TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA...

66
i TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh : Sulasih NIM B12 046 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA...

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

i

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN

PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb

SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :

Sulasih

NIM B12 046

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN

PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb

SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI

Diajukan oleh :

Sulasih

B12.046

Telah diperiksa dan disetujui

Pada tanggal :

Pembimbing

(RIADINI WAHYU UTAMI S.ST)

NIK 201189094

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

iii

HALAMAN PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN

PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb

SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI

Karya Tulis Ilmiah

Disusun oleh:

Sulasih

NIM B12046

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Ujian akhir program DIII Kebidanan

Pada tanggal :

Penguji I

Ernawati SST. M.Kes

NIK200886033

Penguji II

Riadini Wahyu Utami S. ST

NIK.201189094

Tugas akhir ini diterima sebagai salah satu persyaratan

Untuk memeperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Mengetahui,

Ka. Prodi D III Kebidanan

Retno Wulandari, SST

NIK 200985034

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi

ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak

Kabupaten Boyolali”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk

memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,

Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

A. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Kusuma Husada Surakarta

B. Ibu Retno Wulandari SST, selaku Ka Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

C. Ibu Riadini Wahyu Utami SST, selaku Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam membuat Karya Tulis Ilmiah.

D. Ririn Yunianti amd.Keb, selaku pengelola BPM Ririn Yunianti Ngemplak

Boyolali yang telah bersedia memberi ijin kepada penulis dalam pengambilan

data dan penelitian.

E. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

F. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih

banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi

kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi

semua pihak.

Surakarta, Juni 2015

Penulis

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

v

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015

Sulasih

B12 046

Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi

ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb

Sawahan Ngemplak Boyolali

xii+ 53 halaman + 21 lampiran + 7 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang: Pada masa modern seperti ini, sebagian ibu muda merasa enggan

menyusui anak. Hal ini menyebabkan anak mudah terserang penyakit, karena daya

tahan tubuh lemah. Beberapa faktor yang membuat sebagian ibu tidak menyusui

anaknya yaitu kurangnya pengetahuan para ibu terhadap pemberian makanan

kepada anak. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 responden di BPM Ririn

Yunianti Amd. Keb Sawahan Ngemplak didapatkan informasi 9 ibu tidak bisa

menjawab pertanyaan tentang cara peningkatan produksi ASI dan 1 ibu bisa

menjawab.

Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan

produksi ASI di BPM RirinYuniantiAmd.Keb pada tingkat baik, cukup dan kurang

Serta faktor pendorong dan penghambat tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara

peningkatan produksi ASI di BPM RirinYuniantiAmd.Keb Sawahan Ngemplak

Boyolali.

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif

kuantitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb.pada

tanggal 7 April sampai 10 Mei 2015 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

ibu nifas di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak

Kabupaten Boyolali dengan jumlah 30 ibu nifas. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Sampling Jenuh. Instrumen yang digunakan

adalah kuesioner, sedangkan untuk analisis data dilakukan dengan analisis

univariat.

Hasil penelitian: Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil tingkat

pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di BPM Ririn

Yunianti Amd.Keb menunjukkan 8 siswa (26,7%) berpengetahuan baik, 14 siswa

(46,7%) berpengetahuan cukup dan 8 siswa (26,7%) berpengetahuan kurang.

Kesimpulan: Tingkat Pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi

ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak

Kabupaten Boyolali dapat dikategorikan dalam pengetahuan cukup. Faktor

pendorong dan penghambat yaitu pendidikan, umur, pekerjaan, lingkungan dan

sosial budaya.

Kata kunci : Pengetahuan, ibu nifas, cara peningkatan produksi ASI

Kepustakaan : 15 literatur (Tahun 2005-2015 )

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

vi

MOTTO

1. Jangan pernah malu untuk maju karena malu menjadikan kita takkan pernah

mengetahui dan memahami segala sesuatu hal akan hidup ini.

2. Kerjakan pekerjaanmu dengan niat tulus dan penuh keikhlasan, maka akan

kamu terima hasil yang memuaskan. Jika kamu mengerjakan dengan

keterpaksaan makahasilnya pun akan berantakan.

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini

persembahkan :

A. Allah SWT yang memberikan petunjuk kelancaran dan

kemudahan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

B. Bapak dan Ibu tercinta, terimakasih atas doa, kasih

sayang yang tak terhingga dan selalu memberikan yang

terbaik.

C. Sahabatku tercinta Titik, Yuli, Atik terima kasih atas

semangat yang kalian berikan.

D. Teman – teman seperjuangan DIII KEBIDANAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA .

E. Almamater tercinta STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA PRODI D III KEBIDANAN.

F. Bu Riadini Wahyu Utami S.ST terimakasih selama ini

telah sabar membimbing dan berbagi pengalaman.

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

vii

CURICULUM VITAE

Nama : Sulasih

Tempat / Tanggal Lahir : Sragen, 08 Juli 1995

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Sidorejo, Rt 14 Rw 4 Butuh Dawung Jenar Sragen

Riwayat Pendidikan

A. SD N DAWUNG 3 Lulus tahun 2006

B. SMPN 1 JENAR Lulus tahun 2009

C. SMAN 1 TANGEN Lulus tahun 2012

D. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan 2012

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii

CURICULUM VITAE ................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... .. ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang........................................................................... 1

B. RumusanMasalah ..................................................................... 3

C. TujuanPenelitian ....................................................................... 3

D. ManfaatPenelitian ..................................................................... 4

E. KeaslianPenelitian .................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. TinjauanTeori ........................................................................... 6

B. KerangkaTeori .......................................................................... 30

C. KerangkaKonsep ...................................................................... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. JenisdanRancanganPenelitian................................................... 32

B. LokasidanWaktuPenelitian ....................................................... 32

C. Populasi, SampeldanTeknikPengambilanSampel .................... 33

D. Variabelpenelitian..................................................................... 34

E. DefinisiOperasional .................................................................. 34

F. InstrumenPenelitian .................................................................. 35

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

ix

G. TeknikPungumpulan Data ....................................................... 38

H. MetodePengolahandanAnalisis Data ........................................ 39

I. EtikaPenelitian .......................................................................... 42

J. JadwalPenelitian ....................................................................... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GambaraUmumTempatPenelitian ............................................ 44

B. HasilPenelitian .......................................................................... 44

C. Pembahasan .............................................................................. 47

D. Keterbatasan ............................................................................. 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................... 51

B. Saran ......................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Komposisi antara kolostrum, ASI transisi, ASI matur ... 16

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian ....................................................... 34

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner.......................................................................... 36

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur .......................................... 44

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan ................................. 45

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan. .................................. 45

Tabel 4.4 Hasil Pengolahan Data. .................................................................... 46

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ......................................................................... 30

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ..................................................................... 31

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penelitian

Lampiran 2 : Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3 : Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4 : Wawancara Studi Pendahuluan

Lampiran 5 : Surat Permohonan Ijin Uji Validitas Dan Reliabilitas

Lampiran 6 : Surat Keterangan Uji Validitas Dan Reliabilitas

Lampiran 7 : Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 8 : Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 9 : Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 10 :Surat Persetujuan Responden

Lampiran 11 :Kuesioner Penelitian

Lampiran 12 :Pedoman Penskoran Kuesioner

Lampiran 13 : Tabulasi Kuesioner Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti

Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

Lampiran 14 : Hasil Uji Validitas

Lampiran 15 :Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 16 : Tabulasi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan

Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan

Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

Lampiran 17 : Hasil Uji Statistik Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara

Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa

Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

Lampiran 18: Dokumentasi Penelitian

Lampiran 19 : Lembar Konsultasi

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,

plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ

kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu

( Saleha, 2009 ). Menyusui merupakan suatu proses alamiah, namun sering

ibu - ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan menyusui lebih dini

( Marmi, 2012 ).

Sebagian besar ahli kesehatan berpendapat bahwa keberhasilan

menyusui tidaklah semata - mata tergantung pada faktor ibu dan bayi.

Keberhasilan ini juga dipengaruhi oleh lingkungan, terutama dukungan dari

suami. Sesungguhnya pemberian ASI dapat mempengaruhi aspek kejiwaan

dan batiniah ibu, bayi, dan suami ( Prasetyono, 2012 ).

Pada masa modern seperti ini, sebagian ibu muda merasa enggan

menyusui anak. Sebenarnya, gejala tersebut sudah membudaya sekian lama,

terutama di kota - kota besar. Tindakan ini menyebabkan anak mudah

terserang penyakit, karena daya tahan tubuh lemah. Ada beberapa faktor yang

membuat sebagian ibu tidak menyusui anaknya yaitu gencarnya kampanye

produsen susu dan makanan pengganti ASI, kurangnya pengetahuan para ibu

terhadap pemberian makanan kepada anak, ketiadaan perhatian yang sungguh

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

2

sungguh dari para ahli kesehatan untuk menggalakkan kebiasaan menyusui

anak (Prasetyono, 2012).

Dalam promosi susu tersebut, ada sebuah kekeliruan konsep yakni susu

formula itu diperlukan oleh ibu yang persediaan air susunya tidak mencukupi

kebutuhan anak, sehinnga dibutuhkan susu tambahan yang diproduksi oleh

perusahaan susu. Para ibu yang aktif melakukan kegiatan komersial, seperti

bekerja dikantor atau pabrik, serta berkecimpung dalam kegiatan sosial yang

menyita waktu diluar rumah, memilih untuk menggunakan susu

formula lantaran dianggap lebih menguntungkan dan membantu mereka

( Prasetyono, 2012 ).

ASI merupakan makanan utama bagi bayi, yang sangat dibutuhkan

olehnya. Dalam ASI juga terdapat zat - zat yang disebut antibodi, yang dapat

melindungi bayi dari serangan penyakit selama ibu menyusuinya, dan

beberapa waktu sesudah itu. Bayi yang senantiasa mengkonsumsi ASI jarang

mengalami selesma dan infeksi saluran pernafasan atas pada tahun pertama

kelahiran, jika dibandingkan dengan bayi yang tidak mengkonsumsinya.

Selain itu, ASI juga bisa membantu perkembangan tulang rahang dan otot -

otot pengunyah (Prasetyono, 2012 ).

HasilstudipendahuluanyangdilakukandiBPM Ririn Yuniati Amd.Keb

Ngemplak Boyolalipada tanggal 7 November 2014,didapatkandatajumlahibu

nifaspada

bulanSeptembersampaibulanOktober2014sebanyak33ibunifas.Hasilwawancar

aterhadap10responden didapatkan informasi 9 ibu tidak bisa menjawab

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

3

pertanyaan tentang cara peningkatan produksi ASI dan1ibusudahbisa

menjawab pernyataan tentang cara peningkatanproduksiASI.

Dari latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan

sebuah penelitian yang bersangkutan dengan produksi ASI sebagai barier

pada bayi yang berfungsi sebagai antibody dengan judul “Tingkat

Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi Asi Di BPM

Ririn Yunianti Amd.Keb Sawahan,Ngemplak, Boyolali”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara

peningkatan produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Ngemplak,

Boyolali?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara

peningkatan produksi ASI.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara

peningkatan produksi ASI dengan kategori baik.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara

peningkatan produksi ASI dengan kategori cukup.

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

4

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara

peningkatan produksi ASI dengan kategori kurang.

d. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

Dapat memperluas atau memperkaya wawasan bagi dunia ilmu

pengetahuan di bidang kesehatan khususnya tentang cara peningkatan

produksi ASI.

2. Bagi peneliti

Untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari perkuliahan dan

pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian tentang tingkat

pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI.

3. Bagi Intitusi

a. Bagi pendidikan

Dapat digunakan sebagai sumber bacaan untuk penelitian

selanjutnya atau dijadikan referensi khususnya tingkat pengetahuan

ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI.

b. Bagi BPM

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ibu nifas tentang cara

peningkatan produksi ASI.

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

5

E. Keaslian Penelitian

1. Fabona (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang

Cara Peningkatan Produksi ASI Di BPS Diyah Sumarmo Desa

Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali”. Jenis

penelitian adalah penelitian diskriptif kuantitatif. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di BPS Dyah Sumarmo Boyolali

Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali pada

bulan Mei sampai Juni 2012, yaitu sebanyak 34 ibu nifas. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Sampling

Jenuh. Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yang diisi

langsung oleh responden. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 5

responden (14,7%) dengan pengetahuan baik tentang cara peningkatan

produksi ASI, pengetahuan cukup tentang cara peningkatan ASI 23

responden (67,6%) dan pengetahuan kurang tentang cara peningkatan

produksi ASI sebanyak 6 responden (17,7%).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada

lokasi penelitian, waktu penelitian dan hasil penelitian sedangkan

persamaannya terletak pada judul penelitian, jenis penelitian dan teknik

penelitian.

2. Atmawati (2010), dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu

Tentang ASI Dengan Perilaku Perawatan Payudara Postpartum Di

Rumah Bersalin An Nissa Surakarta”. Penelitian ini menggunakan desain

penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

6

dalam penelitian ini adalah ibu postpartum di Rumah Bersalin An Nissa

Surakarta pada bulan Mei sampai Juni 2010. Sampel dalam penelitian ini

adalah ibu-ibu postpartum di Rumah Bersalin An Nissa Surakarta

sebanyak 30 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Teknik pengambilan

sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik non random jenis

purposive sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuisioner yang diberikan kepada ibu postpartum.

Hasil penelitian menunjukkan kelompok responden berpengetahuan

cukup tentang pengetahuan tentang ASI dan berperilaku baik terhadap

perawatan payudara sebesar 3,3%. Responden berpengetahuan cukup

tentang pengetahuan ASI dan berperilaku baik terhadap perawatan

payudara sebesar 16,7%. Responden berpengetahuan baik tentang ASI

dan berperilaku baik terhadap perawatan payudara sebesar 50%.

Sedangkan responden yang berpengetahuan kurang tentang ASI dan

berperilaku tidak baik terhadap perawatan payudara sebesar 10%.

Responden yang berpengetahuan cukup dan berperilaku tidak baik

terhadap perawatan payudara sebesar 20%. Dan responden yang

berpengetahuan baik tentang ASI berperilaku tidak baik terhadap

perawatan payudara sebesar 0%.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya

terletak pada judul penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian dan

jumlah responden sedangkan persamaannya terletak pada jumlah

responden dan instrument penelitian.

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

7

BABII

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengetahuan

a) Pengertian

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya

(mata, hidung, telinga dan sebagainya) dengan sendirinya, pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut

sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap

objek sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui

indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata)

(Notoatmodjo,2010).

b) Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010),pengetahuan yang dicakup

dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

1) Tahu(Know)

Tahu diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang telah

ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu, untuk mengetahui

atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan

pertanyaan-pertanyaan.

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

8

2) Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek

tersebut, tetapi orang tersebut, tidak sekedar menyebutkan,

tetapi orang tersebut harus dapat menginterprestasikan secara

benar tentang objek yang diketahui tersebut.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek

yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan

prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.

4) Analisa (Analisys)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-

komponen yang terdapat pada suatu masalah atau objek yang

diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang sudah sampai

pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat

membedakan atau memisahkan, mengelompokan, membuat

diagram (bagan) terhadap pengetahuan terhadap objek tersebut.

5) Sintesis (sintesys)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk

merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis

dari suatu komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.

Dengan kata lain, sintesis adalah suatu komponen untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi.

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

9

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan komponen seseorang untuk

melakukan justivikasi atau penilaian terhadap suatu objek

tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya atau norma-norma

yang berlaku di masyarakat.

c) Faktor-faktor yan g Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut

(Wawan dan Dewi, 2010) yaitu :

1) Faktor Internal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita

tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan

mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan

kebahagiaan.

b) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama

untuk menunjang dan kehidupan keluarga.

c) Umur

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

10

2) Faktor Eksternal

a) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

b) Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

d) Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), dalam memperoleh pengetahuan

dibagi dalam 2 kelompok :

1) Cara Tradisional

Cara ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan, sebelum ditemukan metode ilmiah atau metode

penemuan secara sistematik dan logis. Cara- cara penemuan

pengetahuan pada periode ini antara lain, meliputi :

a) Cara Coba Salah (Trial and Eror)

Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan

dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan

tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain.

Pengalaman yang diperoleh melalui penggunaan metode ini

banyak membantu perkembangan berfikir dan kebudayaan

manusia kearah yang lebih sempurna.

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

11

b) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau

kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas

pemuka agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. Para

pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokoh

agama maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya

mempunyai mekanisme yang sama didalam penemuan

pengetahuan.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.

d) Melalui Jalan Pikiran

Kebenaran pengetahuan dapat diporeh manusia dengan

menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi

maupun deduksi yang merupakan cara melahirkan

pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-

pernyatan yang dikemukakan dan dicari hubunganya

sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.

2) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan

dewasa ini lebih sistematis, logis dan murah. Cara ini

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

12

disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer

(research methodology).

2. Nifas

a. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,

plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali

organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih

6 minggu. Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin , yaitu

puer yang artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan atau

berarti masa sesudah melahirkan. Periode masa nifas (puerperium)

adalah periode waktu selama 6-8 minggu setelah persalinan. Proses

ini dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhirnya alat-alat

reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil/tidak hamil

sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi karena

proses persalinan (Saleha, 2009).

b. Tujuan Masa Nifas

Tujuan dari pemberian asuhan kebidanan pada masa nifas

adalah sebagai berikut :

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun

psikologis.

2) Mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi

komplikasi pada ibu maupun bayinya.

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

13

3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan

diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, imunisasi, serta

perawatan bayi sehari-hari.

4) Memberikan pelayanan KB (Saleha, 2009).

c. Tahap Masa Nifas

Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut :

1) Periode immediate postpartum

Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada

masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan

karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus

melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokia,

tekanan darah, dan suhu.

2) Periode early postpartum (24 jam- 1 minggu)

Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan

normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak

demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu

dapat menyusui dengan baik.

3) Periode late postpartum ( 1 minggu -5 mnggu)

Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan

pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB (Saleha, 2009).

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

14

3. Peningkatan Produksi ASI

a. Pengertian Produksi ASI

Pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan

mulut bayi pada puting payudara ibu. Gerakan-gerakan tersebut

merangsang kelenjar pituitary anterior untuk-memproduksi sejumlah

prolaktin, yaitu hormon utama yang mengendalikan pengeluaran

air susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada

let down reflex, dimana isapan puting dapat merangsang serabut otot

halus di dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat

mengalir secara lancar. Keluarnya air susu terjadi sekitar hari ketiga

setelah bayi lahir, dan kemudian terjadi peningkatan aliran susu yang

cepat pada minggu pertama, meskipun kadang-kadang agak tertunda

sampai beberapa hari. Larangan bagi bayi untuk mengisap puting ibu

akan banyak menghambat keluarnya air susu, sementara menyusui

bayi menurut permintaan bayi secara naluriah akan memberikan

hasil yang baik. Kegagalan dalam perkembangan payudara secara

fisiologis untuk menampung air susu serta adanya faktor kelainan

anatomis yang mengakibatkan kegagalan dalam menghasilkan

air susu ternyata sangat jarang terjadi. ASI dihasilkan

oleh kelenjar payudara wanita melalui proses laktasi

(Proverawati dan Rahmawati, 2010). Laktasi adalah keseluruhan

proses menyusui mulai dari ASI diproduksi, diskresi, dan

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

15

pengeluaran ASI sampai pada proses bayi menghisap dan menelan

ASI (Marmi, 2012).

1) Tanda ASI Cukup

a) Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam sehari dan warnanya

jernih sampai kuning muda.

b) Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan “berbiji”

c) Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan

tidur cukup. Bayi setidaknya menyusui 10-12 kali dalam 24

jam

d) Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai

menyusui.

e) Ibu dapat merasakan geli karena aliran ASI, setiap kali bayi

mulai menyusu.

f) Bayi bertambah berat badannya.

(Sulistyawati, 2009)

b. Komposisi Gizi dalam ASI

ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Air susu ibu khusus

dibuat untuk bayi manusia. Kandungan gizi dari ASI sangat khusus

dan sempurna serta sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi.

ASI dibedakan dalam tiga stadium yaitu:

a) Kolustrum

Kolustrum adalah air susu yang pertama kali keluar.

Kolustrum ini disekresi oleh kelenjar payudara pada hari

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

16

pertama sampai hari ke empat pasca persalinan. Kolustrum

merupakan cairan dengan viskositas kental, lengket dan

berwarna kekuningan. Kolustrum mengandung tinggi protein,

mineral, garam, vitamin A, nitrogen, sel darah putih dan

antibodi yang tinggi daripada ASI matur Selain itu, kolustrum

masih mengandung rendah lemak dan laktosa. Pro¬tein utama

pada kolustrum adalah imunoglobulin (IgG, IgA dan IgM), yang

digunakan sebagai zat antibodi untuk mencegah dan menetralisir

bakteri, virus, jamur dan parasit.

Meskipun kolostrum yang keluar sedikit menurut ukuran

kita, tetapi volume kolostrum yang ada dalam payudara

mendekati kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari.

Volume kolostrum antara 150-300 m1/24 jam.

Kolostrum juga merupakan pencahar ideal untuk

membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru

lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bagi bayi

makanan yang akan datang.

b) ASI Transisi atau Peralihan

ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum

sampai sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari

ke-10. Selama dua minggu, volume air susu bertambah banyak

dan berubah warna serta komposisinya. Kadar imunoglobulin

dan protein menurun, sedangkan lemak dan laktosa meningkat.

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

17

c) ASI Matur

ASI matur disekresi pada hari ke sepuluh dan seterusnya.

ASI matur tampak berwarna putih. Kandungan ASI matur relatif

konstan, tidak menggumpal bila dipanaskan.

Air susu yang mengalir pertama kali atau saat lima menit

pertama disebut foremilk. Foremilk lebih encer. Foremilk

mempunyai kandungan rendah lemak dan tinggi laktosa, gula,

protein, mineral dan air.

Selanjutnya, air susu berubah menjadi hindmilk. Hindmilk

kaya akan lemak dan nutrisi. Hindmilk membuat bayi akan lebih

cepat kenyang. Dengan demikian, bayi akan membutuhkan

keduanya, baik foremilk maupun hindmilk. Dibawah ini bisa kita

lihat perbedaan komposisi antara kolustrum, ASI transisi dan

ASI matur.

Tabel 2.1 Perbedaan komposisi antara kolostrum, ASI transisi

dan ASI matur

Kandungan Kolustrum Transisi ASI matur

Energi (kgkal) 57,0 63,0 65,0

Laktosa (gr/100 ml) 6,5 6,7 7,0

Lemak (gr/100 ml) 2,9 3,6 3,8

Protein (gr/100 ml) 1,195 0,965 1,324

Mineral (gr/100 ml) 0,3 0,3 0,2

Immunoglubin

Ig A (mg/100 m4) 335,9 - 119,6

Ig G (mg/100 ml) 5,9 - 2,9

Ig M (mg/100 ml) 17,1 - 2,9

Lisosin (mg/100 ml) 14,2-16,4 - 24,3-27,5

Laktoferin, 420-520 - 250-270

Sumber: Marmi (2012)

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

18

c. Manfaat Menyusui

1) Manfaat bagi bayi

a) ASI mengandung komponen perlindungan terhadap infeksi,

mengandung protein yang spesifik untuk perlindungan

terhadap alergi dan merangsang sistem kekebalan tubuh.

b) Komponen ASI sangat baik karena mempunyai kandungan

protein, karbonhidrat, lemak dan mineral yang seimbang.

c) ASI memudahkan kerja pencernaan, mudah diserap oleh

usus bayi serta mengurangi timbulnya gangguan pencernaan

seperti diare atau sembelit.

d) Bayi yang minum ASI mempunyai kecenderungan memiliki

berat badan ideal.

e) ASI mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan bagi

pertumbuhan dan perkembangan bayi termasuk untuk

kecerdasan bayi.

f) Secara alamiah ASI memberikan kebutuhan yang sesuai

dengan usia kelahiran bayi.

g) ASI bebas kuman karenadiberikan langsung dari payudara

sehingga kebersihannya terrjamin.

h) ASI mengandung banyak kadar selenium yang melindungi

gigi dari kerusakan.

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

19

i) Menyusui akan melatih daya hisap dan membantu

mengurangi insiden maloklusi dan membentuk otot pipi

yang baik.

j) ASI memberikan keuntungan psikologis.

k) Suhu ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.

2) Manfaat untuk ibu

a) Aspek kesehatan ibu

(1) Membantu mempercepat pengembalian uterus ke

bentuk semula dan mengurangi perdarahan post partum

karena isapan bayi pada payudara akan merangsang

kelenjar hipopise untuk mengeluarkan hormon

oksitosin. Oksitosin bekerja untuk kontraksi saluran

ASI pada kerlenjar air susu dan merangsang kontraksi

uterus.

(2) Menyusui secara teratur akan menurunkan berat badan

secara bertahap karena pengeluaran energi untuk ASI

dan proses pembentukannya akan mempercepat

kehilangan lemak.

(3) Pemberian ASI yang cukup lama dapat memperkecil

kejadian karsinoma payudara dan karsinoma ovarium.

b) Aspek keluarga berencana

Pemberian ASI secara esklusif dapat berfungsi sebagai

kontrasepsi karena isapan bayi merangsang hormon

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

20

prolaktin yang menghambat terjadinya ovulasi sehingga

menunda kesuburan.

c) Aspek psikologis

Menyusui memberikan rasa puas, bangga dan bahagia pada

ibu yang berhasil menyusui bayinya dan memperkuat ikatan

batin antara ibu dan anak.

3) Manfaat untuk keluarga

a) Aspek ekonomi

Mengurangi biaya pengeluaran karena ASI tidak perlu

dibeli.

Mengurangi biaya perawatan sakit karena bayi yang minum

ASI tidak mudah terkena infeksi

b) Aspek psikologis

Memberikan kebahagiaan pada keluarga dan dapat

mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.

c) Aspek kemudahan

Menyusui sangat praktis karena dapat diberikan setiap saat.

4) Manfaat untuk negara

a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak

Faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI

menjamin status gizi bayi baik, karena ASI melindungi bayi

dan anak dari penyakit infeksi.

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

21

b) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit

Subsidi untuk rumah sakit berkurang karena rawat gabung

akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi serta

mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial.

c) Mengurangi devisa untuk membeli susu formula

ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional, jika semua

ibu menyusui dapat menghemat devisa yang seharusnya

dipakai untuk membeli susu formula.

d) Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa

anak yang mendapatkan ASI dapat tumbuh kembang secara

optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan

terjamin (Marmi, 2012).

d. Fisiologis Laktasi

Pelepasan ASI berada di bawah kendali neuro-endokrin.

Rangsangan sentuhan pada payudara (bayi menghisap) akan

merangsang produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel-sel

myoepithel. Proses ini disebut sebagai "refleks prolaktin" atau

milk production reflect yang rnembuat ASI tersedia bagi bayi. Dalam

hari¬hari dini, Iaktasi refleks ini tidak dipengaruhi oleh keadaan

emosi ibu. Nantinya, reflek ini dapat dihambat oleh keadaan emosi

ibu bila is merasa takut, lelah, malu, merasa tidak pasti, atau bila

merasakan nyeri.

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

22

Hisapan bayi memicu pelepasan ASI dari alveolus mamae

melalui duktus ke sinus lactiferous.Hisapan merangsang produksi

oksitosin oleh kelenjar hypofisis posterior.Oksitosin memasuki darah

dan menyebabkan kontraksi sel-sel khusus (sel-sel myoepithel) yang

mengelilingi alveolus mamae dan duktus lactiferous. Kontraksi sel-

sel khusus ini mendorong ASI keluar dari alveoli melalui duktus

lactiferous menuju sinus lactiferous, tempat ASI akan disimpan.

Pada saat bayi menghisap, ASI di dalam sinus tertekan keluar, ke

mulut bayi. Gerakan ASI dari sinus ini dinamakan let down reflect

atau"pelepasan". Pada akhirnya, let down dapat dipacu tanpa

rangsangan hisapan. Pelepasan dapat terjadi bila ibu mendengar bayi

menangis atau sekadar memikirkan tentang bayinya (Sulistyawati,

2009).

e. Gizi Ibu Menyusui

Menurut (Saleha, 2009), Ibu yang menyusui harus memenuhi

kebutuhan akan gizi sebagai berikut :

1) Mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari

2) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, ,

mineral, dan vitamin yang cukup

3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari

4) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya

selama 40 hari pasca persalinan

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

23

5) Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan

vitamin A kepada bayinya melalui ASI

f. Cara Menyusui yang Benar

Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang

produksi susu memperkuat refleks menghisap bayi.

Posisi:

1) Posisi madona atau menggendong: bayi berbaring menghadap

ibu, leher dan punggung atas bayi diletakkan pada lengan bawah

lateral payudara. Ibu menggunakan tangan lainnya untuk

memegang payudara jika diperlukan.

2) Posisi football atau mengepit: bayi berbaring atau punggung

melingkar antara lengan dan samping dada ibu. Lengan bawah

dan tangan ibu menyangga bayi, dan ia menggunakan tangan

sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan.

3) Posisi berbaring miring: ibu dan bayi berbaring miring saling

berhadapan. Posisi ini merupakan posisi yang paling aman bagi

ibu yang mengalami penyembuhan dari proses persalinan

melalui pembedahan

Tahap tata laksana menyusui

1) Posisi badan ibu dan bayi

a) Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai

b) Pegang bayi pada belakang bahunya,tidak pada dasar kepala

c) Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

24

d) Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah

payudara ibu

e) Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu

f) Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu

garis dengan leher dan lengan bayi

g) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara

menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam

2) Posisi mulut bayi dan puting susu ibu

a) Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu dan areola

Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk

huruf C yaitu payudara dipegang dengan ibu jari dibagian

atas dan jari yang lain menopang dibawah atau dengan

pegangan seperti gunting (puting susu dan areola dijepit

oleh jari telunjuk dan jari tengah seperti gunting)

dibelakang areola

b) Sentuh pipi atau bibir bayi untuk merangsang rooting

refleks (reflek menghisap)

c) Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar ,dan lidah

menjulur kebawah

d) Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan

menekan bahu belakang bayi bukan belakang kepala

e) Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadap-

hadapan dengan hidung bayi

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

25

f) Kemudian arahkan puting susu keatas menyusuri langit-

langit mulut bayi

g) Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi,

sehingga puting susu berada diantara pertemuan langit-

langit yang keras (palatum durum) dan langit-langit yang

lunak (palatum molle)

h) Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan

gerakan memerah sehingga ASI akan keluar

i) Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan

baik,payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi

j) Beberapa ibu sering meletakkkan jarinya pada payudara

dengan hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan

bayi bernafas.hal ini tidak perlu karena hidung bayi telah

dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi

dengan lengan ibu

k) Dianjurkan tangan ibu yang bebas untuk mengelus-elus

bayi (Marmi,2012)

g. Cara Meningkatkan Produksi ASI

Upaya memperbanyak ASI menurut (Marmi, 2012)adalah:

1) Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam hari dengan lama

menyusui 10-15 menit di setiap payudara

2) Bangunkan bayi, lepaskan baju yang menyebabkan rasa gerah,

dan duduklah selama menyusui

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

26

3) Pastikan bayi menyusui dalam posisi menempel yang baik dan

dengarkan suara menelan yang aktif

4) Susui bayi di tempat yang tenang dan nyaman dan minumlah

setiap kali habis menyusui.

5) Tidurlah bersebelahan dengan bayi

6) Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum

7) Pertugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui

bayinya dan mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi

penempelan

8) Yakinkan bahwa ia dapat memproduksi susu lebih banyak

dengan melakukan hal-hal tersebut

h. Hal-hal yang Mempengaruhi Produksi ASI

Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI, menurut

(Marmi, 2012) adalah:

1) Makanan.

Makanan yang dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh

terhadap produksi ASI. Apabila makanan yang ibu makan cukup

akan gizi dan pola makan yang teratur, maka produksi ASI akan

berjalan dengan lancar.

2) Ketenangan jiwa dan pikiran.

Untuk memproduksi ASI yang balk, maka kondisi kejiwaan dan

pikiran harus tenang. Keadaan psikologis ibu yang tertekan,

sedih dan tegang akan menurunkan volume ASI.

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

27

3) Penggunaan alat kontrasepsi.

Penggunaan alat kontrasepsi pada ibu menyusui, perlu

diperhatikan agar tidak mengurangi produksi ASI. Contoh alat

kontrasepsi yang bisa digunakan adalah kondom, IUD, pil

khusus menyusui ataupun suntik hormonal 3 bulanan.

4) Perawatan payudara.

Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara

mempengaruhi hipofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin

dan oksitosin.

5) Anatomis payudara.

Jumlah lobus dalam payudara juga mempengaruhi produksi

ASI. Selain itu, perlu diperhatikan juga bentuk anatomis papila

atau puting susu ibu.

6) Faktor fisiologi.

ASI terbentuk oleh karena pengaruh dari hormon prolaktin yang

menentukan produksi dan mempertahankan sekresi air susu.

7) Pola istirahat.

Faktor istirahat mempengaruhi produksi dan pengeluaran ASI.

Apabila kondisi ibu terlalu capek, kurang istirahat maka ASI

juga berkurang.

8) Faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan

Semakin sering bayi menyusu pada payudara ibu, maka

produksi dan pengeluaran ASI akan semakin banyak. Akan

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

28

tetapi, frekuensi penyusuan pada bayi prematur dan cukup bulan

berbeda. Studi mengatakan bahwa pada produksi ASI bayi

prematur akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali

per hari selama bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan

dilakukan karena bayi prematur belum dapat menyusu.

Sedangkan pada bayi cukup bulan frekuensi penyusuan 10 ± 3

kali perhari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan

berhubungan dengan produksi ASI yang cukup. Sehingga

direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada

periode awal setelah melahirkan.Frekuensi penyusuan ini

berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar

payudara.

9) Faktor obat-obatan

Tidak semua obat dapat dikonsumsi oleh ibu menyusui,

sebaiknya ibu menyusui hanya meminum obat atas instruksi

dokter atau tenaga kesehatan.

10) Berat lahir bayi.

Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan

menghisap ASI yang lebih rendah dibanding bayi yang berat

lahir normal (> 2500 gr). Kemampuan mengisap ASI yang lebih

rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih

rendah dibanding bayi berat lahir normal yang akan

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

29

mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam

memproduksi ASI.

11) Umur kehamilan saat melahirkan.

Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi poduksi

ASI.Hal ini disebabkan bayi yang lahir prematur (umur

kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak

mampu menghisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih

rendah daripada bayi yang lahir cukup bulan. Lemahnya

kemampuan menghisap pada bayi prematur dapat disebabkan

berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ

12) Konsumsi rokok dan alkohol.

Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan

mengganggu hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi

ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin dimana

adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin.

(Marmi, 2012)

i. Volume Produksi ASI

Volume pengeluaran ASI pada minggu¬minggu pertama bayi

lahir biasanya banyak, tetapi setelah itu sekitar 450-650 ml. Seorang

bayi memerlukan sebanyak 600 ml susu per hari. Jumlah tersebut

dapat dicapai dengan menyusui bayinya selama 4-6 bulan

pertama.Karena itu selama kurun waktu tersebut ASI mampu

memenuhi kebutuhan gizinya. Setelah enam bulan volume

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

30

pengeluaran susu menjadi menurun, sejak saat itu kebutuhan gizi

tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan harus mendapat makanan

tambahan. Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu

yang terbanyak yang dapat diperoleh adalah lima menit pertama.

Penyedotan atau pengisapan oleh bayi biasanya berlangsung sampai

15-25 menit. Berdasarkan kenyataan, perhitungan sederhana

mengenai berapa jumlah air susu ibu yang diperlukan oleh bayi

adalah sebagai berikut : Bayi normal memerlukan 160-165 ml ASI

per kilogram berat badan per hari. Dengan demikian, bayi dengan

berat 4 kg memerlukan 660 ml ASI per hari dan 825 ml per hari

untuk bayi dengan berat 5 kg. Ibu-ibu harus disarankan untuk

mengkonsumsi makanan yang baik, bila memungkinkan ibu

mengkonsumsi makanan yang paling bergizi yang dapat diadakan

oleh keluarga.Jumlah energi untuk keperluan menyusui per hari

adalah 500-600 kkal atau kira-kira ¼ lebih banyak dari yang

dikonsumsi ibu secara nomal (Proverawati & Rahmawati, 2010).

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

31

B. KerangkaTeori

Gambar2.1KerangkaTeori

Sumber:Notoatmodjo,2010

1. Pengertian

2. Tingkat

Pengetahuan

3. Faktor-faktor

Yang

Mempengaruhi

Pengetahuan

4. Cara Memperoleh

Pengetahuan

1. Pengertian

Masa Nifas

2. Tujuan

Masa Nifas

3. Tahap Masa

Nifas

Pengetahuan Nifas Peningkatan

Produksi ASI

1. Pengertian Produksi

ASI

2. Komposisi Gizi

dalam ASI

3. Manfaat Menyusui

4. Fisiologis Laktasi

5. Gizi Ibu Menyusui

6. Cara Menyusui yang

Benar

7. Cara Meningkatkan

Produksi ASI

8. Hal-hal yang

Mempengaruhi

Produksi ASI

9. Volume Produksi

ASI

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

32

C. Kerangka Konsep penelitian

Keterangan:

= Diteliti

= Mempengaruhi

Gambar2.2 Kerangka Konsep

Tingkat Pengetahuan Ibu

Nifas

Baik

Cukup

Kurang

1. Faktor Internal

a. Pendidikan

b. Pekerjaan

c. Umur

2. Faktor Eksternal

a. Faktor Lingkungan

b. Faktor Sosial Budaya

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini akan menggunakan penelitian deskriptif

kuantitatif. Deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk

mendiskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi didalam

masyarakat. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau

menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang

(Notoatmodjo, 2012). Kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk

angka – angka (Riwidikdo, 2012). Penelitian ini menggambarkan Tingkat

Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi Asi di BPM

Ririn Yunianti Amd.Keb Sawahan Ngemplak Boyolali.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi dilakukan penelitian dan

sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian (Notoatmodjo, 2012).

Penelitian ini telah dilaksanakan di BPM Ririn Yunianti, Amd.Keb,

Sawahan, Ngemplak, Boyolali.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah rencana tentang jadwal yang akan dilakukan oleh

peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2007).

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

34

Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 07 April sampai tanggal 10

Mei 2015.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan (Sugiyono,2012).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di BPM Ririn

Yunianti, Amd.Keb Sawahan, Ngemplak, Boyolali pada tanggal

07 April sampai tanggal 10 Mei 2015 dengan jumlah 30 Ibu nifas.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Sugiyono,2012). Jika populasi kurang dari 100 lebih baik

diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% -

15% atau 20% - 25% atau lebih (Arikunto, 2006). Sampel dalam

penelitian ini adalah semua ibu nifas di BPM Ririn Yunianti, Amd.Keb

Sawahan, Ngemplak, Boyolali pada tanggal 07 April sampai tanggal

10 Mei 2015 dengan jumlah 30 responden.

3. Tehnik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini pengambilan sampel di lakukan dengan

sampling jenuh. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

35

kecil kurang dari 30 orang atau peneliti yang membuat generalisasi

dengan kesalahan yang sangat kecil. Sampling jenuh yaitu teknik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel (Sugiyono, 2012).

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012).

Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat

pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn

Yunianti,Amd.Keb di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten

Boyolali.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek

atau fenomena (Hidayat, 2010).

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

36

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

Tentang Cara Peningkatan Produks ASI di BPM Ririn

Yunianti,Amd.KebSawahan,Ngemplak,Boyolali

Variabel Definisi Operasional Skala Alat Ukur Kategori

Pengetahuan

Ibu Nifas

Tentang Cara

Peningkatan

Produksi ASI

Kemampuan

responden untuk

menjawab :

a. Pengertian

produksi ASI

b. Cara

meningkatkan

produksi ASI

c. Hal-hal yang

mempengaruhi

produksi ASI

d. Volume produksi

ASI

Ordinal Kuesioner 1. Baik bila nilai

responden yang

diperoleh(x) ≥ mean +

1 SD

2. Cukup bila nilai

responden yang

diperoleh mean – 1

SD≤ x≤ mean + 1 SD

3. Kurang bila nilai yang

diperoleh(x) < mean –

1 SD

(Riwidikdo, 2010)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk

pengumpulan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner tertutup yang di isi langsung oleh responden. Kuesioner tertutup

adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dengan menyediakan jawaban sehingga responden

tinggal memilih jawaban (Arikunto, 2010).

Instrumen ini ada 35 soal, dengan menggunakan Skala Guttman. Skala

ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan

jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan atau pernyataan: ya dan

tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah. Dimana

permasalahan soal tersebut mengenai tingkat pengetahuan ibu nifas tentang

cara peningkatan produksi ASI. Skala Guttman ini umumnya dibuat seperti

checklist dengan interpretasi penilaian pernyataan dengan kriteria positif

(favorable) yaitu bila menjawab benar nilainya 1 jika menjawab salah

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

37

nilainya 0 dan kriteria negatif (unfavorable) bila menjawab salah nilainya 1

dan jika menjawab benar nilainya 0. Pengisian kuisioner tersebut dengan

memberi tanda cetang (√) pada jawaban yang dianggap benar

(Hidayat, 2010).

Isi kuesioner terdiri dari pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara

Peningkatan Produksi ASI. Untuk mengetahui kuesioner penelitian ini

berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validasi dan reliabilitas. Untuk

mempermudah dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisi-kisi dari

instrumen penelitian ini :

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara

Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti,Amd.Keb

Sawahan, Ngemplak, Boyolali.

Variabel Indikator No. Pertanyaan

Jumlah Favorable Unfavorable

Tingkat

Pengetahuan

Ibu Nifas

Tentang Cara

Peningkatan

Produksi ASI

a. Pengertian

produksi ASI

b. Cara

meningkatkan

produksi ASI

c. Hal-hal yang

mempengaruhi

produksi ASI

d. Volume

produksi ASI

1*,2,3,5

7

11,12,14,16,

19,20,21,23,

25,26,28,33

33

4

6*,8,9,10

13,15,17,18,

22,24,27,29,

30,31,32,34,

35

34,35

5

5

22

3

Jumlah 17 18 35

Ket*: Item yang tidak valid

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu

benar-benar mengukur apa yang diukur. Sebuah instrumen dikatakan

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

38

valid sejauh mana mampu mengukur instrumen ini. Penelitian ini

menggunakan uji validitas dengan rumus product moment dengan

bantuan program komputer SPSS for Windows, dikatakan valid jika

nilai rxy hitung > rxy tabel atau dengan nilai p-value < 0,05

(Riwidikdo, 2013).

Menurut Riwidikdo (2012), untuk melakukan uji validitas,

minimal dilakukan terhadap 30 orang.

Menurut Riwidikdo (2013), rumus product moment adalah

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi setiap item dengan skor total.

N : Jumlah responden

X : Skor pertanyaan

Y : Skor total

XY : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Uji validitas dilaksanakandi BPM Al-firdaus Kismoyoso,

Ngemplak, Boyolali dengan menyebar kuesioner sebanyak 35

butir pernyataan kepada 30 ibu nifas. Dari 35 pernyataan yang telah

dilakukan uji validitas didapatkan hanya 33 butir pernyataan yang

dinyatakan valid sehingga untuk pernyataan nomor 1 dan 6 tidak

valid sehingga untuk 2 pernyataan tersebut tidak digunakan.

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

39

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat atau instrumen pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan

(Notoatmodjo, 2012). Kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika

memiliki nilai alpha (α) minimal 0,7 (Riwidikdo, 2013).

Untuk menguji realibilitas instrumen peneliti menggunakan

Alpa Chronbach dengan bantuan program computer SPSS for Windows.

Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:

Keterangan :

rxy : Rehabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ϭb2

: Jumlah varians butir

Ϭt2 : Varians total

Dari uji coba reliabilitas dari 30 responden dan 33 soal yang dilakukan

di BPM Al-firdaus Kismoyoso, Ngemplak, Boyolalididapatkannilairhitung

lebih besar dari nilai alpha cronbach, 0,925> (0,7) sehingga kuesioner

dikatakan reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data akan dilakukan dengan cara memberikan

lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket pada

ibu nifas yang ada di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

40

Boyolali, kemudian menjelaskan tentang cara mengisinya. Responden

diminta untuk mengisi kuesioner sampai selesai dan kuesioner diambil pada

saat itu juga oleh peneliti. Menurut Riwidikdo (2013), cara memperoleh data

dibagi menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subjek atau

objek oleh peneliti. Dalam penelitian ini data primer di dapatkan dari hasil

jawaban kuesioner tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan

produksi ASI yang diisi oleh ibu nifas di Desa Sawahan Kecamatan

Ngemplak Kabupaten Boyolali.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil pendokumentasian.

Data sekunder di dapatkan dari data ibu nifas di BPM Ririn Yunianti

Amd.Keb Sawahan, Ngemplak, Boyolali.

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya

adalah pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2012), proses

pengolahan data adalah :

a. Editing

Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus

dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

41

editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan

isian formulir atau kuesioner.

b. Coding

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan

pengkodean atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat

atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Coding pada penelitian

ini peneliti memberikan kode atau tanda pada setiap jawaban untuk

mempermudah dalam pengolahan dan analisis data serta

berpedoman pada definisi operasional.

c. Memasukan Data (Data Enty) atau Procesing

Data, yakni jawaban–jawaban dari masing–masing responden yang

dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam

program atau “software” komputer.

d. Pembersihan Data (Cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan–

kemungkinan adanya kesalahan–kesalahan kode, ketidaklengkapan,

dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

2. AnalisisData

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan analisa univariat yaitu menganalisis terhadap tiap variabel

dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan

rentang nilai dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012).

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

42

Menurut Riwididikdo (2013), untuk mendapat tiga jawaban

kategori yaitu baik cukup kurang maka menggunakan parameter :

a. Baik, bila nilai responden (x) > mean +1 SD

b. Cukup, bila nilai mean -1 SD ≤ x≤mean +1 SD

c. Kurang, bila nilai responden (x) < mean -1 SD

Menurut Riwidikdo (2013), untuk mencari nilai rata-rata diperoleh

dengan rumus :

Rumus : X =

Keterangan :

X : Rata-rata (mean)

: Jumlah seluruh jawaban responden

N : Jumlah maksimal yang harus diperoleh responden

Menurut Riwidikdo (2013), simpangan baku (standard deviation) adalah

ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-

nilai (data) terhadap rata-ratanya.

Rumus :

SD =

Keterangan:

SD : Simpangan baku (standard deviation).

X1 : Nilai responden

n : Jumlah responden

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

43

menurut Riwidikdo (2010), skor prosentase digunakan untuk

mengkategorikan data interval dalam beberapa kategori.

Rumus :

Skor prosentase =

I. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2007), etika penelitian merupakan masalah yang

sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian berhubungan langsung

dengan maslah manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan.

Masalah etika yang baru diperhatikan antara lain :

1. Informed Consent

Informed consent diberikan sebelum melakukan penelitian.

Informed consent ini berupa lembar persetuan untuk menjadi responden.

Pemberian informed consent ini bertujuan agar subjek mengerti maksud

dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia,

maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika

responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan

tersebut (Hidayat,2007). Pada penelitian ini semua responden akan di

beri lembar persetujuan.

2. Anonimity (Kerahasiaan nama/identitas)

Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar

pengumpulan data (kuisioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

44

lembar pengumpulan data tersebut. Pada penelitian ini peneliti tidak akan

mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data

(Hidayat,2007).

3. Confidentiality (kerahasiaan hasil)

Sub bab ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus

dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian

(Hidayat,2007).

Penelitian ini kerahasiaan hasil atau informasi yang telah dikumpulkan

dari setiap subjek akan dijamin.

J. Jadwal Peneltian

Dalam jadwal kegiatan diuraikan langkah-langkah kegiatan ini dari

mulai menyusun proposal penelitian, beserta waktu berjalan atau

berlangsung tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Jadwal kegiatan

penelitian terlampir.

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

G. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BPM Ririn Yunianti Amd.keb terletak

di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. BPM Ririn

Yunianti Amd.keb adalah salah satu Bidan Praktek Swasta memiliki 1

Bidan. Sarana dan prasarana ruang di BPM Ririn Yunianti terdiri dari 1

Ruang bersalin, Ruang observasi nifas terdiri dari tempat tidur, ruang

Poli Kebidanan dan Ruang Tunggu. Pelayanan yang diberikan BPM Ririn

Yunianti meliputi pemeriksaan ibu hamil (ANC) oleh bidan, pelayanan

ibu bersalin, Imunisasi, Pelayanan Keluarga Berencana, pelayanan

kesehatan Ibu dan Anak.

2. Karakteristik Responden

a. Karakteristik responden berdasarkan umur

Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur

No Umur Responden Presentase (%)

1

2

3

< 20 tahun

20 - 35 tahun

> 35 tahun

Total

2

22

6

30

7

73

20

100

Sumber: Data Primer, 2015

Berdasarkan tabel 4.1 diatas mayoritas responden penelitian tingkat

pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI

mempiunyai usia 20-35 tahun yaitu sebanyak 22 responden (73%).

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

46

b. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

No Pendidikan Responden Presentase (%)

1 SMP 9 30

2 SMA 19 63

3 PT (Perguruan Tinggi) 2 7

Total 30 100

Sumber: Data Primer, 2015

Berdasarkan tabel di atas mayoritas responden penelitian

tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI

berpendidikan SMA yaitu sebanyak 19 responden (63%).

c. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

No Pekerjaan Responden Persentase (%)

1 IRT 16 53

2 Swasta 12 40

3 PNS 2 7

Total 30 100

Sumber: Data Primer, 2015

Berdasarkan table 4.3 di atas mayoritas responden

penelitian tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan

produksi ASI mempunyai pekerjaan IRT yaitu sebanyak16

responden (53%).

3. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Cara Peningkatan Produksi ASI

di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak

Kabupaten Boyolali

Setelah dilakukan penelitian didapatkan nilai mean dan standar

deviasi,yaitu :

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

47

Tabel.4.4Mean dan Standar Deviasi

Variabel Mean Standar devisiasi

Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

Tentang Cara Peningkatan

Produksi ASI

18,86 9,02

Sumber: Data Primer 2015

Berikut ini perhitungan kategori pengetahuan responden:

a. Baik,bila nilai yang diperoleh : (x)>mean+1SD

: (x)>18,86 +1.9,02

: (x)>27,88

Jadi pengetahuan baik jika nilai responden >27,88

b. Cukup,bila nilai yang diperoleh : mean–1SD≤x≤ mean+1SD

: 18,86 – 1.9,02≤x≤18,86 +1.9,02

: 9,84 ≤x ≤ 27,88

Jadi pengetahuan cukup jika nilai responden 9,84 < x ≤ 27,88

c. Kurang,bila nilai yang diperoleh : (x) <mean-1 SD

: (x) <18,86–1. 9,02

: (x)<9,84

Jadi pengetahuan kurang jika nilai responden <9,84

Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Cara Peningkatan

Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa

Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

No Pengetahuan Jumlah Persentasi (%)

1 Baik 8 27

2 Cukup 14 47

3 Kurang 8 27

30 100

Sumber: Data Primer,2015

Dari penelitian yang telah dilaksanakan di BPM Ririn

Yunianti Amd.Keb Sawahan Ngemplak Boyolali tentang tingkat

pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di

dapatkan hasil bahwa kebanyakan responden mempunyai

pengetahuan cukup yaitu sebanyak 14 responden (47%)

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

48

H. PEMBAHASAN

Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan

produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak

Kabupaten Boyolali mayoritas mempunyai pengetahuan cukup yaitu 14

responden (47%). Menurut Wawan (2010), faktor yang mempengaruhi tingkat

pengetahuan yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan dan sosial

budaya. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 8

responden (26,7%). Menurut data yang didapat dari kuesioner untuk 8

responden tersebut berpendidikan SMA sebanyak 6 responden dan perguruan

tinggi sebanyak 2 responden. Menurut Wawan dan Dewi (2010), faktor yang

mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan yaitu bimbingan yang

diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-

cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan

untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Informasi mengenai ASI

didapatkan dari internet, televisi, tenaga kesehatan, majalah, guru.

Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI

yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 14 responden (46,7%), menurut

data yang didapat dari hasil kuesioner untuk 14 responden tersebut ibu nifas

yang berumur kurang dari 20 tahun memiliki tingkat pengetahuan cukup

sebanyak 1 responden, ibu nifas yang berumur 20-35 tahun berpengetahuan

cukup sebanyak 10 responden, ibu nifas yang berumur >35 tahun memiliki

pengetahuan cukup sebanyak 3 responden. Menurut Wawan dan Dewi (2010),

usia mempengaruhi tingkat pengetahuan yaitu semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

49

bekerja. Informasi mengenai ASI didapatkan dari televisi, radio, tenaga

kesehatan, teman.

Responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 8 responden

(26,7%), dimana 7 dari 8 responden tersebut tidak bekerja dan 1 responden

dari ibu bekerja. Sesuai dengan Wawan Dewi (2010), pekerjaan dapat

mempengaruhi pengetahuan yaitu keburukan yang harus dilakukan terutama

untuk menunjang dan kehidupan keluarga. Kebanyakan responden adalah ibu

rumah tangga, sehingga kurang dalam mendapatkan informasi. Informasi

mengenai ASI didapatkan dari televisi, radio, tenaga kesehatan, dan teman.

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Penginderaan

terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yaitu penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, raba dengan sendiri. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,

2010). Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI

diproduksi disekresi dan pengeluaran ASI sampai pada proses bayi

menghisap dan menelan ASI. Keluarnya air susu terjadi sekutar hari ketiga

setelah bayi lahir. Adapun cara untuk meningkatkan produksi ASI yaitu

dengan cara menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam hari dengan lama

menyusui 10-15 menit di setiap payudara. Membangunkan bayi dan duduklah

selama menyusui. Pastikan posisi bayi menempel yang baik dan dengarkan

suara menelan yang aktif. Menyusui bayi ditempat yang tenang dan nyaman.

Tidurlah bersebelahan dengan bayi dan harus meningkatkan istirahat dan

minum. Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan

Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

50

mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan Wawan dan

Dewi (2010).

Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI

di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali mayoritas

berpengetahuan cukup yaitu 14 responden (46,7%), hal ini disebabkan

karena adanya faktor pendidikan, pekerjaan dan usia. Pendidikan dapat

diperoleh dari formal maupun non formal yang dapat menghasilkan

perubahan atau peningkatan pengetahuan sehingga responden memiliki

pengetahuan cukup. Pekerjaan responden mayoritas adalah IRT, pedagang

dan yang memiliki pekerjaan sebagai PNS hanya beberapa saja sehingga

pekerjaan seseorang itu dapat mempengaruhi tingkat pengetahuannya.

Sebagian besar usia responden antara 20 sampai 30 tahun sehingga semakin

banyak umur, pengetahuanpun akan semakin tinggi. Faktor selanjutnya

adalah sosial budaya, lingkungan sangat mempengaruhi pengetahuan dimana

perkumpulan warga atau tetangga dapat mempengaruhi pola pikir dan

kemampuan untuk berkembangnya suatu informasi dan sosial budaya masih

sangat erat dimasyarakat saat ini dimana kepercayaan-kepercayaan dimasa

lampau masih dilakukan dan dipegang erat oleh masyarakat luas sehingga

semakin kuat suatu budaya maka dapat mempengaruhi pengetahuan

seseorang.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fabona (2012), dengan judul

“Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di

BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten

Boyolali”. Pada bulan Mei-Juni 2012 mayoritas responden berpengetahuan

Page 63: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

51

cukup yaitu 23 responden (68%). Faktor yang mempengaruhinya adalah

pendidikan, pekerjaan, umur dan lingkungan.

I. Keterbatasan Penelitian

1. Kendala Penelitan

Dalam penelitian ini memerlukan waktu yang lama karena harus

mendatangi responden dari rumah kerumah.

2. Keterbatasan Penelitian

a. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini merupakan variable tunggal sehingga hasil

penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.

a. Kuesioner

Kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup sehingga responden

hanya bias menjawab ya atau tidak dan jawaban mereka belum bisa

mengukur pengetahuan secara mendalam.

Page 64: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Responden dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang bersalin di

BPM Ririn Yunianti Amd.keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak

Kabupaten Boyolali yang berjumlah 30 responden.

1. Tingkat pengetahuan baik tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di

BPM Ririn Yunianti Amd.keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak

Kabupaten Boyolali sebanyak 8 responden (26,7%).

2. Tingkat pengetahuan cukup tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di

BPM Ririn Yunianti Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten

Boyolali sebanyak 14 responden (46,7%).

3. Tingkat pengetahuan kurang tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di

BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak

Kabupaten Boyolali sebanyak 8 responden (26,7%).

4. Faktor pendorong dan penghambat Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

Tentang Cara Peningkatan Produksi Asi di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb

Sawahan Ngemplak Boyolali yaitu pendidikan, pekerjaan, umur,

lingkungan dan sosial budaya.

Page 65: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

53

B. Saran

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan bahan masukan untuk

menambah teori atau ilmu pengetahuan dibidang kesehatan khususnya

tentang cara peningkatan produksi ASI.

2. Bagi BPM

Meningkatkan kualitas pelayanan dalam hal pemberian pendidikan

kesehatan terutama mengenai cara peningkatan produksi ASI.

3. Bagi Responden

Diharapkan untuk lebih aktif untuk mengikuti penyuluhan dan lebih

banyak mencari informasi tentang cara peningkatan produksi melalui

media massa maupun media elektronik.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan ada penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor lain dan

variable-variabel yang berhubungan dengan peningkatan produksi ASI.

Page 66: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta

2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Asdi

Mahasatya

Hidayat, A. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:

Salemba Medika

2010. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:

Salemba Medika

Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas “Peuperium Care”.

Yogyakarta: Pustaka Belajar

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.

.2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta

Prasetyono, Dwi Sunar. 2012. Buku Pintar ASI Eksklusif. Jogjakarta: DIVA Press

Proverawati, A. Rahmawati, E. 2010. Kopita Selekta ASI dan

Menyusui.Yogyakarta: Nuha Medika

Riwidikdo, H. 2012. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika

, H. 2013. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:

Pustaka Rihama

Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba

Medika

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA

Sulistyawati, A. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta:

Andi Offset

Wawan dan Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

Manusia dilengkapi contoh kuesioner. Yogyakarta: Nuha Medika