Tugas Perek Final

21
PERDAGANGAN INTERNASIONAL Dampak Perdagangan Buah Impor vs Lokal terhadap Perekonomian Petani MAKALAH Oleh Fatiya Sika MeiSandi(100810301105) Rika Maftukhah (100810301107) Tika Tety Pratiwi (100810301113) Septinia (100810301136) PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

description

perekonomian

Transcript of Tugas Perek Final

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Dampak Perdagangan Buah Impor vs Lokal terhadap Perekonomian Petani

MAKALAHOleh

Fatiya Sika MeiSandi(100810301105)

Rika Maftukhah(100810301107)

Tika Tety Pratiwi(100810301113)

Septinia

(100810301136)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS JEMBER

2011KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, berkah dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PERDAGANGAN INTERNASIONAL: Dampak Perdagangan Buah Impor vs Lokal terhadap Perekonomian Petani dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memberikan informasi tambahan kepada pembaca mengenai bagaimana Perdagangan internasional spesifiknya tentang dampak persaingan buah impor vs lokal terhadap perekonomian petani dan juga untuk memenuhi tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sumbernya berupa buku, artikel dan tulisan telah penulis jadikan referensi guna penyusunan makalah ini, semoga terus mengembangkannya guna menghasilkan tulisan-tulisan yang mengacu pada terwujudnya generasi masa depan yang lebih baik. Penulis berharap, semoga informasi yang ingin disampaikan dalam makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan makalah ini.Jember, 13 Oktober 2011

Penulis DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................i

Daftar Isi..................................................................................................................ii

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................Bab 2 Pembahasan

2.1 Faktor-faktor Penyebab Keunggulan Buah Impor

Bab 3 Penutup

3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 3.2 Saran................................................................................................................Daftar Pustaka.........................................................................................................iii BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sumber daya alam indonesia sangatlah melimpa ruah,Tanah subur, jumlah tenaga kerja banyak, air cukup, matahari sumber fotosintesis tumbuh-tumbuhan setiap hari. Dan kesemuanya dikelola untuk memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat. Seharusnya indonesia menjadi negara kaya dengan asset-asset tersebut, hasil hutan, perkebunan dan pertanian yang sangat melimpah harusnya diutamakan untuk konsumsi masyarakat agar keadaan perekonomian indonesia menjadi membaik, namun hal itu berbandin terbalik dengan realita yang ada.

Sejak Adanya perjanjian ASEAN Free Trade Agreement (AFTA) dan ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA) yang diberlakukan sejak 1 januari 2007 membuat Negara-negara ASEAN dan China harus siap menghadapi persaingan perdagangan antar Negara. Keadaan ini membuat keberadaan buah-buah dari negeri sendiri semakin terpuruk. Penjualan hasil hutan, perkebunan dan pertanian mejadi tersisihkan sejak adanya perjanjian tersebut, Pengalaman buruk di sektor hortikultura agaknya masih menghantui para pebisnis di sektor lain. Sejak dibuka bebas pada 2007-dengan bea masuk nol persen-produk impor praktis menguasai pasar tradi-sional dan supermarket Indonesia. "Lihat saja di supermarket, buah-buahan yang dijual kira-kira 85 persen adalah impor," hal tersebut sangat berpengaruh bagi perekonomian petani. Dalam makalah ini akan membahas dampak-dampak dari penjualan buah impor vs buah lokal terhadap perekonomian petani.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Apa faktor-faktor yang menyebabkan keunggulan buah impor?

1.2.2 Apa keunggulan dan kelemahan buah impor dan lokal?

1.2.3 Bagaimana Dampak persaingan perdagangan buah impor dan lokal terhadap perekonomian petani?

1.2.4 Bagaimana cara meningkatkan pemasaran buah lokal dalam pasar

buah?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Sebagai seorang pelajar khususnya mahasiswa jurusan akuntansi kita harus turut memperhatikan masalah-masalah ekonomi yang berhubungan dengan perekonomian negara khususnya dalam sektor perdanganan internasional yang mencakup pasar buah. Hal ini merupakan masalah yang sangat penting, yaitu tentang kekalahan persaingan pasar buah lokal terhadap buah impor yang banyak merugikan para petani dan mengancam perekonomian mereka.

Dan tujuan kami menyusun makalah tentang DAMPAK PERDAGANGAN BUAH IMPOR VS LOKAL TERHADAP PEREKONOMIAN PETANI agar kita dapat mempelajari faktor-faktor penyebab kekalahan persaingan buah lokal dan dapat membantu mencari jalan keluar atas masalah ini. Sehingga dapat memicu perekonomian petani indonesia yang berdampak pada perekonomian nasional.

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Faktor-faktor Penyebab Keunggulan Buah Impor

Beberapa waktu terakhir, Indonesia mengalami perkembangan pesat dalam sektor perdagangan. Spesifikasinya perdagangan buah. Sejak diterapkannya persaingan perdagangan bebas se Asia yang diberlakukan 1 januari 2007, buah Impor semakin bebas memasuki pasar tradisional maupun pasar modern seperti mal dan pusat perbelanjaan kelas atas lainnya. Keadaan semacam ini semakin gencar terjadi sekarang ini, bahkan buah impor merajai pasar. Keberadaan buah lokal hanya minoritas dan dijadikan pilihan kedua oleh pihak konsumen Indonesia.

Faktor-faktor yang menyebabkan buah impor lebih unggul dibanding dengan buah lokal antara lain sebagai berikut:

Pertama, Dari segi potensi. Potensi perdagangan buah lokal sangat besar tetapi potensi tersebut kurang dibaca dengan arif dan dikembangkan oleh pedagang lokal. Pedagang lokal yang memasok komoditi buah dari petani lokal tidak memikirkan apakah kualitas produknya baik atau tidak. Maksudnya, buah yang diimpor ke Indonesia belum tentu memiliki kandungan gizi dan kualitas yang lebih unggul dibandingkan buah lokal. Kedua, buah impor mayoritas telah diproduksi dalam skala industrial. Sehingga pemasarannya lebih luaskurangnya perhatian pemerintah terhadap pertanian buah sehingga menyebabkan rendahnya tingkat produksi. Buah yang dikembangkan oleh masyarakat masih dalam taraf kecil, belum dalam tingkat industrial.

Ketiga, kualitas buah-buah lokal juga kurang memadai. Ini salah satunya disebabkan rendahnya kualitas penelitian untuk mengembangkan buah-buah lokal. Disamping hal tersebut telah kita ketahui bersama bahwa teknologi kita masih kalah saing dibanding negara maju dalam mengelola secara mandiri hasil pertanian lokal. Indonesia memiliki inovasi dan ide yang bermutu sangat baik akan tetapi ketidakmampuan dalam mengembangkannya melalui suatu penelitian yang berkelanjutan juga tidak menghasilkan tambahan apapun alias nihil.Keempat, Buah-buah impor terlihat lebih cantik dan kemasannya lebih menarik. misalnya apel dari Jepang atau Amerika. Namun demikian, kandungan gizi apel impor itu jauh lebih rendah dibandingkan dengan apel lokal, misalnya Apel Malang.2.2 Keunggulan Dan Kelemahan Buah Impor Dan LokalKeunggulan buah impor

1. buah impor dari sisi harga lebih murah.2. Di luar negeri, budi daya buah-buah dilakukan secara massal dengan pengelolaan profesional, sedangkan di Indonesia rata-rata dikelola secara pribadi sehingga kualitasnya kurang terjaga3. Buah impor tampilan dan kemasan lebih menarik4. Jumlah produksi buah impor lebih banyak dan mendominasi pasaran

Kelemahan buah impor

1 Penampilan lebih menarik, tapi di balik kulit yang menarik itu justru terkandung zat-zat kimia berbahaya bagi kesehatan.2 Buah impor memiliki kandungan yang kurang baik bagi kesehatan karena di produksi secara massal karena produksinya skala industrial yang menyebabkan buah disimpan berbulan bulan.Keunggulan buah lokal

1. memiliki beberapa ragam jenis buah

2. Kandungan gizi lebih baik karena karena termasuk golongan buah musiman sehingga tidak perlu disimpan berbulan bulan dan tidak diberi pengawet

3. Buah lokal lebih fresh

Kelemahan buah lokal

1. Harga lebih mahal dibandingkan buah impor dikarenakan rantai yang panjang dalam tata niaga buah buahan indonesia

2. Tampilan buah lokal kurang menarik

3. Produksi buah terbanyak termasuk golongan buah musiman atau eksotik. Sayangnya, kendala alamiah produksi akibat dua musim yang dimiliki Indonesia membuat buah tidak bisa secara reguler tak dapat dipasok setiap saat.

4. Indonesia tidak memiliki perkebunan nasional, hanya dikelola petani saja Rendahnya kemampuan inovasi produk di bidang pengolahan buah;

5. Terbatasnya penerapan Good Manufacturing Practice (GMP), Hazard

6. Analysis and Critical Control Point (HACCP) dan ISO 9000 series;

7. Belum optimalnya peran litbang untuk kegiatan R & D bidang pengolahan buah;

8. Buah olahan umumnya diproduksi oleh industri skala menegah kecil yang masih terkendala dalam kemasannya.

9. Pemasaran Kurangnya promosi pemasaran produk buah olahan di dalam negeri dan

luar negeri

10. Rendahnya kemampuan penyediaan modal khususnya bagi pelaku industri skala kecil.2.3 Dampak Persaingan Perdagangan Buah Impor Dan Lokal Terhadap Perekonomian PetaniArus produk hasil perkebunan ke Indonesia memang makin deras belakangan ini. Di salah satu gudang penyimpanan pangan segar di daerah Sunter, Jakarta Utara, misalnya, si empunya gudang menawarkan berbagai jenis buah impor. Ada pir, jeruk, kelengkeng, anggur tanpa biji. Sofian, sang tamu, mencari anggur. Tak berapa lama, peti kayu berukuran kira-kira 90 x 60 sentimeter berpindah tangan.

Gudang penyimpanan ini seperti pasar grosir, tapi hanya menjual buah impor. Pembeli mulai berdatangan pukul 9 pagi. Pada akhir pekan dan menjelang hari raya lebih ramai. Tak sampai pukul 12 siang barang sudah habis. Pembeli biasanya dari retail besar, pedagang kelas menengah dan kecil, pemilik warung, sampai konsumen biasa.

Pangan dalam gudang penyimpanan itu langsung dibawa dari pelabuhan. Buah dan sayur biasanya diangkut kapal dengan kontainer khusus yang memiliki alat pendingin. Di pelabuhan, Bea-Cukai mengecek dokumen, dan Badan Karantina melakukan pengecekan fisik. Jika lulus pemeriksaan, pemilik kontainer akan membawanya ke gudang penyimpanan. Salah satunya gudang penyimpanan yang dikunjungi Sofian tadi.

Dari cerita diatas dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana untuk buah impor sangat menunjang hal ini dapat dilihat dari ilustrasi diatas, dengan sarana dan prasarana tersebut dan respon positif dari kalangan masyarakat dapat mendorong buah impor untuk merajai pasaran buah indonesia. Jika pasaran buah indonesia dikuasai oleh buah impor maka akan memberikan dampak negatif terhadap perekonomian petani indonesia, sulitnya memperoleh akses pasaran untuk menjual buah hasil pertaniannya. Hal ini dapat mengganggu akses ekonomi bagi petani indonesia.

petani kta sudah tidak mampu lagi menanam buah-buahan. Segala buah yang ada di pasar kita begitu didominasi oleh buah impor. Pasar Kramat Jati sebagai pasar pemasok buah terbesar di Jakarta selalu dipenuhi dengan ramai warna-warni buah impor. Kemeriahan warna yang bagus membuat kita lupa produksi negeri sendiri. Buah impor selalu merajalela menguasai pasar, tersusun memenuhi tumpukan peti pedagang buah mulai dari Kramat Jati, toko-toko buah perumahan, swalayan, minimarket bahkan sampai pedagang buah doronganpun lebih banyak menjajakan buah impor. Lalu, kemana buah-buahan Indonesia? Buah lokal kita bersembunyi dalam sepi, terkurung menunggu mati.

Adanya perjanjian ASEAN Free Trade Agreement (AFTA) dan ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA) membuat Negara-negara ASEAN dan China harus siap menghadapi persaingan perdagangan antar Negara. Keadaan ini membuat keberadaan buah-buah dari negeri sendiri semakin terpuruk.

Dari perhitungan secara kasar ratio antara pembelian dan penjualan. Secara umum, 80 % buah yang beredar di pasar adalah buah impor. Pada tiga bulan awal tahun 2009 saja, Indonesia telah mengimpor buah sebanyak lebih dari 9.000 ton. Bila posisi pengiriman konstan, maka selama tahun 2009 tercatat lebih dari 36.000 ton buah Impor masuk ke Indonesia. Berarti dari 45.000 ton buah yang beredar, buah-buahan Indonesia hanya menempati 9000 ton di pasar. Bila kita anggap harga buah rata-rata 15.000 rupiah per kilo, maka pertanian Indonesia hanya mengantongi 135 milyar rupiah. 540 milyar rupiah kita terkirim masuk ke kantong-kantong petani Thailnad, China, Australia dan Amerika.

Sebagai negeri agraris, merasa malu adalah hal terbaik yang dapat membuat kita berfikir. Tanah subur, siang malam teratur 12 jam, matahari teratur mengunjungi, petani yang miskin. Hal ini harus diselesaikan secara bertahap, dan salah satu pemicunya adalah harus adanya peran departemen yang menaungi sektor tersebut, dalam hal ini adalah departemen pertanian.

2.4 Meningkatkan Pemasaran Buah Lokal Dalam Pasar Buah1. segi pemerintah

a. membuat peraturan pemerintah tentang perdagangan pertanian dalam negeri

b. membatasi jumlah impor khususnya buah impor

c. berencana memutus rantai yang panjang dalam tata niaga buah-buahan di Indonesia. Panjangnya proses tata niaga, terutama dalam bidang transportasi yang membuat buah lokal kalah bersaing dengan buah impor.

d. Mengadakan sosialisasi akan kualitas buah lokal lebih baik dari pada kualitas impor

e. Mengadakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan buah dengan tujuan untuk memperkenalkan buah lokal. seperti festival buah antar kota, pameran buah, karnaval buah, pasar tani dll

f. Mengimplementasikan rencana menteri pertanian atas penetapan hari jumat sebagai hari buah nasional

g. Memperbaiki sistem penanganan pascapanen dan store coverage sehingga bisa menyuplai sepanjang tahun. karena dari sisi kualitas, buah lokal jauh di atas buah impor.

h. membudayakan buah lokal untuk konsumsi, sehingga konsumsi akan meningkat,demand meningkat, otomatis dibutuhkan perluasan lahan pertanian buah-buahan sehingga para petani bergairah kembali

2. Segi masyarakat

a. Memiliki kesadaran diri untuk lebih mencintai produk dalam negeri (buah lokal)

b. Memahami akan keunggulan produk lokal, dalam hal kualitas dan gizi.

c. Ikut mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan pemerintah dalam upaya meningkatkan citra buah lokal dalam masyarakat.

d. Berpartisipasi untuk mengimplementasikan hari buah nasional

e. Mengubah paradigma masyarakat bahwa semua produk impor itu lebih bagus.

3. Segi Petani

a. Mempelajari lebih mendalam cara meningkatkan kualifikasi buah agar dapat mengungguli buah impor

b. Mempelajari cara bertani yang baik agar kualitas buah tersebut tetap terjaga dan memenuhi kualifikasi internasional

c. Mempelajari tehnik-tehnik memperlakukan buah dengan baik. baik dari segi pengemasan, pengepakan, penyimpanan, dll agar nenambah nilai ekonomis buah tersebut.

d. Menjaga kontinuitas panen sehingga supply buah terus tersedia.

BAB III

PENUTUP1.1 KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas adalah

1. Bahwa faktor-faktor yang menyebabkan unggulnya buah impor dibandingkan dengan buah lokal sangat beragam baik secara internal maupun eksternal yang melibatkan peran serta berbagai pihak seperti masyarakat, pemerintah dan petani khususnya. Buah impor lebih mendominasi pasar karena kuantitas produksinya industrial dan kemasan luarnya lebih menarik konsumen Indonesia.

2. Kelemahan dan kekurangan buah lokal dijadikan peluang besar buah impor mendominasi pasar Indonesia sehingga menjadikan beban bagi petani agar supaya meningkatkan dan memperbaiki kekurangan buah yang dihasilkan dan dipasarkan nantinya.

3. Dampak persaingan perdagangan buah lokal vs impor bagi perekonomian petani Indonesia adalah semakin ketatnya daya saing yang mengharuskan petani meningkatkan inovasi dan kreatifitasnya agar buah lokal tidak mati dipasaran dan tidak didominasi oleh buah impor yang sebenarnya memiliki kualitas jauh lebih rendah dibandingkan dengan buah lokal.

4. Cara meningkatkan pemasaran buah lokal dipasar. Semua tergantung tercukupinya aspek-aspek yang mendukung tercapainya sukses pemasaran buah lokal. Bagi pemerintah, pemerintah harus peka terhadap kinerja petani dalam produksi buah. Pemerintah harus memberikan wadah yang memadai untuk mengembangkan inovasi dari hasil pertanian terutama komoditi buah sehingga memenuhi kulifikasi untuk mendominasi pasar.

Daftar Pustaka

http://antara.comhttp://GayIndonesiaForum.comhttp://id.berita.yahoo.com/mentan-benahi-tata-niaga-buah-dalam-negeri-032610135.htmlhttp://okezone.comhttp://m.detik.comhttp://inilah.com