Tugas Akhir Sebelum UAS Isi
description
Transcript of Tugas Akhir Sebelum UAS Isi
BAB I
1.1 Latar Belakang
Setiap kali bangsa Indonesia memperingati Hari Ibu tanggal 22 Desember, tiap kali itu
pula mengemuka berbagai permasalahan terkait kaum perempuan, khususnya kaum ibu. Satu
hal yang seringkali muncul adalah pembahasan terkait Angka Kematian Ibu.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sudah berhasil diturunkan secara signifikan dari
390 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1991 (SDKI 1991) menjadi 228 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI 2007). Sesuai target MDGs, AKI harus diturunkan
sampai 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Untuk dapat mencapai target
MDGs, diperlukan terobosan dan upaya keras dari seluruh pihak, baik Pemerintah, sektor
swasta, maupun masyarakat.
Oleh karena itu untuk menekan tingginya AKI ini kita harus menyumbang ide untuk
menggencarkan sejumlah program. Di antaranya, pemberdayaan kelas-kelas ibu. Artinya,
para ibu hamil disadarkan secara penuh terkait kondisi kehamilan mereka.
Sebab, yang bisa memprotek kesehatan janin serta ibunya adalah para ibu hamil sendiri.
Selain itu, penyadaran akan kesehatan ibu hamil dan bayi ini ditunjang dengan kelengkapan
alat kesehatan di sejumlah layanan kesehatan yang ada. Ibu hamil harus paham kondisinya
sendiri. Mereka yang mengerti kesehatan terutama kehamilannya. Jika ibu sudah sadar
sepenuhnya ini akan menekan tingginya kematian karena kelainan pada janin bisa diketahui
sejak awal.
Pengetahuan itu dapat diperoleh dari buku tentang kesehatan Ibu dan anak mengingat di
dalamnya terdapat berbagai materi tentang ibu saat mengandung hingga bayi setelah
dilahirkan.
Langkah lainnya adalah meningkatkan kualitas bidan di tiap tiap desa dan Puskesmas.
Sementara itu, angka kematian bayi saat lahir tergolong rendah karena hanya delapan kasus.
Penyebabnya sebagian besar adalah berat badan lahir rendah dan aspeksi (lahir tidak
menangis). Penyebabnya saling berkaitan seperti kondisi ekonomi, gizi buruk hingga pola
asuh yang salah.
1
1.2 Perumusan Masalah
a. Apa saja dasar yang harus kita ketahui pada tingkatan sel dan jaringan pada tubuh
manusia?
b. Apa pengaruh sistem saraf terhadap kehamilan?
c. Bagaimana kadar serta peran estrogen dan progesteron selama kehamilan?
d. Bagaimana kondisi indera bayi ketika baru dilahirkan?
e. Bagaimana keadaan kulit ibu selama kehamilan?
f. Kenapa selama kehamilan terjadi penigkatancurah jantung?
g. Kenapa ketika ibu hamil terjadi peningkatan sel darah putih?
h. Apa yang sistem pernapasan lakukan untuk menyesuaikan keadaan ketika ibu hamil?
i. Bagaimana hormone relaksin mempengaruhi sistem musculoskeletal?
j. Apa saja yang dialami oleh ibu hamil pada sistem pencernaannya?
k. Kenapa wanita hamil sering terbangun saat tengah malam?
l. Apa saja yang menjadi factor ketika terjadi kontraksi uterus?
m. Bagaimana kondisi panggul dan otot panggul selama kehamilan?
n. Kandungan apa saja yang terdapat pada ASI?
1.3 Tujuan Penulis
a. Menginformasikan kondisi sistem tubuh wanita selama kehamilan
b. Membantu menekan angka kematian ibu
c. Mahasiswa kebidanan bisa menghubungkan anatomi dan fisiologi tubuh manusia
secara langsung ke dalam praktik kebidanan
1.4 Manfaat Bagi Pembaca
a. Wanita yang hamil bisa mengetahui kondisinya sendiri
b. Mahasiswa kabidanan akan mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat ketika praktik
c. Seorang anak akan mengetahui perjuangan ibu ketika mengandung dirinya
2
BAB II
A. Sel dan Jaringan
Manusia adalah organisme bersel banyak yang sebagian besar selnya tidak
berkontak langsung dengan dunia luar. Oleh sebab itu sel harus saling berkontribusi
terhadap kelangsungan hidup manusia. Sel yang memiliki kesamaan fungsi akan
bergabung membentuk jaringan. Jaringan kemudian tersusun menjadi organ. Nukleus
yang berada dalam sel mengandung informasi genetik disebut DNA yang
mengendalikan aktivitas sel. DNA berfungsi menentukan struktur dan fungsi sel.
Cairan yang ada dalam tubuh kita dapat mencegah perubahan dramatis pada
lingkungan fisik. Ada 2 jenis cairan dalam tubuh kita yaitu cairan intraseluler dan
ekstraseluler. Cairan intraseluler komposisi cairannya sulit untuk berubah, sehingga
tidak terlalu mengganggu fungsi tubuh. Cairan ekstraseluler komposisinya harus
dijaga ketat dengan berbagai aktivitas system organ, supaya fungsi sel secara
keseluruhan bisa berjalan dengan baik.
Ada 4 jenis jaringan utama tubuh yaitu jaringan epitel, ikat, otot, dan saraf.
Jaringan otot berisi serabut kontaktil untuk memungkinkan pergerakan. Jaringan saraf
yang menghasilkan dan menjalarkan sinyal listrik. Jaringan epitel melapisi permukaan
internal dan eksternal organ tubuh. Sel epitel berperan dalam perlindungan, sekresi,
dan absorpsi. Dua jenis utama sel epitel yaitu epitel selapis dan berlapis. Epitel selapis
umumnya terlibat dalam absorpsi dan sekresi. Epitel berlapis umumnya berperan
untuk melindungi tubuh serta organ.
Jaringan ikat yang akan menyokong, menambat, dan menyambung struktur tubuh.
Ada lima jenis sel utama yaitu fibroblast, makrofag, sel mast, sel lemak, dan sel
darah. Lima sel tersebut biasanya menyusun beberapa jaringan dengan fungsi khusus.
Contoh jaringannya adalah jaringan areolar, fibrosa, elastic, adipose, kartilago, dan
tulang.
Tubuh dibagi menjadi beberapa rongga yang mengungkapkan beberapa sistem
spesifik. Rongga kranial, toraks, abdomen, dan panggul. Rongga abdomen adalah
rongga terbesar diantara tiga organ yang lain. Rongga abdomen terdiri dari beberapa
regio. Regio hipokondria, epigastrik, lumbal, umbilikal, iliaka dan hipogastrik.
B. Sistem Saraf
Sistem saraf dipengaruhi oleh hormon yang dihasilkan sangat banyak selama
kehamilan. Ada beberapa hormon yang dapat menimbulkan penyusutan otak selama
3
kehamilan. Depresi sering terjadi dan banyak wanita yang kurang percaya diri.
Beberapa wanita mengalami keletihan terutama selama trismester pertama. Adanya
perubahan neurologis menimbulkan ketidaknyamanan pada sistem lain. Gangguan
tidur juga sering ditemukan. Baal dan tingling jari dan tangan pada dini hari. “Hal ini
akibat edema yang menimbulkan tekanan pada saraf mediana pada pergelangan
tangan, suatu kondisi yang disebut carpal tunnel syndrome (Symonds, 1998)”1.
Diuretik, pembebatan, dan mninggikan tungkai yang terkena pada malam hari dapat
meredakan kondisi tersebut.
Ketidaknyamanan dan sensasi nyeri dihantarkan pada otak oleh serabut saraf. Dua
jenis nyeri yang dirasakan ibu ketika persalinan. Nyeri viseral dari kontraksi uterus
dan nyeri somatik dari tekanan yang diberikan pada jalan lahir dan struktur
sekelilingnya. Nyeri dipengaruhi oleh faktor psikologis, sosial, dan budaya. Cara
mengurangi kebutuhan pemberian analgesia ketika nyeri persalinan adalah
memberikan informasi antenatal yang baik mengenai proses kelahiran. Bidan dapat
menerapkan pengetahuan yang dimilikinya mengenai fisiologi nyeri ketika membantu
wanita dalam mempraktikan teknik peredaan nyeri.
Sakit kepala adalah keluhan paling sering dirasakan wanita pada minggu pertama
nifas dan biasanya disebabkan oleh ketegangan. Tidur sering kali terganggu, namum
hal ini karena menyusui dan mengasuh bayi baru lahir, dan ketidaknyamanna serta
nyeri akibat trauma saat melahirkan. Afterpains paling sering dirasakan ibu, tertama
pada ibu melahirkan paa pelahiran selanjutnya. Nyeri ini diakibatkan oleh kontraksi
yang kontinu otot uterus untuk kembali ke kondisi sebelum hamil.
Pada saat lahir , sistem saraf neonatus full-term belum sepenuhnya berkembang,
namun refleks dalam rentang tertentu memungkinkan bayi melakukan fungsi dasar
seperti mencari putting untuk menyusu dan mengisap. Perkembangan neurologis yang
cepat terus terjadi pada massa kanak-kanak dan ketika beranjak dewasa, yang ditandai
dengan peningkatan mielinasi neuron.
C. Sistem Endokrin
Mayoritas perubahan hormonal selama kehamilan berhubungan dengan aktivitas
plasenta. Pada awal kehamilan, banyak ibu mengeluh perubahan nafsu makan, pola
tidur, dan toleransi makanan. Gejala ini diperkirakan akibat peningkatan kadar human
1 Wylie Linda, (2008), Esensial Anatomi dan Fisiologi dalam Asuhan Maternitas, Edisi Pertama, EGC, Jakarta hlm 21.
4
chorionic gonadotrophin (hCG). Kadar prolaktin meninggi sejak awal kehamilan
untuk mempersiapkan laktasi. Kadar kortisol dari kelenjar adrenal juga meningkat
sejak trismester kedua kehamilan. Kortisol berperan banyak dalam metabolik, dan
diperlukan dalam jumlah sangat besar untuk mengimbangi beban kerja tubuh selama
kehamilan. Mual dan muntah pada awal masa kehamilan telah dihubungkan dengan
peningkatan kadar hCG. Kadar estrogen dan progesteron meningkat selama hamil.
Estrogen bekerja pada hati untuk menghasilkan protein dan kolesterol. Estrogen
diperlukan untuk mempersiapkan payudara untuk menyusui. Progesteron bekerja pada
otot polos pembuluh darah dan sistem perkemihan dan gastrointestinal.
“Kadar kortisol dari kelenjar adrenal janin meninggi kehamilan cukup bulan. Hal
ini meningkatkan pembentukan estrogen yang menyebabkan pembentukan reseptor
oksitosin pada sel otot uterus (Harison, 2000)”2. Oksitosin kemudian dihasilkan dalam
denyutan singkat oleh lobus posterior kelenjar hipofisis ibu yang memungkinkan
uterus berkontraksi.
Penurunan kadar estrogen memungkinkan prolaktin bekerja pada alveoli payudara
untuk memulai pembentukan susu. Kadar prolaktin dan oksitosin tetap tinggi untuk
mempertahankan menyusui. Oksitosin juga mempertahankan kontraksi otot rahim,
sehingga meminimalkan kehilangan darah selama masa nifas. Sistem endokrin, secara
keseluruhan, umumnya kembali normal segera setelah pelahiran. Perubahan kadar
tiroid terjadi lebih lambat dan kembali normal setelah 6 minggu pascapartum.
Selama pertengahan kedua kehamilan, kelenjar adrenal janin mulai menghasilkan
kortisol. Hal ini menyebabkan pematangan banyak organ janin untuk mempersiapkan
kehidupan diluar rahim. Bayi pre-term kurang berespon terhadap sensasi dingin
sehingga berisiko tinggi mengalami hipotermia.
D. Indera Khusus
Ibu dapat mengalami masalah penglihatan selama kehamilan. Ibu yang
mengenakan lensa kontak dapat merasa kondisi penglihatan yang tidak nyaman,
karena perubahan bentuk bola mata. “Bila ibu mengeluh gangguan penglihatan, bidan
harus waspada bahwa gangguan tersebut mungkin disebabkan oleh komplikasi
kehamilan seperti diabetes atau hipertensi akibat kehamilan (Coad, 2001)”3. Ibu juga
mengalami perubahan dalam indra pengecapan dan pembau selama kehamilan. 2 Rabe Thomas, Wiliam John, (2003), Ilmu Kandungan, Hipokrates, Jakarta, hlm 55.
3 Dr. Aris M., (2009), Fisiologi Tubuh Manusia, TIM, Jakarta, hlm 73
5
Sudden distaste adalah salah satu akibat perubahan tersebut sehingga jika ada aroma
yang kuat maka dapat memperburuk mual dan muntah.
Persalinan dirangsang dengan sensasi yang terdeteksi oleh indra khusus. Akan
tetapi, terdapat sedikit perubahan fisiologis terhadapt sensasi tersebut selama
kehamilan. Setiap perubahan fungsi organ indra selama kehamilan dengan cepat
kembali pulih setelah melahirkan.
Lingkungan eksternal secara dramatis berbeda dengan lingkungan yang dialami
janin dalam uterus. Meskipun suara terdengar dalam kandungan, suara tersebut tidak
nyaring dan ritmis. Janin hidup di lingkungan yang gelap, dalam cairan amnion yang
meminimalkan perbedaan temperature dan mempertahankan sensasi pengecapan dan
pembau konstan. Eksplorisasi pengecapan dan pembau dimulai ketika dikenalkan
pada air susu ibu (ASI). Observasi terhadap bayi baru lahir akan dengan jelas
memperlihatkan kemampuan bayi menghidu ASI ketika bayi mencari putting susu
ibu. Bayi sensitif terhadap cahaya yang membuat mereka berkedip. “Bayi
menunjukkan kemampuan untuk memfokuskan matanya dengan jarak 15-20 cm dan
mampu membuat kontak mata dengan ibunya sejak lahir (Farrell & Sittlington,
2003)”4. Input dari ibu terutama penglihatan dan suara, bau, dan rasa, akan
mendorong perkembangan sensorinya. Perangsangan taktil dalam bentuk mengemong
dan memasase membuat bayi dan ibu merasa nyaman, dan mendorong bonding
(kelekatan).
E. Sistem Integumen
Banyak ciri-ciri kulit yang berubah selama kehamilan. Putiing dan areola
payudara menghitam, genitalian eksternal juga menjadi lebih gelap. Kulit berisi
banyak sekali serabut elastik, namun pada beberapa wanita, kulit tampak sobek
selama meregang untuk mengakomodasi kehamilan. Hal ini menghasilkan tanda
regang atau striae gravidarium (stria kehamilan), yang seringkali muncul pada
abdomen, paha atas, bokong, atau payuudara. “Penyebab stria kemungkinan karena
peningkatan kadar hormon yang dihasilkan selama kehamilan, bukan karena
kerusakan aktual kulit karena meregang (Symonds, 1998)”5. Beberapa ibu mengeluh
adanya peningkatan rasa gatal selama kehamilan yang menyebar atau hanya sekitar
4 Dr. Aris M., (2009), Fisiologi Tubuh Manusia, TIM, Jakarta, hlm 108.
5 Wylie Linda, (2011), Esensial Anatomi dan Fisiologi dalam Asuhan Maternitas, EGC, Jakarta hlm 47.
6
abdomen. Ada juga ibu yang mengeluh kulitnya berminyak karena peningkatan
aktivitas kelenjar sebasea dan peningkatan kadar hormon pada kehamilan.
Masase dan pemberian penghangat pada kulit mambantu mengurangi
ketidaknyamanan selama persalinan. “Temperatur tubuh mungkin sedikit meningkat
dalam 24 jam pertama karena stres persalinan, terutama dehidrasi (Coad, 2001)”6.
Neonatus rentan terhadap peningkatan kehilangan panas karena tingginya rasio
permukaan terhadap massa tubuh. “Semakin prematur bayi, semakin tipis kulitnya
dan semakin rentan mengalami kerusakan kulit (Yeo,1998)”7. Bayi pasca prematur
memiliki kulit yang sanagt kering, mudah tergesek karena terbenam lama dalam
cairan amnion tanpa perlindungan. Verniks kaseosa dan lanugo adalah perlindung
terhadap kulit sementara selama kehidupan intrauterin. Termolegulasi adalah fungsi
vital yang diperlukan segera setelah lahir. Kehilangan panas dapaat cepat terjadi
karena area permukaan tubuh bayi baru lahir terluas pada masa tubuhnya. Panas yang
keluar dari tubuh bayi dapat melalui 4 rute yaitu evaporasi (area permukaan kulit yang
luas ketika lembab), konveksi (setiap aliran udara yang dingin melewati sebagian
permukaan bayi), radiasi (bayi yang diletakkan dekat objek dingin di lingkungannya),
konduksi ( bersentuhan dengan permukaan yang dingin).
F. Sistem Kardiovaskular
Selama kehamilan, sistem kadiovaskular harus memenuhi peningkatan kebutuhan
ibu hamil dan janin yang sedang berkembang. Pada jantung, curah jantung meningkat
samapi 40%. Peningkatan curah jantung memungkinkan darah mengalir ke dalam
sirkulasi tambahan yang dibentuk dalam uterus yang membesar dan bantalan plasenta.
Vasodilatasi terjadi karena aktivitas hormon progesteron pada otot halus dinding
pembuluh darah yang mengakibatkan keletihan dan pusing. Penurunan tekanan darah
juga dapat menyebabkan pusing ketika tiba-tiba meninggi.
Selama persalinan, curah jantung meningkat untuk memenuhi peningkatan
kebutuhan metabolik tubuh. Setelah kelahiran, terjadi peningkatan kadar faktor
pembekuan, fibrinogen dan trombosit yang tersedia untuk memulai proses
penyumbatan sirkulasi dalam uterus pada sisi plasenta.
6 Setiadi H., (2010), Anatomi dan Fisiologi Manusia, Graha Ilmu, Yogyakarta, hlm 196.
7 Vindari Vana Ana S.ST, S. Suryati S.ST, (2010), Kesehatan Reproduksi, TIM, Jakarta, hlm 142.
7
Selama nifas, sistem sirkulasi secara bertahap kembali ke keadaan sebelum hamil.
Hal ini ditunjang juga dengan diuresis (peningkatan pembentukan urine) selma 48 jam
pertama setelah pelahiran. Mobilitas harus diupayakan segera setelah lahir.
Selam kehidupan intrauterin, janin mendapat suplai nutrien dan oksigen dari
plasenta sehingga sistem sirkulasi di sesuaikan untuk melewati sisi plasenta dan
memintas paru. Hemoglobin janin memiliki komposisi yang berubah, dengan afinitas
terbesar untuk oksigen. Hal ini terjadi untuk menarik oksigen agar lebih mudah
menembus lapisan yang melebar dan memisahkan darah dalam plasenta dari darah
ibu. Hemoglobin janin tidak lagi diperlukan dan diganti dengan hemoglobin dewasa.
Kelebihan hemoglobin terjadi pada sebagian besar neonatus, sehingga dapat muncul
hemolisis. “Produk hasil penghancuran tersebut dieksresika, meski bila enzim hati
tidak cukup tersedia, dapat terjadi jaundis/ikterus fisiologis (Yeo, 1998)”8.
G. Sistem Limfatik
Sistem limfatik mengalami peningkatan beban kerja selama kehamilan karena
penambahan volume plasma darah dan cairan jaringan yang besar. Respon imun
menunjukan perubahan jelas selama kehamilan, yang dibangkitkan untuk mencegah
penolakan janin sambil mempertahankan pertahanan ibu terhadap infeksi. “Jumlah sel
darah putih meningkat, yang meningkatkan mekanisme non-spesifik untuk
menghancurkan bakteri penyerang (Priddy, 1997)”9. Protein komplemen terdapat
dalam jumlah yang besar, namun sel pembunuh alami dikurangi untuk melindungi
janin dan plasenta dari penolakan. Keseimbangan tersebut membuat sistem imun
maternal utuh, namun ibu lebih rentan terhadap virus dan infeksi oportunistik.
Aliran limfe berubah seiring perubahan cairan sirkulasi ketika kemajuan
persalinan. Jumlah sel darah putih terus meninggi selama persalinan dan nifas.
Peningkatan sel darah putih terus terjadi selama beberapa hari setelah melahirkan,
yang memungkinkan tubuh untuk melawan berbagai organisme yang dapat masuk
pada saat yang rawan. Banyak faktor imun yang ditemukan dalam kolostrum dan ASI
yang berarti bahwa ASI memberikan keuntungan tambahan bagi neonatus, yang
melindunginya dari infeksi sampai respons imunnya matur.
8 Vindari Vana Ana S.ST, S. Suryati S.ST, (2010), Kesehatan Reproduksi, TIM, Jakarta, hlm 49.
9 Eliya Eva SKM., (2009), Gizi Reproduksi, TIM, Jakarta, hlm 127.
8
Neonatus terutama rentan terhadap infeksi karena respons imun sendiri imatur.
“Janin belum dapat membntuk IgA, yang berperan penting dalam pertahanan sistem
pernapasan dan gastrointestinal, namun ASI menyuplai imunoglobin tersebut dalam
jumlah yang besar sehingga memberi lagi kekebalan psaif (Johnston, 1998)”10.
Neonatus akan menerima IgG dari ibunya, yang membuat ia resisten terhadap
beberapa penyakit yang menyerangnya. Neonatus pre-term terutama rentan terhadap
infeksi karena sistem imun yang belum sepenuhnya berkembang dan bayi kurang
mendapat IgG dari ibunya, selain itu sawar non-spesifik, seperti kulit, tipis, dan
mudah rusak.
H. Sistem pernapasan
Beban pada tubuh selama kehamilan meningkatkan kebutuhan sel terhadap
oksigen. Peningkatan kadar hormon selama kehamilan, terutama progesteron,
menyebabkan perubahan kecil sistem pernapasan yang biasanya menyusahkan
daripada melemahkan. Cuping iga biasanya terjadi sejak awal kehamilan.
Peningkatan pembekakan kapiler karena besarnya volume darah yang bersikulasi
menyulitkan bernapas melalui hidung. “Mungkin terdapat kesulitan dalam melakukan
intubasi selama pembedahan, karena edema jalan napas, yang disebabkan oleh
peningkatan tekanan darah (Coad, 2001)”11.
Kebutuhan persalinan dipenuhi melalui kemampuan paru untuk meningkatkan
frekuensi dan kedalam ventilasi, dan juga dengan peningkatan disosiasi oksigen dari
hemoglobin pada area seperti otot rahim ketika aktivitasnya mengalami peningkatan
yang luar biasa. Akan tetapi bila kontraksi uterus muncul terlalu sering, dengan
sedikit waktu jeda untuk relaksasi, otot tersebut dapat kekurangan oksigen karena
hipoksia, yang menyebabkan iskemia sehingga nyeri meningkat.
Pertukaran gas bagi janin dilakukan oleh plasenta dan janin melakukan sedikit
gerakan pernapasan yang menyebabkan sejumlah kecil cairan amnion masuk ke jalan
napas. ketika janin dikeluarkan dari vagina selama pelahiran, cairan amnion yang
tersisa yang terdapat dalam jalan napas dikeluarkan. Rangsangan pelahiran membuat
syok neonatus yang baru lahir sehingga bernapas dalam, dan sisa cairan dalam paru
diabsorbsi.
10 Eliya Eva SKM., (2009), Gizi Reproduksi, TIM, Jakarta, hlm 46.
11 Rusmiati Sri SKM., (2000), Asuhan Kebidanan Antenatal, EGC, Jakarta, hlm 161.
9
I. Sistem Muskuloskeletal
“Selama kehamilan, relaksin dan progesteron bekerja pada kartilago dan jaringan
ikat pada banyak sendi, yang memungkinkannya bergerak lebih leluasa (Russell &
Reynolds, 1997)”12. Hormon ini bermanfaat pada panggul karena efeknya dapat
sedikit melebarkan diameter jalan lahir, namun keduanya juga dapat menimbulkan
ketidaknyamanan pada ibu hamil. Efek relaksin dan progesteron juga dapat
menyebabkan perubahan gaya berjalan yang dapat diamati pada banyak ibu, namun
hal ini juga dapat disebabkan oleh perubahan pada pusat keseimbangan tubuh.
Kelancaran pelahiran bergantung pada fungsi otot rahim yang bekerja
terkoordinasi selama persalinan. Otot rahim memiliki ciri khas retraksi setelah
kontraksi yang menyebabkan dilatasi serviks dan gerak janin kebawah masuk ke
saluran lahir. Sistem muskoskeletal dapat kembali ke kondisi sebelum hamil dalam
waktu 3 bulan.
Di awal perkembangan janin, otot terlibat dalam pergerakan ekstremitas. Ketika
lahir, sistem muskuloskeletal bayi ful-term telah berfungsi, namun fungsi otot dapat
sangat tidak berarti sampai sistem motorik otak matur.
J. Sistem Pencernaan
Perubahan fisiologis saluran cerna umumnya menyebabkan banyak pengalaman
ketidaknyamanan minor pada ibu hamil. Morning sickness adalah mual disertai
muntah yang terkadang berhubungan dengan kehamilan awal. Nyeri ulu hati
(heartburn) disebabkan regurgitasi isi lambung, yang biasanya terjadi karena relaksasi
sfingter jantung yang msauk kelambung. Perawatan harus diberikan tentang diet pada
kehamilan.
Peningkatan tekanan intraabdomen selama perlsalinan berperan dalam pelambatan
pengosongan lambung. Pelambatan pengosongan lambung ini dapat meningkatkan
keasaman isi lambung. Biasanya, makanan dilarang diberikan pada wanita saat
persalinan.
Selama kehidupan intrauterin, janin memperoleh semua nutrien melalui plasenta.
Pada saat lahir bayi full-term dapat melakukan semua proses yang diperlukan untuk
mencerna ASI. Penyerapan makanan foemula belum sempurna, dapat terlihat dari
peningkatan produksi feses.
12 Wylie Linda, (2008), Esensial Anatomi dan Fisiologi dalam Asuhan Maternitas, Edisi pertama, EGC, Jakarta, hlm 167.
10
K. Sistem Perkemihan
“Wanita hamil akan mengalami peningkatan frekuensi kencing, di awal
kehamilan, sehingga ketakibat membesarnya uterus dalam rongga panggul, dan saat
akhir kehamilan akibat uterus dalam rongga panggul, dan saat akhir kehamilan akibat
uterus memenuhi rongga abdomen (Baston, 2003)”13. Wanita hamil sering terbangun
tengah malam untuk kencing. Hal ini disebut nokturia dan terjadi akibat aliran balik
vena yang kurang baik selama berdiri atau tegak seharian, yang tentu saja
menghambat pasase urine.
Selama persalinan, kandung kemih sedikit naik di atas sisfisis pubis, seiring
dengan makin masuknya janin ke panggul. Pemerikasaan kondisi wanita yang
bersalin meliputi urinalisis rutin untuk memastikan ibu dapat beradaptasi dengan
meningkatnya kebutuhan fisiologis. Biasanya asupan makanan dan minuman wanita
yang bersalin dibatasi, sehingga ketonuria sering terjadi.
Keluaran urine meningkat selama 7 hari setelah pelahiran, karena jumlah cairan
sirkulasi menurun dan produk sisa metabolisme terkait involusi uterus sudah kembali
ke keadaan sebelum kehamilan.
Semasa dalam kandungan, plasenta mengambil alih fungsi eksresi. Tetapi setelah
pelahiran, neonatus harus mulai membuang sampah metabolisme tubuhnya melalui
urine dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. Pada bayi full-term
yang sehat, urine diperkirakan akan keluar dalam 24 jam. Hal ini menandakan fungsi
ginjal yang normal dan kepatenan saluran kemih..
L. Uterus pada Kehamilan
Ukuran uterus meningkat secara dramatis selama kehamilan. Pertumbuhan uterus
dapat diukur melalui dinding abdomen sepanjang kehamilan. Pertumbuhan uterus
yang adekuat merupakan indikator yang baik terhadap kesehatan dan pertumbuhan
janin. Bentuk dan posisi uterus juga berubah seiring pertumbuhannya.
Persalinan adalah proses fisiologis guna mengeluarkan janin, plasenta, dan
ketuban (selaput pembungkus janin) lewat jalan lahir setelah minggu ke-24
kehamilan. Terdapat tiga faktor yang mengendalikan kontraksi uterus yaitu dominasi
fundus, polaritas, dan kontraksi serta retraksi.
13 Wylie Linda, (2008), Esensial Anatomi dan Fisiologi dalam Asuhan Maternitas, Edisi pertama, EGC, Jakarta, hlm 32.
11
Masa nifas adalah periode pasca-pelahiran yang berlangsung sampai 6 minggu
sesudahnya, masa kembalinya uterus dan sturktur lain pada sistem reproduksi ke
keadaan sebelum hamil. Kembalinya uterus ke ukuran, tonus, dan posisi normalnya
disebut involusi. Terdapt tiga faktor yang berperan dalam involusi yaitu autolisis,
iskemia, dan kontraksi serta retraksi sel otot yang berkelanjutan.
M. Panggul Wanita
Selama kehamilan sendi yang ada di bawah panggul bergerak dan diameter
panggul sedikit bertambah panjang. Hal ini memperluas ruangan yang tersedia untuk
lewatnya janin. Oleh karena itu, ibu hamil sering mengeluhkan nyeri punggung
bawah.
“Posisi yang paling lazim pada presentasi kepala adalah ubun-ubun kecil kiri
depan; oksiput kepala janin menghadap permukaan depan-kiri abdomen ibu (Russel &
Reynolds, 1997)”14. Kepala janin memasuki rongga panggul, yang diameternya sama
dalam segala arah. Begitu kepala janin sudah melewati panggul, bahunya harus segera
menyusul.
Ketika hamil otot dasar panggul mengalami pelunakan yang menyebabkan
inkontinensia stres. Hal itu bisa membuat ibu hamil mengeluarkan sedikit urine
sewaktu tertawa, batuk, dan bersin. Selama persalinan, otot dasr panggul akan
membantu mekanisme ekspulsif pada jalan lahir, yang mendorong janin keluar.
N. Payudara Wanita
Sejak minggu ke-6 kehamilan, payudara mengalami pembesaran akibat respons
meningkatnya kadar hormon kehamilan. Ibu hamil mungkin merasakan sensasi geli
pada payudaranya, dan lebih sensitif terhadap sentuhan. Pada minggu ke-12
kehamilan, putting dan areola menjadi berpigmen.
Turunnya kadar estrogen dan progesteron diikuti oleh peningkatan kadar
prolaktin, menstimulasi produksi susu (laktasi). Jika ibu memilih untuk tidak
menyusui bayinya maka air susu tetap diproduksi terus sampai tingkat tertentu.
Bagaimana pun juga, kurangnya rangsangan pada payudara akhirnya akan
menghentikan produksi air susu ibu (ASI). Rangsangan, yang dihasilkan oleh hisapan
bayi, suara tangisan bayi, atau bahkan pikiran teringat akan bayinya, akan melepaskan
oksitosin. Bagi ibu yang meyusui, pada beberapa hari awal pascamelahirkan terjadi
14 Rusmiati Sri SKM., (2000) Asuhan Kebidanan Antenatal, EGC, Jakarta, hlm 91.
12
banyak perubahan fungsi payudara. Komposisi dan jumlah ASI mengalami perubahan
setiap hari dan seiring pertumbuhan bayi, kandungan ASI yaitu protein, lemak,
laktosa, vitamin A, B kompleks, C, D, E, K, besi, seng, mineral, imun.
Payudara rudimenter pada bayi laki-laki dan perempuan dapat membesar saat
lahir. Hal ini terjadi sebagai respons terhadap tingginya kadar hormon ibu yang
melewati plasenta selama perkembangan bayi. Pembesaran payudara ini hanya
sementara dan akan hilang dalam 3-4 minggu.
BAB III
Kesimpulan
PEREMPUAN hamil sebaiknya meningkatkan kewasapadaan terhadap gangguan
kesehatan ringan. Sebab, banyak perempuan hamil yang mengabaikan gejala-gejala, bahkan
yang potensial menimbulkan bahaya. Mereka menganggap gejala tersebut sebagai bagian dari
kehamilan normal. Atau, ada juga yang tidak ingin terlihat cengeng dan manja. Jadi,
bagaimana membedakan gejala-gejala yang segera memerlukan penanganan medis dan gejala
yang bisa menunggu hingga waktu pemeriksaan rutin berikutnya? Banyak cara yang bisa
dilakukan. Salah satunya adalah membaca buku-buku tetang kehamilan ibu dan kesehatan
13
anak. Permasalahan kesehatan, termasuk kematian ibu, merupakan tanggung jawab bersama
dan tidak akan dapat diselesaikan oleh sektor kesehatan sendiri.
Untuk menekan tingginya kematian ibu dan anak, ia meminta para kader psoyandu dan
bidan untuk menggerakan masyarakat agar memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia
terutama saat melahirkan. Selain itu, masyarakat juga dihimbau agar mensukseskan program
desa siaga yang dicanangkan pemerintah saat ini.
Saran
Daftar Pustaka
Dr. Aris M.. (2009). Fisiologi Tubuh Manusia. TIM. Jakarta. 239 hlm.
Eliya Eva SKM.. (2009). Gizi Reproduksi. TIM. Jakarta. 46 hlm.
Rabe Thomas. Wiliam John. (2003). Ilmu Kandungan. Hipokrates. Jakarta. 275 hlm.
Rusmiati Sri SKM.. (2000) Asuhan Kebidanan Antenatal. EGC. Jakarta. 91 hlm.
Setiadi H.. (2010). Anatomi dan Fisiologi Manusia. Graha Ilmu. Yogyakarta. 200 hlm.
Vindari Vana Ana S.ST. S. Suryati S.ST. (2010). Kesehatan Reproduksi. TIM. Jakarta. 180
hlm.
Wylie Linda. (2011) Esensial Anatomi & Fisiologi dalam Asuhan Maternitas. Kedokteran
EGC. Jakarta. 232 hlm.
14