WOC Mega Colon

download WOC Mega Colon

of 10

Transcript of WOC Mega Colon

  • 7/27/2019 WOC Mega Colon

    1/10

    WAY OF COUTION (WOC)

    CONGENITAL MEGACOLON

    DI RUANG HCU NEONATUS RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

    Di susun oleh :

    RIDA NURHAYANTI. S.kep

    (070112b026)

    PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

    SKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO

    UNGARAN

    2013

  • 7/27/2019 WOC Mega Colon

    2/10

    WAY OF COUTION

    CONGENITAL MEGACOLON

    A. PENGERTIANMegakolon adalah dilatasi dan atonikolon yang disebabkan oleh oleh

    massa fetal yang menyebabkan pasase isi kolon (brunner & suddarth, 2001).

    Mega kolon adalah obstruksi kolon yang disebabkan tidak adanya saraf

    ganglion parasimpatis pada sigmen distal (C. Long, 1996)

    Megacolon congenital (hisschprung) adalah anomaly congenital yang

    mengakibatkan obstruksi mekanik karena ketidakadekuatan motilitas sebagian

    usus, (Wong, 1996)

    Hischprung atau megacolon congenital merupakan tidak adanya atau

    kecilnya sel saraf ganglion parasimpatis pada pleksus menterikus dari kolon

    destalis. Daerah yang terkena dikenal sebagai sigmen nganglionik, (Catzel &

    Nobert, 1992). Hischprung adalah penyakit yang tidak adanya sel-sel

    ganglion dalam rectum atau bagian rektosigmoid kolon dan ketidakadaan ini

    menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya peristalitik serta tidak adanya

    evakuasi usus spontan, (Betz & Soeden, 2000).

    B. ETIOLOGIPenyebab utama terjadinya megacolon congenital aadalah sebagai berikut :

    1. Kegagalan sel neural crest pada masa embrio dalam dinding usus ataupermasalahan pada persarafan usus besar paling bawah.

    2. Kegagalan fleksus mesentrikus dan submukosa untuk berkembang kearahcrani kaudal di dalam dinding usus

    3.

    Genetik (sel neurotrofik glial yang diturunkan dari faktor gen)4. Penyakit down syndrome5. Kelainan dalam lingkungan mikro pada dinding usus (menyebabkan

    pencegahan migrasi sel-sel neural crest normal ataupun differensinya)

    Faktor predisposisi atau pendukung megacolon adalah :

    1. Faktor mekanik2. Faktor Obat3. Faktor Infeksi

  • 7/27/2019 WOC Mega Colon

    3/10

    4. Faktor umur ibu5. Faktor Hormonal6. Faktor radiasi7. Faktor gizi8. Faktor-faktor lain seperti faktor lingkungan hidup janin diduga dapat

    menjadi faktor penyebabnya. Masalah sosial, hipoksia, hipotermia, atau

    hipertermia diduga dapat menjadi faktor penyebabnya. Seringkali

    penyebab kelainan kongenitai tidak diketahui.

  • 7/27/2019 WOC Mega Colon

    4/10

    C. PATHWAY MEGA KOLONEtiologi dan Faktor predisposisi

    Kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus

    Kegagalan eksistensi dinding plexsus, down syndrome

    Tidak adanya sel ganglion pada dinding mukosa kolon distal (congenital aganglionik megakolon)

    Tidak adekuatnya gerakan tenaga pendorong (peristalitik / motilitas)

    Pergerakan makanan diusus (-)

    Spingter rektum tidak dapat berelaksasi

    Feses tidak dapat keluar dengan normal

    Akumulasi feses pada usus (sigmen aganglionik)

    Inspirasi ekspirasi

    terganggu

    Akumulasai feses

    dikolon dalam

    jangka waktu lama

    Obstruksi

    pada kolonRefluks gas,

    feses dan air

    Reabsorbsi airpada kolon

    Perkembangan

    mikroorganisme

    dalam kolon

    Feses keras

    Konstipas

    Jika berlansung

    lama

    Resiko infeksi usus

    Jika dlm jangka waktu

    lama distensi

    abdomen/melebar

    Meransang reflek

    muntah

    Ketidaknyamanan

    pd abdomen

    N eri akut

    Menekan diafragmaMenekan lambung

    Anoreksia mual, muntah

    Resiko BB

    menurun

  • 7/27/2019 WOC Mega Colon

    5/10

    Dalam jangka lama

    Interokolitis

    Infeksi pada aliran

    darah/ sepsis

    AnoreksiaOutput cairan

    berlebih

    Resiko BB menurun

    Kekurangan vol.

    cairan dan elektrolit

    Gangguan termoregulasi

    dihepotalamus

    Dehidrasi sel

    Hipo / Hipertermia

    Pola napas tidak efektif

    Pengembangan paru

    maksimal (ekspirasi paru

    < optimal)

    Perubahan nutrisi kurang dari

    kebutuhan tubuh

    Tidak konservatif

    pemasangan anal tube

    Usus besar tidak dapat menyerap air

    dalam fefses tidak dpt diekskresikan

    Terjadi akumulasi

    cairan pada feses

    Diare

    Toksin pada

    saluran cerna

    Penatalaksanaan mega

    kolon/hischprung

    Tindakan operasi

    kolostomi

    Kurang pengetahuan

    orang tua

    Resiko tinggi infeksi Luka post operasi

    Kurang proteksiAnsietas orang tua

    Infasi kuman atau bakteriResiko tinggi infeksi Daya imunitas bayi kurang optimal

  • 7/27/2019 WOC Mega Colon

    6/10

    D. INTERVENSI KEPERAWATAN1. Pola napas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru

    Intervensi :

    a. Monitor kesukaran pernafasan yang mungkin ditimbulkan oleh distensiabdomen ; awasi kecepatan, sianosis, retraksi sternum, nafas dangkal

    b. Tinggikan kepala dan dada bayic. Berikan oksigen sesuai insrtuksi untuk mensuport status pernafasan

    2. Perubahan nutrisi kkurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidakadekuat

    Intervensi :

    a. Dapatkan riwayat makanan yang biasa dimakan dan kebiasaan makan.Hal ini akan berhubungan dengan perubahan perencanaan diit anak

    b. Jelaskan kepada orang tua bahwa masalah makan sangat umum terjadipada penyakit hirsprung

    c. Monitor kebutuhan cairan IV. Ukur semua pengeluarand. Berikan makanan dengan porsi sedikit tapi sering(low residu diit akan

    membantu mempertahankan feses tetap lunak)

    e. Berikan anak makan perlahan-lahanf. Berikan posisi senyaman mungkin pada anak selama makang. Berika informasi pada orang tua bahwa kelainan dapat diperbaiki,

    tetapi akan memerlukan beberapa waktu untuk pemulihan status fisik

    dan kebiasaan makan anak

    h. Pemberian makan kemungkinan akan menyebabkan ketidaknyamanantambahan karena distensi atau mual

    i. Pemberian nutrisi parenteral kemungkinan akan dibutuhkan

    3. Nyeri abdomen akut berhubungan dengan Distensi abdomenIntervensi :

    a. Lakukan observasi dan monitoring tanda sekala nyerib. Lakukan tehnik pengurangan nyeri seperti :

    1) Catat derajat tenderness/kelunakan abdomen dan Pernapasan dada

  • 7/27/2019 WOC Mega Colon

    7/10

    2) Catat warna abdomen dan adanya peristaltic lambung : ukurlingkar perut secara rutin sebagai bukti adanya perubahan

    3) Bantu untuk mengosongkan usus denagn memberikan enemaberulang dan irigasi kolon

    4) Prosedur enema untuk bayi dan dewasa pada dasarnya sama,kecuali jumlah cairan yang diberikan lebih sedikit dan tekanan

    yang digunakan

    5) Gunakan cairan fisiologis saline (hangat) untuk irigasi. Bilamenggunakan air keran dalam jumlah yang banyak air tersebut

    akan terserap dan bias menyababkan intoksikasi air

    6) Berikan obat-obatan(antibiotic) untuk mengurangi flora bakteridiusus

    7) Pasang rectal tube untuk membebaskan cairan atau gas yangterakumulasi sesuai instruksi

    8) Jika distensi abdomen tidak berkurang dengan tindakan enema danterjadi ketidaknyamanan yang signifikan pasang NGT sesuai

    instruksi.

    c. Pertahankan posisi yang nyaman bagi kliend. Kolaborasi dalam pemberian analgetik bila di mungkinkan.e. Pertahankan kepatenan NGT segera setelah operasif. Cegah distensi abdomen dengan :

    1) Awasi adanya peningkatan distensi abdomen: ukur lingkar perut2) Ukur kehilangan cairan karena jumlah tersebut akan

    mempengaruhi penggantian cairan

    3)

    Pertahankan status puasa sampai adanya bising usus dan usus siapuntuk diberikan makan

    4) Berika cairan untuk mempertahankan hidrasi dan menggantikehilangan elektrolit

    5) Berikan oral hygiene secara teratur selama puasa6) Mulai pemberian makanan oral sesuai instruksi7) Hindari pemberian makan yang berlebihan

  • 7/27/2019 WOC Mega Colon

    8/10

    8) Atur kepala miring kesamping atau tinggikan kepala untukmencegah aspirasi

    4. Resiko tinggi infeksi b/d prosedur invasiveIntervensi :

    a. Ganti perban dengan tehnik sterilb. Cegah kontaminasi dari popok atau pempersc. Cegah iritasi perianal dan anal dengan membersihkan menggunakan

    pelembab setelah bayi BAB

    d. Menggunakan tehnik cuci tangan yang tepate. Laporkan adanya kemerahan, bengkak, pengeluaran, eviseceration

    atau pada luka

    f. Anjurkan batuk dan nafas dalam denagn sering untuk mempertahankanstatus pernapasan

    g. Biarkan bayi menangis dalam waktu singkat untuk mencegahatelektasis

    h. Ubah posisi bayi dengan teratur untuk meningkatkan sirkulasii. Ukur suhu peraksila untuk mencegah injuri

    5. Konstipasi berhubungan dengan penyakit HirschprungIntervensi :

    a. Kaji bisisng usus, distensi abdomen dang lingkar perutb. Observasi frekuensi dan karakteristik feses tiap BABc. Bantu pengeluaran feses dengan intake cairan, pelunak feses dan ASId.

    lakukan Colok dubur (Jika ada indikasi)

    e. Kolaborasi : lakukan pembedahan (Kolostomi/Ileustomi)

    6. Gangguan termoregulasi berhubungan denganIntervensi :

    a. kaji suhu tubuhb. Monitor suhu incubator

  • 7/27/2019 WOC Mega Colon

    9/10

    c. Jika hipertermi, Turunkan suhu incubator. Jika hipotermi naikkan suhuinkubatorsesuai indikasi

    d. oantau suhusetiap 2-3 jam sekalie. Hidrasi adekuatf. Monitor warna kulit, adanya kejang dan akralg. Kompres hangat pada daerah yang memiliki pembuluh darah besarh. Kolaborasi : pemberian antipiretik sesuai indikasi

    7. Ansiatas Orang tua berhubungan dengan deficit pengetahuan tentangprognosis penyakit

    Intervensi :

    a. Kaji tingkat ansietas orang tua terhadap kondisi klienb. Jelaskan prognosis penyakit klienc. Jelaskan prosedur pembedahan beserta komplikasi yang biasanya

    dialami setelah pembedahan

    d. Beri dukungan dan motivasi pada keluarga/orang tuae. Tunjukan rasa empati

  • 7/27/2019 WOC Mega Colon

    10/10

    Daftar Pustaka

    Betz, C.L & Sowden. L. A. (2000). Mosbys Pediatric Nursing Reference. USA

    Mosby Inc.

    Wong. D. L. (2001). Wongs of Pediatric Nursing (6 th. ed). USA. Mosby Inc.

    Marylin. Doengoes. (1999). Rencana asuhan keperawatan.

    Maryam, Andi & Yuniarti. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Neonatus,

    Bayi, dan Balita. Makassar: Universitas Indonesia Timur.

    Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis obstetric .Jakarta: EGC.

    Muslihan, Nur Wafi. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta:

    Fitramaya.