Tetanus- Implementasi Kel.1

17
IMPLEMENTASI Nama Klien : Diagnosa Medis : Umur : NO DX Hari/ Tgl/ Jam IMPLEMENTASI EVALUASI 1 1 Rabu, 8/9/05 Jam Kamis 9/9/05 Jam 15.00 1. trismus, kaku leher dan kaku abdomen Trismus : 3 cm Kaku leher (+) Kaku abdomen (+) Kejang klonik (-) 2. menempatkan diatas bantal 3. pemberian diazepam ( drips 2 amp) 1. Mengobservasi adanya trismus, kaku leher dan kaku abdomen Trismus : 3 cm S: _Orang tua klien mengatakan sebelum masuk RS klien tidak mampu membuka mulut, leher kaku. O: - Trismus : 3 cm - Kaku leher (+) - Kaku abdomen (+) - Kejang klonik (-) A: Resiko penghentian pernapasan masih ada. P: Lanjutkan intervensi 1.Mengobservasi adanya trismus, kaku leher dan kaku abdomen 2. Mengatur kepala dan menempatkan diatas bantal 3. Penatalaksanaan pemberian diazepam perdrips. S: _Orang tua klien mengatakan mulut anaknya mulai dapat membuka.

description

implementasi

Transcript of Tetanus- Implementasi Kel.1

IMPLEMENTASI

IMPLEMENTASI

Nama Klien

:

Diagnosa Medis :

Umur

:

NO DX Hari/Tgl/ JamIMPLEMENTASIEVALUASI

11

1

Rabu, 8/9/05Jam

Kamis 9/9/05Jam 15.00

16.00

18.00

Jumat

10/9/05Jam 15.00

18.001. Mengobservasi adanya trismus, kaku leher dan kaku abdomen

Trismus : 3 cm

Kaku leher (+)

Kaku abdomen (+)

Kejang klonik (-)

2. Mengatur kepala dan menempatkan diatas bantal

3. Penatalaksanaan pemberian diazepam ( drips 2 amp)1. Mengobservasi adanya trismus, kaku leher dan kaku abdomen

Trismus : 3 cm

Kaku leher (+)

Kaku abdomen (+)

Kejang klonik (-)

2. Menganjurkan orang tua klien untuk mengurangi rangsangan ( suara, sentuhan kepada klien )3. Penatalaksanaan pemberian diazepam ( oral )1. Mengobservasi adanya trismus, kaku leher dan kaku abdomen

Trismus : (-)

Kaku leher (-)

Kaku abdomen (+)

Kejang klonik (-)

2. Penatalaksanaan pemberian diazepam ( oral )

S:

_Orang tua klien mengatakan sebelum masuk RS klien tidak mampu membuka mulut, leher kaku.

O:

- Trismus : 3 cm

- Kaku leher (+)

- Kaku abdomen (+)

- Kejang klonik (-)

A: Resiko penghentian pernapasan masih ada.

P: Lanjutkan intervensi

1. Mengobservasi adanya trismus, kaku leher dan kaku abdomen

2. Mengatur kepala dan menempatkan diatas bantal

3. Penatalaksanaan pemberian diazepam perdrips.

S:

_Orang tua klien mengatakan mulut anaknya mulai dapat membuka.

O:

- Trismus : 3 cm

- Kaku leher (-)

- Kaku abdomen (+)

A: Resiko penghentian pernapasan masih ada.

P: Lanjutkan intervensi

1. Mengobservasi adanya trismus, kaku leher dan kaku abdomen

2. Mengatur kepala dan menempatkan diatas bantal

3. Penatalaksanaan pemberian diazepam oral.

S:

_Orang tua klien mengatakan anaknya mulai dapat bicara

O:

- Trismus : (-)

- Kaku leher (-)

- Kaku abdomen (+)

A: Resiko penghentian pernapasan berkurang

P: Lanjutkan intervensi

1. Mengobservasi adanya trismus, kaku leher dan kaku abdomen

2. Penatalaksanaan pemberian diazepam oral.

IMPLEMENTASINama Klien

:

Diagnosa Medis :

Umur

:

NO DX Hari/Tgl/ JamIMPLEMENTASIEVALUASI

22Kamis 8/9/05Jam

15.3018.00

Jumat

9//9/05Jam

15.30

18.00

1. Mengobservasi frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan

Frekuensi napas: 28 x/ menit

Irama : regular

Suara napas: Bronchovesikuler.

2. Melakukan pemeriksaan auskultasi dada dan observasi adanya batuk dan lendir

BT : Ronchi basah

Batuk (+), lendir (+)

3. menganjurkan kepada orang tua klien untuk menghindarkan anak dari debu dan asap rokok.

4. Penatalaksanaan pemberian antibiotic (Ampicillin 300mg/ iv)1. Mengobservasi frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan

Frekuensi napas: 28 x/ menit

Irama : regular

Suara napas: Bronchovesikuler.

2. Melakukan pemeriksaan auskultasi dada dan observasi adanya batuk dan lendir

BT : Ronchi basah

Batuk (+), lendir (+)

3. Membantu klien untuk latihan napas dan batuk efektif :

Klien tidak mampu melakukan batuk.

4. Menganjurkan kepada orang tua klien untuk menghindarkan anak dari debu dan asap rokok.

5. Penatalaksanaan pemberian antibiotic (Ampicillin 300mg/ iv)

S:

Orang tua klien mengatakan anaknya tidak mampu batuk secara kuat.O:

Frekuensi napas : 28 x/menit

BT : ronchi basah

Batuk : (+),

Lendir (+)

A:

Bersihan jalan napas belum efektif

.

P: Lanjutkan intervensi

1. Bantu klien latihan napas da batuk efektif2. Anjurkan orang atua klien untuk meningkatkan masukan cairan dan berikan air hangat

..4. lakukan fisioterapi dada ( postural Drainase )S:

Orang tua klien mengatakan klien tetap tidak mampu batuk secara kuat.O:

Frekuensi napas: 28 x/ menit

Irama : regular

Suara napas: Bronchovesikuler A: Bersihan jalan napas belum efektif.

P: Lanjutkan intervensi

1. Bantu klien latihan napas da batuk efektif2. Anjurkan orang atua klien untuk meningkatkan masukan cairan dan berikan air hangat

..

3. Lakukan fisioterapi dada (postural drainase)

IMPLEMENTASINama Klien

:

Diagnosa Medis :

Umur

:

NO DX Hari/Tgl/ JamIMPLEMENTASIEVALUASI

33

3Rabu 8/9/05Jam

15.30

18.00

Kamis9//9/05Jam

15.30

18.00

Jumat

10//9/05Jam

16.00

18.00

1. Mengkaji kemampuan klien untuk mengunyah dan menelan

2. Melakukan pemeriksaan auskultasi peristaltic

Peristaltik (+ ) 5x/menit

3. Memantau pola makan dan jenis makanan yang dikonsumsi

Anak tidak ada napsu makan.

Anak hanya minum air susu.

4. Penatalaksanaan pemberian cairan pparentral ( Infus Dex. 5 % 14 tetes/ menit )

1. Mengkaji kemampuan klien untuk mengunyah dan menelan

2. Melakukan pemeriksaan auskultasi peristaltic

Peristaltik (+ ) 5x/menit

3. Menganjurkan orang tua untuk memberikan makanan setengah cair, makanan lunak ( bubur, agar-agar).

4. Menganjurkan kepada orang tua klien untuk tetap memberikan minuman bernutrisi ( susu )5. Penatalaksanaan pemberian cairan pparentral ( Infus Dex. 5 % 8 tetes/ menit )

1. Mengkaji kemampuan klien untuk mengunyah dan menelan.

2. Menganjurkan kepada orang tua klien untuk tetap memberikan makanan lunak atau setengah cair.

3. Mengenjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dalam jumlah kecil tapi sering.

4. Menganjurkan orang tua untuk meletakkan klien pada posisi duduk setengah duduk setelah dan selama makan

5. Penatalaksanaan pemberian cairan IV ( Dex 5 % 8 tetes / menit)S:

Orang tua klien mengatakan anaknya belum makan selama sakit ( 4 hari )

Orang tua klien mengatakan klien hanya minum sedikit air

O:

Trismus 3 cm

LLA: 18 cm

BB: 112,5 kgA:

Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan..

P: Lanjutkan intervensi

1. Kaji kemampuan klien untuk mengunyah dan menelan

2. Lakukan pemeriksaan auskultasi peristaltic

3. Memantau pola makan dan jenis makanan yang dikonsumsi

4. Penatalaksanaan pemberian cairan pparentral ( Infus Dex. 5 % 14 tetes/ menit )

5. Anjurkan kepada orang tua klien untuk memberikan makanan peroral setengah cair atau makanana lunak.

S: Orang tua klien mengatakan anaknya makan hanya 2-3 sendok

Orang tua klien mengatakan klien hanya ingin makan mie.

O :

Trismus 3 cm

Peristaltik 5 x

LLA : 15 cm

BB : 12,5kg

Napsu makan belum ada.

A :

Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh masih ada.

P : Lanjutkan intervensi:

1. Kaji kemampuan klien untuk mengunyah dan menelan

2. Lakukan pemeriksaan auskultasi peristaltic

3. Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dalam jumlah kecil tapi sering dan secara teratur.

4. Letakkan klien pada posisi duduk selama dan setelah makan.

S :

Orang tua klien mengatakan anaknya makan hanya 2-4 sendok makanan biasa.

Orang tua klien mengatakan klien hanya ingin makan mie.

O :

Trismus (-)

Peristaltik 5 x

LLA : 15 cm

BB : 13kg

Napsu makan belum ada.

A :

Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh masih ada.

P : Lanjutkan intervensi:

1. Kaji kemampuan klien untuk mengunyah dan menelan

2. Lakukan pemeriksaan auskultasi peristaltic

3. Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dalam jumlah kecil tapi sering dan secara teratur.

4. Letakkan klien pada posisi duduk selama dan setelah makan.

5. Penatalaksanaan pemberian cairan IV ( Dex 5 % 8 tetes / menit

6. Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan yang disukai klien.

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN ( SAP )

PENYULUHAN KESEHATAN

Cabang Ilmu : Keperawatan Anak

Materi Penyuluhan : Infeksi Tetanus

Tempat : Perawatan Anak Baji Minasa BPRS Labuang Baji Makassar

Waktu : 15 menit

Sasaran : 0rang tua dengan anak yang mederita Tetanus

Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

Media : Flip Chart dan Leaflet

Materi : Terlampir

Tujuan Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan diharapkan orang tua klien mampu mengetahui dan menyebutkan hal-hal yang berhubungan dengan penyakit Tetanus.

Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mendapat penyuluhan diharapkan keluarga dan orang tua klien dapat :

1. Menyebutkan pengertian Tetanus

2. Menyebutkan 3 dari 5 penyebab Tetanus

3. Menyebutkan 4 dari 8 tanda dan gejala Tetanus

4. menyebutkan 3 dari 5 komplikasi Tetanus

5. Menyebutkan Cara pencegahan Tetanus

6. menyebutkan cara merawat penderita Tetanus.Kegiatan penyuluhan

No.Tahapan kegiatanJenis kegiatanWaktu

1

2

3Pendahuluan

Penyajian

Penutup Memberi salam therapeutic

Menjelaskan tujuan

Kontrak waktu

Menjelaskan materi

Memberikan kesempatan kepada orang tua klien untuk bertanya

Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh orang tua klien

Mengevaluasi apakah orang tua klien mengerti dengan penjelasan yang diberikan

Feed Back

Memberi salam terapeutik3 menit10menit2 menit

Evaluasi

- Proses : Klien mengikuti ceramah dan bertanya.

- Akhir : 1. Menyebutkan pengertian Tetanus ( 20%)

Menyebutkan pengertian Tetanus secara lengkap ( 20%)

Menyebutkan Pengertian Tetanus tidak secara lengkap ( 10 %)

Tidak dapat menyebutkan Pengertian Tetanus ( 0 % )

2. Menyebutkan 4 dari 5 penyebab Tetanus ( ( 15 %)

Menyebutkan 4-5 dari 5 Penyebab tetanus ( 15 % )

Menyebutkan 2-3 dari 5 penyebab tetanus ( 7,5 % )

Menyebutkan 1 dari 5 penyebab tetanus ( 2,5 % ) Tidak dapat menyebutkan pengertian tetanus ( 0 %)

3. Menyebutkan 6 dari 8 tanda dan gejala Tetanus ( 15 % )

Menyebutkan 6-8 dari 8 tanda dan gejala tetanus ( 15 %) Menyebutkan 4-6 dari 8 tanda dan gejala tetanus ( 10 % )

Menyebutkan 2-3 dari 8 tanda dan gejala tetanus ( 5 % )

Menyebutkan 1 dari 8 tanda dan gejala tetanus ( 2,5 %)

Tidak dapat menyebutkan tanda dan gejala tetanus ( 0 % )

4. Menyebutkan 3 dari 5 komplikasi Tetanus ( 15 % )

Menyebutkan 3-5 dari 5 komplikasi tetanus ( 15 % ) Menyebutkan 1-2 komplikasi tetanus ( 7,5 % )

Tidak dapat menyebutkan komplikasi tetanus ( 0 % )

5. Menyebutkan Cara pencegahan Tetanus ( 15% )

Menyebutkan cara pencegahan tetanus secara lengkap ( 15 % ) Menyebutkan cara pencegahan tetanus secara tidak lengkap ( 7,5 % )

Tidak dapat menyebutkan cara pencegahan tetanus ( 0 % )

6. Menyebutkan cara merawat penderita Tetanus ( 20 %).

Menyebutkan cara perawatan tetanus secara lengkap ( 20 % ) Menyebutkan cara perawatan tetanus secara tidak lengkap ( 10 %)

Tidak dapat menyebutkan cara perawatan klien dengan tetanus ( 0% )

Kriteria Evaluasi ( 80 % : Penyuluhan berhasil

70 80 % : Mengulang hal hal penting yang kurang dipahami

( 60 % : Penyluhan tidak berhasil

MATERI PENYULUHAN

TETANUSA. PENGERTIAN

Tetanus adalah salah satu infeksi berbahaya karena mempengaruhi system urat saraf dan otot.

B. PENYEBAB

Tetanus disebabkan oleh kuman Clostridium tetani yang menghasilkan racun yang sangat kuat. Kuman ini biasanya masuk melalui luka tusus atau luka iris yang dalam dan kotor. juga bisa karena luka tembak atau gigitan hewan. Bila tidak ada luka ditubuh, kemungkinan kuman masuk melalui gigi yang berlubang atau infeksi telinga bagian tengah.

C. GEJALA / TANDA

Pertama yang dirasakan adanya kekakuan otot-otot wajah disekitar mulut sehingga mulut sukar dibuka.

Selanjutnya timbul :

Kaku ;leher

Kaku punggung

Perut mengeras

Susah menelan

Susah buang air besar

Banyak keringat dan demam

Peka terhadap cahaya, suara dan sentuhan.

D. KOMPLIKASI

Yang perlu diwaspadai adalah :

Hambatan jalan napas

Kerusakan otak

Gangguan saluran napas

Patah tulang

E. CARA PENCEGAHANPencegahan tetanus dengan merawat luka agar tetap bersih dan melakukan immunisasi. Jadi bila tubuh terluka, walaupun kecil, segera bersihkan luka dengan cairan antiseptic/ betadin. Jika ada luka yang lebar dan dalam segera periksa kedokter/ puskesmas terdekat untuk mencegah infeksi.F. PERAWATAN

Istirahatkan anak ditempat yang tenang, cahaya agak redup dan kurangi sentuhan, serta hal-hal yang mengagetkan anak. Jika anak sulit makan, berikan makanan yang bernutrisi.

Refferensi

Arief Mansjoer, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 2. Media Aesculapius. FK-UI Jakarta.

Elizabeth J. Corwin, 2001. Buku Saku Patofisiologi, EGC. Jakarta

Elisa Adi Murbawani, 1996, Jangan remehkan Luka Kecil, Tetanus. ( http:// www. Suara Merdeka.com/ harian, diakses 6 september 2005)

.., 22002, Penyebab Tetanus Bukan Karena Paku Berkarat, (http://www.harian Kompas.com, diakses 6 September 2005)

.., 2005. Tetanus, ( http://www.Republika online.com)