KOMPLIKASI MASA NIFAS dan PENDOKUMENTASIAN MASA NIFAS

38
BAB II PEMBAHASAN DETEKSI DINI KOMPLIKASI MASA NIFAS A. Perdarahan Pervaginam Perdarahan yang melebihi 500 ml setelah bersalin didefinisikan sebagai perdarahan pasca persalinan, terdapat beberapa permasalahan mengenai definisi ini yaitu ; a) Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur dengan cairan amnion atau dengan urine, darah juga tersebar pada spon, handuk dan kain di dalam ember dan lantai. b) Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah. c) Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan kondisi ini dapat tidak dikenali sampai terjadi syok Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penanganan aktif kala III sebaiknya dilakukan pada semua wanita yang bersalion kerana hal ini menurunkan insiden perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri. Semua ibu pasca bersalin harus dipantau dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan fase persalinan. Penyebab perdarahan : a. Atonia Uteri o Definisi Atonia uteri adalah gagalnya uterus dalam berkontraksi yang baik setelah persalinan. o Penyebab Unur yang terlalu muda/terlalu tua Paritas (multipara dan grandemultipara Partus lama Uterus terlalu regang atau besar (pada gemelli, bayi besar) 1

Transcript of KOMPLIKASI MASA NIFAS dan PENDOKUMENTASIAN MASA NIFAS

BAB II

PEMBAHASAN

DETEKSI DINI KOMPLIKASI MASA NIFAS

A. Perdarahan PervaginamPerdarahan yang melebihi 500 ml setelah bersalin didefinisikan sebagai perdarahan pasca persalinan, terdapat beberapa permasalahan mengenai definisi ini yaitu ;

a) Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur dengan cairan amnion atau dengan urine, darah juga tersebar pada spon, handuk dan kain di dalam ember dan lantai.

b) Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah.

c) Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan kondisi ini dapat tidak dikenali sampai terjadi syok

Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penanganan aktif kala III sebaiknya dilakukan pada semua wanita yang bersalion kerana hal ini menurunkan insiden perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri. Semua ibu pasca bersalin harus dipantau dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan fase persalinan.Penyebab perdarahan :

a. Atonia Uterio Definisi

Atonia uteri adalah gagalnya uterus dalam berkontraksi yang baik setelah persalinan.

o Penyebab

Unur yang terlalu muda/terlalu tua Paritas (multipara dan grandemultipara Partus lama Uterus terlalu regang atau besar (pada gemelli, bayi besar) Kelainan uterus Faktor sosial ekonomi

o Penanganan

Segera lakukan massage uterus dan suntikan ergometrin secara IV jika tindakan ini tidak berhasil, lakukan kompresi bimanual pada

uterusb. Robekan jalan lahir

o Definisi

Robekan jalan lahir adalah terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput dara, serviks, portio septum rektovaginalis akibat dari tekanan benda tumpul (Wiknjosastro, Sarwono:178).Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering pendarahan postpartum.

o Gejala

1

Perdarahan segera Darah segar mengalir segera setelah bayi lahir Kontraksi uterus baik Plasenta baik, kadang ibu terlihat pucat Ibu tampak lemah Menggigil

o Klasifikasi robekan perineum dibagi empat

Tingkat 1Robekan hanya pada selaput lendir vagina atau tanpa mengenai kulit perineum

Tingkat 2Robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot perineum transversalis, tapi tidak mengenai spingter ani.

Tingkat 3Robekan mengenai seluruh perineum dan otot spingter ani.

Tingkat 4Robekan sampai mukosa rektum

o Penanganan

Hecting pereneum

c. Retensio Plasentao Definisi

Keadaan ketika plasenta belum lahir dalam waktu lebih dari 30 menit setelah bayi lahir.

o Penyebab

Plasenta belum lepas dari dinding uterus, menurut perletakannya dibagi menjadi :

Plasenta Normal Plasenta Adesiva Plasenta Inkreta Plasenta Akreta Plasenta Perkreta

Plasenta sudah lepas akan tetapi belum di lahirkano Penanganan

Manual Plasenta Prasat Crede.

d. Tertinggalnya sisa Plasenta o Definisi

Jika ditemukan adanya kotiledon yang tidak lengkap dan masih adanya pendarahan pervaginam, padahal plasenta telah lahir

o Penanganan

Manual Plasenta Prasat Crede.

e. Inversio Uterio Definis

Keadaan ketika fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya kedalam kavum uteri.

2

o Kalsifikasi Inversio Uteri

Inversio uteri ringan : fundus uteri terbalik menonjol dalam kavum uteri, namun belum keluar dari ruangan rongga rahim.

Inversio uteri sedang : fundus uteri terbalik dan sudah masuk dalam vagina.

Inversio uteri berat : uterus dan vagina semuanya terbalik dan sudah keluar vagina.

o Penyebab

Uterus lembek, lemah, dan tipis dindingnya Grandemultipara Kelemahan alat kandungan (tonus otot rahim yang lemah). Tekanan intra abdominal yang tinggi (misalnya; mengejan/batuk)

o Penanganan

Perbaiki keadaan umum ibu Berikan oksigen Infus IV cairan elektrolit dan tranfusi darah. Lakukan reposisi dengan anestesi umum.

B. Infeksi Masa Nifas

Setelah persalinan terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin meningkatnya pembentukan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi penyeraapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5 ° C yang bukan merupakan keadaan patologis atau penyimpangan pada hari perta. Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman ke dalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas. Infeksi nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 39°C tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama dua hari.

Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan. Infeksi masa nifas masih merupakan penyebab tertinggi AKI. Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas ke saluran urinary, payudara dan pembedahan merupakan penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi dapat dilihat dari temperature atau suhu pembengkakan takikardi dan malaise. Sedangkan gejala lokal dapat berupa uterus lembek, kemerahan, dan rasa nyeri pada payudara atau adanya disuria.

Ibu beresiko terjadi infeksi post partum karena adanya luka pada bekas pelepasan plasenta, laserasi pada saluran genital termasuk episiotomi pada perineum, dinding vagina dan serviks, infeksi post SC yang mungkin terjadi.

3

Jenis-jenis infeksi masa nifas1. Septikemia dan Piemia

Septikemia adalah keadaan dimana kuman-kuman dan atau toksiknya langsung masuk ke dalam peredaran darah umum dan menyebabkan infeksi umum. Piemia dimulai dengan tromboflebitis vena daerah perlukaan yang lalu lepas menjadi embolus-embolus kecil, dibawa oleh peredaran darah umum dan terjadilah infeksi dan abses pada organ-organ tubuh yang dihinggapinya (paru-paru, ginjal, jantung, otak, dan sebagainya)

a. Gambaran klinik dan diagnosis baik septikemia dan piemiaadalah penyakit berat. Gejala Septikemia lebih akut dari piemia, ibu kelihatan sakit dan lemah, suhu badan naik 39-40° C, keadaan umum jelek, menggigil, nadi cepat 140-160 x/m atau lebih, tekanan darah turun bila keadaan umum memburuk, sesak nafas, kesadaran menurun dan gelisah.

b. Pada piemia dimulai dengan rasa sakit pada daerah tromboflebitis tidak lama postpartum dan setelah ada penyebaran thrombus terjadi gejala umum seperti di atas.

c. Pada pemeriksaan laboratorium terdapat lekositas, pada kultur darah dijumpai kuman-kuman yang pathogen.

d. Prognosis  :Septikemia dan piemia adalah infeksi berat dan angka kematian tinggi, apabila tidak diikuti peritonitis umum. Kadang-kadang walaupun dengan pemberian antibiotic dan upaya yang cukup kematian ibu tidak dihindarkan.

1. Parametriris

Parametritis adalah infeksi jaringan ikat pelvis yang dapat terjadi melalui beberapa jalan :

a. Dari servisitis atau endometritis yang tersebar melalui pembuluh limfeb. Langsung meluas dari servisitis ke dasar ligamentum sampai ke perimetriumc. Atau sekunder dari tromboflebitis

2. Salfingitiso Definisi

Salfingitis adalah peradangan adneksa. Terdiri dari salfingitis akut dan kronik. Diagnosis dan gejala klinis hampir sama dengan parametritis. Bila infeksi berlanjut dapat terjadi piosalfing. Kadang-kadang walaupun jarang, infeksi ini menjalar sampai ke tuba falopi, bahkan sampai ke ovarium.

o Penanganan

Pemberian antibiotika Reborantika untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

3. EndometritisEndometritis merupakan jenis infeksi yang paling sering. Uterus, tubavalopi, ovarium,

pembuluh-pembuluh darah dan limfe, jaringan ikat di sekitarnya dan peritoneum yang menutupi alat-alat tersebut di atas merupakan kesatuan fungsional. Radang dapat menyebar dengan cepat dar kavum uteri ke seluruh genitalia interna. Radang endometrium dinamakan endometritis, radang otot-otot uteru dinamakan miometritsi atau metritis dan radang peritoneum disekitar uterus dinamakan perimetriris.o Penyebab infeksi

bakteri endogen dan bakteri eksogeno Faktor predisposisi

nutrisi yang buruk

4

defisiensi zat besi persalinan lama ruptur membran episiotomi SC

o Gejala klinis :

endometritis tampak pada hari ke 3 post partum disertai dengan suhu yang mencapai 39 derajat celcius dan takikardi

sakit kepala kadang juga terdapat uterus yang lembek.

o penanganan : ibu harus diisolasi

4. Infeksi Pada Vulva, Vagina dan Serviko Definisi

Vulvitisaringan sekitar sayatan episiotomi membengkak, tepi luka menjadi merah dan bengkak, jahitan mudah lepas, luka yang terbuka menjadi ulkus, dan mengeluarkan pus.

VaginitisPermukaan mukosa membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus. Penyebaran dapat terjadi, tetapi pada umumnya tinggal terbatas.

ServisitisLuka servik dalam, luas, dan langsung ke dasar ligamentum dapat menyebabkan infeksi yang menjalar ke parametrium.

o Tanda dan Gejala khas Infeksi Vulva, Vagina, dan Servik

Rasa nyeri dan panas pada tempat infeksi Kadang-kadang nyeri pada saatbuang air kecil Nadi di bawah 100x/menit Getah radang dapat keluar Suhu sekitar 380C Bila luka infeksi tertutup jahitan dan getah radang tidak dapat keluar demam naik

sampai 390-400Cdi sertai menggigil.

Pencegahan Infeksi Nifasa) Masa kehamilan

Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia, malnutrisi dan kelemahan serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita ibu. Pemeriksaan dalam jangka dilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu. Begitu pula pada koitus ibu hamil tua hendaknya dihindari atau dukurangi dan dilakukan hati-hati karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban, kalu ini terjadi infeksi akan mudah masuk jalan lahir

b) Masa persalinana. Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterilisasi

yang baik, apalagi bila ketuban telah pecahb. Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lamac. Jagalah sterilitas kamar bersalin dan pakailah masker, alat-alat harus suci hama.

5

d. Perlukaan-perlukaan jalan lahir karenaa tindakan baik pervaginam maupun perabdominam dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas

e. Perdarahan yang banyak harus dicegah, bila terjadi darah yang hilang harus segera diganti dengan transfuse darah.

C. Kelainan Pada Payudaraa. Bendungan ASI

Bendungan ASI disebabkan oleh pembendungan air susu karena penyempitan duktus laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada putting susu. Keluhan mammae bengkak, keras, dan terasa panas sampai suhu badan meningkat. Penanganan sebaiknya sdimulai selama hamil dengan perawatan payudara untuk mencegah terjadinya kelainan-kelainan, bila terjadi juga berikan terafi simptomatis atau sakitnya (analgetik) sebelum menyusukan lakukan pengurutan dahulu sehingga sumbatan hilang.

Selama 24-48 jam pertama sesudah terlihatnya sekresi lakteal, payudara sering mengalami distensi menjadi keras dan berbenjol-benjol. Keadaan ini yang disebut bendungan air susu atau “caked breast”, sering menyebabkan rasa nyeri yang cukup hebat dan bisa disertai dengan kenaikan suhu. Kelainan tersebut menggambarkan aliran darah vena normal yang berlebihan dan penggembungan limfatik dalam payudara, yang merupakan prekuser regular untuk terjadi laktasi. Keadaan ini bukan merupakan overdestensi sistem lakteal oleh susu.

o Gejala

Payudara panas Keras Nyeri pada perabaan Suhu tubuh tidak naik

o Penganan

Menyokong payudara dengan BH yang menopang dan pemberian analgetik Beri stilbestrol dan memungkinkan air susu di keluarkan dengan pijitan.

b. Mastitis o Gejala

Rasa panas dingin di sertai dengan kenaikan suhu Penderita merasa lesu Tidak nafsu makan payudara membesar, nyeri. Kulit merah pda suatu tempat di bagian payudara Membengkak sedikit Nyeri saat perabaan

o Pencegahan

Perawatan puting susu pada masa laktasi merupakan usaha penting mencegah mastitis.

Perawatan puting susu dengan cara membersihkan puting susu sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah mengering.

Bila ada retak/luka puting sebaiknya bayi jangan menyusu pada bagian payudara yang sakit sampai luka senbuh. ASI dikeluarkan dengan pemijatan.

o Penanganan

6

Segera setelah mastitis di temukan, pemberian susu dari payudara yang sakit segera di hentikan dan berikan antibiotik

Bila ada abses, nanah perlu di keluarkan dengan sayatan sedikit, mungkin pada abses. Untuk kerusakan pada duktus laktiferus, sayatan dibuat sejajar.

D. Sakit kepala, nyeri epigastrik dan penglihatan kabur1) Sakit Kepala

o Sakit kepala biasa terjadi selama kehamilam dan sering merupakan ketidak nyamanan

yang normal dalam kehamilano Sakit kepala yang mwnunjukas masalah serius adalah sakit kepala yang menetap dan tidak

hilang setelah beristirahat.o Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut ibu mungkin merasa

penglihatanya kabur atau berbayang.o Sakit kepala dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklamsi.

2) Penglihatan kaburo Oleh karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berkurang setelah

persalinano Perubahan ringan adalah normal.

o Perubahan penglihatan ini mungkin di sertai dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin

merupakan gejala pre-eklamsi.3) Gejala

o Ekspresi wajah ibu seperti menahan sakit

o Mata dikerjap-kerjapkan supaya pandangan lebih jelas

o Tekanan darah meningkat (lebih dari normal)

o Kenaikan badan yang derastis selama masa kehamilan.

o Kaki oedema kanan-kiri.

4) Penanganan o Pre-eklamsi ringan

Rawat jalan Banyak istirahat Siit TKTP Diit rendah garam dan lemak Kondumsi vitamin, sayuran, dan buah. Pemberian sedatif ringan. Cek lab darah Cek lab urine.

Rawat inap Dalam dua minggu rawat jalan tidakj menunjukan perubahan Berat badan bertambah. Timbul salah satu gejala pre-eklamsi berat.

o Pre-eklamsi berat

Penderita di rawat di ruang tenag. Diit cukup protein (100 hram/hari)dan kurang garam (0,5 gram/hari) Infus RL 125/jam (20 tetes/menit) MgSO4 40gram.

7

E. Pembengkakan di wajah atau ekstremitaso Gejala

Kedaan umum ibu kelihatan menurun (lemah) Nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, suhu normaldan pernafasan

meningkat. Terdapat oedema pada wajah dan ektremitas. Pasien kelihatan pucat. Ujung jari pucat sampai berwarna biru. Berkeringat Aktivitas berkurang

o Penanganan

Banyak istirahat Diit TKTP rendah garam. Pemantauan tanda- tanda vutal Kolaborasi serta ruju pasien bila tidak ada tanda perbaikan keadaan umum. Periksa adanya varises Periksa kemerahan pada betis Periksa apakah tulang kering,pergelangan kaki, kaki oedema (perhatikan adanya

oedema pitting)

F. Demam, Muntah, Rasa Sakit Waktu BerkemihOrganisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih berasal dari flora normal perineum.

Sekarang terdapat bukti bahwa beberapa galur E. Coli memiliki pili yang meningkatkan virulensinya (Svanborg-eden, 1982).Pada masa nifas dini, sensitivitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih di dalam vesika sering menurun akibat trauma persalinan serta analgesia epidural atau spinal. Sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh episiotomi yang lebar, laserasi periuretra atau hematoma dinding vagina.

Setelah melahirkan terutama saat infuse oksitosin dihentikan terjadi diuresis yang disertai peningkatan produksi urine dan distensi kandung kemih. Overdistensi yang disertai kateterisasi untuk mengeluarkan air yang sering menyebabkan infeksi saluran kemih. 

o Gejala

Suhu tubuh meningkat Denyut nadi cepat Sakit saat di tekan daerah bagian atas simfisis pubis dan daerah lipatan paha. Pemeriksaan labolatorium jumlah leukosit meningkat, terdapat bakteri. Ibu mengeluh sering anyang-anyangan.

o Penanganan

Penberian parasetamol 500 mg sebanyak 3-4x/hari Antibiotik sesuai dengan mikroorganisme yang di temukan. Minum yang banyak. Kateterisasi bila perlu, Makan-makanan yang bergizi. Jaga kebersihan daerah genitalia.

G. Kehilangan Nafsu makan dalam Waktu yang Lama.

8

Sesudah anak lahir ibu akan merasa lelah mungkin juga lemas karena kehabisan tenaga. Hendaknya lekas berikan minuman hangat, susu, kopi atau teh yang bergula. Apabila ibu menghendaki makanan, berikanlah makanan yang sifatnya ringan walaupun dalam persalinan lambung dan alat pencernaan tidak langsung turut mengadakan proses persalinan, tetapi sedikit atau banyak pasti dipengaruhi proses persalinannya. Sehingga alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaannya kembali.

Oleh karena itu tidak benar bila ibu diberikan makanan sebanyak-banyak nya walaupun ibu menginginkannya. Tetapi biasanya disebabkan adanya kelelahan yang amat berat, nafsu makan pun terganggu sehingga ibu tidak ingin makan sampai kehilangan itu hilang.

1) Kemungkinan Penyulit Pemenuhan nutrisi pada ibu nifas akan kurang. Terjadi gangguan dalam proses laktasi dan menyusui. Kurang maksimalnya ibu dalam merawat bayinya.

2) Penaganan Pemberian dukungan mental pada ibu. Pemberian KIE mengenai pentingnya asupan gizi yang baik untuk ibu dan

bayinya. Kaji sejauh mana dukungan keluarga dalam mengatasi masalah ini. Pasilitasi dengan pemberian bimbingan dalam penyusunan menu seimbang

sesuai selera ibu.

H. Rasa sakit, merah, lunak dan pembengkakan di kakiSelama masa nifas dapat terbentuk trhombus sementara pada vena-vena manapun di pelvis

yang mengalami dilatasi dan mungkin lebih sering mengalaminya.o Faktor predisposisi :

Obesitas Peningkatan umur meternal dan tingginya paritas Riwayat sebelumnya mendukung Anestesi dan pembedahan dengan kemungkinan trauma yang lama pada keadaan

pembuluh vena. Anemia maternal Hypotermi dan penyakit jantung Endometritis Varicostitis

o Manifestasi

Timbul secara akut Timbul rasa nyeri akibat terbakar Nyeri tekan permukaan 

o Gejala

Suhu badan meningkat selama 7 hari mulai hari ke 10-20 yang di sertai menggil dan nyeri.

Nyeri hebat pada lipatam paha.

9

Oedema terjadi sesudah atau sebelum terjadinya nyer, pada umumny terdapat pada paha.

Nyeri pada betis.o Penanganan

Kaki di tinggikan untuk mengurangi oedema. Kaki di balut dengan elastis. Tirah baring Antibiotik dan analgetik. Antikoagulansia untuk mencegah bertambah luasnya thrombus dan mengurangi

bahaya emboli.

I. Merasa Sedih atau Tidak Mampu Mengasuh Sendiri Bayinya atau Dirinya SendiriPada minggu-minggu awal setelah persalinan kurang lebih 1 tahun ibu post partum cenderung akan mengalami perasaan-perasaan yang tidak pada umumnya seperti merasa sedih, tidak mampu mengasuh dirinya sendiri dan bayinya.

o Faktor penyebab :

Kekecewaan emosional yang mengikuti kegiatan bercampur rasa takut yang di alami kebanyakan wanita selama hamil dan melahirkan

Rasa nyeri pada awal masa nifas Kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan telah melahirkan

kebanyakan di rumah sakit Kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya setelah meninggalkan

rumah sakit Ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi.

o Etiologi

Perubahan Hormon Stress ASI tida keluar dan bayi sakit. Frustasi yang tidak mau tidur. Kelelahan pasca melahirkan. Suami yang tidak mau membantu. Problem dengan orangtua dan mertua. Takut kehilangan bayi. Takut untuk memulai hubungan suami isteri. Rasa bosan si ibu dan problem dengan si sulung.

o Penanganan

Pelajari diri sendiri. Tidur dan makan yang cukup. Olahraga. Hindari perubahan hidup sebelum dan sesudah melahirkan. Beritahukan perasaan anda. Dukungan keluarga dan orang lain. Persiapkan diri dengan baik. Lakukan pekerjaan rumah tangga. Dukungan emosional.

PENDOKUMENTASIAN MASA NIFAS

10

A. 7 LANGKAH MANAJEMEN KEBIDANAN MENURUT HELEN VARNEY1. Pengkajian (Pengumpulan data dasar)

Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien.

A. Data Subyektif1) Biodata yang mencakup identitas pasien

NamaNama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.

UmurDicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas.

AgamaUntuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa.

PendidikanBerpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh-mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya.

Suku/bangsaBerpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari hari.

PekerjaanGunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.

AlamatDitanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan

11

a. Keluhan Utama

Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas, misalnya pasien merasa mules, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada perineum.

b. Riwayat Kesehatan1) Riwayat kesehatan yang lalu

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti: Jantung, DM, Hipertensi, Asma yang dapat mempengaruhi pada masa nifas ini.

2) Riwayat kesehatan sekarangData-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayinya.

3) Riwayat kesehatan keluargaData ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya.

c. Riwayat Perkawinan.

Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status menikah syah atau tidak, karena bila melahirkan tanpa status yang jelas akan berkaitan dengan psikologisnya sehingga akan mempengaruhi proses nifas.

d. Riwayat Obstetrika) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.

Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu.

b) Riwayat Persalinan sekarang.Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan bayi meliputi PB, BB, penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah proses persalinan mengalami kelainan atau tidak yang bisa berpengaruh pada masa nifas saat ini.

e. Riwayat KB

Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa.

f. Kehidupan Sosial Budaya

Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adapt istiadat yang akan menguntungkan atau merugikan pasien khususnya pada masa nifas misalnya pada kebiasaan pantang makan.

12

g. Data Psikososial

Untuk mengatahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya. Wanita mengalami banyak perubahan emosi / psikologis selama masa nifas sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Cukup sering ibu menunjukan depresi ringan beberapa hari setelah kelahiran. Depresi tersebut sering disebut sebagai postpartum blues. Postpartum blues sebagian besar merupakan perwujudan fenomena psikologis yang dialami oleh wanita yang terpisah dari keluarga dan bayinya. Hal ini sering terjadi sering diakibatkan oleh sejumlah faktor.

Penyebab yang paling menonjol adalah :

a) Kekecewaan emosional yang mengikuti rasa puas dan takut yang dialami kebanyakan wanita selama kehamilan dan persalinan.

b) Rasa sakit masa nifas awal.c) Kelelahan karena kurang tidur selama persalinan dan postpartum.d) Kecemasan pada kemampuannya untuk merawat bayinya setelah me-ninggalkan rumah sakit.e) Rasa takut menjadi tidak menarik lagi bagi suaminya.

Menjelaskan pengkajian psikologis:

a) Respon keluarga terhadap ibu dan bayinyab) Respon ibu terhadap bayinyac) Respon ibu terhadap dirinya

h. Data Pengetahuan

Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu tentang perawatan setelah melahirkan sehingga akan menguntung-kan selama masa nifas.

i. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari. Nutrisi

Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan.

EliminasiMenggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, wama, jumlah.

IstirahatMenggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur misalnya membaca, mendengarkan musik, kebiasaan mengkonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu luang. Istirahat sangat penting bagi ibu masa nifas karena dengan istirahat yang cukup dapat memper-cepat penyembuhan.

Personal hygieneDikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia, karena pada masa nifas masih mengeluarkan lochea.

Aktivitas

13

Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari. Pada pola ini perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap kese-hatannya. Mobilisasi sedini mungkin dapat mempercepat proses pengembalian alat - alat reproduksi. Apakah ibu melakukan ambulasi, seberapasering, apakah kesulitan, dengan bantuan atau sendiri, apakah ibu pusing ketika melakukan ambulasi.

B. Data Obyektif

Dalam menghadapi masa nifas dari seorang klien, seorang bidan harus mengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan klien dalam keadaan stabil. Yang termasuk dalam kom-ponen-komponen pengkajian data obyektif ini adalah:

a. Vital sign

 Ditujukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang dialaminya.

1) Temperatur / suhu

Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama masa nifas pada umumnya disebabkan oleh dehidrasi, yang disebabkan oleh keluarnya cairan pada waktu melahirkan, selain itu bisa juga disebabkan karena isirahat dan tidur yang diperpanjang selama awal persalinan. Tetapi pada umumnya setelah 12 jam post partum suhu tubuh kembali normal. Kenaikan suhu yang mencapai > 38 2 C adalah mengarah ke tanda - tanda infeksi.

2) Nadi dan pernafasan Nadi berkisar antara 60 - 80x/menit. Denyut nadi di atas 100 x/ menit pada masa nifas adalah

mengindikasikan adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa diakibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena kehilangan darah yang berlebihan.

Jika takikardi tidak disertai panas kemungkinan disebabkan karena adanya vitium kordis. Beberapa ibu postpartum kadang - Kadang mengalami bradikardi puerperal, yang denyut

nadinya mencapai serendah – rendahnya 40 sampai 50x/menit, beberapa alasan telah diberikan sebagai penyebab yang mungkin, tetapi belum ada penelitian yang mem-buktikan bahwa hal itu adalah suatu kelainan.

Pernafasan harus berada dalam tentang yang normal, yaitu sekitar 20 - 30x/menit.

3) Tekanan darah

Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi postpartum, tetapi keadaan ini akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada penyakit - penyakit lain yang menyertainya dalam 2 bulan pengobatan .

b. Pemeriksaan fisik

14

Pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Menjelaskan pemeriksaan fisik

a) Keadaan buah dada dan puting susu Simetris/ tidak Konsistensi, ada pembengkakan/ tidak Puting menonjol/tidak.lecet/tidak

b) Keadaan abdomen Uterus: Normal : Kokoh, berkontraksi baik Tidak berada di atas ketinggian fundal saat masa nifas segera

Abnormal: Lembek Di atas ketinggian fundal saat masa post partum segera Kandung kemih : bisa buang air/ tak bisa buang air

c) Keadaan genitalia Lochea:

Normal: Merah hitam (lochia rubra) Bau biasa Tidak ada bekuan darah atau butir-butir darah beku (ukuran jeruk

kecil) Jumlah perdarahan yang ringan atau sedikit (hanya perlu mengganti

pembalut setiap 3-5 jam)Abnormal:

Merah terang Bau busuk Mengeluarkan darah beku Perdarahan berat (memerlukan penggantian pembalut setiap 0-2

jam) Keadaan perineum : oedema, hematoma, bekas luka episiotomi/

robekan, hecting Keadaan anus : hemorrhoid Keadaan ekstremitas

c. Data penunjang

2. Intepretasi Data

15

Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah berdasarkan intepretasi yang benar atas data - data yang telah dikumpulkan. Dalam langkah ini data yang telah dikumpulkan diintepretasikan menjadi diagnosa kebidanan dan masalah. Keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam rencana asuhan terhadap pasien, masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang diidentifikasikan oleh bidan.

a. Diagnosa Kebidanan

Diagnosa dapat ditegakkan yang berkaitan dengan Para, Abortus, Anak hidup, umur ibu, dan keadaan nifas.

Data dasar meliputi:

1) Data Subyektif

Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah abortus atau tidak, keterangan ibu tentang umur, keterangan ibu tentang keluhannya.

2) Data Obyektif

Palpasi tentang tinggi fundus uteri dan kontraksi, hasil pemeriksaan tentang pengeluaran pervaginam, hasil pemeriksaan tanda - tanda vital.

b. Masalah

Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien.

Data dasar meliputi:

a) Data Subyektif: Data yang didapat dari hasil anamnesa pasienb) Data Obyektif : Data yang didapat dari hasil pemeriksaan

3. Diagnosa Potensial

Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi. Pada langkah ini diidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa, hal ini membutuhkan antisipasi, pencegahan, bila memungkinkan menunggu mengamati dan bersiap-siap apabila hal tersebut benar-benar terjadi. Melakukan asuhan yang aman penting sekali dalam hal ini.

4. Antisipasi Masalah

Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manajemen kebidanan. Identifikasi dan menetap-kan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien.

16

5. Perencanaan

Langkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau di antisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah diluhat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya.

Penyuluhan, konseling dari rujukan untuk masalah-masalah social, ekonomi atau masalah psikososial. Adapun hal-hal yang perlu dilakukan pada kasus ini adalah

a. Observasi meliputi keadaan umum, kesadaran, tanda - tanda vital, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, anjurkan ibu untuk segera berkemih, observasi mobilisasi dini, jelaskan manfaatnya. Menganjurkan pada, ibu untuk kembali mengerjakan pekerjaan sehari - hari.

b. Kebersihan diri1) Jaga kebersihan seluruh tubuh teruatama daerah genetalia2) Ganti pembalut minimal 2 kali sehari atau setiap kali selesai

c. Istirahat1) Cukup istirahat2) Beri pengertian manfaat istirahat3) Kembali mengerjakan pekerjaan sehari-hari

d. Gizi1) Mengkonsumsi makanan yang bergisi, bermutu dan cukup kalori, sebaiknya ibu

makan makanan yang mengandung protein, vitamin dan mineral2) Minum sedikitnya 3 liter air sehari atau segelas setiap habis menyusui.3) Minum tablet Fe / zat besi selama 40 hari pasca persalinan.4) Minum vitamin A (200.000 unit) agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya

melalui ASI.e. Perawatan payudara

1) Menjaga kebersihan payudara2) Memberi ASI ekslusif sampai bayi umur 6 bulan.

f. Hubungan sexual

  Memberi pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan.

g. Keluarga berencana

Menganjurkan pada ibu untuk segera meng-ikuti KB setelah masa nifas terlewati sesuai dengan keinginannya.

17

6. Melaksanakan Perencanaan

Asuhan penyuluhan pada klien dan keluarga. Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman.

a. Mengobservasi meliputi1) Keadaan umum2) Kesadaran3) Tanda - tanda vital dengan mengukur (tekanan darah, suhu, nadi, respirasi).4) Tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.5) Menganjurkan ibu untuk segera berkemih karena apabila kandung kencing penuh

akan menghambat proses involusi uterus.6) Menganjurkan pada ibu untuk mobilisasi dini untuk memperlancar pengeluaran

lochea, memperlancar peredaran darah.b. Kebersihan diri

1) Menjaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genetalia.2) Mengganti pembalut minimal dua kali sehari atau setiap kali selesai BAK

c. Istirahat1) Memberi saran pada ibu untuk cukup tidur siang agar tidak terlalu lelah.2) Memberi pengertian pada ibu, apabila kurang istirahat dapat menyebabkan produksi

ASI kurang, proses involusi berjalan lambat sehingga dapat menyebabkan perdarahan.

3) Menganjurkan pada ibu untuk kembali mengerjakan pekerjaan sehari - hari.d. Gizi

1) Mengkonsumsi makanan yang bergisi, bermutu dan eukup kalori, sebaiknya ibu makan makanan yang mengandung protein, vitamin dan mineral.

2) Minum sedikitnya 3 liter air sehari atau segelas setiap habis menyusui.3) Minum tablet Fe / zat besi selama 40 hari pasca persalinan.4) Minum vitamin A (200.000 unit) agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya

melalui ASI.e. Perawatan payudara

1) Menjaga kebersihan payudara2) Memberi ASI ekslusif sampai bayi umur 6 bulan.

f. Hubungan sexual

Memberi pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan.

g. Keluarga berencana

Menganjurkan pada ibu untuk segera meng-ikuti KB setelah masa nifas terlewati sesuai dengan keinginannya.

7. Evaluasi

18

Langkah ini merupakan langkah terakhir guna  mengetahui apa yang telah dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setjap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif atau merencanakan kembali yang belum terlaksana.

B. METODE PENDOKUMENTASIAN ‘SOAP’

S : Subjektif

Data Subjektif, berhubungan masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya

O : Objektif

Data Objektif, pendokumentasian dari hasil observasi, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Catatan medic dapat dimasukkan dalam data objektif sebagai data penunjang

A : Analysis/Assesment

Asessment/analysis, kesimpulan dari data subjektif dan Objektif. Analisis data mencakup diagnosis/masalah kebidanan, diagnosis/masalah potensial, antisipaso disgnosis/masalah potensial dan tindakan segera.

P : Planning/penatalaksanaan

Planning, membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan dating. Rencana disusun berdasarkan hasil analisi dan interpretasi data. Rencana bertujuan mengusahakan tercapainya kondisi optimal dan kesejahteraan pasien. Rencana ini harus bisa mencapai kriteria tujuan yang ingin dicapai dalam batas waktu tertentu. Planning dalam soap juga mengadung implementasi dan evaluasi.

BAB III

TINJAUAN KASUS

19

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.A P4A0 2 HARI POST PARTUM

Tanggal/ Jam Pengkajian : 05-11-2012 /09.00 WIB

Tempat Pengkajian : rumah Ny.A

Pengkaji : kelompok II

3.3  Data Subjektif

Ibu merasa lebih, sudah tidak merasa cape pada daerah pinggang, ibu masi mengkonsumsi

obat yang di berikan bidan, tidak ada makanan yang di pantang kecuali pedes, buang air besar

dan buang air kecil normal. ibu merasa senang bisa merawat bayinya.

3.4  Data Objektif

a.       Keadaan umum : Baik

b.      Keadaan emosional : Senang

c.       Keadaan Vital : Tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 81 x/menit,

pernapasan 20 x/menit, suhu tubuh 36.7 °C

d.      Mata : konjungtiva merah muda dan sclera putih

e.       Payudara : Bentuk simetris, puting susu menonjol, bersih,

tidak ada nyeri tekan, ASI sudah keluar.

f.       Abdomen : TFU 3 jari diatas simpisis, kontraksi uterus baik,

konistensi keras kandung kemih kosong.

h.    Genitalia : Pengeluaran darah lochea rubra (merah),

Berbau anyir, luka jahitan bersih,

mengobservasi perdarahan pervaginam ± 5 cc

I.         Extremitas : tidak ada oedema pada tangan dan kaki,

tidak ada varices, reflek patella positif,

tanda homman tidak ada.

3.3    Analisa

Ny. A usia 35 tahun P4A0 Post partum 2 hari dengan keadaan umum ibu baik.

20

3.2    Penatalaksanaan

a.       Mengobservasi KU, TTV, kontraksi uterus, TFU, kandung kemih, perdarahan, observasi

sudah di lakukan.

b.      Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu mengerti keadaan dirinya.

c.       Menjelaskan pada ibu tanda bahaya post partum, ibu mengerti tandah bahaya masa nifas.

d.      Memberi motivasi ibu untuk memberikan asi sesering mungkin, Ibu mengatakan akan

mencobanya

e.       Mengajarkan cara menyusui yang benar dan cara menyendawakan bayi setelah menyusui,

ibu mampu mempraktekanya.

f.       Memeritahu ibu untuk selalu menjaga kebersihan dirinya khususnya genitalia dan melakukan

perawatan luka jahitan, ibu akan melakukan anjuran bidan.

g.      Menganjurkan istirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas yang berlebih, ibu akan

istirahat yang cukup sesuai anjuran bidan.

h.      Menganjurkan ibu tidak memantang makanan yang bergizi bagi ibu nifas, ibu akan mencoba

anjuran bidan.

i.        Mendiskusikan kembali kunjungan rumah 1 hari brikutntya tepatnya hari ke 3 post partum,

Kunjungan rumah di lakukan pada tanggal 02-06-2012.

j.        Mendokumentasikan hasil asuhan, asuhan sudah di dokumentasikan dalam bentuk SOAP.

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.N P4A0 6 HARI POST PARTUM

21

Tanggal/ Jam Pengkajian : 09-11- 2012 / 16.00 WIB

Tempat Pengkajian : Rumah Ny.A

Pengkaji : kelompok II

3.1 Data Subjektif

Ibu merasa lebih baik, tidak ada keluhan,asi keluar banyak tidak ada masalah pola makan

dan istirahat, buang ari kecil dan besar normal, ibu mengatakan pegeluaran dari jalan lahir

berupa darah warna kecoklatan dan jumlahnya sedikit

3.2  Data Objektif

a.    Keadaan umum : Baik

b.    Keadaan emosional : Senang

c.    Keadaan Vital : Tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 81 x/menit,

pernapasan 22x/menit, suhu tubuh 36.7 °C

d.   Mata : konjungtiva merah muda dan sclera putih

e.    Payudara : Bentuk simetris, puting susu menonjol, bersih,

tidak ada nyeri tekan, tidak ada bendungan,

Asi sudah keluar.

f.     Abdomen : TFU 1 jari diatas simpisis, kontraksi uterus baik,

Involusi baik, diastestirecti (-), kandung kemih kosong.

g.    Genitalia : Pengeluaran darah lochea sanguelenta

(merah kecoklatan), luka jahitan kering

tidak ada tanda infeksi.

h.    Extremitas : tidak ada oedema pada tangan dan kaki,

tidak ada varices, tanda homman tidak ada.

3.3    Analisa

Ny. A usia 35 tahun P4A0 Post partum 6 hari dengan keadaan umum ibu baik, proses involusi

baik, lactasi baik

3.4    Penatalaksanaan

a.       Meritahu ibu tentang hasil pemeriksaan,ibu dan keluarha mengetahui hasil pemeriksaan.

b.      Menjelaskan pada ibu tanda bahaya nifas, ibu mengerti tanda bahaya ibu nifas.

c.      Menganjurkan ibu untuk istirahat dan mengurangi aktifitas yang berlebih, ibu mau

melakukanya.

22

d.     Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi bagi ibu nifas, ibu mau

melakukanya.

e.      Memberitahu ibu untuk selalu menjaga personal haygine khususnya genitalia dan merawat

luka jahitan, ibu akan melakukan anjuran bidan.

f.      Mengingatan kembali perawatan payudarah, ibu mengingat dan masih mampu

mempraktekanya.

g.     Mengingatkan kembali cara senam nifas, ibu mampu mempraktekanya dengan baik dan

benar.

h.     Mengingatkan kembali teknik menyusui yang benar, ibu masih mengingatnya dan

melakukanya setiap menyusui bayinya.

i.       Menjadwalkan kunjungan ulang berikutnya 3 minggu post partum, Kunjungan rumah di

lakukan pada tanggal 20-06-2012.

j.       Mendokumentasika hasil asuhan, asuhan sudah di dokumentasikan dalam SOAP.

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.N P4A0 6 MINGGU POST PARTUM

23

Tanggal/ Jam Pengkajian : 15-12- 2012 / 16.00 WIB

Tempat Pengkajian : Rumah Ny.A

Pengkaji : Kelompok II

3.1  Data Subjektif

Ibu mengeluh masih merasakan nyeri saat BAK, ibu mengatakan pegeluaran dari jalan lahir

berupa darah warna putih kadang- kadang sudah tidak keluar.

3.2  Data Objektif

a.       Keadaan umum : Baik

b.      Keadaan emosional : Senang

c.       Keadaan Vital : Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 81 x/menit,

pernapasan 22x/menit, suhu tubuh 36.7 °C

d.      Mata : konjungtiva merah muda dan sclera putih

e.       Payudara : Bentuk simetris, puting susu menonjol, bersih,

tidak ada nyeri tekan, tidak ada bendungan,

ASI sudah keluar lancar.

f.       Abdomen : TFU tidak trabah (-), diasestiracti tidak

Terabah (-) involusi uterus baik.

terabah kontraksi baik, kandung kemih kosong

ada nyeri BAK.

g.      Genitalia : Pengeluaran darah lochea alba (putih),

luka jahitan kering tidak ada tanda infeksi.

h.      Extremitas : tidak ada oedema pada tangan dan kaki,

tidak ada varices, tanda homman tidak ada.

3.3    Analisa

Ny. A usia 35 tahun P4A0 Post partum 6 minggu perlukonsultasi dokter.

3.4    Penatalaksanaan

a.    Memeritahu hasil pemeriksaan, ibu mengerti keadaan dirinya.

24

b.    Menganjurkan ibu minum lebih dari 8 gelas/ hari, ibu akan mencoba melakukan anjuran

bidan.

c.    Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK di malam hari, ibu akan mencoba anjuran

bidan.

d.   Memberitahu ibu untuk selalu menjaga personal haygine khususnya genitalia

e.    Menganjurkan ibu untuk konsultasi dengan dr.Umum untuk mengatasi keluhan ibu, ibu

sudah memriksakan keluhan ke dr.puskesmas.

f.     Menjelaskan tentang tanda bahaya, ibu mengetahui tanda bahaya ibu nifas.

g.    Menganjurkan istirahat yang cukup, ibu sudah melakukan anjuran bidan.

h.    Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi bagi ibu nifas, ibu mau melakukan

anjuran bidan.

i.      Mengingatkan kembali alat kontrasepsi efektif terpilih, ibu masih mengingatnya.

j.      Memeritahu efeksamping alat kontrasepsi efektif terpilih, ibu mengetaui efeksamping

macam-macam alat kontrasepsi.

k.    Membimbing ibu memilih alat kontrasepsi efektif terpilih, ibu memilih KB suntik 3 bulan

depoprogestin.

l.      Meminta persetujuan kepada ibu atas pilihan alat kontrasepsi yang ibu pilih, ibu setuju dan

mau menandatanganinya.

m.  Menyiapkan alat dan obat KB suntik 3 bulan dan menyuntikanya depoprogestin, obat sudah

di suntikkan.

n.    Melengkapi data dan kunjungan ulang di kartu ibu dan register, sudah di catat di kartu ibu.

o.    Mendokumentasikan hasil asuhan, asuhan sudah didokumentasikan dalam bentuk SOAP dan

kartu ibu.

BAB IV

PENUTUP

25

A.      Kesimpulan

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam setelah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan.

Komplikasi dan penyulit masa nifas yaitu

1. Perdarahan pervaginam2. Infeksi masa nifas3. Sakit kepala, nyeri epigastrik dan penglihatan kabur4. Pembengkakan di wajah atau ekstremitas5. Demam, muntah rasa sakit saat berkemih6. Payudara yang berubah jadi merah, panas dan terasa sakit7. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama8. Rasa sakit, merah, lunak dan pembengkakan kaki9. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya sendiri.

Pendokumentasian masa nifas1. 7 langkah varney2. Metode SOAP

B.       Saran

1.    Institusi

Memperbanyak lagi buku referensi sebagai bahan kepustakaan bagi mahasiswa khususnya kebidanan.

2.    Mahasiswa

Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam penanganan kasus kompliksi ibu nifas serta dapat mendeteksi lebih dini pada komplikasi masa nifas dan mampu mengetahui dan mengaplikasikan pendojumentasian masa nifas dalam bentuk varney dan SOAP.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anggraini, Y., 2010, Asuhan Kebidanan Masa Nifas, Pustaka Rihama, Yogyakarta

26

2. Mochtar, R., 1998, Sinopsis Obstetri, EGC, Jakarta

3. Saifuddin, A.B.,2008, Ilmu Kebidanan Sarwono Prawihardjo, PT Bina Pustaka  Sarwono Prawihardjo, Jakarta

4. Maryinani, Anik (2009). Asuhan Pada Dalam Masa Nifas (Post Partum). Jakarta : Trans Info Media

5. Wheeler, Linda (2004). Asuhan Prantal Dan Pasca Partum. Jakarta : EGC

6. Jannah, Nurul.2011.Asuhan Kebidanan Ibu Nifas.jogjakarta.Ar-Ruzz media

27