Makalah Filsafat Ilmu Uas
-
Upload
robih-aflah -
Category
Documents
-
view
107 -
download
1
description
Transcript of Makalah Filsafat Ilmu Uas
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013/2014
DAFTAR ISI
Daftar isi ...................................................................................................................................1
Kata pengantar ........................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................4
1.3 Tujuan .................................................................................................................5
1.4 Manfaat ..............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Stem cell..........................................................................................6
2.2 Karakteristik Stem cell.....................................................................................7
2.3 Fungsi dan Jenis-jenis Stem cell.......................................................................8
2.4 Mekanisme Penggunaan Stem Cell................................................................12
2.5 Potensi Stem Cell dalam Dunia Kesehatan...................................................18
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................26
Daftar Pustaka ....................................................................................................................27
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala
puji hanya bagiNya. Semoga sholawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, dan juga
kepada para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Puji syukur Alhamdulilah saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan segala rahmat, hidayah, inayah-Nya. Sehingga penulisan makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik dan lancar.
Makalah dengan judul “STEM CELL DARI PERSPEKTIF FILSAFAT ILMU”
sebagai tugas mata kuliah Filsafat Ilmu.
Dalam penulisan makalah ini saya banyak menerima bantuan bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini ,kami tidak lupa mengucapkan terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Badia Parizade, M.B.A selaku Rektor Universitas Sriwijaya.
2. Bapak Dr. Febrian, S.H., M.S., selaku dosen mata kuliah filsafat ilmu.
3. Orang tua kami yang telah memberikan bantuan materiil dan spirtual.
4. Teman-teman kami di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi angkatan 2013 Universitas
Sriwijaya atas segala bantuannya.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa Program
Studi Pendidikan Dokter Gigi khusus nya angkatan 2013. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, karena masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Maka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
meyempurnakan makalah ini.
2
Dengan makalah ini, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan berguna bagi penulis serta pembaca pada umumnya.
Indralaya, 13 Desember 2013
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stem cell adalah Sel primitif yang belum berdiferensiasi dimana turunan-
turunan selnya dapat terdiferensiasi menjadi berbagai fungsi jaringan sel maupun
organ dan memiliki kemampuan untuk memperbarui sel. Dalam dunia medis disebut
sel multi fungsi. Stem cell menjanjikan harapan baru di Dunia Kedokteran. Sel ini
mampu tumbuh menjadi semua jenis sel baru dalam tubuh.
Stem cell dapat dimanfaatkan untuk transpalasi kulit, mengobati penyakit auto-
imun, terapi gen, terapi gangguan imunitas seperti pada HIV/AIDS, skrining obat dan
mempelajari perkembangan embrio serta masih banyak sekali potensi lain yang belum
dapat dibayangkan dewasa ini.
Dengan penemuan bahwa stem cell embrionik dan dewasa dapat berkembang
biak secara tidak terbatas dan dapat mengalami transdiferensiasi maka sekarang sudah
jelas bahwa terjadinya kerusakan jaringan tubuh dapat diperbaiki oleh stem cell
dewasa yang beredar dalam darah dan stem cell yang terdapat dalam setiap organ.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan stem cell ?
2. Apa fungsi dan jenis-jenis dari stem cell ?
3. Apa saja karakteristik stem cell ?
4. Bagaimana mekanisme penggunaan stem cell ?
5. Apa saja potensi stem cell di dunia kesehatan?
4
1.3 Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk :
1. Memberi informasi tentang stem cell
2. Memberikan gambaran tentang bagaimana mekanisme penggunaan stem cell
pada transplantasi hati, jantung, dan leukimia.
1.4 Manfaat
Manfaat penulisan dan pemyusunan makalah ini adalah agar pembaca dan
penulis dapat mengetahui informasi tentang stem cell dan mekanisme penggunaannya.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Stem Cell
Mungkin sebagian dari kita masih merasa asing dengan istilah stem cell. Kata
stem cell mulai populer di dunia kedokteran sejak tahun 1950-an, yaitu sejak
ditemukannya sel penyusun sumsum tulang belakang yang mampu membentuk
seluruh jenis sel darah dalam tubuh manusia.
Apakah stem cell itu? Stem cell adalah sel primitif yang memiliki kemampuan
memperbaru dan potensi untuk berdiferensiasi, merupakan sel yang bersumber dari
tubuh, dalam keadaan tertentu dapat berdiferensiasi menjadi berbagai fungsi jaringan
sel maupun organ, dalam dunia medis disebut sebagai “sel multi-fungsi”. Stem cell
juga merupakan awal mula dari pertumbuhan sel lain yang menyusun keseluruhan
tubuh organisme, termasuk manusia.
Stem cell dalam bahasa mandarin berasal dari kata “pohon”, “batang” dan
“sumber”, artinya stem sel sama seperti batang pohon yang dapat tumbuh cabang,
daun, berbunga dan berbuah. Oleh karena itu, ilmuan menamakannya sebagai stem
cell. Dalam bahasa indonesia kata stem cell akhir-akhir ini diartikan sebagai stem cell.
Kata punca berarti awal mula.
Makna sebagai sel awal mula ini semakin diteguhkan pada penemuan
keberadaan stem cell pada awal kehidupan manusia, yaitu pada masa embrio. Hal ini
tentu menegaskan bahwa stem cell adalah sel yang menjadi awal mula terbentuknya
200 jenis sel yang menyusun tubuh manusia.
6
2.2 Karakteristik Stem Cell
Setiap sel memiliki karakteristik masing-masing, begitu juga stem cell. Karateristik
yang dimiliki stem cell adalah : belum berdiferensiasi (undifferentiated) dan mampu
memperbanyak diri sendiri (self renewall).
Belum berdiferensiasi ( undifferentiated) Stem cell merupakan sel yang belum
memiliki bentuk dan fungsi spesifik layaknya sel lainnya pada organ tubuh. Misalnya
fungsi berdenyut (sel jantung), menghasilkan hormon, menghantarkan impuls (sel
syaraf) ataupun fungsi lainnya. Bukti ilmiah bahkan menunjukan bahwa populasi stem
cell belum aktif (inaktive) dan fungsinya baru terlihat pada waktu dan kondisi
tertentu. Kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi lebih dari 1 jenis sel lain
(differentiate) yang membuat stem cell mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel
matang, misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, sel pankreas, dan lain-lain
inilah yang membuat stem cell dipercaya akan menjadi jalan keluar bagi penyakit
degeneratif seperti stroke, Alzheimer, diabetes melitus, dan lain-lain.Kemampuan
stem cell sebagai sel yang belum berdiferensiasi ternyata dimaksudkan untuk menjaga
kontinuitas regenerasi populasi sel yang menyusun jaringan dan organ tubuh. Selain
itu, kemampuan stem cell untuk berdiferensiasi juga dianggap lebih istimewa dari sel-
sel lain, karena stem cell mampu berdiferensiasi menjadi lebih dari 1 jenis sel tubuh.
Hal ini berarti stem cell bersifat multipoten dan pluripoten bergantung pada jenis sel
itu sendiri. Multipoten bila stem cell hanya mampu berdiferensiasi menjadi beberapa
jenis sel yang biasanya berada dalam suatu golongan serupa, seperti sel-sel sistem
hematopoietik ataupun sistem syaraf. Sedangkan pluripoten bila stem cell mampu
berdiferensiasi menjadi sel tubuh apapun. Proses diferensiasi stem cell diduga
dipengaruhi faktor internal dan faktor eksternal sel. Faktor internal mencakup faktor
genetik, sedangkan faktor eksternal mencakup kondisi lingkungan sel, faktor
7
pertumbuhan serta kondisi kebutuhan jaringan atau organ tubuh itu sendiri. Hingga
saat ini faktor-faktor yang mempengaruhi tujuan diferensiasi stem cell secara pasti
masih di terus teliti.
Memperbanyak diri sendiri (self renewall).
Kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri (self-
regenerate/self-renew). Dalam hal ini stem cell dapat membuat salinan sel yang
hampir sama dengan dirinya melalui pembelahan sel. Kemampuan meregenerasi diri
sendiri ini tidak dimiliki sel-sel tubuh lainnya seperti sel jantung, sel syaraf, sel otak
dan lain-lain.itulah sebabnya apabila terjadi kerusakan pada sel jantung, sel otak,
maupun sel pankreas maka pada umumnya kerusakan tersebut bersifat ireversebel.
Karena kemampuannya memperbanyak diri ini jugalah populasi stem cell dalam
tubuh terjaga. Kemampuan stem cell untuk memperbanyak diri ini diduga dapat
dilakukan berulang kali dan tidak terbatas, serta dapat dipertahankan dalam waktu
yang relatif lama.
2.3 Fungsi dan Jenis-jenis Stem Cell
A. Fungsi Stem Cell
1. Sistem perbaikan, untuk mengganti sel - sel tubuh yang telah rusak demi
kelangsungan hidup organisme.
2. Saat stem cell terbelah, sel yang baru mempunyai potensi untuk tetap menjadi
stem cell / menjadi sel dari jenis lain dengan fungsi yang lebih khusus.
B. Jenis-jenis Stem Cell
Keberadaan stem cell dalam berbagai tahap pertumbuhan dan organ tubuh,
telah membuat stem cell terbagi lagi menjadi beberapa jenis. Asal-usul stem
cell menentukan penamaan dan karakteristik dari setiap jenis stem cell. Jenis
8
stem cell yang akan dibahas pada bab ini meliputi stem cell embrionik dan
stem cell dewasa
Berdasarkan tingkat maturasi tubuh yang menjadi sumber keberadaanya,
secara singkat stem cell dibagi menjadi dua jenis yaitu stem cell embrionik
(embryonic stem cell) dan stem cell dewasa ( adult stem cell).
Stem cell embrionik (embryonic stem cell)
Stem cell embrionik adalah stem cell yang didapatkan pada saat tubuh masih
berada dalam masa embriogenesis. Lebih tepatnya disebut juga sebagai massa
sel dalam (inner cell mass) yang terdapat dalam blastosis. Stem ccll embrionik
merupakan awal dari seluruh jenis sel dalam tubuh manusia. Tergolong
sebagai stem cell yang bersifat pluripoten. Dengan sifatnya yang pluripoten
ini, secara logika tidak ada satupun penyakit degeratif yang tidak dapat
disembuhkan oleh stem cell jenis ini.
Selain sifat pluripoten ini, stem cell jenis ini memiliki daya polimerasi yang
tinggi, talomer yang panjang dan aktifitas hormon telomerase yang tinggi.
Karena hal ini juga lah terapi menggunakan stem cell embrionik ini memiliki
resiko yang tinggi akan terjadinya polimerase sel yang berlebih,sehingga
berpotensi terjadinya tumorigenesis (pembentukan tumor yang tidak
diinginkan).
Selain itu kontroversi lain dari penggunaan stem cell embrionik ini berasal dari
nilai etis penggunaan embrio sebagai sumber didapatkan nya stem cell ini. Hal
ini lah yang menyebabkan riset seputar stem cell ini umumnya menggunakan
9
stem cell yang berasal dari embrio hewan, yang tentunya tidak dapat
disamakan dengan manusia
Setiap kehidupan manusia berasal dari proses fertilisasi, yaitu hasil pertemuan
antara sperma dan ovum.Dari fertilisasi maka dihasilkan zigot, oleh karena
zigot terbentuk oleh penyatuan sperma dan ovum maka materi genetik yang
berada di dalamnya merupakan kesatuan dari sperma dan ovum. Setelah
terbentuk maka zigot akan membelah menghasilkan blastomer yang setiap hari
berlipat ganda (2,4 dan seterusnya). Dengan demikian saat hari keempat pasca
fertilisasi, blastomer yang terbentuk akan berjumlah 8 sel.
Blastomer yang terdapat dalam tahapan 2 sampai dengan inilah yang masih
bersifat totipotensi. Bila dipisahkan dan diisolasi maka blastomer-blastomer
tersebut akan mampu melakukan proses embriogenesis masing-masing dan
membentuk individu baru. Potensi ini tidak ditemukan pada blastomer di atas
tahapan 8. Sesuai dengan literatur ilmiah bahwa potensi diferensiasi sel akan
terus menurun seiiring dengan ertambahnya usia sel-sel tersebut.
Riset dan penerapan terapi menggunakan stem sel embrionik ini memang
banyak ditentang karena dianggap melanggar etika. Betapa tidak, embrio yang
seharusnya merupakan awal mula dari kehidupan manusia dianggap tidak
layak dijadikan bahan riset dan penelitian. Oleh karena itu para peneliti terus
mencari dan mengkaji beberapa metode produksi embrio yang sekiranya tidak
melanggar etika yang ada.
Setelah stem cell embrionik berhasil diproduksi maka langkah selanjutnya
adalah proses isolasi. Terdapat beberapa macam metode isolasi stem cell
10
embrionik, antara lain metode enzimatis, metode bedah imun, metode bedah
mikro atau mekanik, dan metode penyayatan laser.
Stem cell dewasa ( adult stem cell)Stem cell dewasa adalah stem cell yang
ditemukan ditengah sel-sel lain yang telah berdiferensiasi dalam suatu jaringan
yang telah mengalami maturasi. Dengan kata lain stem cell jenis ini adalah
sekelompok sel yang belum berdiferensiasi atau bahkan masih dalam keadaan
tidak aktif, yang terdapat pada suatu jaringan dalam tubuh yang telah memiliki
fungsi spesifik.
Bukti ilmiah yang telah ada menunjukan bahwa stem cell dewasa memiliki
sifat yang multipoten, dengan demikian stem cell jenis ini memiliki
kemampuan berdiferensiasi yang lebih rendah bila dibandingkan dengan stem
cell embrionik.Namun yang menjadi kekurangan stem cell dewasa adalah
konsentrasinya yang tergolong jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan sel
sel lain yang telah berdiferensiasi dalam suatu jaringan dewasa. Hal ini
mengakibatkan tahap isolasi yang jauh lebih sulit dari tahap isolasi stem sel
embrionik. Selain itu maturitasi sel yang jauh lebih tua dibandingkan dengan
stem cell embrionik, diperkirakan berdampak pada kemampuan sel jenis ini
memperbanyak diri. Keberadaan stem cell jenis ini diperkirakan untuk mejaga
homeostatis jaringan tempatnya berada. Saat ini hampir semua jaringan dalam
tubuh terbukti mengandung stem cell dewasa di segala usia, sekalipun manusia
yang bersangkutan telah lanjut usianya. Oleh karena itu penggolongan stem
cell dewasa dilakukan berdasarkan organ dan golongan sel yang akan menjadi
alur diferensiasinya.. Seperti stem cell hematopoetik, stem cell syaraf, stem
cell kulit, stem cell mesenkimal, stem cell jantung dan sebagainya.
11
Metode isolasi stem cell dewasa
Manusia sebagai makhluk multiselular, terdiri dari berbagai macam sel yang
menjalankan fungsinya secara spesifik dalam organ/jaringan tubuh. Seringkali,
walaupun peneliti melakukan pengamatan yang cermat dengan mikroskop,
karakteristik sel yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dibedakan.
Dalam jaringan / organ yang telah matang, stem cell dewaa bahkan seringkali
tampak tidak aktif. Stem cell ini baru teraktivasi jika jaringan/ organ tersebut
mengalami kerusakan. Baik dalam keadaan aktif maupun inaktif, secara kasat
mata stem cell tampak serupa dengan sel lainnya yang juga menyusun
organ/jaringan tersebut. Untuk mendapatkan isolasi murni stem cell organ
yang bersangkutan, maka peneliti dan praktisi medis mengginakan modal
pengetahuan yang ada menyangkut karakteristik stem cell masing-masing
organ.Dua metode identifikasi dan isolasi stem cell dewasa yang paling sering
digunakan yaitu pemisahan sel mononuklear yang mengandung stem cell,
pada darah tepi, darah tali pusat, dan sumsum tulang; serta identifikasi dan
isolasi stem cell yang terkandung dalam polpulasi multiselular, dengan
menggunakan fluorescene activated cell storing (FACS)/flowcytometry.
2.4 Mekanisme Penggunaan Stem Cell
Sebagai sel yang diharapkan mampu memperbaiki fungsi jaringan/organ tubuh yang
telah rusak, stem cell yang sebelumnya telah diisolasi dan mengalami sejumlah
perlakuan di laobatorium, akan kembali ditransplantasikan dalam tubuh pasien yang
membutuhkannya. Hingga saat ini, para peneliti di berbagai pusat riset stem cell
12
masih berupaya menemukan metode dan jalur administrasi stem cell ke dalam tubuh
yang paling optimal.
Secara garis besar, terdapat dua metode transplantasi stem cell ke dalam tubuh pasien
yang membutuhkannya. Metode pertama adalah secara langsung mengimplantasikan
stem cell tersebut ke dalam jaringan/organ tubuh pasien yang telah rusak. Metode
kedua adalah mengimplantasikan stem cell melalui pembuluh darah, baik yang berada
dekat dengan lokasi jaringanorgan yang telah rusak atau pembuluh darah manapun
yang terdapat pada tubuh pasien. Karena kemudahan aplikasinya dikemudian hari,
maka metode inilah yang paling banyak digunakan dan diuji efektifitasnya.
Distribusi stem cell ke jaringan tau organ yang pelu diperbaiki merupakan langkah
pertama yang harus dicapai demi keberhasilan upaya untuk memperbaiki fungsi
jaringan/organ yang bersangkutan. Oleh karena itu sudah seharusnya kita semua
mengerti konsep optimalisasi distribusi stem cell ke jaringan/organ tubuh yang telah
rusak. Sekarang, konsep ini dikenal dengan istilah “homing”.
2.4.1 Homing
Jika saat ini adalah saat pertama anda mengetahui istilah homing, mungkin yang
pertama kali muncul dalam pikiran anda adalah kata rumah. Ya, pemikiran ini
bukanlah pemikiran yang salah. Homing dalam teknologi stem cell memang
dibentuk dari asal kata “home” yang berarti rumah. Sekalipun bukan berasal dari
kata kerja, namun penambahan akhiran –ing dalam homing, memang dilakukan
untuk mendefinisikan homing sebagai aktifitas stem cell untuk kembali ke
rumahnya, yaitu jaringan/organ tubuh yang telah rusak dan hendak diperbaiki.
Istilah homing pertama kali dipergunakan untuk mendeskripsikan proses yang
terjadi dalam transplantasi sel dari sumsum tulang. Stem cell hematopoietik yang
13
disuntikkan kedalam pembuluh darah, secara otomatis segera menuju ke bagian
sumsum tulang yang mengalami kerusakan. Dalam uji laboratorium pada hewan,
stem cell yang telah diadministrasikan sebelumnya telah diberi penanda untuk
melacak keberadaannya setelah masuk ke dalam pembuluh darah. Melalui
percobaan tersebut, stem cell yang terbukti segera menuju jaringan tubuh hewan
yang rusak. Pada penyelidikan selanjutnya aktifitas stem cell seperti ini diduga
dipengaruhi oleh adanya protein spesifik yang dilepaskan oleh sel-sel tubuh yang
rusak sebagai bentuk komunikasi selular. Protein ini bersifat kemoatraktif,
sehingga mampu menarik stem cell yang berada di peredaran darah, untuk menuju
ke arah keberadaan proteinnya.
Dalam kaitannya dengan konsep homing, kemampuan stem cell dalam merespons
sinyal selular sel-sel yang mengalami kerusakan dapat dimanfaatkan untuk
mengoptimalkan aplikasi klinis terapi stem cell, saat ini bukti yang telah ada juga
menjelaskan bahwa efisiensi homing stem cell pada transplantai dipengaruhi oleh
usia individu resipien. Semakin tua usia seorang individu resipien, maka tingkat
efisiensinya juga relatif akan menurun. Riset yang dilakukan menggunakan mencit
muda berusia 6- minggu dibandingkan dengan mencit tua berusia 22-25 minggu
menunjukan bahwa efisiensi homing stem cell hematopoeitik pada mencit yang
muda tiga kali lipat lebih baik daripada mencit tua. Mengingat sistem peredaran
darah manusia menghubungkan satu pembuluh darah dengan pembuluh darah
lainnya yang tersebar diseluruh tubuh, maka stem cell yang ditransplantasikan
untuk jaringan/organ tubuh tertentu yang telah rusak juga dapat tersebar ke
jaringan dan organ lain yang bukan merupakan target stem cell. Oleh karena itu
riset yang lebih mendalam masih dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensinya.
14
2.4.2 Mekanisme regenerasi jaringan oleh stem cell
Setelah stem cell diadministrasikan secara sistemik atau secara langsung sampai
pada jaringan yang dituju, maka mekanisme regenerasi jaringan yang rusak pun
segera dimulai. Mekanisme perbaikan jaringan yang rusak dengan menggunakan
stem cell terdiri dari dua jenis, yaitu diferensiasi stem cell dan produks faktor
pertumbuhan (growth factor) stem cell.
Diferensiasi stem cell
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumya, salah satu keistimewaan stem
cell adalah kemampuan berdiferensiasi menjadi berbagai jeis sel somatik. Dengan
kemampuan ini, maka stem cell yang telah sampai pada lokasi kerusakan sel
dalam jaringan tubuh, akan mampu berdiferensiasi menjadi bentuk sel somatik
jaringan tubuh tersebut, sehingga mampu menggantikan sel-sel yang telah rusak.
Untuk mencapai efektifitas yang optimal, jenis stem cell yang dipakai disesuaikan
dengan jalur diferensiasi yang dikehendaki. Namun, bukan tidak mungkin
diferensiasi stem cell dewasa untuk dipakai menjadi sel diluar jalur
diferensiasinya. Fenomena ini disebut transdiferensiasi.
Dengan ditemukannya fenomena transdiferensiasi, pemikiran yang sebelumnya
menyatakan hanya stem cell embrionik yang bersifat pluripoten nampaknya harus
di tinjau ulang. Meskipun demikian keraguan akan ada tidaknya fenomena
transdiferensiasi ini juga masih ada. Kepastian kemurnian stem cell dewasa yang
digunakan dalam uji laboratorium tanpa adanya kontaminasi stem cell jenis lain
adalah salah satu hal yang masih dipertanyakan.
15
Stem cell jenis lain yang juga dimanfaatkan potensi diferensiasinya adalah stem
cell embrionik. Saat diuji, baik dalam cawan kultur (in vitro) maupun hewan
percobaan ( in vivo), stem cell embrionik tidak diragukan lagi kemampuannya
dalam membentuk seluruh jenis sel dari ketiga lapisan embrional manusia.
Sayangnya kelebihan potensi ini justru menimbulkan resiko teratoma bila
langsung diterapkan pada manusia yang membutuhkannya. Untuk meminimalisir
resiko ini, salah satu solusi yang saat ini paling banyak digunakan adalah dengan
melakukan induksi diferensiasi stem cell embrionik terlebih dahulu dalam
laboratorium sebelum ditransplantasikan ke dalam tubuh manusia.Seluruh fakta
ilmiah yang didapatkan melaalui uji laboratorium , telah berhasil membuktikan
kemampuan stem cell untuk berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel tubuh.
Walaupun demikian, potensi stem cell untuk berdiferensiasi saat dicangkokkan ke
dalam tubuh, masih terus diteliti. Sejumlah ahlipun meragukan keberlangsungan
kemampuan ini secara in vivo dalam tubuh pasien, mengingat potensi stem cell
lain dalam meregenerasi sel tubuh yang rudak juga dapat menjadi kunci
keberhasilan terapi transplantasi stem cell pada pasien penyakit degeneratif.
Produksi faktor pertumbuhan (growth factor) stem cell
Sebagian peneliti juga berpendapat bahwa stem cell yang ditransplantasikan ke
dalam tubuh secara sistematik (melalui jalur pembuluh darag) dapat menginduksi
stem celllain yang berada di berbagai organ tubuh pasien sendiri untuk
berpoliferasi dan bergerak menuju organ/jaringan yang mengalami kerusakan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa stem cell yang berasal dari luar
tubuh mampu merangsang stem cell dari dalam tubuh individu itu melakukan tgas
regenerasi sel yang telah rusak. Salah satu hal yang diduga menyebabkan hal ini
16
adalah sejumlah faktor yang diproduksi stem cell yang dicangkokkan ke dalam
tubuh, mampu merangsang pengeluaran stem cell dari berbagai organ tubuh
pasien. Faktor-faktor ini adalah faktor sitokin dan faktor pertumbuhan (growth
factor).
2.4.3 Penggunaan stem cell dalam terapi gen
Selain stem cell, rekayasa genetika merupakan bidan ilmu kedokteran lainnya
yang juga banyak megundang perhatian para peneliti dan praktisi medis di abad ke
-21 ini. Penyakit-penyakit kongenital yang berawal dari kelainan genetik
penderitanya dipercaya dapat ditolong dengan merekayasa susunan genetik pasien
yang bersangkutan. Dalam penerapannya, rekayasa genetika memiliki prinsip
memperbaiki dan menutupi ekspresi susunan DNA yang rusak, atau
menambahkan DNA yang dapat membawa nilai positif bagi sel (pasien) yang
bersangkutan.Berdasarkan sel yang menjadi vektornya, terapi gen dibagi menjadi
dua jenis, yaitu terapi gen yang menggunakan vektor sel gamet dan terapi gen
yang menggunakan vektor gen somatis.
Terapi gen yang menggunakan vektor sel gamet
Spermatozoa dan ovum merupakan sel-sel yang potensial untuk digunakan dalam
rekayasa genetika. Bila keduan jenis sel ini disisipi susunan DNA yang hendak
dimasukkan dalam tubuh pasien, maka susunan DNA inipun akan terus
diturunkan kepada keturunan pasien.
Terapi gen yang menggunakan vektor sel somatis
Secara teoritis, penyisipan susunan DNA untuk terapi gen sebenarnya dapat
dilakukan pada sel somatis manapun. Sayangnya, mengingat sel somatis
17
merupakan sel dewasa yang tidak lagi memiliki kemampuan poliferasi yang
tinggi, maka sifat dari gen yang disisipkan hanya mampu bertahan untuk
sementara waktu. Hal ini disebabkan karena setelah sel somatis dimasukkan ke
dalam tubuh pasien mengalami kerusakan (apoptosis), maka efek yang dibawanya
pun akan hilang.
Melalui sejumlah riset yang dilakukan untuk mencapai kesempurnaan dalam
penerapan terapi gen, para peneliti mulai menyadari potensi stem cell sebagai
vektor yang efektif. Hal inilogis mengingat stem cell memiliki sejumlah
keistimewaan yang tidak dimiliki sel somatis ataupun sel gamet, yaitu
untuk memperbanyak disei dan berdiferensiasi menjadi sel-sel yang fungsional.
Selain itu stem cell juga mampu bertahan hidup dalam kondisi nonaktif dan dalam
jangka waktu yang sangat lama.dengan kelebihannya itu, apabila stem cell
digunakan sebagai vektor dalam terapi gen maka pasien tidak harus mendapatkan
terapi yang sama berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama.
Beberapa jenis penyakit menjadi fokus terapi gen antara lain fibrosis kistik,
hemofilia, distorfi otot kongenital dan kanker.
2.5 Potensi Stem Cell dalam Dunia Kesehatan
3.Stem cell mempunyai kemampuan untuk berdiferensiasi secara terus menerus dan
dalam keadaan tertentu mampu berdiferensiasi menjadi berbagai tipe sel jaringan,
seperti otot polos, kardiomiosit, neuron, sel beta pankreas, khondrosit, dsb. Karena
sifat ini maka stem cell ini dapat dipakai untuk mengobati berbagai penyakit
degeneratif yang sekarang termasuk dalam bidang kedokteran. Dalam beberapa tahun
18
lagi stem cell manusia ini dapat dipakai untuk transplantasi berbagai organ yang rusak,
seperti ginjal, hati, jantung, tulang dsb.
Penggunaan sel stem embrionik masih dibayangi oleh berbagai masalah etik dan
masih dilarang di beberapa negara seperti di AS, Jerman, Perancis dsb. sehingga
menghambat kemajuan penelitian. Tetapi di berbagai negara lain seperti, UK,
Singapura, Korea, India, China dsb, penggunaan sel stem embrionik manusia untuk
kedokteran diperbolehkan sehingga penelitian di negara-negara tersebut telah
mengalami banyak kemajuan.
Untuk mencegah kontroversi ini, maka alternatif lain adalah menggunakan human
Umbilical Cord Blood (hUBC) yang mengandung banyak stem cell dewasa yang
mempunyai kemampuan diferensiasi lebih baik daripada sel stem sumsum tulang
(hBM=human Bone Marrow). Di Indonesia belum memiliki aturan yang jelas tentang
penggunaan stem cell dalam dunia medis.
Sel stem embrionik maupun sel stem dewasa sangat besar potensinya untuk mengobati
berbagai penyakit degeneratif, seperti infark jantung, stroke, penyakit Parkinson,
diabetes, berbagai macam kanker terutama kanker darah, osteoarthritis dan
sebagainya.
Stem cell dalam berbagai penyakit degeneratif (penyakit yang mengiringi proses
penuaan)
Stroke iskemik
Pada tikus maupun domba dapat disembuhkan dengan pemberian hUCB. Percobaan
pada binatang telah dapat menimbulkan perbaikan fungsional dengan terbentuknya
angiogenesis dan neurogenesis. Berdasarkan hasil percobaan binatang yang sangat
19
prospektif maka beberapa pusat penelitian sedang merencanakan untuk melakukan uji
klinis pada manusia.
Penyakit Parkinson
Penyakit yang banyak menghinggapi orang tua juga mempunyai prospek baik untuk
dapat disembuhkan oleh stem cell. Patogenesis penyakit Parkinson adalah karena
degenerasi sel neuron dopaminergik di substansia nigra. Berbagai percobaan telah
berhasil untuk mengubah sel stem menjadi neuron dopaminergik dan jika sel ini
disuntikkan ke otak dapat menimbulkan perbaikan.
Tetapi sayang sampai sekarang belum ada laporan percobaan klinik yang baik
sehingga masih belum dapat diambil kesimpulan yang objektif.
Spinal cord injury
disertai demielinasi menyebabkan hilangnya fungsi neuron. Remielinasi dengan sel
stem dapat mengembalikan fungsi yang hilang. Percobaan pendahuluan dengan ES
tikus dapat menghasilkan oligodendrosit yang kemudian dapat menyebabkan
remielinisasi akson yang rusak.
Diabetes tipe I
Pada diabetes tipe I sel pankreas beta yang mensekresi insulin mengalami kerusakan
oleh faktor genetik, lingkungan dan imunologik. Akibatnya terjadi defisiensi insulin
dan menyebabkan hiperglikemi. Transplantasi seluruh organ pankreas kadaver dapat
menyembuhkan penderita. Tetapi jumlah kadaver sangat sedikit dan obat
imunosupresi yang dibutuhkan untuk mencegah reaksi imunologik menimbulkan
banyak efek samping. Transplantasi sel stem merupakan alternatif baik dan telah
20
menunjukkan hasil positif pada mencit. Tetapi masih banyak kendala yang harus
diatasi supaya penggunaan sel stem untuk menyembuhkan pasien diabetes tipe I dapat
terlaksana.
Infark jantung
Pada infark miokard akut, sel stem sumsum tulang (bone marrow) yang beredar dalam
darah perifer dan sel stem yang sudah berada di jantung akan menuju ke daerah
infark, tetapi jumlahnya tidak cukup untuk dapat mengatasi dan menyembuhkan
daerah infark tersebut. Sel stem akan membentuk sel kardiomiosit dan juga
mengadakan neovaskularisasi. Karena jumlah sel stem endogen kurang banyak maka
logis untuk mecarikan bantuan sel stem dari luar yang bisa berasal dari sumsum
tulang atau sumber lain seperti UCB. Hal ini telah dilakukan dengan hasil yang cukup
menggembirakan.
Bartinek juga telah melakukan intracoronary infusion BM stem cell otolog pada 22
pasien dengan AMI dan melaporkan hasil yang sangat baik. Sekarang dalam literatur
sudah banyak dilaporkan hasil positif pemberian sel stem BM intrakoroner pada AMI.
Osteoarthritis
Osteoarthritis merupakan penyakit degeneratif yang banyak sekali menghinggapi
orang tua maupun para atlet. Lutut, bahu, dan berbagai sendi mengalami degenerasi
tulang rawan dan menyebabkan rasa nyeri pada pergerakan.
Sel stem dapat membentuk khondroblast dan osteoblast dan melalui tissue
engineering sel stem dapat diarahkan sedemikian rupa sehingga dapat membentuk
jaringan tulang rawan, yang dapat dimasukkan ke dalam sendi sehingga dapat
21
berfungsi sebagai pengganti tulang rawan yang rusak. Jika kerusakan tulang rawan
masih ringan maka sel stem dapat langsung dimasukkan ke dalam sendi; sel stem akan
berubah menjadi chondroblast dan membentuk lapisan tulang rawan baru. Berbagai
percobaan sudah membuktikan manfaat yang sangat besar sel stem untuk
osteoarthritis.
Sel stem hematopoetik pada kanker
Salah satu sebab mengapa sel stem hematopoetik (sel stem sumsum tulang) dapat
dipakai untuk pengobatan kanker adalah karena dalam keadaaan tertentu harus diberi
kemoterapi atau radiasi dosis tinggi sehingga membunuh semua sel yang berkembang
biak cepat (termasuk sel kanker, tetapi juga sel stem sumsum tulang, endotel usus dan
sel rambut, sehingga pada radiasi atau kemoterapi dosis tinggi selain membunuh sel
kanker, pasien akan menderita diare dan rambutnya rontok). Karena sel stem
hematopoetik di dalam sumsum tulang yang membentuk leukosit untuk memerangi
infeksi, eritrosit untuk membawa oksigen dan trombosit untuk pembekuan darah,
bilamana diradiasi atau diberi obat kemoterapi akan mati semua, maka seseorang
sebelum diradiasi/diberi obat kemoterapi dosis tinggi, sumsum tulangnya dipanen
dulu. Setelah radiasi, dimasukkan lagi dalam darah dan sel stem hematopoetik akan
kembali masuk sumsum tulang dan akan berkembang biak lagi. Penggunaan sel stem
hematopoetik untuk kanker sudah dipakai sejak beberapa puluh tahun lamanya.
Selain sel stem sumsum tulang, juga dapat dipakai sel stem UCB dan darah perifer
yang juga mengandung sel stem. Jika diambil dari darah perifer maka pasien diberi
CGSF (Colony Growth Stimulating Factor) yang akan merangsang sumsum tulang
22
untuk memproduksi dan melepaskan banyak sel stem ke sirkulasi dan kemudian
dengan alat apheresis, sel stem dipisah dan darah dikembalikan ke dalam sirkulasi.
Jika sel stem diambil dari pasien yang sama maka disebut transplantasi otolog. Jika sel
stem diambil dari saudara kembar maka disebut transplantasi syngeneik, sedangkan
kalau sel stem diambil dari saudara maka disebut transplantasi alogeneik.
Rejuvenasi
Belakangan diketahui bahwa kerusakan jaringan tubuh akan diperbaiki oleh sel stem
yang mengalir di darah perifer dan berasal dari sumsum tulang beserta sel stem yang
memang selalu berada di setiap organ. Cara kerja sel stem mungkin melalui 3
mekanisme : menciptakan lingkungan mikro yang kondusif untuk regenerasi sel
endogen jaringan, transdiferensiasi (sel stem dewasa akan berubah menjadi sel
jaringan pengganti yang rusak) dan mungkin melalui fusi sel.
Memang sampai sekarang pertanyaan yang timbul adalah bagaimana tubuh kita dapat
memperbaiki jaringan yang rusak? Pada tanaman dan organisme sederhana seperti
hydra, planaria, atau salamander dan newt, jika cabang pohon dipotong atau kaki
salamander dipotong maka secara otomatis akan tumbuh kembali. Telah terbukti pada
organisme sederhana ini sel stem sangat besar peranannya.
Dengan penemuan bahwa sel stem embrionik dan dewasa dapat berkembang biak
secara tidak terbatas dan dapat mengalami transdiferensiasi, maka sekarang sudah
jelas bahwa perbaikan kerusakan jaringan tubuh dapat diperbaiki oleh sel stem dewasa
yang beredar dalam darah dan sel stem yang terdapat dalam setiap organ.
23
Dengan penemuan ini maka teoretis setiap kerusakan dapat diperbaiki dengan
melakukan infus sel stem eksogen karena sel stem endogen tidak cukup banyak untuk
dapat melakukan regenerasi. Sumber sel stem endogen yang paling mudah didapatkan
adalah sel stem sumsum tulang dan sel stem UCB, jika kita menghendaki sel stem
otolog. Karena itu pengambilan dan penyimpanan sel stem UCB akan sangat
bermanfaat, tidak hanya untuk pengobatan kanker pasca radiasi atau pemberian
kemoterapi dosis tinggi, tetapi juga untuk memperbaiki kerusakan jaringan dan organ
tubuh. Sel stem ini dapat dipergunakan untuk melakukan rejuvenasi dan regenerasi
jaringan dan organ tubuh yang rusak.
Autotransplantasi
Autotransplantasi adalah jenis transplantasi organ dimana proses eksplantasi dan
implantasi dilakukan pada orang yang sama. Jenis transplantasi ini hanya terbatas
pada beberapa organ tertentu seperti kulit, tulang dan pembuluh darah sebagai contoh
pada banyak kasus luka bakar dokter melakukan autotransplantasi kulit yang sehat
dari bagian tubuh yang tidak terbakar ditransplantasikan pada bagian tubuh yang telah
kehilangan kulit akibat luka bakar.
Allotransplantasi
Merupakan sistem transplantasi yang dilakukan oleh donor pada resipien yang
berbeda tetapi merupakan spesies yang sama. Allotransplantasi termasuk transplantasi
yang sering dilakukan. Sayangnya jumlah kebutuhan resipien akan organ yang
dibutuhkan tidak pernah seimbang, dimana jumlah resipien jauh lebih besar daripada
jumlah donor
24
Xenotransplantasi
Merupakan jenis transplantasi yang dilakukan oleh donor kepada resipien yan berbeda
spesies. Transplantasi ini banyak dilakukan pada era kedokteran terdahulu, yaitu
sebelum perbedaan mengenai status imunologis yang menyebabkan rejeksi organ
berkembang. Hal ini memungkinkan karena beberapa organ tubuh hewan tertentu
mirip dengan organ manusia baik secara fisiologis dan morfologis. Pada saat ini
xenotransplantasi telah jarang digunakan karna sudah tentu perbedaan spesies
menyebabkan organ donor dikenali sebagai benda asing pada tubuh resipien.
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Stem sel adalah sel primitif yang memiliki kemampuan memperbaru dan potensi
untuk berdiferensiasi, merupakan sel yang bersumber dari tubuh, dalam keadaan
tertentu dapat berdiferensiasi menjadi berbagai fungsi jaringan sel maupun organ,
dalam dunia medis disebut sebagai “sel multi-fungsi”
2. Stem cell adalah sel induk( sel yang tidak/belum terspesialisasi )yang mempunyai 2
sifat:
1. Kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel lain (differentiate). Dalam hal ini
stem cell mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel matang, misalnya sel saraf,
sel otot jantung, sel otot rangka, sel pankreas, dan lain-lain.
2. Kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri (self-
regenerate/self-renew). Dalam hal ini stem cell dapat membuat salinan sel yang
hampir sama dengan dirinya melalui pembelahan sel.
3. Teknologi stem sel termasuk “teknologi regeneratif kedokteran”, yang paling bernilai
adalah melalui pemisahan atau pengkloningan, pemeliharaan dan diferensiasi induksi
di luar tubuh, dapat menciptakan jaringan,sel dan organ yang baru, muda, dan normal.
Melalui teknologi transplantasi khusus, memasukkannya ke dalam tubuh untuk
menggantikan sel yang rusak maupun yang tidak normal, membawa perubahan dan
harapan kepada penderita penyakit kronis yang susah diobati.
26
DAFTAR PUSTAKA
Ann A. Kiessling, PhD, Scott. C. Anderson.. Human Embryonic Stem Cells, Second Edition:
An Introduction to the Science and Therapeutic Potential Cindrawasih, Gus. 2012.
Jurnal tentang Hewan trasngenik (metode stem cell embryo). STKIP
Hamzanwadi, Selong : Jurusan MIPA Proram Studi Biologi
Danny H, Harry M, Ferry S, Arief B, Tono D, Boenjamin S. 2010 . Stem cell dasar teori dan
aplikasi klinis. Jakarta : Erlangga
Niel A. Campbell, Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell. 2000. BIOLOGI . Jakarta :
Erlangga
M Mimeault1, R Hauke and SK Batra. 2007. Stem Cells: A Revolution in Therapeutics—
Recent Advances in Stem Cell Biology and TheirTherapeutic Applications in
Regenerative Medicine and Cancer Therapies.Clinical Pharmacology and
Therapeutics
Pribadi, Arief. 2009. Biology Senior High School Year XI, Bilingual edition. Jakarta :
Yudhistira
Sandra, Ferry. 2012. Terapi Stem Cell - Terobosan Kedokteran Modern untuk Penderita
Gagal Jantung. Jakarta : Grasindo
Setiawan, Boenjamin. 2006. Makalah Aplikasi Terapeutik Sel Stem Embrionik pada Berbagai
Penyakit Degeneratif.Jakarta : Cermin Dunia Kedokteran
The National Academics.Understanding Stem cell. National Academy of Sciences,Institute of
Medicine.StemcellNAS.pdf.
Thomas Scott, Christoper. 2006. Stem cell Now, Kindle Edition
27
28