tumor paru

15
1. Anatomi Paru Paru-paru adalah organ pada system pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan system peredaran darah (sirkulasi) vertebrata yang bernapas dengan udara. Fungsinya adalah menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah. Paru-paru terdiri dari organ-organ yang sangat kompleks. Bernapas terutama digerakkan oleh otot diafragma (otot yang terletak antara dada dan perut). Saat menghirup udara, otot diafragma akan mengerut, ruang yang menampung paru-paru akan meluas. Begitu pula sebaliknya, saat menghembuskan udara, diafragma akan mengembang dan paru-paru akan mengempis mengeluarkan udara. Akibatnya, udara terhirup masuk dan terdorong keluar paru-paru melalui trakea dan tube bronchial atau bronchi, yang bercabang-cabang dan ujungnya merupakan alveoli, yakni kantung-kantung kecil yang dikelilingi kapiler yang berisi darah. Di sini oksigen dari udara berdifusi ke dalam darah, dan kemudian dibawa oleh hemoglobin. Selama hidup paru kanan dan kiri lunak dan berbentuk seperti spons dan sangat elastic. Jika rongga thorax dibuka volume paru akan segera mengecil sampai 1/3 atau kurang. Paru-paru terletak di samping kanan dan kiri mediastinum. Paru satu dengan yang lain dipisahkan oleh jantung dan pembuluh-pembuluh besar

description

radiologi-tumor paru

Transcript of tumor paru

1. Anatomi Paru

Paru-paru adalah organ pada system pernapasan (respirasi) dan

berhubungan dengan system peredaran darah (sirkulasi) vertebrata yang bernapas

dengan udara. Fungsinya adalah menukar oksigen dari udara dengan karbon

dioksida dari darah. Paru-paru terdiri dari organ-organ yang sangat kompleks.

Bernapas terutama digerakkan oleh otot diafragma (otot yang terletak antara dada

dan perut). Saat menghirup udara, otot diafragma akan mengerut, ruang yang

menampung paru-paru akan meluas. Begitu pula sebaliknya, saat menghembuskan

udara, diafragma akan mengembang dan paru-paru akan mengempis

mengeluarkan udara.

Akibatnya, udara terhirup masuk dan terdorong keluar paru-paru melalui

trakea dan tube bronchial atau bronchi, yang bercabang-cabang dan ujungnya

merupakan alveoli, yakni kantung-kantung kecil yang dikelilingi kapiler yang

berisi darah. Di sini oksigen dari udara berdifusi ke dalam darah, dan kemudian

dibawa oleh hemoglobin.

Selama hidup paru kanan dan kiri lunak dan berbentuk seperti spons dan

sangat elastic. Jika rongga thorax dibuka volume paru akan segera mengecil

sampai 1/3 atau kurang. Paru-paru terletak di samping kanan dan kiri

mediastinum. Paru satu dengan yang lain dipisahkan oleh jantung dan pembuluh-

pembuluh besar serta struktur lain di dalam mediastinum. Masing-masing paru

berbentuk kerucut dan diliputi oleh pleura visceralis, dan terdapat bebas di dalam

cavitas pleuralis masing-masing, hanya dilekatkan pada mediastinum oleh radix

pulmonalis.

Setiap paru-paru memiliki :

a. Apeks ; tumpul, menonjol ke atas ke dalam leher sekitar 2,5cm di atas

clavicula

b. Permukaan costo-vertebral ; menempel pada bagian dalam dinding dada

c. Permukaan mediastinal ; menempel pada pericardium dan jantung

d. Basis pulmonis ; terletak pada diafragma

Batas-batas paru :

a. Apeks ; atas paru (atas costae) sampai dengan di atas clavicula

b. Atas ; dari clavicula sampai dengan costae II depan

c. Tengah ; dari costae II sampai dengan costae IV

d. Bawah ; dari costae IV sampai dengan diafragma

A. Pulmo Dextra

Pulmo dexter sedikit lebih besar dari pulmo sinister dan dibagi oleh fissura

obliqua dan fissura horizontalis pulmonis dexter menjadi tiga lobus ; lobus

superior, lobus medius, dan lobus inferior. Fissura oblique berjalan dari

pinggir inferior ke atas dan ke belakang menyilang permukaan medial dan

costalis sampai memotong pinggir posterior sekitar 6,25cm di bawah apex

pulmonis. Fissura horizontalis berjalan horizontal menyilang permukaan

costalis setinggi cartilage costalis IV dan bertemu dengan fissure obliqua pada

linea axillaris media.Pulmo dexter mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima

buah segmen pada lobus superior, dua buah segmen pada lobus medial, dan

tiga buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini terbagi lagi

menjadi belahan-belahan yang bernama lobules.

Diantara lobules satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang

berisi pembuluh darah, getah bening, dan saraf. Dalam tiap lobules terdapat

sebuah bronkeolus. Di dalam lobules, bronkeolus ini bercabang-cabang yang

disebut duktus alveolus. Tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang

diameternya antara 0,2-0,3mm.

Segmen pulmo dexter :

a. Lobus superior : - segmen apicale

- Segmen posterior

- Segmen anterior

b. Lobus medius : - segmen lateral

- Segmen medial

c. Lobus inferior : - segmen apicobasal

- Segmen mediobasal

- Segmen anterobasal

- Segmen laterobasal

- Segmen posterobasal

Hilus pulmonalis dexter terdiri dari :

a. A. pulmonalis dextra

b. Bronchus principales dextra ; bronchus lobaris superior, medius dan

inferior

c. Vv. Pulmonalis dextra

d. Nodule lymphideus

B. Pulmo Sinistra

Pulmo sinister dibagi oleh fissure oblique dengan cara yang sama menjadi

dua lobus; lobus superior dan lobus inferior. Pada pulmo sinister tidak ada

fissure horizontalis.

Segmen pulmo sinister :

a. Lobus superior : - segmen apicoposterior

- Segmen anterior

- Segmen lingual superior

- Segmen lingual inferior

b. Lobus inferior : - segmen apicobasal

- Segmen antero medial basal

- Segmen laterobasal

- Segmen posterobasal

Hilus pulmo sinister :

a. A. pulmonalis sinistra

b. Bronchus principales sinistra

c. Vv. Pumonalis sinistra

d. Noduli lymphoideus

Pada pulmo sinister terdapat incisura cardiac yang merupakan lengkung untuk

jantung (cardiac notch) dan impression cardiac yang lebih besar, karena 2/3

jantung terletak di pulmo sinistra.

Gambar 1. Lobus Paru Dextra dan Sinistra

Gambar 2. Segmen Paru Dextra dan Sinistra

Gambar 3. Batas-batas Paru

Gambar 4. Hilus Paru

Gambar 5. Gambaran Radiologi Paru Normal

2. Tumor Paru

Pada orang normal, pertumbuhan dan kematian sel diatur sedemikian rupa

sehingga selalu dalam keadaan seimbang. Bila mekanisme ini terganggu maka

selakan tumbuh dengan semena mena sehingga sel tersebut membesar dengan

tidak terkontrol yang kemudian dikenal dengan nama tumor. Tumor/ neoplasma

terbagi menjadi 2 :

Tumor jinak : ekspansif (mendesak)Tumor junak pada umumnya tumbuh

secara ekspansif pada jaringansekelililngnya dan memiliki simpai (kapsul).-

Tumor ganas : infiltrative ( menembus); ganasTumor ganas menginfiltrasi

jaringan sekitarnya dan tidak memiliki simpai(kapsul).

A. Tumor Jinak Paru

Tumor jinak paru jarang dijumpai, hanya sekitar 2% dari seluruh

tumor paru, biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan rutin,

karena tumor jinak jarang memberikan keluhan dan tumbuh lambat sekali.

Tumor jinak paru yang sering dijumpai adalah hamartoma. Jenis tumor jinak

lain yang lebih jarang dijumpai adalah fibroma, kondroma, lipoma,

hemangioma, tumor neurogenik, papiloma, leiomiofibroma, dan lain-lain.

1. Hamartoma

Hamartoma merupakan tumor jinak paru yang pertambahan

besarnya berlangsung dengan sangat lambat. Tumor ini jarang didapati

pada anak-anak, biasanya di atas umur 40 tahun. Sebagian besar (90%0

ditemukan di perifer paru dan sebagian lagi di sentral (endobronkial) dan

sering terdapat di beberapa bagian paru (multiple).

Bentuk tumor bulat atau bergelombang (globulated) dengan batas

yang tegas. Biasanya ukuran kurang dari 4cm dan sering mengandung

kalsifikasi berbentuk bercak-bercak garis atau gambaran popcorn.

Kalsifikasi ini akan bertambah dengan bertambah besarnya tumor.

Pembentukan kavitas tidak pernah terjadi.

2. Kista Paru

Terbentuknya kista paru merupakan hiperinflasi udara ke dalam

parenkim paru melalui suatu celah berupa klep akibat suatu peradangan

kronis. Kista paru dapat pula disebabkan kelainan kongenital yang secara

radiologik tidak dapat dibedakan dengan kista paru didapat (akibat

peradangan). Gambaran radiologik memberi bayangan bulat berdinding

tipis dengan ukuran bervariasi. Bila kista paru lebih dari satu dan tersebar

di kedua paru dikenal sebagai paru polikistik.

Gambar 6. Hamartoma

Gambar 7. Kista Paru

B. Tumor Ganas Paru

Lebih dari 90% tumor paru primer merupakan tumor ganas, dan

sekitar 95% tumor ganas termasuk karsinoma bronkogenik. Kanker paru

sekarang ini telah menjadi penyebab utama kematian akibat kanker pada

laki-laki maupun perempuan. Insidensi tertinggi terjadi pada usia antara

55-65 tahun.

CA BRONKOGENIK

Karsinoma bronkogenik merupakan tumor ganas paru yang berasal

dari bronkus. Meskipun etiologi karsinoma bronkogenik yang sebenarnya

belum diketahui, tetapi ada tiga factor yang bertanggung jawan dalam

peningkatan insidensi penyakit ini : merokok, bahaya industry dan polusi

udara.

Karsinoma bronkogenik dibagi menjadi karsinoma sel skuamosa,

karsinoma sel kecil, adenokarsinoma, karsinoma sel besar, dan gabungan

adenokarsinoma dan epidermoid.

Patofisiologi : karsinoma bronkogenik serupa dengan kanker di tempat

lain, muncul melalui akumulasi bertahap kelainan genetik yang

menyebabkan transformasi epitel bronkus jinak menjadi jaringan

neoplastik. Rangkaian perubahan molekular tidak bersifat acak, tetapi

mengikuti suatu sekuensi yang sejajar dengan perkembangan histologik

menjadi kanker. Perubahan genetik tertentu, seperti hilangnya bahan

kromosom 3p (gen penekan tumor), dapat ditemukan, bahkan pada epitel

bronkus jinak pasien kanker paru, serta di epitel pernapasan perokok yang

tidak mengidap kanker paru, yang mengisyaratkan bahwa pajanan ke

karsinogen menyebabkan mukosa pernapasan secara luas mengalami

mutagenisasi. Dalam kaitannya dengan pengaruh karsinogenik, terdapat

bukti kuat bahwa merokok dan gangguan lain dari lingkungan, merupakan

penyebab perubahan genetic yang menyebabkan kanker paru.

Gambaran Radiologi : pada foto thoraks PA tampak gambaran massa

semiopak homogen, bisa sentral di bronkus primer, bisa di perifer dari

alveolus, gambaran membulat dengan tepi irreguler. Dari massa tersebut

terjadi spinasi (pertumbuhan radier ke jaringan yang sehat) menyerupai

kaki (pseupodia) sehingga gambaran Ca adalah seperti kepiting. Tumor

tersebut dapat bermetastase ke paru yang lain sehingga didapatkan lesi

satelit di pulmo lain.

Gambar 8. Ca Bronkogenik

Gambar 9. Tumor Mediastinum