Perhitungan Status Gizi

31
PERHITUNGAN STATUS GIZI

description

Untuk mengetahui perhitungan status gizi

Transcript of Perhitungan Status Gizi

Page 1: Perhitungan Status Gizi

PERHITUNGAN STATUS GIZI

Page 2: Perhitungan Status Gizi

PENGERTIAN INDEKS ANTROPOMETRIdan kaitannya denganINDIKATOR STATUS GIZI

INDEKS ANTROPOMETRI adalah bentuk penyajian parameter antropometri (berat badan dan tinggi badan) yang dikaitkan dengan variabel UMUR atau merupakan kombinasi antara keduanya (BB/U, TB/U dan BB/TB). Indeks-indeks ini digunakan sebagai INDIKATOR STATUS GIZI karena nilai-nilainya digunakan dalam penentuan status gizi seseorang/anak.

Page 3: Perhitungan Status Gizi

CARA PENILAIAN STATUS GIZI

1.Nilai-nilai indeks antropometri (BB/U, TB/U atau BB/TB) dibandingkan dengan nilai RUJUKAN yang dalam hal ini digunakan Rujukan WHO-NCHS).

2.Dengan menggunakan batas ambang (“cut-off point”) untuk masing-masing indeks, maka status gizi seseorang atau anak dapat ditentukan.

3.Istilah status gizi dibedakan untuk setiap indeks yang digunakan agar tidak terjadi kerancuan dalam interpretasi.

Page 4: Perhitungan Status Gizi

Indeks BB/TBa. Normal bila Z_Score terletak dari > -2 SD s/d +2 SDb. Kurus bila Z_Score terletak dari > -3 SD s/d < -2 SDc. Sangat kurus bila Z_Score terletak < -3 SDd. Gemuk bila Z_Score terletak > +2 SD

Page 5: Perhitungan Status Gizi

BATAS AMBANG DAN ISTILAH STATUS GIZI UNTUK INDEKS BB/U, TB/U dan BB/TB(Berdasar Hasil Kesepakatan Pakar Gizi, Januari 2000)

Indeks BB/U:a. Gizi baik bila Z_Score terletak dari > -2 SD s/d +2 SD b. Gizi kurang bila Z_Score terletak dari >-3 SD s/d <-2 SDc. Gizi buruk bila Z_Score terletak < -3 SDd. Gizi lebih bila Z_Score terletak > +2 SD

Indeks TB/U:a. Normal bila Z_Score terletak > -2 SDb. Pendek bila Z_Score terletak dari > -3 SD s/d < -2 SD

Page 6: Perhitungan Status Gizi

Prinsip 1: Rujukan antropometri dibentuk berdasarkanSebaran NORMAL nilai indikator pada populasiSehat, tidak mempunyai masalah Sos-Ekon

Kurva Sebaran Normal Nilai Z_Score Indikator Antropometri

Page 7: Perhitungan Status Gizi

Pertimbangan dalam Menetapkan Batas Ambang (“Cut-off point”) Status Gizi

Didasarkan pada asumsi resiko kesehatan:

1. Antara -2 SD s/d +2 SD tidak memiliki atau beresiko paling ringan untuk menderita masalah kesehatan

2. Antara -2 s/d -3 atau antara +2 s/d +3 memiliki resiko cukup tinggi (“mode-rate”) untuk menderita masalah kesehatan

3. Di bawah -3 SD atau di atas +3 SD memiliki resiko tinggi untuk menderita masalah kesehatan

Page 8: Perhitungan Status Gizi

95%

1. Suatu masyarakat disebut tidak mempunyai masalah kesehatan masyarakat bila 95 % balita berstatus gizi baik (antara -2 SD s/d +2 SD)

Page 9: Perhitungan Status Gizi

2%2%

2. Suatu masyarakat disebut tidak mempunyai masalah kesehatan masyarakat bila hanya ada 2,0 % balita berada antara -2 SD dan -3 SD, atau antara +2 SD dan +3 SD

Page 10: Perhitungan Status Gizi

0.5%0.5%

3. Suatu masyarakat disebut tidak mempunyai masalah kesehatan masyarakat bila hanya ada 0,5 % balita berada di bawah -3 SD, atau di atas +3 SD

Page 11: Perhitungan Status Gizi

4. Bila dalam masyarakat ada lebih dari 2,5% balitaberada <-2 SD tetapi kurang dari 0,5% berada<-3 SD kemungkinan besar penyebabnya masa-lahnya adalah kekurangan zat gizi karena berbagaifaktor (kemiskinan, ketidak tahuan, pola asuh yangberkaitan dengan penyakit)

5. Bila dalam suatu masyarakat ada lebih dari 2,5 %balita <-2 SD dan lebih dari 0,5% anak < -3 SD,maka masyarakat tersebut masih memiliki masalahgizi yang perlu penanganan secara komprehensifterhadap akar masalahnya.

Page 12: Perhitungan Status Gizi

Indeks BB/U

BB memberikan gambaran tentang massa tubuh (otot dan lemak)

BB merupakan ukuran antropometri yg sangat labil karena massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan keadaan yg mendadak(sakit, kurang nafsu makan, atau berkurangnya konsumsi makanan.

Karena sifat labil tersebut maka indeks BB/U menggambarkan status gizi pd saat kini.

Indek ini dapat mendeteksi under & overweight

Page 13: Perhitungan Status Gizi

Kelebihan Indeks BB/U

1. Dpt lebih mudah dimengerti & lbh cepat dimengerti oleh masyarakat umum

2. Sensitif utk melihat perubahan status gizi jangka pendek

3. Dpt mendeteksi kelebihan BB4. Hasil objektif, kalau diulang memberikan

hasil yg sama5. Peralatan dpat dibawa kemana-mana, dan

relatif murah6. Pengukuran mudah dilaksanakan & teliti7. Pengukuran tdk memakan waktu banyak

Page 14: Perhitungan Status Gizi

Kekurangan Indeks BB/U

1. Dapat mengakibatkan kekeliruan interpretasi status gizi bila terdapat oedema

2. Memerukan data umur yang akurat

3. Sering terjadi kesalahan dalam pengukuran.

4. Secara operasional sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya setempat.

Page 15: Perhitungan Status Gizi

Indeks BB/TB atau BB/PB

BB mempunyai hubungan linier dgn TB, Dalam keadaan normal perkembangan BB searah dengan pertambahan TB dengan kecepata tertentu.

Menggambarkan status gizi maka kini, biasanya digunakan kalau data umur tdk diketahui.

Indikator kekurusan (wasting)

Page 16: Perhitungan Status Gizi

Kelebihan Indek BB/TB

1. Hampir bebas terhadap pengaruh umur dan ras

2. Dapat membedakan keadaan anak dalam penilaian BB relatif terhadap TB : kurus, cukup, gemuk, dan keadaan marasmus atau bentuk KEP lainnya

Page 17: Perhitungan Status Gizi

Kelemahan Indeks BB/TB

1. Tidak dapat memberi gambaran apakan anak tersebut pendek, cukup TB atau kelebihan TB, karena faktor umur tidak diketahui

2. Dalam praktek sering dialami kesulitan ketika mengukur PB baduta atau TB anak balita

3. Sering terjadi kesalahan membaca angka hasil pengukuran, terutama bila pembacaan dilakukan oleh tenaga non-profesional

Page 18: Perhitungan Status Gizi

Indeks TB/U atau PB/U

TB adalah ukuran antropometri yang mengambarkan keadaan pertumbuhan skeletalDalam keadaan normal, TB tumbuh bersamaan dengan pertambahan umurPertumbuhan TB, tdk sama seperti BB, relatif kurang sensitif terhadap defisiensi gizi dalam jangka pendek. Indeks TB/U menggambarkan status gizi masa lalu

Page 19: Perhitungan Status Gizi

Kelebihan indeks TB/U

1. Merupakan indikator yang baik untuk mengetahui kurang gizi pada masa lampau

2. Alat mudah dibawa-bawa ke lapangan dan dpt dibuat secara lokal

3. Jarang orang tua keberatan diukur anaknya

4. Pengukuran objektif

Page 20: Perhitungan Status Gizi

Kelemahan indeks TB/U

1. Dalam menilai intervensi, harus disertai dengan indek lain (BB/U), karena perubahan TB tdk banyak terjadi dalam waktu singkat

2. Membutuhkan beberapa alat pengukuran (bayi dan balita)

3. Lebih melakukan pengukuran secara teliti bagi tenaga yg kurang terlatih

4. Memerlukan tenaga 2 orang utuk mengukur PB anak

5. Umur anak kadang-kadang sulit didapat secara pasti

Page 21: Perhitungan Status Gizi

Standar Antropometri

A. Standar Internasional 1. NCHS (National Center For Health

Statistic)

2. Harvard

3. WHO

B. Standar Lokal

Page 22: Perhitungan Status Gizi

Standar WHO - NCHS

Standar deviasi unit (Z-Skor)

Rumus perhitungan Z-Skor

Nilai Individu Subyek-Nilai Median Baku Rujukan

Z-Skor = Nilai Simpang Baku Rujukan

Page 23: Perhitungan Status Gizi

PENGOLAHAN SECARA MANUAL

RUMUS UNTUK MENGHITUNG STATUS GIZI DENGAN Z-SCORE

A. Bila Nilai Riil, BB, TB di atas nilai Median

B. Bila Nilai Riil, BB, TB di bawah nilai Median

(Median) Nilai SD) 1( Nilai

(Median) Nilai (Rill) Nilai

SD) (-1 Nilai - (Median) Nilai

(Median) Nilai (Rill) Nilai

C. Bila Nilai Riil, BB, TB sama dengan nilai Median

(Median) Nilai

(Median) Nilai (Rill) Nilai

Page 24: Perhitungan Status Gizi

BATAS AMBANG DAN ISTILAH STATUS GIZI UNTUK INDEKS BB/U, TB/U dan BB/TB(Berdasar Hasil Kesepakatan Pakar Gizi, Januari 2000)

Indeks Status Gizi Nilai Z-SCORE

BB/U Gizi lebihGizi baikGizi kurangGizi buruk

> 2 SD- 2 SD sampai + 2 SD< - 2 SD sampai – 3 SD< - 3 SD

TB/U Normal Pendek / Stunted

- 2 SD sampai + 2 SD< -2 SD

BB / TB GemukNormalKurus (wasted)Sangat kurus

> 2 SD- 2 SD sampai + 2 SD< - 2 SD sampai – 3 SD- 3 SD

Page 25: Perhitungan Status Gizi

Kategori Status Gizi BB/U

>+ 2 SD = BB Lebih (G.Lbh)

2 s/d + 2 SD = BB Normal (G.N)

-3 s/d < - 2 SD = BB Rdh (G.Krg)

< - 3 SD = BB Sgt Rdh (G.B)

Page 26: Perhitungan Status Gizi

Kategori BB/TB

>+ 2 SD = Gemuk

2 s/d + 2 SD = Normal

3 s/d < - 2 SD = Kurus

< - 3 SD =Sgt Kurus

Page 27: Perhitungan Status Gizi

Kategori TB/U

>+ 2 SD = Jangkung

-2 s/d + 2 SD = Normal

-3 s/d < - 2 SD = Pendek

< - 3 SD =Sgt Pendek

Page 28: Perhitungan Status Gizi

CONTOH

Seorang anak perempuan umur 24 bulan, TB. 67 cm, BB 11,2 kg

Seorang anak laki-laki umur 45 bulan,TB. 90 cm, BB. 14,5 kg

Seorang anak laki-laki umur 70 bulan, TB. 110 cm, BB 22 kg

Hitung distribusi simpangan baku untuk ketiga anak tersebut.

Page 29: Perhitungan Status Gizi

BB Menurut Umur (BB/U)

-3 -2 -1 Median +1 +2 +3

1. 24 bulan 8,2 9,4 10,7 11,9 13,2 14,5 15,8

2. 45 bulan 10,7 12,5 14,4 16,2 18,2 20,1 22,4

3. 70 bulan 14,8 17,3 19,9 22,5 26,0 19,5 33,1

TB Menurut Umur (TB/U)

-3 -2 -1 Median +1 +2 +3

1. 24 bulan 79,6 79,9 83,2 86,5 89,8 93,0 96,3

2. 45 bulan 88,6 92,7 96,9 101,0

3. 70 bulan 105,6 110,7 115,7 120,8 125,8 130,9 136,0

BB Menurut TB (BB/TB)

-3 -2 -1 Median +1 +2 +3

1. 24 bulan 5,3 6,0 6,8 7,5 8,3 9,0 9,8

2. 45 bulan 9,8 10,0 12,1 13,3 14,7 16,2 17,6

3. 70 bulan 13,8 15,4 17,1 18,7 20,4 22,2 24,0

Page 30: Perhitungan Status Gizi

KESALAHAN PLOT SEBAGAI AKIBAT KETIDAKTELITIAN UMUR

0

2

4

6

8

10

12

kg

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Umur (bulan)

Anak umur 2 bulandi plot pada umur1 bulan

Anak umur 5 bulandi plot pada umur4 bulan

Anak umur 8 bulandi plot pada umur6 bulan

Page 31: Perhitungan Status Gizi

TERIMA TERIMA KASIHKASIH