Tugas Vertigo

17
BAB I STASTUS PASIEN I. IDENTITAS PASIEN NAMA : Ny.T UMUR :30 th ALAMAT : Salatiga AGAMA :Islam PEKERJAAN : PT STATUS : Mei!ah TANGGAL MASUK : "# Se$tem%e& '0"( II. RI)A*AT PEN*AKIT Kel+ha +tama : $+sig %e&$+ta& $+ta& Ri,ayat $eya!it se!a&ag Pasie -atag setelah at+h -i&+mahya saat se-ag megam%il ai& ,+-h+/ se%el+m se $asie me&asa sa!it !e$ala yag sagat se!elilig te&lihat %e&$+ta& sam$ai $asie mataya / $asie me 1%a +t+! %e& ala -a !a&ea sa!it !e$ala yag sagat it+ $a sem$1y1ga -a a!hi&ya at+h/ -a&i se a! it+ sam$ai -i%a,a saat it+ sam$ai !e RS sem$at m+tah2m+tah se%aya! ( / ai&a m+tah se%agia %e&isi ma!aa/-a le-i !+ig m+-a/Saat se&aga $asie %aya! megel+a&!a !e&igat -igi/ Pasie meya $e&ah sam$ai at+h se$e&ti ii se%el+mya/am+ mega!+i s+-ah se&ig sa!it !e$al sagat -a melihat se!elilig se$e&ti %e&$+ta& !e !aa am+ ta! a&ag !a-ag !e ti-a! igat elas/-a setia$ se&aga !i&a2!i&a setegah am/ sa!ig $+sigya $as m+al %ah!a se&ig se!ali $asie m+tah/ !el+a&ga %ah!a $asie ti-a! megigat !a !ali !el+ha ii m+ +l am+ te&a!hi& !ali $asie megel+h sa!it !e$ala a-alah ' saat se-ag %e& ala !a!i $+lag -a&i $asa&/am+ -ega meg!1s+msi 1%at ,a&+g !e$ala -i%at+ -ega -iti-+&!a /sa!it !e$ala te&se%+t &e-a/ Pasie megata!a te %e&-egig hilag tim%+l/$e-ega&a %e&!+&ag/ $eglihata %e&%ayag setelah se& se&ig !el+a& !e&igat -igi se%el+m/saat -a setelah se&aga. Ri,ayat Peya!it Dah+l+ Pasie megata!a ti-a! te&!ea $eya!it lai se%el+mya Ri,ayat Peya!it Kel+a&ga Ti-a! a-a 1&ag -i tem$at tiggalya yag megalami $eya!it se&+$a III. PEMERIKSAAN 4ISIK o Stat+s P&eset Te!aa Da&ah : "(567# mm8g Na-i : #" 6 meit S+h+ :3#/5 9

description

vertigo

Transcript of Tugas Vertigo

BAB ISTASTUS PASIENI. IDENTITAS PASIENNAMA: Ny.TUMUR: 30 thALAMAT: SalatigaAGAMA: IslamPEKERJAAN : PTSTATUS : MenikahTANGGAL MASUK : 16 September 2014

II. RIWAYAT PENYAKITKeluhan utama : pusing berputar putarRiwayat penyakit sekarangPasien datang setelah jatuh dirumahnya saat sedang mengambil air wudhu, sebelum serangan pasien merasa sakit kepala yang sangat sekeliling terlihat berputar sampai pasien menutup matanya , pasien mencoba untuk berjalan dan karena sakit kepala yang sangat itu pasien sempoyongan dan akhirnya jatuh, dari sejak itu sampai dibawa saat itu sampai ke RS pasien sempat muntah-muntah sebanyak 4x ,cairan muntah sebagian berisi makanan,dan lendir berwarna kuning muda,Saat serangan pasien banyak mengeluarkan keringat dingin, Pasien menyangkal pernah sampai jatuh seperti ini sebelumnya,namun mengakui sudah sering sakit kepala yang sangat dan melihat sekeliling seperti berputar ke kanan namun tak jarang kadang ke kiri,pasien tidak ingat jelas,dan setiap serangan kira-kira setengah jam, saking pusingnya pasien tak jarang mual bahkan sering sekali pasien muntah, keluarga bahkan pasien tidak mengingat kapan pertama kali keluhan ini muncul namun terakhir kali pasien mengeluh sakit kepala adalah 2 minggu lalu, saat sedang berjalan kaki pulang dari pasar,namun dengan mengkonsumsi obat warung untuk sakit kepala dibantu dengan ditidurkan ,sakit kepala tersebut reda, Pasien mengatakan telinganya sering berdenging hilang timbul,pendengaran berkurang, penglihatan berbayang setelah serangan,dan sering keluar keringat dingin sebelum,saat dan setelah serangan. Riwayat Penyakit Dahulu Pasien mengatakan tidak terkena penyakit lain sebelumnyaRiwayat Penyakit KeluargaTidak ada orang di tempat tinggalnya yang mengalami penyakit serupa

III. PEMERIKSAAN FISIK Status PresentTekanan Darah: 145/86 mmHgNadi: 61x/ menitSuhu: 36,5CPernafasan: 22x/menitKesadaran: Compos mentis E4V5M3

Status Internus Kepala: mesocephal (-), simetris (-) Mata: sklera ikterik (-/-), conjungtiva anemis (-/-) Leher: kaku kuduk (-) ThorakInspeksi: simetris (+), retraksi dan cembung (-)Palpasi: nyeri tekan (-)Perkusi: paru: sonor, jantung : redupAuskultasi: Paru : vesikuler, jantung : bunyi jangtung reguler AbdomenInspeksi: dbnPalpasi: nyeri tekan (-)Perkusi: timpaniAuskultasi: peristaltik normal Ekstremitas: akral hangatIV. PEMERIKSAAN NERULOGIPada pemeriksaan status neurologis pasien, ditemukan : Tanda rangsang meningeal: kaku kuduk (-), Brudzinsky II (-), Laseq (-), Kernig (-) Pemeriksaan N.cranialisN. cranialisKananKiri

N. I (Olfaktorius)Daya penghiduNN

N. II (Optikus)Daya penglihatanPengenalan warnaMedan penglihatanNNNNNN

N. III (Okulomotorius)PtosisGerak bola mata ke superiorGerak bola mata ke medialGerak bola mata ke inferiorNNNNNNNN

N. IV (Trokhealis)Gerak bola mata ke lateral bawahDiplopiaN(-)N(-)

N. V (Trigeminus)MenggigitMembuka mulutNNNN

N. IV (Abdusens)Gerak mata ke lateralNN

N. VII (Facialis)Kerutan kulitKedipan mataLiapatan nasolabialSudut mulutMengerutkan dahiMengangkat alisMenutup mataMeringisMengembungkan pipiNNNNNNNNNNNNNNNNNN

N. VIII (Akustikus)Mendengar suaraNN

N. IX (Glosofaringeus)SengauTersedakNNNN

N. X (Vagus)Denyut nadiBersuaraMenelanNNNNNN

N. XI (Assesorius)Memalingkan mukaSikap bahuMengangkat bahuTrofi otot bahuNNNNNNNN

N. XII (Hipoglossus)Sikap lidahTremor lidahMenjulurkan lidahTrofi otot lidahNNNNNNNN

Anggota gerak atasKananKiri

Motorik

PergerakanNormalNormal

Kekuatan55

tonusnormotonusNormotonus

TrofiEutrofiEutrofi

SensibilitasTaktilNyeriThermiDiskriminasi Dalam batas normalDalam batas normalDalam batas normalDalam batas normalDalam batas normalDalam batas normalDalam batas normalDalam batas normal

Refleks fisiologisBicepsTricepsRadiusUlna(+)(+)(+)(+)

(+)(+)(+)(+)

Refleks PatologisHoffman - Trommer(-)(-)

Anggota gerak bawah KananKiri

MotorikPergerakanKekuatanTonusTrofiTerbatas1lemahEutrofiTerbatas1lemahEutrofi

SensibilitasTaktilNyeriThermiDiskriminasiDalam batas normalDalam batas normalDalam batas normalDalam batas normalDalam batas normalDalam batas normalDalam batas normalDalam batas normal

Refleks fisiologisPatellaAchilles(-)()(-)()

Refleks PatologisBabinskyChadockOpenheimSchaeferGordonRosolimoMandelGondaKlonus pahaKlonus kaki(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(+)(+)(+)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(+)(+)(+)

KoordinasiTes tunjuk hidung : ( - )Romberg test : (+)

V. PEMERIKSAAN LABORATORIUMAngka Leukosit: 7,1Angka Erirosit: 3,84Hemoglobin: 10,9Hematokrit: 31,5MCV: 82,0MCH: 28,5MCHC: 34,7Angka Trombosit: 294Gula darah sewaktu: 99

VI. DIAGNOSISKlinis : VertigoTopis : LabirinEtiologi : Idiopatik

VII. PENATALAKSANAANInf RL 20 tpmInj Ondancetron 2x1 ampInj Ranitidin 2x1 ampPO : Betahistin 3x1Flunarizin 2x1

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Vertigo berasal dari bahasa Latin vertere yang artinya memutar merujuk pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan seseorang, umumnya disebabkan oleh gangguan pada sistim keseimbangan. Vertigo atau yang disebut juga dizziness, giddiness, dan light headedness adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang timbul, terutama dari jaringan otonomik yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh.Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Hal ini bisa berlangsung beberapa menit, sampai beberapa jam, bahkan hari. Penderita vertigo merasa lebih baik jika berbaring diam, namun demikian serangan vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali.

B. Etiologi 1. Pada sekitar 50% kasus, penyebabnya tidak diketahui (idiopatik)2. Keadaan lingkungan Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)3. Obat-obatan Alkohol4. Kelainan sirkulasi Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnyaaliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral dan arteri basiler 5. Kelainan di telinga Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo) Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri Herpes zoster Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)6. Kelainan neurologis Tumor otak Tumor yang menekan saraf vestibularis Trauma kepala atau leher

C. Patofisiologi

Rasa pusing atau vertigo disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh yang mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat.

Ada beberapa teori yang berusaha menerangkan kejadian tersebut : 1. Teori rangsang berlebihan (overstimulation) Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsang yang berlebihan menyebabkan hiperemi kanalis semisirkularis sehingga fungsinya terganggu; akibatnya akan timbul vertigo, nistagmus, mual dan muntah. 2. Teori konflik sensorikMenurut teori ini terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari berbagai reseptor sensorik perifer yaitu antara mata/visus, vestibulum dan proprioseptik, atau ketidak-seimbangan/asimetri masukan sensorik dari sisi kiri dan kanan. Ketidakcocokan tersebut menimbulkan kebingungan sensorik di sentral sehingga timbul respons yang dapat berupa nistagmus (usaha koreksi bola mata), ataksia atau sulit berjalan (gangguan vestibuler, serebelum) atau rasa melayang, berputar (yang berasal dari sensasi kortikal). Berbeda dengan teori rangsang berlebihan, teori ini lebih menekankan gangguan proses pengolahan sentral sebagai penyebab. 3. Teori neural mismatchTeori ini merupakan pengembangan teori konflik sensorik; menurut teori ini otak mempunyai memori/ingatan tentang pola gerakan tertentu; sehingga jika pada suatu saat dirasakan gerakan yang aneh/tidak sesuai dengan pola gerakan yang telah tersimpan, timbul reaksi dari susunan saraf otonom.Jika pola gerakan yang baru tersebut dilakukan berulang-ulang akan terjadi mekanisme adaptasi sehingga berangsur-angsur tidak lagi timbul gejala. 4. Teori otonomik Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebaga usaha adaptasi gerakan/perubahan posisi; gejala klinis timbul jika sistim simpatis terlalu dominan, sebaliknya hilang jika sistim parasimpatis mulai berperan.5. Teori neurohumoral Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl) dan terori serotonin (Lucat) yang masing-masing menekankan peranan neurotransmiter tertentu dalam mem-pengaruhi sistim saraf otonom yang menyebabkan timbulnya gejala vertigo.6. Teori sinap Merupakan pengembangan teori sebelumnya yang meninjau peranan neurotransmisi dan perubahan-perubahan biomolekuler yang terjadi pada proses adaptasi, belajar dan daya ingat. Rangsang gerakan menimbulkan stres yang akan memicu sekresi CRF (corticotropin releasing factor); peningkatan kadar CRF selanjutnya akan mengaktifkan susunan saraf simpatik yang selanjutnya mencetuskan mekanisme adaptasi berupa meningkatnya aktivitas sistim saraf parasimpatik. Teori ini dapat menerangkan gejala penyerta yang sering timbul berupa pucat, berkeringat di awal serangan vertigo akibat aktivitas simpatis, yang berkembang menjadi gejala mual, muntah dan hipersalivasi setelah beberapa saat akibat dominasi aktivitas susunan saraf parasimpatis.

D. Klasifikasi

E. Manifestasi KlinisGejala-gejala vertigo meliputi :1. Pusing2. Kepala terasa ringan3. Rasa terapung, terayun4. Mual5. Keringat dingin6. Pucat7. Muntah8. Sempoyongan waktu berdiri atau berjalan9. NistagmusF. Diagnosis1. ANAMNESIS Pertama-tama ditanyakan bentuk vertigonya: melayang, goyang, berputar, tujuh keliling, rasa naik perahu dan sebagainya. Perlu diketahui juga keadaan yang memprovokasi timbulnya vertigo: perubahan posisi kepala dan tubuh, keletihan, ketegangan. Profil waktu: apakah timbulnya akut atau perlahan-lahan, hilang timbul, paroksimal, kronik, progresif atau membaik. Apakah juga ada gangguan pendengaran yang biasanya menyertai/ditemukan pada lesi alat vestibuler atau n. vestibularis. Penggunaan obat-obatan seperti streptomisin, kanamisin, salisilat, antimalaria dan lain-lain yang diketahui ototoksik/vestibulotoksik dan adanya penyakit sistemik seperti anemi, penyakit jantung, hipertensi, hipotensi, penyakit paru juga perlu ditanyakan. Juga kemungkinan trauma akustik.

2. PEMERIKSAAN FISIK Ditujukan untuk meneliti faktor-faktor penyebab, baik kelainan sistemik, otologik atau neurologik vestibuler atau serebeler; dapat berupa pemeriksaan fungsi pendengaran dan keseimbangan, gerak bola mata/nistagmus dan fungsi serebelum. Pendekatan klinis terhadap keluhan vertigo adalah untuk menentukan penyebab; apakah akibat kelainan sentral yang berkaitan dengan kelainan susunan saraf pusat korteks serebri, serebelum,batang otak, atau berkaitan dengan sistim vestibuler/otologik; selain itu harus dipertimbangkan pula faktor psikologik/psikiatrik yang dapat mendasari keluhan vertigo tersebut. Faktor sistemik yang juga harus dipikirkan/dicari antara lain aritmi jantung, hipertensi, hipotensi, gagal jantung kongestif, anemi, hipoglikemi. Dalam menghadapi kasus vertigo, pertama-tama harus ditentukan bentuk vertigonya, lalu letak lesi dan kemudian penyebabnya, agar dapat diberikan terapi kausal yang tepat dan terapi simtomatik yang sesuai. Pemeriksaan Fisik Umum Pemeriksaan fisik diarahkan ke kemungkinan penyebab sistemik; tekanan darah diukur dalam posisi berbaring,duduk dan berdiri; bising karotis, irama (denyut jantung) dan pulsasi nadi perifer juga perlu diperiksa. Pemeriksaan Neurologis Pemeriksaan neurologis dilakukan dengan perhatian khusus pada: 1) Fungsi vestibuler/serebeler a. Uji Romberg : penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 20-30 detik. Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya (misalnya dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu). Pada kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata tertutupb. Tandem Gait: penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/kanan diletakkan pada ujung jari kaki kanan/kiri ganti berganti. Pada kelainan vestibuler perjalanannya akan menyimpang, dan pada kelainan serebeler penderita akan cenderung jatuh. c. Uji Unterberger : Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di tempat dengan mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit. Pada kelainan vestibuler posisi penderita akan menyimpang/berputar ke arah lesi dengan gerakan seperti orang melempar cakram; kepala dan badan berputar ke arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi.d. Past-pointing test (Uji Tunjuk Barany) Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita disuruh mengangkat lengannya keatas, kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan tertutup. Pada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan penderita ke arah lesi. e. Uji Babinsky-WeilPasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan lima langkah ke depan dan lima langkah ke belakang seama setengah menit; jika ada gangguan vestibuler unilateral, pasien akan berjalan dengan arah berbentuk bintang.

Pemeriksaan Khusus Oto-NeurologisPemeriksaan ini terutama untuk menentukan apakah letak lesinya di sentral atau perifer. 1. Fungsi Vestibuler a. Uji Dix hallpikeDari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita dibaring-kan ke belakang dengan cepat, sehingga kepalanya meng-gantung 45 di bawah garis horisontal, kemudian kepalanya dimiringkan 45 ke kanan lalu ke kiri. Perhatikan saat timbul dan hilangnya vertigo dan nistagmus, dengan uji ini dapat dibedakan apakah lesinya perifer atau sentral.Perifer (benign positional vertigo): vertigo dan nistagmus timbul setelah periode laten 2-10 detik, hilang dalam waktu kurang dari 1 menit, akan berkurang atau menghilang bila tes diulang-ulang beberapa kali (fatigue).Sentral: tidak ada periode laten, nistagmus dan vertigo ber-langsung lebih dari 1 menit, bila diulang-ulang reaksi tetap seperti semula (non-fatigue).b. Tes KaloriPenderita berbaring dengan kepala fleksi 30, sehingga kanalis semisirkularis lateralis dalam posisi vertikal. Kedua telinga diirigasi bergantian dengan air dingin (30C) dan air hangat (44C) masing-masing selama 40 detik dan jarak setiap irigasi 5 menit. Nistagmus yang timbul dihitung lamanya sejak permulaan irigasi sampai hilangnya nistagmus tersebut (normal 90-150 detik).Dengan tes ini dapat ditentukan adanya canal paresis atau directional preponderance ke kiri atau ke kanan.Canal paresis ialah jika abnormalitas ditemukan di satu telinga, baik setelah rangsang air hangat maupun air dingin, sedangkan directional preponderance ialah jika abnormalitas ditemukan pada arah nistagmus yang sama di masing-masing telinga.Canal paresis menunjukkan lesi perifer di labirin atau n. VIII, sedangkan directional preponderance menunjukkan lesi sentral.c. ElektronistagmogramPemeriksaan ini hanya dilakukan di rumah sakit, dengan tujuan untuk merekam gerakan mata pada nistagmus, dengan demikian nistagmus tersebut dapat dianalisis secara kuantitatif.2. Fungsi Pendengarana. Tes garpu talaTes ini digunakan untuk membedakan tuli konduktif dan tuli perseptif, dengan tes-tes Rinne, Weber dan Schwabach.Pada tuli konduktif tes Rinne negatif, Weber lateralisasi ke sisi yang tuli, dan Schwabach memendek.b. AudiometriAda beberapa macam pemeriksaan audiometri seperti Loudness Balance Test, SISI, Bekesy Audiometry, Tone Decay.c. Pemeriksaan saraf-saraf otak lain meliputi: acies visus, kampus visus, okulomotor, sensorik wajah, otot wajah, pendengaran, dan fungsi menelan. Juga fungsi motorik (kelumpuhan ekstremitas),fungsi sensorik (hipestesi, parestesi) dan serebeler (tremor, gangguan cara berjalan).

Pemeriksaan Penunjang1. Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin, dan pemeriksaan lain sesuai indikasi.2. Foto Rontgen tengkorak, leher, Stenvers (pada neurinoma akustik).3. Neurofisiologi:Elektroensefalografi(EEG),Elektromiografi (EMG), Brainstem Auditory Evoked Pontential (BAEP).

G. penatalaksanaana. AntikolinergikAntikolinergik merupakan obat pertama yang digunakan untuk penanganan vertigo, yang paling banyak dipakai adalah skopolamin dan homatropin. Kedua preparat tersebut dapat juga dikombinasikan dalam satu sediaan antivertigo. Antikolinergik berperan sebagai supresan vestibuler melalui reseptor muskarinik. Pemberian antikolinergik per oral memberikan efek rata-rata 4 jam, sedangkan gejala efek samping yang timbul terutamaberupa gejala-gejala penghambatan reseptor muskarinik sentral, seperti gangguan memori dan kebingungan (terutama pada populasi lanjut usia), ataupun gejala-gejala penghambatan muskarinik perifer, seperti gangguan visual, mulut kering, konstipasi, dan gangguan berkemih.b. AntihistaminPenghambat reseptor histamin-1 (H-1 blocker) saat ini merupakan antivertigo yang paling banyak diresepkan untuk kasus vertigo,dan termasuk di antaranya adalah difenhidramin, siklizin, dimenhidrinat, meklozin, dan prometazin. Mekanisme antihistamin sebagai supresan vestibuler tidak banyak diketahui, tetapi diperkirakan juga mempunyai efek terhadap reseptor histamin sentral. Antihistamin mungkin juga mempunyai potensi dalam mencegah dan memperbaiki motion sickness. Efek sedasi merupakan efek samping utamadari pemberian penghambat histamin-1. Obat ini biasanya diberikan per oral, dengan lamakerja bervariasi mulai dari 4 jam (misalnya, siklizin) sampai 12 jam (misalnya, meklozin).c. HistaminergikObat kelas ini diwakili oleh betahistin yang digunakan sebagai antivertigo di beberapa negara Eropa, tetapi tidak di Amerika. Betahistin sendiri merupakan prekrusor histamin. Efek antivertigo betahistin diperkirakan berasal dari efek vasodilatasi, perbaikan aliran darah pada mikrosirkulasi di daerah telinga tengah dan sistem vestibuler. Pada pemberian per oral, betahistin diserap dengan baik, dengan kadar puncak tercapai dalam waktu sekitar 4 jam. efek samping relatif jarang, termasuk di antaranya keluhan nyeri kepala dan mual.d. AntidopaminergikAntidopaminergik biasanya digunakan untuk mengontrol keluhan mual pada pasien dengan gejala mirip-vertigo. Sebagian besar antidopaminergik merupakan neuroleptik. Efek antidopaminergik pada vestibuler tidak diketahui dengan pasti, tetapi diperkirakan bahwa antikolinergik dan antihistaminik (H1) berpengaruh pada sistem vestibuler perifer. Lama kerja neuroleptik ini bervariasi mulai dari 4 sampai 12 jam. Beberapa antagonis dopamin digunakan sebagai antiemetik, seperti domperidon dan metoklopramid. Efek samping dari antagonis dopamin ini terutama adalah hipotensi ortostatik, somnolen, serta beberapa keluhan yang berhubungan dengan gejala ekstrapiramidal, seperti diskinesia tardif,parkinsonisme, distonia akut, dan sebagainya.e. BenzodiazepinBenzodiazepin merupakan modulator GABA, yang akan berikatan di tempat khusus pada reseptor GABA. Efek sebagai supresan vestibuler diperkirakan terjadi melalui mekanisme sentral. Namun, seperti halnya obat-obat sedatif, akan memengaruhi kompensasi vestibuler. Efek farmakologis utama dari benzodiazepin adalah sedasi, hipnosis, penurunan kecemasan, relaksasi otot, amnesia anterograd, serta antikonvulsan. Beberapa obat golongan ini yang sering digunakan adalah lorazepam, diazepam, dan klonazepam.f. Antagonis kalsiumObat-obat golongan ini bekerja dengan menghambat kanal kalsium di dalam sistem vestibuler, sehingga akan mengurangi jumlah ion kalsium intrasel. Penghambat kanal kalsium ini berfungsi sebagai supresan vestibuler. Flunarizin dan sinarizin merupakan penghambat kanal kalsium yang diindikasikan untuk penatalaksanaan vertigo; keduaobat ini juga digunakan sebagai obat migren. Selain sebagai penghambat kanal kalsium,ternyata flunarizin dan sinarizin mempunyai efek sedatif, antidopaminergik, serta antihistamin- Flunarizin dan sinarizin dikonsumsi per oral. Flunarizin mempunyai waktu paruh yang panjang, dengan kadar mantap tercapai setelah 2 bulan, tetapi kadar obat dalam darah masih dapat terdeteksi dalam waktu 2-4 bulan setelah pengobatan dihentikan. Efek samping jangka pendek dari penggunaan obat ini terutama adalah efek sedasi dan peningkatan berat badan. Efek jangka panjang yang pernah dilaporkan ialah depresi dan gejala parkinsonisme, tetapi efek samping ini lebih banyak terjadi pada populasi lanjut usia.g. SimpatomimetikSimpatomimetik, termasuk efedrin dan amfetamin, harus digunakan secara hati-hati karena adanya efek adiksi.h. AsetilleusinObat ini banyak digunakan di Prancis. Mekanisme kerja obat ini sebagai antivertigo tidak diketahui dengan pasti, tetapi diperkirakan bekerja sebagai prekrusor neuromediator yang memengaruhi aktivasi vestibuler aferen, serta diperkirakan mempunyai efek sebagai antikalsium pada neurotransmisi. Beberapa efek samping penggunaan asetilleusin ini di antaranya adalah gastritis (terutama pada dosis tinggi) dan nyeri di tempat injeksi.i. Lain-lainBeberapa preparat ataupun bahan yang diperkirakan mempunyai efek antivertigo diantaranya adalah ginkgo biloba, piribedil (agonis dopaminergik), dan ondansetron.

d.