Vertigo

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vertigo merupakan kasus yang sering ditemui. Secara tidak langsung kita pun pernah mengami vertigo. Kata vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere” yang artinya memutar. Vertigo termasuk kedalam gangguan keseimbangan yang dinyatakan sebagai pusing, pening, sempoyangan, rasa seperti melayang atau dunia seperti berjungkir balik. Kasus vertigo di Amerika mempersentasikan wanita lebih banyak dari pada pria. Vertigo juga lebih sering terdapat pada usia yang lebih tua yaitu diatas 50 tahun. Vertigo merupakan salah satu kelainan yang dirasakan akibat manifestasi dari kejadian atau trauma lain. Misalnya adanya cidera kepala ringan. Salah satu akibat dari kejadian atau trauma tersebut ialah seseorang akan mengalami vertigo. Kasus ini sebaiknya harus segera ditangani, karena jika dibiarkan begitu saja akan menggangu system lain yang ada di tubuh dan juga sangat merugikan klien karena rasa sakit atau pusing yang begitu hebat. Terkadang klien dengan vertigo ini sulit untuk membuka mata karena rasa pusing seperti terputar- 1

Transcript of Vertigo

Page 1: Vertigo

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Vertigo merupakan kasus yang sering ditemui. Secara tidak langsung kita

pun pernah mengami vertigo. Kata vertigo berasal dari bahasa Yunani

“vertere” yang artinya memutar. Vertigo termasuk kedalam gangguan

keseimbangan yang dinyatakan sebagai pusing, pening, sempoyangan, rasa

seperti melayang atau dunia seperti berjungkir balik. Kasus vertigo di

Amerika mempersentasikan wanita lebih banyak dari pada pria. Vertigo juga

lebih sering terdapat pada usia yang lebih tua yaitu diatas 50 tahun.

Vertigo merupakan salah satu kelainan yang dirasakan akibat manifestasi

dari kejadian atau trauma lain. Misalnya adanya cidera kepala ringan. Salah

satu akibat dari kejadian atau trauma tersebut ialah seseorang akan mengalami

vertigo. Kasus ini sebaiknya harus segera ditangani, karena jika dibiarkan

begitu saja akan menggangu system lain yang ada di tubuh dan juga sangat

merugikan klien karena rasa sakit atau pusing yang begitu hebat. Terkadang

klien dengan vertigo ini sulit untuk membuka mata karena rasa pusing seperti

terputar-putar. Ini disebabkan karena terjadi ketidakseimbangan atau

gangguan orientasi.

Oleh karena itu, pembelajaran mengenai vertigo beserta asuhan

keperawatannya dirasa sangat penting dan perlu. Dengan memiliki

pengetahuan yang baik beserta pemberian asuhan keperawatan yang benar,

maka diharapkan agar kasus vertigo ini dapat berkurang dan masyarakat bisa

mengetahui akan kasus vertigo ini dan bisa mengantisipati akan hal tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang menjadi

fokus pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1.2.1 Apa definisi dari vertigo ?

1.2.2 Apa etiologi dari vertigo ?

1.2.3 Bagaimana patofisiologi dan pathway dari vertigo ?

1

Page 2: Vertigo

1.2.4 Apa saja jenis-jenis dari vertigo ?

1.2.5 Bagaimana manifestasi klinis dari vertigo ?

1.2.6 Apa saja pemeriksaan fisik untuk pasien vertigo ?

1.2.7 Apa saja pemeriksaan penunjang untuk pasien vertigo ?

1.2.8 Bagaimana penatalaksanaan medis dari vertigo ?

1.2.9 Bagaimana manajemen asuhan keperawatan pada pasien vertigo

secara teoritis ?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Agar para pembaca, mahasiswa keperawatan pada khususnya

dapat mengetahui dan memahami tentang konsep dasar serta

managemen asuhan keperawatan pada penderita dengan masalah

vertigo.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini bagi para

pembaca dan mahasiswa keperawatan yaitu :

1.3.2.1 Untuk mengetahui definisi dari vertigo.

1.3.2.2 Untuk mengetahui etiologi dari vertigol.

1.3.2.3 Untuk mengetahui patofisiologi dan pathway dari vertigo.

1.3.2.4 Untuk mengetahui jenis-jenis dari vertigo.

1.3.2.5 Untuk mengetahui manifestasi klinis dari vertigo.

1.3.2.6 Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan fisik untuk pasien

vertigo.

1.3.2.7 Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang untuk

pasien vertigo..

1.3.2.8 Untuk mengetahui penatalaksanaan medis dari vertigo.

1.3.2.9 Untuk mengetahui manajemen asuhan keperawatan pada

pasien dengan vertigo.

2

Page 3: Vertigo

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu bagi para pembaca selain dapat

menambah wawasan, juga agar pembaca lebih mendalami tentang

Manajemen Asuhan Keperawatan Vertigo. Selain itu, bagi mahasiswa

keperawatan khususnya, makalah ini dapat dijadikan bahan referensi dalam

memberikan asuhan keperawatan yang sesuai sehingga dapat hasil yang

diharapkan dapat tercapai.

1.5 Metode Penulisan

Penulis menggunakan 2 metode dalam penulisan makalah ini yaitu :

1.5.1 Studi Kepustakaan

yaitu menggunakan buku-buku referensi terpercaya dan literatur

penunjang lainnya.

1.5.2 Metode Media Informatika

yaitu metode dengan mencari data melalui situs-situs di internet.

3

Page 4: Vertigo

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Vertigo

Vertigo adalah gejala klasik yang dialami ketika terjadi disfungsi yang

cukup cepat dan asimetris system vestibuler perifer (telinga dalam) (Smeltzer

& Bare, 2002).

Vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya memutar.

Pengertian vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau

lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan

otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh. Vertigo mungkin bukan

hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau

sindrom yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus, unstable), otonomik

(pucat, peluh dingin, mual, muntah) dan pusing.

Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar,

atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang

biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa

berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam

bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi

vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali.

2.2 Etiologi Vertigo

Vertigo merupakan suatu gejala, penyebabnya antara lain akibat

kecelakaan, stres, gangguan pada telinga bagian dalam, obat-obatan, terlalu

sedikit atau banyak aliran darah ke otak. Tubuh merasakan posisi dan

mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan yang terdapat di

telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area

tertentu di otak. Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di

dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya

sendiri. Vertigo juga bisa berhubungan dengan kelainan penglihatan atau

perubahan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba.

4

Page 5: Vertigo

Penyebab umum dari vertigo:

1. Keadaan lingkungan

Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)

2. Obat-obatan

Alkohol, Gentamisin

3. Kelainan sirkulasi

Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena

berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral

dan arteri basiler.

4. Kelainan di telinga

1) Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam

telinga bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional

vertigo).

2) Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri.

3) Herpes zoster.

4) Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga).

5) Peradangan saraf vestibuler

5. Kelainan neurologis

1) Sklerosis multipel.

2) Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya

atau keduanya.

3) Tumor otak.

4) Tumor yang menekan saraf vestibularis.

2.3 Patofisiologi dan Pathway Vertigo

Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang

disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem

ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus

menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang

berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang

menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan

vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.

5

Page 6: Vertigo

Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh

reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan

kontribusi paling besar yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual

dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik. Dalam kondisi

fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan

tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri

akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar akan

diproses lebih lanjut. Respon yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata

dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang

menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi

alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/

tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka

proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo

dan gejala otonom, di samping itu respons penyesuaian otot menjadi tidak

adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus,

unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.

Gambar. Pathway Vertigo

6

Page 7: Vertigo

2.4 Jenis-Jenis Vertigo

Vertigo diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran

vestibular yang mengalami kerusakan, yaitu vertigo periferal dan vertigo

sentral. Saluran vestibular adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang

senantiasa mengirimkan informasi tentang posisi tubuh ke otak untuk

menjaga keseimbangan.

Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut

kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas mengontrol

keseimbangan. Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo

periferal antara lain penyakit- penyakit seperti benign parozysmal positional

vertigo (gangguan akibat kesalahan pengiriman pesan), penyakit meniere

(gangguan keseimbangan yang sering kali menyebabkan hilang

pendengaran), vestibular neuritis (peradangan pada sel-sel saraf

keseimbangan), dan labyrinthitis (radang di bagian dalam pendengaran).

Sedangkan vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di

dalam otak, khususnya di bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah

percabangan otak dan serebelum (otak kecil).

2.5 Manifestasi Klinis

Penderita merasa seolah-olah dirinya bergerak atau berputar atau

penderita merasakan seolah-olah benda di sekitarnya bergerak atau berputar,

mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, nadi lemah, nyeri

kepala, penglihatan kabur, tinitus, mudah tersinggung, gelisah.

Gejala yang sering menyertai vertigo menurut jenisnya :

No Vertigo Periferal

(Vestibulogenik)

Vertigo Sentral

(Non-Vestibuler)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Pandangan gelap

Rasa lelah dan stamina menurun

Jantung berdebar

Hilang keseimbangan

Tidak mampu berkonsentrasi

Perasaan seperti mabuk

Pandangan ganda

Sukar menelan

Kelumpuhan otot-otot wajah

Sakit kepala yang parah

Kesadaran terganggu

Tidak mampu berkata-kata

7

Page 8: Vertigo

7.

8.

9.

10

.

11

.

Otot terasa sakit

Mual dan muntah-muntah

Memori dan daya pikir menurun

Sensitif pada cahaya terang dan

suara

Berkeringat

Hilangnya koordinasi

Mual dan muntah-muntah

Tubuh terasa lemah

2.6 Pemeriksaan Fisik pada Pasien Vertigo

1. Pemeriksaan mata.

2. Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh. Test pendegaran bisa menetukan

adanya kelainan telinga yang mempengaruhi keseimbangan dan

pendengaran. Untuk menguji keseimbangan pasien diminta untuk berdiri

dan kemudian berjalan dalam satu garis lurus, awalnya dengan mata

terbuka kemudian dengan mata tertutup.

3. Pemeriksaan neurologik.

4. Pemeriksaan otologik.

5. Pemeriksaan fisik umum.

2.7 Pemeriksaan Peuunjang

Pemeriksaan  CT-scan atau MRI kepala dapat menunjukkan kelainan

tulang atau tumor yang menekan saraf. Jika diduga infeksi maka bisa diambil

contoh cairan dari telinga atau sinus atau dari tulang belakang. Sedangkan

kalau di duga terjadi penurunan aliran darah ke otak, maka di lakukan

pemeriksaan angiogram, untuk melihat adanya sumbatan pada pembuluh

darah yang menuju ke otak.

2.8 Penatalaksanaan Medis

Pengobatan tergantung pada penyebabnya. Obat untuk mengurangi

vertigo yang ringan adalah meklizin, dimenhidrinat, perfenazin dan

skopolamin. Skopolamin terutama berfungsi untuk mencegah motion sickness,

8

Page 9: Vertigo

yang terdapat dalam bentuk plester kulit dengan lama kerja selama beberapa

hari. Semua obat diatas bisa menyebabkan ngantuk, terutama pada usia lanjut.

Skopolamin dalam bentuk plester kulit memiliki efek mengantuk yang paling

efektif.

Langkah-langkah penatalaksanaan untuk meringankan atau mencegah

gejala vertigo:

1. Tarik napas dalam-dalam dan pejamkan mata.

2. Tidur dengan posisi kepala yang agak tinggi.

3. Buka mata pelan-pelan, miringkan badan atau kepala ke kiri dan ke kanan.

4. Bangun secara perlahan dan duduk dulu sebelum beranjak dari tempat

tidur.

5. Hindari  posisi membungkuk bila mengangkat barang.

6. Gerakkan kepala secara hati-hati.

9

Page 10: Vertigo

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

VERTIGO SECARA TEORITIS

3.1 Pengkajian

3.1.1 Aktivitas / Istirahat

Letih, lemah, malaise, keterbatasan gerak, ketegangan mata, kesulitan

membaca, insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri

kepala, sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas

(kerja) atau karena perubahan cuaca.

3.1.2 Sirkulasi

Riwayat hypertensi, denyutan vaskuler, misal daerah temporal, pucat,

wajah tampak kemerahan.

3.1.3 Integritas Ego

Faktor faktor stress emosional/lingkungan tertentu, perubahan

ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi,

kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala,

mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik).

3.1.4 Makanan dan cairan

Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang,

keju, alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus,

hotdog, MSG (pada migrain), mual/muntah, anoreksia (selama nyeri),

penurunan berat badan.

3.1.5 Neurosensoris

Pening, disorientasi (selama sakit kepala), riwayat kejang, cedera

kepala yang baru terjadi, trauma, stroke, aura ; fasialis, olfaktorius,

tinitus, perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras,

epitaksis, parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore,

perubahan pada pola bicara/pola pikir, mudah terangsang, peka

terhadap stimulus, penurunan refleks tendon dalam, papiledema.

10

Page 11: Vertigo

3.1.6 Nyeri/ kenyamanan

Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain,

ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis, nyeri,

kemerahan, pucat pada daerah wajah, fokus menyempit, fokus pada

diri sendiri, respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis,

gelisah, otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.

3.1.7 Keamanan

Riwayat alergi atau reaksi alergi, demam (sakit kepala), gangguan cara

berjalan, parastesia, paralisis, drainase nasal purulent (sakit kepala

pada gangguan sinus).

3.1.8 Interaksi sosial

Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang

berhubungan dengan penyakit.

3.1.9 Penyuluhan/ Pembelajaran

Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga,

penggunaan alkohol/obat lain termasuk kafein, kontrasepsi

oral/hormone, menopause.

3.2 Diagnosa dan Intervensi Keperawatan (Doengoes, 1999:2021)

1. Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/

tekanan syaraf, vasospressor, peningkatan intrakranial ditandai dengan

menyatakan nyeri yang dipengaruhi oleh faktor misal, perubahan posisi,

perubahan pola tidur, gelisah.

Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang

Kriteria Hasil :

1) Klien mengungkapkan rasa nyeri berkurang.

2) Tanda-tanda vital normal.

3) pasien tampak tenang dan rileks.

11

Page 12: Vertigo

Intervensi Rasional

1. Pantau tanda-tanda vital,

intensitas/skala nyeri.

2. Anjurkan klien istirahat

ditempat tidur.

3. Atur posisi pasien senyaman

mungkin.

4. Ajarkan teknik relaksasi dan

napas dalam.

5. Kolaborasi untuk pemberian

analgetik.

1. Mengenal dan memudahkan dalam

melakukan tindakan keperawatan.

2. Istirahat untuk mengurangi intesitas

nyeri.

3. Posisi yang tepat mengurangi

penekanan dan mencegah ketegangan

otot serta mengurangi nyeri.

4. Relaksasi mengurangi ketegangan

dan membuat perasaan lebih nyaman.

5. Analgetik berguna untuk mengurangi

nyeri sehingga pasien menjadi lebih

nyaman

2. Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan

relaksasi, metode koping tidak adekuat, kelebihan beban kerja.

Tujuan : koping individu menjadi lebih adekuat.

Kriteria Hasil :

1) Mengidentifikasi perilaku yang tidak efektif.

2) Mengungkapkan kesadaran tentang kemampuan koping yang di

miliki.

3) Mengkaji situasi saat ini yang akurat.

4) Menunjukkan perubahan gaya hidup yang diperlukan atau situasi yang

tepat

Intervensi Rasional

1. Kaji kapasitas fisiologis yang

bersifat umum.

1. Mengenal sejauh dan

mengidentifikasi penyimpangan

fungsi fisiologis tubuh dan

memudahkan dalam melakukan

12

Page 13: Vertigo

2. Sarankan klien untuk

mengekspresikan perasaannya.

3. Berikan informasi mengenai

penyebab sakit kepala,

penenangan dan hasil yang

diharapkan.

4. Dekati pasien dengan ramah dan

penuh perhatian, ambil

keuntungan dari kegiatan yang

dapat diajarkan.

tindakan keperawatan.

2. Klien akan merasakan kelegaan

setelah mengungkapkan segala

perasaannya dan menjadi lebih

tenang.

3. Agar klien mengetahui kondisi dan

pengobatan yang diterimanya, dan

memberikan klien harapan dan

semangat untuk pulih.

4. Membuat klien merasa lebih berarti

dan dihargai.

3. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal

informasi dan kurang mengingat ditandai oleh memintanya informasi,

ketidak-adekuatannya mengikuti instruksi.

Tujuan: Pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur

dan proses pengobatan.

Kriteria Hasil:

1) Melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari

suatu tindakan.

2) Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam

regimen perawatan.

Intervensi Rasional

1. Kaji tingkat pengetahuan klien dan

keluarga tentang penyakitnya.

2. Berikan penjelasan pada klien

1. Mengetahui seberapa jauh pengalaman

dan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakitnya.

2. Dengan mengetahui penyakit dan

13

Page 14: Vertigo

tentang penyakitnya dan kondisinya

sekarang.

3. Diskusikan penyebab individual dari

sakit kepala bila diketahui.

4. Minta klien dan keluarga

mengulangi kembali tentang materi

yang telah diberikan.\

5. Diskusikan mengenai pentingnya

posisi atau letak tubuh yang normal.

6. Anjurkan pasien untuk selalu

memperhatikan sakit kepala yang

dialaminya dan faktor-faktor yang

berhubungan.

kondisinya sekarang, klien dan

keluarganya akan merasa tenang dan

mengurangi rasa cemas.

3. Untuk mengurangi kecemasan klien

serta menambah pengetahuan klien

tetang penyakitnya.

4. Mengetahui seberapa jauh pemahaman

klien dan keluarga serta menilai

keberhasilan dari tindakan yang

dilakukan.

5. Agar klien mampu melakukan dan

merubah posisi/letak tubuh yang

kurang baik.

6. Dengan memperhatikan faktor yang

berhubungan klien dapat mengurangi

sakit kepala sendiri dengan tindakan

sederhana, seperti berbaring,

beristirahat pada saat serangan.

3.3 Evaluasi

Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang

kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara

berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan

lainnya (Carpenito, 1999:28).

Tujuan pemulangan pada vertigo adalah :

1. Nyeri dapat dihilangkan atau diatasi.

2. Perubahan gaya hidup atau perilaku untuk mengontrol atau mencegah

kekambuhan.

3. Memahami kebutuhan atau kondisi proses penyakit dan kebutuhan tera

14

Page 15: Vertigo

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar,

atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang

biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan.

Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf

yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri.

Vertigo juga bisa berhubungan dengan kelainan penglihatan atau perubahan

tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba. Vertigo timbul jika terdapat

ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat kesadaran.

Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler

atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke

pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-

prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei

N. III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.

Pengobatan tergantung pada penyebabnya. Obat untuk mengurangi

vertigo yang ringan adalah meklizin, dimenhidrinat, perfenazin dan

skopolamin. Langkah-langkah penatalaksanaan untuk meringankan atau

mencegah gejala vertigo: tarik napas dalam-dalam dan pejamkan mata, tidur

dengan posisi kepala yang agak tinggi, buka mata pelan-pelan, miringkan

badan atau kepala ke kiri dan ke kanan, bangun secara perlahan dan duduk

dulu sebelum beranjak dari tempat tidur, hindari  posisi membungkuk bila

mengangkat barang, gerakkan kepala secara hati-hati.

4.2 Saran

Dengan dibuatnya makalah tentang manajemen asuhan keperawatan

vertigo, diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi para pembaca

terutama pemahaman yang berhubungan dengan bagaimana melakukan

15

Page 16: Vertigo

sebuah manajemen asuhan keperawatan terutama pada pasien yang mengalami

vertigo.

DAFTAR PUSTAKA

Carpernito, L.J.1999. Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumentasi Keperawatan, Diagnosis Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, Ed 2.Jakarta: EGC.

Doenges, M.E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Ed 3. Jakarta: EGC.

Price, S.A., & Wilson, L.M.2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,Vol 2. Jakarta: EGC.

Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem, Ed 2. Jakarta: EGC.

Smeltzer, S.C., & Bare, B.G.2002. Buku Ajar Keperawatan Medical-Bedah Brunner & Suddarth, Vol 3.Jakarta: EGC.

Israr, Yayan A.2008.Vertigo,[pdf],http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/01/vertigo_files-of-drsmed.pdf. (diakses tanggal 12 september 2014 pukul 17.35).

Khahfi, Ahmad.2009.Asuhan Keperawatan Keluarga Vertigo,[online].http://Ners_el-key-ASKEP-KELUARGA-VERTIGO.htm. (diakses tanggal 18 September 2014 pukul 18.15).

16