Tugas Makalah Filsafat Uas

13
 i KETERKAIT AN AGA MA DENGA N FILSAFAT  Do se n Pe mbi mbi ng : Dr s. Ag us Pu rw ad i, M. Si Oleh : Muhammad Soleh NIM : 20111001032 2125 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012 

Transcript of Tugas Makalah Filsafat Uas

Page 1: Tugas Makalah Filsafat Uas

5/17/2018 Tugas Makalah Filsafat Uas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-filsafat-uas 1/13

i

KETERKAITAN AGAMA DENGAN

FILSAFAT

 Dosen Pembimbing : Drs. Agus Purwadi,M.Si

Oleh : Muhammad Soleh

NIM : 201110010322125

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM 

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2012 

Page 2: Tugas Makalah Filsafat Uas

5/17/2018 Tugas Makalah Filsafat Uas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-filsafat-uas 2/13

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji adalah milik Allah SWT, saya bersyukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikanhidayah dan inayahNya serta waktu untuk menyelesaikan tugas UAS mata kuliah filsafat ini sehingga

telah selesai sebelum deadline.

Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW

sebagai suri tauladan yang baik serta pemberi syafa’at dihari kiamat kelak. Dan semoga juga tercurah

kepada keluarga, para sahabat, tabi’in, tabi’it tabi’in, serta pengikut kebaikan mereka sampai hari

akhir.

Terima kasih saya haturkan pula kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas

makalah ini, terutama kepad:

1.  Bapak Dr. Muhajdir Effendy,M.Ap selaku rektor Universitas Muhammadiyah Malang yang

memberikan kesempatan kepada saya untuk menuntut ilmu dalam program beasiswa

peningkatan mutu guru madin program pemprov angkatan ke-4,

2.  Bpk. Drs. Agus Purwadi,M.Si sebagai dosen pembimbing mata kuliah Filsafat yang telah

memberikan bimbingan dan dukungan kepada semua mahasiswa seperjuangan saya,

3. 

Orang tua, serta istri tercinta dan putra saya yang memberikan kesempatan kepada saya untuk melanjutkan study di UMM ini, serta

4.  Semua teman satu angkatan dan satu ruangan yang saya sayangi meski kehidupan akademik 

kami yang “nomaden”. Masuk bareng lulus bareng. Insya Allah

Demikian kata pengantar ini saya sampaikan. Kritik dan saran yang membangun selalu saya harapkan

demi kemajuan dan perkembangan kemampuan menulis saya. Atas perhatiannya saya sampaikan

terima kasih.

Wagir, 3 Maret 2012

Penulis

Page 3: Tugas Makalah Filsafat Uas

5/17/2018 Tugas Makalah Filsafat Uas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-filsafat-uas 3/13

iii

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4

BAB II RUMUSAN MASALAH ................................................................................................................... 6

BAB III PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 7

3.1 Definisi Filsafat Menurut Para Tokoh dan Dalam Perspektif Islam ............................................... 7

3.2 Faktor-faktor yang melatarbelakangi filsuf Islam untuk mengajukan wacana sinkretisme antara

agama dan filsafat ............................................................................................................................... 8

3.3 Pandangan tokoh filsuf Islam terkait dengan pemaduan filsafat dengan agama ............................ 9

4.1 Kesimpulan ...................................................................................................................................... 12

Page 4: Tugas Makalah Filsafat Uas

5/17/2018 Tugas Makalah Filsafat Uas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-filsafat-uas 4/13

4

BAB I PENDAHULUAN

Agama dan filsafat memainkan peran yang penting dalam sejarah kehidupan manusia. Tidak dapat

dipungkiri bahwa peran keduanya merubah cara pandang manusia terhadap segala sesuatu. Dalam hal

ini agama dan filsafat adalah dua kesatuan yang sebenarnya tidak boleh dipisahkan. Karena agama

mewajibkan kita untuk mencari hakikat atau kebenaran sejati dalam hal ini dalam tuntunan wahyu.

Demikian juga filsafat bertujuan untuk menemukan kebenaran sejati tentang segala sesuatu meskipun

belum final sampai ajal menghampiri “sang pemikir” tersebut. 

Para pemikir yang berwawasan dangkal berpendapat bahwa agama sangat berbeda dengan filsafat,

dan tidak boleh dinodai dengan pikiran-pikiran manusiawi dan tidak boleh dicampuri dengan filsafat.

Namun, pembedaan ini sepertinya tidak pernah berhasil dengan banyaknya pemikiran-pemikiran

filsafat Islam serta banyaknya kajian tentang filsafat dalam Islam di berbagai lembaga kajian dan

Universitas-universitas Islam.

Jika kita berpikir bahwa ajaran Islam adalah doktrin yang tidak boleh dinalar sesuai dengan akal

pikiran yang lurus, apa bedanya dengan agama selain Islam yang menjejalkan secara paksa dogma

ajaran-ajaran agamanya meski tidak sesuai dengan logika. Namun demikian, dalam berfilsafat kita

 juga harus meyakini hakikat otak dan kapasitas berpikir manusia yang sangat terbatas. Sehingga kita

dapat menyadari bahwa hakikat sesuatu belum tentu sama dengan hasil pemikiran manusia. Dan

mengembalikan apa yang tidak dapat dijangkau oleh akal manusia kepada wahyu.

Jika agama membahas tentang segala sesuatu di alam dengan tujuan segala sesuatu yang maujud,

lantas pada sisi mana terdapat pertentangan antara agama dan filsafat. Bahkan agama dapat

memberikan asumsi-asumsi penting sebagai subyek penelitian filsafat. Filsafat dapat menjadi alat

untuk memahami dan mencari kebenaran tentang ajaran agama jika pemeluknya selalu menuntut

dirinya untuk memahami ajaran dan keyakinan agamanya secara rasional. Dengan demikian filsafat

tidak lagi menjadi “musuh” agama, namun menjadi alat untuk menguak tabir dan ma’rifat terhadap

rahasia dan doktrin-doktrin suci agama. Dengan demikian, pasti akan bertambah penghayatan seorang

muslim kepada agamanya.

Dengan satu ungkapan dapat dikatakan bahwa filosof agama mestilah dari penganut dan penghayat

agama itu sendiri. Lebih jauh, filosof-filosof hakiki adalah pencinta-pencinta agama yang hakiki.

Sebenarnya yang mesti menjadi subyek pembahasan di sini adalah agama mana dan aliran filsafat

yang bagaimana memiliki hubungan keharmonisan satu sama lain. Adalah sangat mungkin terdapat

beberapa ajaran agama, karena ketidaksempurnaannya, bertolak belakang dengan kaidah-kaidahfilsafat, begitu pula sebaliknya, sebagian konsep-konsep filsafat yang tidak sempurna berbenturan

Page 5: Tugas Makalah Filsafat Uas

5/17/2018 Tugas Makalah Filsafat Uas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-filsafat-uas 5/13

5

dengan ajaran agama yang sempurna. Karena asumsinya adalah agama yang sempurna bersumber dari

hakikat keberadaan dan mengantarkan manusia kepada hakikat itu, sementara filsafat yang berangkat

dari rasionalitas juga menempatkan hakikat keberadaan itu sebagai subyek pengkajiaannya, bahkan

keduanya merupakan bagian dari substansi keberadaan itu sendiri. Keduanya merupakan karunia dari

Tuhan yang tak dapat dipisah-pisahkan. Filsafat membutuhkan agama (wahyu) karena ada masalah-

masalah yang berkaitan dengan dengan alam gaib yang tak bisa dijangkau oleh akal filsafat.

Sementara agama juga memerlukan filsafat untuk memahami ajaran agama. Berdasarkan perspektif 

ini, adalah tidak logis apabila ajaran agama dan filsafat saling bertolak belakang. 

(http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=93&Itemid=44:2012)

Page 6: Tugas Makalah Filsafat Uas

5/17/2018 Tugas Makalah Filsafat Uas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-filsafat-uas 6/13

6

BAB II RUMUSAN MASALAH

Perbedaan pendapat tentang keselarasan dan ketidak-selarasan agama dengan filsafat telah

banyak diperbincangkan dalam berbagai kesempatan namun disini, sebagai tugas dan

pengetahuan akan saya ulas beberapa masalah sebagai berikut:

1.  Definisi filsafat dan agama menurut tokoh dan dalam perspektif Islam

2.  Faktor-faktor yang melatarbelakangi filsuf Islam untuk mengajukan wacana sinkretisme antara

agama dan filsafat

3.  Pandangan tokoh filsuf Islam terkait dengan pemaduan filsafat dengan agama

Page 7: Tugas Makalah Filsafat Uas

5/17/2018 Tugas Makalah Filsafat Uas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-filsafat-uas 7/13

7

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Definisi Filsafat Menurut Para Tokoh dan Dalam Perspektif Islam

Filsafat berasal dari istilah bahasa Yunani, “Philosophia”. “Philos” berarti sahabat, teman, mencintai,

dan “Sophia”  berarti kebijaksanaan, ilmu pengetahuan, hikmah. Jadi filasat berarti cinta kepada

kebijaksanaan.

Adapun menurut beberapa ahli definisi filsafat adalah:

1.  Menurut Pudjo Sumedi AS., Drs. M.Ed dan Mustakin,S.Pd,MM, Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani: “Philosophia”. Seiring perkembangan

 jaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti: “philosophic” dalam

kebudayaan bangsa Jerman, Belanda dan Perancis; “Philosophy” dalam bahasa

inggris; “philosophia” dalam bahasa latin; “falsafah” dalam bahasa arab.  

2.  Menurut Plato Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli

3.  Menurut Al-Farabi Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang alam maujud bagaimana hakikat sebenarnya. 

(http://consumptive.net:2012) 

4.  Sidi Gazalba

Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran, tentang segala sesuatu yang

dipermasalahkan, dengan berfikir radikal, sistematik dan universal.

5.  Prof. Mr. Muhammad Yamin

Filsafat ialah pemusatan pikiran,sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya di dalam

kepribadiannya itu dialaminya kesungguhan.

(Agus Purwadi: 2012)

Dengan demikian filsafat adalah satu disiplin ilmu yang membahas tentang hakikat sesuatu dengancara berpikir secara radikal, mendasar, penuh kesungguhan dan sistematis sehingga menemukan

hakikat sesuatu tersebut.

Sedangkan agama secara harfiah bahasa arab ad-Din berasal dari day a na. dalam kamus tradisonal

kata tersebut mempunyai banyak makna, diantaranya:

1.  Dain/ qardl bermakna hutang. Dengan penegertian bahwa wujud manusia di dunia ini adalah

hutang yang perlu dibayar (lih. QS. AL-Baqarah:245)

Page 8: Tugas Makalah Filsafat Uas

5/17/2018 Tugas Makalah Filsafat Uas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-filsafat-uas 8/13

8

2.  Maddana, dari kata inilah lahir istilah madani dan madinah. Madddana bermakna

membangun dan bertamaddun, oleh karena itu instilah madani  hanya untuk masyarakat

yang beragama bukan masyarakat sekuler.

3.  Kata danaa memiliki makna kerajaan. Konsep ini berkaitan dengan tauhid uluhiyyah yang

merupakan esensi terpenting dalam Islam.

4.  Pengertian lain bermakna kecenderungan. Sudah menjadi fitrah manusia untuk percaya

kepada perkara yang supernatural dan metafisika. Percaya adanya Tuhan yang maha kuasa

mengatur alam semesta raya.

Dari beberapa pengertian di atas, agama menurut Islam adalah cara hidup, cara berpikir,

berideologi, dan bertindak. Agama meliputi system politik, ekonomi, social dan budaya. Hal ini

berbeda dengan pandangan filsuf-filsuf barat yang mengartikan agama tidak lebih dari konsep

morality. Ada juga yang mengartikan agama hanya menyentuh hal-hal ruhaniyyah saja. Bahkan ada

yang menganggap bahwa agama merupakan ritual/upacara penyembahan.

3.2 Faktor-faktor yang melatarbelakangi filsuf Islam untuk mengajukan

wacana sinkretisme antara agama dan filsafat 

Islam sebagai agama moderat senantiasa menganjurkan jalan pertengahan (tawasuth).

Karenanya, dapat diketahui bahwa semangat pemaduan dan pertengahan merupakan salah

satu corak pemikiran kaum Muslimin dalam berbagai lapangan kehidupan. Setiap kali adaaliran-aliran yang berlawanan, tentu akan timbul penengahnya, seperti ditunjukkan dalam

sejarah aliran dan pemikiran dalam Islam. Aliran Asy’ariyah dalam ilmu kalam dapat

dikatakan merupakan aliran pertengahan dari golongan yang memegangi tekstual bunyi nash

tanpa mengemukakan penafsiran rasional, dengan aliran Mu’tazilah yang mempertahankan

kebebasan akal sepenuhnya dalam memahami nash dan penafsirannya. Dalam lapangan

hukum Islam, madzhab Syafi’i merupakan madzhab pertengahan yang terletak diantara

Madzhab Maliki yang mendasari pendapatnya kepada Hadits sesudah Qur’an (ahlu al-

Hadits), dengan madzhab Hanafi yang mendasari pendapat-pendapatnya kepada pikiran dan

ijtihad (ahlu al-ra’yi).

Di samping itu, terdapat juga beberapa faktor lain yang mendorong pemaduan antara agama

dengan filsafat, yaitu :

1. Adanya jurang pemisah yang dalam antara Islam dengan filsafat Aristoteles dalam

berbagai persoalan, seperti sifat-sifat Tuhan dan ciri-ciri Nya, Qadimnya alam, hubungan

alam dengan Tuhan, keabadian jiwa, dan lain sebagainya.

2. Adanya serangan yang banyak dilancarkan oleh kalangan agamawan terhadap setiap

Page 9: Tugas Makalah Filsafat Uas

5/17/2018 Tugas Makalah Filsafat Uas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-filsafat-uas 9/13

9

pembahasan pikiran yang tidak membawa hasil yang sesuai dengan akidah yang telah

ditetapkan sebelumnya. Sikap ini sering diikuti dengan tekanan-tekanan yang dilakukan oleh

rakyat banyak dan penguasa-penguasa terhadap para filosof.

3. Hasrat para filosof sendiri untuk dapat menyelamatkan diri dari tekanan-tekanan tersebut

agar mereka bisa bekerja dengan tenang dan tidak terlalu nampak pertentangannya dengan

agama.

(http://newuke8554.blogspot.com/2009/06/hubungan-agama-filsafat-menurut-ibnu.html:2012) 

4. Berkembangnya rasionalitas masyarakat yang menyebabkan revolusi ilmu pengetahuan.

5. Adanya kebutuhan keselarasan antara agama dan sains.

6. Kebenaran sejati adalah dari Allah, untuk menemukan dan menerima kebenaran sejati tidak serta

merta menerima namun harus melalui pemikiran yang sungguh-sungguh dan radikal sehingga apa

yang ditetapkan oleh agama dapat diterima dengan akal sehat.

3.3 Pandangan tokoh filsuf Islam terkait dengan pemaduan filsafat 

dengan agama

Secara fithrah manusia dilahirkan telah diberikan akal sebagai alat penimbang antara baik dan buruk,

bagus dan jelek, dsb. Dengan akal tersebut-lah manusia berfilsafat. Namun demikian, tidak dapat

dinafikan bahwa akal manusia terbatas pada ketidakterbatasa alam semesta sebagai salah satu obyek 

penelitian filsafat. Oleh karena itu, Allah sebagai pencipta manusia dan pemberi akal tersebut

menurunkan wahyu (agama) untuk menuntun akal manusia menuju kebenaran hakiki.

Menurut Ibnu Rusyd, berfilsafat dalam Islam merupakan suatu keharusan. Menurut beliau dalam

karyanya Fashl al-Maqaal, filsafat berfungsi untuk mengadakan penyelidikan tentang alam

wujud dan memandangnya sebagai jalan untuk menemukan Zat yang membuatnya . Dalam Al-

Qur’an Surat Al-A’raaf ayat 185 dan surat Al-Hasyr ayat 2

Kedua ayat tersebut mengandung perintah I’tibar dan nazhar. Kedua ayat tersebut secara

tegas memerintahkan untuk mengambil qiyas aqli atau qiyas aqli dan qiyas syar’i bersama-

sama. I’tibar dan nazhar yang dimaksudkan dalam kedua ayat tersebut tidak lain adalah

pengambilan sesuatu hukum yang belum diketahui (majhul) dari sesuatu yang telah diketahui

(ma’lum). Ini berarti, penyelidikan alam wujud tidak bisa tidak, mesti menggunakan qiyas

aqli. Karena itu, penyelidikan yang bersifat filosofi menjadi suatu kewajiban.

Page 10: Tugas Makalah Filsafat Uas

5/17/2018 Tugas Makalah Filsafat Uas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-filsafat-uas 10/13

10

Argumentasi Ibnu Rusyd tersebut, dapat dipahami secara logika, dengan mengikuti premis –premis

yang disusun oleh Al-‘Iraqiy sebagai berikut :

Premis minor :

Penyelidikan filsafat secara nazhari aqli di alam ini bertujuan untuk mencapai ma’rifah kepada

pembuatnya, yaitu Allah.

Premis mayor :

Agama memerintahkan dan mewajibkan manusia untuk memperhatikan dan memikirkan penciptaan

di alam ini agar manusia mengenal Tuhannya (Allah)

Konklusi :

Pengkajian filsafat dalam kerangka diatas adalah kewajiban, sepanjang kemampuan, yaitu dengan

metode burhan (demontrasi)

Kalau seorang faqih berdasarkan ayat tersebut menetapkan adanya qiyas syar’i, maka berdasarkan

ayat tersebut pula seorang filosof lebih berhak lagi untuk menetapkan adanya qiyas aqli. Bila

dikatakan qiyas aqli adalah sebuah bid’ah, maka demikian pula halnya dengan qiyas syar’i, karena

keduanya tidak terdapat pada masa permulaan Islam. Kalau pengambilan qiyas aqli diwajibkan oleh

Syara’ maka seorang ahli pikir harus mempelajari logika dan filsafat. Untuk itu, karena filsafat telah

berkembang sebelumnya dengan tokoh-tokoh seperti Plato dan Aristoteles, maka mempelajari

pemikiran para filosof terdahulu tersebut adalah suatu keniscayaan. Tidaklah mungkin bagi orang-

orang yang datang kemudian membangun filsafat yang baru sama sekali dengan meninggalkan

pemikiran-pemikiran filsafat yang telah berkembang sebelumnya.

Para filosof Islam bersepakat bahwa akal dan wahyu keduanya menjadi sumber pengetahuan dan

alat untuk mencapai kebenaran. Akan tetapi, dalam Qur’an dan Hadits, terdapat banyak nash yang

secara lahir bertentangan dengan filsafat. Bagi Ibnu Rusyd, nash-nash tersebut dapat dita’wilkan

sepanjang memenuhi aturan-aturan ta’wil dalam bahasa Arab, seperti halnya lafazh-lafazh dari

Syara’ dapat pula dita’wilkan dari segi aturan fiqh. Karena itu, para ulama sepakat bahwa tidak

semua kata-kata yang datang dari Syara’ diartikan menurut lahirnya, tidak pula harus dikeluarkan

semuanya dari arti lahirnya, tetapi menggunakan makna batinnya. Penafsiran (pena’wilan) semacam

inilah dipakai oleh ulama-ulama fiqh dan para filosof.

Dengan demikian, ada arti lahir dan arti batin. Bila arti lahir sesuai dengan hasil pemikiran, maka arti

ini harus diambil dan kalau berlawanan maka harus dicari pena’wilannya. Arti ta’wil adalah

mengeluarkan sesuatu kata dari arti yang sebenarnya kepada arti yang majazi (allegorik).

Rangkapnya arti tersebut, dikarenakan perbedaan pandangan orang dan kemampuannya untuk

mempercayai. Manusia dalam hal ini terdiri dari tiga golongan, sesuai dengan pembagian qiyas, yaitu

golongan pemakai qiyas burhani, qiyas jadali, dan qiyas khithabi.

Qiyas burhani adalah qiyas yang terdiri dari dasar-dasar pikiran (premis) yang yakin dan berpijak

pada hukum-hukum aksioma. Karena itu, qiyas tersebut memiliki konklusi yang meyakinkan, dan

itulah qiyas yang sebenar-benarnya dan lazim dipakai dalam dunia pemikiran filsafat.

Ibnu Rusyd meletakkan beberapa aturan sebagai pegangan dalam melakukan ta’wil, yaitu : 

1.  Setiap orang harus menerima prinsip-prinsip Syara’ dan mengikutinya, serta menginsyafi

bahwa Syara’ melarang untuk memperkatakan hal-hal yang tidak disinggung olehnya.

Page 11: Tugas Makalah Filsafat Uas

5/17/2018 Tugas Makalah Filsafat Uas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-filsafat-uas 11/13

11

2.  Yang berhak mengadakan ta’wil hanyalah golongan filosof semata, bahkan filosof tertentu

saja, yaitu mereka yang mendalam ilmunya. Ta’wil ini tidak boleh dilakukan oleh ulama -

ulama fiqh, termasuk juga ulama-ulama mutakallimin, karena keterbatasan ilmunya dan

berbeda-beda pendapatnya, bahkan mereka telah menyebabkan terjadinya perpecahan dan

timbulnya golongan-golongan dalam Islam.

3.  Hasil pena’wilan hanya dapat dikemukakan kepada golongan pemakai qiyas burhani, yaitu

para filosof, bukan kepada kepada orang awam karena orang awam hanya mengetahui arti

lahirnya nash.

4.  Kaum Muslimin bersepakat bahwa dalam Syara’ ada tiga bagian, yaitu : Bagian yang harus

diartikan menurut lahirnya; bagian yang harus dita’wilkan; dan bagian yang masih

diperselisihkan. Dalam hal pena’wilan terhadap sesuatu yang sudah disepakati untuk

diartikan menurut lahirnya ataupun pengartian menurut lahirnya dari sesuatu yang

semestinya dita’wilkan, diperlukan ijma’ kaum muslimin. 

(http://newuke8554.blogspot.com/2009/06/hubungan-agama-filsafat-menurut-

ibnu.html:2012) 

Page 12: Tugas Makalah Filsafat Uas

5/17/2018 Tugas Makalah Filsafat Uas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-filsafat-uas 12/13

12

BAB IV KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Dari ulasan diatas dapat disimpulkan bahwa antara filsafat dan agama terdapat korelasi atau

hubungan yang erat. Namun demikian banyak yang menafikan hubungan ini, karena keterbatasan

wawasan dan pengertian akan filsafat. Berdasarkan banyak definisi filsafat diatas, berfilsafat

merupakan kegiatan berpikir logis yang dilakukan secara radikal dan sistematis untuk mengetahui

kebenaran hakiki akan segala sesuatu yang maujud. Sebagai tujuannya adalah keberadaan Allah

sebagai Tuhan semesta alam dan ini merupakan apa yang diperintahkan Allah sendiri untuk

beri’tibar kepada alam semesta demi mengetahui penciptanya. 

Page 13: Tugas Makalah Filsafat Uas

5/17/2018 Tugas Makalah Filsafat Uas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-filsafat-uas 13/13

13

DAFTAR RUJUKAN

Anthony Giddens, Kapitalisme dan teori sosial modern: suatu analisis karya-tulis Marx,Durkheim dan Max Weber, diterjemahkan oleh Soeheba Kramadibrata, Jakarta: UI-Press, 1986.

http://newuke8554.blogspot.com/2009/06/hubungan-agama-filsafat-menurut-ibnu.html,

2012 

http://consumptive.net:2012 

http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=93&Itemid=44:20

12