TUGAS Filsafat Akhir UAS
-
Upload
fitriani-al-rubby -
Category
Documents
-
view
58 -
download
0
Transcript of TUGAS Filsafat Akhir UAS
TUGAS PENGGANTI UTS
Nama : Astri Fitriani
Jurusan : KI – MP 7a(ngulang di IPS Semester 3)
Nim : 108018200003
Materi : Fungsi Manajemen Pendidikan Islam
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
Dalam suatu manajemen pendidikan banyak fase dan pembahasan
yang dapat di bahas di dalamnya seprti mengenai, pengertian, fungsi –
fungsi , prinsip – prinsip, dan ciri manajemen pendidikan islam. Akan tetapi
untuk pembahasan kali ini pemakalah berkesempatan membahas lebih
mendalam mengenai fungsi – fungsi dalam manejemen pendidika islam.
Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara
rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik.
Sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan (Didin dan Hendri, 2003:1).
Mulai dari urusan terkecil seperti mengatur urusan Rumah Tangga sampai
dengan urusan terbesar seperti mengatur urusan sebuah negara semua itu
diperlukan pengaturan yang baik, tepat dan terarah dalam bingkai sebuah
manajemen agar tujuan yang hendak dicapai bisa diraih dan bisa selesai
secara efisien dan efektif.
Pendidikan Agama Islam dengan berbagai jalur, jenjang, dan bentuk
yang ada seperti pada jalur pendidikan formal ada jenjang pendidikan dasar
yang berbentuk Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs),
jenjang pendidikan menengah ada yang berbentuk Madrasah Alyah (MA) dan
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), dan pada jenjang pendidikan tinggi
terdapat begitu banyak Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) dengan
berbagai bentuknya ada yang berbentuk Akademi, Sekolah Tinggi, Institut,
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 1
dan Universitas. Pada jalur pendidikan non formal seperti Kelompok
Bermain, Taman Penitipan Anak (TPA), Majelis Ta’lim, Pesantren dan
Madrasah Diniyah. Jalur Pendidikan Informal seperti pendidikan yang
diselenggarakan di dalam kelurarga atau pendidikan yang diselenggarakan
oleh lingkungan. Kesemuanya itu perlu pengelolaan atau manajemen yang
sebaik-baiknya, sebab jika tidak bukan hanya gambaran negatif tentang
pendidikan Islam yang ada pada masyarakat akan tetap melekat dan sulit
dihilangkan bahkan mungkin Pendidikan Islam yang hak itu akan hancur
oleh kebathilan yang dikelola dan tersusun rapi yang berada di sekelilingnya,
sebagaimana dikemukakan Ali bin Abi Thalib :”kebenaran yang tidak
terorganisir dengan rapi akan dihancurkan oleh kebathilan yang tersusun
rapi”.
Mengenai fungsi manajemen itu sendiri yakni Fungsi manajemen
adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam
proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama
kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol
pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen,
yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan
mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas
menjadi empat, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian.
Oleh karna itu pada kesempatan kali ini pemakalah akan mencoba
membaha pembahasan mengenai fungsi – fungsi manajemen pendidikan
islam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tentang latar belakang di atas, maka yang menjadi
bahan penulisan tugas ini dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa Itu Fungsi Manajemen Pendidikan Islam ?
2. Pentingnya ( Urgensi ) Fungsi-Fungsi Manajemen.
3. Klasifikasi Fungsi Manajemen
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 2
4. Fungsi Manajemen Pendidikan Islam dalam Konsep pendidikan Islam.
5. Fungsi Manajemen Pendidikan Islam Terhadap Pengelolaan Kelas
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk :
1. Untuk membahas lebih mendalam mengenai fungsi dari manajemen
pendidikan islam.
2. Memberikan tambahan pengetahuan bagi penulis dan teman – teman
lainnya mengenai fungsi manajemen pendidikan islam.
3. Memenuhi tugas pengganti UTS yang diberikan dosen.
D. Metode Penulisan
Penyusun mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan
materi ini dari buku-buku dan internet , serta mengunjungi perpustakaan.
E. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulis dalam pembuatan makalah ini, penulis
membagi menjadi tiga bab, yaitu :
Bab I :Pendahuluan.
Bab II :Pembahasan.
Bab III :Kesimpulan.
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 3
BAB II
PENBAHASAN
A. Apa Itu Fungsi Manajemen Pendidikan Islam ?
Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai “fungsi manajemen
pendidikan islam”,terlebih dahulu kita mengetahui apa yang di maksud
dengan fungsi, apa itu arti fungsi baik secara umum maupun menurut
pandangan islam. Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan
selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan
acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.
Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis
Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia
menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir,
memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima
fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.
Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan
sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan
perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu.
Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil
tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat
digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan
proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan,
fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
Fungsi kedua adalah pengorganisasian atau organizing.
Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar
menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah
manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 4
dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang
harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas
tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut,
pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
Pengarahan atau directing adalah suatu tindakan untuk
mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai
sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha. Jadi
actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja
dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang
dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).
Pengevaluasian atau evaluating dalah proses pengawasan dan
pengendalian performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya
perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Seorang manajer
dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam operasional
perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah itu menjadi
semakin besar.1
Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara
rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik.
Sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan (Didin dan Hendri, 2003:1).
Mulai dari urusan terkecil seperti mengatur urusan Rumah Tangga sampai
dengan urusan terbesar seperti mengatur urusan sebuah negara semua itu
diperlukan pengaturan yang baik, tepat dan terarah dalam bingkai sebuah
manajemen agar tujuan yang hendak dicapai bisa diraih dan bisa selesai
secara efisien dan efektif.
1 Makalah Manajemen – pengertian, Bagian dan Fungsi Manajemen, artikel ini diakses pada tanggal 20 Desember 2011, dari http://www.PurwantoYadi.blogspot.com
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 5
Pendidikan sebagai suatu team work yang saling berkaitan antara
komponen yang satu dengan yang lainnya, tentu membutuhkan pengelolaan
yang professional. Manajemen merupakan salah satu komponen vital bagi
semua aspek pendidikan. Mekanisme manajemen yang kurang bagus akan
sangat berpengaruh terhadap mutu atau output pendidikan. Dengan
melaksanakan proses manajemen secara professional diharapkan dapat
meningkatkan mutu pendidikan. Dan yang perlu diketahui bahwa setiap
lembaga tak terkecuali lembaga pendidikan Islam tentunya mempunyai
tujuan dan target yang hendak dicapai melalui proses pendidikan sebab
tanpa adanya tujuan dan target yang jelas maka lembaga tersebut dalam
menjalankan proses kegiatannya mengalami kegagalan. Lalu apa sebenarnya
manfaat dari adanya target atau tujuan yang jelas tersebut tujuannya adalah
untuk memberi arah pada proses pendidikan yang sedang berlangsung serta
menjadi titik pangkal mencapai tujuan-tujuan yang lainnya.
Sebelum kita membahas manajemen dan seluk beluknya secara
mendalam, alangkah baiknya jika kita mengetahui terlebih dahulu apa itu
manajemen dan urgensi dari fungsi-fungsinya, supaya pembahasan ini tidak
melebar kemana-mana. 2
Secara bahasa, kata "Manajemen" berasal dari bahasa Prancis kuno
ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Sedangkan
definisi manajemen secara istilah penulis mengutip definisi manajemen dari
beberapa pakar manajemen diantaranya adalah definisi manajemen menurut
Holt adalah “Management is the process of planning, organizing, leading, and
controlling that encompasses human, material, financial and information
resources is an organizational envirounment “. Senada dengan definisi yang
diungkapkan oleh Holt diatas, Stoner berpendapat bahwa manajemen adalah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap
usaha-usaha para anggota organisasi dengan menggunakan sumber daya
organisasi lainnya, agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
2 Pengertian dan pentingnya fungsi manajemen pendidikan, artikel di akses pada tanggal 20 Desember 2011, dari http://www.ihsan.blogspot.com
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 6
Berbicara tentang fungsi manajemen pendidikan Islam tidaklah bisa
terlepas dari fungsi manajemen secara umum seperti yang dikemukakan
Henry Fayol seorang industriyawan Prancis, dia mengatakan bahwa fungsi-
fungsi manajemn itu adalah merancang, mengorganisasikan, memerintah,
mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai
digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada
pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang.
Sementara itu Robbin dan Coulter (2007:9) mengatakan bahwa fungsi
dasar manajemen yang paling penting adalah merencanakan,
mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan. Senada dengan itu Mahdi
bin Ibrahim (1997:61) menyatakan bahwa fungsi manajemen atau tugas
kepemimpinan dalam pelaksanaannya meliputi berbagai hal, yaitu :
Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
Untuk mempermudah pembahasan mengenai fungsi manajemen
pendidikan Islam, maka kami (kelompok 1) akan menguraikan fungsi
manajemen pendidikan Islam sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh
Robbin dan Coulter yang pendapatnya senada dengan Mahdi bin Ibrahim
yaitu : Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan/kepemimpinan, dan
pengawasan.3
B. Pentingnya ( Urgensi ) Fungsi-Fungsi Manajemen.
Fungsi Manajemen ialah berbagai jenis tugas atau kegiatan
manajemen yang mempunyai peranan khas dan bersifat saling menunjang
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Banyak sekali ahli
yang mengemukakan tentang fungsi manajemen ini.
Banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai fungsi –
fungsi manajemen pendidikan islam beberapa diantaranya seperti:
3 Manajemen pendidikan islam,artikel ini di akses pada tanggal 19 Desember 2011, dari http://www.A.FarhanSyaddaddanAgusSalim,blogspot.com
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 7
Gambar : 1. Fungsi-Fungsi Manajemen
PARA AHLIFUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
1 2 3 4 5 6 7 8
Fayol X X X X
Gulick X X X X X X
Koontz & Dunrel X X X X X X
Deconzo X X X X
Siagian X X X X
Dessler X X X X X
Terry X X X X X
Kurtz & Louis X X X X
Stoner X X X X X
Keterangan: 1. Planning, 2. Organizing, 3. Statfing, 4. Directing,
5. Coordinating, 6. Leading, 7. Motivating, dan 8. Controlling
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 8
Berdasarkan gambar di atas, dapat dijelaskan fungsi-fungsi
manajemen menurut para ahli sebagai berikut :
a. Menurut Fayol, fungsi manajemen ada empat macam, yaitu
planning, organizing, coordinating, dan controlling.
b. Menurut Gulick, fungsi manajemen antara lain; planning,
organizing, statfing, directing, coordinating, dan controlling.
c. Menurut Koontz & Dunrel, fungsi manajemen, yaitu planning,
organizing, statfing, directing, leading dan controlling.
d. Menurut Deconzo, fungsi manajemen antara lain; planning,
organizing, leading, dan controlling.
e. Menurut Siagian, fungsi manajemen antara lain; planning,
organizing, motivating, dan controlling.
f. Menurut Dessler, fungsi manajemen antara lain; planning,
organizing, statfing, motivating, dan controlling.
g. Menurut Terry, fungsi manajemen antara lain; planning,
organizing, statfing, motivating, dan controlling.
h. Menurut Kurtz & Louis, fungsi manajemen antara lain; planning,
organizing, directing, dan controlling.
i. Menurut Stoner, fungsi manajemen antara lain; planning,
organizing, coordinating, leading, dan controlling.4
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa, falsafah merupakan
pandangan tentang kebenaran yang dikembangkan secara praktis. Bagi
seorang manajer falsafah merupakan cara berpikir yang telah terkondisikan
dengan lingkungan organisasi, nilai-nilai pekerjaan, dan tanggung jawab.
Falsafah seorang manajer dijadikan dasar untuk membuat asumsi-
asumsi tentang lingkungan organisasi dan nilai-nilai tugas yang ada. Dari
asumsi ini lahir suatu prinsip yang dihubungkan dengan garis besar untuk
bertindak sebagaimana teori-teori yang ada.
4 Wawasan Manajemen pendidikan islam, artikel ini di akses pada tanggal 16 Desember 2011, dari http://www.Drs.IslachuddinYahya,M.Pd,blogspot.com
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 9
Oleh karena itu, falsafah, asumsi, prinsip-prinsip, dan teori-teori
tentang manajemen merupakan landasan manajerial yang harus dipahami
dan dihayati oleh seorang manajer dalam memberdayakan sumber-sumber
daya untuk meningkatkan mutu, efisiensi, relevansi, dan kreativitas.
C. Klasifikasi Fungsi Manajemen
Menurut Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan (2001:5)
menyatakan bahwa fungsi manajemen terdiri dari : perencanaan (planning),
Pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), pengawasan
(controlling). Sedangkan menurut Nanang Fatah (2001:1) bahwa fungsi
manajemen tidak jauh berbeda, antara lain: perencanaan, pengorganisasian,
pemimpinan (leading), dan pengawasan. Namun kenyataannya manajer
melaksanakan fungsi lebih dari itu, mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan program, kepemimpinan, kepengawasan,
sampai pada penilaian kinerja.
Fungsi Perencanaan (Planning)
Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak
dilakukan pada masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur
berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang
diharapkan. Menurut pendapat George R. Terry yang (1977:173) “Planning is
the selecting and relating of facts and the making and using of assumptions
regarding the future in the visualizations of proposed activition believed
necessary to achive desired result.” Bahwa Perencanaan adalah memilih dan
menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi
mengenai masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan
merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang
diinginkan.
Bertitik tolak dari pernyataan tersebut, bahwa Perencanaan adalah
proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 10
jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefesien dan
seefektif mungkin. Untuk itu, perencanaan membutuhkan data dan informasi
yang akurat, agar keputusan yang diambil tidak lepas kaitannya dengan
masalah yang dihadapi pada masa yang akan datang.
Berdasarkan besarnya ruang lingkup perencanaan dalam pendidikan
dapat dibedakan menjadi tiga macam perencanaan, yaitu : (1) Perencanaan
Makro, (2) Perencanaan Meso, dan (3) Perencanaan Mikro.
Perencanaan Makro adalah perencanaan yang menetapkan kebijakan-
kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai, dan cara-cara
mencapai tujuan pada tingkat nasional. Perencanaan Meso merupakan
kebijakan yang telah ditetapkan pada tingkat makro, kemudian dijabarkan ke
dalam program-program yang berskala kecil (departemen). Perencanaan
Mikro diartikan sebagai perencanaan pada tingkat institusional, dan
merupakan penjabaran dari perencanaan meso, seperti kegiatan belajar
mengajar.
Setiap institusi atau organisasi selalu membuat perencanan dalam
menjalankan roda organisasi. Seorang perencana (planner) yang baik,
membuat perencanaan (planning) yang sistematis dan pragmatis, hasilnya
menjadi rencana (plan), kemudian diimplementasikan menjadi pelaksanaan
(action plan).
Menurut tingkatannya, perencanaan dibedakan menjadi :
1. Perencanaan Strategik (renstra),
2. Perencanaan Koordinatif, dan
3. Perencanaan Operasional.
Perencanaan Strategik sering disamaartikan dengan perencanaan
jangka panjang artinya sebagai suatu konfigurasi tentang hasil yang
diharapkan dapat tercapai pada masa depan. Perencanaan strategik
digunakan untuk mengatakan suatu lingkup perencanaan yang lebih general.
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 11
Pendekatan sistem dalam perencanaan strategik (renstra) memberi dasar-
dasar konseptual dalam perencaaan pendidikan, diharapkan dapat
membantu dalam memecahkan masalah kependidikan yang kompleks.
Dengan perencanaan strategik, ada kecenderungan diperoleh suatu
perumusan program yang lebih jelas dan operasional, sehingga dapat
dilaksanakan dengan benar, sebagaimana program yang ditetapkan.
Adapun langkah-langkah penyusunan rencana strategik (renstra), antara
lain:
1. Menganalisis keadaan sekarang dan akan datang.
2. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan institusi.
3. Mengidentifikasi peluang dan ancaman terhadap setiap sasaran.
4. Membuat langkah-langkah perumusan program secara sistematis
(action plan)
5. Mengimplementasikan action plan secara benar.
6. Mengevaluasi program
Perencanaan Koordinatif bertujuan untuk mengarahkan jalannya
pelaksanaan program, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat berjalan
secara efektif dan efesien.
Perencanaan Operasional lebih memusatkan perhatiannya pada
tingkat pelakanaan di lapangan. Kadang-kadang pelaksanaan di lapangan
tidak sesuai dengan renstra yang sudah diprogramkan, hal ini perlu dihindari
agar tidak menjadi kebiasaan jelek, meremehkan program, dan pada
akhirnya menyimpang jauh dari program.
Ada beberapa model perencanaan pendidikan yang patut diketahui
oleh pada pengelola pendidikan, antara lain:
1) Model Perencanaan Komprehensif
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 12
Model ini digunakan terutama untuk menganalisis perubahan-perubahan
dalam sistem pendidikan secara keseluruhan.
2) Model Target Setting
Model ini diperlukan dalam upaya melaksanakan proyeksi ataupun
memperkirakan tingkat perkembangan dalam kurun waktu tertentu.
3) Model Costing (Pembiayaan dan Kefektifan Biaya)
Model ini sering digunakan untuk menganalisis proyek-proyek dalam
kreteria efesien dan efektivitas ekonomis.
4) Model PPBS (planning, programming, budgeting, system)
Model ini bermakna bahwa sistem perencanaan, penyusunan program dan
penganggaran (SP4) dipandang sebagai suatu sistem yang tak terpisahkan
satu sama lainnya.
Dari keempat model perencanaan pendidikan di atas, dapat
menggunakan salah satu model atau lebih atau bersifat situasional. Misalnya:
sistem manajemen pendidikan Islam menggunakan model perencanaan
PPBS. Model PPBS merupakan suatu pendekatan yang sistematis yang
berusaha untuk mnetapkan tujuan, mengembangkan program-program
untuk dicapai, menemukan besarnya biaya, dan alternatif pelaksanaan dalam
program jangka pendek dan jangka panjang.
Adapun metode-metode perencanaan yang digunakan secara umum,
yang dapat diterapkan di bidang pendidikan, antara lain:
1. Metode mean-ways-ends analysis (analisis mengenai alat-cara-tujuan)
2. Metode input-output analysis (analisis masukan dan keluaran)
3. Metode econometric analysis (analisis ekonometrik)
4. Metode cause – effect diagram (diagram sebab – akibat)
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 13
5. Metode delphi (metode untuk menentukan sejumlah alternatif
program)
6. Metode heuristik (untuk mengeksplorasi isu-isu / mengakomodasi
pandangan)
7. Metode life – cycle analysis (analisis siklus kehidupan)
8. Metode value added analysis (analisis nilai tambah)5
Tiga hal yang perlu dianalisis dalam metode ini, yaitu means yang
berkaitan dengan sumber-sumber yang diperlukan. Ways yang berhubungan
dengan cara dan alternatif tindakan yang dirumuskan dan bakal dipilih, dan
ends yang berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai. Ketiga aspek
tersebut dikaji secara sisitematis dan timbal baik.
Di samping itu, fungsi perencanaan ini, menentukan tujuan atau
kerangka yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Hal ini dilakukan
dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan organisasi, menentukan
kesempatan, memperhitungkan risiko dan ancaman, menentukan sasaran,
strategi, action plan, dan implementasi action plan (analisis SWOT). Semua
itu dilakukan berdasarkan proses pengambilan keputusan secara objektif,
agar renstra yang dibuat, sudah dapat menggambarkan secara konkret
tentang pelaksanaan, efisiensi pembiayaan, dan hasil yang akan dicapai.
Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan
pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan
yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal. Demikian pula halnya
dalam pendidikan Islam perencanaan harus dijadikan langkah pertama yang
benar-benar diperhatikan oleh para manajer dan para pengelola pendidikan
Islam. Sebab perencanaan merupakan bagian penting dari sebuah
kesuksesan, kesalahan dalam menentukan perencanaan pendidikan Islam
akan berakibat sangat patal bagi keberlangsungan pendidikan Islam. Bahkan
Allah memberikan arahan kepada setiap orang yang beriman untuk
5 Wawasan Manajemen pendidikan islam, artikel ini di akses pada tanggal 16 Desember 2011, dari http://www.Drs.IslachuddinYahya,M.Pd,blogspot.com
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 14
mendesain sebuah rencana apa yang akan dilakukan dikemudian hari,
sebagaimana Firman-Nya dalam Al Qur’an Surat Al Hasyr : 18 yang berbunyi :
�َه�ا ُّي� �اَأ ِذ�ُّيَن� ُّي �وا اَّل ُق�وا َء�اَم�ُن �ُنُظ�ْر� اَّللَه� اَّت �َت �ْف�ُُس�� َو�َّل �َغ�َّد! َماَق�َّدَم�ْت� َن ُق�وا َّل �َّن اَّللَه� َو�اَّت �يْر�� اَّللَه� ِإ ِب �َم�ا َخ� ِب
�وَّن� �ْع�َم�ل َّت
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ketika menyusun sebuah perencanaan dalam pendidikan Islam
tidaklah dilakukan hanya untuk mencapai tujuan dunia semata, tapi harus
jauh lebih dari itu melampaui batas-batas target kehidupan duniawi.
Arahkanlah perencanaan itu juga untuk mencapai target kebahagiaan dunia
dan akhirat, sehingga kedua-duanya bisa dicapai secara seimbang.
Mahdi bin Ibrahim (l997:63) mengemukakan bahwa ada lima perkara
penting untuk diperhatikan demi keberhasilan sebuah perencanaan, yaitu :
1. Ketelitian dan kejelasan dalam membentuk tujuan
2. Ketepatan waktu dengan tujuan yang hendak dicapai
3. Keterkaitan antara fase-fase operasional rencana dengan penanggung
jawab operasional, agar mereka mengetahui fase-fase tersebut dengan
tujuan yang hendak dicapai
4. Perhatian terhadap aspek-aspek amaliah ditinjau dari sisi penerimaan
masyarakat, mempertimbangkan perencanaa, kesesuaian
perencanaan dengan tim yang bertanggung jawab terhadap
operasionalnya atau dengan mitra kerjanya, kemungkinan-
kemungkinan yang bisa dicapai, dan kesiapan perencanaan
melakukan evaluasi secara terus menerus dalam merealisasikan
tujuan.
5. Kemampuan organisatoris penanggung jaawab operasional.
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 15
Sementara itu menurut Ramayulis (2008:271) mengatakan bahwa
dalam Manajemen pendidikan Islam perencanaan itu meliputi :
1. Penentuan prioritas agar pelaksanaan pendidikan berjalan efektif,
prioritas kebutuhan agar melibatkan seluruh komponen yang terlibat
dalam proses pendidikan, masyarakat dan bahkan murid.
2. Penetapan tujuan sebagai garis pengarahan dan sebagai evaluasi
terhadap pelaksanaan dan hasil pendidikan
3. Formulasi prosedur sebagai tahap-tahap rencana tindakan.
4. Penyerahan tanggung jawab kepada individu dan kelompok-
kelompok kerja.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam
Manajeman Pendidikan Islam perencanaan merupakan kunci utama untuk
menentukan aktivitas berikutnya. Tanpa perencanaan yang matang aktivitas
lainnya tidaklah akan berjalan dengan baik bahkan mungkin akan gagal. Oleh
karena itu buatlah perencanaan sematang mungkin agar menemui
kesuksesan yang memuaskan.
Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Istilah organisasi menunjukkan adanya kumpulan orang dengan
sistem kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Para manajer
bertanggung jawab untuk merancang struktur organisasi. Sebagaimana
pendapat Stephen P. Robbin (2001:2) “A consciously coordinated social unit,
composed of two or more people, that functions on a relatively continuous basis
to achieve a common goal or set of goals.” bahwa pengorganisasian,
menetapkan apa tugas-tugas yang harus dikerjakan, siapa yang harus
mengerjakan, bagaimana tugas-tugas itu dikelompokkan, siapa melapor
kepada siapa, dan di mana keputusan harus diambil. Pengorganisasian
sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil,
membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai kemampuannya,
dan mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya dalam
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 16
rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi, sehingga tujuan organisasi
itu dapat tercapai secara efektif.
Fungsi Pengorganisasian ini, sebagaimana diuraikan di atas dapat
meliputi penentuan fungsi, hubungan dan struktur. Fungsi berupa tugas-
tugas yang dibagi ke dalam fungsi garis, staf, dan fungsional. Hubungan
terdiri atas tanggung jawab dan wewenang. Sedangkan strukturnya dapat
horisontal dan vertikal. Semua itu memperlancar alokasi sumber daya
dengan kombinasi yang tepat untuk mengimplementasikan rencana.
Pada struktur organisasi tergambar jelas posisi kerja, pembagian
kerja, jenis kerja yang harus dilakukan, hubungan atasan dan bawahan,
kelompok, komponen atau bagian, tingkat manajemen dan saluran
komunikasi. Suatu struktur organisasi secara khusus menunjukkan
pembagian tugas dan fungsinya, mekanisme kerja, serta menunjukkan
adanya wewenang organisasi.
Wewenang tidak sama dengan kekuasaan. Kekuasaan merupakan
bentuk upaya mengendalikan orang lain, sehingga orang lain sama sekali
tidak memiliki pilihan, karena tidak berdaya untuk menentukan pilihannya.
Ada beberapa macam jenis psikologis kekuasaan, antara lain :
1. Coercive Power (kekuasaan yang memaksa)
2. Reward Power (kekuasaan imbalan)
3. Legitimate Power (kekuasaan jabatan / sah)
4. Expert Power (kekuasaan ahli)
5. Referent Power (kekuasaan acuan)
6. Personality Power (kekuasaan pribadi)
Berbeda dengan istilah Wewenang (Authority), menurut Malayu SP.
Hasibuan (2000:4), bahwa Wewenang adalah kekuasaan resmi yang dimiliki
seseorang untuk bertindak dan memerintah orang lain. Dalam kelembagaan
atau organisasi tanpa adanya wewenang terhadap suatu pekerjaan,
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 17
kelembagaan atau organisasi tidak akan bisa aberjalan. dengan demikian
wewenang adalah hak kelembagaan dalam menggunakan kekuasaan, sesuai
dengan aturan organisasi. Batasan wewenang dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu (1) sentralisasi wewenang dan (2) desentralisasi wewenang.
Sentralisasi wewenang adalah bila sebagian besar kekuasaan masih
tetap dipegang oleh pimpinan. Sedangkan desentralisasi wewenang adalah
apabila sebagian kecil kekuasaan dipegang pimpinan, sebagian besar
kekuasaannya didelegasikan kepada bawahannya. Pemimpin yang cakap
selalu bersikap desentralisasi wewenang, karena sifat delegasi wewenang
adalah du characteristic artinya pihak bawahan menerima wewenang dari
atasan.
Fungsi Kepemimpinan (Leading)
Pada hakikatnya kepemimpinan adalah seseorang yang mempunyai
kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya
dengan menggunakan kekuasaan. Adapun fungsi kepemimpinan, yang
diungkapkan Stephen P. Robbin (2001:2) “Includes motivating employees,
directing others, selecting the most effective communication channels, and
resolving conflicts.” Maksudnya mencakup hal memotivasi bawahan,
mengarahkan orang lain, menyeleksi saluran-saluran komunikasi yang paling
efektif, dan memecahkan konflik-konflik.
Menurut Ordway Tead (Wahjosumidjo,2001:45), ada sepuluh macam
sifat seorang pemimpin dalam menggunakan kekuasaannya, antara lain :
1. Energi jasmani dan rohani (physical and nervous energy)
2. Kepastian akan maksud dan arah tujuan (a sense of purpose and
direction)
3. Antusiasme atau perhatian yang besar (anthusiasm)
4. Ramah, penuh rasa persahabatan dan ketulusan hati (friendlieness and
effectiveness)
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 18
5. Integritas atau pribadi yang bulat (integrity)
6. Kecakapan teknis (technical mastery)
7. Mudah mengambil keputusan (decisioness)
8. Cerdas (intelligence)
9. Kecakapan mengajar (teaching skill)
10. Kesetiaan (faith)
Dari segi kepemimpinan, seorang pemimpin yang berhasil perlu
mengadopsi gaya kepemimpinan transformasional, agar semua potensi yang
ada dapat berfungsi secara optimal. Kepemimpinan transformasional dapat
didefisinikan sebagai gaya kepemimpinan yang mengutamakan pemberian
kesempatan, dan atau mendorong semua unsur yang ada di sekolah.
Ciri seorang yang telah berhasil menerapkan gaya kepemimpinan
transformasional adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dirinya sebagai agen perubahan (pembaharuan)
2. Memiliki sifat pemberani.
3. Mempercayai orang lain.
4. Bertindak atas dasar sistem nilai (bukan atas dasar kepentingan
individu atau atas dasar kepentingan dan desakan kroninya).
5. Meningkatkan kemampuannya secara terus menerus.
6. Memiliki kemampuan untuk menghadapi situasi yang rumit, tidak
jelas, dan tidak menentu, serta
7. Memiliki visi dan misi.6
Selanjutnya, hasil ajaran Likert merupakan penyempurnaan
Leadership Continuum. Dan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Likert dan teman-temannya, ada empat macam karakter gaya kepemimpinan
seseorang, yaitu
6 Wawasan Manajemen pendidikan islam, artikel ini di akses pada tanggal 16 Desember 2011, dari http://www.Drs.IslachuddinYahya,M.Pd,blogspot.com. Suyanto, diambil pada tanggal 23 Maret 2002, dari Internet: http:/www.kompas-cetak/0102/23/dikbud/fou09.htm
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 19
1. Sistem I (Explosive atau Authoritative). Umumnya berkarakter
Otoriter.
2. Sistem II (Benevolent Authoritative). Umumnya berkarakter Otoriter
yg bijaksana.
3. Sistem III (Consultative). Umumnya berkarakter Konsultatif.
4. Sistem IV (Participative Management). Umumnya berkarakter
Partisipatif.
Di samping itu, beberapa Tipe kepemimpinan yang pernah dilakukan oleh
para Nabi, yakni :
1. Shiddiq (jujur dan adil)
2. Amanah (dapat dipercaya)
3. Tabligh (memberi informasi dan terbuka)
4. Fathonah (cerdas dan selektif).
Fungsi Pengawasan (Controlling)
Fungsi terakhir yang dijalankan oleh manajer “ Monitoring activities to
ensure they are being accomplished as planned and correcting any significant
deviations.” (Robbin,2001:3) adalah memantau kegiatan-kegiatan untuk
memastikan kegiatan itu dicapai sesuai dengan yang direncanakan dan
mengoreksi setiap penyimpangan yang berarti. Dengan demikian,
Pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan
bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi. Proses dasarnya terdiri
dari tiga tahap, yaitu (1) Menetapkan standar pelaksanaan, (2) Pengukuran
pelaksanaan pekerjaan dibandingkan dengan standar, dan (3) Menentukan
kesenjangan (deviasi) antara pelaksanaan dengan standar dan rencana.
Di dalam dunia pendidikan, konsep pengawasan yang efektif mengacu
pada pengawasan mutu terpadu atau Total Quality Control (TQC). Setiap
tingkatan pendidikan seharusnya mempunyai keterpaduan, kerja sama yang
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 20
baik antara kelompok kerja (guru) dan pemimpin dalam melakukan
pengawasan mutu.
Untuk mengenal Total Quality Control perlu mengetahui sekilas
sejarah tentang perkembangan Total Quality Control (TQC), secara
kronologis, sebagai berikut :
1. Tahun 1920-1940 : Pengendalian mutu (quality control) mulai dilakukan
di Amerika Serikat terbatas pada produk pabrik.
2. Tahun 1940-1950 : Penerapan pengendalian mutu dengan statistik dan
penelitian secara kelompok untuk mengendalikan mutu.
3,. Tahun 1950-1955 : Pengembangan pengendalian mutu dengan
menekankan pengendalian manajemen.
4. Tahun 1955-1960 : Manajemen yang menekankan pada hasil atau MBO
(Management by Objective = MBS) dikembangkan untuk menggarisbawahi
perencanaan strategis (strategic planning) dan pengembangan manajemen.
5. Tahun 1960-1965 : Mulai diperkenalkan Quality Control Circles (QCC )
atau GKM (Gugus Kendali Mutu) sebagai penggalakan pemeriksaan dengan
pengendalian mutu.
6. Tahun 1965-1978 : QCC gaya Jepang lebih dikenal dengan nama TQC
yang menekankan PDCA (paln-Do-Check-Action).
Penerapan suatu sistem manajemen selalu mengakibatkan
terganggunya keseimbangan. Timbul dua pihak yang pro dan kontra,
menerima TQC dan menolak TQC. Penolakan TQC karena ada perubahan
dalam manajemen, yaitu menyangkut nilai-nilai yang sudah mapan. Jika
dibandingkan nilai-nilai budaya Indonesia dengan TQC akan tampak sebagai
berikut:
Nilai-Nilai Budaya Indonesia Nilai-Nilai TQC
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 21
Asas kekeluargaan
Gotong royong
Tut wuri handayani
Bhinneka tunggal ika
Kerja sama
Total partisipasi
Menghargai sesama
Menghargai keunikan &
kreativitas
Mengapa orang enggan menerima perubahan sistem manajemen ?. hal
ini karena menyangkut ketidakpastian hasil, kesulitan melaksanakan,
kebiasaan yang sudah ada, dan ancaman terhadap dirinya sendiri.
Di dalam dunia pendidikan QTC akan dapat efektif, jika pada setiap
tingkatan pendidikan mempunyai keterpaduan, kerja sama yang baik antara
kelompok kerja (guru) dan pimpinan dalam melakukan pengawasan mutu.
Partisipasi penuh setiap tingkatan atau kelompok dalam dalam melakukan
pengawasan mutu biasanya disebut dengan Gugus Kendali Mutu (GKM) yang
bertujuan menjamin keberhasilan pengendalian mutu terpadu.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa fungsi pengawasan meliputi
penentuan standar, supervisi, dan mengukur penampilan atau pelaksanaan
terhadap standar dan sekaligus memberikan keyakinan bahwa tujuan
organisasi tercapai. Pengawasan sangat erat hubungannya dengan
perencanaan yang dibuat, karena melalui pengawasan efektivitas manajemen
dapat diukur.
Beberapa kondisi yang harus diperhatikan jika pengawasan dapat
berfungsi efektif, antara lain :
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 22
1. Pengawasan harus dikaitkan dengan tujuan dan kriteria yang
dipergunakan dalam sistem pendidikan.
2. Harus menentukan standar yang harus dicapai.
3. Pengawasan hendaknya disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan
institusi/lembaga.
4. Sistem pengawasan harus dikemudi (steering control) tanpa
mengorbankan otonomi.
5. Pengawasan hendaknya mengacu pada tindakan perbaikan, dan
prosedur pemisahan masalah.
Lembaga pendidikan Islam sebagaimana lembaga-lembaga yang
lainnya juga mempunyai tujuan ataupun target yang hendak dicapai. Untuk
memuluskan dan mempermudah bagi pencapaiannya maka sebuah lembaga
pendidikan Islam membutuhkan sebuah alat yang diharapkan mampu
membantu dalam pencapaian tujuan atau target yang diinginkan alat
tersebut adalah manajemen yang didefinisikan sebagai Suatu metode / teknik
atau proses untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara sistematik dan
efektif, melalui tindakan-tindakan perencanaan (Planning), pengorganisasian
(Organizing), pelaksanaan (Actuating) dan pengawasan (Controlling) dengan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
Adapun langkah-langkah yang termaktub dalam fungsi-fungsi
manajemen adalah sebagai berikut: planning, organizing, leading, actuating,
controlling dan staffing.
Manajemen Pendidikan Islam adalah proses pemanfaatan semua
sumber daya yang dimiliki (ummat Islam, lembaga pendidikan atau lainnya)
baik perangkat keras maupun lunak. Pemanfaatan tersebut dilakukan melalui
kerjasama dengan orang lain secara efektif, efisien, dan produktif untuk
mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat.
Banyak sekali para ulama di bidang manajemen yang menyebutkan
tentang fungsi-fungsi manajemen diantaranya adalah Mahdi bin Ibrahim, dia
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 23
mengatakan bahwa fungsi manajemen itu di antaranya adalah Fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
Bila Para Manajer dalam pendidikan Islam telah bisa melaksanakan
tugasnya dengan tepat seuai dengan fungsi manajemen di atas, terhindar dari
semua ungkupan sumir yang menyatakan bahwa lembaga pendidikan Islam
dikelola dengan manajemen yang asal-asalan tanpa tujuan yang tepat. Maka
tidak akan ada lagi lembaga pendidikan Islam yang ketinggalan Zaman, tidak
teroganisir dengan rapi, dan tidak memiliki sisten kontrol yang sesuai.
D. Fungsi Manajemen Pendidikan Islam dalam Konsep pendidikan
Islam.
Jika sebelumnya kita sudah membahas berbagai macam pengertian
baik dari segi umum dan pandangan islam mengenai manajemen
pendidikan , urgensi dari fungsi pendidikan islam untuk kali ini saya akan
mencoba menggambarkan bagai mana sebuah fungsi dalam sebuah
manajemen pendidikan islam di terapkan dalam lembaga pendidikan.
Madrasah merupakan salah satu bentuk kelembagaan pendidikan
Islam yang memiliki sejarah panjang. Muncul dan berkembangnya
pendidikan Islam seiring dengan kemunculan Islam itu sendiri, yaitu berawal
dari pendidikan yang bersifat informal berupa dakwah Islamiyah untuk
menyebarkan Islam, terutama dalam hal yang berkaitan aqidah. Pada masa
ini berlangsung pendidikan Islam yang diselenggarakan di rumah-rumah,
seiring dengan perkembangan Islam dan terbentuknya masyarakat Islam,
pendidikan Islam diselenggarakan di masjid-masjid yang dikenal dalam
bentuk Halaqah. Kebangkitan madrasah merupakan awal dari bentuk
pelembagaan pendidikan Islam secara formal.
Dalam khasanah pendidikan Islam terdapat sejumlah istilah yang
merujuk pada pengertian pendidikan dan pengajaran seperti taklim,
tarbiyah, dan lain-lain. Menurut pandangan Abd. Al-Fatah Jalal dalam
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 24
bukunya Min Usul al-Tarbiyah fi al-Islam (Mukhtar, 2001:18) Istilah Taklim
merupakan suatu proses memberi pengetahuan, pemahaman, pengertian,
tanggung jawab, dan penanaman amanah sehingga terjadi pembersihan diri
(tazkiyah) dari segala kotoran dan menjadikan dirinya dalam kondisi siap
untuk menerima al-hikmah serta mempelajari segala sesuatu yang belum
diketahuinya dan berguna bagi dirinya. Sedangkan para penulis kontemporer
dari kalangan Muslim Arab kebanyakan menggunakan istilah Tarbiyah untuk
istilah pendidikan (Islam). Tidak sedikit buku yang dikarang untuk
menjelaskan teori-teori pendidikan Islam dengan menggunakan judul Al-
Tarbiyah al-Islamiyah.
Teori-teori pendidikan Islam yang berkembang di Indonesia secara
umum membedakan pendidikan Islam dalam dua tataran, yaitu idealis dan
pragmatis. Pada tataran idealis pendidikan Islam diandaikan sebagai satu
sistem yang independen (eksklusif) dengan sejumlah kriterianya yang serba
Islam. Sedangkan pada tataran pragmatis, pendidikan Islam ditempatkan
sebagai identitas (ciri khusus) yang tetap berada dalam konteks pendidikan
nasional.
Kita fahami dan sama – sama kita ketahui bahwasanya adanya sebuah
manajemen dalam suatu lembaga pendidikan itu adalah bertujuan untuk
menata dam memanage semua unsure yang ada dalam satu lembaga
pendidikan tersebutua agar tertata dan terorganisir dengan rapi sehingganya
pendiidkan yang di jalan kan dapat berjalan dengan lancer sama halnya
dengan lembaga pendidikan yang ber begrown di latarbelakangi dengan
pendidikan islam,jika kita bandingkan dan kita pelajari daru kedua fungsi
yang di terapkan pada lembaga pendidikan tersebut jelaslah berbeda kita
ambil contoh saja misalkan dalam lembaga pendidikan umum manajemen
yang di gunakan lebih bertujuan untuk kemajuan sekolah dan tingkat
pengetahuan yang ingin di capai oleh siswa siswinya adalah maju dalam
bidang science tanpa mengutamakan pendidikan agama, lain halnya jika kita
bandingkan dengan lembaga pendidikan yang begrownnya pendidikan yang
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 25
di latarbelakangi dengan pendidikan islam bukan hanya saja dalam hal
pengetahuan saja yang juga sangat mengutamakan pendidikan agama akan
tetapi manajeman yang digunakan pun berbeda seperti dalam pelaksanaan
pengorganisasiannya selalu mempertimbangkan ajaran – ajaran, dan kaidah
kaidah keislaman.
Pada dasarnya fungsi utama dari adanya lembaga pendidikan atau
manajeman yang berbasis islam itu adalah bertujuan untuk menanamkan
nilai – nilai moral yang diajarkan oleh agama namun faktanya fungsi dari
manajemen peidikan islam yang ada pada saat ini malah menujukan
sebaliknya, karna banyak ketimpangan – ketimpangan yang terjadi dalam
manajemen pendidikan islam karna hal kecil contohnya saja ada beberapa
fakta yang menujukan bahwa lembaga pendidikan islam dalam penerapan
mamajemen pendidika islam tidak adanya transparansi pendanaan yang ada
dalam lembaga tersebut sehingga terkesan pada lembaga pendidikan islam
lebih terlihat sebagai usaha keluarga untuk bisnis pribadi dan mengisi
kantong sendiri.
Sistem manajemen pendidikan Islam (Madrasah ) idealnya harus ada
kegiatan administrasi dan mekanisme manajemen yang benar, karena tanpa
keduanya akan sukar memperoleh hasil yang maksimal. Madrasah sebagai
lembaga pendidikan Islam dalam pengelolaannya memerlukan koordinasi
kegiatan yang sistematis, seperti perencanaan, mengorganisasikan,
kepemimpinan, dan pengawasan, serta upaya pengembangan yang terus
menerus.
Panggilan Islam kepada umatnya untuk berhidmat di bidang
pendidikan, ilmu pengetahuan dan dakwah sangat kuat. Hal ini dapat dilihat
dari nash-nash al-Qur’an, Hadis, maupun tindakan Rasulullah dan generasi
sesudahnya sampai abad ke 13 Masehi. Kepedulian umat Islam terhadap
pendidikan, ilmu pengetahuan dan dakwah seiring sejalan dengan kemajuan
peradaban umat dan pesatnya perkembangan Islam di berbagai penjuru
dunia. Pendidikan adalah media yang paling strategis bagi umat Islam untuk
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 26
mengaktualisasikan fungsi dan perannya sebagai pemeran utama
pengembangan peradaban dunia yang didasari oleh nilai-nilai akhlakul
karimah. Pasca abad ke 13 Masehi sampai pertengahan abad ke 20
kepedulian umat Islam di bidang pendidikan terus merosot.
Pasca penjajahan bangsa-bangsa Barat, semangat umat mendirikan
lembaga pendidikan Islam dalam berbagai jenis dan jenjangnya secara
kuantitas mulai bangkit. Akan tetapi semangat itu pada umumnya tidak
disertai dengan kapasitas (kekuatan) dan kapabilitas (kecakapan) yang
memadai baik wawasan, pendanaan maupun manajemennya. Akibatnya
sebagian besar lembaga pendidikan Islam itu menghadapi berbagai
persoalan (kualitas, relevansi) dan siklus negatif (vicious circle). Pendidikan
Islam yang diibaratkan baru tumbuh (masa infatil) itu sekarang menghadapi
ujian berat yaitu globalisasi, dengan segala kekuatan, kecanggihan, karakusan
dan ketamaannya siap menggilas pendidikan negara-negara sedang
berkembang termasuk pendidikan Islam.
Dalam konteks internal masing-masing negara, pendidikan Islam juga
menghadapi masalah:
1. Ketidakjelasan konsep pendidikan Islam itu sendiri sehingga menimbulkan
dualisme pendidikan, yaitu pendidikan umum (sekolah) dan pendidikan
Islam (madrasah dan pesantren)
2. Tradisi oposisi umat terhadap pemerintah masing-masing. Hal ini
berdampak pada kurangnya perhatian pemerintah terhadap pendidikan
Islam. Pendidikan Islam seringkali dijadikan basis gerakan dan memproduksi
paham oposisi terhadap pemerintah sehingga pemerintah merasa kurang
berkepentingan untuk mengebangkannya dan bahkan kalau perlu dikooptasi
atau dimatikan. Di Indonesia misalnya, madrasah dan pesantren selama
pemerintahan Orde Baru dapat dikatakan sebagai sebagai forgotten
community (komunitas terlupakan) dan peripheral community (komunitas
pinggiran).
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 27
3. Pendidikan Islam lebih banyak berfugsi sebagai cagar budaya dan bahkan
polarisasi budaya dan sosial dari friksi-friksi pemahaman dan faksi-faksi
gerakan Islam yang ada.
4. Dalam tradisi pembelajaran, masih kuatnya sistem pembelajaran yang
konvensional dan tidak berorientasi pada bidang keahlian yang spesifik,
dualisme ilmu umum-ilmu agama, masih adanya paham yang tidak
diperbolehkannya atau malu-malu untuk memungut bayaran untuk kegiatan
pembelajaran (tidak menghargai profesi guru), dan masih adanya anggapan
bahwa menuntut ilmu agama hukumnya fardlu a’in dan fardlu kifayah untuk
ilmu umum
5. kondisi fisik dan fasilitas pada umumnya sangat terbatas sehingga tidak
melahirkan kenyamanan dan tidak menarik, tidak didukug oleh SDM yang
memadai
Di bidang manajemen kelembagaan, problem yang dihadapi
pendidikan Islam antara lain:
1. Visi dan misi biasanya belum terumuskan dengan jelas, belum
tersosialisasikan dan belum menjadi acuan kerja
2. Sebagian besar pendidikan Islam terutama pesantren dan madrasah
adalah milik perorangan sehingga menghambat partsisipasi publik untuk
memajukannya
3. Sebagian besar belum memiliki badan hukum, sehingga rawan konflik dan
perpecahan
4. Komponen-komponen dalam sistem pendidikannya kurang memiliki
kelayakan (appropriateness) dan kecukupan ( adequacy).
5. Kepemimpinan pada umumnya bersifat tradisional dan sangat tergantung
pada person (central figure).
6. Sistem administrasi pada umumnya sangat lemah
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 28
7. Budaya mutu pada umumnya masih sangat rendah
E. Fungsi Manajemen Pendidikan Islam Terhadap Pengelolaan Kelas
Lembaga Pendidikan yang lazimnya disebut dengan sekolah
merupakan organisasi kerja yang terdiri dari atas beberapa kelas, baik itu
yang bersifat paralel ataupun yang menunjukkan penjenjangaii. Di mana
setiap kelas merupakan unit kerja yang berdiri sendiri dan berkedudukan
sebagai sub sistem yang menjadi bagian dari sebuah sekolah sebagai suatu
totalitas sistem. Pengembangan sekolah sebagai total sistem atau satu
kesatuan organisasi, sangat tergantung pada peyelenggaraan dan
pengelolaan kelas, baik di lingkungan kelas masing-masing sebagai unit kerja
yang berdiri sendiri maupun dalam hubungan kerja antara kelas yang satu
dengan kelas yang lain.
Oleh karena itu, maka setiap guru kelas atau wali kelas sebagai
pimpinan menengah (middle manager) atau administrator kelas, menempati
posisi dan peranan yang penting, karena memikul tanggung jawab untuk
mengembangkan dan memajukan kelas masing-masing yang berpengaruh
pada perkembangan dan kemajuan sekolah secara keseluruhan. Setiap murid
dan guru yang menjadi komponen penggerak aktivitas kelas, harus
didayagunakan secara maksimal agar sebagai suatu kesatuan setiap kelas
menjadi bagian yang penting dan dinamis di dalam organisasi sekolah. Beban
kerja kelas perlu dibagi dan aktivitas untuk mewujudkan beban kerja
tersebut perlu diorganisir dan dikoordinasikan agar tercipta kerja sama
antara murid dengan murid, guru dengan murid, guru dengan guru, murid
dan guru dengan orang tua, kelas dengan kelas, kelas dengan lembaga-
lembaga sosial dan sebagainya. Dengan demikian, setiap personal kelas harus
berfungsi, baik itu untuk kepentingan dirinya sendiri, kepentingan kelas,
kepentingan sekolah maupun untuk kepentingan masyarakat lingkungan
sekitar.
Berdasarkan paparan di atas, maka jelas bahwa program kelas akan
berkembang bilamana guru atau wali kelas dapat mendayagunakan secara
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 29
maksimal potensi kelas yang terdiri dari beberapa unsur yaitu : kurikulum,
bangunan dan sarana, guru, murid dan proses atau dinamika kelas. Usaha
tersebut inilah yang merupakan kegiatan manajemen atau pengelolaan kelas.
Dalam perspektif tersebut dalam tulisan ini, penulis akan terfokus
untuk membahas dan mengulas satu persatu dari kelima unsur di atas yang
ada dalam lembaga pendidikan (baik umum maupun Islam) yang masing-
masing tidak dapat dilepas pisahkan, artinya satu dengan lainnya saling
berkaitan.
Pengertian Manajemen Kelas
Sedangkan kelas menurut Dr. H. Hadari Nawawi memberikan
pengertiannya menjadi dua bila dilihat dari sudut pandangnya, yakni :
1. Kelas dalam arti sempit adalah ruangan yang dibatasi oleh empat
bidang, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses
belajar mengajar.
2. Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan
bagian dari masyarakat sekolah, sebagai satu kesatuan yang
diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu
tujuan.
Dari pengertian antara manajemen dan kelas di atas, maka dapat
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan manajemen kelas di sini adalah
usaha atau kegiatan yang direncanakan, dipimpin, dikontrol yang dikelola
oleh guru atau wali kelas terhadap semua aktifitas yang terjadi di dalam
ruangan kelas yang merupakan tempat berlangsungnya proses belajar
mengajar oleh siswa.
Sekolah dan kelas diadakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
dalam mendidik anak-anak, yang tidak hanya harus didewasakan dari aspek
intelektualnya saja, melainkan dalam seluruh aspek kepribadiannya. Olehnya
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 30
itu bagi setiap jenjang dan jenis sekolah sangat diperlukan yang namanya
kurikulum yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin
kompleks dalam perkembangannya. Kurikulum yang dipergunakan sangat
besar pengaruhnya terhadap aktivitas kelas dalam mewujudkan Proses
Belajar Mengajar (PBM) yang berdaya guna bagi pembentukkan pribadi
siswa. Dengan kata lain bahwa aktivitas suatu kelas sangat dipengaruhi oleh
kurikulum yang digunakan, dimana kelas akan mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat apabila kurikulum yang ada di sekolah dirancang sesuai dengan
dinamika masyarakat yang berkembang.
Tabrani Rusyan el. al. berpendapat bahwa kurikulum dalam arti yang
luas adalah yang meliputi seluruh program dan kehidupan dalam sekolah.
Kurikulum sekolah dapat dipandang sebagai bagian dari kehidupan. Oleh
karena itu, kurikulum berpengaruh sekali kepada maju mundumya
pendidikan. Kurikulum itu tidak statis, melainkan dinamis dan senantiasa
dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dalam faktor-faktor yang
mendasarinya.
Dengan begitu, jika kita ingin mengadakan pembaharuan dalam
pendidikan, maka kita harus memperhatikan kurikulum yang telah
dirumuskan. Kalau memang jadi untuk diperbaharui, maka secara otomatis
atau langsung kurikulumnya juga harus dirubah, karena pembaharuan tidak
akan mungkin terjadi tanpa disertai dengan pembaharuan dalam bidang
kurikulum.
Kurikulum yang dilaksanakan di sekolah-sekolah kita sekarang ini
(umum dan yang bercirikan Islam) memiliki organisasi yang terdiri dari
komponen-komponen, sebagai berikut:
I. Prinsip-Prinsip Dasar
Kurikulum disusun dan dilaksanakan berlandaskan pada prinsip-
prinsip yang berorientasi pada tujuan, relevansi pendidikan, efisiensi dan
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 31
efektivitas, keluwesan, berkesinambungan, dan pendidikan seumur hidup.
Prinsip berorientasi pada tujuan merupakan prinsip utama dan pertama
dalam kerangka kurikulum, karena pentingnya fungsi dan peranan sekolah
dalam pembinaan para siswa, namun waktu belajar yang terbatas, sedangkan
bahan pelajaran begitu banyak yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan
tekologi, maka penyusunan program harus benar-benar terarah pada
pencapaian tujuan kurikulum dan pengajaran.
Prinsip relevansi pendidikan merujuk pada dasar pikiran bahwa
pendidikan di sekolah harus relevan dengan kebutuhan dan tuntutan
pekerjaan di lapangan, perkembangan ilmu pengetahuan, kebutuhan dan
tingkat perkembangan anak-anak. Prinsip efisiensi dan efektivitas menunjuk
kepada keharusan penggunaan dana, kekuatan dan waktu yang ada secara
maksimal untuk mencapai hasil yang optimal.
Prinsip keluwesan atau fleksibilitas program berdasarkan
pertimbangan ekosistem dan pengadaan fasilitas belajar yang ada di sekolah.
Ekosistem berkaitan dengan kondisi lingkungan di sekolah, masyarakat dan
keluarga, sistem nilai dan kebutuhan lingkungan masyarakat sekitar sekolah.
Fasilitas berkenaan dengan ruangan, peralatan, perlengkapan dan
sebagainya. Prinsip berkesinambungan berkenaan dengan penyusunan
urutan program dan pemakaian hasil lulusan. Sedangkan prinsip pendidikan
seumur hidup berlandaskan pada pemikiran, bahwa pendidikan tidak cukup
hanya dilaksanakan di sekolah saja, melainkan juga harus dilanjutkan dalam
kehidupan bermasyarakat.
2. Dasar dan Tujuan Pendidikan.
Kurikulum semua lembaga pendidikan di Indonesia berdasarkan
sesuai dengan Dasar Pendidikan Nasional, yakni Falsafah Negara Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945, sebagaimana digariskan dalam GBHN.
Tujuan umum Pendidikan Nasional adalah ...untuk meningkatkan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 32
budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat
kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang
dapat membangun dirinya sendiri, serta bersama-sama bertanggung jawab
atas pembangunan bangsa... (TAP MPR No. IV/MPR/1978). 3. Tujuan
Umum dan Tujuan Khusus Pendidikan Institusioanal
Setiap Lembaga Pendidikan (umum maupun yang bercirikan Islam)
mulai dari TK sampai perguruan tinggi, mempunyai tujuan yang disebut
dengan tujuan institusional yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan umum kelembagaan mengarah kepada ke pembentukkan
warga negara yang baik, penguasaan hasil pendidikan umum, ketepatgunaan
dengan lapangan kerja, pemberian bekal untuk hidup di tengah masyarakat.
Sedang tujuan khusus mengarah kepengembangan aspek-aspek
pengetahuan, nilai dan sikap serta keterampilan. Baik tujuan umum maupun
khusus pada masing-masing lembaga menunjukkan perbedaan tertentu,
tergantung dari pada ciri khas lembaga pendidikan tersebut.
3. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus Pendidikan Institusioanal
Setiap Lembaga Pendidikan (umum maupun yang bercirikan Islam)
mulai dari TK sampai perguruan tinggi, mempunyai tujuan yang disebut
dengan tujuan institusional yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan umum kelembagaan mengarah kepada ke pembentukkan
warga negara yang baik, penguasaan hasil pendidikan umum, ketepatgunaan
dengan lapangan kerja, pemberian bekal untuk hidup di tengah masyarakat.
Sedang tujuan khusus mengarah kepengembangan aspek-aspek
pengetahuan, nilai dan sikap serta keterampilan. Baik tujuan umum maupun
khusus pada masing-masing lembaga menunjukkan perbedaan tertentu,
tergantung dari pada ciri khas lembaga pendidikan tersebut.
Dinamika Kelas
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 33
Dinamika kelas pada dasarnya adalah kondisi kelas yang diliputi
dorongan untuk aktif secara terarah yang dikembangkan melalui kreatifitas
dan inisiatif murid sebagai suatu kelompok. Dinamika kelas dipengaruhi oleh
cara guru kelas menerapkan administrasi pendidikan dan kepemimpinan
pendidikan serta menggunakan pendekatan Manajemen/pengelolaan kelas.
Penerapan kegiatan tersebut antara lain, sebagai berikut:
1. Kegiatan Administratif Manajemen
Kelas pada dasarnya merupakan unit kerja yang di dalamya bekerja
sejumlah orang untuk mencapai suatu tujuan. Olehnya itu, pegelolaan kelas
memerlukan tindakan-tindakan berupa perencanaan, pengorganisasian,
koordinasi dan kontrol sebagai langkah-langkah kegiatan manajemen
administratif.
Pengorganisasian kelas
Aspek yang paling penting dalam pegorganisasian ini adalah usaha
utuk menempatkan personal yang tepat pada tempatnya (proporsional)
dengan memperhatikan ability-nya, tingkat pendidikannya, masa kerjanya
dan sebagainya. Olehnya itu, harus diupayakan agar setiap personal kelas
termasuk para siswa untuk mengetahui posisinya masing-masing dalam
struktur organisasi kelas yang disusun berdasarkan pembagian tugas.
Koordinasi kelas.
Koordinasi kelas diwujudkan dengan menciptakan kerja sama yang
didasari oleh saling pengertian akan tugas dan peranan masing-masing. Maka
koordinasi yang efektif memungkinkan setiap personal menyampaikan saran
dan pendapat, baik dalam bidang kerjanya maupun bidang kerja patnernya
terutama yang berhubungan dengan bidang tugas yang menjadi tanggung
jawab yang bersangkutan. Dengan koordinasi yang efektif tidak akan terjadi
(meminimalisir) tabrakan atau kesimpangsiuran dalam penggunaan waktu
dan fasilitas kelas.
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 34
Kontrol kelas
Selama dan setelah program kegiatan kelas dilaksanakan, maka perlu
kegiatan kontrol dari guru/wali kelas, dimana kontrol tersebut harus
mengacu kepada program yang disusun dengan maksud untuk menilai
sampai dimana tujuan telah dicapai dan apa yang menjadi hambatannya (jika
ada), atau dengan kata lain kegiatan kontrol kelas dilakukan untuk
mengetahui kebaikan-kebaikan yang diraih dan kekurangan-kekurangannya.
2. Kepemimpinan Guru/Wali Kelas
Dinamika kelas dipengaruhi secara langsung oleh kepemimpinan
guru/wali kelas, kedudukannya sebagai pemimpin formal yakni sebagai
orang yang ditunjuk memimpin manajemen/pegelolaan kelas sekalipun tidak
dengan surat keputusan.. Oleh karena itu dalam aktivitas sebagai pemimpin
kelas, seorang guru/ wali kelas akan lebih berfungsi manakala mampu
mewujudkan kepemimpinan informal.
Ada tiga bentuk kepemimpinan yang mungkin diwujudkan guru/wali
kelas dalam usaha menggerakkan personal di lingkungan kelas masing-
masing,yakni :
Guru/wali kelas sebagai pemimpin yang bersifat otoriter
Dalam kepemimpinan otoriter seorang guru/wali kelas memiliki
kecenderungan untuk mengambil keputusan sendiri tanpa
mengikutsertakan pihak yang, dipimpinnya. Keputusan itu disampaikan
sebagai perintah yang tidak boleh dibantah dan harus dilaksanakan secara
tepat.
Guru/wali kelas sebagai pemimpin yang bersifat Laissezfaire
Kepemimpian ini sebagai kebalikan dari kepemimpinan otoriter,
dimana menempatkan seorang wali kelas sebagai simbol belaka. Guru kelas
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 35
tidak mempunyai peranan dalam mengambil keputusan karena memberikan
kebebasan sepenuhnya kepada guru dan murid-murid untuk mengambil
keputusan sendiri-sendiri. Akhirnya suasana kelas menjadi kacau balau dan
tidak terarah, karena tidak merasa memiliki dan bertanggung jawab
terhadap kelas yang merupakan satu kesatuan.
Guru/wali kelas sebagai pemimpin yang bersifat demokratis
Guru/wali kelas yang demokratis selalu menghargai kemampuan para
guru dan murid yang dipimpinnya, makanya dalam mengambil keputusan
selalu berusaha menyalurkan pendapat dan aspirasi personal yang
dipimpinnya, baik secara forma] maupun diskusi informal disaat istirahat
atau sedang berkunjung di rumah dan sebagainya.
Seorang guru/wali kelas yang melaksanakan kepemimpinan demokratis
di lingkungan kelasnya masing-masing pada umumnya lebih berhasil dalam
menciptakan dinamika kelas yang positif.
3. Disiplin Kelas
Disiplin juga merupakan bagian terpenting dalam dinamika kelas.
Disiplin kelas diartikan sebagai usaha mencegah terjadinya pelanggaran-
pelanggaran terhadap ketentuan yang telah disepakati bersama dalam
melaksanakan kegiatan kelas, agar pemberian hukuman dapat dihindari.
Dengan demikian dapat disampaikan bahwa disiplin yang berdaya
guna untuk menumbuhkan dinamika kelas bukanlah disiplin yang kaku dan
statis, bukanlah disiplin sekedar pemberian hukuman atau paksaan agar guru
dan murid melaksanakan tata tertib kelas yang ditetapkan. Namun yang
dimaksud disiplin adalah usaha untuk membina secara terus menerus
kesadaran dalam bekerja atau belajar dengan baik, dalam artian setiap orang
menjalankan fungsinya secara efektif dan efisien.
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 36
Seirama dengan penguraian di atas, disiplin kelas juga dapat dipahami
sebagai suasana tertib dan teratur, namun penuh dengan dinamika dalam
melaksanakan program kelas terutama dalam mewujudkan Proses Belajar
Mengajar (PBM). Kondisi seperti itu hanya akan terwujud apabila masing-
masing individu mengetahui posisi dan fungsinya di dalam kelas dalam
rangka melaksanakan berbagai kegiatan.
Berdasarkan paparan yang telah penulis kemukakan tersebut di atas,
maka ada beberapa hal yang dapat ditarik sebagai konklusi dan bisa
dijadikan acuan dalam memahami tulisan ini, yakni antara lain :
1. Pada prinsipnya tidak ada perbedaan yang mendasar antara
manajemen/pengelolaan kelas pada lembaga pendidikan umum dan
lembaga pendidikan Islam, hanya persoalan nama dan tujuan akhir
saja yang membedakannya, maksudnya pendidikan umum hanya
berorientasi pada keduniawian sementara pendidikan Islam
berorientasi pada dunia dan akhirat.
2. Dalam menciptakan suasana belajar mengajar yang baik di dalam
sekolah atau kelas, maka ada lima unsur yang harus diperhatikan oleh
seorang kepala sekolah/guru yang bertindak selaku pengelola, yakni
kelima unsur tersebut adalah : kurikulum, bangunan dan sarana, guru,
murid dan dinamika kelas.
3. Di samping itu, seorang pendidik atau guru/wali kelas dalam
melakukan tugasnya sebagai seorang pendidik bagi siswa-siswinya
harus menyadari betul bahwa tugasnya merupakan amanah dari
orang tua murid yang mesti dijaga, dididik, diarahkan dengan baik
agar mereka dapat menjadi penerus yang berguna bagi agama, bangsa
dan negara. Oleh karena itu, pada mulanya para guru harus
mengetahui kemampuan siswanya, baik kemampuan fisik maupun
mental spiritualnya, termasuk mengetahui keadaan psikologis
mereka.
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 37
4. Juga yang harus menjadi perhatian guru/wali kelas selaku pengelola
kelas adalah dalam melakukan praktek manajerialnya tidak boleh
bertindak sebagai leader yang sifatnya otoriter atau kebalikannya
yakni laisserfaire, tapi bertindaklah sebagai leader yang demokratis.
5. Kegiatan administratif manajemen yang meliputi; perencanaan kelas,
pengorganisasian kelas, koordinasi kelas, kontrol kelas, kemudian
kepemimpinan guru/wali kelas dan disiplin kelas adalah merupakan
bagian-bagian pengelolaan kelas yang harus diperhatikan di dalam
menciptakan kelas yang dinamis dan kondusif, penuh dengan
semangat kebersamaan dan saling pengertian dalam menjalankan
tugas dan fungsiya masing-masing.
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 38
DAFTAR PUSTAKA
Makalah Manajemen – pengertian, Bagian dan Fungsi Manajemen,
artikel ini diakses pada tanggal 20 Desember 2011, dari
http://www.PurwantoYadi.blogspot.com
Pengertian dan pentingnya fungsi manajemen pendidikan, artikel di
aksespadatanggal20Desember2011,dar
ihttp://www.ihsan.blogspot.com
Manajemen pendidikan islam,artikel ini di akses pada tanggal 19
Desember2011,dar
ihttp://www.A.FarhanSyaddaddanAgusSalim,blogspot.com
Wawasan Manajemen pendidikan islam, artikel ini di akses pada
tanggal16Desember2011,dar
ihttp://www.Drs.IslachuddinYahya,M.Pd,blogspot.com
Wawasan Manajemen pendidikan islam, artikel ini di akses pada
tanggal16Desember2011,dar
ihttp://www.Drs.IslachuddinYahya,M.Pd,blogspot.com
Wawasan Manajemen pendidikan islam, artikel ini di akses pada
tanggal16Desember2011,dar
ihttp://www.Drs.IslachuddinYahya,M.Pd,blogspot.com. Suyanto,
diambil pada tanggal 23 Maret 2002, dari Internet:
http:/www.kompas-cetak/0102/23/dikbud/fou09.htm
Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 39