usia penyapihan dengan status gizi anak 1-3 tahun

23
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai konsep penyapihan, konsep status gizi, dan konsep anak sebagai acuan dalam penyusunan kerangka konsep dan hipotesa. A. Konsep Penyapihan 1) Pengertian penyapihan Menurut NN (2007) menyapih adalah proses berhentinya masa menyusui secara berangsur-angsur atau sekaligus. Proses itu dapat disebabkan oleh si anak itu sendiri untuk berhenti menyusu atau bisa juga dari sang ibu untuk berhenti menyusui anaknya, atau dari keduanya dengan berbagai alasan (http://creasoft.wordpress.com, 2008). Menyapih adalah proses bertahap yaitu mula- mula dengan mengurangi frekuensi pemberian ASI, sampai dengan berhentinya proses pemberian ASI. (Camain, 2007). 2) Usia penyapihan 6

description

usia penyapihan dengan status gizi anak 1-3 tahun

Transcript of usia penyapihan dengan status gizi anak 1-3 tahun

Page 1: usia penyapihan dengan status gizi anak 1-3 tahun

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan dibahas mengenai konsep penyapihan, konsep status

gizi, dan konsep anak sebagai acuan dalam penyusunan kerangka konsep dan

hipotesa.

A. Konsep Penyapihan

1) Pengertian penyapihan

Menurut NN (2007) menyapih adalah proses berhentinya masa

menyusui secara berangsur-angsur atau sekaligus. Proses itu dapat

disebabkan oleh si anak itu sendiri untuk berhenti menyusu atau bisa juga

dari sang ibu untuk berhenti menyusui anaknya, atau dari keduanya

dengan berbagai alasan (http://creasoft.wordpress.com, 2008).

Menyapih adalah proses bertahap yaitu mula-mula dengan

mengurangi frekuensi pemberian ASI, sampai dengan berhentinya proses

pemberian ASI. (Camain, 2007).

2) Usia penyapihan

Menurut WHO masa pemberian ASI diberikan secara eksklusif 6

bulan pertama kemudian dianjurkan tetap diberikan setelah 6 bulan

berdampingan dengan makanan tambahan hingga umur 2 tahun atau lebih

(http://creasoft wordpress.com, 2008)

3) Dampak penyapihan ASI yang terlalu dini

Adapun dampak dari penyapihan dini antara lain :

6

Page 2: usia penyapihan dengan status gizi anak 1-3 tahun

7

a. Menyebabkan hubungan anak dan Ibu berkurang keeratannya karena

proses Bounding Etatman terganggu.

b. Insiden penyakit infeksi terutama diare meningkat.

c. Pengaruh gizi yang menyebabkan malnutrisi pada anak.

d. Mengalami reaksi alergi yang menyebabkan diare, muntah, ruam dan

gatal-gatal karena reaksi dari sistem imun.

(Hegar Badriul, 2006)

4) Faktor-faktor yang mempengaruhi penyapihan

a. Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2002), pengetahuan merupakan hasil tahu

dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap subyek

tertentu. Pengetahuan Ibu merupakan salah satu faktor yang penting

dalam penyapihan anaknya. Karena dengan pengetahuan yang baik

maka Ibu dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang

waktu yang ideal untuk menyapih anaknya.

b. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu proses untuk mengembangkan

semua aspek kepribadian manusia yang meliputi pengetahuan, nilai,

sikap dan keterampilan. Menurut penelitian Nurdrati RD (1998)

menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan Ibu semakin pendek

lama menyusui karena dengan pendidikan yang tinggi, karir dalam

kerjanya juga tinggi dan waktu untuk menyusui lebih banyak disita

untuk bekerja.

c. Jumlah anak

Page 3: usia penyapihan dengan status gizi anak 1-3 tahun

8

Seringkali anak tidak mau menyusu dengan sendirinya, kalau Ibu

sedang hamil. Hal ini karena adanya perubahan hormonal pada Ibu

hamil yang menyebabkan menurunnya produksi ASI dan putting susu

menjadi lunak. Penyapihan juga bisa datang dari Ibunya karena adanya

perasaan yang kurang nyaman, mual, muntah dan kelelahan pada Ibu.

(Soetjiningsih, 1997)

d. Pekerjaan

Walaupun Ibu bekerja sebaiknya terus menyusui bayinya untuk

mencegah penurunan Produksi ASI dan penyapihan dini dianjurkan

mengikuti cara-cara tertentu (Soetjiningsih, 1997).

e. Keadaan payudara Ibu

Keadaan payudara pada Ibu mempunyai peranan yang

menentukan keberhasilan atau kegagalan menyusui.

(Soetjiningsih, 1997)

Hal-hal yang menyebabkan Ibu tidak mau menyusui yaitu :

(1) Puting susu nyeri atau lecet

Masalah yang tersering dalam menyusui adalah puting susu

lecet sekitar 57% dari Ibu menyusui dilaporkan pernah menderita

kelecetan pada putingnya.

(2) Payudara bengkak

Payudara bengkak terjadi karena ASI tidak disusukan dengan

adekuat sehingga ASI terkumpul pada sistem yang mengakibatkan

terjadinya pembengkakan.

(3) Saluran susu tersumbat

Page 4: usia penyapihan dengan status gizi anak 1-3 tahun

9

Keadaan terjadi sumbatan pada susu atau pada duktus

lactifercus adalah :

a) Mastitis yaitu peradangan pada payudara.

b) Abses payudara, yaitu kelanjutan dari

mastitis.

c) Kelainan anatomis pada putting susu, yaitu

puting yang normal menonjol, kalau putting tidak menonjol

berarti puting inverse atau datar (Soetjiningsih, 1997).

f. Kondisi fisik Ibu

Ibu-ibu yang sakit tidak menyusui adalah Ibu yang sakit berat

dengan keadaan umum yang buruk seperti Ibu dengan eklamsi,

penyakit jantung, hepatitis yang berat serta Ibu dengan penyakit

menular seperti TBC dan kanker payudara. (Soetjiningsih, 1997)

g. Kondisi fisik bayi

Bayi enggan menyusu harus mendapat perhatian khusus karena

itu merupakan gejala dari penyakit-penyakit yang membahayakan jiwa

anak. Menurut Soetjiningsih (1997) kondisi fisik yang mempengaruhi

keberhasilan menyusui antara lain : sumbing pada palatum atau bibir,

reformitis fasial lainnya, kelainan gastro intestinal.

h. Kondisi psikologis Ibu

Kecemasan atau stres dapat menghambat proses laktasi

(Lubis, 1998). Menurut Kartono (2007) terutama disebabkan oleh

faktor psikogenis yang disebabkan oleh kondisi psikis atau kejiwaan

Page 5: usia penyapihan dengan status gizi anak 1-3 tahun

10

ibunya yang kurang mapan. Sebab gangguan psikis ibu pasti mengait

pada kondisi psikis anak bayinya.

i. Kondisi spiritual Ibu

Adanya anjuran bagi umat Islam akan pentingya menyusui

didalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 233 yang artinya : “Para Ibu

hendaknya menyusukan anak-anaknya selama 2 tahun penuh yaitu

bagi yang menyempurnakan susuan.”

j. Kultural

Ada pandangan sebagian masyarakat bahwa Ibu menyusui dapat

merusak payudara sehingga mengganggu kecantikan Ibu tersebut dan

sebagian lain menganggap bahwa menyusui merupakan perilaku kuno,

bila ingin disebut modern Ibu menggunakan susu formula.

(Lubis, 1998)

k. Usia Ibu

Usia Ibu secara langsung tidak mempengaruhi dalam

menentukan waktu penyapihan tetapi lebih ada padanya pengalaman

laktasi. (Ebrahim, 1998)

5) Cara-cara menyapih yang benar

Beberapa ahli laktasi menyarankan hal-hal berikut ini :

a. Lakukan proses penyapihan ini secara perlahan, misalnya dengan

mengurangi frekuensi menyusui, lakukan bertahap sampai akhirnya

berhenti sama sekali.

Page 6: usia penyapihan dengan status gizi anak 1-3 tahun

11

b. Alihkan perhatian anak dengan melakukan hal lain sehingga anak

tidak ingat saatnya menyusui.

c. Komunikasikan keinginan anda untuk menyapih dengan anak.

Berikan pengertian yang baik dan dengan komunikasi yang mudah

dicerna anak.

d. Hindari menyapih anak dari menyusu ke pacifier (empeng) atau

botol susu.

e. Jangan menyapih anak ketika ia tidak sehat atau sedang sedih,

kesal atau marah. Hal itu akan membuat anak anda merasa tidak

disayangi.

f. Jangan menyapih secara mendadak dan langsung, hal itu akan

membuat perasaan anak terguncang.

g. Jangan menipu anak anda dengan cara mengoleskan jamu diputing

saat menyusui atau apapun yang membuat rasanya tidak nyaman.

(http://creasoft wordpress.com, 2008)

B. Konsep Status Gizi

1) Pengertian

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan

dan penggunaan zat – zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang,

baik dan lebih (Almatsier S, 2001 : 1)

2) Penilaian status gizi

Page 7: usia penyapihan dengan status gizi anak 1-3 tahun

12

Penilaian status gizi dibagi menjadi dua yaitu penilaian status gizi

secara langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung

dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu : Antropometri, klinis,

biokimia, dan biofisik. Sedangkan penilaian status gizi secara tidak

langsung yaitu : survey konsumsi, statistik vital, faktor ekologi.

(Paath Erna Francin, 2004 : 118 – 119)

Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan

mengukur beberapa parameter (Supariasa IDN, 2001 : 38). Kombinasi

antara beberapa parameter disebut indeks antropometri. Indeks

antropometri yang digunakan adalah berat badan menurut umur (BB/U).

(Supariasa IDN, 2001 : 56)

a. Umur

Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan

penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah.

Cara menghitung umur dengan menentukan tanggal, hari, bulan, dan

tahun pada waktu anak ditimbang, kemudian kurangi dengan tanggal,

hari, bulan dan tahun anak waktu lahir, sehingga didapatkan umur

anak. Bila kelebihan atau kekurangan hari sebanyak 16 hari sampai

dengan 30 hari, dibulatkan menjadi 1 bulan. Bila kelebihan atau

kekurangan hari sebanyak 1-15 hari dibulatkan menjadi 0 bulan.

( Supariasa IDN, 2001 : 38).

b. Berat Badan

Page 8: usia penyapihan dengan status gizi anak 1-3 tahun

13

Pada masa bayi, balita berat badan dapat digunakan untuk melihat laju

pertumbuhan fisik maupun status gizi (Supariasa IDN, 2001 : 56).

Untuk menimbang bayi dan anak dapat di gunakan dacin.

(Supariasa IDN, 2001 : 40).

3. Klasifikasi status gizi

Klasifikasi status gizi dengan antropometri ini ada bermacam-macam,

akan tetapi Departemen Kesehatan RI telah menetapkan melalui

SK Menkes No. 920/Menkes/SK/VII/2002, tanggal 1 Agustus Tahun

2002, untuk menggunakan rujukan Baku WHO-NCHS ( Dinkes Propinsi

Jatim Seksi Gizi Subdin Kesga Dan Gizi Program Perbaikan Gizi

Masyarakat, 2005 : 1 ).

Tabel 2.2 Klasifikasi Status Gizi tabel rujukan Baku WHO-NCHS

INDEKS STATUS GIZI AMBANG BATAS*Berat badan menurut umur (BB/U)

Gizi lebihGizi baikGizi kurangGizi buruk

> +2 SD> - 2 SD sampai + 2 SD< - 2 SD sampai > -3 SD< -3 SD

(sumber: Dinkes Propinsi Jatim Seksi Gizi Subdin Kesga Dan Gizi

Program Perbaikan Gizi Masyarakat)

4. Cara Penilaian Status Gizi

a. Nilai indeks antropometri BB/U, TB/U atau BB/TB dibandingkan

dengan nilai rujukan WHO-NCHS.

b. Dengan menggunakan batas ambang (“Cut Off Point”) untuk masing-

masing indeks, maka status gizi seseorang atau anak dapat ditentukan.

c. Istilah gizi dibedakan untuk setiap indeks yang digunakan agar tidak

terjadi kerancuan dalam interprestasi. (Dinkes Propinsi Jatim Seksi

Page 9: usia penyapihan dengan status gizi anak 1-3 tahun

14

Gizi Subdin Kesga Dan Gizi Program Perbaikan Gizi Masyarakat,

2005 : 1).

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pada anak

a. Pemberian makanan tambahan

Pemberian makanan tambahan pada balita biasanya di peroleh saat

mengikuti posyandu. Adapun pemberian makanan tersebut berupa

makanan pengganti ASI yang biasanya di dapat dari puskesmas

setempat ( http://ekardiansyah.blogspot.com.2007)

b. Tingkat pendapatan keluarga

Di negara seperti Indonesia yang ju,lah pendapatan penduduk sebagian

besar adalah golongan rendah dan menengah akan berdampak kepada

pemenuhan bahan makanan terutama makanan yang bergizi.

Keterbatasan ekonoki yang berarti ketidakmampuan daya beli keluarga

yang berarti tidak mampu membeli makanan yang berkualitas baik,

maka gizi pada balitanya juga akan terganggu

( http://ekardiansyah.blogspot.com.2007)

c. Pemeliharaan kesehatan

Perilaku sehubungan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan ( health

promotion behaviour). Misalnya makan makanan yang bergizi,

olahraga, dan sebagainya termasuk juga perilaku pencegahan penyakit

(health prevention behavior) yang termasuk respons untuk melakukan

pencegahan penyakit.

(http://ekardiansyah.blogspot.com.2007).

Page 10: usia penyapihan dengan status gizi anak 1-3 tahun

15

d. Pola asuh keluarga

Pola asuh keluarga berhubungan dengan menyiapkan makanan,

distribusi makanan dalam keluarga serta memberikan pengasuhan

dasar bagi bayi dan anak seperti memberikan ASI dan makanan

tambahan. Pola asuh makanan anak akan selalu terkait dengan

pemberian makan yang akhirnya akan memberikan sumbangan

terhadap status gizinya. Sebaliknya jika pemberian pengasuhan anak

kurang memadai, terutama keterjaminan makanan dan kesehatan anak

bisa menjadi salah satu faktor yang menghantarkan anak menderita

kurang gizi ( http://ekardiansyah.blogspot.com.2007).

e. Pendidikan orang tua dan pengetahuan gizi

Seseorang yang hanya tamat SD belum tentu jurang mampu menyusun

makanan yang memenuhi persyaratan gizi di bandingkan orang lain

yang pendidikannya lebih tinggi karena sekalipun berpendidikan

rendah kalau orang tersebut rajin mendengarkan siaran pedesaan selalu

turut serta dalam penyuluhan gizi bukan mustahil pengetahuan gizinyz

akan baik ( http://ekardiansyah.blogspot.com.2007).

f. Kesehatan lingkungan

Kesehatan lingkungan yang baik, seperti penyediaan air bersih dan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) akan mengurangi resiko

kejadian penyakit infeksi (Depkes RI, 2002 : 11). Meskipun kesehatan

lingkungan bukan merupakan faktor yang langsung berpengaruh pada

Page 11: usia penyapihan dengan status gizi anak 1-3 tahun

16

status gizi, tetapi faktor ini justru cukup besar peranannya dalam

menentukan kesehatan seseorang

( http://ekardiansyah.blogspot.com.2007 ).

2) Dampak dari status gizi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak

yaitu :

a. Status gizi lebih : obesitas (gizi lebih) akan berdampak terhadap

tingginya kejadian berbagai penyakit infeksi dan

pada orang dewasa tampak dengan meningkatnya

penyakit degeneratif seperti jantung koroner,

diabetes mellitus, hipertensi dan penyakit hati

(Pudjiadi Solihin, 2005 : 145).

b. Status gizi kurang : status pertumbuhan fisik anak terhambat (anak

akan mempunyai tinggi badan lebih pendek),

perkembangan mental terganggu

(Soetjiningsih, 1995 : 6) dan kecerdasan

terhambat sehingga mempunyai IQ lebih rendah

(Depkes RI, 2002 : 8).

c. Status gizi buruk : gizi buruk akan mempengaruhi banyak organ dan

sistem organ yang akan merusak sistem

pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme

maupun pertahanan mekanik. Selanjutnya dapat

terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan

mental serta penurunan skor

Page 12: usia penyapihan dengan status gizi anak 1-3 tahun

17

(Pudjiadi S, 2005 : 234). Penurunan fungsi atau

berpengaruh terhadap kemampuan belajar,

kemampuan anak beraksi terhadap rangsangan

dari lingkungannya dan perubahan kepribadian

anak (Moehji S, 2003 : 10).

3) Penatalaksanaan dampak dari status gizi anak

a. Status gizi lebih obesitas

Dalam pengobatan obesitas dalam prinsipnya adalah sebagai berikut :

(1) Memperbaiki faktor penyebab cara pengasuhan.

(2) Motivasi orang tua balita yang obesitas dalam prinsipnya tegang

pentingnya memperlambat kenaikan berat badan bayi.

(3) Memberikan diet rendah kalori yang seimbang untuk

menghambat kenaikan berat badan, mempertahankan gizi yang

ideal sesuai dengan pertumbuhan anak.

(4) Menganjurkan anak untuk olahraga (bermain secara aktif)

sehingga banyak energi yang digunakan.

(Soetjiningsih, 1995 : 189).

b. Status gizi kurang

(1) Upaya pemenuhan persediaan pangan nasional

terutama melalui peningkatan produksi beraneka ragam pangan.

(2) Peningkatan usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK)

yang diarahkan pada pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan

ketahanan pangan tingkat rumah tangga.

Page 13: usia penyapihan dengan status gizi anak 1-3 tahun

18

(3) Peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan

sistem rujukan mulai dari tingkat pos pelayanan terpadu

(Posyandu) hingga puskesmas dan rumah sakit.

(4) Peningkatan upaya keamanan pangan dan gizi

melalui sistem kewaspadaan pangan dan gizi.

(5) Peningkatan komunikasi, informasi, edukasi

dibidang pangan dan gizi masyarakat

(Almatsier, 2005 : 307).

c. Status gizi buruk

Penderita yang berobat jalan dirumah sakit selalu dipantau berat

badannya (Pudjiadi, S, 2001:133).

C. Konsep Anak

1) Pengertian anak

Menurut UU no. 23 tahun 2002 definisi anak adalah seseorang yang

belum berusia 18 tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan

(http://www.menegpp.go.id, 2004)

Page 14: usia penyapihan dengan status gizi anak 1-3 tahun

19

D. Kerangka Konsep

Gambar 1 Kerangka konseptual hubungan usia penyapihan denganstatus gizi anak usia 1-3 tahun.

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyapihan : 1. Pengetahuan2. Pendidikan3. Jumlah Anak 4. Pekerjaan 5. Keadaan payudara ibu6. Kondisi fisik ibu7. Kondisi fisik bayi8. Kondisi psikologis ibu9. Kondisi Spiritual ibu10. Kultural 11. Usia ibu

Usia Penyapihan

Status Gizi Anak

Faktor-faktor yang

mempengaruhi status gizi :

1. Pemberian makanan

tambahan

2. Tingkat pendapatan

keluarga

3. Pemeliharaan kesehatan

4. Pola asuh keluarga

5. Pendidikan orang tua

dan pengetahuan tentang

gizi

6. Kesehatan lingkungan

Page 15: usia penyapihan dengan status gizi anak 1-3 tahun

20

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyapihan adalah pengetahuan,

pendidikan, jumlah anak, pekerjaan, keadaan payudara ibu, kondisi fisik ibu,

kondisi fisik bayi, kondisi psikologis ibu, kondisi spiritual ibu, kultural, usia

ibu. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi anak adalah :

pemberian makanan tambahan, tingkat pendapatan keluarga, pemeliharaan

kesehatan, pola asuh keluarga, pendidikan orang tua dan pengetahuan tentang

gizi, kesehatan lingkungan. Yang diteliti dalam penelitian ini adalah hubungan

usia penyapihan dengan status gizi anak.

G. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pernyataan penelitian. (Nursalam, 2003).

Hipotesis (Ho) menyatakan tidak ada hubungan variabel yang satu

dengan yang lain.

Hipotesis alternatif (Ha) menyatakan ada hubungan antara variabel yang

satu dengan yang lain.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha) yaitu ada

hubungan antara usia penyapihan dengan status gizi anak 1-3 tahun.