Tugas Ppkn SayaGUYJGUYGUGI

21
TUGAS CIVIC EDUCATION NAMA:LIUSNAWATI NIM: 13 132 039 PRODI:IPAUDI B KASUS REAKTUALISASI PANCASILA Sungguh sangat memprihatinkan kondisi kehidupan bangsa Indonesia yang mengalami kemerosotan moral karena tidak konsekuen dalam komitmennya untuk menjadikan Pancasila sebagai Dasar Negara dan pandangan hidup Bangsa. Sudah waktunya kita merevitalisasi Pancasila dalam bentuk mendudukkan Pancasila menjadi hal yang sangat penting, bukan hanya sebatasS kalimat- kalimat emas yang sering diungkapkan dalam bahasa retorika saja. Sudah waktunya seluruh bangsa Indonesia baik itu elit politik maupun rakyat mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila. Setiap sikap dan tindakan seyogyanya mengacu dan berpedoman pada nilai-nilai Pancasila. Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno menyampaikan pidato di depan Badan Penyelidik Usaha Persiapan kemerdekaan (BPUPKI). Dalam pidatonya Ir. Soekarno menyampaikan konsep dan rumusan awal Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia Merdeka. Tanggal 1 Juni itulah yang

description

9H89Y9Y

Transcript of Tugas Ppkn SayaGUYJGUYGUGI

TUGAS CIVIC EDUCATIONNAMA:LIUSNAWATINIM: 13 132 039PRODI:IPAUDI B

KASUS REAKTUALISASI PANCASILA

Sungguh sangat memprihatinkan kondisi kehidupan bangsa Indonesia yang mengalami kemerosotan moral karena tidak konsekuen dalam komitmennya untuk menjadikan Pancasila sebagai Dasar Negara dan pandangan hidup Bangsa. Sudah waktunya kita merevitalisasi Pancasila dalam bentuk mendudukkan Pancasila menjadi hal yang sangat penting, bukan hanya sebatasS kalimat-kalimat emas yang sering diungkapkan dalam bahasa retorika saja. Sudah waktunya seluruh bangsa Indonesia baik itu elit politik maupun rakyat mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila. Setiap sikap dan tindakan seyogyanya mengacu dan berpedoman pada nilai-nilai Pancasila.Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno menyampaikan pidato di depan Badan Penyelidik Usaha Persiapan kemerdekaan (BPUPKI). Dalam pidatonya Ir. Soekarno menyampaikan konsep dan rumusan awal Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia Merdeka. Tanggal 1 Juni itulah yang dianggap sebagai hari lahirnya Pancasila yang beberapa tahun ini diperingati oleh bangsa Indonesia. Dalam momentum peringatan lahirnya Pancasila sudah selayaknya bangsa Indonesia mengambil hikmah dan berupaya merenungi tentang eksistensi Pancasila baik sebagai Dasar Negara maupun sebagai Way of Life (Pandangan Hidup) Bangsa Indonesia.Benarkah dan masihkah dewasa ini bangsa Indonesia memposisikan Pancasila sebagai Dasar Negara dan sebagai Pandangan Hidup (Way of Life) manusia yang mengaku sebagai rakyat Indonesia? Pertanyaan tentang eksistensi Pancasila seperti ini mungkin dipandang terlalu ekstrim dan menggelitik. Namun kalau menyimak kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan bernegara maupun berbangsa belakangan, pertanyaan semacam ini patut dimaklumi.Betapa tidak? Bangsa Indonesia setiap hari di media massa disuguhi tontonan bagaimana Pancasila itu sudah tidak dianggap penting lagi dan prilaku Bangsa ini jauh dari nilai-nilai Pancasila, meskipun Pancasila tetap dianggap sebagai Dasar dan Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Para elit politik saling bersilat lidah dengan berbagai argumentasinya untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan, tanpa etika yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila.Mereka dengan enaknya melakukan kebohongan publik yang dikemas melalui retorika-retorika manis dan lembut. Segala cara dihalalkan untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan bagi mereka yang sedang berkuasa. Dan tidak ada yang diharamkan untuk merongrong kekuasaan bagi mereka yang beroposisi. KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) secara vulgar dan tanpa rasa malu dilakukan secara berjamaah baik oleh eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Meskipun mereka senantiasa mengusung dan mencanangkan program pemberantasan KKN tanpa pandang bulu dalam setiap retorikanya. Mereka pun tidak malu lagi mengingkari sumpah dan janji-janji manisnya yang diucapkan di masa kampanye dan ketika akan duduk di kursi kekuasaan. KKN bukannya semakin berkurang melainkan tambah marak dan mewabah di segala tingkatan. Uang hasil korupsi dianggap sebagai rezeki, meskipun para pelaku KKN bisanya sudah bergaji besar, termasuk mendapatkan remunerasi. KKN cenderung dianggap bukan sebagai tindak pidana dan perbuatan tercela, uang hasil KKN dianggap rezeki.Kehidupan di tingkat akar rumput tidak jauh berbeda dengan apa yang dipertontonkan para elit yang menjadi teladan rakyat. Ibarat pepatah Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Para elit berpaling dari Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup dalam setiap pengambilan kebijakan, tidak dapat dipersalahkan bila rakyatnya meninggalkan Pancasila. Kenyataan yang berkembang di masyarakat adalah memudarnya nilai-nilai Pancasila. Sikap dan tindakan yang jauh dari nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan Sosial bukan dianggap tabu, tetapi menjadi hal yang biasa. Tidak mengherankan apabila aksi kekerasan bernuansa agama semakin marak. Kekerasan dan kebrutalan yang tidak mengenal pri kemanusiaan menjadi tontonan sehari-hari. Konflik horizontal yang bermuara SARA (Suku, Ras, Agama, Sosial), bahkan perkelahian massal antar desa dan antar sekolah makin marak terjadi. Musyawarah sudah jauh ditinggalkan, aksi penekanan lebih menonjol. Masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur semakin jauh dari kenyataan .Sikap dan tindakan dari para elit dan masyarakat jauh dari nilai Pancasila, jauh dari nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial bukan dianggap tabu, tetapi menjadi hal yang biasa.Bahkan muncul suatu adagium dan plesetan di kalangkan pinggiran. Pancasila diplesetkan menjadi Pancagila dengan menyimak dan memperhatikan dinamika kehidupan berbangsa, bernegara, dan peristiwa serta berbagai kejadian di masyarakat.Ketuhanan Yang Maha Esa diplesetkan Keuangan Yang Maha Kuasa, dengan alasan di Negara ini uang yang berkuasa, segala urusan pasti membutuhkan uang. Bahkan muncul pameo apapun masalahnya pasti UUD (Ujung Ujungnya Duit). Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab diplesetkan Kemanusiaan yang jahil dan biadab dengan alasan maraknya kejahilan dan perbuatan biadab. Persatuan Indonesia, diplesetkan Perseteruan Indonesia dengan munculnya berbagai konflik vertikal maupun horizontal di Indonesia. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan diplesetkan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah dalam persekongkolan perwakilan, karena kebijakan yang diputuskan dalam bentuk Undang Undang selama ini dinilai berdasarkan persekongkolan eksekutif, legislatif dan yudikatif. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia diplesetkan Keadilan sosial bagi sebagian rakyat Indonesia, karena kemajuan Indonesia selama ini hanya dinikmati oleh sebagian masrakat Indonesia, khususnya para penguasa.Butir- butir Pancasila.Sungguh sangat memprihatinkan kondisi kehidupan bangsa Indonesia yang mengalami kemerosotan moral karena tidak konsekuen dalam komitmennya untuk menjadikan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa. Sudah waktunya kita merevitalisasi Pancasila dalam bentuk mendudukkan Pancasila menjadi hal yang sangat penting, bukan hanya sebatas kalimat-kalimat emas yang sering diungkapkan dalam bahasa retorika saja. Sudah waktunya seluruh bangsa Indonesia baik itu elit politik maupun rakyat mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila. Setiap sikap dan tindakan seyogyanya mengacu dan berpedoman pada nilai-nilai Pancasila.Pertanyaanya, bagaimana secara efektif kita dapat merevitalisasi dan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila, bukan hanya menghayati tetapi mengamalkan nilai Pancasila.Himbauan dan ajakan untuk merevitalisasi dan mengaktualisasikan nilai Pancasila sebetulnya sudah disampaikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat peringatan Hari Lahirnya Pancasila 1 Juni 2011 lalu. SBY secara langsung sudah menginstruksikan kepada Mendiknas dan Menteri terkait lainnya untuk segera merumuskan dan menjalankan edukasi nilai- nilai Pancasila dengan metode paling efektif. Bahkan Presiden RI sudah memberi arahan mengenai medianya apakah melalui pengajaran formal, kegiatan ekstrakulikuler, Pramuka, atau melalui wahana seni budaya yang dapat diikuti masyarakat luas. Tapi faktanya instruksi SBY itu sama sekali tidak berbekas dan tidak ada tindak lanjutnya. Apakah instruksi itu hanya sebatas retorika dan wacana saja, ataukah para Pembantu Presiden itu memang ndablek menganggap remeh perintah Presidennya. Boro-boro para Menteri itu mensosialisasikan nilai-nilai Pancasila seperti yang diinstruksikan atasannya, merumuskan nilai-nilai Pancasilanya sendiri sama sekali belum dilaksanakan.Sebetulnya pemerintah tidak perlu susah-susah merumuskan nilai-nilai Pancasila, karena memang sudah ada referensinya dalam hal ini P-4 dan Butir-butir nilai Pancasila yang pernah digelorakan oleh BP-7 di era Soeharto lalu. Mungkin para Pembantu Presiden itu alergi dengan menyebut Pancasila, apalagi menyebut butir-butir nilai Pancasila dan tidak mau dianggap tidak reformis, sehingga enggan mengadopsi nilai-nilai yang dirumuskan oleh BP-7. Lebih baik ndablek dan tidak menindaklanjuti instruksi Presiden untuk merumuskan nilai-nilai Pancasila dan mensosialisasikannya kepada masyarakat, khususnya generasi penerus.Mengingat instruksinya tidak dijalankan oleh para pembantunya, sudah selayaknya apabila SBY marah dan mengambil alih apa yang dia instruksikan. Butir-butir nilai Pancasila yang sudah dengan susah payah dirumuskan oleh BP-7 tinggal dikaji, dianalisa, dikemas ,dan dirumuskan dalam bahasa kekinian yang lebih relevan dengan semangat reformasi. Mengenai metode sosialisasinya, SBY tinggal memutuskan, tentu saja dengan melalui mekanisme yang sudah ditentukan.

TUGAS CIVIC EDUCATIONNAMA:LINA SARINIM:13 132 038PRODI:IPAUDI B

AKTUALISASI PENGAMALAN PANCASILA DAN UUD 1945

Sebagai suatu paradigma, Pancasila merupakan pola berpikir yang mencoba memberikan penjelasan relita sebagai manusia personal dan komunal dalam bentuk bangsa. Pancasila yang merupakan satuan dari sila-silanya harus menjadi sumber nilai, kerangka berfikir, serta asas moralitas bagi pembangunan.

Aktualisasi pancasila dapat dibedakan atas dua macam yaitu :

aktualisasi secara obyektif, yaitu aktualisasi pancasila dalam berbagai bidang kehidupan kenegaraan yang meliputi kelembagaan Negara, bidang politik, bidang ekonomi dan bidang hukum. aktualisasi secara subyektif, yaitu aktualisasi pancasila pada setiap individu terutama dalam aspek moral dalam kaitannya dengan kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

Pancasila itu menggambarkan Indonesia, Indonesia yang penuh dengan nuansa plural, yang secara otomatis menggambarkan bagaimana multikulturalnya bangsa kita. Ideologi Pancasila hendaknya menjadi satu panduan dalam berbangsa dan bernegara.

Pancasila berfungsi sebagai ideologi, dasar negara serta jatidiri bangsa. Sampai kini Pancasila diyakini sebagai yang terbaik dari sekian alternatif yang ada,merupakan ramuan yang tepat dan mujarab dalam mempersatukan bangsa. Namun demikian Pancasila tidak akan dapat memberimanfaat apapun manakala keberadannya hanya bersifat sebagai konsep atau software belaka. Untuk dapat berfungsi penuh sebagai perekat bangsa. Pancasila harus diimplementasikan dalam segala tingkat kehidupan, mulai dari kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Pancasila), dan dalam segala aspek meliputi politik, ekonomi, budaya, hukum dan sebagainya.

2.1BIDANG POLITIK

sumber nilai system politik Indonesia adalah dalam pembukaan UUD 1945 alenia IV .. maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang Berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemasusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat indonesia. Sehingga system politik Indonesia adalah Demokrasi pancasila .

Nilai demokrasi yang sesuai dengan visi Pancasila adalah yang berhakikat :

Begitu pula standar demokrasinya yang :

a. bermekanisme checks and balances, transparan, akuntabel,b. berpihak kepada social welfarec. meredam konflik dan utuhnya NKRI.perbaikan moral tiap individu yang berimbas pada budaya anti-korupsi serta melaksanakan tindakan sesuai aturan yang berlaku adalah sedikit contoh aktualisasi Pancasila secara Subjektif. Aktualisasi secara objektif seperti perbaikan di tingkat penyelenggara pemerintahan. Lembaga-lembaga negara mesti paham betul bagaimana bekerja sesuai dengan tatanan Pancasila. Eksekutif, legislatif, maupun yudikatif harus terus berubah seiring tantangan zaman.

Penyelenggaraan negara yang menyimpang dari ideologi pancasila dan mekanisme Undang Undang Dasar 1945 telah mengakibatkan ketidakseimbangan kekuasaan diantara lembaga-lembaga negara dan makin jauh dari cita-cita demokrasi dan kemerdekaan yang ditandai dengan berlangsungnya sistem kekuasaan yang bercorak absoluth karena wewenang dan kekuasaan Presiden berlebih (The Real Executive ) yang melahirkan budaya Korupsi kolusi dan nepotisme (KKN) sehingga terjadi krisis multidimensional pada hampir seluruh aspek kehidupan.

Para elit politik dan golongan atas seharusnya konsisten memegang dan mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap tindakan. Dalam era globalisasi saat ini , pemerintah tidak punya banyak pilihan. Karena globalisasi adalah sebuah kepastian sejarah, maka pemerintah perlu bersikap. Take it or Die atau lebih dikenal dengan istilah The Death of Government. Kalau kedepan pemerintah masih ingin bertahan hidup dan berperan dalam paradigma baru ini maka orientasi birokrasi pemerintahan seharusnya segera diubah menjadi public services management.

Segala unsur politik, baik dibidang wakil rakyat, mauapun hanya seorang walikota ,haruslah mengikuti pedoman pengalaman pancasila. Karena seperti yang kita ketahui bahwa pancasila merupakan pedoman dari bangsa Indonesia. Sehingga dapat mewujudkan cita cita bangsa. Dan dengan demikian bangsa kita ini akan maju, memperoleh pemimpin yang dapat membawa nama bangsa Indonesia bangga dimata bangsa lain.

Akan lebih jelas lagi apabila aktualisasi pancasila dan undang undang 1945 itu dapat diwujudkan pada semua aspek bidang terutama dibidang politik, karena mempengaruhi perkembangan Negara Indonesia. Urusan Politik selalu berhubungan dengan kepentingan umum. Negara atau pemerintah sebagai organisasi yang paling berkompeten dan bertanggung jawab dalam mengurusi kepentingan umum.Bila dikaitkan dengan kebijakan negara, politik sebagai serangkaian tindakan yang ditetapkan dan dilaksanakan atau tidak dilaksanakan oleh pemerintah yang mempunyai tujuan atau berorientasi pada tujuan tertentu demi kepentingan seluruh masyarakat.

2.2BIDANG EKONOMI

Pengaktualisasian pancasila dalam bidang ekonomi di Indonesia pada era globalisasi seperti saat ini yaitu dengan menerapkan sistem ekonomi Pancasila yang menekankan pada harmoni mekanisme harga dan social (sistem ekonomi campuran), bukan pada mekanisme pasar yang bersasaran ekonomi kerakyatan agar rakyat bebas dari kemiskinan, keterbelakangan, penjajahan/ketergantungan, rasa was-was, dan rasa diperlakukan tidak adil.

Sehingga perlu pengembangan Sistem Ekonomi Pancasila sehingga dapat menjamin dan berpihak pada pemberdayaan koperasi serta usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM). Selain itu, ekonomi pancasila tidak dapat dilepaskan dari sifat dasar individu dan social, karena Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain untuk memenuhi semua kebutuhanya tetapi manusia juga mempunyai kebutuhan dimana orang lain tidak diharapkan ada atau turut campur.

Ekonomi menurut pancasila adalah berdasarkan asas kebersamaan, kekeluargaan artinya walaupun terjadi persaingan namun tetap dalam kerangka tujuan bersama sehingga tidak terjadi persaingan bebas yang mematikan. Dengan demikian pelaku ekonomi di Indonesia dalam menjalankan usahanya tidak melakukan persaingan bebas, meskipun sebagian dari mereka akan mendapat keuntungan yang lebih besar dan menjanjikan.

Pilar Sistem Ekonomi Pancasila yang meliputi:

1. ekonomika etik dan ekonomika humanistic2. nasionalisme ekonomi & demokrasi ekonomi3. ekonomi berkeadilan social.

Namun pada kenyataannya, Krisis ekonomi terbesar sepanjang sejarah bangsa Indonesia Orde Baru dan Orde Lama yang dialami sekarang ini telah mencuatkan tuntutan reformasi total dan mendasar (radically). Bermula dari krisis moneter (depresi rupiah) merambah ke lingkungan perbankan hingga ke lingkup perindustrian.

Jika hingga saat ini kualitas perekonomian belum menampakkan perubahan yang signifikan, tidak menutup kemungkinan, akan mendapat pukulan mahadasyat dari arus globalisasi. Kekhawatiran ini muncul, karena pemerintah dalam proses pemberdayaan masyarakat lemah masih parsial dan cenderung dualisme, antara kemanjaan (ketergantungan) pemerintah kepada IMF, sementara keterbatasan akomodasi bentuk perekonomian masyarakat yang tersebar (diversity of economy style) di seluruh pelosok negeri tidak tersentuh.

Hal ini juga terlihat jelas pada kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak proporsional, tidak mencerminkan model perekonomian yang telah dibangun oleh para Founding Father terdahulu. Hal ini dapat dilihat pada beberapa kasus, misalnya, pencabutan subsidi di tengah masyarakat yang sedang sulit mencari sesuap nasi, mengelabuhi masyarakat dengan raskin (beras untuk rakyat miskin), atau jaring pengaman sosial (JPS) lain yang selalu salah alamat.

Kurang terwujudnya perkembangan ekonomi di Indonesia dikarenakan kurang adanya mekanisme perjuangan pemerintah untuk menyamaratakan derajat pendidikan yang menjadi kendala utama yaitu masalah ekonomi. Biaya yang mahal dan sebagainya. Dan banyaknya terjadi kesenjangan social, baik antara sesama pengusaha ataupun dengan rakyat biasa.

Transformasi struktur Yaitu guna memperkuat ekonomi rakyat maka perlu diciptakan system untuk mendorong percepatan perubahan dari ekonomi

2.3BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA

Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, moral, hukum, adat-istiadat dan lain kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat menurut Soerjono Soekanto.

Salah satu aktualisasi pancasila dan UUD 1945 yang paling jelas dilihat adalah dibidang sosial budaya. Setiap upaya aktualisasi Budaya Demokrasi, Budaya Politik dan Budaya Pers mempunyai kendala atau faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaannya, hal ini sangat terasa yang mana penggunaan Sistem Demokrasi,Politik dan Pers yang baik masih sebatas pada teori.

Dapat dilihat juga dengan keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia kita harus dapat menciptakan aktualisasi pancasila tersebut dibidang ini. Karena pengaruhnya yang sangat besar terhadap pemersatu bangsa. oleh sebab itu pengendalian social budaya di Indonesia hendaklah dikondisikan dengan tepat dan diseimbangkan dalam tatanan kehidupan, bukan sebagai suatu warisan dari generasi ke generasi, serta penguatkan kembali proses integrasi nasional baik secara vertical maupun horizontal.Bangsa yang memiliki beragam jenis budaya harus terus dilestarikan dan jangan malah dijadikan salah satu perbedaan. Karena kekukuhan bangsa Indonesia adalah bhineka tunggal ika. Semua perbedaan dijadikan kekayaan dari bangsa Indonesia.dan pengalaman pancasila dapat diwujudkan dibidang ini.

Banyak budaya kita yang sudah dicontoh atau bahkan ihak patenkan oleh Negara-negara didunia. Tapi kenapa kita hana berdiam diri saja? Tidak melakukan hal yang bisa merubah atau bahkan mengembalikan milik kita itu yang seharusnya sudah menjadi kewajiban kita sebgain bangsa Indonesia merawat dan melestarikan budaya tersebut .

Berikut ini adalah beberapa daftar artefak budaya Indonesia yang diduga dicuri, dipatenkan atau diklaim oleh korporasi asing, oknum warga negara asing, ataupun negara lain:

i. Batik dari Jawa oleh Adidasii. Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysiaiii. Naskah Kuno dari Sumetera Barat oleh Pemerintah Malaysiaiv. Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysiav. Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysiavi. Rendang dari Sumetera Barat oleh Oknum WN Malaysiavii. Sambal Bajak dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Belandaviii. Sambal Petai dari Riau oleh Oknum WN Belandaix. Sambal Nanas dari Riau oleh Oknum WN Belandax. Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysiaxi. Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysiaxii. Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysiaxiii. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysiaxiv. Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysiaxv. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysiaxvi. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysiaxvii. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysiaxviii. Kursi Taman Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Perancisxix. Pigura Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Inggrisxx. Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysiaxxi. Produk Berbahan Rempah-rempah dan Tanaman Obat Asli Indonesia oleh Shiseido Co Ltdxxii. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysiaxxiii. Kopi Gayo dari Aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) Belandaxxiv. Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepangxxv. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia

2.4BIDANG HUKUM

Pertahanan dan Keamanan Negara harus berdasarkan pada tujuan demi tercapainya hidup manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa, harus menjamin hak-hak dasar, persamaan derajat serta kebebasan kemanusiaan dan hankam, juga yang adil dan beradab . Pertahanan dan keamanan harus diletakkan pada fungsi yang sebenarnya sebagai soatu Negara hukum dan bukannya suatu Negara yang berdasarkan kekuasaan.

Beberapa arah kebijakan negara yang tertuang dalam GBHN, dan yang harus segera direlisasikan, khususnya dalam bidang hukum antara lain:

1. Menata sistem hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu dengan mengakui dan menghormati hukum agama dan hukum adat serta memperbarui Undang-undang warisan kolonial dan hukum nasional yang diskriminatif, termasuk ketidak adilan gender dan ketidak sesuaiaannya dengan tuntutan reformasi melalui program legislasi.

2. Meningkatkan integritas moral dan keprofesionalan para penegak hukum, termasuk Kepolisian RI, untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat dengan meningkatkan kesejahteraan, dukungan sarana dan prasarana hukum, pendidikan, serta pengawasan yang efektif.

3. Mewujudkan lembaga peradilan yang mandiri dan bebas dari pengaruh penguasa dan pihak manapun.

4. Mengembangkan budaya hukum di semua lapisan masyarakat untuk terciptanya kesadaran dan kepatuhan hukum dalam kerangka supremasi hukum dan tegaknya negara hukum.

Satu hal yang perlu kita garis bawahi, bahwa Indonesia adalah negara hukum, artinya semua lembaga, institusi maupun person yang ada di dalamnya harus tunduk dan patuh pada hukum. Maka ketika hukum di Indonesia betul-betul ditegakkan dengan tegas, dan dikelola dengan jujur, adil dan bijaksana, insya Allah negeri ini akan makmur dan tentram

Namun saat ini betapa rapuhnya sistem dan penegakkan hokum di negeri ini dan karena itu merupakan salah satu kendala utama yang menghambat kemajuan bangsa, sistem hukum yang masih banyak mengacu pada sistem hukum kolonial, penegakkan hukum yang masih terkesan tebang pilih, belum konsisten merupakan mega pekerjaan rumah serta jalan panjang yang harus ditempuh dalam bidang hukum, Kepercayaan masyarakat terhadap supremasi hukum, termasuk lembaga-lembaga penegak hukum, kian terpuruk . contohnya setelah putusan Kasasi Akbar Tanjung, sebagian besar masyarakat menganggap putusan Mahkamah Agung itu mengusik keadilan masyarakat sehingga menimbulkan rasa kekecewaan yang sangat besar. Akibatnya, kini ada kecenderungan munculnya sinisme masyarakat terhadap setiap gagasan dan upaya pembaharuan hukum yang dimunculkan oleh negara maupun civil society.

Dibidang hukum pengembangan aktualisasi pancasila sangat diperlukan. Karena banyaknya terjadi penyalahgunaan kekuasaan, dan tindakan main hakim sendiri diberbagai daerah. Pembahasan dibidang hukum akan banyak. sekarang salah satu pembahasan tentang kasus korupsi. korupsi adalah satu diantara banyak kasus yang terjadi dibidang hukum. Seharusnya kalau dilihat secara nyata korupsi tidak harus terjadi apabila seseorang itu merasa bersyukur terhadap apa yang telah didapatinya. tetapi kenapa banyak para koruptor yang tidak tertangkap? Sedangkan orang yang hanya maling ayam atau maling kecil bisa dihukum bertahun tahun bahkan sampai belasan tahun.dimana keadilan bangsa ini?

Satu contoh lagi sekarang maraknya terjadi kasus mafia makelar pajak. Kenapa pajak masih bisa dikorupsi? Padahal itu uang rakyat untuk rakyat dengan pengembangan bangsa Indonesia. Tetapi usut punya usut kasus ini masi belum menemui titik terang. Kemana hokum di Indonesia pergi. Kurang tanggap cepatnya terhadap kasus seperti ini akan menjadikan kasus ini semakin melarut larut. Lamanya penyelesaian akan menjadikan mundurnya bangsa ini dari bangsa lain.Inilah yang dinamakan Indonesia, mereka yang memiliki uang bisa memiliki apapun. Kebebasan saat di penjara. Kasus Arthalita, yang sangat mencoreng nama baik aparat pemerintah kita, yang membebaskan beliau menata rapi rutannya seperti hotel-hotel berbintang lima . adapula kasus pajak, yakni Gayus. Beliau bebas berkeliaran refereshing di Bali bersama keluarga? Kemana aparat yang sangat kita sanjung-sanjungkan saat itu?.

Kasus terbaru dari seorang TKW yang bekerja sebagai pembantu di Arab Saudi yang disiksa majikannya. Banyak pelajaran dari yang terdahulu mengenai kasus penganiayaan tenaga kerja Indonesia yang berada di luar negri, namun kenapa kerap kali kejadian tersebut terulang. Jika hanya dipukul atau ditendang itu mungkin masih manusiawi di negri sana, namun apabila menggunting bibir? Menyundut bibir dengan punting rokok? Meneriska wajah? Apakah itu masih sangat wajar? Dan lagi-lagi kasus ini selesai dengan minta maaf atau dipenjara hanya beberapa bulan. Apakah itu bisa mengganti badan yang sudah di aniaya ataupun mental yang sudah trauma? Inilah Indonesia .

Maka dari itu pemakaian pedoman pengalaman pancasila sangatlah dibutuhkan dalam segelumit kasus kasus tadi, karena sangat dapat merugikan bangsa ini. Hayati dengan UUD 45 yang sejatinya merupakan hasil pemikiran rakyat Indonesia dan merupakan cita cita bangsa.

Pegembangan hukum haruslah diperuntukan demi terwujudnya keadilan dalam hidup bermasyarakat. Agar benar- benar Negara meletakan pada fungsi yang sebenarnya sebagai suatu Negara hukumdan bukannya suatu Negara yang berdasarkan kekuasaan.

Untuk itu pertahanan dan keamanan harus dikembangkan sesuai dengan nilai nilai pancasila yang terjabar sebagai berikut : Nilai nilai fundamental yang menyangkut pribadi warga Negara Nilai nilai fundamental yang menyangkut struktur kehidupan masyarakat. Nilai nilai fundamental yang menyangkut interaksi antara pribadi pribadi warga Negara dan struktur kehiduapan bermasyarakat.