LP Vertigo

21
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN VERTIGO ( RUANG : H ) Oleh TOPO REDIANTO PO. 62.20.1.10 075

Transcript of LP Vertigo

Page 1: LP Vertigo

LAPORAN PENDAHULUAN DAN

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN VERTIGO

( RUANG : H )

Oleh

TOPO REDIANTO

PO. 62.20.1.10 075

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALANGKARAYA

Page 2: LP Vertigo

JURUSAN KEPERAWATAN KELAS REGULER XIII B

TAHUN 2012

VERTIGO

A. DEFINISI

Vertigo adalah gejala klasik yang dialami ketika terjadi disfungsi yang cukup

cepat dan asimetris system vestibuler perifer (telinga dalam) (Smeltzer & Bare, 2002).

Vertigo adalah sensasi berputar atau berpusing yang merupakan suatu gejala,

penderita merasakan benda-benda di sekitarnya bergerak-gerak memutar atau bergerak

naik-turun karena gangguan pada sistem keseimbangan.

B. ETIOLOGI

Vertigo merupakan suatu gejala, penyebabnya antara lain akibat kecelakaan,

stres, gangguan pada telinga bagian dalam, obat-obatan, terlalu sedikit atau banyak

aliran darah ke otak, dll. Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan

melalui organ keseimbangan yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki

saraf yang berhubungan dengan area tertentu di otak. Vertigo bisa disebabkan oleh

kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan

di dalam otaknya sendiri.

Penyebab umum dari vertigo:

o Keadaan lingkungan :

mabuk darat, mabuk laut.

o Obat-obatan :

alkohol.

o Kelainan telinga :

endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian

dalam yang menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo (jenis vertio

yang menyerang dalam waktu yang singkat tetapi bisa cukup berat yang terjadi

secara berulang-ulang. Vertigo ini muncul setelah terserang infeksi virus atau

Page 3: LP Vertigo

adanya peradangan dan kerusakan di daerah telinga tengah. Saat menggerakkan

kepala/ menoleh secara tiba-tiba maka gejalanya akan muncul), infeksi telinga

bagian dalam karena bakteri, labirintis, penyakit maniere, peradangan saraf

vestibuler, herpes zoster.

o Kelainan Neurologis :

Tumor otak, tumor yang menekan saraf vestibularis, sklerosis multipel, dan

patah tulang otak yang disertai cedera pada labirin, persyarafannya atau

keduanya.

o Kelainan sirkularis :

Gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran darah ke salah satu

bagian otak ( transient ischemic attack ) pada arteri vertebral dan arteri basiler.

C. MANIFESTASI KLINIS

Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak

dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah

pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala,

penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah

merah dengan selaput tipis.

Berdasarkan gejala klinisnya, vertigo dapat dibagi atas berberapa kelompok,

yaitu :

1. Vertogo Proximal

Yaitu vertigo yang searangannya datang mendadak berlangsung berberapa

menit atau hari, kmudian menghilang sempurna, tetapi suatu ketika

serangan tersebut dapat muncul lagi. Diantara serangan, penderita sama

sekali bebas keluhan. Vertigo jenis ini dibedakan menjadi :

o Yang disertai keluhan telinga :

Termasuk dalam kelompok ini adalah Morbus meinere, Arakhnoiditis

pontosereblalis, syndrom lermoyes, syndrom congan, tumor fossa

dcranilli posterior, kelainan gigi/endotogen.

Page 4: LP Vertigo

o Tanpa disertai keluhan telinga :

Termasuk disini adalah : serangan iskemi sepintas arteria

vertebrobasilaris, epilepsi, migran equivalen, vertigo pada anak,

labirin picu.

o Yang disebabkan leh perubahan posisi :

Termasuk disini adalah : vertigo posoisional proximal laten, vertigo

posisional paroximal benigna.

2. Vertigo Kronis

Yaitu vertigo yang menetap, keluhan konstan tanpa serangan akut,

dibedakan menjadi :

o Yang disertai keluhan telinga :

Otitis media akut kronika, meningitis TB, labirinitis kronis, lues

serebri, lesi labirin akibat ahan ototoksik, tumor serebelopontin.

o Tanpa keluhan telinga :

Konstusio serebri, ensefalitis pontis, syndrom pasca komosio, pelegra,

siringobubli, hipoglikemi, skelrosis multiple, kelainan okuler,

intoksikasi obat, kelainan psikis, kelainan kardiovaskular, kelainan

endokrin.

o Vertigo yang dipengaruhi posisi :

Hipotensi ortostatik, vertigo servilais.

3. Vertigo yang serangannya mendadak / akut, kemudian berangsur – angsur

menghilang dibedakan menjadi :

o Disertai keluhan telinga :

Trauma labirin, herpez zoozter otikus, labirinitis okuta, dan neuritis.

o Tanpa keluhan telinga:

Neuritis vestibularis, syndrom arteria vestibularis anterior.

Adapula yang membagi vertigo menjadi :

o Vertigo Vestibuler: akibat kelainan sistem vestibuler.

o Vertigo Non Vestibuler: akibat kelainan sistem somatosensorik dan visual.

Page 5: LP Vertigo

D. PATOFISIOLOGI

Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan

ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan

vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke

pusat keseimbangan.

Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras

yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan

vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.

Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh

reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan

kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang

paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik. Dalam kondisi fisiologis/normal,

informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor

vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya

dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut.

Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh

dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya

terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral

dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau

berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala

vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak

adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus,

unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.

Page 6: LP Vertigo

Pathway Vertigo

Page 7: LP Vertigo

E. Pemeriksaan diagnostik

Pendengaran (garpu tala)

Otoscopic

Kedokteran (untuk memasukkan gerakan luar mata, pemeriksaan untuk nystagmus,

dan retinoscopy)

Tengkorak saraf, dengan perhatian khusus pada saraf 3,4,5 (cabang terutama kornea),

6,7,9, dan l0

Pemeriksaan leher (untuk mengenali penyakit arteri karotid) dan rentang gerak.

Tekanan darah (untuk mempertimbangkan perubahan hipertensi dan ortostatik)

Pulsa (untuk mendiagnosa aritmia)

Neurologis (untuk mengecualikan penyakit neurologis, terutama sclerosis ganda dan

kecelakaan serebrovaskular)

Pemeriksaan Laboratorium :

o Darah lengkap jumlah sel (untuk menyingkirkan anemia)

o Elektrolit (untuk mendeteksi ada ketidakseimbangan)

o Kalsium (untuk mendeteksi hypercalcemia)

o Tetraiodothyronine, T4 dan TSH (untuk mendeteksi hypothyroidism)

o FTA-ABS atau TPA (untuk menyingkirkan sifilis tersier)

o Kolesterol dan trigliserida (untuk mendeteksi hyperlipoproteinemia)

o Pengujian untuk diabetes dan hipoglikemia reaktif

Elektrokardiogram dengan strip irama (untuk mendiagnosa penyakit jantung pada

pasien usia lanjut atau dengan sejarah sugestif disfungsi jantung)

Audiogram dan tympanogram (untuk mengevaluasi pendengaran serta mengevaluasi

jenis kehilangan) dan BERA (untuk mengevaluasi gangguan pendengaran sensorineural

retrocochlear.

Electronystagmogram (untuk mengevaluasi fungsi labirin). Ini langkah-langkah tes

menatap nystagmus, nystagmus spontan, nistagmus posisional, dan respon terhadap

Page 8: LP Vertigo

irigasi kalori. Hal ini sangat berguna untuk mengidentifikasi penyakit labirin dan juga

membantu melokalisasi lesi baik dalam labirin, saraf akustik, atau sistem saraf pusat.

MRI scan dengan gadolinium dari internal auditory canal ditunjukkan ketika neuroma

akustik, tumor cerebellar-pontine sudut, multiple sclerosis atau masalah sentral

lainnya dicurigai.

X-ray dari tulang belakang leher. Tulang belakang leher sangat terkait dengan labirin

melalui busur refleks vestibulospinal. Penyakit tulang belakang leher dapat

menyebabkan vertigo dan karenanya ini harus dievaluasi.

F. PENATALAKSANAAN

Langkah-langkah untuk meringankan atau mencegah gejala vertigo:

o Tarik napas dalam-dalam dan pejamkan mata.

o Tidur dengan posisi kepala yang agak tinggi.

o Buka mata pelan-pelan, miringkan badan atau kepala ke kiri dan ke kanan.

o Bangun secara perlahan dan duduk dulu sebelum beranjak dari tempat tidur.

o Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang.

o Gerakkan kepala secara hati-hati.

G. terapi pengobatan

Tindakan pengobatan untuk vertigo terdiri atas antihistamin, seperti meklizin

(antivert), yang menekan sistem vestibuler. Tranquilizer seperti diazepam (valium) dapat

digunakan pada kasus akut untuk membantu mengontrol vertigo, namun karena sifat

adiktifnya tidak digunakan sebagai pengobatan jangka panjang.

Antiemetik seperti supositoria prometazin (phenergan) tidak hanya mengurangi

mual dan muntah tapi juga vertigo karena efek antihistaminnya. Diuretik seperti Dyazide

atau hidroklortiazid kadang dapat membantu mengurangi gejala penyakit Meniere

dengan menurunkan tekanan dalam sistem endolimfe.

Page 9: LP Vertigo

Pasien harus diingatkan untuk makan-makanan yang mengandung kalium,

seperti pisang, tomat, dan jeruk ketika menggunakan diuretik yang menyebabkan

kehilangan kalium.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

VERTIGO

A. Pengkajian

1. Aktivitas / Istirahat

Letih, lemah, malaise

Keterbatasan gerak

Ketegangan mata, kesulitan membaca

Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala.

Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja)atau karena

perubahan cuaca.

2. Sirkulasi

Riwayat hypertensi

Denyutan vaskuler, misal daerah temporal.

Pucat, wajah tampak kemerahan.

3. Integritas Ego

Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu

Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi

Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala

Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik).

4. Makanan dan cairan

Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju,

alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog,

MSG (pada migrain).

Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)

Penurunan berat badan

Page 10: LP Vertigo

5. Neurosensoris

Pening, disorientasi (selama sakit kepala)

Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke.

Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.

Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis.

Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore

Perubahan pada pola bicara/pola pikir

Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.

Penurunan refleks tendon dalam

Papiledema.

6. Nyeri/ kenyamanan

Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain,

ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis.

Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah.

Fokus menyempit

Fokus pada diri sendiri

Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah.

Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.

7. Keamanan

Riwayat alergi atau reaksi alergi

Demam (sakit kepala)

Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis

Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).

8. Interaksi sosial

Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan dengan

penyakit.

9. Penyuluhan / pembelajaran

Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga

Penggunaan alcohol/obat lain termasuk kafein. Kontrasepsi oral/hormone,

Page 11: LP Vertigo

menopause.

B. Diagnosa Keperawatan (Doengoes, 1999:2021)

1. Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan

syaraf, vasospressor, peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri

yang dipengaruhi oleh faktor misal, perubahan posisi, perubahan pola tidur, gelisah.

2. Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi,

metode koping tidak adekuat, kelebihan beban kerja.

3. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal informasi

dan kurang mengingat ditandai oleh memintanya informasi, ketidakadekuatannya

mengikuti instruksi.

C. Intervensi

Diagnosa Keperawatan 1. :

Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan syaraf,

vasospasme, peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri yang

dipengaruhi oleh faktor misal, perubahan posisi, perubahan pola tidur, gelisah.

Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang

Kriteria Hasil :

· Klien mengungkapkan rasa nyeri berkurang

· Tanda-tanda vital normal

· pasien tampak tenang dan rileks.

Intervensi :

· Pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala nyeri.

Rasional : Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.

· Anjurkan klien istirahat ditempat tidur.

Page 12: LP Vertigo

Rasional : istirahat untuk mengurangi intesitas nyeri.

· Atur posisi pasien senyaman mungkin

Rasional : posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan otot serta

mengurangi nyeri.

· Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam

Rasional : relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lebih

nyaman.

· Kolaborasi untuk pemberian analgetik.

Rasional : analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi

lebih nyaman.

Diagnosa Keperawatan 2. :

Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi, metode

koping tidak adekuat, kelebihan beban kerja.

Tujuan : koping individu menjadi lebih adekuat

Kriteria Hasil :

Mengidentifikasi prilaku yang tidak efektif

Mengungkapkan kesadaran tentang kemampuan koping yang di miliki.

Mengkaji situasi saat ini yang akurat

Menunjukkan perubahan gaya hidup yang diperlukan atau situasi yang tepat.

Intervensi :

Kaji kapasitas fisiologis yang bersifat umum.

Rasional : Mengenal sejauh dan mengidentifikasi penyimpangan fungsi fisiologis tubuh

dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.

Sarankan klien untuk mengekspresikan perasaannya.

Rasional : klien akan merasakan kelegaan setelah mengungkapkan segala perasaannya

dan menjadi lebih tenang.

Page 13: LP Vertigo

Berikan informasi mengenai penyebab sakit kepala, penenangan dan hasil yang

diharapkan.

Rasional : agar klien mengetahui kondisi dan pengobatan yang diterimanya, dan

memberikan klien harapan dan semangat untuk pulih.

Dekati pasien dengan ramah dan penuh perhatian, ambil keuntungan dari kegiatan yang

dapat diajarkan.

Rasional : membuat klien merasa lebih berarti dan dihargai.

Diagnosa Keperawatan 3. :

Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal informasi dan kurang

mengingat ditandai oleh memintanya informasi, ketidak-adekuatannya mengikuti

instruksi.

Tujuan : pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses

pengobatan.

Kriteria Hasil :

· Melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari suatu

tindakan.

· Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam regimen

perawatan.

Intervensi :

Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.

Rasional : megetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan

keluarga tentang penyakitnya.

Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang.

Rasional : dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan

keluarganya akan merasa tenang dan mengurangi rasa cemas.

Diskusikan penyebab individual dari sakit kepala bila diketahui.

Rasional : untuk mengurangi kecemasan klien serta menambah pengetahuan

klien tetang penyakitnya.

Page 14: LP Vertigo

Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah

diberikan.

Rasional : mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta

menilai keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.

Diskusikan mengenai pentingnya posisi atau letak tubuh yang normal

Rasional : agar klien mampu melakukan dan merubah posisi/letak tubuh yang

kurang baik.

Anjurkan pasien untuk selalu memperhatikan sakit kepala yang dialaminya dan

faktor-faktor yang berhubungan.

Rasional : dengan memperhatikan faktor yang berhubungan klien dapat

mengurangi sakit kepala sendiri dengan tindakan sederhana, seperti berbaring,

beristirahat pada saat serangan.

D . Evaluasi

Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien

dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan

melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Carpenito, 1999:28)

Tujuan Pemulangan pada vertigo adalah :

1. Nyeri dapat dihilangkan atau diatasi.

2. Perubahan gaya hidup atau perilaku untuk mengontrol atau mencegah

kekambuhan.

3. Memahami kebutuhan atau kondisi proses penyakit dan kebutuhan terapeutik.

Page 15: LP Vertigo

DAFTAR PUSTAKALynda Juall carpernito, Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan,

Diagnosis Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 2, EGC, Jakarta, 1999.

Marilynn E. Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan

dan pendokumentasian pasien, ed.3, EGC, Jakarta, 1999.

Price, S.A., & Wilson, L.M. (2006). Patifisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit.Vol.2. Jakarta: EGC.

Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2002). Buku ajar keperawatan medical-bedah Brunner & Suddarth, vol:3. Jakarta: EGC.

Mansjoer A. dkk. (Eds). 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Ed.3 . Vol -1. Jakarta : Media Aesculapius.