Teori Vertigo

28
VERTIGO PENDAHULUAN Mungkin semua orang pernah mengalami vertigo. Sewaktu kita masih anak –anak, kita pernah bermain memutar-mutar tubuh kita. Ketika kita berhenti berputar, terasa atau terlihat sekeliling kita bergerak. Ini adalah vertigo. Jumlah penderita gangguan keseimbangan atau vertigo yang mendatangi rumah sakit atau praktek dokter sulit ditentukan. Karena disadari bahwa gangguan keseimbangan dapat disebabkan oleh beragam penyakit. Sehingga dapat dibedakan jumlah penderita vertigo yang mengunjungi praktek dokter spesialis Telinga-Hidung- Tenggorok atau penyakit Saraf. Vertigo sering disertai oleh gangguan system otonom seperti rasa mual, muntah dan mungkin keringat yang berlebihan serta pucat. Hal ini dikarenakan apparatus vestibular dihubungkan dengan pusat otonom dalam formation retikularis batang otak. Istilah yang dipergunakan untuk menggambarkan vertigo berbeda-beda misalnya pusing, pening, rasa berputar, sempoyongan, rasa seperti melayang atau merasakan badan atau dunia sekelilingnya berputar-putar dan berjungkir balik. Keseimbangan bergantung pada empat system berbeda yang tidak saling tergantung. Pertama. System vestibular yang menangkap gerakan akselerasi dan persepsi gravitasi. Rangsangan proprioseptif dari sensasi posisi sendi serta tonus otot member informasi menyangkut hubungan antara kepala dan bagian tubuh lainnya. Yang ketiga, penglihatan member persepsi dari sensasi posisi, kecepatan, dan orientasi. Yang terakhir, semua sensasi ini di integrasikan pada batang otak dan serebelum. DEFINISI Vertigo ialah ilusi bergerak. Ada yang menyebutnya sebagai halusinasi gerakan. Penderita merasakan atau melihat lingkungannya bergerak, padahal lingkungannya diam, atau penderita merasakan dirinya bergerak padahal tidak. Pada umumnya vertigo dijelaskan sebagai adanya ketidakseimbangan atau gangguan keseimbangan. Vertigo berasal

description

vertigo, saraf

Transcript of Teori Vertigo

VERTIGOPENDAHULUANMungkin semua orang pernah mengalami vertigo. Sewaktu kita masih anak anak, kita pernah bermain memutar-mutar tubuh kita. Ketika kita berhenti berputar, terasa atau terlihat sekeliling kita bergerak. Ini adalah vertigo.Jumlah penderita gangguan keseimbangan atau vertigo yang mendatangi rumah sakit atau praktek dokter sulit ditentukan. Karena disadari bahwa gangguan keseimbangan dapat disebabkan oleh beragam penyakit. Sehingga dapat dibedakan jumlah penderita vertigo yang mengunjungi praktek dokter spesialis Telinga-Hidung-Tenggorok atau penyakit Saraf.Vertigo sering disertai oleh gangguan system otonom seperti rasa mual, muntah dan mungkin keringat yang berlebihan serta pucat. Hal ini dikarenakan apparatus vestibular dihubungkan dengan pusat otonom dalam formation retikularis batang otak.Istilah yang dipergunakan untuk menggambarkan vertigo berbeda-beda misalnya pusing, pening, rasa berputar, sempoyongan, rasa seperti melayang atau merasakan badan atau dunia sekelilingnya berputar-putar dan berjungkir balik.Keseimbangan bergantung pada empat system berbeda yang tidak saling tergantung. Pertama. System vestibular yang menangkap gerakan akselerasi dan persepsi gravitasi. Rangsangan proprioseptif dari sensasi posisi sendi serta tonus otot member informasi menyangkut hubungan antara kepala dan bagian tubuh lainnya. Yang ketiga, penglihatan member persepsi dari sensasi posisi, kecepatan, dan orientasi. Yang terakhir, semua sensasi ini di integrasikan pada batang otak dan serebelum.DEFINISIVertigo ialah ilusi bergerak. Ada yang menyebutnya sebagai halusinasi gerakan. Penderita merasakan atau melihat lingkungannya bergerak, padahal lingkungannya diam, atau penderita merasakan dirinya bergerak padahal tidak.Pada umumnya vertigo dijelaskan sebagai adanya ketidakseimbangan atau gangguan keseimbangan. Vertigo berasal dari bahasa Yunani yang berarti sensasi bergerak atau berputar. Vertigo disebut subjektif bila penderita merasa dirinya yang bergerak atau berputar. Vertigo disebut objektif bila penderita melihat sekelilingnya yang bergerak atau berputar.ANATOMIJaringan saraf yang terkait dalam proses sindrom vertigo :1.Reseptor alat keseimbangan tubuh: reseptor mekanis di vestibulum, reseptor cahaya di retina, reseptor mekanis di kulit, otot, dan persendian.2.Saraf aferen, berperan menghantarkan impuls ke pusat-pusat keseimbangan di otak: saraf vestibular, saraf optic, saraf spinoserebelaris.3.Pusat-pusat keseimbangan inti vestibulum, serebelum, korteks serebri, hipotalamus, pusat saraf otonom di batang otak, inti okulomotorius, formation retikularis.PATOFISIOLOGIKeseimbangan yang normal membutuhkan bahwa kita secara akurat dapat mengidentifikasi posisi kita terhadap lingkungan, dapat mengidentifikasi gerakan kita dan mengontrol gerakan kita. Tugas ini dilakukan oleh seperangkat system saraf yang mengkoordinasi informasi sensorik mengenai kita dan lingkungan.Penglihatan (vision) mensuplai informasi mengenai posisi dan gerakan objek, somato-sensorik (rasa raba dan proprioseptif) member masukan mengenai posisi dari tubuh serta bagian-bagiannya, dan input dari vestibular memberikan informasi mengenai gerak kepala dan posisi kepala sehubungan dengan gravitasi, input sensorik ini kemudian diolah di otak, yang kemudian menciptakan tingkah yang dibutuhkan untuk mempertahankan keseimbangan dan orientasi sewaktu kita melakukan kegiatan atau aktivitas sehari-hari.Tetapi bila oleh suatu sebab terjadi hal-hal yang menyimpang, impuls yang berasal dari kanalis semisirkularis mencapai nucleus motorik otot-otot mata (nistagmus), medula spinalis (rasa tidak mantap dari kecenderungan untuk jatuh pada waktu berjalan dan berdiri) dan pusat otonom dalam formation retikularis (berkeringat, pucat).PENYEBAB VERTIGO1.Penyakit system vestibular periferBenda asing, radang (labirinitis), trauma, perdarahan, gangguan saraf VIII (karena trauma, infeksi)2.Penyakit susunan saraf pusat :Iskemia otak, infeksi, trauma kepala, tumor, epilepsy.3.Kelainan endokrin (hormonal) :Hipotiroid, hipoglikemik, menstruasi, menopause.4.Kelainan psikiatri :Depresi, neurosa, cemas, fobia.5.Kelainan mata.6.Intoksikasi makananan, minuman, dan obat-obatan :Streptomisin, antikonvulsan, antihipertensi, penenang, alcohol, gentamisin kinin.KLASIFIKASI VERTIGOVertigo dapat berasal dari kelainan di sentral (batang otak, serebelum atau otak) atau di perifer (telinga dalam, atau saraf vestibular).VERTIGO SENTRALPenyebab vertigo jenis sentral biasanya ada gangguan dibatang otakatau diserebelum. Untuk menentukan gangguan di batang otak, apakah terdapat gejala lain yang khas bagi gangguan di batang otak, misalnya diplopia, parestesia, perubahan sensibilitas dan fungsi motorik, rasa lemah.Perlu dicari gejala gangguan serebelar lainnya, seperti gangguan koordinasi. Penderita gangguan serebelar mungkin mempunyai kesulitan dalam melaksanakangerak supinasi dan pronasitangannya secara berturut-turut (dysdiadokinesia).Percobaan tunjuk hidung(penderita disuruh menunjuk jari pemeriksaan dan kemudian setelah itu menunjuk hidungnya) dilakukannya dengan buruk dan terlihat adanya gejala atakia.VERTIGO PERIFERLamanya vertigo berlangsung :a.Episode (serangan) vertigo yang berlangsung beberapa detikPaling sering disebabkan oleh vertigo posisional benigna. Dapat dicetuskan oleh perubahan posisi kepala. Berlangsung beberapa detik dan kemudian mereda. Paling sering penyebabnya idiopatik (tidak diketahui), namun dapat juga diakibatkan oleh trauma di kepala, pembedahan di telinga atau oleh neuronitis vestibular. Prognosis umumnya baik, gejala menghilang secara spontan.b.Episode vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jamDapat dijumpai pada penyakit meniere atau vestibulopati berulang. Penyakit meniere mempunyai trias gejala yaitu ketajaman pendengaran menurun (tuli), vertigo dan tinitus.c.Serangan vertigo yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa mingguNeuronitis vestibular merupakan kelainan yang sering datang ke unit darurat. Pada penyakit ini, mulainya vertigo dan nausea serta muntah yang menyertainya ialah mendadak, dan gejala ini dapat berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu. Fungsi pendengaran tidak terganggu pada neuronitis vestibular. Pada pemeriksaan fisik mungkin dijumpai nistagmus.Benign positional vertigoadalah bentuk vertigo yang menyerang dalam jangka waktu pendek namun berulang-ulang. Gejalanya hanya dalam hitungan detik tetapi bisa cukup berat, seringkali muncul setelah kita terserang infeksi virus atau adanya peradangan dan kerusakan di daerah telinga tengah. Gejalanya bisa muncul jika kita menggerakkan kepala tiba-tiba, misalnya saat menoleh dengan gerakan yang cepat.DIAGNOSISAnamnesaKata-kata yang digunakan penderita untuk menyatakan vertigo atau gangguan keseimbangan lainnya beragam. Harus ditanyakan apakah ada pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap munculnya vertigo. Posisi mana yang dapat memicu vertigo. Penting ditanyakan keadaan apalagi, selain perubahan posisi, yang dapat membuat gejala vertigo bertambah berat. Sesekali ditemukan penderita mengeluh bahwa masukan visual saja cukup untuk mencetuskan vertigo. Keluhan rasa tidak stabil pada gangguan vestibular menjadi lebihburuk bila fiksasi penglihatan dihilangkan. Lain halnya gangguan serebelum, ketidakseimbangan tidak dipengaruhi oleh atau bertambah buruk oleh fiksasi visual. Salah satu keadaan yang dapat mengganggu penderita dengan gangguan vestibular ialah rasa disorientasi (orientasi terganggu). Ada penderita yang aparat vestibular perifernya rusak, mengeluhkan osilopsia (= suatuilusi bahwa benda yang diam tampaknya bergerak maju mundur). Gangguan vestibular sering mengakibatkan nausea (rasa enek) dan bila dapat mengakibatkan muntah, keadaan ini lebih mencolok pada lesi perifer dan kurang pada penyakit serebelar. Vertigo yang berasal dari gangguan di telinga dalam umumnya timbul mendadak. Permulaan yang gradual cenderung berasal dari susunan saraf pusat. Gejala yang timbul intermiten dijumpai pada penyakit telinga dalam. Dan gejala yang terus menerus dicurigai adanya kelainan di susunan saraf pusat. Umumnya lebih sentral letak kelainannya, lebih lama berlangsungnya keluhan vertigo. Bila keluhan vertigo meningkat bila penderita berubah posisi, hal ini menunjukkan bahwa gangguan ada di system vestibular, baik yang perifer maupun yang sentral.Bila vertigo timbul hanya pada posisi tertentu, dicurigai ada disfungsi otolit, seperti pada vertigo posisional benigna.Pemeriksaan1.Gejala objektif daripada vertigo ialah adanya nistagmusNistagmus mempunyai ciri sesuai gerakannya (misalnya jerk dan pedunlar), menurut bidang gerakannya (horizontal, rotatoar, vertical, campuran), arah gerakan, amplitude dan lamanya nistagmus berlangsung. Dianggap berasal dari susunan saraf pusat (sentral) yaitu nistagmus yang vertikal murni, nistagmus yang berubah arah, nistagmus yang sangat aktif namun tanpa vertigo.Didapat pada gangguan vestibular perifer yaitu nistagmus yang rotatoar.2.Tes Romberg dipertajamPada tes ini penderita berdiri dengan kaki yang satu di depan kaki yang lainnya, tumit kaki yang satu berada di depan jari-jari kaki yang lainnya (tandem). Lengan dilipat pada dada dan mata kemudian ditutup. Orang normal mampu berdiri dalam sikap Romberg yang dipertajam selama 30 detik atau lebih.3.Tes melangkah di tempat (stepping test)Penderita disuruh berjalan di tempat, dengan mata ditutup, sebanyak 50 langkah dengan kecepatan seperti berjalan biasa. Harus berusaha agar tetap ditempat dan tidak beranjak selama tes ini. Tes ini dapat mendeteksi gangguan sistem vestibular. Kedudukan akhir dianggap abnormal bila penderita beranjak lebih dari 1 meter atau badan terputar lebih dari 30 derajat.4.Salah tunjuk(past pointing)Penderita disuruh merentangkan lengannya dan telunjuknya menyentuh telunjuk pemeriksa. Kemudian ia disuruh menutup mata, mengangkat lengannya tinggi-tinggi dan kemudian kembali ke posisi semula. Pada gangguan vestibular didapatkan salah tunjuk (deviasi) demikian juga dengan gangguan serebelar.5.Maneuver Nylen Barany atau Manuver HallpikeUntuk membangkitkan vertigo dan nistagmus posisional pada penderita dengan gangguan sistem vestibular dan dilakukan maneuver Hallpike. Pada tes ini penderita disuruh duduk di tempat tidur periksa. Kemudian ia direbahkan sampai kepala bergantung di pinggir tempat tidur dengan sudut sekitar 30 derajat dibawah horizon kepala ditolehkan ke kiri. Tes kemudian diulang dengan kepala melihat lurus, dan diulangi lagi dengan kepala menoleh ke kanan. Penderita disuruh tetap membuka matanya agar pemeriksa dapat melihat kapan muncul nistagmus.6.Tes kaloriKepala penderita diangkat ke belakang (menengadah) sebanyak 60 derajat (tujuannya ialah agar bejana lateral di labirin berada dalam posisi vertical, dengan demikian dapat dipengaruhi secara maksimal oleh aliran konveksi yang diakibatkan oleh endolimf). Tabung suntik berukuran20 ml dengan ujung jarum yang dilindungi dengan karet berukuran nomor 15 diisi dengan air bersuhu 30 C. air disemprotkan ke liang telinga dengan kecepatan 1 ml/detik. Arah nistagmus ialah ke sisi yang berlawanan dengan sisi telinga yang dialiri. Arah gerakan dicatat, frekuensinya juga (biasanya 3-5x/detik), dan lamanya biasanya1/2-2 menit. Setelah beristirahat 5 menit, telinga kedua dites.7.ElektronistagmografiPada pemeriksaan ini diberikan stimulus kalori ke liang telinga dan lamanya serta cepatnya nistagmus yang timbul dicatat pada kertas, menggunakan teknik yang mirip dengan elektrokardiografi.8.PosturografiDalam mempertahankan keseimbangan terdapat 3 unsur yang memainkan peranan penting, yaitu sistem visual, vestibular, dan somatosensorik. Dengan tes posturografi dapat dievaluasi sistem visual, vestibular dan somatosensorik.PENGOBATAN1.Terapi kausalObati penyebab dasarnya2.Terapi simptomatik (medikamentosa)Karena penyebab vertigo beragam, sementara penderita seringkali merasa sangat terganggu dengan keluhan vertigo tersebut, seringkali menggunakan pengobatan simptomatik. Lamanya pengobatan bervariasi. Sebagian besar kasus terapi dapat dihentikan setelah beberapa minggu. Beberapa golongan yang sering digunakan :ANTIHISTAMINTidak semua obat antihistamin mempunyai sifat anti vertigo. Antihistamin yang dapat meredakan vertigo seperti obat dimenhidrinat, difenhidramin, meksilin, siklisin. Antihistamin yang mempunyai anti vertigo juga memiliki aktivitas antikholinergik sentral ini ada kaitannya dengan kemampuannya sebagai obat antivertigo. Efek samping yang umum dijumpai ialah sedasi (mengantuk).BETAHISTINSenyawa Betahistin (suatu analog histamin) yang dapat meningkatkan sirkulasi di telinga dalam, dapat diberikan untuk mengatasi gejala vertigo. Efek samping Betahistin ialah gangguan di lambung, rasa enek, dan sesekali rash di kulit.BETAHISTIN MESYLATE (MERISLON)Dapat diberikan dengan dosis 6 mg (1 tablet) 12 mg, 3 kali sehari per oral.BETAHISTIN DI HCL (BETASERC)Dapat diberikan dengan dosis 8 mg (1 tablet), 3 kali sehari.DIMENHIDRINAT (DRAMAMINE)Lama kerja obat ini ialah 4 6 jam. Dapat diberi per oral atau parenteral (suntikan intramuscular dan intravena). Dapat diberikan dengan dosis 25 mg 50 mg (1 tablet), 4 kali sehari. Efek samping ialah mengantuk.DIFHENHIDRAMIN HCL (BENADRYL)Lama aktivitas obat ini ialah 4 6 jam, diberikan dengan dosis 25 mg (1 kapsul) 50 mg, 4 kali sehari per oral. Obat ini dapat juga diberikan parenteral. Efek samping mengantuk.ANTAGONIS KALSIUMDapat juga berkhasiat dalam mengobati vertigo. Obat antagonis kalsium Cinnarizine (Stugeron) dan Flunarizine (Sibelium) sering digunakan. Merupakan obat supresan vestibular karena sel rambut vestibular mengandung banyak terowongan kalsium.CINNARIZINE (STUGERONE)Mempunyai khasiat menekan fungsi vestibular. Dapat mengurangi respons terhadap akselerasi angular dan linier. Dosis biasanya ialah 15 30 mg, 3 kali sehari atau 1 x 75 mg sehari.Efek samping ialah rasa mengantuk (sedasi), rasa cape, diare atau konstipasi, mulut rasa kering dan rash di kulit.FENOTIAZINEKelompok obat ini banyak mempunyai sifat anti emetic (anti muntah). Namun tidak semua mempunyai sifat anti vertigo. Khlorpromazine (Largactil) dan Prokhlorperazine (Stemetil) sangat efektif untuk nausea namun kurang berkhasiat terhadap vertigo.PROMETHAZINE (PHENERGAN)Merupakan golongan Fenotiazine yang paling efektif mengobati vertigo. Lama aktivitas obat ini ialah 4 6 jam. Diberikan dengan dosis 12,5 mg 25 mg (1 draze), 4 kali sehari per oral atau parenteral (suntikan intramuscular atau intravena). Efek samping yang sering dijumpai ialah sedasi (mengantuk), sedangkan efek samping ekstrapiramidal lebih sedikit disbanding obat Fenotiazine lainnya.KHLORPROMAZINE (LARGACTIL)Dapat diberikan pada penderita dengan serangan vertigo yang berat dan akut. Obat ini dapat diberikan per oral atau parenteral (suntikan intramuscular atau intravena). Dosis yang lazim ialah 25 mg (1 tablet) 50 mg, 3 4 kali sehari. Efek samping ialah sedasi (mengantuk).OBAT SIMPATOMIMETIKObat simpatomimetik dapat juga menekan vertigo. Salah satunya obat simpatomimetik yang dapat digunakan untuk menekan vertigo ialah efedrin.EFEDRINLama aktivitas ialah 4 6 jam. Dosis dapat diberikan 10 -25 mg, 4 kali sehari. Khasiat obat ini dapat sinergistik bila dikombinasi dengan obat anti vertigo lainnya. Efek samping ialah insomnia, jantung berdebar (palpitasi) dan menjadi gelisah gugup.OBAT PENENANG MINORDapat diberikan kepada penderita vertigo untuk mengurangi kecemasan yang diderita yang sering menyertai gejala vertigo.efek samping seperti mulut kering dan penglihatan menjadi kabur.LORAZEPAMDosis dapat diberikan 0,5-1 mgDIAZEPAMDosis dapat diberikan 2-5 mg.OBAT ANTI KHOLINERGIKObat antikolinergik yang aktif di sentral dapat menekan aktivitas sistem vestibular dan dapat mengurangi gejala vertigo.SKOPOLAMINSkopolamin dapat pula dikombinasi dengan fenotiazine atau efedrin dan mempunyai khasiat sinergistik. Dosis skopolamin ialah 0,3 mg-0,6 mg, 3-4 kali sehari.3.Terapi fisikSusunan saraf pusat mempunyai kemampuan untuk mengkompensasi gangguan keseimbangan. Namun kadang-kadang dijumpai beberapa penderita yang kemampuan adaptasinya kurang atau tidak baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya gangguan lain di susunan saraf pusat atau didapatkan deficit di sistem visual atau proprioseptifnya. Kadang-kadang obat tidak banyak membantu, sehingga perlu latihan fisik vestibular. Latihan bertujuan untuk mengatasi gangguan vestibular, membiasakan atau mengadaptasi diri terhadap gangguan keseimbangan. Tujuan latihan ialah :1.Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo atau disekuilibrium untuk meningkatkan kemampuan mengatasinya secara lambat laun.2.Melatih gerakan bola mata, latihan fiksasi pandangan mata.3.Melatih meningkatkan kemampuan keseimbanganContoh latihan :1.Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata ditutup.2.Olahraga yang menggerakkan kepala (gerakan rotasi, fleksi, ekstensi, gerak miring).3.Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka, kemudian dengan mata tertutup.4.Jalan di kamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian dengan mata tertutup.5.Berjalan tandem (kaki dalam posisi garis lurus, tumit kaki yang satu menyentuh jari kaki lainnya dalam melangkah).6.Jalan menaiki dan menuruni lereng.7.Melirikkan mata kea rah horizontal dan vertikal.8.Melatih gerakan mata dengan mengikuti objek yang bergerak dan juga memfiksasi pada objek yang diam.Pencegahan vertigoLangkah-langkah berikut ini dapat meringankan atau mencegah gejala vertigo: Tidurlah dengan posisi kepala yang agak tinggi. Bangunlah secara perlahan dan duduk terlebih dahulu sebelum kita berdiri dari tempat tidur. Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang. Hindari posisi mendongakkan kepala, misalnya untuk mengambil suatu benda dari ketinggian.Gerakkan kepala secara hati-hati jika kepala kita dalam posisi datar (horisontal) atau bila leher dalam posisi mendongak.STATUS NEUROLOGINo. MR: 35950000Diagnosis: VertigoNAMA (Inisial): Ny. DMASUK TGL: 04/03/2010JENIS KELAMIN: PerempuanKELUAR TGL: 10/03/2010UMUR: 64 thMENINGGAL TGL: -PEKERJAAN: IRTDOKTER: dr. Ayub L. Pattinama, Sp.SPENDIDIKAN: -KO-ASSISTEN: IrwandiAGAMA: IslamALAMAT: Cipinang Bali RT 009/003 No. 75 A Cipin Melayu MakasarANAMNESIS-Auto Anamnesis: Pasien (04/03/2010)-Allo Anamnesis: --Keluhan utama: Pusing berputar-Keluhan tambahan: Demam, mual, batuk, pilek-Riwayat Perjalanan PenyakitPasien wanita usia 64 tahun datang ke UGD RS UKI dengan keluhan utama pusing berputar. Keluhan tambahan ada demam, batuk, pilek.Kurang lebih 11 jam SMRS pasien merasa pusing berputar, terus-menerus, makin lama pusing bertambah berat. Pusing semakin terasa bila pasien duduk, berjalan, dan bila kepala menengadah. Pusing berkurang bila pasien berbaring dan menutup mata. Pusing tidak berkurang bila pasien berbaring miring ke kiri atau ke kanan. Pusing terjadi saat pasien merasa nyeri ulu hati, pusing disertai mual. Pasien menyangkal adanya telinga berdengung, penurunan pendengaran dan muntah.Kurang lebih 3 hari yang lalu pasien sudah merasa demam, batuk, dan pilek. Pasien sudah berobat ke dokter kemudian diberikan amoksisilin dan obat batuk. Batuk tidak berdahak.Kurang lebih 1 bulan yang lalu pasien baru mengetahui ada tekanan darah tinggi. Pasien menyangkal pernah berbicara pelo dan lumpuh separoh badan. Pasien mengatakan dulu pernah kecelakaan tertabrak motor kira-kira umur 50 tahun. Pasien mengatakan dulu waktu masih muda sering mengalami pusing tujuh keliling.Pasien punya kebiasaan merokok, minum kopi dan teh sejak berumur 15 tahun sampai 63 tahun.TERAPI YANG TELAH DIDAPAT: Antibiotik + obat batukPENYAKIT DAHULU: Pasien mengatakan dulu sering pusingtujuh keliling.MAKAN, MINUM, KEBIASAAN: Pasien suka makanan berlemak danmerokok.KEDUDUKAN DALAM KELUARGA: Ibu rumah tanggaLINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL: KotaPEMERIKSAAN UMUMKEADAAN UMUM: TSSKESADARAN: CMKOOPERASI:KooperatifNADI: 92 x/menitSUHU: 37.90CTEKANAN DARAH: 140/70 mmHgRESPIRASI: 20 x/menitUMUR KLINIS: Enam puluhanBENTUK BADAN: AtletikusGIZI: BaikSTIGMATA: Tidak adaTROFIK: BaikKULIT: CoklatTURGOR: BaikKUKU: Sianosis (-)LAIN-LAIN: BaikKEL. GETAH BENING: Tidak teraba membesarPEMBULUH DARAH:A. Carotis: Palpasi kanan dan kiri: SamaAuskultasi: Bising tidak adaPEMERIKSAAN REGIONALKEPALA: NormochepaliKALVARIUM: Tidak ada kelainanMATA: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterikHIDUNG: Bentuk biasa, simetris, lapang, sekret +/+MULUT: Tidak ada kelainanTELINGA: Tidak ada kelainanOKSIPUT: Tidak ada kelainanLEHER: Tidak ada kelainanTORAKS: Pergerakan dinding dada simetris, kanan = kiriJANTUNG: BJ I-II Normal, Gallop, MurmurPARU-PARU: BND Vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-ABDOMEN: Perut tampak datar, nyeri tekan , BU (+) 3 x/menit,perkusi timpani, nyeri ketok HEPAR: Tidak terabaLIEN: Tidak terabaVESIA URINARIA: Tidak dilakukanGENITALIA EKSTERNA: Tidak dilakukanEKSTREMITAS: Tidak ada kelainanSENDI-SENDI: Tidak ada kelainanOTOT-OTOT: Tidak ada kelainanGERAKAN LEHER: BaikGERAKAN TUBUH: BaikNYERI KETOK: -NYERI SUMBU: -PEMERIKSAAN NEUROLOGIS1.TANDA-TANDA PERANGSANGAN MENINGENKaku kuduk: -Brudzinski I: -Brudzinksi II: -/-Kernig: -/-Laseque: > 700/ > 7002.GANGGUAN SARAF OTAKN I (OLFAKTORIUS)KananKiri-Penciuman (kualitas)Normosmia, kanan = kiriN II(OPTIKUS)KananKiri-Visus (kasar)BaikBaik-Buta warnaBaikBaik-Kampus (konfrontasi)BaikBaik-FunduskopiTidak dilakukanN III, IV, VI (OKULOMOTORIUS, TROKHLEARIS, ABDUSEN)SIKAP BOLA MATAPTOSIS: -STRABISMUS: -NISTAGMUS: -EKSOPTALMUS: -ENOPTALMUS: -DIPLOPIA: -DEVIASI KONJUGE: -PERGERAKAN BOLA MATALATERAL KANAN:BaikLATERAL KIRI:BaikATAS:BaikBAWAH:BaikBERPUTAR:BaikPUPILBENTUK: Bulat, 3 mm/3 mmISOKOR: IsokorKananKiriREFLEKS CAHAYALangsung++Konsensual++REFLEKS AKOMODASI++N V (TRIGEMINUS)KananKiriMOTORIKMEMBUKA MULUTBaikBaikGERAKAN RAHANGBaikBaikMENGGIGITBaikBaikSENSORIKKananKiriRASA RABAoV1Baik, kanan = kirioV2Baik, kanan = kirioV3Baik, kanan = kiriRASA NYERIoV1Baik, kanan = kirioV2Baik, kanan = kirioV3Baik, kanan = kiriRASA SUHU: Tidak dilakukanRASA SELAPUT LENDIR: Tidak dilakukanNOKTAH NYERI-Foramen Supra-orbita: Tidak dilakukan-Foramen Infra-orbita: Tidak dilakukan-Foramen Mentale: Tidak dilakukanREFLEKS-REFLEKS KORNEA: +/+-REFLEKS MASETER: (+)N.VII (FASIALIS)SIKAP WAJAH (dalam istirahat): SimetrisMIMIK: BiasaKananKiriANGKAT ALISBisaBisaKERUT DAHIBisaBisaLAGOFTALMUSTidak adaTidak adaKEMBUNG PIPIBisaBisaMENYERINGAI (SNL)SimetrisSimetrisRASA KECAP (2/3 depan)BaikBaikFENOMENA CHVOSTEK--N VIII(VESTIBULOKOKHLEARIS)VESTIBULARISNISTAGMUS: -/-VERTIGO: +KOKHLEARISKananKiriSUARA BISIKBaik kanan = kiriGESEKAN JARIBaik kanan = kiriTES RINNETidak dilakukanTES WEBERTidak dilakukanTES SCHWABAHTidak dilakukanN. IX, X (GLOSOFARINGEUS, VAGUS)ARKUS FARING: Simetris, kanan = kiriPALATUM MOLE: SimetrisUVULA: DitengahDISFONI: -RINOLALI: -DISFAGI: -DISATRIA:-MENELAN: BaikREFLEKS FARING: +REFLEKS OKULOKARDIAK:normalREFLEKS SINUS KAROTIKUS:normalN .XI (ASESORIUS)KananKiriMENOLEH (kanan, kiri)BaikBaikANGKAT BAHUBaikBaikN XII(HIPOGLOSUS)SIKAP LIDAH DALAM MULUT: SimetrisJULUR LIDAH: Baik, tidak ada deviasiGERAKAN LIDAH: BaikTREMOR: -FASIKULASI: -ATROFI:-TENAGA OTOT LIDAH: Baik3.MOTORIK DERAJAT KEKUATAN OTOT (0-5)KananKiriLENGAN- Atas55- Bawah55- Lengan55- Jari55TUNGKAI- Atas55- Bawah55- Kaki55- Jari55 BERDIRIJONGKOK BERDIRI: Tidak dilakukanJALAN- Langkah: Tidak dilakukan- Lenggang lengan: Tidak dilakukan- Di atas tumit: Tidak dilakukan- Jinjit: Tidak dilakukan TONUS OTOT (Hiper, normo, hipo, atoni)KananKiriLENGAN- FleksorNormotonusNormotonus- EkstensorNormotonusNormotonusTUNGKAI- FleksorNormotonusNormotonus- EkstensorNormotonusNormotonus TROFI OTOTKananKiriLENGANNormotrofiNormotrofiTUNGKAINormotrofiNormotrofi GERAKAN SPONTAN ABNORMAL

KEJANG: -TETANI: -TREMOR: -KHOREA: -ATETOSIS: -BALISMUS: -DISKINESIA: -MIOKLONIK: -4. KOORDINASISTATIS

Duduk: Tidak dilakukanBerdiri: Tidak dilakukanTest Romberg: +DINAMISTelunjuk Hidung: Kanan dan kiri baikJari-jari: Kanan dan kiri baikTremor Intensi: Tidak adaDisdiadokinesis: Tidak adaDismetri: Tidak adaBicara (Disartri): Tidak adaMenulis: Baik5. REFLEKSREFLEKS TENDOKananKiriBiseps++++Triseps++++Radius++++Ulna++++Knee Pes Reflex++++Achilles Pes Reflex++++REFLEKS KULITKulit Perut: +Kremaster: Tidak dilakukanAnus Interna: Tidak dilakukanAnus Eksterna: Tidak dilakukanREFLEKS ABNORMALKananKiriBabinski--Chaddok--Oppenheim--Gordon--Schaeffer--Rossolimo--Mendel Behterew--Hoffman Tromner--Klonus lutut--Klonus kaki--6.SENSIBILITASEKSTEROSEPTIFRasa raba: Baik, kanan = kiriRasa nyeri: Baik, kanan = kiriRasa suhu: Tidak dilakukanPROPIOSEPTIFKananKiriRasa sikapBaikBaikRasa getar (garpu tala)Tidak dilakukan7.VEGETATIFMIKSI: NormalDEFEKASI: NormalSALIVASI: BaikSEKRESI KERINGAT: BiasaFUNGSI SEKS: Tidak dilakukan8.FUNGSI LUHURMEMORI: BaikBAHASA: BaikAFEK DAN EMOSI:BaikVISUOSPATIAL: BaikKOGNITIF: Baik9. TANDA REGRESIREFLEKS MENGHISAP:Tidak adaREFLEKS MENGGIGIT: Tidak adaREFLEKS MEMEGANG: Tidak adaSNOUT REFLEX: Tidak ada10. PALPASI SARAF TEPIN. ULNARIS: Tidak terabaN. AURIKULARIS MAGNUS: Tidak teraba11. LABORATORIUMTanggal: 4/3/2010Waktu: 17:19HematologiHb: 12.6 gr%Leukosit: 5500/lTrombosit: 250.000/lHt: 40 %GDS: 85 mg/dlChemistryUreum darah: 21 mg/dlKreatinin darah: 0,99 mg/dl (0.60-0.90 mg/dl)Elektrolit DarahNa: 145 mmol/LK: 4.1 mmol/LCl: 103 mmol/L11.RESUMEPasien wanita usia 64 tahun datang ke UGD RS UKI dengan keluhan utama pusing berputar. Keluhan tambahan ada demam, batuk, pilek.Kurang lebih 11 jam SMRS pasien merasa pusing berputar, terus-menerus, makin lama pusing bertambah berat. Pusing semakin terasa bila pasien duduk, berjalan, dan bila kepala menengadah. Pusing berkurang bila pasien berbaring dan menutup mata. Pusing tidak berkurang bila pasien berbaring miring ke kiri atau ke kanan. Pusing terjadi saat pasien merasa nyeri ulu hati, pusing disertai mual. Pasien menyangkal adanya telinga berdengung, penurunan pendengaran dan muntah.Kurang lebih 3 hari yang lalu pasien sudah merasa demam, batuk, dan pilek. Pasien sudah berobat ke dokter kemudian diberikan amoksisilin dan obat batuk. Batuk tidak berdahak.Kurang lebih 1 bulan yang lalu pasien baru mengetahui ada tekanan darah tinggi. Pasien menyangkal pernah berbicara pelo dan lumpuh separoh badan. Pasien mengatakan dulu pernah kecelakaan tertabrak motor kira-kira umur 50 tahun. Pasien mengatakan dulu waktu masih muda sering mengalami pusing tujuh keliling.Pasien punya kebiasaan merokok, minum kopi dan teh sejak berumur 15 tahun sampai 63 tahun. Pasien suka makan makanan berlemak.Dari pemeriksaan umum didapatkan :Status GeneralisTEKANAN DARAH: 140/70 mmHgNADI: 92 x/menitSUHU: 37,90CRESPIRASI: 20x/menitStatus NeurologisRangsang Meningeal: -Saraf Otak: BaikMotorik:55555555Normotonus, Eutrophi55555555Gerakan spontan abnormal : Tidak adaKoordinasi: Tes Romberg +Sensibilitas: BaikFungsi Luhur: BaikLaboratoriumKreatinin darah: 0,99 mg/dl (0.60-0.90 mg/dl)DIAGNOSISKlinis: Vertigo tipe sentralTopis:Sistem vertebro-basilerEtiologi: Insufisiensi vertebro-basilerDIAGNOSIS BANDING:Vertigo tipe perifer, TIA, EpilepsiTERAPIDiet: Biasa + RG IIIIVFD: I RL/24 jamMM:-Acyclovir 4 x 200 mg-Amoksisilin 3 x 500 mg-Sumagesik 3 x 1 tabPEMERIKSAAN ANJURAN-EKG-CT Brain-Rontgen thorak-H2TL-Ureum darah-ElektrolitPROGNOSIS- Ad vitam:Bonam- Ad sanationum:Bonam- Ad functionum:Bonam

FOLLOW UP5 Maret 2010 (PH 1)S)Pusing berputar berkurangO)St. GeneralisKU: TSSKes: CMTD: 140/80 mmHgNd: 84 x/menitRR: 20 x/menitSh: 36,50CSt. NeurologisRangsang Meningeal:Saraf Kranial: Tidak ada kelainanMotorik :5555555555555555Koordinasi: Tes Romberg +Refleks Fisiologis: ++/++Refleks Patologis: -/-Sensibilitas : BaikFungsi Luhur : BaikA)DK: Vertigo tipe sentralDT:Sistem vertebro-basilerDE:Insufisiensi vertebro-basiler

P)Diet: Biasa + RG IIIIVFD: I RL + Brainolin 100 mg/24 jamMM/-Acyclovir 4 x 200 mg-Amoksisilin 3 x 500 mg-Sumagesik 3 x 1 tab-Simvastatin 1 x 20 mg-Acran injeksi 2 x 1 ampul

6Maret 2010 (PH 2)S)Pusing berputar berkurang dari hari sebelumnyaO)St. GeneralisKU: TSSKes: CMTD: 130/80 mmHgNd: 78 x/menitRR: 20 x/menitSh: 36,50CSt. NeurologisRangsang Meningeal:Saraf Kranial: Tidak ada kelainanMotorik :5555555555555555Koordinasi: Tes Romberg +Refleks Fisiologis: ++/++Refleks Patologis: -/-Sensibilitas : BaikFungsi Luhur : BaikA)DK:Vertigo tipe sentralDT:Sistem vertebro-basilerDE:Insufisiensi vertebro-basilerP)Diet: Biasa + RG IIIIVFD: I RL + Brainolin 100 mg/24 jamMM/-Acyclovir 4 x 200 mg-Amoksisilin 3 x 500 mg-Sumagesik 3 x 1 tab-Simvastatin 1 x 20 mg-Acran injeksi 2 x 1 ampul7Maret 2010 (PH 3)S)Pusing berputar berkurang dari hari sebelumnyaO)St. GeneralisKU: TSSKes: CMTD: 130/80 mmHgNd: 80 x/menitRR: 20 x/menitSh: 36,50CSt. NeurologisRangsang Meningeal:Saraf Kranial: Tidak ada kelainanMotorik :5555555555555555Koordinasi: BaikRefleks Fisiologis: ++/++Refleks Patologis: -/-Sensibilitas : BaikFungsi Luhur : baikA)DK:Vertigo tipe sentralDT:Sistem vertebro-basilerDE:Insufisiensi vertebro-basilerP)Diet: Biasa + RG IIIIVFD: I RL + Brainolin 100 mg/24 jamMM/-Acyclovir 4 x 200 mg-Amoksisilin 3 x 500 mg-Sumagesik 3 x 1 tab-Simvastatin 1 x 20 mg-Acran injeksi 2 x 1 ampul8Maret 2010 (PH 4)S)Pusing berputar berkurang dari hari sebelumnyaO)St. GeneralisKU: TSSKes: CMTD: 150/80 mmHgNd: 80 x/menitRR: 20 x/menitSh: 36,50CSt. NeurologisRangsang Meningeal:Saraf Kranial: Tidak ada kelainanMotorik :5555555555555555Koordinasi: BaikRefleks Fisiologis: ++/++Refleks Patologis: -/-Sensibilitas : BaikFungsi Luhur : BaikA)DK: Vertigo tipe sentralDT: Sistem vertebro-basilerDE: Insufisiensi vertebra-basilerP)Diet: Biasa + RG IIIIVFD: I RL + Brainolin 100 mg/24 jamMM/-Acyclovir 4 x 200 mg-Amoksisilin 3 x 500 mg-Sumagesik 3 x 1 tab-Simvastatin 1 x 20 mg-Acran injeksi 2 x 1 ampul-Amlodipine 5 mg-Ascardia 80 mg-OBH syrup 3 x 1 C9Maret 2010 (PH 5)S)-O)St. GeneralisKU: TSSKes: CMTD: 120/70 mmHgNd: 80 x/menitRR: 20 x/menitSh: 36,60CSt. NeurologisRangsang Meningeal:Saraf Kranial: Tidak ada kelainanMotorik :5555555555555555Koordinasi: BaikRefleks Fisiologis: ++/++Refleks Patologis: -/-Sensibilitas : BaikFungsi Luhur : BaikA)DK: Vertigo tipe sentralDT: Sistem vertebra-basilerDE: Insufisiensi vertebra-basilerP)Diet: Biasa + RG IIIIVFD: I RL + Brainolin 100 mg/24 jamMM/-Simvastatin 1 x 20 mg-Acran injeksi 2 x 1 ampul-Amloidipine 5 mg-Ascardia 80 mg-OBH syrup 3 x 1 C10 Maret 2010 (PH 6)S)-O)St. GeneralisKU: TSRKes: CMTD: 120/70 mmHgNd: 80 x/menitRR: 20 x/menitSh: 36,60CSt. NeurologisRangsang Meningeal:Saraf Kranial: Tidak ada kelainanMotorik :5555555555555555Koordinasi: BaikRefleks Fisiologis: ++/++Refleks Patologis: -/-Sensibilitas : BaikFungsi Luhur : BaikA)DK: Vertigo tipe sentralDT: Sistem vertebra-basilerDE: Insufisiensi vertebra-basilerP)Diet: Biasa + RG IIIIVFD-MM/-Simvastatin 1 x 20 mg-Amloidipine 5 mg-Ascardia 80 mg-OBH syrup 3 x 1 C

DAFTAR PUSTAKALumbantobing, SM. Vertigo Tujuh Keliling. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta 2003.Lumbantobing, SM. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Jakarta 2003.Mahar Marjono, Priguna S. Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat. Jakarta 2003.www. Keluarga sehat.comwww. Info_sehat.com