Trikiasis okuli dekstra

download Trikiasis okuli dekstra

of 11

description

Laporan kasus Trikiasis okuli dekstra, laporan kasus, Trikiasis okuli dekstra, Laporan kasus mata. Laporan kasus.

Transcript of Trikiasis okuli dekstra

LAPORAN KASUS IITRIKIASIS OKULI DEKSTRA et causa ENTROPION

BAB IPENDAHULUANEntropion adalah keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau margo palpebra ke arah dalam sehingga bulu mata menggeser jaringan konjungtiva dan kornea, sedangkan trikiasis adalah keadaan dimana bulu mata mengarah pada bola mata yang akan menggosok kornea atau konjungtiva. Trikiasis dapat disebabkan oleh entropion, epiblefarn, atau hanya pertumbuhan yang salah arah. Trikiasis menyebabkan pasien datang dengan keluhan lakrimasi, fotofobia, ataupun kelilipan. Konjungtiva dapat menjadi kemotik dan hiperemia, kornea dapat menjadi erosi, serta terjadi keratopati ataupun ulkus.

BAB IILAPORAN KASUS1. Identitas PasienNama: Tn. HMUmur: 70 Tahun Jenis Kelamin: Laki-lakiPekerjaan: PetaniAgama: IslamSuku: SasakAlamat: Dasan TapenTanggal Pemeriksaan : 3 September 2012

2. AnamnesisA. Keluhan Utama: Mata kanan berair 2 bulan.B. Riwayat Penyakit Sekarang:Pasien datang dengan keluhan mata kanan pasien terus mengeluarkan air yang terjadi selama 2 bulan. Pada mata kanan pasien yang berair pasien tidak ada mengeluhkan nyeri, gatal, ataupun lengket. Pasien juga menyangkal adanya riwayat trauma pada mata. Selain keluhan tersebut, pasien juga mengaku penglihatan pasien sedikit kabur pada kedua mata baik pada siang ataupun malam hari dengan melihat adanya bayangan seperti asap, juga silau ketika melihat cahaya yang terang. Kabur sudah pasien rasakan sejak 2 tahun terakhir.

C. Riwayat Penyakit DahuluRiwayat penyakit mataPasien tidak pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya ataupun penyakit mata lainnya.

Riwayat penyakit sistemikPasien tidak memiliki riwayat menderita hipertensi ataupun diabetes mellitus.

D. Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada keluarga yang mengalami hal serupa dengan pasien. E. Riwayat AlergiPasien menyangkal adanya riwayat alergi obat ataupun makanan. F. Riwayat Pengobatan Ini merupakan pertama kalinya pasien mencari pengobatan dengan keluhan mata berair.

3. Pemeriksaan FisikA. Status GeneralisKeadaan Umum: BaikKesadaran/GCS : Compos mentis / E4V5M6

B. Pemeriksaan Tanda VitalTekanan darah: 140/80 mmHgNadi: 88 kali/menitFrekuensi Napas: 20 kali/menitSuhu: 36,1 O

C. Status LokalisNoPemeriksaanMata KananMata Kiri

1.Visus6/45 sc6/21 sc

Pinhole 6/18Pinhole 6/12

S -2,5 6/9S -2,5 6/9

2.Posisi Bola MataOrthoforiaOrthoforia

3.Gerakan bola mataBaik ke segala arah

Baik ke segala arah

4.Palpebra SuperiorEdema(-)(-)

Hiperemi(-)(-)

Pseudoptosis(-)(-)

Entropion(-)(-)

Ektropion(-)(-)

Trikiasis(-)(-)

5.Palpebra InferiorEdema(-)(-)

Hiperemi(-)(-)

Entropion(+)(-)

Ektropion(-)(-)

Trikiasis(+)(-)

6.Fissura palpebra+ 10 mm + 10 mm

7.Konjungtiva Palpebra SuperiorHiperemi(-)(-)

Sikatrik(-)(-)

8.Konjungtiva Palpebra InferiorHiperemi(-)(-)

Sikatrik(-)(-)

9.Konjungtiva BulbiInjeksi Konjungtiva(-)(-)

Injeksi Siliar(-)(-)

Massa(-)(-)

Edema(-)(-)

10.KorneaBentukCembungCembung

KejernihanJernih Jernih

PermukaanLicinLicin

Sikatrik(-)(-)

Benda Asing(-)(-)

11.Bilik Mata DepanKedalamanKesan dangkalKesan dangkal

Hifema(-)(-)

12.IrisWarnaCoklatCoklat

BentukBulat dan regularBulat dan regular

13.PupilBentukBulat dan regulerBulat dan reguler

Refleks cahaya langsung(+)(+)

Refleks cahaya tidak langsung(+)(+)

14. LensaKejernihanKeruhKeruh

Iris Shadow(+)(+)

Subluksasi(-)(-)

Dislokasi(-)(-)

15.TIO PalpasiKesan normalKesan normal

16.FunduskopiRefleks Fundus(+)(+)

Lampiran: Gambar Keadaan Mata Pasien

BAB IIIIDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA KASUS

1. Identifikasi MasalahBerdasarkan data pasien diatas, ditemukan beberapa permasalahan. Adapun permasalahan medis yang terdapat pada pasien adalah: Subjective Mata kanan sering berair Sedikit kabur pada kedua mata yang terlihat seperti asap yang terjadi sejak 2 tahun terkahir, dan silau ketika melihat cahaya terang.

ObjectivePemeriksaan status lokalis pada mata pasien : Entropion OD Trikiasis OD Lensa keruh ODS Iris shadow ODS

2. Analisa Kasus A. Mata kanan pasien sering berairMata yang berair dapat diakibatkan oleh berbagai hal seperti trauma mata, benda asing pada mata, mata kering, trikiasis, entropion, lagoftalmus dan setiap kelainan konjungtiva seperti radang, alergi, jaringan ikat, kalazion dan terkena benda asing. Pada palpebra inferior mata kanan pasien dapat dilihat dengan jelas adanya kelainan dari palpebra, yaitu palpebra mata kanan inferior pasien terlekuk ke dalam atau terdapat entropion. Entropion ini menyebabkan bulu mata yang tumbuh di atas margo palpebra juga ikut terlekuk ke dalam sehingga terjadi gesekan antara bulu mata pasien dan konjungtiva mata pasien. Akibat adanya iritasi pada konjungtiva atau pada epitel konjungtiva, maka akan menyebabkan timbulnya refleks hipersekrersi lakrimal sehingga air mata akan banyak diproduksi dan secara klinis dilihat sebagai gejala mata berair. Jadi kemungkinan yang menjadi penyebab mata berair seperti yang dikeluhkan pada pasien ini adalah adanya trikiasis yang diakibatkan oleh entropion yang terdapat pada palpebra inferior okuli dekstra.

B. Sedikit kabur pada kedua mata yang terlihat seperti asap yang terjadi sejak 2 tahun terkahir, dan silau ketika melihat cahaya terang.

Penglihatan kabur seperti tertutup kabut asap merupakan gejala khas yang biasanya ditemukan pada katarak. Pada katarak, penglihatan seperti tertutup kabut asap ini disebabkan oleh transparansi lensa mata yang berkurang. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti proses penuaan, trauma, keracunan beberapa jenis obat, penyakit sistemik, dan herediter. Gejala umum yang dapat ditemukan pada katarak adalah pengelihatan tidak jelas seperti ada kabut yang menghalangi objek, peka terhadap sinar atau cahaya, mononuklear diplopia, dan lensa mata yang berubah menjadi tidak jernih.Kemungkinan diagnosis pada pasien adalah katarak senil imatur. Diagnosis ini ditunjang dengan gejala lain pada katarak seperti peka terhadap cahaya dan lensa mata yang berubah menjadi tidak jernih, bilik mata depan dangkal serta iris shadow (+) pada kedua mata.

C. Hasil pemeriksaan status lokalis pada mata kanan

Trikiasis e.c entropion ODEntropion adalah keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau margo palpebra ke arah dalam sehingga bulu mata menggeser jaringan konjungtiva dan kornea, sedangkan trikiasis adalah keadaan dimana bulu mata mengarah pada bola mata yang akan menggosok kornea atau konjungtiva. Trikiasis pada pasien ini disebabkan oleh adanya entropion. Entropion dapat involusional (spastik, senilis) sikatrikal atau kongenital. Pada pasien ini kemungkinan entropion yang terjadi adalah entropion involusional, karena umur pasien yang sudah 70 tahun, serta tidak didapatkan adanya sikatrik ataupun riwayat trauma pada pasien. Selain itu juga katarak involusional adalah yang paling sering terjadi dan selalu mengenai bagian palpebra inferior. Ini diakibatkan oleh lemahnya otot retraktor palpebra inferior.

Lensa Keruh ODSLensa yang keruh merupakan tanda dari adanya katarak. Lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa. Katarak disebabkan hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa, proses penuaan (degeneratif). Meskipun tidak jarang ditemui pada orang muda, bahkan pada bayi yang baru lahir sebagai cacat bawaan, infeksi virus (rubela) di masa pertumbuhan janin, genetik, gangguan pertumbuhan, penyakit mata, cedera pada lensa mata, peregangan pada retina mata dan pemaparan berlebihan dari sinar ultraviolet. Kerusakan oksidatif oleh radikal bebas, diabetes mellitus, rokok, alkohol, dan obat-obatan steroid, serta glaukoma (tekanan bola mata yang tinggi), dapat meningkatkan risiko terjadinya katarak.

D. AssessmentDari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, tanda dan gejala utama yang dikeluhkan pasien, mengarahkan pada diagnosis trikiasis et causa entropion okuli dekstra. Diagnosa ini dipilih karena pada mata kanan pasien jelas terlihat adanya lekukan ke dalam dari palpebra inferior, sehingga menyebabkan bulu mata pasien juga ikut terlekuk ke dalam dan menggores lapisan konjungtiva sehingga menimbulan gejala mata berair.

Diagnosis Kerja: Trikiasis et causa entropionD.Planning/PrognosisPembedahan untuk memutar palpebra keluar, efektif pada semua jenis entropion. Tindakan sementara yang biasanya bermanfaat pada entropion involusional adalah menempelkan bulu mata ke pipi dengan selotip dengan tegangan yang mengarah ke temporal dan inferior, atau injeksi toksin botulinum.

BAB IVRINGKASAN AKHIR

Seorang pasien laki-laki berusia 70 tahun, datang ke Poliklinik RSUP3 Gerung, pada tanggal 3 September 2012. Pasien datang dengan keluhan mata kanan berair yang dirasakan sudah 2 bulan terakhir. Pada pemeriksaan papebra okuli dekstra didapatkan adanya trikasis dan entropion. Selain itu, pasien juga merasakan pandangan sudah sedikit kabur pada kedua mata yang dirasakan selama 2 tahun terakhir, kabur dirasakan seperti melihat kabut asap dan silau jika melihat cahaya terang. Pada pemeriksaan lensa, didapatkan tampakan lensa yang keruh pada kedua mata serta pemeriksaan iris menunjukkan iris shadow (+). Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, diagnsis dari keluhan utama pada pasien ini adalah trikiasis et causa entropion. Selain itu, kemungkinan pasien ini juga menderita katarak imatur pada kedua mata. Hal ini didasarkan dari gejala dan tanda yang terdapat pada pasien yaitu penglihatan mata kabur dan seperti tertutup kabut, silau jika melihat cahaya terang serta lensa mata tidak jernih.

DAFTAR PUSTAKA

1. Iljas, S. 2007. Ilmu Penyakit Mata, Edisi ketiga. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2. Perdami.2006. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum & Mahasiswa Kedokteran, Perdami 3. Riordan, Paul dkk. 2010. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum, Jakarta; EGC