Translate Journal
-
Upload
nur-triastuti -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
description
Transcript of Translate Journal
Efektivitas Vitamin E sebagai Pengobatan Dismenorrhea pada
Pubertas Remaja
Wagito, Siska Mayasari Lubis, Melda Deliana, Hakimi
Abstrak
Latar belakang. Dismenorrhea primer merupakan keluhan yang umum pada remaja.
Ketidahadiran kerja atau sekolah berkaitan dengan gejala yang hebat. Vitamin E adalah alternatf
pengobatan untuk dismenorrhea primer.
Tujuan. Untuk mengevaluasi efektivitas vitamin E pada pengobatan dismenorrhea primer
Metode. Kami menggunakan sistem random, double-blind, controlled trial mulai Agustus
sampai Oktober 2009. Kami mengikutsertakan remaja putri dengan dismenorrhea primer pada
penelitian ini. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok dengan acak sederhana. Masing-masing
kelompok mendapatkan 200 unit vitamin E atau plasebo dua kali sehari, mulai dengan 2 hari
sebelum menstruasi sampai hari ketiga menstruasi. Pengobatan diulang selama tiga kali siklus
menstruasi. Subjek mencatat kehebatan dan durasi dari nyeri pada catatan harian. Data dianalisa
dengan menggunakan uji Chi-Square, Mann-Whitney U-test, dan independent t-test.
Hasil. Seratus enam belas subjek dengan dismenorrhea primer mengikuti penelitian ini. Dengan
menggunakan acak sederhana, mereka dibagi menjadi dua kelompok dengan masing-masing
berjumlah 58 responden. Tidak ada perbedaan yang bermakna secara statistik antara kedua
kelompok pada tingkat kehebatan dan durasi nyeri sebelum dimulai pengobatan dan setelah 1
bulan pengobatan. Setelah pengobatan 2 bulan dan 3 bulan, terdapat perbedaan yang bermakna
secara statistik pada kehebatan nyeri (secara berurutan, P=0,013, 95%CI -0,54 sampai -0,11, dan
P=0,0001, 95%CI -0,67 sampai -0,26) dan durasi nyeri ( secara berurutan, P=0,025, 95%CI -0,65
sampai -0,07 dan P=0,007, 95%CI -0,75 sampai -0,12) diantara 2 kelompok.
Kesimpulan. Vitamin E efektif pada pengobatan dismenorrhea primer pada remaja pubertas
setelah 2 dan 3 bulan pengobatan.
Kata kunci : vitamin E, dismenorrhea, remaja pubertas
Dismenorrhea adalah nyeri yang terjadi selama mentruasi. Prevalensinya sekitar 45% - 75% pada
remaja pubertas. Selain itu, ketidakhadiran di sekolah dan tempat kerja yang disebabkan oleh
dismenorrhea berkisar antara 13%-51% dengan 5%-14% sering abesen disebabkan karena gejala
yang hebat. Sebuah penelitian epidemiologi di Mesir melaporkan 75% remaja pubertas
mengalami dismenorrhea. Dengan 20,3% dilaporkan tidak hadir disekolah karena gejala yang
hebat.
Dismenorrhea primer biasanya terjadi pada 6 sampai 12 bulan pertama setelah menarche, dan
seringkali berhubungan dengan siklus ovulasi. Dismenorrhea sekunder adalah nyeri menstruasi
yang berhubungan dengan panggul patologis. Beberapa literatur merekomendasikan penggunaan
analgesik seperti Anti Inflamasi non steroid (AINS), siklooksigenase-2 inhibitor (COX-2) atau
kontrasepsi oral yang sudah terbukti efektif untuk meredakan nyeri. Pilihan pengobatan lain
seperti olahraga, stimulasi elektrik saraf transkutaneus, intervensi perilaku, suplemen atau
pengobatan tradisional juga menunjukan hasil yang memuaskan. Vitamin E adalah pengobatan
alternatif tanpa efek samping yang terbukti secara nyata mengurangi nyeri yang terjadi pada
dismenorrhea primer. Vitamin E berperan dalam menghambat pelepasan asam arakidonat yang
akan berkonversi menjadi prostglandin (PGs) melalui enzim phospholipase A2 dan siklo-
oksigenase. Penelitian ini dilakukan untuk mengkonfirmasi efektivitas vitamin E sebagai
pengobatan dismenorhea primer.
Metode
Kami menggunakan random, double-blind, controlled trial dari bulan Agustus sampai Oktober
2009, pada empat SMP/SMA di Medan. Kami menyertakan perempuan usia 12 sampai 18 tahun,
yang memenuhi kriteria diagnostik dari dismenorrhea primer, yaitu mendapat siklus mentruasi
teratur selama 6 bulan terakhir, memiliki siklus menstruasi yang panjang (setiap 21-35hari), dan
memiliki status gizi yang baik. Kami tidak menyertakan pasien yang menggunakan obat untuk
dismenorrhea, obesitas atau status gizi buruk, dan juga yang memiliki abnormalitas panggul.
Kami membagi subjek menjadi 2 kelompok dengan acak sederhana, 58 pasien yang menerima
vitamin E dan 58 pasien menerima plasebo. Kelompok I menerima 200 unit IU vitamin E, dua
kali sehari pagi dan sore, diberikan mulai dua hari sebelum menstruasi hingga hari ke 3
menstruasi, dan diulang selama 3 bulan. Kelompok II menerima plasebo dengan perlakuan dan
durasi yang sama dengan kelompok I. Kuesioner digunakan untuk mengidentifikasi
dismenorrhea primer dan untuk mengetahui tingkat keberatan dan durasi dari nyeri. Tingkat
keberatan dari nyeri diukur dengan skala tingkat nyeri (0=tidak sakit, 10=sangat sakit) dan
pembagian klasifikasi ringan (0-3), sedang (4-6), dan berat (7-10). Durasi dari nyeri
dismenorrhea dicatat tiap hari. Kami mengumpulkan data tingkat keberatan nyeri dan durasinya
dari masing-masing kelompok dalam catatan harian yang diberikan setiap bulan selama tiga
bulan.
Kami mengukur nilai antropometri dari masing-masing pasien sebelum penelitian dimulai. Berat
badan diukur dengan menggunakan timbangan Camry (sensitivitas hingga 0,1 kg) dan tinggi
badan diukur dengan menggunakan meteran 2M (sensitivitas hingga 0,5cm). Status gizi diukur
dengan Body Mass Index (BMI)/berat dalam kilogram (kg) dan tinggi badan dalam meter
persegi (m2). Kami menempatkan nilai BMI pada grafik pertumbuhan Centers for Disease
Control and Prevention (CDC) tahun 2000. Obesitas ditentukan dengan nilai BMI ≥ 95 persentil,
berat badan lebih BMI 85 - <95 persentil, status gizi baik BMI 5 - <85 persentil, dan gizi buruk
BMI < 5 persentil.
Antar vitamin E dan plasebo telah dikemas dalam kapsul dengan warna dan bentuk yang sama.
Baik peneliti maupun pasien sama-sama tidak mengatahui obat apa yang diberikan. Jika nyeri
pada dismenorrhea masih berlanjut hingga lima hari, pasien diizinkan meminum ibuprofen
(200mg tiap 8 jam). Kami memperoleh informed consent dari pasien dan penelitian ini
dilindungi oleh Komite Etik Penelitian Fakutas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Semua data yang dikumpulkan telah diproses, dianalisa, dan disajikan menggunakan Statistical
Package for the Social Sciences (windows versi 15.0, SPSS Inc, Chicago). Perbandingan statistik
antara data kategorikal ditentukan dengan menggunakan Chi-square dan Mann-Whitney U-test.
Independent t-test digunakan untuk menentukan hubungan antara data nominal dan data
numerik. Kemaknaan ditetapkan dengan P <0,05 dan 95% interval kepercayaan.
Hasil
Kami menyaring total 750 siswi, dan menemukan 540 siswi dengan dismenorrhea, dan
diantaranya 349 tidak masuk kedalam kriteria inklusi dan 75 menolak berpartisipasi. Sisanya 116
siswi masuk kedalam penelitian ini dan dibagi menjadi dua kelompok. Masing-masing kelompok
berisi 58 siswi, dimana masing-masing dari mereka mendapat vitamin E (kelompok I) atau
plasebo (kelompok II). Setelah tiga bulan diikuti, tidak ada siswi yang keluar dari masing-masing
kelompok. Gambar 1
Gambar 1. Profil Penelitian
Rata-rata umur pada kelomok vitamin E adalah 194,9 bulan dan 190,0 bulan pada kelompok
plasebo. Tingkat pendidikan pada kelompok vitamin E adalah Sekolah Menengah Atas kelas 2
dengan 36 siswi (62%) dan untuk kelompok plasebo adalah Sekolah Menengah Atas kelas 1
Peserta penelitian selama 3 bulan penuh
N=58 kelompok II
Peserta penelitian selama 3 bulan penuh
N=58 kelompok I
Plasebo N=58
Vitamin E N=58
349 tidak masuk kriteria inklusi 75 menolak berpartisipasi
Dismenorrhea primer N = 116
504 dismenorrhea
750 siswi terseleksi
dengan 36 siswi (62%). Selain nyeri perut bawah, gejala paling sering dari dismenorrhea adalah
sakit kepala, masing-masing ditemukan pada 12 siswi (21%) dan 10 siswi (17%) pada kelompok
vitamin E dan kelompok plasebo. Hanya 2 siswi (3%) pada kelompok vitamin E dan 3 siswi
(5%) dari kelompok plasebo yang memperoleh analgetik selama dismenorrhea. Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik permulaan
Karakteristik Vitamin EN=58
PlaseboN=58
Tingkat pendidikan, n(%) Sekolah Menengah Pertama kelas 1 Sekolah Menengah Pertama kelas 2 Sekolah Menengah Pertama kelas 3 Sekolah Menengah Atas kelas 1 Sekolah Menengah Atas kelas 2Rata-rata usia, bulan (SD)Rata-rata berat badan, kg (SD) Rata-rata tinggi badan, cm (SD)Rata-rata usia menarche, bulan (SD)Rata-rata panjang menstruasi, hari (SD) Gejala yang disebabkan dismenorrhea, n(%) Sakit kepala Mual dan muntah Diare Penggunaan Analgetik, n(%)
3 (5)9 (15)9 (15)1 (2)
36 (62)194.9 (14.90)38.9 (5.05)148.6 (9.89)133.0 (13.84)28.7 (1.92)
12 (21)0
3 (5)2 (3)
00
9 (15)36 (62)13 (22)
190.0 (10.72)36.7 (4.20)150.5 (8.28)131.6 (13.66)29.2 (2.07)
10 (17)2 (3)1 (2)3 (5)
Tabel 2. Kehebatan nyeri pada permulaan, 1, 2, dan 3 bulan pengobatan
Kehebatan nyeri
(dengan pengobatan)
Vitamin E(hari)
Plasebo(hari)
95% CI P
Permulaan Ringan Sedang Berat 1 bulan Ringan Sedang Berat 2 bulan Ringan Sedang Berat3 bulan
9 (15.5)33 (56.9)16 (27.6)
20 (34.5)32 (55.2)6 (10.3)
26 (44.8)30 (51.7)2 (3.4)
13 (22.4)35 (60.3)10 (17.2)
15 (25.9)36 (62.1)7 (12.1)
13 (22.4)37 (63.8)8 (13.8)
-0.06 sampai 0.41
-0.33 sampai 0.12
-0.54 sampai -0.11
-0.67 sampai -0.26
0.338
0.599
0.013
0.0001
Ringan Sedang Berat
35 (60.3)22 (37.9)1 (1.7)
14 (24.1)37 (63.8)7 (12.1)
Tabel 2 menunjukan hasil akhir dari data dasar dan setelah pengobatan 1 bulan, 2 bulan, dan 3
bulan. Terdapat penurunan tingkat nyeri yang bermakna secara statistik diantara kedua kelompok
pada bulan kedua dan ketiga, tetapi penurunan keparahan nyeri secara signifikan lebih tinggi
pada kelompok vitamin E dibandingkan kelompok plasebo (P=0,013, 95CI, -0,54 sampai -0,11;
P=0,0001, 95%CI -0,67 sampai -0,26)
Kami juga tidak menemukan perbedaan bermakna secara statistik diantara 2 kelompok pada
durasi nyeri setelah 1 bulan pengobatan (P=0,140, 95%CI -0,62 sampai 0). Namun demikian,
setelah 2 dan 3 bulan pengobatan, kami menemukan perbedaan yang bermakna secara statistik.
(P=0,007, 95%CI -0,75 sampai 0,12) Tabel 3
Tabel 3. Durasi nyeri pada permulaan, 1, 2, dan 3 bulan pengobatan
Durasi nyeri Vitamin E (hari)
Plasebo (hari)
95% CI P
Permulaan 1 bulan dengan pengobatan 2 bulan dengan pengobatan 3 bulan dengan pengobatan
2.1 (0.84)1.6 (0.73)1.4 (0.67)1.2 (0.71)
2.1 (0.88)1.9 (0.95)1.7 (0.89)1.6 (0.91)
-0.31 sampai -0.32-0.62 sampao 0-0.65 sampai -0.07-0.75 sampai -0.12
0.9670.1400.0250.007
Diskusi
Kami menemukan prevalensi dismenorrhea sebesar 72% dari 750 siswi pada empat Sekolah
Menengah Atas dan Sekolah Menengah pertama di Medan. Kami mencatat 10,4% dari siswi
tidak hadir di sekolah disebabkan karena nyeri yang hebat. Prevalensi yang sama ditemukan pada
Sekolah Menengah Pertama di Etiopia Barat Laut dan Sekolah Menengah Atas di India. Tingkat
prevalensi ini lebih rendah dibandingkan dengan penelitian yang dilaporkan oleh pelajar dari
United States on Hispanic. Mereka melaporkan prevalensi dismenorrhea adalah 85% dalam 3
siklus menstruasi sebelumnya, dengan ketidakhadiran di sekolah setinggi 38%. Variasi tingkat
ketidakhadiran disekolah diantara penelitian tersebut kemungkinan berhubungan dengan
perbedaaan persepsi budaya dan respon terhadap berbagai gradien nyeri.
Kami menemukan rata-rata usia menarche pada kelompok vitamin E dan kelompok plasebo
adalah masing-masing 12,1 tahun dan 11,9 tahun, lebih dulu dibandingkan dengan laporan pada
penelitian lain. National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) yang ketiga
melaporkan rata-rata usia menarche pada remaja di Amerika adalah 12,43 tahun. Sebagai
tambahan, sebuah penelitian deskriptif di Hongkong dan penelitian cross-sectional di Malaysia,
ditemukan rata-rata usia menarche yang sama pada remaja pubertas yaitu 12,3 tahun. Usia
menarche pada masing-masing populasi merupakan pelajaran bermakna, hal ini kemungkinan
disebabkan oleh ras, etnik, dan faktor lingkungan.
Penelitian sebelumnya menemukan 21 - 35 hari rata-rata lama siklus menstruasi, dengan 3 – 7
hari rata-rata masa perdarahan, dan 30 -40 ml/hari darah yang hilang. Siklus menstruasi sering
tidak teratur pada kehidupan ginekologi awal. Namun demikian, tiga tahun setelah menarche,
86,9% pada remaja pubertas memiliki siklus menstruasi normal 21 – 35 hari. Karena alasan
tersebut, salah satu dari kriteria inklusi kami adalah durasi siklus menstruasi yang normal yaitu
21 – 35 hari. Rata-rata durasi siklus menstruasi pada kelompok vitamin E dan kelompok plasebo
adalah masing-masing 28,7 hari dan 29,2 hari.
Seluruh subjek penelitian kami memiliki status gizi yang baik, dengan BMI 5 – 85 persentil.
Status gizi mempengaruhi kejadian dismenorrhea pada remaja pubertas. Beberapa penelitian
menyebutkan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian dismenorrhea primer. Namun
demikian, penelitian lain tidak dapat menemukan hubungan antara status gizi dan kejadian
dismenorrhea primer.
Fekuensi gejala klinik yang paling sering dari dismenorrhea adalah kram nyeri pada perut bawah
yang menjalar ke daerah paha dan pinggang. Gejala lain adalah sakit kepala, mual, konstipasi,
atau diare, dan muntah. Keluhan nyeri biasanya muncul pada hari pertama menstruasi ,
meningkat dalam 24 jam, dan menghilang setelah 2 hari. Pada penelitian kami, semua pasien
mengalami nyeri perut bawah. Keluhan umum yang lain, sakit kepala, terdapat pada 12 siswi
(20,7%) pada kelompok vitamin E dan 10 siswi (17,2%) pada kelompok plasebo. Sebaliknya,
sebuah penelitian cross-sectional di Thailand menemukan bahwa nyeri kram pada perut bawah
adalah keluhan yang paling sering dilaporkan pada remaja (78%), diikuti dengan nyeri punggung
bawah (58,9%) dan perubahan mood (56,9%). Keluhan lain yang dilaporkan adalah lemas, diare
dan sakit kepala pada frekuensi masing-masing 42,9%, 18,7%, dan 26,2%.
Vitamin E, terbuat dari empat tocopherol dan komponen tocotrienol, yang diketahui memiliki
aktivitas antioxidan. Α-tocopherol memiliki sifat antioxidan yang mencegah penyakit kronik
yang berhubungan dengan stres oksidatif. Dua penelitian orang Iran melaporkan vitamin E
efektif untuk menurunkan gejala dan tingkat nyeri pada dismenorrhea. Sebagai tambahan,
mereka melaporkan bahwa vitamin E dan plasebo menyebabkan penurunan durasi nyeri.
Demikian pula, kami mengamati bahwa vitamin E dan plasebo menurunkan durasi nyeri dari
dismenorrhea primer, tapi vitamin memiliki efek yang lebih tinggi.
Tingkat keparahan nyeri yang dinilai pada awal penelitian kami menunjukan bahwa tingkat
nyeri sedang adalah yang paling umum. Sama degan penelitian tentang dismenorrhea pada remai
Thai yang mengungkapkan keparahan nyeri ringan sampai sedang pada 47,5% subjek. Namun
demikian, subjek mereka memiliki masa laten yang lebih panjang pada potensial bangkitan nyeri,
tingkat psikologis nyeri yang lebih tinggi, dan tingkat kecemasan yang lebih tinggi. Temuan ini
terlihat jelas di seluruh siklus menstruasi dan tidak hanya pada saat menstruasi. Penambahan dari
persepsi nyeri kemungkinan merupakan perkembangan dari dismenorrhea.
Terdapat beberapa keterbatasan pada penelitian kami, seperti kurangnya pengawasan pada pasien
mengenai kepatuhan dalam menggunakan obat-obatan. Pengawasan hanya dilakukan saat
pengecekan jumlah obat yang dikembalikan pasien setelah penelitian. Sebagai tambahan,
beberapa bias juga mungkin bisa terjadi pada saat pengisian kuesioner. Potensial kesalahan
klasifikasi pada dismenorrhea dan keparahannya dapat diminimalisasi dengan penjelasan yang
jelas mengenai definisi kepada semua peserta.
Kesimpulannya, vitamin E berguna untuk mengurangi keparahan dan durasi nyeri pada
dismenorrhea setelah 2 dan 3 bulan pengobatan, dan dapat digunakan sebagai alternatif
pengobatan pada dosmenorrhea primer pada remaja pubertas.