Vina 1 Etika

download Vina 1 Etika

of 75

description

ETIKA KEDOKTERAN

Transcript of Vina 1 Etika

Slide 1

PEMICU 1 ETIKASILVINA

Learning ObjectiveMengetahui dan menjelaskan isi Sumpah Dokter IndonesiaMengetahui dan menjelaskan hak dan kewajiban dokter dan pasienMengetahui dan menjelaskan KODEKI dan UU Praktik Kedokteran Mengetahui dan menjelaskan Kompetensi Dokter IndonesiaMengetahui dan menjelaskan kriteria/syarat praktik kedokteranMengetahui dan menjelaskan kriteria tindakan medisSumpah Dokter IndonesiaSumpah Dokter IndonesiaSumpah Dokter Indonesia adalah sumpah yang dibacakan oleh seseorang yang akan menjalani profesi dokter Indonesia secara resmi.Sumpah Dokter Indonesia didasarkan atas Deklarasi Jenewa yang isinya menyempurnakan Sumpah Hippocrates.LAFAL SUMPAH DOKTER INDONESIA(Berdasarkan SK Menkes No. 434/SK/X/1983)DEMI ALLAH SAYA BERSUMPAH BAHWA :Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan kemanusiaan.Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga, martabat, dan tradisi luhur jabatan kedokteran.Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter.Saya akan menjalankan tugas saya dengan mengutamakan kepentingan masyarakat.Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter.Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kedokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan perikemanusiaan sekalipun diancam.Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan.Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan penderita.Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, perbedaan kelamin, politik kepartaian, atau kedudukan sosial dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita.Saya akan memberikan kepada guru-guru saya, penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya .Saya akan perlakukan teman sejawat saya, sebagaimana saya ingin diperlakukan.Saya akan menaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia.Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya.Yang wajib mengambil sumpahSemua dokter Indonesia lulusan pendidikan dalam negeri maupun luar negeri wajib mengambil sumpah dokter.Mahasiswa asing yang belajar di Perguruan Tinggi Kedokteran Indonesia juga diharuskan mengambil sumpah dokter Indonesia.Dokter asing tidak harus diambil sumpahnya karena tamu, ia menjadi tanggung jawab instansi yang memperkerjakannya. Dokter asing yang memberi pelayanan langsung kepada masyarakat Indonesia, harus tunduk pada KODEKI.

Penjelasan beberapa hal yang berkaitan dengan lafal sumpah dokterDalam pengertian "Guru-guru saya", termasuk juga mereka yang pernah menjadi guru / dosennya.Dalam ikrar sumpah yang keempat, dikemukakan bahwa dalam menjalankan tugas seorang dokter akan mengutamakan kepentingan masyarakat dalam pengertian ini tak berarti bahwa kepentingan individu pasien dikorbankan demi kepentingan masyarakat tetapi harus ada keseimbangan pertimbangan antara keduanya.Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)

KEWAJIBAN UMUMPasal 1 Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokterPasal 2 Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi.Pasal 3 Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.Pasal 4 Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.Pasal 5 Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan pasien.Pasal 6 Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.Pasal 7 Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.Pasal 7a Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.Pasal 7b Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasienPasal 7c Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasienPasal 7d Setiap dokten harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani.Pasal 8 Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya.Pasal 9 Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIENPasal 10 Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien,ia wajib menujuk pasien kepada dokten yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.Pasal 11 Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya.Pasal 12 Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.Pasal 13 Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWATPasal 14 Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukanPasal 15 Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dan teman sejawat, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRIPasal 16 Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baikPasal 17 Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran/kesehatan.7 STANDAR KOMPETENSI DOKTERKETERANGAN (KOMPETENSI INTI)AREA KOMUNIKASI EFEKTIFMampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non verbaldengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolegadan profesi lain.AREA KETRAMPILAN KLINISMelakukan prosedur klinis sesuai masalah, kebutuhan pasien dansesuai kewenangannya.AREA LANDASAN ILMIAH KEDOKMengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalahkesehatan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran kesehatan mutakhiruntuk mendapat hasil yang optimum.AREA PENGELOLAANMASALAH KESEHATANMengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupunmasyarakat secara komprehensif, holistik, berkesinambungan,koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks pelayanan kesehatantingkat primer.AREA PENGELOLAAN INFORMASIMengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemamputerapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer.7 STANDAR KOMPETENSI DOKTERKETERANGAN (KOMPETENSI INTI)AREA MAWAS DIRI & PENGEMBANGAN DIRIMelakukan praktik kedokteran dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan keterbatasannya.Mengatasi masalah emosional, personal, kesehatan, dankesejahteraan yang dapat mempengaruhi kemampuanprofesinya.Belajar sepanjang hayat.Merencanakan, menerapkan dan memantau perkembanganprofesi secara berkesinambungan.AREA ETIKA, MORAL, MEDIKOLEGAL, PROFESIONALISME SERTA KESELAMATAN PASIENBerperilaku professional dalam praktik kedokteran sertamendukung kebijakan kesehatan.Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupunaspek medikolegal dalam praktik kedokteran.Menerapkan program keselamatan pasien.7 STANDAR KOMPETENSI DOKTERPENJABARAN KETERANGANAREA KOMUNIKASI EFEKTIFKomunikasi dg pasien & anggota keluarganya bersambung rasa dg pasien & keluarganya. mengumpulkan info. memahami perspektif pasien. memberi penjelasan & info.Berkomunikasi dg teman sejawat, masyarakat & profesi lain.AREA KETRAMPILAN KLINISMemperoleh dan mencatat info yg akurat & penting tentang pasien dan keluarganya.Melakukan prosedur klinik & lab.Melakukan prosedur kegawatdaruratan klinis.AREA LANDASAN ILMIAH ILMU KEDOKTERANMenerapkan konsep & prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakatsesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer.Merangkum dari interpretasi anamnesis, pem-fis, lab, & prosedur yg sesuai.Menentukan efektifitas suatu tindakan.PENJABARAN KETERANGANAREA PENGELOLAANMASALAH KESEHATANMengelola penyakit, keadaan sakit & masalah ps sbg individu yg utuh, bagian dari keluarga & masyarakat.Melakukan pencegahan penyakit & keadaan sakit.Melaksanakan pendidikan kesehatan u/ promosi kesehatan & pencegahan penyakit.Menggerakan & memberdayakan masyarakat u/ meningkatkan derajat kesehatan.Mengelola SDM & sarana-prasarana scr efektif & efisien dalam pelayanan kesehatan primer dg pendekatan kedok. Keluarga.AREA PENGELOLAAN INFORMASIMenggunakan teknologi info & komunikasi u/ bantu dx, th, pencegahan, & promosi kesehatan, serta penjagaan & pemantauan status kesehatan ps.Memahami manfaat & keterbatasan teknologi informasi.Memanfaatkan informasi kesehatan.AREA MAWAS DIRI & PENGEMBANGAN DIRIMenerapkan mawas diri.Mempraktikan belajar sepanjang hayat.Mengembangkan pengetahuan baru.AREA ETIKA, MORAL, MEDIKOLEGAL, PROFESIONALISME SERTA KESELAMATAN PASIENMemiliki sikap profesional.Berperilaku profesional dalam bekerja sama.Berperan sbg anggota Tim Pelayanan Kesehatan yg profesional.Melakukan praktik kedok. Dalam masyarakat multikultural di Indo.Aspek medikolegal dalam praktik kedokteran.Aspek keselamatan pasien dalam praktik kedokteran.

19SANKSI BAGI DOKTERUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN (BAB X KETENTUAN PIDANA)PASALISIPasal 75(1) Setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat tanda registrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (2) Setiap dokter atau dokter gigi warga negara asing yang dengan sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat tanda registrasi sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (3) Setiap dokter atau dokter gigi warga negara asing yang dengan sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat tanda registrasi bersyarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Pasal 76Setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).Pasal 77Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan identitas berupa gelar atau bentuk lain yang menimbulkan kesan bagi masyarakat seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi dan/atau surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).PASALISIPasal 78Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan alat, metode atau cara lain dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menimbulkan kesan seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi atau surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah). Pasal 79Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), setiap dokter atau dokter gigi yang : a. dengan sengaja tidak memasang papan nama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1); b. dengan sengaja tidak membuat rekam medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1); atau c. dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, atau huruf e. Pasal 80(1) Setiap orang yang dengan sengaja mempekerjakan dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). (2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh korporasi, maka pidana yang dijatuhkan adalah pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah sepertiga atau dijatuhi hukuman tambahan berupa pencabutan izin. PASALISIPasal 29(1) Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter gigi. Pasal 31(1) Surat tanda registrasi sementara dapat diberikan kepada dokter dan dokter gigi warga negara asing yang melakukan kegiatan dalam rangka pendidikan, pelatihan, penelitian, pelayanan kesehatan di bidang kedokteran atau kedokteran gigi yang bersifat sementara di Indonesia.Pasal 32(1) Surat tanda registrasi bersyarat diberikan kepada peserta program pendidikan dokter spesialis atau dokter gigi spesialis warga negara asing yang mengikuti pendidikan dan pelatihan di Indonesia.Pasal 36Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat izin praktik.Pasal 41(1) Dokter atau dokter gigi yang telah mempunyai surat izin praktik dan menyelenggarakan praktik kedokteran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 wajib memasang papan nama praktik kedokteran. (2) Dalam hal dokter atau dokter gigi berpraktik di sarana pelayanan kesehatan, pimpinan sarana pelayanan kesehatan wajib membuat daftar dokter atau dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran.Pasal 42Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dilarang mengizinkan dokter atau dokter gigi yang tidak memiliki surat izin praktik untuk melakukan praktik kedokteran di sarana pelayanan kesehatan tersebut.PASALISIPasal 46(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis. (2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan. (3) Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan.Pasal 51Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban:

a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien; b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan; c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia; d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi. Pasal 73(1) Setiap orang dilarang menggunakan identitas berupa gelar atau bentuk lain yang menimbulkan kesan bagi masyarakat seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi dan/atau surat izin praktik. (2) Setiap orang dilarang menggunakan alat, metode atau cara lain dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menimbulkan kesan seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi dan/atau surat izin praktik.PELANGGARAN ETIK KEDOKTERANPELANGGARAN ETIK KEDOKTERANHal-hal dibawah ini juga termasuk melanggar etika, dan tidak selayaknya dilakukan oleh dokter:Menjual nama.Dengan memasang papan praktek disuatu tempat , termasuk disuatu rumah sakit, padahal dokter yang bersangkutan jarang atau bahkan tidak pernah datang ketempat atau rumah sakit tersebut, sedangkan yang menjalankan praktek sehari-harinya adalah dokter lain bahkan dokter yang tidak mempunyai keahlian yang sama dengan dokter yang namanya tertera pada papan praktek.Mengeksploitasi dokter lain.Misalnya dokter yang dalam keadaan dibawah perintah seperti residen, bawahan dalam kesatuan, dimana pembagian imbalan jasa tidak adil. Sebuah contoh pelanggaran etik, dapat dicermati dari sebuah pengaduan seorang kerabat pasien yang menulis surat kepada Organisasi IDI, yang disertai dengan bukti-bukti yang cukup valid.Pelanggaran dibidang etik kedokteran yang serius sering disebut sebagai Serious Professional MisconductUmumnya tingkah laku dokter yang melanggar etika kedokteran yang dapat digolongkan dalam Serious Professional Misconduct, dapat dibedakan dalam 4 kelompok yaitu:Akibat kelalaian atau ketidak pedulian dokter yang menyangkut tanggung jawabnya terhadap pasien dalam melakukan pengobatan.Dokter menyalahgunakan kewenangan atau kepandaianSikap tindak dokter yang mendiskreditkan reputasi profesi medik.Dokter yang mengiklankan diri, mempengaruhi pasien atau merendahkan kepandaian dokter lain.Pelanggaran profesi lainnya PELANGGARAN ETIK KEDOKTERANDinegara seperti Inggris, tingkah laku dokter yang dianggap melanggar etik ini diperiksa oleh badan yang disebut sebagai GMC (General Medical Council).Keputusannya, diumumkan lengkap berikut data pribadi (nama, spesialisasi, masalahnya, bersalah atau tidaknya, sanksi yang dijatuhkan dan segala sesuatu yang berkenaan dengan sanksi tersebut).GMC di Inggris, berfungsi sebagai Badan Peradilan Etik dan Disiplin, yang di Indonesia mirip dengan Konsil Kedokteran dengan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia, yang dibentuk sesuai dengan Amanat Undang-Undang No. 29/2004 tentang Praktik Kedokteran.PELANGGARAN ETIK KEDOKTERANBeberapa perbuatan yang sering dilakukan oleh dokter dan termasuk pelanggaran etik, antara lain:Menentukan tarip yang tidak wajar dan tidak melihat kemampuan pasien, termasuk disini ialah Menarik imbalan jasa dari Sejawat dokter.Memberi resep kepada pasien berdasar sponsor atau semacamnya dari perusahaan farmasi, baik langsung maupun melalui representatifnya.Melakukan tindakan medik yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasien ataupun tidak perlu, termasuk untuk diagnostik maupun terapeutik.Menganjurkan atau menerima pasien datang berulang-ulang tanpa indikasi yang jelas.Merujuk pasien ke Dokter Ahli tertentu atau Klinik/Rumah Sakit tertentu karena mendapat imbalan jasa dari tempat merujuk.Langsung mengambil alih pasien tanpa permintaan atau persetujuan sejawatnya.PELANGGARAN ETIK KEDOKTERANMemuji diri sendiri dihadapan pasien.Menjelekkan atau mencela sejawat yang lain didepan pasien, termasuk memberikan second opinion tanpa memperhatikan kesejawatan.Menceritakan dan membuka rahasia keadaan penyakit pasien, walaupun sudah meninggal sekalipun, kepada orang lain yang tidak berhak, termasuk kepada sejawat yang tidak menangani pasien tersebut, tanpa persetujuan pasien.Berusaha menyingkirkan sejawat dengan berbagai cara maupun intimidasi karena khawatir akan mengurangi jumlah pasien yang berobat kepadanya.Mengabaikan kesehatan sendiri misalnya dengan sehari menerima pasien diluar batas kewajaran dan melakukan sejumlah operasi yang menyita seluruh waktu dan tenaga sepanjang hari.

PELANGGARAN ETIK KEDOKTERANPelanggaran etik murni:Menarik imbalan yang tidak wajar.Mengambil alih pasien tanpa persetujuan sejawat.Memuji diri sendiri dihadapan pasien.Bekerja diluar batas kewajaran.Pelanggaran etika yang sekaligus pelanggaran hukum (pelanggaran etiko legal):Pelayanan dokter dibawah standar.Menerbitkan surat keterangan dokter yang tidak sesuai.Membuka rahasia jabatan.Pelecehan seksual terhadap pasien.Melakukan abortus provokatus atau pengguguran kandungan.PELANGGARAN ETIK KEDOKTERANPerbuatan melanggar hukum

Suatu kewajiban yg ditentukan oleh UU & diatur di Negara kita dlm KUH Perdata:Pasal 1365Setiap perbuatan melanggar hukum yang mengakibatkan kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yg krn kesalahannya menyebabkan kerugian itu, untuk mengganti kerugian tersebut.Pasal 1366Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan oleh tindakannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaian atau kurang hati-hati.Pasal 1367Setiap orang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan oleh tindakannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan oleh tindakan orang-orang yang di bawah pengawasannya.

Pasal 1Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:Praktik Kedokteran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan;

Dokter dan Dokter Gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundangundangan;

Surat Izin Praktik selanjutnya disebut SIP adalah bukti tertulis yang diberikan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada dokter dan dokter gigi yang telah memenuhi persyaratan untuk menjalankan praktik kedokteran;

Surat Izin Praktik Sementara adalah bukti tertulis yang diberikan kepada dokter dan dokter gigi yang menunda masa bakti atau dokter spesialis dan dokter gigi spesialis yang menunggu penempatan dan menjalankan praktik kedokteran di Rumah Sakit Pendidikan dan jejaringnya;Surat Izin Praktik Khusus adalah bukti tertulis yang diberikan kepada dokter dan dokter gigi secara kolektif bagi peserta PPDS dan PPDGS yang menjalankan praktik kedokteran di Rumah Sakit pendidikan dan jejaringnya serta sarana pelayanan kesehatan yang ditunjuk;

Surat tanda registrasi dokter dan dokter gigi adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Kedokteran Indonesia kepada dokter dan dokter gigi yang telah diregistrasi;

Sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya kesehatan yang digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi;

Standar Profesi adalah batasan kemampuan (knowledge, skill, and professional attitude) minimal yang harus dikuasai oleh seorang individu untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi;

Organisasi Profesi adalah Ikatan Dokter Indonesia untuk dokter dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia untuk dokter gigi;

Konsil Kedokteran Indonesia adalah suatu badan otonom, mandiri, non struktural, dan bersifat independen yang terdiri atas Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi.

Menteri Kesehatan adalah Menteri yang bertanggung jawab di bidang kesehatan.

Bab II :Izin PraktikPasal 2 - 12Pasal 2Setiap dokter dan dokter gigi yang akan melakukan praktik kedokteran pada sarana pelayanan kesehatan atau praktik perorangan wajib memiliki SIP.

Untuk memperoleh SIP dokter dan dokter gigi yang bersangkutan harus mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota tempat praktik kedokteran dilaksanakan dengan melampirkan:fotokopi surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi yang diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia yang masih berlaku yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;surat pernyataan mempunyai tempat praktik;surat rekomendasi dari Organisasi Profesi di wilayah tempat akan praktik;fotokopi surat keputusan penempatan dalam rangka masa bakti atau surat bukti telah selesai menjalankan masa bakti atau surat keterangan menunda masa bakti yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;pas foto berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 3 (tiga) lembar dan ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 (dua) lembar.Pasal 2Dalam pengajuan permohonan SIP sebagaimana dimaksud ayat (2) harus dinyatakan secara tegas permintaan SIP untuk tempat praktik Pertama, Kedua atau Ketiga

Bentuk permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) seperti contoh sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan ini.Pasal 3Dokter atau dokter gigi yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) diberikan SIP untuk 1 (satu) tempat praktik

Dokter atau dokter gigi yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) diberikan SIP untuk 1 (satu) tempat praktik

Bentuk Format SIP Dokter atau Dokter Gigi sebagaimana contoh Formulir pada Lampiran II Peraturan ini.Pasal 4SIP diberikan kepada dokter atau dokter gigi paling banyak untuk 3 (tiga) tempat praktik, baik pada sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah, swasta maupun praktik perorangan

SIP 3 (tiga) tempat praktik sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat berada dalam 1 (satu) Kabupaten/Kota atau Kabupaten/Kota lain baik dari Propinsi yang sama maupun Propinsi lain.

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam memberukan SIP harus mempertimbangkan keseimbangan antara jumlah dokter atau dokter gigi yang telah ada dengan kebutuhan pelayanan kesehatan.Pasal 5SIP bagi dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran pada Rumah Sakit Pendidikan dan sarana pelayanan kesehatan yang menjadi jejaring Rumah Sakit Pendidikan tersebut dan juga mempunyai tugas untuk melakukan proses pendidikan berlaku juga bagi sarana pelayanan kesehatan yang menjadi jejaring Rumah Sakit Pendidikan tersebut

Pimpinan Rumah Sakit Pendidikan dan Dekan Fakultas Kedokteran wajib memberitahukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Fakultas Kedokteran tempat dimana sarana pelayanan kesehatan yang menjadi jejaring Rumah Sakit Pendidikan tersebut.Pasal 6Dokter atau dokter gigi, yang diminta memberikan pelayanan medis oleh suatu sarana pelayanan kesehatan, bakti sosial, penanganan korban bencana, atau tugas kenegaraan, yang bersifat insidentil tidak memerlukan SIP.

Pemberitahuan pelayanan yang bersifat insidentil sebagaimana dimaksud ayat (1) harus diberitahukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.Pasal 7Untuk kepentingan kedinasan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat memberikan surat tugas kepada dokter dan dokter gigi spesialis tertentu di Rumah Sakit dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan

Surat Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) bulan dan dapat diperbaharui.Pasal 8Dokter atau dokter gigi yang sedang mengikuti program pendidikan dokter spesialis (PPDS) atau program pendidikan dokter gigi spesialis (PPDGS) diberikan SIP Khusus secara kolektif oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dimana Rumah Sakit Pendidikan tersebut berada.

SIP Khusus sebagaimana dimaksud ayat (1) diberikan kepada Pimpinan Rumah Sakit Pendidikan tempat program pendidikan dilaksanakan.

SIP Khusus sebagaimana dimaksud ayat (1) diberikan sesuai dengan sertifikat kompetensi peserta PPDS dan Surat Penugasan atau surat tanda registrasi khusus yang disetujui Konsil Kedokteran Indonesia.Pasal 8SIP Khusus sebagaimana dimaksud ayat (2) berlaku di sarana tempat program pendidikan dilaksanakan dan seluruh sarana pelayanan kesehatan yang menjadi jejaring Rumah Sakit Pendidikan dan sarana pelayanan kesehatan yang ditunjuk.

Pimpinan sarana dimaksud ayat (4) harus memberitahukan peserta PPDS dan PPDGS yang sedang mengikuti pendidikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dimana sarana pelayanan kesehatan yang menjadi jejaring Rumah Sakit PendidikanPasal 9Peserta pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi (Co-ast) yang sedang mengikuti pendidikan di sarana pelayanan kesehatan diberikan surat keterangan pelaksanaan studi secara kolektif oleh Ketua Program Studi

Berdasarkan surat keterangan pelaksanaan studi secara kolektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pimpinan Rumah Sakit Pendidikan menerbitkan Surat Keterangan Melaksanakan Tugas secara kolektif yang berlaku pada Rumah Sakit Pendidikan dan sarana pelayanan kesehatan yang menjadi jejaring Rumah Sakit Pendidikan, serta sarana pelayanan kesehatan yang ditunjuk.

Berdasarkan surat keterangan pelaksanaan studi secara kolektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pimpinan Rumah Sakit Pendidikan menerbitkan Surat Keterangan Melaksanakan Tugas secara kolektif yang berlaku pada Rumah Sakit Pendidikan dan sarana pelayanan kesehatan yang menjadi jejaring Rumah Sakit Pendidikan, serta sarana pelayanan kesehatan yang ditunjuk.Pasal 10Dokter atau dokter gigi yang telah teregistrasi yang menunda masa bakti dan belum diterima sebagai peserta PPDS/PPDGS dapat diberikan SIP Sementara

Dokter atau dokter gigi yang telah teregistrasi yang menunda masa bakti dan belum diterima sebagai peserta PPDS/PPDGS dapat diberikan SIP SementaraPasal 11Dokter atau dokter gigi spesialis yang telah diregistrasi dan bekerja di Rumah Sakit Pendidikan dan jejaringnya dalam rangka menunggu penempatan dalam rangka masa bakti diberikan SIP Spesialis Sementara

SIP Spesialis Sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya berlaku di Rumah Sakit tempat pelaksanaan pendidikan dan jejaringnya

SIP Spesialis Sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya berlaku untuk jangka waktu 6 (enam) bulan dan gugur apabila telah memperoleh Surat Keputusan Penempatan.Pasal 12Dokter atau dokter gigi warga negara asing dapat diberikan SIP sepanjang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (2)

Selain Persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (1) juga harus:memiliki surat izin kerja dan izin tinggal sesuai ketentuan perundang-undangan;mempunyai kemampuan berbahasa IndonesiaBab II :Pembinaan & PengawasanPasal 24 - 28Pasal 24Menteri, Konsil Kedokteran Indonesia, Pemerintah Daerah, dan organisasi profesi melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan peraturan ini sesuai dengan fungsi, tugas, dan wewenang masing-masing.

Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud ayat (1) diarahkan pada pemerataan dan peningkatan mutu pelayanan yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi.Pasal 25Dalam rangka pembinaan dan pengawasan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat mengambil tindakan administratif terhadap pelanggaran peraturan ini.

Sanksi administratif sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat berupa peringatan lisan, tertulis sampai dengan pencabutan SIP.

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam memberikan sanksi administratif sebagaimana dimaksud ayat (2) terlebih dahulu dapat mendengar pertimbangan organisasi profesi.Pasal 26Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat mencabut SIP dokter dan dokter gigi:Atas dasar keputusan MKDKI;STR dokter atau dokter gigi dicabut oleh Konsil Kedokteran Indonesia; dan Melakukan tindak pidana.Pasal 27Pencabutan SIP yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib disampaikan kepada dokter dan dokter gigi yang bersangkutan dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal keputusan ditetapkan.

Dalam hal keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat diterima, yang bersangkutan dapat mengajukan keberatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi untuk diteruskan kepada Menteri Kesehatan dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah keputusan diterima.

Menteri setelah menerima keputusan sebagaimana dimaksud ayat (2) meneruskan kepada Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia paling lambat 14 (empat belas hari).Pasal 28Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan setiap pencabutan SIP dokter dan dokter gigi kepada Menteri Kesehatan, Konsil Kedokteran Indonesia dan Dinas Kesehatan Propinsi, serta tembusannya disampaikan kepada organisasi profesi setempat.Alur permohonan STRdokter/ dokter gigi(kelengkapan persyaratan STR) FK/ FKG/KPS-Ijasah-bukti sumpah Tembusan:IDI/PGDI, DinkesKirim ke pihak yang bersangkutan melalui pos KKI(proses registrasi)KOLEGIUM(Uji kompetensi &sertifikat kompetensi)

56Alur Proses Permhonan STR Duplikat dokter/ dokter gigi(STR rusak dan persyaratan ) Kelurahan Tembusan:IDI/PGDI, DinkesKirim ke pihak yang bersangkutan melalui pos KKI(proses registrasi)STRPOLISIDokter /dokter gigi(STR hilang)

57Alur permohonan STR Peningkatan KompetensiDokter spesilis/ dokter gigi spesialis(kelengkapan persyaratan STR) FK/ FKG/KPS-Ijasah spesialis Tembusan:IDI/PGDI, DinkesKirim ke pihak yang bersangkutan melalui pos KKI(proses registrasi)KOLEGIUMSPESIALISSTR

58PENDIDIKANAdministratif&KompetensiMajelis EtikIDI / PDGIPraktikKompetensi (UKDI)RS PendidikanDinKesKab/Kota( Privilege )KewenanganKolegiumProfesiAIPKI / AFDokGIFK / FKGMajelisKehormatanDisiplinKedokteranREGISTRASIS I PImplementasi Undang-Undang No 29/ 2004 ttg Praktik KedokteranPendidikanBerkelanjutanProfesi (IDI / PDGI)Divisi Standar PendidikanDivisi RegistrasiDivisi PembinaanKONSIL KEDOK TERAN INDONESIAKelalaianPelanggaran Pembinaan etika profesiTeguranDiklatCabut STRPerdataPidanaPra TUN (tata usaha negara)DisiplinEtikaProfesiHukumHULUHILIR59Sertifikasi KompetensiRegistrasidr/drgPraktikKedokteranSertifikat KompetensiSTRSuratIzinPraktik(SIP)DinKesKab/KotaPs 7, ayat (1)PenjelasanPs 29, ayat(3d)Ps 37, Ayat (1)IjazahFK/FKGPSInstitusiPendidkanKolegiumIDI/PDGIKKIDepKesPemDa

AIPKI/AFDOKGIKolegiumIRSPIFK / FKGDepDikNasDepKesKIKD & KIKSSert Kompetensi Dok Sert Kompetensi Dok SpesKK~KKG Div Reg +Masa PeralihanRo Peg DepKesDinkes ProvDinkes Kab/Kota

DepkesPemda

Aplikasi :Std.Profesi(Ps 50)SOP (Ps 50)Std.Yan (Ps 44)Inf.Consent (Ps 45)Rekam Med (Ps 46)Rahasia Ked (Ps 48)Audit Medis (Ps 49 ay2)Stand Dik Prof dr/drgSertif KompetensiRegistrasiMUTUPRADOKPs 26St Dik ProfesiDisahkan KKIKolegium Ilmu KedokteranKolegium Ilmu Ked SpesProdukKolektif(SYSTEM)Praktik KedokteranURUTAN JAGA MUTU PRAKTIK KEDOKTERAN60SURAT-SURAT TERTULIS DAN SANKSISURAT KETERANGAN DOKTER

Dalam menjalankan tugas profesinya, seorangdokter kadang kalanya harus menerbitkansurat-surat keterangan dokter. Pedomannyaantara lain:Bab I Pasal 7 KODEKI, Setiap dokter hanyamemberikan keterangan dan pendapat yang telahdiperiksa sendiri kebenarannya.Bab II Pasal 12 KODEKI, Setiap dokter wajibmerahasiakan segala sesuatu yang diketahuinyatentang seorang pasien bahkan juga setelah pasienmeninggal dunia.Paragraph 4, pasal 48 UU No.29/2004 tentangpraktik Kedokteran.Jenis Surat Keterangan Dokter

1. Surat Keterangan lahir2. Surat Keterangan Meninggal3. Surat Keterangan Sehat4. Surat Keterangan Sakit5. Surat Keterangan Cacat6. Surat Keterangan Pelayanan Medis untukpenggantian biaya dari asuransi kesehatan7. Surat Keterangan Cuti Hamil8. Surat Keterangan Ibu hamil, bepergian denganpesawat udara9. Visum et Repertum10. Laporan Penyakit Menular11. KuitansiSURAT KETERANGAN KELAHIRANSK kelahiran berisikan tentang waktu (tanggal dan jam) lahirnya bayi, kelamin, BB dan nama orang tua.Diisi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya olehkarena sering adanya permintaan khusus dari pasien.Hal yang sering menjadi masalah :Anak yang lahir dari inseminasi buatan dari semen donor ( Arteficial Insemination by Donor = AID . Anak yang lahir hasil bayi tabung yang sel telur dan/atau sel maninya berasal dari donor ( In vitro Fertilization by DonorAnak yang lahir hasil konsepsi dari saudara kandung suamiKetiga hal diatas bertentangan dengan hukum yang berlaku di IndonesiaSurat Keterangan Meninggal

1. Surat keterangan untuk keperluan penguburan, perlu dicantumkan identitas jenazah, tempat, dan waktu meninggalnya.2. Surat Keterangan ( Laporan ) kematian Mengenai hal ini perlu diisi sebab kematian sesuai dengan pengetahuan dokter. Karena bedah mayat klinik belum dapat dilakukan hingga waktu ini, sebab kematian secara klinik saja dilaporkan. Lamanya menderita sakit hingga meninggal dunia juga harusdicantumkan. Jika jenazah dibawa ke luar daerah atau luar negeri maka adanya kematian karena penyakit menular harus diperhatikan.Surat Keterangan Sehat

A. Untuk Asuransi JiwaDalam menulis laporan pengujian kesehatan untuk asuransi jiwa, perlu diperhatikan agar :Laporan dokter harus objektif, jangan dipengaruhi oleh keinginan calon nasabah atau agen perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan.Sebaliknya jangan menguji kesehatan seorang calon yang masih atau pernah menjadi pasien sendiri untuk menghindari timbulnya kesukaran dalam mempertahankan wajib menyimpan rahasia JabatanJangan memberitahukan kesimpulan hasil pemeriksaan medik kepada pasien, langsung kepada perusahaan asuransi itu sendiri.Dokter selaku ahli, bukan orang kepercayaan perusahaan asuransi kesehatan.Pemeriksaan oleh dokter yang dipilih pasien pada dasarnya untuk kepentingan pihak asuransi olehkarena sebagai dokter penguji kesehatan tersebut, dokter wajib memberitahukan kepada perusahaan tentang segala sesuatu yang ia ketahui dari orang yang kesehatannya diuji. Dapat terjebak melanggar wajib simpan rahasia jabatan. Seharusnya dokter keluarga menolak untuk menguji kesehatan pasiennya.B. Untuk memperoleh Surat Izin Mengemudi (SIM).Perlu diperhatikan olehkarena pengendara atau faktor manusia merupakan faktor utama penyebab kecelakaan lalu lintas.C. Untuk NikahSelain pemeriksaan medis, dokter juga harus memberikan edukasi reproduksi dan pendidikan seks kepada pasangan calon suami-istri. Yang sering menjadi dilema adalah apakah dokter harus memberitahukan kepada salah satu calon suami-istri tersebut apabila menemukan kelainan-kelainan atau penyakit-penyakit yang diderita salah satu calon pasangannya?Surat Keterangan Sakit untukIstirahat

Seorang dokter harus waspada terhadap kemungkinan simulasi atau agravasi pada waktu memberikan keterangan mengenai cuti sakit seorang karyawan. Adakalanya cuti sakit disalahgunakan untuk tujuan lain. Surat keterangan cuti sakit palsu dapat menyebabkan seorang dokter dituntut menurut pasal 263 dan 267 KUHP.SURAT KETERANGAN CACATSangat erat hubungannya dengan besarnya tunjangan atau pensiun yang akan diterima oleh pekerja, yang tergantung kepada keterangan dokter tentang sifat cacatnya.

SURAT KETERANGAN CUTI HAMILHak cuti hamil seorang ibu adalah 3 bulan, yaitu sekitar 1 bulan sebelum dan 2 bulan setelah persalinan. Tujuan : agar si ibu cukup istirahat dan mempersiapkan dirinya dalam menghadapi proses persalinan, dan mulai kerja kembali setelah masa nifas.VISUM et REPERTUM

Visum et repertum (VeR) adalah surat keterangan yang dikeluarkan oleh dokter untuk penyidik dan pengadilan. VeR mempunyai daya bukti dan alat bukti yang sah dalam perkara pidana.Kasus PemerkosaanKesulitan jika korban dikirim terlambat karena hasil pemeriksaan tidak menunjukkan keadaan sebenarnyaBedah mayat kedokteran kehakimanHarus objektif tanpa pengaruh dari mereka yang berkepentingan dalam perkara. Keterangan dibuat dengan istilah yang mudah dipahami, berdasarkan apa yang dilihat dan ditemukan, sehingga tidak berulang kali dipanggil ke pengadilan untuk dimintakan keterangan tambahan.Kuitansi

Sering diminta sebagai bukti pembayaran, tidak menimbulkan masalah apabila sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Berhubungan dengan penggantian biaya berobat dari perusahaan tepat pasien atau pasangannya bekerja.Contoh :perusahaan hanya mengganti 50% biaya pengobatan, pasien minta dibuatkan kuitansi sebesar 2 kali imbalan jasa yang diterima dokter,pasien meminta agar imbalan jasa dokter dinaikkan dengan sisa imbalan dibagi 50-50% antara dokter dan pasien,Pasien meminta agar biaya pengangkutan pulang pergi dari luar kota ke tempat berobat dimasukkan dalam kuitansi berobat (built in), sedangkan dokter tidak menerima bagian dari biaya pengangkutan tersebut.Ketiga contoh di atas jelas malpraktik etik dan malpraktik kriminil.SANKSI HUKUMPenyimpangan dalam pembuatan surat keterangan, selain tidak etis juga merupakan pelanggaran terhadap pasal 267 KUHP sebagai berikut :Seorang dokter yang dengan sengaja memberikan surat keterangan palsu tentang ada atau tidaknya penyakit, kelemahan, atau cacat diancam dengan hukuman penjara paling lama empat tahun.Jika keterangan diberikan dengan maksud untuk memasukkan seseorang dalam rumah sakit gila atau untuk menahannya disitu, dijatuhkan hukuman penjara paling lama delapan tahun enam bulan.Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengann sengaja memberikan surat keterangan palsu itu seolah-olahisinya sesuai dengan kebenaran.Selanjutnya dalam pasal 179 KUHAP tercantum sebagai berikut :Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli alinnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan sumpah atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan sebenarbenarnya menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya.