TUGAS TERSTRUKTUR
-
Upload
muhammad-rayhan -
Category
Documents
-
view
57 -
download
5
description
Transcript of TUGAS TERSTRUKTUR
TUGAS TERSTRUKTUR
ILMU DAN TEKNOLOGI DAGING TELUR SUSU KULIT
“STRUKTUR DAN KOMPOSISI KIMIA TELUR”
KELOMPOK 1
Disusun Oleh :
Suci Ningrum
Ashar Saputra
Arif Wibowo
Digdho Ardiansyah
Jangga Haris Setiadi
Dulyani
Winata Yudatama
Bili Prihatna
D1E008002
D1E008003
D1E008009
D1E008011
D1E008018
D1E008019
D1E008020
D1E008023
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2011
1
PENDAHULUAN
Hewan unggas betina domestik dapat bertelur secara terus-menerus tanpa
kawin ataupun tanpa adanya rangsangan dari unggas jantan. Fenomena biologis
ini telah dimanfaatkan manusia secara menguntungkan dalam memproduksi telur
infertil untuk konsumsi manusia. Peranan telur dalam kehidupan sehari-hari
tampak semakin penting. Hal ini disebabkan antara lain harga telur yang relatif
murah sehingga terjangkau oleh daya beli masyarakat, disamping dengan semakin
timbulnya kesadara masyarakat akan pentingnya gizi terutama protein hewani.
Telur merupakan salah satu pangan hewani yang disukai masyarakat
karena kandungan gizi yang baik dan rasanya enak. Sebutir telur mengandung
enam sampai tujuh gram protein. Protein telur mengandung semua asam amino
esensial lengkap dan berkualitas sangat baik dibanding sumber makanan lain
seperti ikan, daging, dan ayam. Untuk itu, telur sering dipakai sebagai standar
dalam mengevaluasi protein pangan lain. Telur juga mengandung lemak yang
mudah dicerna dan semua vitamin yang dibutuhkan tubuh selain vitamin C
(Muchtadi & Sugiyono 1992). Cita rasanya yang enak dan harganya yang relatif
murah membuat masyarakat menjadikannya sebagai sumber protein utama.
Komposisi fisik kualitas telur ayam di pengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya bangsa ayam umur,musim, penyakit, lingkungan (suhu dan
kelembaban), pakan dan sistem pengelolaan ayam tersebut (North dan Bell, 1990).
Menurut Anggorodi (1985), zat-zat mineral yang terdapat dalam sebutir telur
mencakup kalsium, fosfor, natrium, khlor, kalium, magnesium, ferrum, yodium,
mangan, zink, kobalt dan kuprum. Jumlahnya bervariasi yang dapat ditemukan
pada telur ayam ras, ayam kampung, itik dan puyuh.(Imam Rahayu, 2003).
ISI
2
Struktur telur secara terperinci dapat dibagi menjadi :
1. Kerabang telur dengan permukaan agak berbintik-bintik. Kerabang telur
merupakan pembungkus telur yang paling tebal, bersifat keras dan kaku. Pada
kerabang terdapat pori-pori yang berfungsi untuk pertukaran gas. Pada
permukaan luar kerabang terdapat lapisan kutikula, yang merupakan
pembungkus telur paling luar.
2. Selaput kerabang luar dan dalam. Selaput kerabang dalam lebih tipis dari
selaput kerabang luar dan keduanya mempunyai ketebalan 0,01 – 0,02 mm.
Pada ujung telur yang tumpul, kedua selaput terpisah dan membentuk rongga.
3. Albumen (putih telur) terdiri dari 4 lapisan, paling dalam lapisan tipis dan
encer atau lapisan chalaziferous (lapisan 4), lapisan ini berhubungan langsung
dengan selaput vitelina; lapisan luar yang tipis dan encer (lapisan 3) yang
mengelilingi lapisan kental (lapisa 2). Paling luar adalah lapisan tipis dan
encer (lapisan 1).
4. Struktur keruh berserat yang terdapat pada kedua ujung kuning telur yang
disebut khalaza dan berfungsi memantapkan posisi kuning telur.
5. Kuning telur yang terdiri dari latebra, diskus terminalis, cincin/lingkaran
konsentris dengan warna gelap dan terang, dan dikelilingi oleh selaput vitelina.
Telur mempunyai struktur yang sangat khusus yang mengandung zat gizi
yang cukup untuk mengembangkan sel yang telah di buahi menjadi seokor anak
ayam. Ketiga komponen pokok telur adalah: kulit telur, putih telur, dan kuning
telur. Secara terperinci struktur telur dibagi menjadi 9 bagian yaitu:
a) Kulit telur dengan permukaan yang agak berbintik-bintik.
b) Membran kulit luar dan dalam yang tipis, berpisah pada ujung yang tumpul
dan membentuk ruang udara.
c) Putih bagian luar yang tipis dan berupa cairan.
d) Putih telur yang kental dan kokoh berbentuk kantung albumen.
e) Putih telur bagian dalam yang tipis dan berupa cairan.
f) Struktur keruh berserat yang terlihat pada kedua ujung kuning telur. Ini
dikenal sebagai khalza dan berfungsi memantapkan posisi kuning telur.
3
g) Lapisan tipis yang mengelilingi kunig telur, dan disebut membran fitelin.
h) Benih atau bastodisc yang telihat sebagai bintik kecil pada permukaan kuning
telur. Dalam telur yang terbuahi, bening ini berkembang menjadi telur ayam.
i) Kuning telur, yang terbagi menjadi kuning telur berwarna putih berbentuk
vas, bermula dari benih ke pusat kuning telur, dan kuning telur yang berlapis
yang merupukan bagian terbesar.( Buckle, K.A., Edwards, R.A., Fleet, G.H
dan Wootton, M. 1987.)
Lebih rendahnya kadar air pada kuning telur mengakibatkan adanya
perbedaan tekanan osmoses antara kuning dan putih telur.( Buckle, K.A.,
Edwards, R.A., Fleet, G.H dan Wootton, M. 1987.)
Telur ayam mengandung 11% kulit, 31% kuning telur dan 55% putih telur.
Isi telur tanpa kulit terbagi atas 65% putih dan 35% kuning telur. Yolk atau
kuning telur mengandung 50% padatan yang terdiri dari 1/3 bagian protein dan
2/3 bagian lemak. Yolk bila disentrifuse akan terpisah menjadi 3 fraksi, yaitu
livetin, komponen glanular, dan lipovitelenin. Lipovitelin dan lipovitelenin adalah
campuran komplek lipoprotein yang apabila lipidanya diekstrak dengan 80%
alkohol akan meninggalkan phosphoprotein, vitelin dan vitelenin. Tiap-tiap jenis
telur memiliki karakteristik sifat fisik dan kimia tertentu.( Muchtadi dan Sugiono
(1992) dalam Herastuti, dkk (2011))
Tabel 1. Komposisi ketiga komponen pokok Telur dalam Persen
Bahan Penyusun Kulit Albumen Kuning TelurBahan anorganikProteinGlukosa
LeGaramAir
95,13,3---
1,6
-12,00,420,30,387,0
-17,00,232,20,348,5
Yolk (kuning telur)
4
Yolk menyusun 30 – 33% berat telur. Yolk berbentuk hampir bulat,
berwarna kuning sampai jingga tua dan terletak di pusat telur. Bahan yang
memberi warna yolk adalah xanthofil, suatu pigmen carotenoid yang diturunkan
dari pakan. Yolk terdiri dari latebra, germinal disc (blastoderm = bintik pusat),
lapisan konsentris terang dan gelap, vitellin membrane (membran vitelin) yang
membungkus yolk, bersifat halus, elastis dan berkilau.
Pada telur infertil, germinal disc tampak sebagai spot (bintik kecil) bentuk
tak teratur, berwarna pucat dan terletak pada permukaan yolk.
Tabel 2. Persentase komponen penyusun yolk
Komponen yolk Berat (gram) Berat (%)
KeseluruhanAirBahan padat
1. Bahan organika. proteinb. lipidac. karbohidrat
2. Bahan anorganik
18,709,109,609,403,106,100,200,20
100,0048,7051,3050,2016,6023,601,001,10
Sumber : Romanoff dan Romanoff, 1963.
Albumen
Albumen menyusun kira-kira 60% dari berat telur total. Albumen terdiri
dari 4 fraksi : lapisan chalaziferous (lapisan kental dalam), lapisan kental encer
dalam (inner thin layer), lapisan kental luar (firm gel-like layer) dan lapisan encer
luar (outer thin layer). Albumen biasanya berwarna sedikit kehijauan yang
disebabkan oleh riboflavin (vitamin B2).
Albumen tersusun atas sebagian besar air. Komponen utama bahan organik
dalam albumen adalah protein. Komponen lain yaitu karbohidrat dan mineral,
sedangkan lipida sangat sedikit bahkan dapat dianggap tidak ada.
Shell Membrane (Membrane Kulit Telur)
Membrane kulit telur terdiri dari dua lapisan, yaitu membrane kulit telur
dalam dan membrane kulit telur luar yang masing-masing tersusun oleh 2 atau 3
lapis anyaman serabut protein yang tidak teratur. Serabut-serabut tersebut
5
disatukan oleh suatu bahan albuminous cementing untuk membentuk membran
tipis, kuat, melekat erat dan bersama-sama membatasi cangkang di sebelah dalam
dan melekat erat padanya. Membran dalam lebih tipis daripada membrane luar.
Tebal keseluruhan 0,01 – 0,02 mm. Kedua membran merupakan barisan
pertahanan terhadap masuknya mikroorganisme, tetapi ini bukan berarti tidak
dapat dilewati mikroorganisme atau gas. Hal ini disebabkan oleh adanya pori-pori
yang halus. Lewatnya gas-gas dan cairan melalui membrane terutama terjadi
karena osmose dan difusi. Menbran tampak berwarna putih seperti kapur, tetapi
ada beberapa yang agak pink (jambon) karena adanya pigmen poryphyrin dalam
jumlah yang sngat kecil.
Shell (cangkang)
Cangkang merupakan lapisan berkapur (calcareous) yang menyusun 9 – 12
% berat telur total. Cangkang terdiri dari bahan organik yang berupa kerangka
dari serabut-serabut yang teranyam halus dan granula-granula serta substansi
interstitial yang tersusun dari campuran garam-garam organik. Cangkang
tersusun kira-kira 94% kalsium karbonat, 1% magnesium karbonat, 1% kalsium
fosfat dan 4% bahan organik terutama protein.
Bentuk telur
Berdasarkan bentuknya telur dibedakan menjadi 5 (lima) macam, yaitu :
a. Biconical, adalah telur yang kedua ujungnya runcing seperti kerucut.
b. Conical, adalah yang salah satu ujungnya runcing seperti kerucut.
c. Elliptical, adalah bentuk telur yang menyerupai elip.
d. Oval, adalah bentuk telur yang menyerupai oval, dan ini merupakan
bentuk yang paling baik.
e. Spherical, adalah bentuk telur yang hampir bulat
Faktor yang mempengaruhi bentuk telur yaitu : genetik dan umur induk. Induk
yang baru mulai bertelur bentuk telur yang dihasilakn cenderung runcing,
memanjang; sedangkan induk yang semakin tua menghasilkan telur yang semakin
ke arah bulat bentuknya.
6
Berat telur
Tabel 3. Telur berdasarkan beratnya, dibagi menjadi kelompok, yaitu :
No Kelompok Berat per butir (gram)1.2.3.4.5.6.
JumboExtra largeLargeMediumSmallPeewee
Lebih dari 6560 – 6555 – 6050 – 5545 – 50kurang dari 45
Komposisi Kimia Telur
Telur tersusun atas sebagian besar air. Bahan padat terdiri atas bahan
organik yaitu protein, lipida dan karbohidrat, sedangkan bahan anorganik tersusun
atas mineral (abu). Bagian terbesar dari isi telur adalah air (75% dari berat telur).
Selanjutnya diikuti bahan organik, yang terdiri atas protein dan lipida, masing-
masing terdapat sekitar 12% dan karbohidrat dalam jumlah kecil, yaitu 1%.
Bahan anorganik terdapat sekitar 1% dari berat isi telur.
Hampir semua telur unggas memiliki kandungan gizi yang sama, hanya
berbeda pada jumlah dan komposisinya (Tabel 2). Sebutir telur dengan berat 58
gram terdiri atas 11% kerabang telur, 58% putih telur, dan 31% kuning telur
(Muchtadi & Sugiyono 1992). Telur ayam utuh tanpa kerabang telur terdiri atas
65% bagian putih telur dan 35% kuning telur dan memiliki kandungan gizi yang
berbeda.
Tabel 4. Komposisi Kimia Berbagai Macam Telur
HewanKadar Air Protein Lemak Karbohidrat Abu
(%) (%) (%) (%) (%)AyamItikAngsaMerpatiPuyuhKalkun
733,770,470,472,873,772,6
12,913,313,913,813,113,1
11,514,513,312,011,111,8
0,90,71,50,81,01,7
1,01,1-
0,91,10,8
Sumber: Muchtadi & Sugiyono (1992)
7
Tabel 5. Komposisi Kimia Telur
KomponenTelur uttuh Putih telur Kuning telur
(%) (%) (%)AirProteinLemakKarbohidratKarbohidrat bebasAbu
37,012,911,51,10,31,0
87,610,9
1,10,40,7
51,116,030,01,10,21,7
Sumber: Muchtadi & Sugiyono (1992)
Tabel 6. Rata-rata komposisi kimia telur (%)
Komponen telur Protein Lipida Karbohidrat Abu/MineralAlbumenYolkTelur utuh
9,7 – 10,615,7 – 16,612,8 – 13,4
0,0331,8 – 35,510,5 – 11,8
0,4 – 0,90,2 – 1,0 0,8 – 1,0
0,5 – 0,61,10,8 – 1,0
Sumber : Stadelman dan Cotterill, 1995
Telur mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap, karena telur
mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan tubuh, hanya vitamin C saja
yang tidak ada. Di bawah ini adalah tabel nilai gizi telur dalam 100 gram bahan
makanan.
Tabel7. Komposisi Zat Gizi dalam 100 gram Telur Ayam Segar
Komposisi KimiaTelur ayam segar
Utuh Kuning telur Putih telurKaloriProteinLemakKarbohidratKalsiumFosforVitamin AVitamin B
(kkal)(gram)(gram)(gram)(gram)(gram)(SI)(SI)
162,012,811,50,754,0180,0900,00,1
361,016,331,90,7
147,0586,02000,00,27
50,010,80,00,86,017,00,00,0
Sumber : komposisi Bahan Makanan, Departemen Kesehatan, 1972
Telur memiliki struktur yang unik dengan bentuk dan ukuran berbeda.
Besar telur bervariasi tergantung jenis, berat badan, umur induk, pakan, dan
fisiologis hewan. Secara umum komponen pokok penyusun telur terdiri atas tiga
bagian yaitu kerabang telur, putih telur, dan kuning telur (Fardiaz 1989). Secara
lebih rinci telur dibagi menjadi sembilan bagian yang terdiri atas kerabang telur,
8
selaput tipis kerabang, albumin luar cair, albumin kental, cairan tipis albumin
dalam, khalaza, membran vitelin, dan blasto disc (Muchtadi & Sugiyono 1992;
Lukman et al. 2009).
Telur memiliki perlindungan alami terhadap cemaran mikroorganisme
berupa pertahanan fisik dan kimia. Pertahanan fisik telur terdiri atas kutikula,
kerabang telur, dan selaput tipis. Kutikula merupakan lapisan protein setebal 0.01
mm yang menyeliputi kerabang telur. Lapisan ini dapat menutup pori-pori yang
ada pada kerabang telur. Kerabang telur merupakan lapisan telur paling luar
sebagai pertahanan mekanis, sedangkan selaput telur terdiri dari dua lapis yang
berfungsi sebagai penyaring mikroorganisme. Ketiga pertahanan fisik ini
merupakan barrier yang akan menghalangi masuknya mikroorganisme pencemar
berpenetrasi ke dalam telur. Pertahanan kimiawi telur terdapat pada lapisan putih
telur. Putih telur memiliki pH basa, lisosim dan konalbumin yang dapat
menghambat dan menghentikan pertumbuhan mikroorganisme pada putih telur
(Lukman et al. 2009).
Protein
Protein telur dikenal sebagai protein seimbang (balanced protein) dan
mengandung semua asam amino esensial bagi pertumbuhan dan pemeliharaan
jaringan tubuh manusia. Asam amino telur berada dalam keseimbangan yang baik
bagi kebutuhan protein manusia. Perhatian penting lain dari protein telur dalam
nutrisi manusia adalah kandungan metionin yang luar biasa tingginya. Asam
amino esensial ini kurang atau dijumpai dalam jumlah yang sangat rendah dalam
serealia (Stevenson dan Miller, 1962). Dua butir telur bisa menyediakan 35 – 121
persen dari kebutuhan asam amino esensial per hari.
Lemak
Lemak telur mudah dicerna dan merupakan sumber energi bagi tubuh.
Telur kaya akan asam lemak esensial terutama asam oleat. Lemaknya
mengandung asam lemak tak jenuh dengan proporsi yang tinggi. Seluruh lemak
yang terdapat dalam telur terletak dalam yolk.
9
Karbohidrat
Telur mengandung relatif sedikit karbohidrat, terdapat kira-kira 0,5 gram
dan hampir 75% karbohidrat terdapat dalam albumen. Karbohidrat dalam telur
terdapat dalam bentuk bebas dan terkombinasi dengan protein atau lemak.
Karbohidrat bebas dalam telur adalah glukosa, sedang karbohidrat terkombinasi
adalah mannosa dan galaktosa. Karbohidrat terkombinasi terdapat pada
fosfoprotein, fosfolipida dan cerebrosida dalam yolk, sedang pada albumen
terdapat dalam glikoprotein sederhjana yang ada dalam albumen yaitu
ovoconalbumin.
Vitamin
Telur mengandung hampir semua vitamin yang telah teridentifikasi, kecuali
vitamin C (ascorbic acid). Telur merupakan sumber vitamin A, D, B1 dan
riboflavin. Walaupun lebih dari setengah kandungan riboflavin telur terdapat
dalam putih telur, kebanyakan vitamin lainnya terdapat dalam putih telur. Yolk
merupakan sumber vitamin A yang paling berharga karena hanya lemak susu, hati
dan telur yang mengandung vitamin ini dalam keadan pre-formednya. Yolk juga
mengandung jumlah yang beragam dari pigmen karoten kuning, yang bisa
sebagian atau seluruhnya dikonversikan ke vitamin A oleh tubuh manusia.
Vitamin D juga terdapat dalam yolk. Vitamin D merupakan zat gizi esensial bagi
absorbsi dan metabolisme kalsium dan fosforus. Vitamin B12 merupakan vitamin
yang dipercaya hanya ada dalam pangan hewani, termasuk juga di dalam telur.
Walaupun jumlah vitamin B12 dalam sebutir telur relatif kecil dan variabel (0,028
mg/butir), tetapi keberadaannya memberikan faktor dalam nilai biologis yang
tinggi pada protein telur. Hal ini disebabkan karena dipercayai bahwa ada
interrelationship antara vitamin B12 dan metabolisme asam amino.
Mineral
Telur merupakan sumber Fe dan fosfor yang baik. Sebagian besar Fe
terdapat dalam yolk (kuning telur). Mineral penting lainnya yang dapat disuplai
dari telur adalah Sodium (Na), Potassium, Sulfur (S), Chlorine (Cl), magnesium
10
(mg) dan Manganese (Mn). Mineral telur dengan mudah digunakan dalam nutrisi
manusia. Persentase mineral yang ada mungkin tidak setinggi pangan lain, tetapi
karena keberadaan itu lebih mudah diabsorbsi saluran pencernaan, telur
sebenarnya merupakan sumber yang baik.
Pigmen pada telur
Substansi pigmen terdapat pada semua bagian telur, tetapi masing-masing
sifat kimianya sangat berbeda. Pigmen dalam telur paling banyak terdapat pada
yolk yaitu 0,4 mg, sedang pada albumen 0,03 mg, dan pada bagian yang lain dari
telur hanya dalam jumlah sedikit.
Yolk merupakan bagian telur yang banyak mengandung pigmen, yaitu
0,02%. Pigmen yolk diklasifikasikan menjadi dua yaitu lipochrome dan
liochrome. Albumen hanya mengandung 1 pigmen dimana pigmen tersebut larut
dalam air yaitu ovoflavin. Ovoflavin dalam albumen terdapat kira-kira 0,017 mg.
Selaput kerabang kadang-kadang terlihat berwarna agak pink (merah muda), hal
ini karena adanya pigmen porphyrin. Warna dari kerabang telur terdiri atas
merah-coklat, biru-hijau dan puith. Pigmen yang memberi warna merah-coklat
pada kerabang adalah oophorphyrin. Oophorphyrin ini juga terdapat pada
kerabang putih, tetapi pada saat telur ditelurkan pigmen tersebut segera rusak
karena kena sinar matahari, sedang oocyan adalah pigmen pada kerabang yang
berwarna biru-kehijauan.
KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, R. 1985. Kemajuan mutakhir dalam ilmu makanan ternak unggas.
penerbit UI Press. Jakarta.
Buckle, K.A., Edwards, R.A., Fleet, G.H dan Wootton, M. 1987. Ilmu Pangan. Diterjemahkan oleh : Hadi Purnomo dan Adiono. UI Press. Jakarta.
Departemen Kesehatan. 1972. Telur Sumber Makanan Bergizi. Buku telur 4/27/10
1:25 pm page 2
Fardiaz S. 1989. Mikrobiologi Pengolahan Pangan. Bogor: Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor.
Imam Rahayu, H. S. 2003. Karakteristik Fisik, Komposisi Kimia Dan Uji
Organoleptik Telur Ayam Meraawang Dengan Pemberian Pakan
Bersuplemen Omega-3. Jurnal Petrnakan dan Industri Pangan, Vol. XIV,
No.3.
Lukman DW, Sudarwanto M, Sanjaya AW, Purnawarman T, Latif H, Soejoedono
RR. 2009. Higiene Pangan. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan Institut
Pertanian Bogor.
Muchtadi TR, Sugiyono. 1992. Petunjuk Laboratorium Ilmu Pengetahuan Bahan
Pangan. Bogor: IPB pr.
North, M. O. And D. D. Bell. 1990. Comercial chicken production manual. The
4th Ed. AVI publishing company inc. Wesport, conecticut.
Stadelman dan Cotterill, 1995
Stevenson dan Miller, 1962
12