Mineral Gabungan

download Mineral Gabungan

of 59

Transcript of Mineral Gabungan

X. MINERAL 10.1. Pengertian Yang dimaksud dengan mineral adalah sebagian besar zat-zat hablur (kristal) yang ada dalam kerak bumi dan bersifat homogen, baik fisik maupun kimiawi. Mineral itu merupakan persenyawaan anorganik asli serta mempunyai susunan kimia yang tetap. Yang dimaksud dengan persenyawaan kimia (anorganik) asli adalah bahwa mineral itu harus terbentuk di alam, karena banyak zat yang mempunyai sifat yang sama dengan mineral dapat dibuat di laboratorium. Jadi mineral inilah yang merupakan bagian-bagian pada batuan, dengan kata lain, batuan adalah kumpulan mineral atau mineral adalah bahan yang membentuk batuan. Sebagian besar dari mineral ini terdapat dalam keadaan padat, akan tetapi dapat juga dalam keadaan cair atau gas. Mineral padat itu biasanya terdapat dalam bentuk kristal yang agak setangkup dan yang pada banyak sisinya dibatasi oleh bidang-bidang datar. Bidang-bidang geometri ini memberi bangun yang sifatnya tersendiri pada mineral yang bersangkutan. Minyak bumi adalah mineral dalam betituk cair, sedangkan gasbumi adalah mineral dalam bentuk gas. Sebagian dari mineral terdapat dalam bentuk amorf, artinya tidak mempunyai susunan dan kristal tersendiri. 10.2. Pengenalan Mineral Pengenalan atau determinasi mineral dapat didasarkan atas berbagai sifat dari mineral tersebut, antara lain sifat-sifat fisika, bentuk kristal dan sifat-sifat optik. 10.2.1. SifatFisik Beberapa sifat fisik yang penting ialah warna, kilap, bentuk, kekerasan, belahan, berat jenis dan sebagainya. Tidak semua sifat ini diperlukan untuk mengenal mineral tersebut, tetapi dua atau tiga dari sifat tersebut yang dikombinasikan telah cukup, disamping determinasi secara optikal. 1. Warna mineral, banyak mineral mempunyai warna yang khusus, misalnya mineral klorit berwarna hijau dan mineral epidot berwarna kuning hijau. Adapula mineral yang mengandung substansi lain yang dapat merubah warna aslinya. Misalnya mineral kuarsa murni berwarna putih akan tetapi kuarsa yang mengandung zat asing dapat berwarna kelabu, ungu dan sebagainya. 2. Kilap, gejala ini terdapat apabila pada mineral dijatuhkan cahaya refleksi, beberapa contoh antara lain: - kilap logam pada mineral pirit - kilap intan pada mineral intan - kilap kaca pada mineral kuarsa - kilap sutera pada asbestos 3. Bentuk, bentuk atau perawakan mineral umumnya khas untuk mineral tertentu antara, lain asbestos berbentuk serat, mika berbentuk daun. 4. Belahan, banyak mineral yang terbelah pada jurusan tertentu dan membentuk bidang-bidang belahan. Misalnya mika mempunyai belahan yang sangat baik, sedangkan felspar umumnya menunjukkan belahan yang baik dalam dua arah. 5. Kekerasan, yang dimaksud dengan kekerasan mineral adalah ketahanan yang terdapat pada mineral apabila permukaannya digores dengan benda tajam. Di bawah ini diberikan tabel kekerasan dari MOHS. Mineral-mineral ini dipilih sedemikian

rupa sehingga kekerasannya bertambah besar dari 1 sampai 10. Tabel 10.1 menyajikan urut-urutan mineral Tabel 10.1. Urut-urutan Tingkat Kekerasan Mineral Kekerasan Jenis Mineral 1 Talk 2 Gipsun 3 Kalsit 4 Fluorit 5 Apatit 6 Ortoklas 7 Kuarsa 8 Topas 9 Korondurn 10 Intan 6. Berat jenis, berat relatif dari suatu mineral diukur terhadap berat dari air, dan ukuran ini disebut sebagai Berat Jenis. Sebagai contoh adalah suatu mineral beratnya 3 kali berat dari air dengan volume yang sama maka Berat Jenis mineral adalah 3. Pengukuran Berat Jenis dapat dilakukan dengan pengujian yang sederhana. Mula-mula catatlah berat mineral dalam keadaan kering di udara, kemudian timbanglah mineral dalam air. Sambil ditenggelamkan dalam air akan tampak kehilangan berat dari pada di udara karena untuk gaya mengapung. Demikian dalam waktu yang bersamaan akan dipindahkan sejumlah air yang sama dengan volumenya sendiri. Berat air yang dipindahkan ini adalah sama dengan selisih antara berat mineral di udara dan berat mineral dalam air. Untuk memperoleh Berat Jenis dari mineral tersebut, bagilah berat mineral dalam keadaan kering dengan berat air yang dipindahkan. Berat Jenis (BJ) mineral dapat dihitung sebagai berikut :BJ = Berat U dara Berat di U dara = Berat air dengan volum sam e a K ehilangan berat dalam air

Biasanya Berat Jenis mineral ditetapkan dengan pertolongan cairan berat (bromoform). Cairan berat ini ditaruh dalam sebuah bejana. Semua macam cairan akan mengambil tempat bersusun-susun dengan jenis terberat di bagian paling bawah, sedang yang teringan di bagian paling atas. Butiran-butiran mineral akan tenggelam dalam cairan yang, Berat Jenisnya lebih kecil dari Berat Jenis mineral tersebut. Umumnya Berat Jenis mineral-mineral antara 2 dan 7. 10.2.2. Benluk Kristal Pada wujudnya sebuah kristal itu seluruhnya telah dapat ditentukan secara ilmu ukur, dengan mengetahui sudut-sudut bidangnya. Untuk dapat membayangkan kristal dengan cara demikian tidaklah mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan menetapkan kedudukan bidang-bidang tersebut dengan pertolongan sistem koordinat. Dalam ilmu kristalografi, geometri dipakai dengan enam jenis sistem sumbu yaitu :

Sistem sumbu isometrik, ketiga sumbu kristal terletak tegak lurus satu dengan yang lain serta mempunyai panjang yang sama. Contoh mineral yang mempunyai sistem koordinat demikian ialah pirit, magnetit, garam dapur dll. Sistem sumbu tetragonal, jumlah sumbu adalah tiga buah, dua buah sumbu mendatar sama panjangnya, sedangkan yang satu tegak lurus dengan kesatuan sumbu yang lain, ketiga-tiganya saling tegak lurus sesamanya. Contoh mineral yang terhablur dalam sistem ini antara lain sirkon atau kaseterit. Sistem sumbu ortorombik, jumlah sumbu tiga buah dan saling tegak lurus sesamanya, ketiganya mempunyai panjang yang berbedabeda. Contoh mineral demikian misalnya olivin atau topas. Sistem sumbu monoklin, jumlah sumbu tiga buah, ketiga buah sumbu mempunyai panjang yang tidak sama, salah satu diantara ketiga sumbu (biasanya yang tegak) terletak tegak lurus pada sebuah sumbu mendatar. Contoh mineral demikian ialah ortoklas, horenblenda, mika, gipsum dll. Sistem sumbu triklin, jumlah sumbu adalah tiga buah, tidak sama panjangnya, terletak tidak tegak lurus sesamanya. Contoh mineral demikian ialah plagioklas dll. Sistem sumbu heksagonal, jumlah sumbu adalah empat buah, tiga buah sumbu horisontal dan sama panjangnya serta membuat sudut-sudut yang sama besamya. Sumbu vertikal mempunyai panjang yang berlainan. Contoh ialah kalsit, kuarsa, apartit dll. 10.2.3. Sifat Optik Pengenalan mineral yang terdapat pada batuan umumnya dilakukan dengan pertolongan mikroskop polarisasi. Mikroskop demikian berbeda dengan mikroskop yang dipakai dalam penyelidikan biologi. Cahaya yang dipakai dipolarisasi, yaitu cahaya yang bergetar dalam sebuah bidang saja. Jenis cahaya yang demikian didapat dengan memakai dua prisma polarisasi atau polarisator. Benda-benda ini berguna untuk mendapat cahaya polarisasi yang lurus. Preparat yang akan diselidiki itu ditaruh diantara polarisator (bawah) dan analisator (atas). Batuan yang akan diselidiki itu sebelum diasah menjadi tipis, direkatkan dengan Balsam Kanada pada sebuah kaca tipis. Batuan yang telah direkatkan pada kaca ini kemudian ditipiskan hingga mencapai ketebalan kurang lebih 0,03 mm. Untuk mencegah agar batuan yang telah ditipiskan tidak rusak maka ditutup dengan kaca penutup. 10.3. Pembagian Mineral Dari hasil analisis kimia yang dilakukan pada batuan terbukti bahwa ada delapan unsur yang memainkan peranan penting dalam pembentukan kerak bumi. Unsur-unsur ini bersenyawa membentuk berbagai macam silikat dan oksida, sebagian besar membentuk mineral-mineral utama yang terdapat dalam batuan. Mineral-mineral demikian disebut mineral pembentuk batuan.

Dari kira-kira sebanyak 5159 batuan yang telah dianalisa kimia oleh Washington, Nigli, Daily dan lain-lainnya, membuktikan bahwa beberapa unsur yang berperan dalam pembentukan kerak bumi adalah O2 = 47% Si = 27 % Al = 8% Fe = 5 % Ca = 3,5 % Na = 2,5 % K = 2,5 % Mg = 2,5 %

Semua unsur-unsur ini membentuk 99,25 % dari susunan kimia kerak bumi. Sisanya kira-kira 1 % adalah unsur-unsur dari zat-zat yang jarang terdapat. Di bawah ini memperlihatkan persentase dari unsur-unsur yang terdapat pada batuan bekuan pada kerak bumi Dari analisis ini terlihat bahwa susunan rata-rata dari unsur-unsur dalam batuan bekuan dan batuan yang terdapat dalam kerak bumi hampir sama. Dengan demikian para pakar menarik kesimpulan bahwa pada waktu kerak bumi terbentuk untuk pertama kalinya seluruh batuan adalah batuan hablur atau batuan kristalin. Dari batuan hablur inilah kemudian dibentuk batuan endapan (sedimen). Berdasarkan peranannya dalam ilmu batuan, maka mineral-mineral pembentuk batuan dibagi menjadi: a. Mineral utama b. Mineral sekunder c. Mineral aksesori atau mineral tambahan Elemen O Si Al Fe Ca Na K Mg C Tabel 10.2. Unsur Penyusun Bumi Batuan bekuan Kerak bumi 46,59 % 46,71 % 27,72 % 27,69 % 8,13 % 8,07 % 5,01 % 5,05 % 3,63 % 3,65 % 2,85 % 2,75 % 2,60 % 2,58 % 2,09 % 2,08 % 0,032% 0,094%

10. 3. 1. Mineral Utama Mineral utama adalah komponen mineral dari batuan yang diperlukan untuk menggolongkan (mengklasifikasikan) dan menamakan batuan, tetapi tidak perlu terdapat dalam jumlah yang banyak. Mineral utama dan juga mineral aksesori adalah hasil suatu kristalisasi magma, sehingga disebut juga mineral primer atau mineral asal. Beberapa mineral penting yang sering terdapat dalam batuan adalah Felspar

Adalah suatu kumpulan dari sejumlah mineral pembentuk batuan dengan rumus umum: MAI (Al, Si)3O8, dimana M = K, Na, Ca, Ba, Rb, Sr dan Fe. Felspar adalah mineral yang paling banyak tersebar dalam batuan dan merupakan 60 % dari kerak bumi. Mereka terbentuk sebagai komponen dalam semua jenis batuan (umumnya batuan magmatik). Felspar umumnya berwarna putih atau keputih-putihan, mereka tidak mempunyai warna tersendiri tetapi sering kali diwarnai oleh pengotoran-pengotoran zat lain, mempunyai kekerasan 6 pada skala MOHS, mempunyai sistem kristal monoklin atau triklin, mempunyai belahan yang baik dalam dua arah. Felspar yang lapuk akan menjadi liat dan juga mineral kaolinit. Mineral felspar yang banyak terdapat adalah ortoklas dan plagioklas. Kumpulan mineral felspar adalah:

Kumpulan felspar kurang lebih merupakan suatu sistem ternair atau sistem tiga-komponen. Komposisi dari sistem tiga-komponen dinyatakan pada segitiga samasisi. Puncak-puncaknya menyatakan komponenkomponen murni, sisi-sisinya menyatakan campuran dari dua komponen, sedangkan titik di dalam segitiga menyatakan campuran tiga komponen. Ketiga komponen itu adalah: Ortoklas (Or) : KAlSi3O8 Albit (Ab) : NaAl Si3O8 Anortit (An) : CaAl Si3O8 Or dan Ab membentuk kumpulan Felspar Alkali, tanpa atau dengan sedikit An (An kurang dari 20%). Yang termasuk kumpulan Felspar Alkali adalah: Ortoklas, Sanidin, Adularia, Mikrolin dan Anortoklas. Ab dan An, membentuk kumpulan Plagioklas dengan komposisi berkisar dari 100% Ab hingga 100% An. Yang termasuk kumpulan Plagioklas adalah : Albit, Oligoklas, Andesin, Labradorit, Bitownit dan Anortit.

Plagioklas, adalah kumpulan sejumlah mineral dengan sistem kristal triklin. Plagioklas merupakan mineral pembentuk batuan yang paling umum dan dikenal ada enam kombinasi mineral antara lain: albit, oligoklas, andesin, labradorit, bitownit dan anortit. Rumus umum: (Na, Ca) Al (Si, Al) Si2O8 Warna: putih, putih kelabu, kadang-kadang kehijauan, kebiru-biruan, jarang yang berwarna kemerah- kemerahan. Dalam menggolongkan (mengklasifikasikan) batuan beku kadang-kadang komposisi plagioklas secara umum dapat dibagi menjadi: Plagioklas asam: persen molekul An dari 0 - 30 (albit, oligoklas) Plagioklas medium: persen molekul An dari 30 - 60 (andesin, labradorit) Plagioklas basa: persen molekul An dari 60 - 100 (labradorit, bitownit, anortit) Adanya beberapa sifat yang khas dari mineral plagioklas maka beberapa warna telah diberikan pada mineral ini seperti : Monstone, adalah plagioklas asam, memperlihatkan warna kebiru-biruan dan menyerupai sinar bulan, dapat digunakan untuk permata. Sunstone, adalah plagioklas asam, memperlihatkan kilap emas yang indah karena adanya bercak-bercak (inclusion) dari butir-butir besi halus yang berkilauan, yang terbentuk sebagai pegmatit, dapat digunakan untuk batu hias. Labrador stone, adalah batuan yang terutama terdiri dari mineral plagioklas basa atau medium, sering memperlihatkan warna biru dan hijau yang indah, yang terbentuk sebagai pegmatit dapat digunakan untuk batu hias. Kekerasan plagioklas : 6 hingga 6,5. Beratjenis plagioklas semakin basa makin meningkat dari 2,61 (albit) hingga 2,76 (anortit). Ortoklas, adalah salah satu mineral dari kumpulan felspar alkali, mempunyai sistem kristal monoklin. Ortoklas adalah salah satu mineral pembentuk batuan yang paling umum dalam batuan granit atau batuan asam. Berwarna putih, putih-kuning, kemerah-merahan, keabu-abuan. Kekerasannya 6 hingga 6,5. Ortoklas dan felspar lainnya oleh proses pelapukan akan terbentuk kaolin. Dibawah kondisi pelapukan tropis dan subtropis dapat terbentuk bauxit. Ortoklas yang sangat murni dapat digunakan untuk membuat gigi palsu dan yang berupa pegmatit sangat berharga terutama digunakan dalam pabrik kaca dan keramik. Mika Mika adalah kumpulan sejumlah mineral dengan rumus umum: (K, Na, Ca) (Mg, Fe, Li, Al)2-3 (AI, Si)4, O1O(OH, F)2. Sistem kristal monoklin, kekerasannya rendah, terbelah dalam daun-daun tipis, agak lentur, permukaannya berkilap seperti mutiara, warnanya bermacam-macam dari tak berwarna, putih perak, coklat muda, kuning kehijauan atau hitam. Mika adalah mineral pembentuk batuan yang banyak dikenal dalam banyak batuan beku dan batuan malihan (metamorf). Mika dapat digunakan sebagai isolator listrik. Jenis yang banyak terdapat adalah muskovit dan biotit. Kumpulan mineral mika adalah: Muskovit : KAl2 (OH)2 A1Si3O10

Lepidolit Plogopit Biotit

: LiKA12 (OH, F)2 (Si2O5)2 : KMgAl(OH)Si4O10. : K2(Mg, Fe)2(OH)2(A1Si3O10)

Muskovit, adalah salah satu mineral dari kumpulan mika, berwarna coklat dan tak berwarna, merupakan mineral yang umum terdapat dalam batuan malihan, batuan asam misalnya granit dan juga dalam batuan endapan (sedimen) seperti batupasir. Biotit, adalah salah satu mineral dari kumpulan mika yang tersebar luas dan merupakan mineral pembentuk batuan yang penting, umumnya berwarna hitam, coklat tua atau hijau tua. Mineral biotit dapat digunakan untuk menentukan umur batuan dengan menggunakan metoda PotasiumArgon. Amfibol, adalah kumpulan sejumlah mineral pembentuk batuan, berwarna gelap, rumus: A2-3B5(Si, Al)8O22(OH)2, dimana: A = Mg, Fe+2, Ca atau Na B = Mg, Fe+2, Al atau Fe+3 Sistem kristal monoklin, beberapa mempunyai sistem kristal ortorombik atau triklin, banyak terdapat dalam batuan beku atau malihan. Salah satu mineral yang penting adalah horenblenda. Kumpulan mineral yang termasuk kedalam mineral amfibol seperti yang disajikan dalam Tabel 10.3. Tabel 10.3. Komposisi Mineral Amfibol Sistem Kristal Mineral Ortorombik Antopilit Monoklin Gumming tonit Grunerit-aktinolit Tremolit-aktinolit Horenblenda Lamprobolit Riebeckite Glaucofan Komposisi Kimia (Mg, Fe) (Fe, Mg) (Fe) (Ca, Mg, Fe) (Ca, Mg, Fe, Al) (Ca, Mg, Fe, Al) (Na, Fe) (Na, Al, Fe)

Horenblenda, adalah salah satu mineral penting dari kumpulan amfibol. dengan sistem kristal monoklin, berwarna hitam, hijau tua, coklat, umumnya terdapat pada batuan asam atau batuan intermediar, misalnya granit, sianit, diorit, andesit, jarang terdapat pada batuan basa, juga terdapat pada batuan malihan. Piroksen, adalah kumpulan dari sejumlah mineral yang berwarna gelap dengan rumus umum : ABSi2O6 dimana A = Ca, Na, Mg atau Fe-2 B = Mg, Fe-3, Al Sistem kristal ortorombik, monoklin atau triklin, merupakan mineral yang umum terdapat dalam batuan beku. Salah satu anggota dari kumpulan ini yang banyak terdapat adalah Augit. Kumpulan mineralnya adalah :

PIROKSEN Ortopiroksen: Enstatit Hipersten Klinopiroksen: Diopsit Augit Pegeonit Hedenbergit Aegirin-augit Aegirin Jadeite Spodumene (MgSiO3) (Mg, Fe)SiO8 Ca(Mg, Fe) (SiO8)2 Ca(Mg, Fe) (SiO3)2 (Al,Fe)2O3 CaMg (SiO3)2 Ca(Mg, Fe) (SiO3)2 NaFe (SiO3)2 NaAl (SiO3)2 LiAl (SiO3)2

Augit, adalah salah satu mineral dari kumpulan piroksen, umumnya berwarna hitam, hijau kehitaman dan hijau tua, umumnya merupakan mineral pembentuk batuan basa misalnya Gabro, basal juga terdapat pada batuan Peridotit. Olivin, adalah mineral yang berwarna kuning kehijauan, kelabu kehijauan atau coklat, sistem kristal ortorombik, rumus: (Mg, Fe)2 SiO4. Olivin adalah mineral yang umum sebagai mineral pembentuk batuan beku basa, ultrabasa dan batuan beku dengan kadar silikat rendah, merupakan kristal yang pertama-tama menghablur dari magma, sehingga bentuk kristalnya sempurna. Kuarsa, merupakan mineral pembentuk batuan yang penting, rumus: SiO2 Kuarsa adalah mineral yang sangat umum dan merupakan kedua terbanyak sesudah felspar, tidak berwarna dan tembus pandang, kadangkadang berwarna coklat, kuning, ungu, merah, hijau, biru atau hitam, hal ini disebabkan oleh adanya pengotoran zat-zat lain, sistem kristal heksagonal. Kuarsa juga merupakan mineral gang yang paling umum dari endapan bijih. Selain membentuk kristal-kristal besar, kuarsa juga terdapat sebagai mineral-mineral kecil dalam berbagai macam batuan, yaitu batuan beku, batuan endapan dan batuan malihan. Dalam industri digunakan oleh pabrik kaca, semen, keramik dll. Mempunyai kekerasan 7 dalam skala MOHS. 10.3.2. Mineral Sekunder Yang dimaksud dengan mineral sekunder ialah mineral yang dibentuk kemudian dari mineral primer oleh proses pelapukan, sirkulasi larutan atau metamorfosis. Contoh yang baik ialah mineral klorit yang biasanya terbentuk dari mineral biotit oleh proses pelapukan. Mineral ini terdapat pada batuan yang telah lapuk dan juga pada batuan malihan. 10.3.3. Mineral Aksesori atau Mineral Tambahan Adalah mineral yang terbentuk oleh kristalisasi magma, terdapat dalam jumlah sedikit, umumnya kurang dari 5 %, akan tetapi ketidak hadirannya atau kehadirannya tidak menentukan sifat atau nama batuan. Selain contoh misalnya mineral magnetit (Fe3O4), sebuah oksida besi yang berwarna hitam, mempunyai sifat magnetit kuat dan terdapat dalam jumlah sedikit pada batuan bekuan. Mineral zirkon juga merupakan mineral aksesor yang umum terdapat dalam batuan asam (granit).

10.4. Klasirikasi Mineral Selama beberapa dekade yang lalu hampir semua pustaka mineralogi membahas masalah klasifikasi kimiawi mineral berdasarkan hukum periodik Mendeleyev. Oleh karena itu tidak mengherankan kalau pembagian mineral menjadi kelas-kelas menurut bentuk senyawa kimia menjadi dasar mineralogi modern. Namun demikian pembagian lebih lanjut dari kelas menjadi sub-kelas dan group telah mengalami perubahan secara mendasar, terutama dengan adanya perkembangan ilmu kristalografi. Analisis struktur kristal dengan sinar X berdasarkan hukum Fyodorov telah membuktikan adanya hubungan antara komposisi kimia dengan struktur kristal sehingga memungkinkan adanya pemeriksaan yang lebih teliti tentang struktur kristal. Dengan diketahuinya metode sinar X ini, kita lebih banyak mengenal sifat-sifat mineral, bukan saja bentuk luarnya, tetapi juga sifat optik, listrik dan mekanik (kekerasan, belahan, elastisitas), dan yang lainnya. Sifat-sifat ini ternyata semuanya berkaitan dengan susunan ruang dari unit struktur (atom, ion, molekul) dan tipe ikatan kimia diantara unit-unit tersebut. Semua perkembangan tersebut telah membuka lembaran baru di dalam dunia ilmu mineralogi, sehingga identifikasi mineral dirasa tidak mungkin tanpa pengetahuan komposisi kimia dan struktur kristaInya. Oleh karena itu klasifikasi mineral harus bersifat kristalokimia dan berdasarkan pada pengetahuan tentang hubungan antara semua sifat senyawa-senyawa kirma alami tersebut, komposisi kimianya dan struktur kristalnya. Beberapa prinsip dasar mengenai klasifikasi mineral akan dibahas lebih lanjut dalam bab selanjutnya. Semuamineral yang dikenal di alam ini dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yakni:

Mineral anorganik, semua senyawa kimia yang ada secara alami kecuali senyawa organik Mineral organik, umumnya berupa senyawa karbon, kecuali karbonat dan karbida yang dimasukkan kedalam kelompok mineral anorganik

Sifat kimia, struktur kristal dan tipe ikatan diantara unit-unit struktur pada mineral anorganik berbeda dengan mineral organik. Klasifikasi lebih lanjut mineral anorganik berdasarkan pada prinsip-prinsip berikut, dasar utama yang dipegang adalah komposisi kimia dan struktur kristalnya. Oleh karena itu pembagian pertama berdasarkan pada tipe senyawa kimia dan tipe ikatan kimia diantara unitunit penyusunnya. Klasifikasi mineral secara garis besar digambarkan sebagai berikut: Divisi I : Unsur-unsur alami dan senyawa intermetalik Divisi II : Karbida, nitrida, dan fosfida Divisi III : Sulfida, garam sulfon, dan senyawa turunannya Kelas 1 : Sulfida sederhana dan biner, dan senyawanya Kelas 2 : Garam sulfon Divisi IV : Halida

Kelas 1 Kelas 2 Divisi V Kelas 1 Kelas 2 Divisi VI Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6 Kelas 7 Kelas 8 Kelas 9 Kelas 10

: Fluorida : Klorida, bromida, dan iodida : Oksida : Oksida sederhana : Hidroksida : Garam oksigen : Iodate : Nitrat : Karbonat : Sulfat dan selenat : Khromat : Molibdat dan tungstat : fosfat, arsenat, dan vanadat : Arsenit : Borat : Mineral Silikat, terdiri atas: A. Nesosilikat, dimana ion SiO4 tetrahedra berdiri sendiri-sendiri. B. Sorosilikat, dimana dua SiO4 berpolimerisasi. C. Siklosilikat, dimana tetrahedra SiO4 membentuk rantai siklis. D. Inosilikat, dimana tertrahedra SiO4 membentuk lembaran kontinyu E. Filosilikat, dimana polimerisasi SiO4 membentuk struktur tiga dimensi, F. Tektoslikat, dimana tertrahedra SiO4 berpolimerisasi membentuk struktur tiga dimensi yang kompleks.

10.5. Species dan Varietas Mineral. Unit kalisifikasi dasar dari mineral adalah species, yang pada umumnya mempunyai komposisi kimia tertentu dan struktur kristal yang jelas. Beberapa mineral menunjukkan modifikasi polimorfik seperti misalnya grafit dan intan alfa-belerang dan beta-belerang. Varietas merupakan mineral-mineral yang struktur kristalnya identik atau hampir identik, hanya sedikit berbeda dalam hal: 1. Komposisi kimia, salah satu komponen kimia suatu mineral sebagian digantikan oleh komponen yang lain secara isomorfik, misalnya cobalt-pirit (Fe, Co)S2. 2. Sifat fisika tertentu, dalam berbagai jenis mineral ternyata warnanya berbeda walaupun komposisi dan strukturnya sama. Cotohnya adalah Amethyst yang berbeda dari kuarsa yang tidak berwarna karena ia warna violet. 3. Komposisi kimia dan sifat fisika, misalnya sphalerit yang kaya besi berwarna gelap, sedangkan sphalerit normal berwarna terang. Tiap species mineral dengan komposisi kimia dan struktur kristal tertentu mempunyai namanya sendiri-sendiri. Sebagian besar modifikasi polimorfik yang ada mempunyai nama speciesnya diikuti oleh huruf Yunani: Alfa, Betha, Gama, dan seterusnya sebagai awalan. Varietas mineral yang berbeda sifatnya biasanya diberi nama speciesnya dan

diawali kata-kata yang menyatakan sifat pembeda tersebut misalnya magnesiomagnetit, strontinum-aragonit. 10.6. Unsur Alami dan Senyawa Intermetal Unsur-unsur alamiah, terutama logam, banyak dijumpai dalam kerak bumi. Berat totalnya relatif sangat kecil, kurang dari 0,1 % total masa kerak bumi. Susunan unsur penyusun mineral dapat dilihat dalam daftar/tabel susunan sistem berkala. Pada tempat pertama adalah gas mulia yang terdiri atas He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn, disebut demikian karena tidak mampu membentuk senyawa dengan oksigen, hidrogen, atau unsur lain. Struktur atomnya menunjukan konfigurasi yang stabil, yakni dua atau delapan elektron pada kulit terluarnya. Sekitar 80 species dan varietas mineral dikelompokkan ke dalam kelompok ini karena komposisi kimianya. Beberapa unsur kimia menunjukkan dua atau lebih modifikasi polimorfik. Disamping itu ada juga senyawa intermetalik yang mempunyai formula khusus dan dapat dibedakan melalui sifat khas dari strukturnya. Struktur Kristal dan Sifat Fisika Mineral Unsur kimia yang berbentuk padatan mempunyai struktur kristal yang berbeda-beda. Selama kita memperhatikan sifat ikatan kimia yang ada, maka sebagian besar mineral ini mempunyai struktur yang kompak dengan ikatan logam, walaupun kadang kala ikatan yang sifatnya antara heteropoler dan Van Der Waals. Dari semua senyawa alami yang dikenal ternyata logam merupakan konduktor panas dan listrik yang paling baik, dan apabila diasah halus semuanya mempunyai kilap logam dengan daya pantul yang kuat. Sebagian besar logam alami ini berwarna putih-perak, perkecualian pada tembaga dan emas. Disamping itu, logam alami ini mempunyai berat jenis yang sangat besar. Kelompok semi-logam (As, Sb, dan Bi) mempunyai sifat fisika yang berbeda dengan logam. Sedangkan kelompok metaloid seluruhnya berbeda dengan logam. KELOMPOK EMAS Kelompok ini meliputi logam-logam alami seperti tembaga, perak, dan emas, beberapa varietas dikenal karena perbedaan komposisi kimia. Emas dijumpai di alam dalam bentuk alamiah, sedangkan perak sering terjadi sebagai sulfida dan halida. Tembaga terutama dijumpai sebagai oksida dan sulfida. Tembaga (Cu) Biasanya murni kimiawi. Namun demikian kadang kala mengandung kotoran seperti Fe (sampai 2,5%), Ag (sebagal iklusi), An (2-3%)Sistem Agregat Warna Goresan Kilap Kekerasan : Kubik simetrik, heksa-okathedral. Struktur kristal yang paling sederhana adalah kubus dengan struktur atom mampat. Atom Cu tersebar pada Ujung-ujung kubus pada pusat dari setiap unit sel. : dendrit pipih tidak teratur sering dijumpai. : : warnanya yang khas ialah merah-tembaga. : logam, mengkilat. : logam : 2.5 - 3.0 mudah dibengkokkan.

Belahan Berat jenis Sifat lain

: tidak mempunyai belahan. : 8.5 - 8. : Kristal yang bentuknya teratur jarang dijumpai, sering kali dijumpai bentuk kembar atau kristal semacam dendrit. Sifat diagnostik : Mudah dikenal melalui warnanya, daya lenturnya dan berat jenisnya yang tinggi. Titik lebur = 1080. Mudah larut dalam HNO3 encer, dan sukar larut dalam HCl Genesis dan : Tembaga alami dibentuk dalam kondisi reduksi melalui berbagai proses terdapatnya geologis. Endapan hidrothermal dalam jumlah yang besar jarang diketemukan, tetapi seringkali tembaga dijumpai sebagai inklusi-mikro dalam batuan beku basis. Tembaga alami juga dijumpai di bagian bawah dari zone oksidasi dari endapan sulfida tembaga, berasosiasi dengan kuprit (Cu2O), malasit, dan kadang kala kalkosit (Cu2S). Dalam batuan sedimen kadang-kadang, juga dijumpai adanya tembaga, terutama batu pasir, sebagai bahan pengikat antara partikel - partikel pasir, atau sebagai konkresi kecil yang tidak beraturan bentuknya. Penggunaan : Berbagai penggunaan tembaga sebagai logam dikenal dalam dunia listrik, mesin, bangunan dan lain-lain.

Perak (Ag)Komposisi kimia Sistem Habitat Agregat : Terpisah dari perak murni, kita kenal varietas: kustelite yang mengandung 10% atau lebih emas campuran, perak tembaga, dyskrasit. : Kubik, simetri, heksoktahedral. Struktur kristal: kubus bemuka berpusat. : kristal yang bentuknya teratur jarang dijumpai : kadang-kala berbentuk dendrite yang khas pipih tidak teratur atau sebagai sisik. Warna : putih-perak pada permukaan baru. Goresan : logam. Kilap : logam. Kekerasan : 2,5 mudah diubah bentuknya. Belahan : tidak ada Berat jenis : 10,1 - 11,1. Sifat diagnostik : Dapat dikenal dari warnanya, daya lenturnya, dan berat jenisnya. Larut dalam asam nitrat dan dengan HCl membentuk AgCl. Genesis dan : Keterdapatannya di alam menyerupai tembaga. Endapan hidrothermal terdapatnya berasosiasi dengan argenit (Ag2S) dan kalsit. Pada kondisi eksogen, perak alam terdapat dalam zone oksidasi dari endapan bijih sulfida sebagai hasil dari dekomposisi senyawanya. Pada kondisi permukaan, perak alami kurang stabil dan sering kali terbungkus dengan selaput berwarna hitam, sedangkan di tempat-tempat yang iklimnya panas ia berubah menjadi halida yang stabil (AgCl). Penggunaan : Penggunaan utamanya adalah sebagi bahan pembuat logam campur bersama dengan tembaga. Disamping itu perak murni dilibatkan dalam sintesa beberapa bahan kimia.

Emas (Au)Komposisi kimia : Emas murni jarang dijumpai di alam. Emas yang di jumpai di alam bercampur dengan perak isomorfik (4-15%). Varietas yang dinamakan emas-tembaga (kuproaurit) mengandung tembaga sampai 20%, emas-paladium (porpesite) mengandung Pd (5-11%), sedangkan emas-bismuth (bismuthaurit) mengandung 4% B. Sistem : Kubik, simetrik, heksotahedral. Struktur kristal: kubus bermuka terpusat. Habitat : Kristal oktehedral jarang ditemukan; rhombododekahedral jarang terjadi,

Agregat Warna Kilap Kekerasan Berat jenis Sifat diagnostik

: : : : : :

Genesis dan terdapatnya

:

Penggunaannya

:

sedangkan kubik agak sering terjadi. Permukaannya umumnya baur, dan tidak rata, kadang kala dengan kombinasi sejajar. Biasanya sebagai butiran yang betuknya tidak teratur dalam massa bijinya. Ukuran butirnya bervariasi, tetapi sering kali mikroskopis dan bahkan sukar dilihat. kuning emas. logam spesifik. 2,5-3,0 mudah diberi bentuk dan dapat dipukul menjadi lembaran yang tipis, tidak mempunyai belahan. 15,6-18,3 (emas murni BJ = 19,30) Warnanya yang khas adalah kuning emas, kekerasannya yang rendah (dapat dipotong dengan pisau), mudah diubah bentuknya dan berat jenisnya tinggi, tidak dapat dioksidir oleh udara. Larut dalam campuran air raksa. Emas dapat terjadi sebagai endapan hidrothermal yang secara genetik berhubungan dengan intrusi batuan beku masam. Secara para-genetik, sering berhubungan dengan kuarsa dan sulfida (pirit, arsenopirit, tetrahedrit, kalkopirit, galena dan sphalerit) dan kadang kala dengan telluride emas dan perak. Emas alami, bisa juga terjadi pada dasar oksidasi dari endapan sulfida, berasosiasi dengan limonit, azurit. Perak yang mencampuri emas dapat dipisahkan dengan jalan pelapukan permukaan, yang menjelaskan tingginya kemurnian emas pada permukaan luar endapan. Di berbagai tempat tambang, emas terdapat bersama kuarsa dimana emas berasosiasi secara para-genetik dengan sulfida. Emas merupakan logam yang banyak dipakai untuk perhiasan dan untuk beberapa instrument fisika dan kimia. Kadar minimum bijih emas yang menjadi tambang koniersial berkisar 1 sampai 10 gram per ton atau 0,00010,001% tergantung pada ukuran endapan dan kondisi analisis kelayakan ekonomis.

KELOMPOK EMAS PLATINA Golongan ini meliputi logam-logam yang termasuk ke dalam Group VIII (kecuali Ru dan Os): Fe, Co, Ni, Rh, Pd, Ir dan Pt. Dengan kriteria terdapatnya di alam dan kimiawi kristalnya maka golongan ini dapat dibagi menjadi dua sub-group: (a) sub-group besi, dan (b) sub-group platina Besi (Fe)Komposisi kimia : Berdasarkan analisis kimia, terlurik besi yang hampir murni dijumpai di alam dengan campuran sedikit Ni sampai 0,6%, kadang kala sampai 2%, Co sampai 0,3%, Cu sampai 0,4%, Pt sampai 0.1%. Sistem : Kubik simetrik, heksotahedral. Biasanya berupa butir dengan bentuk yang tidak teratur, akumulasi yang lebih besar jarang dijumpai. Struktur Kristal : Dikenal beberapa modifikasi polimorfik besi-besi merupakan modifikasi suhu tinggi mempunyai struktur kubus bermuka terpusat sedangkan -Fe merupakan modifikasi suhu rendah mempunyai struktur kubus terpusat. Warna : kelabu baja, permukaannya yang diasah berwarna putih logam. Pecahan : bercahaya dengan warna kelabu baja. Kilap : logam, pada permukaan yang baru. Kekerasan : 4 sampai 5 Belahan : pada(100) Berat jenis : 7,0 7,8 sangat magnetik. Sifat diagnostik : Dibedakan dari platina alami dengan kelarutannya dalam asam nitrat, berat jenisnya yang lebih rendah, magnetismenya yang kuat dan mudah dioksidir oleh udara.

Genesis dan Terdapatnya

: Sering dijumpai pada batuan beku basis dan ultrabasis, berasosiasi dengan pyrrhotit (FeS) dan kohenit (Fe3S). Juga dijumpai sebagai butiran mikroskopis dalam batuan ultrabasis yang telah mengalami perubahan juga paragenesis dengan pyrrhotit, kadang kala dengan magnetit. Ada semacam indikasi dalam pembentukannya oleh proses-proses eksogen dalam batuan Schist bersilikat.

Polyxene (Pt, Fe)Komposisi kimia : Pt (80-88%) dan Fe (9-11 %). Campuran isomorfiknya ialah Ir sampai 7% (iridioplatinum), Pd sampai 7% (palladium platinum), Rh sampai 4-5% (Rhodum-platinum). Sistem : Kubik, simetri, heksotahendra. Struktur kristalnya kubus bermuka terpusat. Habitat : butir terbentuk tidak teratur. Warna : putih perak sampa hitam baja Kilap : logam. Kekerasan : 4,0-4,5. Belahan : biasanya tidak ada. Berat jenis : 15-19 Sifat diagnostik : Sangat menyerupai perak dan besi alami. Dibedakan dari kedua logam tersebut oleh berat jenisnya yang lebih tinggi, kekerasan yang lebih besar, tidak larut asam (kecuali air raksa).

KELOMPOK BELERANG Kelompok ini mencakup unsur kimia dari Group VI: belerang, selenium, dan tellurium. Belerang (S)Komposisi kimia : Kadang kala belerang alami dijumpai dalam keadaan murni, tetapi biasanya mengalami kontaminasi dengan kotoran mekanik seperti liat atau bahan organik. Sistem : Ortorhombis, simetris, rhombis-dipiramida. Struktur kristal : Belerang ortorhobs mempunyai kisi yang sangat kompleks yang tidak umum dijumpai diantara senyawa anorgank Habitat : umumnya piramidal, sedangkan rhombotetrahedral tidak banyak ditemukan. Warna : belerang mempunyai beraneka macam corak warna kuning, kuning-jerami, kuning-madu, kelabu-kekuningan, kecoklatan, dan hitam. Kilap : adamatin pada permukaannya, dan berlemak pada pecahannya. Kekerasan : 1-2. Belahan : tidak sempurna. Berat jenis : 2,05-2,08 Sifat Diagnostik : Dapat dikenal dari warnanya, kekerasannya yang rendah, kilap berlemak pada pecahan dan titik lebur yang rendah. Terbakar dengan warna biru dan berbau khas SO2, mudah larut dalam CuS2, terpentin dan kerosin. Asam nitrat kuat dan air raja mengoksidir belerang menjadi sulfat. Genesis dan : Belerang alami banyak dijumpai apada bagian atas dari kerak bumi dan Terdapatnya berasal dari berbagai jalan, biasanya banyak dijumpai di kawah G. Berapi Penggunaan : Penggimaan yang paling penting ialah dalam pembuatan asam sulfat disamping untuk pembuatan obat pemberantas hama-penyakit pertanian, dalam industri karet (vulkanisasi), dan zat warna.(1)

Selama erupsi volkanik, belerang bisa dijumpai dalam bentuk sublimat. Kadang kala leburan belerang dibawa oleh air panas sebagai solfatar dan memadat sebagai akibat pendinginan dalam atmosfir. Belerang dapat juga terbentuk sebagai akibat

dari oksidasi tidak lengkap H2S dalam solfatar atau sebagai hasil reaksi antara solfatar dengan SO2 gas: 2H2S + 2O H2S + SO2(2) (3)

2H2O + 2S H2O + O + 2S

(4)(5)

Melalui dekomposisi sulfida logam, terutama pirit, ini banyak dijumpai pada bagian bawah dari zone oksidasi endapan bijih. Melalui dekomposisi bahan endapan gipsiferous. Seringkali terjadi paragenesis dengan gipsum. Dengan sedimentasi biokimiawi dalam batuan endapan normal dan biasanya bercampur dengan gipsum, aspalt, petroleum. Genesis biokimiawi ini juga ada kaitannya dengan bakteri anaerob yang menghasilkan pembebasan H2S, dan oksidasi tidak lengkap menghasilkan endapan belerang.

KELOMPOK KARBON Kelompok mineral ini menempati posisi penting diantara unsur-unsur alamiah, ia mempunyai dua modifikasi polimorfik yang sangat berbeda sifat fisikanya, yakni intan dan garfit. Struktur kristal intan menunjukkan bahwa atom karbon menempati posisi pada permukaan kubus dan juga pada pusat anak kubus yang bergantian dengan anak kubus kosong. Konsepsi umum menyatakan bahwa atom karbon dalam struktur kristal intan berikatan satu sama lain dengan ikatan kovalen dengan arah pusat tetrahedra dan titik sudutnya. Akan tetapi Belov (1940) telah berhasil menunjukkan suatu konsepsi yang lebih realistis. Di dalam kristal terdapat kation C4+ dengan radius 0,15 dan anion C4-dengan radius 1.5 yang mana keduanya saling berikatan membentuk struktur yang kompak. Konsepsi ini sesuai dengan sifat-sifat penting intan, seperti tidak berwarna, daya hantar listrik rendah, kekerasan yang tinggi. Struktur grafit sangat berbeda dengan intan. Atom karbon dalam grafit terletak dalam lembaran bidang data dengan model heksagonal. Menurut Belov (1940), kristalografit terutama tersusun atas anion C4 yang rapat dengan separo segitiga dalam tiap lembaran ditempati oleh anion C4- yang ukurannya lebih kecil. Tiap ion dalam lembaran dikelilingi oleh tiga atom C tetangga yang masing-masing berjarak 1,42, sedangkan jarak diantara bidang datar sekitar 3,4. Oleh karena itu sifat khusus grafit adalah berat jenisnya yang rendah, kemampuan untuk memecah diri sangat besar. Intan (C) Nama intan berasal dari bahasa Yunani "adamas" yang berarti "tidak bisa dikalahkan". karena intan ini mempunyai kekerasan dan ketahanan yang sangat besar terhadap aksi kimia dan fisika. Dua varietas yang dikenal dalam kelompok intan (carbon) adalah: 1) Bort, mempunyai ciri khas pertumbuhan kedalam yang tidak teratur dan agregat radial yang membulat, 2) Carbonado, agregatnya porus berbutir rapat berwarna hitam kecoklatan dan biasanya bercampur dengan grafit atau kotoran lainnya.

Komposisi kimia : Intan yang tidak berwarna semata-mata merupakan karbon murni. Sedangkan varietas yang pudar dan berwarna biasanya mengandung kotoran SiO2, MgO, CaO, FeO, Fe2O3, Al2O3, TiO dan sebagainya. Sistem : kubik, simetri, heksatahedra. Habitat : oktahedra merupakan bentuk yang paling banyak ditemukan, kemudian disusul oleh dodekahedra, subkubik, dan tetrahedral. Permukaan yang lengkung paling sering terjadi, ukuran dan bobot kristalnya bervariasi. Warna : transparan tidak berwarna. atau biru muda. kuning, coklat dan hitam. Kilap : amadatin, kuat Indeks bias : n = 2,40 2,48. Kekerasan : 10 Belahan : jelas. Berat jenis : 3,47-3,56 Sifat lainnya : Sifat konduktor listriknya jelek. Sifat diagnostik : Intan mempunyai kekerasan yang unik, kilap amadatin yang kuat dan permukaan kristal yang lengkung. Butiran halus dalam konkresi yang besar mudah dikenal dari pemedaran cahaya ultra violet. Pemedaran warna biasanya biru, tetapi kadang kala hijau. Genesis dan : Endapan utama secara genetik berkaitan dengan batuan beku ultra basis Terdapatnya adalah: peridotit, kimberlit, dan sebagainya. Dalam batuan seperti ini intan kemungkinan mengkristal pada tempat yang cukup dalam dimana suhu dan tekanan cukup tinggi. Masih belum jelas apakah intan ini mengkristal dari karbon yang ada dalam magma atau karbon yang diasimilir dari batuan lainnya.

Graflit (C) Nama ini berasal dari bahasa Yunani "Graphoyang berarti "aku menulis". Dua varietas yang dikenal adalah: Grafitit, adalah varietas yang bersifat kriptokristalin dan Schungte, merupakan varietas amorfus, mungkin berasal dari proses pemasakkan arang secara alami.Komposisi kimia : Jarang diketemukan di alam dalam keadaan murni. Biasanya mengandung 10-20% abu yang tersusun atas komponen- komponennya: SiO2, A12O3, FeO, MgO, CaO, P2O5, CuO dan sebagainya, kadang kala juga air dan gas. Sistem : geksagonal, simetri, dibeksagonal-dipiramidal. Habitat : kristal yane, berkembang dengan baikjarang diketemukan dan berbentuk plate heksagonal atau tablet, Agregat : sering kali bersisik, kadang kala berbentuk batang atau fibrous. Warna : besi hitam atau kelabu baja. Goresan : hitam cerah. Kilap : sub-metalik, sedangkan agregat kriptokristalin mempunyai kilap yang baur. Indeks bias : 1,93-2,07 meneruskan cahaya kelabu dalam berkasnya lembaran halus. Kekerasan : 1 Belahan : sempurna. Berat jenis : 2,09 - 2,23 Sifat lainnya : Merupakan konduktor listrik yang baik. Sifat diagnostik : Mudah dikenal dari warnanya, kekerasannya yang rendah dan bila diraba agak kasar. Genesis dan : Di alam grafit di bentuk dalam proses-proses reduksi pada suhu tinggi. Terdapatnya Kadang kala terdapat dalam batuan magmatik yang komposisinya

Penggunaan

berbeda-beda. Dalam banyak hal sumber karbon adalah batuan berkarbon (Carbonferous rock). Di samping itu grafit juga dijumpai dalam pegmatit. Sebagian besar endapan grafit dibentuk secara metamorfik dari arang atau batuan dalam kondisi metamorfisme regional atau pada aksi intrusi magmatik. : Grafit banyak digunakan dalam berbagai keperluan secara langsung atau tidak langsung seperti misalnya pada industri cawan grafit pensil, elektroda, pelamir, dan zat warna.

KELOMPOK SULFIDA Dalam bab ini akan dibahas masalah belerang, dengan sulfida logamnya. Sebagian besar dari mineral-mineral yang termasuk dalam kelompok ini mempunyai nilai ekonomis yang penting, yang hampir semuanya dalam bentuk padatan kecuali H2S. Unsur belerang menurut ramalan V.L. Vernadsky, menyusun sekitar 0,15 % beratnya kerak bumi, dan sebagian besar berbentuk senyawa besi. Beberapa logam lain yang sering membentuk sulfida adalah Zn, Pb, Cu, Ag, Sb, Bi, Ni, Co, Mo dan Hg. Untuk mempermudah mempelajarinya, senyawa-senyawa sulfida dikelompokkan menjadi dua klas, yakni sulfida sederhana & rangkap; dan klas garam-garam, sulfo. Klas 1. Sulfida Sederhana. Dengan perkecualinya H2S semua sulfida dan senyawaan yang serupa yang ada dalam kerak bumi berbentuk padatan sebagai senyawa kristalin. Pembagian klas lebih lanjut menjadi kelompok berdasarkan tipe senyawaan kimianya. A. Kelompok Kalkosit. Kelompok mineral ini tersusun atas mineral tembaga dan perak dari tipe sulfida, selenida dan telurida. Sebagian besar mempunyai dua modifikasi: modifikasi kubik suhu-tinggi dan modifikasi arthorhombik atau monokolin suhu rendah. 1. Kalkosit (Cu2S) Nama ini berasal dari bahasa latin "Chalcos" yang berarti tembaga. Mineral ini mempunyai tiga modifikasi: orthorhombis suhu rendah yang stabil dibawah suhu 91 dan modifikasi suhu tinggi (91) ada dua yakni heksagonal dan kubik. Modifikasi heksagonal mempunyai komposisi yang sesuai dengan formula Cu2S adalah tidak stabil dan apabila mengalami dekomposisi akan berubah menjadi modifikasi kubik (kalkosit atau digenit) yang struktur komposisinya sesuai dengan formula. Cu2-XS. dimana x=0,03-0,11. Modifikasi heksagonal suhu tinggi Cu2S mempunyai struktur heksagonal yang mampat. Ion Cu menempati pusat dari semua segi tiga sulfur pada tiap lembaran kristal. Kalkosit alamiah seringkali merupakan campuran ortorhorhombik suhu rendah yakni kalkosit dan kalkosit.Komposisi kimia : Cu=79,9%, S=20,1%. Biasanya mengandung kotoran Ag, Fe, Co, N. Sistem : ortorhombis, klas simetri, rhombik-piramida. Kadangkala pseudo-kubik. Struktur kristal dari kalkosit orthorhombik adalah sangat kompleks dan belum banyak dipelajari secara detail. Bentuk kristal -yang berdiri sendiri jarang ditemukan, kebanyakan berbentuk tablet atau batang pendek yang sejajar dengan sumbu kristal. Sering kali juga berbentuk heksagonal. Agregat : biasanya terdapat sebagai massa masif berbutir halus.

Warna Goresan Kilap Indeks bias Kekerasan Belahan Sifat diagnostik Penggunaan Genesis dan Terdapatnya

: : : : : : :

kelabu timah. kelabu tua. logam. 2 - 3, sukar diubah bentuknya. tidak jelas. 5,5 5,8. Warna kelabu timah, kekerasan rendah, tidak mudah diubah bentuknya, larutannya dalam asam nitrat berwarna hijau. Terbakar dalam nyala dengan memberikan warna biru, mudah larut dalam asam, nitrat. : Kalkosit sangat penting dalam industri tembaga. Sebagian besar industri tembaga menggunakan bahan dasar bijih kalkosit ini. : Kalkosit orthohombis di alam dapat dibentuk secara endogen maupun eksogen, tetapi hanya pada suhu di bawah 91. Sebagai mineral endogen kadang-kadang ditemukan dalam endapan sulfida yang kaya tembaga dan miskin belerang, dalam keadaan ini ia berasosiasi dengan bornit.

Sebagian besar kalkosit dibentuk secara eksogen dalam zone akumulasi sulfida sekunder dalam semua endapan sulfida tembaga. Sebagai mana sulfida sekunder lainnya, kalkosit ini dibentuk oleh reaksi antara sulfida primer endapan tembaga. Dalam zone pelapukan oksigen kalkosit tidak stabil dan pada dekomposisi menghasilkan kuprit (Cu2O), malasit, azurit dan oksida lainnya. Oksidasi kalkosit secara tidak lengkap akan menghasilkan pembentukan logam tembaga: CuSO4 + Cu Cu2S + 2O2 2. Argentit (Ag2S) Nama ini berasal dari bahasa latin "argentum" yang berarti perak. Mineral ini mempunyai dua modifikasi: (i) kubik suhu tinggi yang stabil pada suhu di atas 179 dan disebut Argentit, dan (ii) modifikasi arthorhombis suhu rendah yang terbentuk pada suhu dibawah 179 dan disebut Akantit.Komposisi kimia : Ag=87, 1%, S=12,9%. Sering kali mengandung kotoran tembaga (Cu), disamping Pb, Fe, Sb, dan lain-lain. Sistem : kubik simetri, heksoktahedra. Argentit suhu rendah adalah monoklinik. Terdapat sebagal kristal tidak sempurna, kubus, ktahedra kubik, kadang kala rhombododekahedra. Warna : kelabu timah. Kilap : logam pada bidang belahan. Kekerasan : 2 2,5 tidak mudah diubah bentuknya. Belahan : tidak sempurna. Berat jenis : 7,2-7,4. Sifat lainnya : Penghantar listrik yang baik pada suhu tinggi. Sifat diagnostik : Dengan mata biasa sukar sekali dikenal. Sering kali berasosiasi dengan "perak hitam" dan dengan perak alami. Melarut dalam asam nitrat dengan memisahkan belerang, dan apa bila ditambahkan HCl akan membentuk endapan keruh AgCl yang larut dalam amonia. Genesis dan : Argentit terdapat dalam endapan bijih sulfida hidro-thermal, sering kali Terdapatnya berasosiasi secara paragenesis dengan perak alami dan mineral perak lainnya. Penggunaan : Apabila berhubungan dengan mineral perak lainnya akan menjadi sumber perak untuk industri.

KELOMPOK GALENA Galena (PbS) Berasal dari bahasa Latin "galena" yang berarti bijih timbal. Varietas: Galenaselenium, juga ada varietas fisik yang disebut "bleisweifyang kompak.Komposisi kimia : Pb (86%), S (13,4%), kotoran yang paling sering ditemukan ialah Ag, Cu, Zn dan kadang kala Se, Bi, Fe, As, Sb, Mo dan Mn. Sistem : kubik, simetri, heksoktahedra. Struktur Kristal : tipe halite. Anion sulfur mengambil ruang sesuai dengan hukum kubik mampat, sementara kation Pb mengisi semua ruang oktahedra antara anion-anion. Warna : kelabu timbal. Goresan : hitam kekelabuan. Kilap : logam. Kekerasan : 2-3. Belahan : sangat sempurna, kubik. Berat jenis : 7,4 7,6. Sifat lainnya : Penghantar listrik yang buruk. Sifat diagnostik : Sifat diagnostik: Mudah di kenal melalui warna, kilap, belahan kubik, kekerasan yang rendah, berat jenis yang rendah, Mudah larut dalam nitrat, memberikan endapan putih PbSO4 selama pelarutan. Genesis dan : Genesis dan Terdapatnya: Hampir semuanya terjadi sebagai endapan Terdapatnya hidrothermal. Sering kali dijumpa dalam massa yang besar. Sering kali di alam berasosiasi secara khas dengan sphalerit (ZnS). Asosiasi lainnya adalah dengan pirit, kalkopirit, garam sulfat dari Pb, Zn, Cu dan arsenopirit. Penggunaan : Penggunaan: Galena merupakan sumber Pb yang sancrat penting, praktis hampir semua produksi Pb, dunia berasal dari galena ini.

KELOMPOK SPHALERITE Sphalerit (ZnS) Berasal dari bahasa Spanyol "sphalerous" yang beratti palsu. Varietas yang tidak berwarna atau berwarna terang, marmatit, yang berwarna hitam dan mengandung besi dan brimatit yang kaya cadmium (sampai 5%).Komposisi kimia : Zn (67,1%), S (32,9%), kotoran yang paling banyak ditemukan adalah Fe (sampai 20%). Disamping itu mengandung FeS, CuFeS2. Sistem : kubik, simetri, heksoktahedra. Struktur Kristal : dicirikan oleh adanya susunan anion-anion yang mampat tiga lapis. Kation Zn menempati separuh dari ruang tetrahedra yang terbentuk di antara anion-anion. Dalam unit cel tampak adanya empat atom S pada pusat tiap kubus kecil-kecil dan semua tetrahedra tersusun secara seragam sehingga menghasilkan simetri tetrahedra. Habitat : kristal sphelerit yang berkembang dengan bentuk sempurna sering dijumpai dalam rongga-rongga alamiah. Bentuk tetrahedra adalah paling banyak ditemukan, sifat kilap membedakannya menjadi bentuk positif dan negatif. Agregat : massa kompak menunjukkan struktur granular yang jelas, mudah dikenal karena belahannya yang jelas. Warna : biasanya kecoklatan sampai coklat-coklat. Sering juga berwarna hitam (Marmatit), kadang-kadang kuning, merah atau kehijauan. Varietas Cleiophane tidak berwarna.

Goresan Kilap Indeks bias Kekerasan Belahan Berat jenis Sifat lain Sifat diagnostik

Genesis dan Terdapatnya Penggunaan

: putih atau kuning terang sampai coklat. Pada varietas yang kaya besi mempunyai goresan yang berwarna coklat. : adamatin. : n = 2,37 : 3-4 agak rapuh. : sangat baik. : 3,9-4,0. : bukan konduktor listrik. : Butir kristal isomorfiknya sangat khas dengan belahan rhombododekahedra, yakni belahan dalam enam arah sesuai dengan jaringan bidang struktural yang tersusun atas atom Zn dan S. Larut dalam asam nitrat pekat dengan memisahkan belerang. : Sebagian besar endapannya merupakan tipe hidrothermal, dalam kondisi tertentu berasosiasi dengan kalkopirit. Sedangkan bentukan sifatnya eksogen sangat jarang dijumpai. Pada proses oksidasi sphalerit melepaskan ZnSO4 yang mudah larut dalam air. : sebagai sumber industri logam.

KELOMPOK PYRHOTITE Kelompok mineral ini meliputi senyawa-senyawa logam golongan VIII dengan formula umumnya adalah AX. Pyrrhotit (Fel-xS, x = 0,1-0,2) Biasanya formulanya digambarkan sebagai FeS. Namanya berasal dari bahasa Spanyol "pyrrhos" yang berarti warna api.Komposisi kimia : Kadar belerang 39-40%, dengan kotoran mikro adalah Cu, N, Co, Mn dan Zn. Sistem : heksagonal, simetri, dipiramida diheksagonal. Modifikasi ini stabil pada stihu dibawah 138 Struktur Kristal : dicirikan oleh struktur heksagonal Niccolite. Dari pemeriksaan dengan sinar X dan analisis kimia disimpulkan bahwa untuk menjaga netralitas muatan listrik maka sebagian besi berbentuk feri yang bermuatan tiga positif. Habitat : kristal umumnya tidak pernah dijumpai. Biasanya berbentuk tabular, kolumnar atau piramidal, bentuk kembar jarang diketemukan. Massa masif sering terjadi, sedangkan model lainnya adalah butir yang tersebar secara tidak teratur. Warna : kuning-perunggu gelap dengan bintik-bintik coklat tua. Goresan : hitam kekelabuan. Kilap : logam. Kekerasan : 4, agak rapuh. Belahan : tidak sempuma. Berat jenis : 4,58-4,70. Sifat lain : Magnetik, konduktor listrik yang baik Sifat diagnostik : Bisa dicirikan dari warna dan sifat magnetiknya. Terbakar dalam pipa penghembus dengan menghasilkan manik hitam magnetik. Sukar larut dalam asam nitrat dan klorida. Penggunaan : Dapat digunakan dalam industri asam sulfat, walaupun tidak begitu baik karena kadar belerangnya yang relatif rendah. Genesis dan : Merupakan mineral yang tahan lingkungan suhu tinggi. Pembentukannya

Terdapatnya

dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi ion belerang dalam larutan lingkungannya. Pada konsentrasi belerang yang tinggi maka besi mengendap sebagai FeS2 sedangkan pada konsentrasi belerang yang rendah akan terbentuk FeS. Pyrrhotit dianggap sebagai endapan endogen yang tersebar luas dengan genesis yang berbeda-beda.

(1)

(2)(3)

Tersebar luas dalam batuan beku,terutama dalam norit, Gabrodiabas dimana pyrrhotit merupakan mineral utamanya. Kadang kala membentuk massa besar dalam endapan metasomatik, terutama yang berbatasan dengan batu kapur. Dalam beberapa endapan hidrothermal, pyrrhotit berasosiasi dengan sphalerit, Galena, Chalkopirit, Kassiterit, arrsenopirit, dan lainnya.

Pentladite (Fe, Ni)9S8 Sinonim: Fe-Ni piritKomposisi kimia : Bervariasi, nisbah antara Fe:Ni biasanya 1:1. Selalu mengandung Co dalam jumlah yang berbeda-beda (0,4 2,5% atau lebih). Sistem : kubik, simetri, hesoktahedra, Tidak pernah dijumpai dalam bentuk kristal. Struktur Kristal : anion sulfur tersusun ke dalam rangkaian kubus mampat. Kation Fe dan Ni terutama menempati separuh dari celah tetrahedra dan sebagian menempati seperdelapan celahan oktahedra. Warna : kuning perunggu, agak lebih terang dibandingkan dengan pyrrhotit. Goresan : hitam kehijauan. Kilap : logam. Kekerasan : 3 - 4, rapuh. Belahan : oktahedra, sempuma. Berat jenis : 4,5-5. Sifat lain : tidak magnetik, penghantar listrik yang baik

KELOMPOK KALKOPIRIT Yang akan dibahas dalam ketompok ini ialah kompleks sulfida dari Cu, Fe, dan Sn yang mengkristal dengan sistim tetragonal. Kalkopirit (CuFeS2) Kalkos adalah bahasa Spanyol yang berarti tembaga, sedangkan "pyros" adalah api.Komposisi kimia : Cu (34,57%), Fe (30,54%), S (34,2%). Kotoran yang sering diketemukan adalah Ag, Au dan sebagainya. Sistem : tetragonal, simetri, tetragonal skalenohedral. Struktur Kristal : cukup sederhana, hampir kubik, kisitetragonal (Gambar 11). Tiap union sulfur dikelilingi oleh empat atom logam yang menempati posisi sudut dari tetrahedra. Habitat : kristal yang sempurna jarang diketemukan, sering ditemukan dalam rongga-rongga celahan batuan. Agregat : kekuning-kuningan sering kali dengan bintik kuning tua. Goresan : hitam dengan bintik kehijauan. Kilap : logam. Kekerasan : 3 - 4, agak rapuh. Belahan : tidak sempurna. Berat jenis : 4,1 4,3 Sifat diagnostik : Mudah dapat dikenali melalui warnanya yang khas, kekerasannya sangat

Genesis dan Terdapatnya

Penggunaan

berbeda dengan pirit lainnya, dimana pada pecahan akan terdapat bintik-bintik serupa dengan kalkopirit. Dalam asam nitrat akan melapuk secara bertahap dengan melepaskan belerang. : Di alam dapat dibentuk pada berbagai kondisi. Sering dijumpal dalam endapan hidrothermal; sering kali berhubungan dengan pirit, pyrrhotit, sphalerit, galena dan lainnya. Apabila kalkoprit mengalami pelapukan akan menghasilkan Cu dan Fe-sulfat. Apabila bereaksi dengan CO2 atau dengan karbonat bila ada air dan oksigen maka Cu sulfat yang larut akan membentuk malasit atau azurit; sedangkan apabila bereaksi dengan hidrosol silikat akan membentuk krisokola. Akan tetapi dalam iklim sangat kering, CuSO4, bisa bertahan pada zone oksidasi walaupun ia mudah dapat larut dalam air perkolasi. : Sebagai sumber tembaga, kandungannya berkisar 2 2,5%.

Stannite (Cu2FeSnS)Komposisi kimia : Cu (29,55%), Fe (13,1%), Sn (27,5%), S (29,9%), Kotoran yang sering diketemukan ialah Zn (0,755%), Sb (3%), Cd (1,5%), Pb (2%), Ag (1%). Sistem : tetragonal, simetri, tetragonal scalenohedral. Jarang kristal kecil yang mempunyai bentuk kubus atau tetrahedral. Bentuk luar sangat menyerupai kristal kalkopirit, biasanya terjadi sebagai butir-butir kecil tidak teratur. Struktur Kristal : identik dengan kalkopirit. Kation dalam kristal tersusun sebagai berikut: dalam lembar pertama dan ke lima ion Sn terletak pada sudut-sudut persegi empat, sedangkan Fe pada sudut persegi dan Sn pada tengah-tengahnya, lembaran ke dua dan ke empat tersusun atas ion Cu. Warna : kelabu baja dengan campuran warna hijau minyak pada belahan segar. Apabila terdapat banyak campuran kalkopirit maka warna akan berubah menjadi kekuningan. Goresan : hitam, kabur. Kilap : logam pada belahan segar tetapi segera menjadi baur. Kekerasan : 3 - 4, rapuh. Belahan : tidak sempurna Berat jenis : 4,3-4,5 Sifat diagnostik : Mempunyai warna yang khas dengan corak warna hijau-minyak, sehingga mudah dikenal dengan mata telanjang. Terbakar dengan memberikan nyala pada permukaannya, bila ada Cu, Fe dan S bisa dianalisa secara kimia. Mengurai dalam asam nitrat dengan melepaskan belerang SnO. Genesis dan Terdapatnya : Terdapat dalam endapan timah hidrothermal. Dalam endapan bijih ia akan berasosiasi dengan kalkopirit, arrsenoprit, wolframit dan lainnya. Dalam zone oksidasi dengan mudah ia mengurai dengan memberikan hasil limonit dan kasiterit (SnO). Akan tetapi dalam proses oksidasi ini sebagian besar Sn akan menjadi koloid dan akhirnya mengalami koagolasi membentuk konkresi kasiterit.

Bornit (Cu5,FeS4)Komposisi kimia : Bervariasi, secara teoritis ia mengandung Cu (63,3%) Fe (11,2%), S (25,5%), kotoran yang sering dijumpai ialah Ag. Sistem : kubik, simetri, heksotahedra. Struktur Kristal : kubus kompleks. Analisa sinar X menunjukkan adanya dua macam ion Cu yang menempati posisi yang perbedaan formulasi kimianya mungkin adalah: 2Cu2S CuFeS = (Cu4CuFeS4), yakni emapat ion Cu bersifat univalen dan ion Cu kelima adalah ion Fe yang divalen. Warna : merah tembaga pada pecahan segar, biasanya menunjukkan bercak

Goresan Kilap Kekerasan Belahan Berat jenis Sifat diagnostik Genesis dan Terdapatnya

kebiruan. hitam kekelabuan, baur. setengah logam. 3 agak rapuh. praktis tidak ada. 4,9-5,0. Mudah dikenal dari warnanya yang biru dan kekerasannya yang rendah. Sebelum terbakar berubah menjadi massa magnetik. Bereaksi dengan asam nitrat membentuk sulfur mengapung. : Bornit bisa terbentuk secara endogen atau eksogen. Bornit endogen terdapat dalam endapan hidrothermal tertentu, sedangkan bornit eksogen tersebar luas dalam zone akumulasi sulfida sekunder. : : : : : :

KELOMPOK MOLIBDENIT Kelompok ini terdiri atas senyawa sulfur dari metaloid Molibdenum. Molibdenit (MoS2)Komposisi kimia : Mo (60%), S (40%), berdasarkan analisis kimia kadar Mo bervariasi dari 57,1 - 60.05%, dan kadar S dari 39,7 42,0%. Sistem : heksagonal, simetri diheksagonal-dipiramidal. Struktur Kristal : berlapis, dengan sifat pecahan yang khas. Lembaran ion Mo mengambil tempat diantara dua ion belerang sejajar satu dengan lainnya. ion dalam lembaran tersebut terikat kuat, sedangkan ikatan diantara lembaran relatif kurang kuat; sehinggga belahan kristal molibdenit sempurna. bentuk kristal adalah tidak sempurna. bentuk : Bentuk kristal adalah tidak sempurna, bidang permukaan kristal bergaris. Warna : Kelabu timah Goresan : Kelabu, sering kali dengan corak kehijauan. Kilap : Logam Kekerasan : 1, lembaran tipis bersifat fieksibel, terasa kasar Berat jenis : 4,7-5,0. Sifat diagnostik : Warna kelabu timah, Kilap logam, kekerasan sangat rendah belahan dasar. Sukar terbakar, tetap bila terbakar mempunyai warna kehijauan sampai kekuningan. Sukar mengurai dalam asam nitrat dengan membebaskan SO2 dan endapan MoO3, yang berwarna putih. Genesis dan : Endapan molibdenit secara genetik berhubungan dengan intrusif masam, Terdapatnya seperti granit dan granodiorit, endapan besar dan mempunyai nilai ekonomis yang penting biasanya bersifat hidrotermal.

KELOMPOK PIRIT Berdasarkan sifat mineraloginya kelompok ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa sub-group: (i) Sub-group pirit (dalam arti sempit), merupakan senyawa FeS yang dimorfik. Sub-group kobaltit, terutama tersusun atas sulfoarsenida dan sulfoantimonida, sedangkan Fe hanya dalam jumlah sedikit. (iii) Sub-group lollingit, terdiri atas diarsenida dari Fe, Ni, dan Co mengkristal dalam bentuk arthorombis. (iv) Sub-group arsenopirit, yang mencangkup sulfoarsenida dan sulfoantimodida yang mengkristal dalam sistim monoklin atau ortorhombis.(ii)

Pirit (FeS2) Pirit berasal dari bahasa Yunani "pyros" yang berarti api.Komposisi kimia : Fe (46,65%), S (53.4%), Seringkali mengandung kotoran Co, N, As, Sb, Cu, Au, Ag dan sebagainya. Sistem : kubik, simetri, didodekahedra. Struktur Kristal : ion S dalam krstal tersusun dalam pasangan rapat membentuk gugus S2 = Jarak S - S dalam kondisi ini 2,05. Sumbu S2 = tersusun sejajar dengan diagonal kubus yang lebih kecil sehingga mereka tidak berpotongan. bentuk : kristal yang terbentuk sempurna jarang ditemu kan. Beberapa bentuk yang kadang kala ditemukan adalah kubus, pentagonal dodekahedral, dan kadang kala oktahedral. Agregat : pirit terdapat dalam berbagai batuan dan bijih sebagal kristal terjerap atau sebagai butir-butir terlindung. Sering juga diketemukan sebagai massa yang masif. Dalam batuan sedimen ia ditemukan sebagai konkresi berbentuk bulat, tetapi kadang-kadang juga berbentuk serabut radial. Warna : Kuning pucat, sering kali dengan bintik-bintik coklat kekuningan; sedangkan varietas yang berbutir halus berwarna hitam. Goresan : kecoklatan sampai hitam. Kilap : logam, kuat. Kekerasan : 6 6,5 agak rapuh. Belahan : buruk. Berat jenis : 4,9 5,2. Sifat diagnostik : Mudah dapat dikenal dari warnanya, bentuk kristal, goresan kekerasan yang tinggi. Sifat ini dengan mudah membedakannya dari markasit, kalkopirit, pirhotit, dan millerit yang mempunyal warna agak serupa. Genesis dan : Pirit adalah senyawa sulfida yang agak banyak tersebar dalam kerak bumi Terdapatnya dan terbentuk pada berbagai kondisi geologis.1.

Dalam endapan metasomatik-kontak, ia merupakan sulfida pengiring hampir konstan dalam endapan magnetit. Pembentukannya rnempunyai kaitan dengan fase hidrothermal dari proses metamorfk kontak. Sebagai pengiring, tersebar luas dalam endapan bijih hidrothermal dari berbagai komposisi dan terjadi dalam paragenesis dengan berbagai mineral. Jarang ditemukan dalam batuan sedimen dan bijih. Konkresi pirit dan markasit ditemukan dalam endapan argilaceous-berpasir sering diketemukan. Pembentukannya dalam batuan ini diduga berkaitan dengan dekomposisi sisa-sisa organik yang berlangsung dalam keadaan tidak ada oksigen bebas.

2.

3.

Markasit (FeS2)Komposisi kimia : Fe (46,65%), S (53,4%), Kotorannya ialah As, Sb, T2, dan sebagainya.

Sistem Struktur Kristal bentuk Warna Goresan Kilap Kekerasan Belahan Berat jenis Sifat lainnya Sifat diagnostik Genesis dan Terdapatnya

: : : : : : : : : : :

ortorhombis, simetri, rhombik dipiramidial. seperti pada pirit. tabular, atau kolumnar. kuning dengan corak kekelabuan atau kehijauan gelap, kelabu kehijuan Logam 5 - 6, rapuh tidak sempurna 4,6-4,9 konduktor listrik yang jelek Kristal markasit dibedakan dari pirit karena bentuknya yang tabular. Pecahan segar sangat berbeda dengan pirit karena warnanya yang kehijauan. Akan tetapi sifat anissotropnya berbeda : Lebih sedikit dibandingkan dengan pirit, terdapat dalam endapan endogen dan eksogen. Markasit endogen terdapat dalam endapan hidrotherinal, ia terbentuk selama akhir fase mineralisasi. Dalam batuan sedimen ia terdapat sebagai konkresi, butir tidak teratur, atau sebagai bahan halus yang terdispersikan

Cobaltit (CoAsS)Komposisi kimia : Co (35,4%), As (45,3%), S (19,3%). Menurut analisis kimia kandungan Co berkisar (26-34%), As (42-48%), S (18 - 21%), Ni (2-3%) , dan Fe sampai 8%. Sistem : kubik, simetri, pentagonal tritetrahedral. Struktur Kristal : sangat menyerupai pirit. Kristal sering terjadi. bentuk : oktahedra, kubik, dan pentagonal-dodekahedra. Warna : putih sampai kelabu baja dengan bercak kemerahan. Varietas yang kaya besi warna kelabu tua atau hitam kekelabuan. Goresan : hitam kelabu. Kilap : logam. Kekerasan : 5 - 6. Belahan : Kubik, jelas. Berat jenis : 6,0 6,5, rapuh. Sifat lainnya : Sifat diagnostik : Mudah dikenal dengan adanya bercak yang berwarna kemerahan, kekerasan yang tinggi, dan bentuknya yang khas. Dalam asam nitrat mengurai dengan membebaskan belerang. Genesis dan : Terutama terdapat sebagai mineral-mineral dari proses hidrothermal, pada Terdapatnya umumnya berkaitan dengan mineral-mineral arsenat sulfur dari cobalt, dan besi, dan juga kalkopirit, sphalerit, kuarsa, khlorit, tourmalin, apatit dan seterusnya.

Arsenopirit (FeAsS)Komposisi kimia : Fe (34,45%), As (46,0%), S (19,7%). Kotoran yang biasanya diketemukan ialah Co, Ni dan Sb. Sistem : monoklinik, simetri, prismatik.

Struktur Kristal

Habitat Agregat Warna Goresan Kilap Kekerasan Belahan Berat jenis Sifat lainnya Sifat diagnostik

Genesis dan Terdapatnya

: monoklinik. Bentuk oktahedron dengan ion Fe ditengahnya, tiga titik oktahedron ditempati oleh S dan tiga yang lainnya oleh ion As. As dan S menempati unjung-unjung tetrahedron, ion As dikelilingi oleh tiga ion Fe dan satu ion S, sedangkan ion S dikelilingi oleh tiga ion Fe dan satu ion As. : sering kali terdapat sebagai prismatik yang sangat baik, kolumner pendek, dan bentuk acicular. Disamping itu juga diketemukan dalam bentuk pseudodipiramida. : butir dan seperti batang apabila terdapat dalam massa kontinyu. : putih timah, sampai kelabu baja. Sering kali bercak kuning : hitam kelabu, kadang kala dengan bercak kecoklatan. : Logam : 5,5 6,0, rapuh. : Agak jelas. : 5,9 6,2. : Konduktor listrik. : Dapat dikenal dari permukaan kristal yang berwarna putih timah, kekerasan tinggi dan adanya Fe, As dan S sebagai komponen utamanya. Kalau dipukul dengan palu, memberikan bau bawang. Terbakar dalam nyala reduksi dengan mengeluarkan bau bawang. Mengurai dalam asam nitrat dengan pemisahan S dan As2O3. : Terbentuk melalui proses hidrothermal dan banyak diketemukan dalam endapan endogen. Dalam endapan hidrothermal, mineral ini memisah selama fase suhu tinggi dari proses mineralsasi, ia juga dijumpai dalam berbagai endapan seperti timah, tungsten, bismuth, tembaga, timah hitam, zeng. Disamping itu ia mempunyai pengiring bukan logam kuarsa, tourmalin, felspar, mika, karbonat, beril dan topas.

KELOMPOK GARAM SULFO Kelompok ini menyangkut berbagai jenis senyawa yang secara kimia menyerupai garam-sulfo. Untuk mempermudahkan mempelajarinya, kelompok ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut berdasarkan logam penyusunnya:1. 2. 3.

Garam sulfo tembaga, dengan rumus umum nCu2S.X2S3 dimana X= As3+, Sb3+ dan Bi3+, sedangkan pada tipe 3Cu2S.X2S5, maka X adalah V5+, As5+, Sb5+. Garam sulfo perak, dengan rumus umum nAg2S.X2S3, dimana X= As3+, Sb3+, Bi3+. Garam sulfo timah, dengan rumus umum nPbS.X2S3, dimana X=As3+, Sb3+, Bi3+.

Halaman 231KELOMPOK TETRAHEDRIT

Tetrahedrit, Cii 1 2 Sb 4 S 13 atau 3CuSSb 2 S 3* Komposisi kimia : kadar beberapa unsur penting bervariasi sebagai berilcut: Cu 22 - 53 % Hg 0 - 17% As 0 20 % Ag 0 - 18 % Ni 0 - 3.5% Sb 0 292% Zn 0 - 9 % Co 0 - 4.2% Bi 0 4.5% Fe 0 - 13 % Mn 0 - 1.5% S 20,6 - 29.1% Sistem kubik, simetri, heksatetrahedra. Struktur kristal separo ion tembaga mempunya koordinas empat kali sedangkan separo, yang lainnya koordinasi tiga kali. Kation As dikelilingi oleh tigion S. Warna Goresan kelabu baja sampai hitam besi. mempunyai warna yang sama, kadang kala dengan bercak kecoklatan, kadang kala baur. logam atau setengah logam. 3 -4, rapuh. praktis tidak ada. 4.4-5.4. konduktor listrik yang jelek.

Kilap Kekerasan Belahan Beratjenis Sifat lain Sifat Diagnostik Banyak dijumpai dalam endapan tembaga hidrothermal. Sering berasosiasi secara paragenetik dengan kalkopirit, Aphalerit, galena, pirit, arsenopirit, dan yang lainnya. KELOMPOK BOURNONIT Bournonit, CuPbSbS Komposisi kimia Cu 13.0%. Pb 42.55%, Sb 24,7%, S 19.8%. Kotoran Fe (sampai 5%), Ag (sampai 3%), sedikit Zn dan Mn. Sistem ortorhombis, simetri, rhombis, piramidal. Struktur kristal tidakjelas. Warna kelabu baja sampai kelabu timah hitam. Goresan kelabu. Kilap logam. Kekerasaan 2.5-3.0. Belahan tidak sempurna. Beratjenis 5.7-5.9. Sifat diagnostik Menyerupai bijih kelabu, tetapi mempunyai kilap yang lebih kuat. Genesis dan Terclapatnya Tedapat dalam endapan bijih Pb - Sb hidrothermal. Umumnya berhubungan erat dengan tetrahedrit dan galena. Dalam zone oksidasi mudah mengurai, kadang kala perubah menjadi malasit. Aikinit, CuPbBS3

Komposisi kimia Cu 11.0%. Pb 36.0%, Bi.36.2%, S 16.8%. Kotoran yang sering dijumpai ialah Fe dan Au. Sistem orthorombis, simetri, rhombis dipiramidal. Warna kelabu timah sampai kelabu baja. Goresan hitam kelabu bersinar. Kilap logam. Kekerasan 2-2.5. Belahan tidak sempurna. Beratjenis 6.1-6.7 Sifat diagnostik Kristal berbeffluk asikuler atau seperti batang. Mudah terbakar dalam hembusan nyala dengan meninggalkan abu berwarna putih atau kekuningan. Genesis dan Terclapatnya Merupakan mineral yang jarang ditemukan, tetapi secara hidrothermal berasosiasi dengan pirit, kalkopirit, galena, arsenopirit, wolframit. KELOMPOK HALIDA Mineral yang termasuk dalam kelompok ini sangat berbeda dengan sifatnya dengan mineral-mineral sebelumnya. Dari sudut pandangan kimiawi, mineral ini merupakan garam hidrofluorik, hidroklorik, hidrobromik, dan asam-asarn hidroiodat. Sesuai dengan itu maka mineral ini dikelompokkan menjadi fluorida, khlorida, bromida, dan iodida. Disamping itu ada juga garam. hidrous dan senyawa kompleks yang mengandung gugusan OH- atau W, S04=, atau yang lainnya. Sifat Kristalokimia khusus dari Halida Hanya beberapa mineral saja yang telah diketahui struktur kristaInya dan pada umumnya mempunyai struktur kubik. Sehingga dapat diketemukan bahwa halida dari logam ringan mempunyai struktur dengan ikatan ionik (heteropoler) yang khas, sedangkan halida dari logam yang berat mempunyai ikatan kovalen. Karena halida dengan ikatan ionik yang khas dengan mempunyai kation logam ringan yang muatannya lemah tetapi radiusnya besar maka kapasitas polarisasinya rendah, kelarutannya tinggi, indek biasnya rendah, kilap kaca lemah. Sebaliknya apabila halida mengandung kation dari logam berat seperti Cu, Ag yang cenderung mempolarisir anion disekitamya dengan kuat membentuk struktur melalui ikatan kovalen, maka sifat-sifatnya j elas berbeda. Berat j enisnya tinggi, pewarnaan, indeks biasnya tinggi dan kelarutannya rendah. Sifat khusus Halida Salah satu sifat penting dad halida-halida yang ditemukan di alam ialah kelarutannya seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 10.4. berikut ini

Tabel 10.4. Kelarutan Halida dalam air pada suhu 181C (molelliter) Anion F cl Br 1 Li 0.11 13.1 12.6 8.5 Na 1.06 5.42 6.9 8.1 K 12.4 3.9 4.6 6.0 Mg 0.02 5.1 4.6 4.1 Ca 0.03 5.4 5.2 4.8 Sr 0.001 3.0 3.9 3.9 Ba 0.003 1.7 2.9 3.8 Pb++ 0.003 0.05 0.02 0.02

Klasifikasi halida Berdasarkan sifat-sifatnya dan peranannya dalam geokima maka halida dapat dikelompokkan sebagai berikut Klas 1. Fluorida Klas 2. Khlorida, Bromida, dan lodida. FLUORIDA Mineral fluorida agakiarang dijumpal di alam, walaupun secara teoritis ada sekitar 15 unsur yang mampu bergabung dengan fluorida. Senyawa fluorida yang sangat penting adalah CaFe, yang merupakan senyawa independent. Fluorit, CaF 2 Komposisi kimia Ca 51.2%, F 48.8%, kadang kala mengandung Cl sebagai kotorannya, disamping juga mengandung sedikit Fe 2 0 3* Sistem kubik, simetri, heksoktahedra. Struktur kristal mempunyai dua macam koordinasi, yakni 8 untuk Ca dan 4 untuk F. Ion F- menempati sudut dan Ca-+ menempati bagian tengah. Habitat kristal kubik dapat dibentuk dengan baik pada kondisi yang memungkinkan; bentuk lainnya ada lah oktahedra. Agregat kebanyakan mempunyai agregat granuler. Warna umunya kuning, hijau, biru, violet-hitam. Kilap kaca, n = 1.434. Kekerasan 4, rapuh. Belahan oktahedra sempurna. Beratjenis 3.18 Sifat diagnostik Bisa dikenal melalui bentuk kristalnya, belahan oktahedra kilap kaca lemah dan agak baur, dan kekerasannya. Genesis dan Terdapatnya

Kebanyakan dibentuk dalam proses hidrothermal, kadang kala juga ditemukan dalam batuan sedimen. Sebagai senyawa yang sukar larut dalam air, maka CaFe 2 adalah yang pertama kali mengendap dari larutan garam dalam bentuk amorf. Sebagai pengiring temyata fluorit juga ditemukan dalam endapan logam-logam penting yang tidak mengandung besi. Cryolit, Na 3 ALF 6 Komposisi kimia Sistem Habitat Warna Kilap Kekerasa Belahan Beratjenis Sifat diagnostik AI 12.8%, Na 32%, F 54.4%, kadang kala mengandung ferro sebagai kotoran. monoklinik, simetri, prismatik, pada suhu 5000C terjadi perubahan sistim pseudokubik. seperti kubus, dengan permukaannya berkembang dengan baik. tidak berwarna, tetapi kadang kala benvama kelabu putih, kekuningan dan kernerahan. vitreus, n = 1.34 2-3. tidak ada. 2.95-3.01 Bentulc kristal yang khas dan kilapnya emas. Genesis dan Terclapatnya Terdapat dalam pegmatit dimana ia terbentuk dari larutan residu yang kaya fluorin. KLORIDA, BROMIDA, IODIDA 1. Kelompok Halit Termasuk ke dalam kelompok ini adalah klorida dari logam monovalen seperti Na dan K. Halite, NaCL (Halos = garam, laut) Komposisi kimia : Na 39.4%. Cl 60.6%. Campuran yang sering terjadi

adalah KCI, MgCI 2' gipsum dan liat dan bahan organik. Sistem Struktur kristal kubik, simetri heksotahedra. dicirikan oleh penempatan Cl- dalam bentuk kubik dimana Na' mengisi ruangan oktahedra yang terbentuk diantaranya (Gambar 18) Na' dan Cl bergantian pada tiap sudut kubus kecil. kubik. granular kristalin bisa mampat atau longgar. yang murni transaparan atau tidak berwarna, atau kadang putih, tetapi ada beberapa pigment yang menghasalkan warria yang berbeda, seperti kelabu, kuning, merah, coklat hitam sampai hitam dan sebagainya. kaca, kasar pada perinukaannya, n = 1.544. 2, rapuh. kubik sangat bak 2.1 -2.2

Habitat Agregat Warna

Kilap Kekerasan Belahan Beratjenis Sifat diagnostik Kekerasan yang rendah, belahan sangat baik, kelarutannya dalam air, dan rasa asin. Genesis dan terdapatnya Dibentuk pada proses eksogen melalui pengeringan danau garam atau tempat lain yang mengandung air laut. Silvit, KC]. Komposisi kimia K 52.5%, Cl 47.5% Sistem ortorhombis, simetri, heksotahedra. Struktur kristal analog dengan halit, hanya unit sell lebih besar dari pada halit. kubik. biasanya granuler masif kadang kala dengan teks tur berserat. varietas yang murni transparan air dan tidak berwarna. Ada kemungkinan berwarria putih-susu karena adanya gelembung-gelembung gas kecil-. kaca, n = 1.490. 1.5 - 2.0, rapuh. sangat bak 1.97-1.99 Habitat

Agregat Warna Kilap Kekerasan Belahan Beratjenis Sifat diagnostik Scrupa dengan halit.. perbedaannya terletak pada rasa dan m-ama violet. Genesis dan Terclapatnya Silvit dibentuk dari pengeringan danau garam. Disampingitu' c c i juga merupakan hasil sublimasi pada dinding dan celah-celah retakan la-,,-a volkanik. Karnalit, MgC1 2' KCI 6H20 Komposisi kimia : Sistem Warna Kilap Kekerasan Belahan Beratienis Sifat diagnostik Mg 8.7%, K 14. 1 %, Cl 3 8.3 )%, H,0 3 ) 8.9%. ortorhomblk, simetri, rhombik dipiramidal. Kristal yang berkembang sernpurna jarang ditemukan, biasanya granuler yang masif. tidak berwarna bila mumi. Bila men-anduna oksida besi ia berwarna merah muda, sedanakan warna coklat terjadi bila mengandung lildroksida besi. kaca pada pecahan segar, bila kena udara den-an cepat berubah metliadi kasar. n = 1.494. 2 - 3, rapub. tidak ada. 1.60 Berasosiasi secara paragenetik dengan silvit. Mudah terbakar CI dalam nyala. Apabila dipanaskan dalam gelas alcan melarut, dan bila mengalami pengeringan akan mengkristal. Kristal KCI berbentuk kubus kecil akan terbentuk bila pengeringan berialan dengan lambat. Genesis dan Terdapatnya

Salah satu garam yang dibentuk dari air laut yang kaya K dan N1g. Oleh karena itu umumnya dijumpai pada bagian atas dari bagian endapan. KELOMPOK OKSIDA Bagian im mencakup senyawa paling sederhana dari logam dan bukan logam dengan oksigen atau hidroksil. Genesis dan sifat kimia Di alarn dikenal berbagai oksida dan hidroksida yang lcomposisinya berbeda-beda, tetapi sebagian besar berada pada lapisan permukaan bumi. Hal ini bisa terjadi karena dalam pembentukkannya diperlukan oksigen dari udara, dan kenyataannya penetrasi oksigen udara ke dalam tanah adalah terbatas. Demikian juga hainya dengan hidroksida. Struktur Kristal Hampir semua senyawa yang termasuk ke dalam kelompok ini dicirikan oleh adanya ikatan ionik dari unit strukturaInya. Struktur kristal mengandung 0= (pada oksida), dan OH- (pada hidrosida). Radius ionik dari keduanya hampir sama, oleh karena itu hampir seluruh varietas struktur kristaInya tergantung pada radius kationnya, valensinya dan ikatan kimia yang terdapat diantara ion-ion. Dalam struktur kristal senyawa ini, kation selalu dikelilingi oleh anion oksigen dan hidroksil, dan bilangan koordinasi dari struktur kristal merupakan ciri penting dari mineral ini. Klasifilcasi Mineral Semua mineral yang termasuk ke dalam kelompok ini dapat dibedakan menjadi (1) oksida dan (2) hidroksida yang mengandung ion hidroksil dan hidrogen. Pembagian ini mempunyai landasan kimia kristal. Klas 1. Oksida sederhana lcompleks Semua oksida sederhana dan lcompleks yang tidak mempunyai gugusan OHtermasuk kedalam kelas ini. Tidak ada batasan yang tegas, karena keduanya mempunyai struktur kristal yang serupa. Kebanyakan mineral ini mempunyai struktur kristal yang agak sederhana. Ratio kation/anion dalam mineral ini mempunyai kisaran 2:1 sampai 1:2.Sedangkan oksida komplek mempunyai ratio yang agak berbeda yakni 1: 1 dan 1: 2. 1 ~Cuprit, Cu 2 0= Komposisikimia: Cu88.8% Sistem

'Habitat ,Warna ,,Kilap Kekerasan Belahan Beratjenis Sifat diagnotik kubik, simetri heksatetrahedral. oktahedral bentuk kubik dan dedokahedra jarang ditemukan, kristal biasanya kecil. merah sampai kelabu perak. merah coklat atau merah tua kecoklatan. amadatin atau sub- logam. 3.5 - 4.0, rapuh. jelas. 5.85-6.15 Bisa dikenal dari kilap amadatin, dan goresannya merah, beraso siasi secara paragenesis dengan Cu alamiah. Dalam nyala api berubah menjadi hitam, kemudian dengan cepat terbakar, sedang dalam nyala reduksi berubah menjadi gelembung Cu. Genesis dan Terdapatnya Kuprit dibentuk secara eksklusif melalui oksidasi eksogen dari kalkosit dan kadang kala Bomit. 0.ksidasi kalkosit bila ada air dapat digambarkan sebagai berikut: Cu 2 S+20 2 + H20 ) Cu 2 O+H 2 so 4

Dengan mudah dapat dilihat bahwa dalam kondisi kekurangan oksigen reaksi akan berlangsung dengan menghasilkan logam Cu. Kadang kala kuprit terdapat bersama-sama dengan tembaga alami pada batuan endapan tertentu yang mengandung sisa vegetasi. Dalam kondisi seperti ini kuprit dapat dibentuk dari reduksi kuprit sulfat melalui reaksi yang berikut: cuso 4 + c + 0 Cu 2 o+co 2+SO2

Zincite, ZnO Komposisi Kimia : Zn 80.3%, 0 19.7%. Sistem Warna Goresan Kilap Kekerasan Belahan jelas. Beratjenis 5.66. Tidak terbakar pada nyala, larut dalam asarn. heksagonal, simetri diheksagonal dipiramidal. Terdapat di alam sebagai bahan masif. kuning orange sampai merah tua. kuning, orange. amadatin 4 Hematit, Fe 2 0 3 Komposisi kimia Fe 70% bisa mengandung campuran Ti dan Mg. Sistem Struktur kristal Habit Agregat Warna Goresan Kilap Kekerasan Belahan Beratjenis Sifat diagnostik Mudah dikenal melalui warna goresannya yang khas, kekerasan yang tinggi, agregatnya yang pipih, dan tidak bermagnetik. Tidak terbakar dalam nyala. Dalam nyala reduksi padan suhu tinggi bisa berubah menjadi magnetik. Lambat larut dalam HCL Trigonal, simetri, ditrigonal skalenohedral. agak kornpleks. umurnnya berbentuk pipih, rhombohedral, umumnya kriptokristalin masif. hitam sarnpai kelabu baja merah. sub-metalik. 5.5 - 6.0, raph. tidak ada 5A- 5.2 Genesis dan Terclapatnya

Hematit dibentuk pada kondisi oksidasi dalam endapan dan batuan. Suhu Pembentukkannya bervariasi akan tetapi jelas pada suhu tinggi tidak stabil. Braunit, Mn 21 Mn" 0 3 Komposisi kimia MnO 44.8%, N1n02 55.2%. Kandungan silika bisa mencapai 8%, disamping itujuga mengandung Fe. Sistemtetragonal, simetri, ditetragonal, dipiramidal. Warna hitam Goresan hitam kecoklatan. Kilap sub-1ogam. Kekerasan 6-0. Belahan jelas. Beratjenis 4.7-5.0. Sifat diagnostik Kekerasan tinggi, goresan hitam kecoklatan. Tidak terbakar dalam nyala, sukar larut dalam asam klorida. Dalam asam nitrat mengurai menjadi MnO dan N1n02. Genesis dan Terdapatnya Dibentuk pada kondisi reduksi, tetapi tetap stabil dalam kisaran kondisi oksidasi-reduksi. Dalam zone oksidasi Braunit tidak stabil; secara bertahap berubah menjadi Mn valens tertinggi. Magnetit, FeFe 2 0 4 Komposisi kimia FeO 31%, Fe 203 69%. Kadar Fe 72.4%. Sistem kubik simetri, heksoktahedral. Habitat oktahedra. Agregat granuler masif. Warna hitam besi. Goresan hitam besi. Kilap sublogam. Kekerasan 5.5 - 6.0, rapuh.

Belahan tidak ada. Beratjenis 4.9 - 5.2 Sifat diagnostik CI Magnetik kuat, goresan basanya hitam, tidak dapat terbakar dalam c nyala, dalam n-yala reduksi berubah menjadi maghemit dan kemudian 1 1 menjadi hematit, dan akhimya nonmagnetlk. Genesis dan terdapatnva Ma-netit dibentuk pada kondisi sangat reduksi dan terdapat sebagai endapan bijih dan batuan dari berbagaijenis. KUARSA Anawta dari kelompok ini mempunyai lcomposisi sangat sederhana: S10---Ada tiga polimorfik utama dari SiO 2 adalah kuarsa, tridimit, dan kristobalit. Modifikasinya diberi nama awalan B (beta). Seranakaian transformasi polimorfilc yang dapat terjadi ditunjukkan dalam. Sedanakan transformasi enantotropik adalah sebagai berilcut: - kuarsa kuarsa tridimit kristobalit lebur 5 7j`C 8701C 14700C 17130C

Transformasi suhu rendah adalah sebagai berilcut: - tridimit tridimit 1300C - kristobalit kristobalit 180-2700C Sifat khusus dari struktur kristal ialah ion Si4+ clikelifingi oleh empat ion 0- yang menempati titik sudut tetrahedron, dan tiap titik puncak tetrahedron ini pada hakekatnya juga merupakan titik sudut dari tetrahedron didekatnya. Oleh karena itu, struktur kristal dari mineral ini terdiri atas kerangka tetrahedra dengan ujung unium.

Modifikasi ini stabil pada suhu rendah dan biasanya disebut kuarsa sederhana, banyak dijumpai dalam kerak bumi. Komposisi kimia .Sistem ,Struktur kristal 1 Habit Agregat Warna Kilap Kekerasan Belahan Pecahan BeratJenis Sifat diagnostik formula telah menunjukkan komposisinva. pada suhu tinggi kuarsa mengkristal dalam sistim heksagonal. Modifikasi kuarsa lebih stabil pada suhu dibawah 57-31' C dengan tekanan 1 atm. mengkristal dengan dalam sistim trigonal. agak sederhana. Dalam setiap tetrahedron ternyata oksigen agak terletak dibass-ah atom S I. Modifikasi kuarsa suhu rendah mempunyai struktur agak berbeda. kristal -kuarsa mempunvai bentuk heksagonal dipiramida 1 dengan permukaan prismatik. kristal kuarsa yang berbentuk druses sanuat banyak dijumpai, sedangkan kuarsa masif biasapya tersusun atas agregat granuler. kuarsa mempunyai berbagai warna, tetapi kebanyakan tidak berwarna, putih susu, dan kelabu. kaca. 7.0. tidak ada atau tidak sempurna. conchodial. 2.5 - 2.8. Dapat dikenal dengan mudah karena bentuknya yang khas, C kekerasan yang tinggi dan tidak nieiiiputiy.ai belahan. Tidak larut dalam asam kecuali LIF, dinianana membentuk SiFe, yang, menguap. Larut tn C dalam larutan KOH. Klas 2. Hidroksida dan Oksida yang mengandung hidroksil 0 --

Mineral terpenting dari kelompok ini ialah apa yang disebut hidrat atau hidroksida, yakni seny,a"aan logam den-an OH . Kebanyakan C sen,,-a~s.a ini menakristal dalam struktur berlapis dengan tipe pernampatan ion-ion oksiQeii dalam oksida ialah lieksaQonal. Brusit. N12WH), Komposisi kimia Struktur Kristal Sistem Habit Warna Kilap Kekerasan Belahan Beratjenis Sifat diagnostik Z-Mudah larut dalam HCl. Nle,0 69%, F1,0 1 %. dengan kotoran adalah Fe dan Mn. berlapis. trigonal, simetri trigonal skalenohedral. tabular tebal. putih, tetapi kadang kalajuga berwarna kehijauan atau tidak benvama. kaca pada pecahan dan mutiara pada bidang belahan. 2.5. san(:,at bak. 2.31 - 2.4. Hidrargilit, AI (OH), Komposisi kimia A1,0 3 65.4%, H,0 34.6% Struktur Kristal berlapis, tiap lapfisan tersusun atas lembar gugusan hdroksil dengan lernbaran M' terletak diantaranya. Tidak semua ruangan yang tersedia diantara lembaran OH- tidak ditempati M' karena kation ini mempunvai muatan yang cukup besar untuk menetralkan muatan listrik. Akibatnya ion All' tersusun tidak pada pusat. Sitem monoklin, simetri prismatik. Habit tabular heksagonal. Warna putih atau sedikit kekelabuan, kehijauan dan kemerahan. Kilap kaca intan pada belahan. Kekerasan 2.5 - 3.5. Belahan sangat baik sejaJar dengan bidang basal. Beratjenis 2.43. Sifat diagnostik

Ciri khas adalah belahan yang sangat baik, kilap kaca, beratj'enis yang rendah. Gugusan hidroksil dapat hilang melalui dua tahap, (i) pada suhu 102 - 1WC (menj adi boehmit) dan (ii) pada suhu 5 1 WC. KELOMPOK GARAM OKSIGEN (GARAM OKSI) Ditinjau dari reaksinya, senyawa ini dapat dibagi menjadi : (a). Garam asam, mengandung H'sebagal ganti satu kation logam. Garam normal atau medium, seperti kalsit, gipsum. (c). Garam basa, mengandung anion OH- untuk menetralisir kelebihan muatan positif pada kation. Sifat kristalokimia Ciri khusus 1alah adanya anion seperti NO'-, CO---, SO`, SO'-, dan sebagainya dalam struktur kristalnya. Kation ditempatIcan di tengah gugusan ini dan radius ionnya kecil, muatan tinggi dan berikatan dengan ion oksigen dengan ikatan kovalen. Ikatan antara ion oksigen dengan kation pusat adalah sangat kuat dan tergantung pada valensi elektrostatik karena muatan kation terbagi atas kation oksigen disekitarnya. Klas 1. Nitrat. Soda nitre, NaNO 3 Komposisi kimia : Na,0 36.5%, N,O, 63.5% Sistem Warna Kilap Kekerasan Belahan trigonal, simetri, ditsrigonal skalenohedral. putlh kelabu, coklat kemerahan. kaca. 1.5 - 2.0. rapuh. rhombohedral, sempurna.

Beratjenis : 2.24 - 2.29 Sifat diagnostik Mudah larut dalam air, nyala kuning. Genesis Dibentuk didaerah kering panas, atau oleh delcomposisi bahan organik yang mengandung Nitrogen. Penggunaan Pupuk, oksidator, industri gelas, bahan peledak. Kalium nitrat, KN03 Sistem ortorhombilc, simetri, ortorombik dipiramidal.

Kekerasan 2.0. Belahan sempurna. Beratjenis 1.99. Kalium nitrat lebih banyak dijumpai dad pada NaNO, di alam. Klas 2 Karbonat. Kalsit, CaCO 3 Komposisi Kimia CaO 56%. CO, 44%. Kotoran Mg, Fe, Mn sampai 8%, Zn dan Sr. Struktur Kristal Seperti Na Cl. Sistem trigonal, simetri ditrigonal. Habit kebanyakan kristal skalenohedral, beberapa bentuk lainnya yang mungkin ditemukan ialah tabular, prismatilc, kolumnar. Agregat kristal kalsit sering kali bergerombol membentuk druses pada celahan-celahan alami, ada juga yang berbentuk agregat granuler kasar dengan belahan baik. Massa kalsit yang kompak sering disebut "marble", sedang varietas batuan kalsitik yang kriptokristalin lcompak disebut batu kapur. Warna umumnya tidak berwarna, atau putih susu. Kilap Kekerasan Belahan Beratjenis Sifat diagnostik kaca. 3.0, rapuh. sempurna. 2.6 -2.8. Belahan rhombohedral, kekerasan agak rendah, bila diberi HG alcan bereaksi dengan cepat dan mengeluarkan gas CO 2* Aragonit, CaCO 3 Komposisi kimia : sama dengan kalsit. Struktur kristal Sistem Bentuk Agregat Warna Kilap Kekerasan Belahan Beratjenis Sifat diagnostik

sama dengan kalsit. ortorhombis, simetri, rhombis dipiramidal. prismatilc, kadang kala pseudoheksagonal, asikuler. sering kali berbentuk batang. putih, putih-kekuningan, hijau muda, violet atau kelabu. kaca, kasar pada pecahan. 3.5 - 4, rapuh jelas. 2.9 - 3.0 Perbedaannya dengan kalsit adalah karena tidak mempunyai belahan rhombohedra dan kekerasannya lebih tinggi. Bereaksi dengan asam dengan membebaskan CO 2 * Magnesit, MgCO 3 Komposisi kimia MgO 47,6%, CO 2 52.4% dengan kotoran Fe, Mn dan Ca. trigonal, simetri, ditrigonal skalenohedral. analog dengan kalsit. umumnya rhombohedral. putih dengan bercak kelcuningan atau kekelabuan. kaca. Sistem Struktur kristal Habit Warna Kilap Kekerasan 4 - 4.5, rapuh. Belahan rhombohedral, sempurna. Beratjenis 2.9 - 3.1 Sifat diagnostik Belahan rhombohedralnya khas, larut dalam asam bila dipanaskan, dalam keadaan dingin tidak bereaksi dengan HG. Dolomit, CaMg(CO 1 Komposisi kimia CaO 30.4%, MgO 21.7%, CO 2 47.9% Sistem trigonal, simetri rhombobedral. Habit rhombobedral. Warna putih kelabu, Kilap kaca. Kekerasan 3.5 - 4.0, rapuh. Belahan rhombohedral sempurna. Beratjenis 1.8-2.9. Sifat,diagnostik Belahan rhombohedralnya khas. HCI dingin dengan lambat melarutkan Dolomit. Siderit, FeCO 3

Komposisi kimia FeO 62. 1 %, CO 2 37.9% sistem trigonal, simetri, ditrigonal skalenohidral. Struktur kristal analog dengan kalsit. Kristalnva Seringkali rhom bohedral dengan permukaannya lengkung atau bersisik. Agregat biasanya granuler kristalin. Warna putih kuning. Kilap kaca. Kekerasan 3.5 - 4.5. rapuh. Belahan sempurna. Beratjenis 3.9. Sifat diagnostik Belahannya yang khas,jlka dibakar tidak terbakar tetapi berubah dari coklat menjadi hitam dan magnetlk. dengan borax dan garam fosfor memberikan reaksi, tahan terhadap HG dingin tetapi segera bereaksi apabila dipanaskan. Rhodochrosit, MnCO 3 Komposisi kimia : Mn 61.7%, CO 2 38.3% Sistem Agregat Warna Kilap Kekerasan Belahan Beratienis Sifat diagnostik trigonal, simetri, ditrigonal skalenohedral. granuler kristalin. merah muda. kaca. 3.5 - 4.5, rapuh rhombohedral paralel. 3.6 - 3.7. Ciri diagnostiknya yang penting ialah belahan warna, kekerasan nya yang rendah. Dapat bereaksi dengan cepat bila dipanaskan dengan HCL Kelas 2 Sulfat. Barite, BaSO 4 Komposisi kimia Sistem Struktur kristal Habit Agregat Warna Kekerasan

BaO 65.7%, SO 3 3 4.3 %, campurannya ialah Sr dan Ca. ortorohombis, simetri, rhombis dipiramida. tiap Bal' dikelilingi oleh 12 oksigen yang berasal dad 7 gugusan SO` yang berbeda. kebanyakan berbentuk batang. umumnya granuler. kristal tidak berwarna dan transparan air. Akan tetapi barit berwarna putih atau kelabu. 3 - 3.5, rapuh. Belahan tidakielas. BeratJenis 43-4.5 Sifat diagnostik Berat J'enisn.,~a lebih tlnc,,yl dari pada sulfat lainnya. Belahan sempurna tidak mempunyai arah.. sukar larut dalam HCL Gipsum, CaSO 4 ' 2H 2 0 Komposisi kimia CaO 32.5%, SO, 46.6%. H 2 020.9% Sistem monokokllnlk, simetri, prisrnatik, Struktur kristal berlapis jelas. Dua lembaran gugusan SO` diikat erat dengan kation Ca`. Molekul air di tempatkan diantara dua lapisan. Hal inilah yang membedakan belahan mineral sempurna. Tiap ion Ca 2+ dikelilingi oleh enarn oksigen dari gugusan SO` dan dua molekul air. Tiap molekul air menglikat Ca dengan satu oksigennya dengan oksigen lainnya dalam lapisan yang berdekatan. Habit batang, kadang kala kolumnar atau prisrnatik. Warna putih. Kilap kaca. Kekerasan 1.5. Belahan sangat bak Beratjenis 2.3. Sifat diagnostik Belahannya sempurna, kekerasannya rendah. Larut dalam asarn sulfat, tidak larut dalam HCL Kainit, KNIg(SO)C1.3H 2 0 Sistim monoklinik, simetri prismatik. Biasanya dalam agregat masif granuler. KristaIjarang ditemukan baik yang prismatik maupun tabuler. Warna kekuningan atau putih kelabu, kadang kala merah. Kilapnya kaca, kekerasannya 2.0. Belahannya sempurna, sedangkan berat jenisnya

sekitar 2. 1. Larut dalam air. tetapi tidak higroskopis. Banyak dijumpai sebagai endapan garam. sering kali dipakai sebagai balian pernbuatpupuk Epsomit, MgSO 4* 7H,0 Komposisi kimia Mg) 16.3%, SO 32.55. H,0 51.2%. 3 Sistem orthorombis, simetri, rhombis tetrahedral. Warna putih, kadang kala tidak berwarna dan trans-paran. Kilap kaca. Kekerasan 2 - 2.5. sangat rapuh. Belahan sangat sempurna danjelas. t; Beratjenis 1.68. Melanterit, FeSO &H,0 Komposisi kimia FeO 25.6%, SO 3 28.8%, H,0 45.3% Sistem moiioklinik, simetri, prismatilc. Habit rhornbohedral. Warna hijau muda, kadang kala kelabu tua atau hitam kekelabuan. Kilap kaca. Kekerasan 2, san-at rap