TUGAS MAKALAH PPKN

download TUGAS MAKALAH PPKN

of 22

Transcript of TUGAS MAKALAH PPKN

KATA PENGANTAR

Saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan hikmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas pembuatan makalah yang diberikan oleh dosen pembimbing dengan mata kuliah Ilmu Negara. Makalah ini merupakan salah satu upaya dalam memberikan pemahaman tentang Ancaman keutuhan NKRI dalam konteks Ketahanan Nasional . Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih cukup sederhana dan untuk kesempurnaan makalah ini, kritik dan saran akan sangat berharga bagi penulis guna untuk memperbaiki makalah ini. Harapan kami kiranya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca terutama untuk kalangan mahasiswa sendiri.

Medan, Febuari 2012 Penulis,

Fredy Cahyadi NIM. 11330402090 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................

1

DAFTAR ISI .............................................................................................

2

BAB I

PENDAHULUAN .................................................................... A. Latar Belakang .......................................................................... B. Rumusan Masalah ..................................................................... C. Tujuan Masalah .........................................................................

3 3 4 4

BAB II

PEMBAHASAN .......................................................................

5 5 10 17 18

A. Ancaman Militer ........................................................................ B. Ancaman Nirmiliter ................................................................... C. Cara mengatasi Ancaman Militer ............................................... D. Cara mengatasi Ancaman Nirmilter ...........................................

BAB III PENUTUP .................................................................................. A. Kesimpulan ............................................................................... B. Saran-saran ................................................................................

21 21 21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

22

2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak merdeka negara Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Tetapi bangsa Indonesia mampu mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya dari agresi Belanda dan mampu menegakkan wibawa pemerintahan dari gerakan separatis.

Ditinjau dari geopolitik dan geostrategi dengan posisi geografis, sumber daya alam dan jumlah serta kemampuan penduduk telah menempatkan Indonesia menjadi ajang persaingan kepentingan dan perebutan pengaruh antar negara besar. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung memberikan dampak negatif terhadap segenap aspek kehidupan sehingga dapat mempengaruhi dan membahayakan kelangsungan hidup dan eksitensi NKRI. Untuk itu bangsa Indonesia harus memiliki keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional sehingga berhasil mengatasi setiap bentuk tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan dari manapun.

3

B. Rumusan Masalah

y

Apa saja ancaman militer yang ada dan dapat mengancam keutuhan NKRI? Apa saja ancaman Nirmiliter yang ada dan dapat mengancam keutuhan NKRI? Bagaimana cara mengatasi ancaman Militer tersebut? Bagaimana cara mengatasi ancaman Nirmiliter tersebut?

y

y

y

C. Tujuan Penulisan

y

Untuk dapat mengetahui berbagai ancaman yang dapat mengancam keutuhan NKRI. Untuk dapat mengikuti ujian Akhir Semester. Untuk memperluas wawasan akan pelajaran mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

y

y

4

BAB II PEMBAHASAN

Berdasarkan jenisnya, ancaman pertahanan negara digolongkan dalam ancaman militer dan ancaman nirmiliter. Jika dilihat dari sumbernya, ancaman yang dihadapi Indonesia dapat berasal dari luar Indonesia, serta ancaman yang timbul di dalam negeri.

A. Ancaman Militer

Ancaman militer memiliki karakteristik serta spektrum yang dapat mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan bangsa, baik secara langsung maupun tidak langsung. Karakteristik ancaman militer tersebut berimplikasi terhadap kebutuhan akan kesiapsiagaan kekuatan pertahanan baik dalam kapasitas sebagai kekuatan penangkal maupun kekuatan pertahanan untuk kebutuhan responsif.

Ancaman militer memiliki beberapa karakter. Ancaman militer dapat berupa jenis ancaman yang sifatnya terorganisasi dengan menggunakan kekuatan bersenjata yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat pula berupa jenis ancaman yang dilakukan oleh militer suatu negara atau ancaman bersenjata yang datangnya dari gerakan kekuatan bersenjata yang dinilai mengancam atau membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.

Dari batasan tentang ancaman seperti diuraikan di atas, ancaman yang dikategorikan sebagai ancaman militer yang dapat membahayakan kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dapat berupa agresi atau invasi, pelanggaran wilayah, spionase, sabotase, aksi teror bersenjata, pemberontakan bersenjata, ancaman keamanan laut atau udara, serta perang saudara atau yang sering disebut konflik komunal.

5

Agresi atau invasi merupakan bentuk ancaman militer yang dilakukan oleh suatu negara dengan penggunaan kekuatan bersenjata yang mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. Agresi militer atau invasi suatu negara ditempatkan pada tingkat paling tinggi dalam susunan kategorisasi ancaman pertahanan negara. Penempatan ancaman agresi pada tingkat yang paling tinggi adalah berdasarkan tingkat risiko yang ditimbulkan oleh ancaman tersebut, yakni dapat memorakporandakan struktur dan eksistensi kedaulatan, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan bangsa. Agresi militer atau invasi dari suatu negara bahkan dapat menghancurkan secara total suatu negara.

Selain agresi militer atau invasi, terdapat pula bentuk ancaman militer yang tingkat risikonya dapat merugikan eksistensi dan kepentingan nasional. Ancaman militer tersebut adalah bombardemen senjata, blokade sebagian atau seluruh wilayah Indonesia, atau serangan unsur angkatan bersenjata negara lain. Keberadaan atau tindakan unsur kekuatan bersenjata asing dalam wilayah NKRI yang bertentangan dengan ketentuan atau perjanjian yang disepakati, tindakan suatu negara yang membantu negara yang hendak menyerang Indonesia, tindakan unsur tentara negara lain yang melakukan kekerasan di wilayah Indonesia, atau pengiriman kelompok bersenjata atau tentara bayaran untuk melakukan tindak kekerasan di wilayah NKRI merupakan ancaman yang dikategorikan sebagai agresi.

Wilayah yang sangat luas dan berada pada posisi silang berpotensi bagi terjadinya pelanggaran wilayah oleh negara lain. Pelanggaran wilayah yang secara sengaja dan sistematis dilakukan oleh negara lain merupakan bentuk ancaman militer yang mengancam kedaulatan negara Indonesia. Bentuk ancaman tersebut dapat terjadi setiap waktu secara cepat sehingga memerlukan mekanisme pengambilan putusan yang khusus pada tingkat nasional untuk mengatur pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan yang dilibatkan.

6

Pemberontakan bersenjata melawan pemerintah Indonesia yang sah merupakan bentuk ancaman militer yang dapat merongrong kewibawaan negara dan jalannya roda pemerintahan Indonesia. Dalam sejarah perjalanan bangsa, Indonesia pernah mengalami sejumlah aksi pemberontakan bersenjata yang dilakukan oleh gerakan radikal, seperti Darul Islam (DI) dan Tentara Islam Indonesia (TII), Kahar Muzakar, serta G-30-S/PKI. Sejumlah aksi pemberon-takan bersenjata tersebut tidak hanya mengancam pemerintahan yang sah, tetapi juga mengancam tegaknya NKRI yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

Dalam beberapa dekade terakhir, pemberontakan bersenjata telah berkembang dalam bentuk gerakan separatisme yang pola perkembangannya seperti api dalam sekam. Gerakan radikal di masa lalu serta sisa-sisa G-30-S/PKI berhasil melakukan regenerasi dan berubah bentuk ke dalam berbagai organisasi kemasyarakatan dengan memanfaatkan dinamika Reformasi untuk masuk ke segala lini dan elemen nasional. Kecenderungan tersebut memerlukan kecermatan dengan membangun kewaspadaan nasional dari seluruh komponen bangsa Indonesia untuk mewaspadai perkembangannya.

Indonesia memiliki sejumlah objek vital nasional dan instalasi strategis yang rawan terhadap aksi sabotase sehingga harus dilindungi. Aksi-aksi sabotase tersebut didukung oleh adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimanfaatkan oleh pihak-pihak lawan untuk merancang ancaman sehingga memiliki intensitas yang lebih tinggi dan kompleks. Fungsi pertahanan negara ditujukan untuk memberikan perlindungan, di antaranya, terhadap objek vital nasional dan instalasi strategis dari setiap kemungkinan aksi sabotase. Hal ini dilakukan dengan menggelar kekuatan pertahanan serta mempertinggi kewaspadaan yang didukung oleh teknologi yang mampu mendeteksi dan mencegah secara dini setiap kemungkinan ancaman.

7

Pada abad modern, kegiatan spionase dilakukan oleh agen-agen rahasia dalam mencari dan mendapatkan rahasia pertahanan negara lain. Kegiatan spionase dilakukan secara tertutup dengan menggunakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) sehingga tidak mudah dideteksi. Kegiatan tersebut merupakan bentuk ancaman militer yang memerlukan penanganan secara khusus dengan pendekatan kontraspionase untuk melindungi kepentingan pertahanan dari kebocoran yang akan dimanfaatkan oleh pihak lawan.

Aksi teror bersenjata merupakan bentuk kegiatan terorisme yang mengancam keselamatan bangsa dengan menebarkan rasa ketakutan yang mendalam serta menimbulkan korban tanpa mengenal rasa perikemanusiaan. Sasaran aksi teror bersenjata dapat menimpa siapa saja sehingga sulit diprediksi dan ditangani dengan cara-cara biasa. Perkembangan aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh teroris pada dekade terakhir meningkat cukup pesat dengan mengikuti perkembangan politik, lingkungan strategis, dan iptek.

Sejak terorisme internasional berkembang menjadi ancaman global, aksi teror bersenjata yang berskala lokal ikut pula mengadopsi pola dan metode terorisme internasional atau bahkan berkolaborasi dengan jaringan-jaringan teroris internasional yang ada. Sejumlah aksi teror yang terjadi di beberapa tempat di Indonesia menunjukkan adanya hubungan dengan jaringan teroris internasional, terutama jaringan teroris yang beroperasi di wilayah Asia Tenggara. Kondisi masyarakat dengan latar belakang pendidikan dan kemampuan ekonomi rendah menjadi incaran para tokoh teroris untuk memperluas jaringan dengan membangun kader-kader baru. Guna menjamin dan melindungi keselamatan bangsa dari ancaman terorisme, terutama aksi teror bersenjata, fungsi pertahanan militer melalui unsur-unsur intelijen, unsur-unsur Komando Kewilayahan, berkewajiban untuk meningkatkan kewaspadaan dengan

mengefektifkan fungsi deteksi dan cegah dini. Dalam hal penanggulangan aksi teror bersenjata yang dilakukan teroris, kesiapan dan kemampuan pasukan khusus antiteror yang dimiliki oleh TNI harus terus ditingkatkan dan dikembangkan, dan penggunaannya sesuai keputusan politik dan peraturan perundang-undangan.

8

Gangguan keamanan di laut dan udara merupakan bentuk ancaman militer yang mengganggu stabilitas keamanan wilayah yurisdiksi nasional Indonesia. Kondisi geografi Indonesia dengan wilayah perairan serta wilayah udara Indonesia yang terbentang pada pelintasan transportasi dunia yang padat, baik transportasi maritim maupun dirgantara, berimplikasi terhadap tingginya potensi gangguan ancaman keamanan laut dan udara.

Bentuk-bentuk gangguan keamanan di laut dan udara yang memiliki tingkat risiko membahayakan kepentingan nasional dan kehormatan bangsa meliputi pembajakan atau perompakan, penyelundupan senjata, amunisi, dan bahan peledak atau bahan lain yang dapat membahayakan keselamatan bangsa, penangkapan ikan secara ilegal, atau pencurian kekayaan di laut, termasuk pencemaran lingkungan. Konflik komunal pada dasarnya merupakan gangguan keamanan dalam negeri yang terjadi antarkelompok masyarakat, yang dalam skala besar dapat membahayakan keselamatan bangsa.

Pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari luar dan menjadi tanggung jawab TNI. Keamanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari dalam negeri dan menjadi tanggung jawab Polri. TNI dapat dilibatkan untuk ikut menangani masalah keamanan apabila diminta atau Polri sudah tidak mampu lagi karena eskalasi ancaman yang meningkat ke keadaan darurat.

9

B. Ancaman Nirmiliter

Ancaman nirmiliter pada hakikatnya ancaman yang menggunakan faktor-faktor nirmiliter yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan atau berimplikasi mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman nirmiliter dapat berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, globalisasi, dan teknologi serta berdimensi keselamatan umum. Ancaman nirmiliter memiliki karakteristik yang berbeda dengan ancaman militer, tidak bersifat fisik, serta bentuknya tidak kelihatan seperti ancaman militer, namun dapat berkembang atau berakumulasi menjadi ancaman terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan bangsa. Ancaman nirmiliter dapat pula terjadi secara bersamaan dengan ancaman militer, sehingga memerlukan kecermatan baik dalam mengidentifikasi maupun dalam penanganannya.

Ancaman Ideologi

Sejak keruntuhan Uni Soviet, sistem politik internasional mengalami perubahan, dan paham komunis semakin tidak populer lagi. Namun, bagi Indonesia yang pernah menjadi basis perjuangan kekuatan komunis ancaman ideologi komunis masih tetap merupakan bahaya laten yang harus diperhitungkan. Bangsa Indonesia telah berketetapan bahwa ideologi negara adalah Pancasila. Sementara itu, ancaman terhadap ideologi negara masih tetap berpotensi cukup tinggi; ini terbukti dari adanya pihak-pihak yang ingin menghidupkan kembali Piagam Jakarta atau berusaha untuk menggantikan ideologi Pancasila dengan ideologi lain. Ancaman terhadap ideologi negara juga dapat berbentuk tindakan anarkis yang dilakukan oleh kelompok-kelompok radikalisme dengan berlindung di balik selimut keagamaan atau golongan politik fundamental. Ancaman berbasis ideologi dapat pula bersumber dari luar dalam bentuk penetrasi nilai-nilai kebebasan (liberalisme) yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Nilai-nilai individualisme dan materialisme dari luar cenderung mengancam nilai-nilai kebangsaan yang sudah berakar dalam masyarakat. Ancaman berbasis ideologi ini dapat menjadi pemicu proses disintegrasi di dalam masyarakat Indonesia yang bersifat pluralis dalam agama, suku, dan adatistiadat. Selain itu, ancaman berbasis ideologi dapat pula timbul dari dalam negeri, antara lain

10

yang dilakukan oleh kelompok-kelompok metamorfosis sisa-sisa G-30-S/PKI, kelompok radikal di masa lalu atau yang telah melebur ke dalam elemen-elemen masyarakat.

Dalam perspektif pertahanan negara, politik merupakan instrumen yang utama, bahkan dalam teori politik yang paling tua tentang perang dari Clausewitz yang masih tetap relevan menyebutkan bahwa perang merupakan kelanjutan dari politik dengan cara lain. Dari pengalaman membuktikan bahwa ancaman politik dapat menumbangkan suatu rezim pemerintahan, bahkan dapat menghancurkan suatu negara secara total.

Ancaman Politik

Ancaman berdimensi politik dapat menggunakan berbagai macam aspek sebagai kendaraan untuk menyerang suatu negara, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ancaman berdimensi politik dapat bersumber dari luar negeri dan dapat pula bersumber dari dalam. Ancaman berdimensi politik yang berasal dari luar dapat dilakukan oleh aktor negara dan aktor yang non-negara dengan menggunakan isu-isu global sebagai kendaraan untuk menyerang atau menekan Indonesia. Pelaksanaan penegakan HAM, demokratisasi, penanganan lingkungan hidup, serta penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan akuntabel selalu menjadi komoditas politik bagi masyarakat internasional untuk mengintervensi suatu negara, dan hal ini dirasakan pula oleh Indonesia.

Dari dalam negeri, pertumbuhan instrumen politik mencerminkan kadar pertumbuhan demokrasi suatu negara. Iklim politik yang berkembang secara sehat menggambarkan suksesnya proses demokrasi. Bagi Indonesia, faktor politik menjadi penentu kelanjutan sistem pemerintahan. Dalam sejarah Indonesia, pemerintahan negara sering mengalami pasang-surut yang diakibatkan oleh gejolak politik yang sulit dikendalikan. Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat berupa penggunaan kekuatan berupa mobilisasi massa untuk menumbangkan suatu pemerintahan yang berkuasa, atau dapat pula dalam bentuk menggalang kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintah.

11

Ancaman separatisme merupakan bentuk ancaman politik yang timbul di dalam negeri. Sebagai bentuk ancaman politik, separatisme dapat menempuh pola perjuangan politik (tanpa senjata) dan perjuangan bersenjata. Pola perjuangan tidak bersenjata sering ditempuh untuk menarik simpati masyarakat internasional dan karena itu sulit dihadapi dengan menggunakan instrumen militer, sementara ancaman separatisme dengan bersenjata tidak jarang sulit dihadapi sebagai akibat dari politisasi penanganan yang dilakukan pemerintah dengan menggunakan pendekatan operasi militer. Hal ini membuktikan bahwa ancaman berdimensi politik memiliki tingkat risiko yang besar yang mengancam kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan bangsa.

Ancaman Ekonomi

Faktor ekonomi selain merupakan kekuatan, juga menjadi instrumen yang dimanfaatkan oleh suatu negara untuk mengancam negara lain. Dalam kehidupan negara, ekonomi merupakan salah satu faktor yang vital di samping politik dan militer. Oleh karena itu, ekonomi menjadi salah satu faktor stabilitas suatu negara. Ekonomi juga menjadi alat penentu posisi tawar negara dalam hubungan antarnegara atau pergaulan internasional. Negara dengan kondisi perekonomian yang lemah sering berada dalam posisi tawar yang rendah dalam berhubungan dengan negara lain yang posisi ekonominya lebih kuat. Negara yang ekonominya kuat biasanya diikuti pula dengan politik dan militer yang kuat.

Dalam konteks ancaman, ekonomi memiliki potensi untuk menjadi ancaman yang menghancurkan suatu negara. Sejarah membuktikan bahwa banyak negara atau kerajaan yang hancur karena ancaman berdimensi ekonomi. Indonesia bahkan pernah mengalami ancaman berdimensi ekonomi pada tahun 1998 ketika inflasi sangat tinggi dan nilai tukar mata uang rupiah sangat tertekan oleh dolar Amerika sehingga menimbulkan guncangan keamanan yang besar di dalam negeri yang memaksa Presiden Soeharto berhenti dari jabatannya sebagai presiden.

12

Ancaman berdimensi ekonomi dapat berasal dari dalam dan dari luar. Ancaman berdimensi ekonomi dari dalam Indonesia memiliki bentuk, antara lain, sistem ekonomi yang belum ditetapkan secara jelas yang berdampak konstruksi ekonomi yang dibangun menjadi tidak jelas pula. Sistem Ekonomi Pancasila yang pernah dinyatakan di masa lalu ternyata wujudnya tidak jelas. Negara-negara lain memiliki sistem ekonomi yang jelas. Negara-negara sosialis menganut sistem ekonomi campuran dengan porsi kebebasan pasar kecil dan porsi peran pemerintah besar.

Sarana dan prasarana transportasi yang buruk juga menyebabkan distribusi ekonomi belum menyentuh daerah-daerah terpencil dan pulau-pulau kecil terluar. Di samping itu, kesenjangan ekonomi yang makin tinggi yang menimpa penduduk di daerah-daerah perbatasan, serta ketimpangan dalam distribusi kepemilikan kekayaan sumber daya alam antardaerah berpotensi mengakibatkan terjadinya konflik antardaerah yang mengganggu kohesi nasional. Korupsi, kolusi, dan nepotisme masih menjadi persoalan utama yang dihadapi Indonesia dan merupakan bentuk ancaman berdimensi ekonomi yang mengakibatkan pemborosan keuangan yang sangat tinggi dan berakibat terhadap kelesuan pembangunan dalam jangka panjang. Demikian pula inflasi dan pengangguran merupakan persoalan yang saling mempengaruhi, yang menyulitkan dalam melakukan pemilihan prioritas, yakni menurunkan inflasi dengan risiko naiknya angka pengangguran atau menurunkan pengangguran dengan risiko inflasi naik.

Ancaman berdimensi ekonomi yang bersumber dari luar terdiri atas beberapa bentuk. Tingkat ketergantungan Indonesia terhadap pihak asing dalam hal modal melalui pinjaman luar negeri berakibat terhadap utang negara yang sangat besar. Daya saing Indonesia yang sangat rendah berakibat posisi tawar Indonesia di fora internasional menjadi rendah pula. Di samping itu, globalisasi dalam berbagai bidang, termasuk pasar bebas, semakin dekat pelaksanaannya, sementara kesiapan Indonesia masih prematur. Indikator kinerja ekonomi Indonesia pada tingkat dunia berada pada tingkat yang rendah yang berdampak terhadap besarnya potensi krisis ekonomi di waktu-waktu mendatang. Dan yang sering digunakan pihak luar untuk menekan Indonesia di antaranya pembatasan kuota, pembatasan atau restriksi, embargo sebagian atau seluruhnya, dan blokade ekonomi.

13

Sumber-sumber ekonomi nasional yang bernilai strategis atau yang menyangkut hajat hidup orang pada kenyataannya banyak yang dikuasai pihak asing. Dalam hal ini, penguasaan sumber-sumber ekonomi seperti sumber daya energi dan pertambangan oleh pemodal yang hanya berorientasi keuntungan, apalagi oleh pihak asing, merupakan wujud ancaman nyata yang berdimensi ekonomi.

Ancaman Sosial Budaya

Dalam interaksi antarbangsa dan antarmasyarakat, terdapat sejumlah implikasi yang berdimensi sosial budaya yang bersifat positif, sekaligus bersifat negatif, dan dalam skala tertentu dapat berkembang menjadi ancaman. Ancaman yang berdimensi sosial budaya dapat berasal dari dalam dan dari luar Indonesia. Ancaman dari dalam didorong oleh faktor-faktor kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan (4K). Bentuk-bentuk ancaman seperti separatisme, terorisme, dan infiltrasi melalui budaya dan nilai-nilai sosial kerap dilakukan oleh pihak tertentu untuk mengancam keutuhan dan eksistensi NKRI. Selain itu, bentuk-bentuk kekerasan yang melekat dan berurat berakar, serta bencana akibat perbuatan manusia banyak didorong oleh faktor 4K. Watak kekerasan yang melekat dan berurat berakar berkembang seperti api dalam sekam di kalangan masyarakat yang menjadi pendorong konflik bernuansa SARA atau konflik vertikal antara pemerintah pusat dan daerah. Watak kekerasan itu pula yang mendorong tindakan kejahatan, termasuk perusakan lingkungan dan bencana buatan manusia.

Ancaman dari luar berupa penetrasi nilai budaya dari luar negeri yang sulit dibendung mempengaruhi tata nilai sampai pada tingkat lokal. Kemajuan teknologi informasi mengakibatkan dunia menjadi desa global, tempat interaksi antar-masyarakat terjadi secara langsung. Yang terjadi tidak hanya transfer informasi, tetapi juga transformasi dan sublimasi nilai-nilai luar secara serta-merta dan sulit dikontrol. Akibatnya, terjadi benturan peradaban, sehingga lambat-laun nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa semakin terdesak oleh nilai-nilai individualisme. Diakui bahwa nilai-nilai luar tidak semuanya negatif banyak pula nilai positif yang memberikan efek kemajuan untuk diterapkan. Nilai-nilai luar yang positif antara lain kedisiplinan, keuletan bekerja dan belajar, serta pemanfaatan waktu untuk hal-hal yang produktif sehingga masyarakatnya menjadi sejahtera.14

Dimensi sosial budaya yang menjadi ancaman yang melemahkan bangsa Indonesia di antaranya peredaran narkotik dan obat-obatan terlarang yang mengancam generasi muda Indonesia. Di samping itu, peredaran media pornografi serta perdagangan wanita, selain mengancam moral, juga menjadi media penyebaran virus HIV/AIDS. Penetrasi nilai-nilai budaya dari luar negeri yang sulit dibendung sering kali menyebabkan terjadinya benturan peradaban yang mengancam nilai-nilai lokal di Indonesia.

Ancaman Teknologi

Dalam perspektif pertahanan negara, kemajuan Iptek di satu sisi memberikan nilai positif bagi umat manusia, namun di sisi lain sering dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk melaksanakan tindakan kejahatan seperti kejahatan cyber, kejahatan perbankan, penyadapan, dan pembajakan hak cipta. Sebalik-nya, hak untuk mendapatkan transfer teknologi, peng-hargaan atas hasil karya Iptek, serta perlindungan hak-hak intelektual belum tampak kemajuannya. Kondisi tersebut tanpa disadari menjadi penghambat pertumbuhan kreativitas dan inovasi masyarakat Indonesia yang lambat-laun berimplikasi berkembangnya mentalitas masyarakat untuk lebih menghargai produk-produk asing daripada produk anak bangsa sendiri. Hal ini dapat terlihat dari membanjirnya produk-produk asing di Indonesia, sementara produk Iptek hasil dalam negeri kurang diminati. Dikaitkan dengan era perdagangan bebas yang akan berlangsung dalam waktu dekat, sinyalemen ini berpotensi menjadi ancaman yang cukup serius.

Ancaman Keselamatan Umum

Keselamatan umum merupakan salah satu faktor yang berdimensi pertahanan yakni berkaitan langsung dengan keselamatan bangsa. Keselamatan umum memiliki dimensi yang luas, mencakupi antara lain bencana alam, bencana buatan manusia, narkotik dan obat-obatan terlarang, keamanan transportasi, bencana kelaparan, dan wabah penyakit.

15

Secara geografis Indonesia berada pada kawasan yang rawan terhadap bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, dan banjir. Bencana alam juga dapat mengancam keselamatan transportasi, bencana kelaparan, dan wabah penyakit. Bencana yang disebabkan oleh ulah manusia justru jauh lebih serius mengancam keselamatan umum, antara lain perusakan lingkungan akibat pembalakan hutan secara liar, peredaran narkotik dan obatobatan terlarang, dan pembuangan limbah industri. Bencana alam yang terjadi selama ini lebih banyak disebabkan oleh ulah manusia, antara lain bencana banjir, bencana tanah longsor, bencana kekeringan, dan bencana kebakaran hutan.

Di samping itu, salah satu faktor yang mengancam keselamatan umum adalah kecelakaan transportasi. Kecelakaan transportasi disebabkan oleh berbagai faktor, seperti masalah teknik, kelalaian manusia dan faktor alam, serta masih lemahnya kinerja aparat dalam penegakkan hukum dan peraturan perundang-undangan.

Ancaman Globalisasi

Globalisasi menghadirkan pengaruh positif dan pengaruh negatif secara bersamaan. Sisi positif dari globalisasi adalah berlangsungnya transformasi nilai dari bangsa-bangsa yang maju, seperti nilai kedisiplinan dalam bekerja dan belajar, keuletan dalam bekerja, pemanfaatan waktu untuk kegiatan yang produktif, penerapan manajemen modern, serta penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, akuntabel, dan transparan. Globalisasi juga mempunyai sisi negatif, di antaranya pergaulan bebas, semakin terkikisnya nilai-nilai kekeluargaan dan gotong-royong, menguatnya nilai-nilai individualisme, terutama yang melanda masyarakat pedesaan, serta penerapan nilai-nilai kebebasan yang tidak berbasis budaya Indonesia, termasuk tumbuhnya ajaranajaran sesat yang berusaha mempengaruhi masyarakat.

16

C. Mengatasi Ancaman Militer Lingkungan strategis yang sangat dinamis menyebabkan kondisi global dan regional yang tidak menentu. Kondisi ketidakpastian tersebut juga mengakibatkan hakikat ancaman menjadi semakin kompleks dan sulit diprediksi. Dinamika lingkungan strategis yang tidak menentu tersebut menuntut pertahanan negara untuk dipersiapkan dalam menghadapi kemungkinan yang berubah secara tiba-tiba sehingga tidak terdadak oleh ancaman yang berkembang cepat.

Menghadapi Ancaman Agresi

Dengan kondisi ketidakpastian, perkiraan ancaman dalam beberapa waktu mendatang sulit diprediksi. Atas dasar itu, pertahanan negara harus dipersiapkan untuk menghadapi kondisi terburuk atau perkembangan yang berlangsung secara tiba-tiba, termasuk untuk menghadapi ancaman agresi atau ancaman militer lain yang bersifat aktual. Strategi pertahanan dalam menghadapi ancaman aktual disesuaikan dengan jenis ancaman dan besarnya risiko yang dihadapi.

Dalam menghadapi ancaman militer yang berbentuk agresi, strategi pertahanan yang dipersiapkan adalah strategi pertahanan berlapis dalam kerangka perang total dengan menempatkan pertahanan militer sebagai inti kekuatan. Hal itu dilaksanakan dengan melalui pengerahan dan pendayagunaan segenap kekuatan nasional yang mengintegrasikan kekuatan bersenjata dan perlawanan rakyat secara terpadu dan saling menyokong. Perang di masa datang adalah perang yang mengandalkan keunggulan teknologi, kecanggihan Alutsista dengan presisi tinggi, serta penguasaan ruang sebagai medan laga yang jauh lebih efektif. Menghadapi ancaman militer yang berbentuk agresi dalam konteks perang masa datang menuntut penguasaan ruang dan waktu serta pendayagunaan sumber daya nasional secara efektif yang dilandasi oleh persatuan dan kesatuan dengan semangat pantang menyerah untuk membela NKRI. Fungsi pertahanan militer harus tetap memelihara keutuhan organisasi sehingga perlawanan tetap dapat dikendalikan dan diorganisasikan. Fungsi pertahanan nirmiliter pun harus mampu memberikan dukungan bagi kelanjutan usaha pertahanan menghadapi ancaman nyata.

17

Menghadapi Ancaman Militer yang Bukan Agresi

Ancaman militer tidak selalu dihadapi dengan kekuatan pertahanan penuh. Ancaman militer yang bukan agresi mempunyai skala yang lebih terbatas serta faktor-faktor yang tidak selalu harus dihadapi dengan pengerahan kekuatan secara total. Untuk itu, strategi pertahanan untuk menghadapinya diselenggarakan melalui penerapan pertahanan berlapis yang disesuaikan dengan skala ancaman.

Dalam menghadapi ancaman militer yang bukan agresi, pertahanan yang dimiliki, baik militer maupun yang bersifat nirmiliter, harus dapat memainkan strategi untuk secepat-cepatnya menuntaskannya, sehingga tidak berdampak terhadap aspek-aspek kehidupan secara meluas. Strategi pertahanan dengan pendekatan militer dan nirmiliter dikembangkan secara efektif untuk menekan risiko sampai sekecil-kecilnya dan memperbesar hasil yang dicapai.

D. Menghadapi Ancaman Nirmiliter melalui Peran Lintas Lembaga

Menghadapi ancaman nirmiliter yang berimplikasi melemahkan kekuatan bangsa merupakan fungsi lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan. Departemen Pertahanan selaku pengemban fungsi pemerintah di bidang pertahanan berfungsi dalam memberikan koridor untuk dapat disinkronkan dengan penyelenggaraan pertahanan negara dengan pendekatan pertahanan militer. Sebagaimana ancaman yang berdimensi nirmiliter, pada skala atau eskalasi tertentu dia berimplikasi mengganggu eksistensi dan kepentingan nasional, penanganannya dilakukan melalui pola yang berbeda dengan pendekatan penanganan ancaman militer. Sistem pertahanan negara dalam menghadapi kondisi ketika negara menghadapi ancaman aktual berupa ancaman nirmiliter menempatkan lapis pertahanan nirmiliter sebagai unsur utama. Lapis pertahanan nirmiliter yang menjadi unsur utama diperankan oleh departemen yang fungsinya terkait langsung atau paling dominan dengan ancaman nirmiliter yang dihadapi. Pertahanan nirmiliter dalam menghadapi ancaman nirmiliter diwujudkan dalam peran dan lingkup fungsi departemen di luar bidang pertahanan melalui penyelenggaraan pembangunan nasional sesuai dengan bidangnya masing-masing.18

Secara konseptual, penanganan isu-isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan menjadi fokus dari strategi pertahanan nirmiliter. Langkah-langkah strategis ditempuh melalui pendidikan, kesehatan, penegakan hukum, dan keteladanan kepemimpinan yang pelaksanaannya diselaraskan dengan pembangunan di bidang ekonomi dan sektor pembangunan lainnya seperti politik, ideologi, dan militer. Pendidikan tidak sekadar untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi harus dapat menanamkan hal fundamental, yakni wawasan kebangsaan, rasa cinta tanah air, nasionalisme, dan patriotisme, maka pendidikan harus dikelola secara profesional dengan orientasi membangun manusia Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing untuk menghadapi tantangan di era globalisasi. Sektor kesehatan menjalankan fungsi layanan publik untuk mengatasi permasalahan di bidang kesehatan bagi pembentukan masyarakat Indonesia yang berkualitas dengan memberikan porsi yang cukup besar bagi masyarakat yang tingkat ekonominya rendah. Penegakan hukum adalah hal yang vital dalam mengatasi ancaman nirmiliter, melalui pembenahan kinerja aparat penegak hukum serta distribusi keadilan tanpa diskriminasi. Penegakan hukum juga ditekankan pada penanganan penyebaran narkoba dan penyebaran virus HIV/AIDS serta penanganan kasus-kasus kejahatan dengan seadil-adilnya tanpa pandang bulu. Di atas semuanya, kepemimpinan yang diteladankan menjadi kunci bagi terlaksananya strategi mengatasi isu-isu yang berdimensi sosial. Kepemimpinan yang diteladankan harus dapat ditegakkan ditingkat nasional (eksekutif, legislatif, dan kekuasaan peradilan), di tingkat partai politik serta organisasi kemasyarakatan, ilmuwan, dan agama. Selanjutnya, kepemimpinan yang diteladankan mendinamisasi penguatan karakter dan identitas bangsa Indonesia dengan mengelola keberagaman masyarakat Indonesia dalam suku bangsa, bahasa, dan budaya sehingga menjadi kekuatan pemersatu bangsa dalam menggerakkan roda pembangunan nasional, sekaligus kekuatan yang mencegah nilai-nilai luar yang merugikan. Dengan mengingat pada skala tertentu penanganan ancaman nirmiliter memerlukan bantuan fungsi lain di luar unsur utama yang menanganinya dalam kerangka pertahanan berlapis, lapis pertahanan militer dapat menyokong lapis pertahanan nirmiliter, yang pelaksanaannya dalam wujud bantuan dan disesuaikan dengan jenis dan sifat ancaman nirmiliter. Keterlibatan fungsi pertahanan militer dalam menghadapi ancaman nirmiliter bersifat tidak langsung dan lebih mengedepankan fungsi penangkalan. Namun, dalam skala tertentu, pertahanan militer dapat terlibat dalam wujud yang lebih konkret atas dasar keputusan politik pemerintah atau atas19

permintaan dari unsur utama nirmiliter yang membutuhkannya, misalnya dalam mengatasi wabah penyakit yang meluas serta dalam mengatasi dampak bencana alam atau pencarian dan pertolongan (SAR).partai politik serta organisasi kemasyarakatan, ilmuwan, dan agama. Selanjutnya, kepemimpinan yang diteladankan mendinamisasi penguatan karakter dan identitas bangsa Indonesia dengan mengelola keberagaman masyarakat Indonesia dalam suku bangsa, bahasa, dan budaya sehingga menjadi kekuatan pemersatu bangsa dalam menggerakkan roda pembangunan nasional, sekaligus kekuatan yang mencegah nilai-nilai luar yang merugikan.

20

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan ini saya menyatakan bahwa Ancaman yang dapat terjadi di NKRI dapat berupa ancaman Militer yang menggunakan kontak fisik seperti perang maupun ancaman Nirmiliter yang bersifat abstrak atau tidak terlihat dimana ancaman ini pelan-pelan dapat menghancurkan suatu Negara jika tidak diikuti dengan pertahanan dan ketahanan nasional yang baik.

Cara mengatasi ancaman militer adalah dengan strategi pertahanan berlapis dalam kerangka perang total dengan menempatkan pertahanan militer sebagai inti kekuatan, sedangkan untuk mengatasi ancaman nirmiliter adalah dengan langkah-langkah strategis ditempuh melalui pendidikan, kesehatan, penegakan hukum, dan keteladanan kepemimpinan yang pelaksanaannya diselaraskan dengan pembangunan di bidang ekonomi dan sektor pembangunan lainnya seperti politik, ideologi, dan militer.

B. Saran

Penulis sadar bahwa isi dari makalah ini belum sempurna seperti apa yang diharapkan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing atas ketidaksempurnaan penulisan makalah ini agar kedepannya bisa lebih baik.

21

Daftar Pustaka

y

Departemen Pertahanan Republik Indonesia , Doktrin Pertahanan Negara, 2007. Bakry Ms Noor, Pendidikan Kewarganegaraan (Kewiraan) Liberty-Yogyakarta, 2002. Yogyakarta.

y

y

22