translet gabungan

7
Biomekanik dari TMJ TMJ merupakan sistem yang sangat kompleks. Faktanya bahwa terdapat dua TMJ yang terhubung ke tulang yang sama yaitu mandibula yang melengkapi system pengunyahan. Masing-masing sendi secara bersamaan dapat bertindak secara terpisah, namun tidak lengkap tanpa pengaruh dari yang lainnya. Suara biomekanik dari TMJ merupakan hal yang penting dan mendasar dalam mempelajari fungsi dan disfungsi dari sistem pengunyahan. TMJ merupakan gabungan dari sendi. Struktur dan fungsinya dapat dibagi menjadi dua sistem: 1. Sistem sendi yang pertama adalah jaringan yang mengelilingi rongga inferior sinovial (yaitu, kondilus dan diskus artikularis). Karena diskus terikat sangat rapat pada kondilus oleh discal ligament medial dan lateral, maka pergerakan fisik yang dapat terjadi pada permukaan ini adalah rotasi pada diskus dalam permukaan artikular kondilus. Diskus dan perlekatannya pada kondilus ini disebut condyle-disc complex; sistem sendi ini bertanggung jawab untuk pergerakan rotasi pada TMJ. 2. Sistem kedua terdiri dari fungsi diskus-kondilus yang kompleks terhadap permukaan fosa mandibula. Karena diskus tidak melekat erat pada fosa artikularis, memungkinkan pergerakan bebas di antara permukaan kavitas superior. Gerakan ini terjadi ketika mandibula bergerak ke arah depan (disebut sebagai translasi). Translasi terjadi pada kavitas superior antara permukaan superior dari diskus artikularis

description

pedo

Transcript of translet gabungan

Page 1: translet gabungan

Biomekanik dari TMJ

TMJ merupakan sistem yang sangat kompleks. Faktanya bahwa terdapat dua TMJ yang

terhubung ke tulang yang sama yaitu mandibula yang melengkapi system pengunyahan. Masing-

masing sendi secara bersamaan dapat bertindak secara terpisah, namun tidak lengkap tanpa

pengaruh dari yang lainnya. Suara biomekanik dari TMJ merupakan hal yang penting dan

mendasar dalam mempelajari fungsi dan disfungsi dari sistem pengunyahan.

TMJ merupakan gabungan dari sendi. Struktur dan fungsinya dapat dibagi menjadi dua

sistem:

1. Sistem sendi yang pertama adalah jaringan yang mengelilingi rongga inferior sinovial

(yaitu, kondilus dan diskus artikularis). Karena diskus terikat sangat rapat pada kondilus

oleh discal ligament medial dan lateral, maka pergerakan fisik yang dapat terjadi pada

permukaan ini adalah rotasi pada diskus dalam permukaan artikular kondilus. Diskus dan

perlekatannya pada kondilus ini disebut condyle-disc complex; sistem sendi ini

bertanggung jawab untuk pergerakan rotasi pada TMJ.

2. Sistem kedua terdiri dari fungsi diskus-kondilus yang kompleks terhadap permukaan fosa

mandibula. Karena diskus tidak melekat erat pada fosa artikularis, memungkinkan

pergerakan bebas di antara permukaan kavitas superior. Gerakan ini terjadi ketika

mandibula bergerak ke arah depan (disebut sebagai translasi). Translasi terjadi pada

kavitas superior antara permukaan superior dari diskus artikularis dan fosa mandibula.

Sehingga diskus artikularis bertindak sebagai tulang nonossified yang memberikan

kontribusi untuk kedua sistem terjadi bersamaan; sehingga fungsi dari diskus

memberikan klasifikasi TMJ sebagai suatu gabungan persendian sejati.

Diskus artikularis dapat dikatakan juga sebagai sebuah meniscus. Namun sebenarnya

tidak mirip dengan meniskus. Berdasarkan definisinya meniskus adalah sebuah struktur

fibrokartilago menyerupai sabit dengan sebuah sisi yang melekat pada kapsul artikularis

sedangkan sisi lainnya tidak melekat, dan memanjang hingga spasia sendi. Meniskus tidak

membagi kavitas sendi, mengisolasi cairan synovial, ataupun faktor yang mengendalikan

pergerakan sendi. Fungsi dari meniskus secara pasif memfasilitasi pergerakan antar tulang.

Salah satu meniskus yang khas terdapat pada sendi lutut. Pada TMJ, diskus berfungsi sebagai

permukaan artikular sejati dalam sistem persendian sehingga lebih cocok dikatakan sebagai

diskus artikularis.

Page 2: translet gabungan

Sekarang kedua sistem sendi telah dijelaskan, keseluruhan TMJ dapat dipertimbangkan

sekali lagi. Permukaan artikular dari sendi tidak memiliki perlekatan struktural atau kesatuan,

namun kontaknya harus dipertahankan secara konstan untuk kestabilan sendi. Kestabilan sendi

dipertahankan dengan aktivitas konstan dari otot yang menarik sendi, terutama otot elevator.

Bahkan pada waktu istirahat, otot-otot ini berada pada tahap ringan dari konstraksi yang disebut

dengan tonus (gambaran ini dijelaskan pada bab 2). Sebagaimana aktivitas otot meningkat, gaya

kondilus juga meningkat melawan disk dan disk melawan fossa, menghasilkan peningkatan

tekanan artikular dari struktur sendi ini. Ketidakberadaan dari tekanan interartikular, permukaan

artikular akan terpisah dan sendi secara teknis akan terdislokasi.

Lebar dari ruangan artikular disk bervariasi sesuai dengan tekanan interartikular. Ketika

tekanannya rendah, yaitu saat menutup mulut dalam posisi istirahat, ruang disk melebar. Ketika

tekanannya tinggi (seperti saat clenching), ruang disk menyempit. Bentuk dan pergerakan dari

disk secara konstan berkontak dengan permukaan artikular dari sendi, yang dibutuhkan untuk

stabilisasi sendi. Saat tekanan interartikular meningkat, kondilus menempati daerah tipis dari

intermediate zone dari disk dengan sendirinya. Ketika tekanan berkurang dan ruang disk

melebar, bagian tebal dari disk berotasi untuk mengisi ruangan tersebut. Karena bantalan disk di

anterior dan posterior lebih lebar dari intermediate zone, secara teknis disk dapat berotasi ke

anterior dan posterior untuk menyelesaikan pergerakannya. Arah dari rotasi disk tidak dapat

ditentukan dengan sengaja. Ini ditentukan dari struktur yang menempel pada tepi anterior dan

posterior dari disk.

Jaringan retrodiskal adalah bagian yang melekat pada batas posterior diskus artikular,

terkadang disebut perlekatan posterior. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, lamina retrodiskal

superior terdiri dari beberapa jumlah dari jaringan ikat elastis. Karena jaringan ini mempunyai

bahan yang elastis dan karena dalam posisi mulut tertutup dapat terlipat ke dirinya sendiri,

kondilus dapat dengan mudah keluar dari fossa tanpa menimbulkan kerusakan pada lamina

retrodiskal superior. Ketika mulut tertutup (contoh posisi sendi tertutup) tarikan elastis pada

diskus itu adalah minimal sampai bahkan hampir tidak ada. Bagaimanapun, selama pembukaan

mandibular, ketika kondilus didorong kedepan menuruni artikularis eminensia, lamina

retrodiskal superior menjadi lebih meregang, menimbulkan gaya yang meningkat untuk menarik

kembali diskusnya. Pada posisi paling depan, gaya retraksi posterior pada diskus di bentuk oleh

ketegangan peregangan lamina retrodiskal superior yang maksimal. Tekanan interartikular dan

Page 3: translet gabungan

morfologi dari diskus mencegah diskus tertarik terlalu ke posterior. Dengan kata lain, selama

pergerakan mandibula ke posisi paling depan dan pengembaliannya, gaya retraksi dari lamina

retrodiskal superior menahan diskus berotasi terlalu ke posterior dari kondilus selebar ruangan

diskus artikularis yang ada. Ini merupakan prinsip utama dalam memahami fungsi sendi. Begitu

juga, penting untuk mengingat bahwa lamina retrodiskal superior merupakan struktur satu-

satunya yang mampu meretraksi diskus ke posterior pada kondilus, walaupun gaya retraksi ini

hanya terjadi selama pembukaan mulut yg lebar.

Page 4: translet gabungan