Vertigo

34
LAPORAN KASUS VERTIGO Disusun oleh: FIRDHA LEONITA 2010730038 Dokter Pembimbing: Dr. Adre Mayza. Sp.S 1

description

neurology

Transcript of Vertigo

LAPORAN KASUSVERTIGO

Disusun oleh:FIRDHA LEONITA2010730038

Dokter Pembimbing:Dr. Adre Mayza. Sp.S

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTABAGIAN SARAF RS ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH2014BAB ISTATUS PASIEN

A. IDENTITAS PASIEN Nama :Tn.AUmur:47 tahunAlamat: Jl. Johar Baru Utara RT.014/03Tanggal MRS:17 Desember 2014No. RM:24-94-55Dokter yg merawat:dr. Adre Mayza, Sp.S

B. ANAMNESIS (AUTOANAMNESIS)Keluhan Utama:kepala pusing seperti berputar sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.Keluhan Tambahan:mual, muntah, demam.Riw. Peny. Sekarang:Pasien diantar keluarganya ke RSIJCP dengan keluhan pusing sejak 1 hari SMRS. Pusing dirasakan seperti berputar. Keluhan dirasakan muncul tiba-tiba saat pasien duduk dan berdiri. Pusing dirasakan selama 15 menit. Pasien mengatakan ruangan/lingkungan sekitar terasa seperti berputar, bila sedang serangan pasien lupa nama benda. Pusing dirasakan berkurang jika pasien tidur dan mata ditutup. Keluhan disertai mual dan muntah, muntah tidak menyemprot, 10 kali. Muntahan berupa makanan dan minumam yang dimakan. Demam disangkal. BAB dan BAK dalam batas normal. Nafsu makan os baik. Pasien sedang haid hari kedua.Riw. Peny. Dahulu:-Riwayat migrain sejak 1 tahun yang lalu disebelah kiri. Riwayat hipotensi, hipertensi disangkal. Riwayat trauma, otitis, sinusitis, sakit gigi/gigi berlubang disangkal.Riw. Peny. Keluarga:-Riwayat DM disangkal. Riwayat hipertensi disangkal. Riwayat hipotensi disangkal.Riw. Pengobatan:tidak konsumsi obat-obatan dalam jangka waktu lama.Riw. Alergi:alergi obat, makanan, debu disangkal.Riw. Psikososial:-Merokok, konsumsi alkohol disangkal

C. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum:tampak sakit sedangKesadaran:CMTanda-tanda Vital:TD:100/70 mmHgNadi:81 x/menitNapas:18 x/menitSuhu:36,2 oC

Antropometri:BB:52 kgTB:158 cmIMT:20,8 kg/m2 normal

D. STATUS GENERALISKepala Kalvarium:deformitas (-) Mata:sklera ikterik -/-, konjungtiva anemis -/-, pupil bulat isokor 3 mm/3 mm, RCL +/+, RCTL +/+ Hidung:deviasi septum nasi (-), sekret (-) Mulut :bibir kering (-), bibir sianosis (+), mukosa bibir kering (-), lidah kotor (-) Telinga:deformitas (-), serumen -/-, sekret -/-Leher JVP:dalam batas normal Tiroid:tidak ada pembesaran KGB:tidak ada pembesaranThoraks:normochest, bentuk dan gerak dada simetris Paru:Inspeksi:tanda radang (-), retraksi (-)Palpasi:vokal fremitus ka=kiPerkusi:sonor di kedua lapang paruAuskultasi:vesikular +/+, rh -/-, wh -/- Jantung:Inspeksi:iktus kordis tidak terlihatPalpasi:iktus kordis tidak terabaPerkusi:batas jantung normalAuskultasi:BJ 1 & 2 tunggal, murni, regular, murmur (-), gallop (-)Abdomen Inspeksi:supel, datar Palpasi:massa (-), nyeri tekan epigastrium (+), pembesaran organ hepar dan lien (-) Perkusi:timpani Auskultasi:BU (+) normalEkstremitas:Atas:akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-), sianosis (-)Bawah:akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-), sianosis (-)

E. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS Kesadaran:GCS = E4V5M6 = 15 Pupil:pupil isokor, 3 mmrefleks cahaya langsung dan tidak langsung +/+ R. Meningeal:Kaku Kuduk :(-)Laseque:(-) Kernig:(-) Brudzinksi I:(-)Brudzinski II:(-) Nervus Kranialis1. N. OlfaktoriusKananKiri

Daya PembauTidak dilakukanTidak dilakukan

2. N. OptikusKananKiri

PenglihatanNN

Refleks Cahaya Langsung++

Refleks Cahaya Tak Langsung++

Fundus OkuliTidak dilakukanTidak dilakukan

PapilTidak dilakukanTidak dilakukan

RetinaTidak dilakukanTidak dilakukan

Perdarahan Arteri/VenaTidak dilakukanTidak dilakukan

3. N. OkulomotoriusKananKiri

Ptosis--

Gerakan Bola Mata

Atas Dalam N. baikN. baik

Atas Luar N. baikN. baik

Bawah Luar N. baikN. baik

Ukuran pupil 3 mm 3 mm

Bentuk pupilIsokorisokor

4. N. TrokhlearisKananKiri

Gerakan Bola Mata

Media BawahN. baikN. baik

Strabismus konvergen--

Diplopia--

5. N. TrigeminusMenggigit+

Membuka mulut+

KananKiri

Sensibilitas

AtasNN

TengahNN

BawahNN

Refleks korneaTidak dilakukan

Trismus Tidak dilakukan

6. N. AbdusenKananKiri

Gerakan mata ke lateral abduksiNN

7. N. FasialisKananKiri

Mengangkat alisNormalNormal

Mengerutkan dahiNormalNormal

Menutup mataNormalNormal

MenyeringaiNormalNormal

Chovstek signTidak dilakukanTidak dilakukan

Ageusi 2/3 depanTidak dilakukanTidak dilakukan

Tic fasialisTidak dilakukanTidak dilakukan

Kontraktur Tidak dilakukanTidak dilakukan

8. N. VestibulokochlearisKananKiri

Nistagmus--

Manuver HallpikeTidak dilakukanTidak dilakukan

Tes Romberg++

Tes BisikTidak dilakukanTidak dilakukan

Tes RinneTidak dilakukanTidak dilakukan

Tes WeberTidak dilakukanTidak dilakukan

Tes SchwabachTidak dilakukanTidak dilakukan

9. N. GlossofaringeusArkus faringSulit dinilai

Daya kecap lidah 1/3 belakangTidak dilakukan

Refleks muntahSulit dilakukan

Sengau-

10. N. VagusNadiRegular

BersuaraNormal

Menelan Baik

11. N. AksesoriusKananKiri

Memalingkan kepalaNN

Sikap bahuNN

Mengangkat bahuNN

Trofi otot bahu--

12. N. HipoglossusArtikulasi Normal

Tremor lidah-

Menjulurkan lidahLurus

Trofi otot lidah-

Kekuatan lidahTidak dilakukan

Motorik:5555555555555555 Sensorik:permukaan (raba, suhu, nyeri) Lengan:+/+, tidak dilakukan, +/+ Tungkai:+/+, tidak dilakukan, +/+ Tubuh:+/+, tidak dilakukan, +/+ Refleks Fisiologis:Biseps:+/+Triseps:+/+Patella:+/+Achilles:-/- Refleks Patologis:Babinsky:-/-Chaddock:-/-Oppenheim:-/-Rosolimo :-/-Mendel :-/- Sistem Otonom:Miksi:+Defekasi:+Sekresi keringat:+ Fungsi Luhur:Afasia sensorik:-Daya ingat:lupa nama benda bila serangan vertigoAfasia motorik:- Keseimbangan dan Koordinasi:-Romberg:(+) Jari ke jari:(+) Jari ke hidung:(+) Tumit ke lutut:tidak dilakukan Pemeriksaan Khusus:Manuver Hallpike tidak dilakukan

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG LABORATORIUM TANGGAL 17-12-2014PEMERIKSAANHASILSATUANNILAI RUJUKAN

HEMATOLOGIHemoglobinJumlah LeukositJumlah TrombositHematokritEritrositMCV/VERMCH/HERMCHC/KHER13,410,27299415.09812633g/dLribu/Lribu/L%10^6/LfLpgg/dL11,7 15,53,60 11,00150 44035 47 3.80 5.2080 10026 3432 36

KIMIA KLINIKGDSSGOT (AST)SGPT (ALT)Ureum DarahKreatinin Darah1311818230,7mg/dLU/LU/Lmg/dLmg/dL70 20010 319 3610 50< 1,4

ELEKTROLITNatrium (Na) DarahKalium (K) DarahKlorida (Cl) Darah1383,4104mEq/LmEq/LmEq/L135 1473,5 5,094 111

CT SCAN KEPALA TANGGAL 18-12-2014 (potongan axial sejajar, slice 3 mm dan 8 mm, tanpa kontras)Tak tampak lesi hipo/hiperdens dikedua hemisphere cerebri, di batang otak dan cerebellum. Ventrikel sistem normal. Tak tampak deviasi midline. Sulci dan fissura cerebri tampak sedikit edematous. Orbita kanan dan kiri normal. Sinus paranasal normal.Kesan : slight edema cerebri, dd/ proses infeksi.

G. RESUMESeorang wanita 47 tahun, masuk ke RSIJCP dengan keluhan pusing sejak 1 hari SMRS. Pusing dirasakan seperti berputar. Keluhan dirasakan muncul tiba-tiba saat pasien duduk dan berdiri. Pusing dirasakan selama 15 menit. Pasien mengatakan ruangan/lingkungan sekitar terasa seperti berputar, bila sedang serangan pasien lupa nama benda. Pusing dirasakan berkurang jika pasien tidur dan mata ditutup. Keluhan disertai mual dan muntah, muntah tidak menyemprot, 10 kali. Muntahan berupa makanan dan minumam yang dimakan. Pasien sedang haid hari kedua.Pada PF ditemukan Romberg Test (+). Fungsi Luhur, daya ingat lupa nama benda bila serangan vertigo.Pada pemeriksaan laboratorium, hipokalemia (3,4 mEq/L), dan hasil CT Scan tampak edema serebri.

H. DIAGNOSIS Klinis :vertigo Topis:sulcus dan fissura serebri Etiologis:vestibular sentral Patologis:infeksi intrakranial

I. PENATALAKSANAAN Non-Medikamentosa:-Edukasi pasien mengenai penyakit dan prognosisnya Latihan vestibuler (Manuver Brandt-Daroff) Medikamentosa:-Mertigo Narfoz RantinBAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISIVertigo berasal dari bahasa latin vertere = memutar. Vertigo ialah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh seperti rotasi (memutar) tanpa sensasi perputaran yang sebenarnya, dapat sekelilingnya terasa berputar (vertigo objektif) atau badan yang berputar (vertigo subjektif). Vertigo termasuk kedalam gangguan keseimbangan yang dinyatakan sebagai pusing, pening, sempoyangan, rasa seperti melayang atau dunia seperti berjungkir balik.

B. ANATOMI Anatomi labirinVestibulum yang terdapat di dalam labirin, telinga bagian dalam, mempunyai andil 55% dalam patofisiologi alat keseimbangan tubuh (AKT). Ada dua jenis organ (reseptor) sensoris di dalam labirin, yaitu pendengaran dan keseimbangan yang merupakan sel berambut (hair cells). Kedua jenis sel ini terbenam di dalam cairan endolimf, sehingga bila ada aliran / gelombang endolimf akibat rangsangan bunyi (pendengaran) atau gerakan (keseimbangan), rambut sel menekuk kearah tertentu dan mengubah transmisi impuls sensoris.Organ untuk pendengaran ini disebut organ corti, sedangkan untuk keseimbangan disebut organ vestibulum. Vestibulum dibedakan atas crista dan macula yang masing-masing sensitive terhadap rangsangan gerakan sirkuler dan linier.Neurofisiologi Alat Keseimbangan TubuhAlur perjalanan informasi berkaitan dengan fungsi AKT melewati tahapan sebagai berikut.Tahap Transduksi.Rangsangan gerakan diubah reseptor (R) vestibuler (hair ceel), R. visus (rod dan cone cells) dan R proprioseptik, menjadi impuls saraf. Dari ketiga R tersebut, R vestibuler menyumbang informasi terbesar disbanding dua R lainnya, yaitu lebih dari 55%.Mekanisme transduksi hari cells vestibulum berlangsung ketika rangsangan gerakan membangkitkan gelombang pada endolyimf yang mengandung ion K (kalium). Gelombang endolimf akan menekuk rambut sel (stereocilia) yang kemudian membuka/menutup kanal ion K bila tekukan stereocilia mengarah ke kinocilia (rambut sel terbesar) maka timbul influks ion K dari endolymf ke dalam hari cells yang selanjutnya akan mengembangkan potensial aksi. Akibatnya kanal ion Ca (kalsium) akan terbuka dan timbul ion masuk ke dalam hair cells. Influks ion Ca bersama potensial aksi merangsangn pelepasan neurotransmitter (NT) ke celah sinaps untuk menghantarkan (transmisi) impuls ke neuron berikutnya, yaitu saraf aferen vestibularis dan selanjutnya menuju ke pusat AKT.Tahap TransmisiImpuls yang dikirim dari hair cells dihantarkan oleh saraf aferen vestibularis menuju ke otak dengan NT-nya glutamate Normal synoptic transmition Iduktion of longtem potentiationTahap ModulasiModulasi dilakukan oleh beberapa struktur di otak yang diduga pusat AKT, antara lain : Inti vestibularis Vestibulo-serebelum Inti okulo motorius Hiptotalamus Formasio retikularis Korteks prefrontal dan imbikStruktur tersebut mengolah informasi yang masuk dan memberi respons yang sesuai. Manakala rangsangan yang masuk sifatnya berbahaya maka akan disensitisasi. Sebaliknya, bila bersifat biasa saja maka responsnya adalah habituasi.Tahap Persepsi Tahap ini belum diketahui lokasinya.

C. FISIOLOGIInformasi yang berguna untuk alat keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh respetor vestibuler visual dan propioseptik. Dan ketiga jenis reseptor tersebut, reseptor vestibuler yang punya kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50% disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil konstibusinya adalah propioseptik.Arus informasi berlangusng intensif bila ada gerakan atau perubahan gerakan dari kepala atau tubuh, akibat gerakan ini menimbulkan perpindahan cairan endolimfe di labirin dan selanjutnya bulu (cilia) dari sel rambut ( hair cells) akan menekuk. Tekukan bulu menyebabkan permeabilitas membran sel berubah sehingga ion Kalsium menerobos masuk kedalam sel (influx). Influx Ca akan menyebabkan terjadinya depolarisasi dan juga merangsang pelepasan NT eksitator (dalam hal ini glutamat) yang selanjutnya akan meneruskan impul sensoris ini lewat saraf aferen (vestibularis) ke pusat-pusat alat keseimbangan tubuh di otak.Pusat Integrasi alat keseimbangan tubuh pertama diduga di inti vertibularis menerima impuls aferen dari propioseptik, visual dan vestibuler. Serebellum selain merupakan pusat integrasi kedua juga diduga merupakan pusat komparasi informasi yang sedang berlangsung dengan informasi gerakan yang sudah lewat, oleh karena memori gerakan yang pernah dialami masa lalu diduga tersimpan di vestibuloserebeli. Selain serebellum, informasi tentang gerakan juga tersimpan di pusat memori prefrontal korteks serebri.

D. KLASIFIKASIAsal terjadinya vertigo dikarenakan adanya gangguan pada sistem keseimbangan tubuh. Bisa berupa trauma, infeksi, keganasan, metabolik, toksik, vaskular, atau autoimun. Sistem keseimbangan tubuh kita dibagi menjadi 2 yaitu sistem vestibular (pusat dan perifer) serta non vestibular (visual [retina, otot bola mata], dan somatokinetik [kulit, sendi, otot]).Sistem vestibular sentral terletak pada batang otak, serebelum dan serebrum. Sebaliknya, sistem vestibular perifer meliputi labirin dan saraf vestibular. Labirin tersusun dari 3 kanalis semisirkularis dan otolit (sakulus dan utrikulus) yang berperan sebagai reseptor sensori keseimbangan, serta koklea sebagai reseptor sensori pendengaran. Sementara itu, krista pada kanalis semisirkularis mengatur akselerasi angular, seperti gerakan berputar, sedangkan makula pada otolit mengatur akselerasi linear.Segala input yang diterima oleh sistem vestibular akan diolah. Kemudian, diteruskan ke sistem visual dan somatokinetik untuk merespon informasi tersebut. Gejala yang timbul akibat gangguan pada komponen sistem keseimbangan tubuh itu berbeda-beda. [Tabel 1 dan 2]Tabel 1. Perbedaan Vertigo Vestibular dan Non Vestibular

GejalaVertigo VestibularVertigo Non Vestibular

Sifat vertigoSeranganMual/muntahGangguan pendengaranGerakan pencetusSituasi pencetusrasa berputarepisodik++/-gerakan kepala-melayang, hilang keseimbangankontinu--gerakan obyek visualkeramaian, lalu lintas

Tabel 2. Perbedaan Vertigo Vestibular Perifer dan Sentral

GejalaVertigo Vestibular PeriferVertigo Vestibular Sentral

Bangkitan vertigoDerajat vertigoPengaruh gerakan kepalaGejala otonom (mual, muntah, keringat)Gangguan pendengaran (tinitus, tuli)Tanda fokal otaklebih mendadakberat++++

+

-lebih lambatringan+/-+

-

+

Berdasarkan awitan serangan, vertigo dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu paroksismal, kronik, dan akut. Serangan pada vertigo paroksismal terjadi mendadak, berlangsung beberapa menit atau hari, lalu menghilang sempurna. Suatu saat serangan itu dapat muncul lagi. Namun diantara serangan, pasien sama sekali tidak merasakan gejala. Lain halnya dengan vertigo kronis. Dikatakan kronis karena serangannya menetap lama dan intensitasnya konstan. Pada vertigo akut, serangannya mendadak, intensitasnya perlahan berkurang namun pasien tidak pernah mengalami periode bebas sempurna dari keluhan. Demikian papar Abdulbar. [Tabel 3]Jenis Vertigo Berdasarkan Awitan SeranganDisertai Keluhan TelingaTidak Disertai Keluhan TelingaTimbul Karena Perubahan Posisi

Vertigo paroksismalPenyakit Meniere, tumor fossa cranii posterior, transient ischemic attack (TIA) arteri vertebralisTIA arteri vertebro-basilaris, epilepsi, vertigo akibat lesi lambungBenign paroxysmal positional vertigo (BPPV)

Vertigo kronisOtitis media kronis, meningitis tuberkulosa, tumor serebelo-pontine, lesi labirin akibat zat ototoksikKontusio serebri, sindroma paska komosio, multiple sklerosis, intoksikasi obat-obatanHipotensi ortostatik, vertigo servikalis

Vertigo akutTrauma labirin, herpes zoster otikus, labirinitis akuta, perdarahan labirinNeuronitis vestibularis, ensefalitis vestibularis, multipel sklerosis-

Vertigo dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebabnya, yaitu : 1. Vertigo laryngea, yaitu pusing karena serangan batuk.2. Vertigo nocturna, yaitu rasa seolah-olah akan terjatuh pada permulaan tidur.3. Vertigo ocularis, yaitu pusing karena penyakit mata, khususnya karena kelumpuhan atau ketidakseimbangan kegiatan otot-otot bola mata.4. Vertigo rotatoria, yaitu pusing seolah-olah semua di sekitar badan berputar-putar.

E. FAKTOR RESIKOVertigo terjadi bukan karena faktor keturunan, namun ada beberapa faktor yang menyebabkan vertigo seperti karena serangan migren, radang pada leher, mabuk kendaraan, infeksi bakteri pada telinga dan kekurangan asupan oksigen ke otak. Penyebab yang lain lebih dijelaskan pada penyebab vertigo.F. PENYEBAB Vertigo berbeda dengan dizziness, suatu pengalaman yang mungkin pernah kita rasakan, yaitu kepala terasa ringan saat akan berdiri. Sedangkan vertigo bisa lebih berat dari itu, misalnya dapat membuat kita sulit untuk melangkah karena rasa berputar yang mempengaruhi keseimbangan tubuh. Adanya penyakit vertigo menandakan adanya gangguan system deteksi seseorang. (Anonim. 2006. Diagnosis dan Tatalaksana Kedaruratan Vertigo)Asal terjadinya vertigo dikarenakan adanya gangguan pada sistem keseimbangan tubuh. Bisa berupa trauma, infeksi, keganasan, metabolik, toksik, vaskular, atau autoimun. Sistem keseimbangan tubuh kita dibagi menjadi 2 yaitu sistem vestibular (pusat dan perifer) serta non vestibular (visual [retina, otot bola mata], dan somatokinetik [kulit, sendi, otot).Kemungkinan penyebab vertigo yaitu: Infeksi virus seperti common cold atau influenza yang menyerang area labirin Infeksi bakteri yang mengenai telinga bagian tengah Radang sendi di daerah leher Serangan migren Sirkulasi darah yang berkurang dapat menyebabkan aliran darah ke pusat keseimbangan otak menurun Mabuk kendaran Alkohol dan obat-obatan tertentu .

VERTIGO

Vertigo paling berat jika disebabkan adanya tumor pada otak kecil atau dekat organ telinga. Vertigo yang dirasakan sesuai dengan pertumbuhan tumor. Semakin besar tumor semakin berat rasa sakitnya. Adakalanya diikuti dengan gejala telinga mendengung. Sebagai upaya penanggulangan satu-satunya cara operasi dan penyinaran untuk menyingkirkan tumor.Namun, adakalanya vertigo hanya disebabkan oleh stres. Meski penderita mengalami gejala kepala berputar tujuh keliling dan bahkan sampai muntah-muntah, namun begitu stres dapat ditanggulangi vertigo pun menghilang. Vertigo pada umumnya bukan gangguan kesehatan serius. Akan tetapi semakin dini penanganannya vertigo akan semakin cepat dapat diatasi.Beberapa kelainan metabolik dapat menyebabkan vertigo, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, penyakit tiroid, anemia, dan gangguan kalsium. Penyebab autoimun juga dapat menyebabkan timbulnya keluhan ini, antara lain arthritis rheumatoid (rematik), lupus, sarcoid, dan berbagai penyakit lain yang jarang. Penyakit infeksi seperti sifilis juga dapat menyebabkan vertigo. Penyebab-penyebab di atas dapat diketahui dengan pemeriksaan laboratorium. Sementara itu, viral labyrinthitis (organ di telinga dalam) merupakan reaksi peradangan yang dapat terjadi setelah influenza. Vertigo yang timbul dapat hilang secara spontan, namun dapat juga baru hilang beberapa bulan kemudian. Infeksi bakteri pada labyrinthitis merupakan infeksi yang mengancam jiwa, yang biasanya diikuti dengan vertigo yang hebat, muntah, dan suhu badan yang tinggi. Kondisi ini memerlukan perawatan di rumah sakit. Neuroma akustik merupakan tumor jinak pada saraf pendengaran atau saraf keseimbangan yang terletak di antara telinga dan otak. Ini biasanya dapat disembuhkan dengan operasi dan dapat membahayakan jiwa jika tidak diobati. Tes pendengaran dan keseimbangan dapat mengidentifikasi tumor ini, sementara MRI diperlukan untuk mengkonfirmasi letak tumor. Vertigo ringan akibat perubahan posisi merupakan penyebab tersering vertigo. Hal ini disebabkan karena pergerakan kepala yang mendadak, seperti bangun tidur dan hanya timbul beberapa detik.Sindrom Meniere merupakan kondisi dimana terdapatnya cairan di telinga bagian dalam yang menyebabkan vertigo yang hilang timbul, rasa penuh di telinga, dan berkurangnya pendengaran yang juga berfluktuasi serta telinga berdengung. Vertigo biasanya hilang dalam beberapa jam. Pada sebagian kasus hilangnya pendengaran dapat makin parah. Alergi, khususnya terhadap makanan dapat menyebabkan terkumpulnya cairan dalam telinga dalam dan gejalanya mirip dengan Sindrom Meniere. Identifikasi dan pengobatan alergi biasanya mengurangi gejala.Berbagai masalah neurologi, seperti multiple sklerosis, infeksi otak dan tumor otak dapat menyebabkan vertigo. Tes keseimbangan akan membedakan apakah penyebab berasal dari telinga dalam atau dari susunan saraf pusat. G. MANIFESTASI KLINISGejala vertigo dapat bervariasi tergantung berat ringannya. Gejala yang dapat dirasakan antara lain : Tempat anda berpijak terasa berputar atau bergerak-gerak Mual Muntah Sulit berdiri atau berjalan Sensasi kepala terasa ringan Tak dapat memfokuskan pandangan

Fungsi keseimbangan tubuh terdiri dari tiga sistem, yaitu sistem vestibular, sistem visual, dan sistem somatosensorik atau proprioseptik. Vertigo muncul jika ada gangguan pada salah satu atau lebih dari ketiga sistem keseimbangan itu. Sistem vestibular bertanggung jawab untuk mengintegrasikan rangsangan terhadap indera dengan pergerakan tubuh serta menjaga agar suatu obyek berada dalam fokus penglihatan saat tubuh bergerak. Saat kepala bergerak, informasi disampaikan ke labirin, suatu organ di telinga bagian dalam berupa tiga saluran berbentuk setengah lingkaran yang dikelilingi cairan. Labirin lantas menyalurkan informasi gerakan ke saraf vestibular atau nervus VIII yang kemudian membawa informasi ke batang otak, dilanjutkan sampai ke serebelum (bagian otak yang mengontrol koordinasi, keseimbangan, pergerakan, tekanan darah, dan kesadaran). Jika ada gangguan pada sistem ini, yang lazim disebut vertigo vestibular, dunia akan terasa seperti berputar. Serangan vertigo jenis ini umumnya terjadi secara mendadak, bersifat datang-pergi (episodik), disertai rasa mual/muntah, kadang-kadang ada denging di telinga. Pencetus serangan ini adalah gerakan kepala. Vertigo vestibular dibedakan menjadi tipe sentral, gangguan terjadi pada batang otak sampai otak besar. Yang kedua adalah tipe perifer, gangguan terletak pada batang otak sampai labirin di telinga bagian dalam. Penyebab vertigo vestibular antara lain trauma kepala, infeksi otak, tumor, infeksi sekitar sinus atau lainnya (flu, pilek, diare), remote efek (reaksi terhadap infeksi yang menyebabkan vertigo). Gejala vertigo vestibular perifer adalah pandangan kabur, letih, lesu, sakit kepala, detak jantung cepat, kehilangan keseimbangan, kehilangan konsentrasi, nyeri otot terutama di leher dan punggung, mual, muntah, kemampuan kognitif menurun, serta sensitif terhadap cahaya dan bunyi. Adapun gejala vertigo vestibular sentral antara lain diplopia (pandangan ganda), sakit kepala hebat, gangguan kesadaran, koordinasi tubuh menurun, mual dan muntah, serta lemas. Pada vertigo nonvestibular, sensasi yang dirasakan penderita adalah melayang, bergoyang, atau sempoyongan. Serangan biasanya terjadi terus-menerus, tetapi tidak ada mual maupun muntah. Vertigo akibat gangguan sistem visual biasanya dicetuskan oleh situasi yang ramai, banyak orang atau benda lalu lalang. Pada gangguan sistem somatosensorik/proprioseptik atau gangguan pada saraf sumsum tulang belakang, misalnya gangguan pada saraf tepi berupa kaki baal atau pundak kaku, impuls gerakan terlambat diterima otak besar. Akibatnya, keseimbangan penderita terganggu dan termanifestasi sebagai vertigo. Gangguan baal biasanya dialami penderita diabetes. Adapun leher kaku (cervical tension) umumnya dialami mereka yang bekerja di belakang meja.

H. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS Pemeriksaan neurologis dilakukan dengan perhatian khusus pada: 1. Fungsi vestibuler/serebeler a. Uji Romberg Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 20-30 detik. Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya (misalnya dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu). Pada kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata tertutup. b. Tandem GaitPenderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/kanan diletakkan pada ujung jari kaki kanan/kiri ganti berganti. Pada kelainan vestibuler perjalanannya akan menyimpang, dan pada kelainan serebeler penderita akan cenderung jatuh. c. Uji UnterbergerBerdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di tempat dengan mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit. Pada kelainan vestibuler posisi penderita akan menyimpang/berputar ke arah lesi dengan gerakan seperti orang melempar cakram; kepala dan badan berputar ke arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG1) Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan mata Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh Pemeriksaan neurologik Pemeriksaan otologik Pemeriksaan fisik umum

2) Pemeriksaan khusus : ENG Audiometri dan BAEP Psikiatrik3) Pemeriksaan tambahan: Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin, dan pemeriksaan lain sesuai indikasi. Foto Rontgen tengkorak, leher, Stenvers (pada neurinoma akustik). Neurofisiologi:Elektroensefalografi(EEG), Elektromiografi (EMG), Brainstem Auditory Evoked Pontential (BAEP) Pencitraan: CT Scan, Arteriografi, Magnetic Resonance Imaging (MRI). J. PENATALAKSANAANTatalaksana vertigo terbagi menjadi 3 bagian utama yaitu kausal, simtomatik dan rehabilitatif. Sebagian besar kasus vertigo tidak diketahui kausanya sehingga terapi lebih banyak bersifat simtomatik dan rehabilitatif. Terapi simtomatik bertujuan meminimalkan 2 gejala utama yaitu rasa berputar dan gejala otonom. Untuk mencapai tujuan itu digunakanlah vestibular suppresant dan antiemetik. Beberapa obat yang tergolong vestibular suppresant adalah antikolinergik, antihistamin, benzodiazepin, calcium channel blocker, fenotiazin, dan histaminik. Antikolinergik bekerja dengan cara mempengaruhi reseptor muskarinik. Antikolinergik yang dipilih harus mampu menembus sawar darah otak (sentral). Idealnya, antikolinergik harus bersifat spesifik terhadap reseptor vestibular agar efek sampingnya tidak terlalu berat. Sayangnya, belum ada.Benzodiazepin termasuk modulator GABA yang bekerja secara sentral untuk mensupresi repson dari vestibular. Pada dosis kecil, obat ini bermanfaat dalam pengobatan vertigo. Efek samping yang dapat segera timbul adalah terganggunya memori, mengurangi keseimbangan, dan merusak keseimbangan dari kerja vestibular.Antiemetik digunakan untuk mengontrol rasa mual. Bentuk yang dipilih tergantung keadaan pasien. Oral untuk rasa mual ringan, supositoria untuk muntah hebat atau atoni lambung, dan suntikan intravena pada kasus gawat darurat. Contoh antiemetik adalah metoklorpramid 10 mg oral atau IM dan ondansetron 4-8 mg oral.Terapi rehabilitasi bertujuan untuk membangkitkan dan meningkatkan kompensasi sentral dan habituasi pada pasien dengan gangguan vestibular. Mekanisme kerja terapi ini adalah substitusi sentral oleh sistem visual dan somatosensorik untuk fungsi vestibular yang terganggu, mengaktifkan kendali tonus inti vestibular oleh serebelum, sistem visual dan somatosensorik, serta menimbulkan habituasi, yaitu berkurangnya respon terhadap stimulasi sensorik yang diberikan berulang-ulang.

Tabel 4. Terapi Obat Antivertigo

GolonganDosis oralAntiemetikSedasiMukosa KeringEkstrapiramidal

FlunarisinSinarizinPrometasinDifenhidrinatSkopolaminAtropinAmfetaminEfedrinProklorperasinKlorpromasinDiazepamHaloperidolBetahistinCarvedilolKarbamazepinDilantin1x5-10 mg3x25 mg3x25-50 mg3x50 mg3x0,6 mg3x0,4 mg3x5-10 mg3x25 mg3x3 mg3x25 mg3x2-5 mg3x0,5-2 mg3x8 mgSedang diteliti3x200 mg3x100 mg+++++++++++++++++---++++++---+++++++++++-+---+++++++++++++-+----++----+-+++++-+++---

Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan, terapi fisik / latihan dan olah raga. Dan jika keduat terapi di atas tidak dapat mengatasi kelainan yang diderita dianjurkan untuk terapi bedah.Obat-obatan yang biasanya digunakan adalah1. Antikolinergik / parasimpatolik2. Antihistamin3. Penenang minor dan Mayor4. Simpatomimetik5. Kombinasi tersebut di atas.Berdasarkan hipotesis Kanalolithiasis, dapat digunakan teknik pley yaitu posisi kepala 45 derajat menoleh ke arah telinga yang sakit, kemudian pasien digerakkan dari posisi duduk ke posisi Hallpike dengan telinga sakit di bawah. Pasien dapat dipertahankan dengan posisi ini selama 3 menit dan kemudian kepala dengan lambat dirotasikan ke arah berlawanan dan dipertahankan 4 menit lalu pasien didudukkan.

K. PROGNOSISPrognosis pasien dengan vertigo vestibular tipe perifer umumnya baik, dapat terjadi remisi sempurna. Sebaliknya pada tipe sentral, prognosis tergantung dari penyakit yang mendasarinya. Infark arteri basilar atau vertebral, misalnya, menandakan prognosis yang buruk.

L. PENCEGAHANLangkah-langkah berikut ini dapat meringankan atau mencegah gejala vertigo: Tidurlah dengan posisi kepala yang agak tinggi Bangunlah secara perlahan dan duduk terlebih dahulu sebelum kita berdiri dari tempat tidur Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang Hindari posisi mendongakkan kepala, misalnya untuk mengambil suatu benda dari ketinggian Gerakkan kepala secara hati-hati jika kepala kita dalam posisi datar (horisontal) atau bila leher dalam posisi mendongak.

BAB IIIKESIMPULAN

Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan atau gangguan orientasi di ruangan. Istilah yang sering digunakan oleh awam adalah: puyeng, sempoyongan, mumet, pusing, pening, tujuh keliling, rasa mengambang, kepala terasa enteng, rasa melayang. Vertigo perlu dipahami karena merupakan keluhan nomer tiga paling sering dikemukakan oleh penderita yang datang ke praktek umum, bahkan orang tua usia sekitar 75 tahun, 50 % datang ke dokter dengan keluhan vertigo.Vertigo terjadi bukan karena faktor keturunan, namun ada beberapa faktor yang menyebabkan vertigo seperti karena serangan migren, radang pada leher, mabuk kendaraan, infeksi bakteri pada telinga dan kekurangan asupan oksigen ke otak.Prognosis pasien dengan vertigo vestibular tipe perifer umumnya baik, dapat terjadi remisi sempurna. Sebaliknya pada tipe sentral, prognosis tergantung dari penyakit yang mendasarinya. Infark arteri basilar atau vertebral, misalnya, menandakan prognosis yang buruk. Semoga dengan kemajuan ilmu bedah saraf di masa yang akan datang, vertigo tak lagi menjadi momok.

DAFTAR PUSTAKA

Andradi, S. Aspek Neurologi dan Vertigo. Cermin Dunia Kedokteran.

Joesoef A. Neurotologi Klinis : Vertigo, Kelompok Studi Vertigo. Perdossi, 2002.

Makalah Lengkap Simposium dan Pelatihan Neurologi. 24 Juli 2011.

Mardjono, M dan Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. PT Dian Rakyat : Jakarta. 2008.

Ropper, Samuel MA. Principles of Neurology 9th. US. The McGraw Hill Companies, Inc. 2009.

Simon RP. Clinical Neurology 7th ed. The McGraw Hill Companies. Inc. 2009.24