relasi kerja baik itu terhadap bosnya ataupu temen yang lebih
suka bersantai dalam bekerja. Tingkat kesabaran yanhg dimiliki dalma mendidik dan
mengarahkan ana-anaknya.4 Perkembanga
n spititual Perkembangan spiritual yang dia alami adalah
semakin meningkatnya ibadah dengan semakin mengerti hakekat islam itu sendiri.dalam hal
ini dengan semakin menempatkan ibadahnaya dalam posisi yang lebih dalam kehidupan
sehari-hari, dalam hal ini pula semakin semangtnya dalam peningkatan kualitas iman dan
aqidahnaya. Ketika di kaitkan dalam maslah ibadah atau acara-acara yang berkaitan dengan
agama maka dia mempunyai semangat yang lebih dalam melaksanakan hal tersebut akan tetepi
27
ada bebrapa permasalahan yang dia alami dalam masalah spiritualnya yaitu kurangnya dalam
membaca Al-Quran dan sholat malam.
Tabel solusi permasalahan perkembangan 1.2
No Perkembanagan
Deskriptif solusi permasalahan
1 Perkembang an fisik
Pada perngan ini solusi obyek Dalam menyelesaikan maslahnya di antaranya
denag meluangkan waktu dalam berolah raga, sedang untuk pola makan denhgan makan makan yang sehat dan mengandung
nutrisi dan bergizi2 Perkembang
an kognitif dalam penyelesaian yang dilakukan oleh obyek dalam perkembangan ini, dia
berusaha semaksimal mungkin untuk menambah pengetahuan yangdi miliki denag
sering membaca tabloid, tidak hanya itu beliau juga meneruskan perkuliyahannya
yang selama ini belum terlaksana.3 Perkembang
anemosional
Dalam penyelesaian masalah yang di lalu oleh obyek terutama dalam permasalahan
kantor di selalu sabar dengan apa yang di perintahkan oleh atasanya dan selalu
bekerja sesuai dengan kemampuan danbersungguh-sungguh
4 Perkembangan
spititual
untuk perkembangan spiritual , obyek dalm kesempatan ini menelesaikam probel yang
dihadapi adalah dengan meningkatkan kualitas jamaah di masjid, memperbanyak
28
membaca Al-Quran, dan mencoba untuk meningkatkan sholat malam dengan
menjadwal rutinitas sholat malam.
KESIMPULAN
Di dalam fase perkemnagan yang di lalui oleh masa
dewasa ini banyak selkali perbedaan yang di miliki dan dapat
kami simpulkan, bahwa perkembangan fase dewasa memiliki
tiga fase yaitu, 1. fase dewasa awal, 2. fase dewasa madya, 3
fase dewasa akhir. Di dalam perkembangan yang dialami oleh
ketiga perkembangan tersebut tiap-tiap fase memiliki ciri
perkembangan tersendiri dan saling terkait antara satu
dengan yang lainnya.
Dalam kajian perkembangan ini kami melakuakn analisis
yang diskriptis dan aplikatif untuk mengetahu bagaiman
29
perbedaan antara konsep yang dipaparkan dengan realita yang
ada di sekelingnya. Maka dari sini dapat kami simpulkan
bahwa perkembangan yang ada tidaklah memiliki perbedaan
yang besar antara konsep dan aplikatif yang ada di lapangan,
di antara perbedaanya yaitu dalam penelitian kami untuk
menganai tingkat kestabialan dalam emosional dan pola fakir
agak berbeda karena dalam penelitian kami menemukan adanya
ketidak stabilan yaitu kurang bisa mengedalikan tingkat
emosionalnya dan pola fakir masi dalam taraf remaja akhir.
menurut kami dalam hal ini hanya ada beberapa perbedan yang
di alami dan itu semua karena perbedaan latar belakang,
lingkungan dan adat yang ada yang di miliki oleh seseoarng.
DATAR PUSTAKA
30
1. John W. Santrocck, Life-Span devolepment, Erlangga,
Jakarta, 2002
2. Andi Mappiare, Psikologi orang dewasa, Usaha nasional,
Surabaya, 1983
3. Monks dkk, psikologo perkembangan, Gajahmada Universiti
Press, Yogyakarta, 1982
4. kemal afkika, perkembangan agama pada masa orang dewasa,
http://seekemal.wordpress.com , June 4th, 2008
5. admin, Fungsi Kognitif Masa Dewasa Lanjut, April 16th,
2008
6. Johan Setiawan, Karakteristik Masa Dewasa-Muda dan
Implikasinya bagi Pelayanan,www.glorianet.org
7. .Observasi, minggu, 26 Desember 2009, tempat lingkungan
tenpat tinggal, lelurahan penanggunag, kecamatan
klojen, malang
31