Terapi Nutrisi Status Epileptikus

3
Terapi nutrisi status epileptikus Status epileptikus adalah bangkitan yang berlangsung lebih dari 30 menit atau dua atau lebih bangkitan, dimana diantara 2 bangkitan tidak terdapat pemulihan kesadaran. Penanganan kejang harus dimulai dalam 10 menit setelah awitan kejang. Penanganan status epileptikus Diet ketogenik Terdapat 3 indikasi utama untuk penggunaan diet ketogenik. Pertama, pasien dengan mutasi pada gen SLC2a1 yang mengakibatkan penurunan kemampuan untuk transportasi glukosa dari dalam darah ke cairan serebrospinal (contoh nya pada defisiensi GLUT-1) yang mengakibatkan terjadinya kejang, gangguan gerak, dan

description

strokr

Transcript of Terapi Nutrisi Status Epileptikus

Terapi nutrisi status epileptikusStatus epileptikus adalah bangkitan yang berlangsung lebih dari 30 menit atau dua atau lebih bangkitan, dimana diantara 2 bangkitan tidak terdapat pemulihan kesadaran. Penanganan kejang harus dimulai dalam 10 menit setelah awitan kejang.Penanganan status epileptikus

Diet ketogenikTerdapat 3 indikasi utama untuk penggunaan diet ketogenik. Pertama, pasien dengan mutasi pada gen SLC2a1 yang mengakibatkan penurunan kemampuan untuk transportasi glukosa dari dalam darah ke cairan serebrospinal (contoh nya pada defisiensi GLUT-1) yang mengakibatkan terjadinya kejang, gangguan gerak, dan berkembangnya keterlambatan yang bervariasi. Kedua, pasien dengan defisiensi piruvat dehidrogenase dapat mengalami kejang dan mendapatkan manfaat dari terapi ketogenik. Ketiga, seperti terapi epilepsy, diet ketogenik telah digunakan untukpasien kejang yang sulit ditangani (Hartman A.L., 2013).Salah satu mekanisme diet ketogenik daam menangani epilepsy adalah dengan cara meningkatkan kadar neurotrsmitter yang bersifat inhibisi, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan kadar Gaba pada pasien yang diberikan diet ketogenik. Selain itu diet ketogenik juga mengurangi efek eksitabilitas neuron dengan mengaktivasi masukan kanal aTP sensitive potassium (K ATP). Kanal ini berkontribusi dalam hiperpolarisasi neuronal ketika level atp intraselular menurun. Pada studi lain juga ditemukan adanya penurunan level asam amino eksitatori seperti glutamate yang cukup signifikan pada pasien yang diterapi dengan menggunakan diet ini terutama pada individu yang berusia dibawah 5,5 tahun (Hartman a.l., 2013).Konsumsi diet ketogenik mengakibatkan peningkatan badan keton dalam sirkulasi. Ketosis yang bersifat kronis ini diantisipasi untuk memodifikasi siklus asam trikarboksiklik dan meningkatkan sintesis dari asam amino butirat (gaba), serta membatasi perkembangan dari reaktif spesies oksigen (ROS) dan menaikkan produksi energy di otak (Sharma & mathur, 2015).Efek diet ketogenik ini diperkuat dengan adanya diet asam lemak unpolysaturated yang akan meningkatkan produksi energy serta membatasi aktivitas ROS yang akan membatasi glukosa dan meningkatkan posforilasi oksidatif yang akan mengaktivasi kanal K-atp dan hiperpolarisasi neuron dan atau glia (Sharma & mathur, 2015).Restriksi Kalori