St Epileptikus

download St Epileptikus

of 51

Transcript of St Epileptikus

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    1/51

    STATUS EPILEPTIKUS DENGAN SAH

    DAN ICH DISERTAI SUSPEK

    HEMOFILIA

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    2/51

    Identitas Pasien

    Nama : An. A P S

    Usia : 40 hari

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Alamat : Surodadi RT

    02/RW 01, Candimulyo, Magelang Masuk Tanggal : 26 Juli 2013 pk.

    02.15

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    3/51

    SUBJEKTIFKeluhan Utama :

    Kejang

    Riwayat Penyakit Sekarang :

    Kejang dirasakan sejak malam SMRS, sebanyak 4x,diawali tangan kiri kemudian tangan kanan, kemudian

    kedua kaki. Setelah kejang pasien menangis. Durasi

    kejang 2 menit.

    Keluhan Tambahan : Demam sejak sore sehari SMRS, batuk (-), pilek (-)

    Muntah 4 x sejak 1 hari SMRS

    BAK (+), BAB (+)

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    4/51

    Riwayat Penyakit Dahulu :

    Kejang (-), asma (-)

    Trauma (-)

    Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada keluhan serupa

    Riwayat Kelainan pembekuan

    darah (-)

    Riwayat Pemakaian Obat : -

    Riwayat Alergi :

    Alergi obat disangkal

    Riwayat Persalinan :

    Lahir spontan dengan

    perawatan bidan, anakpertama, Berat lahir 3600,

    persalinan lama

    Riwayat Imunisasi :

    Imunisasi lengkap

    Riwayat Sosial :

    Sering dipijat di dukun supaya

    sehat

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    5/51

    OBJEKTIF

    Status Generalis

    Keadaan umum : Sakit sedang

    Kesadaran : Compos mentis,

    GCS: 15

    Berat badan : 4,8 kg

    Tanda-tanda vital - Tekanan darah: tidak diperiksa

    - Nadi : 140 x/menit

    - Suhu 37 C

    - Pernafasan : 60 x/menit

    Status Lokalis:

    Kepala : normocephal

    Wajah : sianosis (-)

    Mata : Konjungtiva

    anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),

    pupil anisokor

    Hidung : Nafas cuping hidung (-),

    discharge (-), epistaksis (-)

    Mulut : Mukosa bibir basah,

    sianosis (-), faring dan tonsil tidak

    hiperemis, lidak kotor (-) Leher: Tidak ada pembesaran

    KGB

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    6/51

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    7/51

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    8/51

    Planning

    Planning diagnostik :

    Darah lengkap

    Urin lengkap

    CT scan kepala

    Elektro ensefalografi

    Elektrolit

    GDA

    CRP

    Planning monitoring :

    Observasi vital sign

    Observasi kejang

    Observasi efek

    samping obat

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    9/51

    Planning Terapi :

    Infus D5 NS 500 ml /24 jam

    Lapixime 3 x 175 mg

    Penthal 2 x 5 mg

    Kalmet 3 x 1/5 ampul

    Wiacid 2 x 1/5 ampul

    O2 jika diperlukan

    ASI PASI ad libitum

    Saran pindah ICU

    Monitoring

    Observasi Keadaan

    Umum dan tanda-

    tanda vital Urin 24 jam

    Balance cairan

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    10/51

    Hasil lab tanggal 26 Juli 2013

    WBC 7.4 x 103

    Hb 4,4 mg/dL

    PLT 391 x 103

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    11/51

    HASIL CT SCAN

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    12/51

    Kesan :

    Edem Cerebri

    ICH di lobus parieto ocipitalis sinistra yg

    mendeviasi ke midline dekstra LK 1 cm,

    dan mendesak serta menyempitkan

    ventrikel lateralis bilateral

    SAH

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    13/51

    Follow up

    Tgl 27 Juli 2013

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    14/51

    S O A P

    - Kejang (+)

    kemarin sore,

    1x berlangsung

    < 5 menit, pada

    sebelah kiri

    - Sejak jam 3pagi minum

    kurang

    - GCS : E4V5M6

    - Tampak sakit sedang, menangis kuat

    - Tanda vital :

    N : 132 x/mnt

    RR : 35 x/mnt

    S : 35,6 C- Kepala dan leher :

    CA / SI : (-/-)

    Pupil anisokor

    Palpebra edem +/+

    - Thorax :

    Paru :

    I : simetris, retraksi dada (-) P : sonor +/+

    A: vesikuler +/+, wheezing -/-,

    rhonki -/-

    Jantung :

    I : IC tidak terlihat, IC teraba dan kuat

    angkat

    P : batas jantung normal

    A : S1>S2 regular, murmur (-)- Abdomen :

    I ,A: soefl, bising usus (+) normal

    P : nyeri tekan (-)

    P : timpani

    - Ekstremitas :

    Akral hangat ++/++

    - Status

    Epileptikus

    - SAH

    - ICH

    - Edem

    Cerebri

    - Planning diagnostik :

    Darah lengkap

    - Planning terapi :

    Cairan restriksi 75%

    350 cc/ 24 jam

    Lasix 5 cc

    Aminofusin 20 ml

    Lapixime 3 x 175

    Penthal 2 x 5

    Kalmetason 3 x 1/5 ampul

    Wiacid 2 x 1/5 ampul

    Transfusi PRC 50cc

    Vit K 1 x 2 mg

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    15/51

    Pemeriksaan elektrolit

    Chlorida 93,0

    Natrium 137

    Kalium 5, 39

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    16/51

    Hasil lab tanggal 27 Juli 2013

    WBC : 8.3 x 10 /mm3 #LYM : 3.6 x 10 /mm3

    RBC : 2.28 x 106/mm3 #MON : 0.6 x 10 /mm3

    HGB : 12.9 g/dl #GRA : 4.8 x 10 /mm3

    HCT : 17.4 % %LYM : 19.4 %

    PLT : 387 x 10 /mm3 %MON : 8.8 %

    PCT : 0.35 % %GRA : 71.8 %

    MCV : 77 m3 RDW : 19.5 %

    MCH : 56.8 pg MPV : 12.7 m3

    MCHC : 74.1 g/dl PDW : 9.8 %

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    17/51

    Tgl 28 Juli 2013

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    18/51

    S O A P

    - Kejang (+)

    kemarin sore,

    1x berlangsung

    < 5 menit, pada

    sebelah kiri

    - Bengkak wajah

    - GCS : E4V5M6

    - Tampak sakit sedang, menangis kuat

    - Tanda vital :

    N : 132 x/mnt

    RR : 35 x/mnt

    S : 35,6 C- Kepala dan leher :

    CA / SI : (-/-)

    Pupil anisokor

    Palpebra edem +/+

    Edema : (+)

    - Thorax :

    Paru : I : simetris, retraksi dada (-)

    P : sonor +/+

    A: vesikuler +/+, wheezing -/-,

    rhonki -/-

    Jantung :

    IC tidak terlihat, teraba dan kuat angkat

    P : batas jantung normal

    A : S1>S2 regular, murmur (-)- Abdomen :

    :soefl, bising usus (+) normal: nyeri

    tekan (-)

    P : timpani

    - Ekstremitas :

    Akral hangat ++/++

    - Status

    Epileptikus

    - SAH

    - ICH

    - Edem

    Cerebri

    - Planning diagnostik :

    Darah lengkap

    - Planning terapi :

    Cairan restriksi 75%

    350 cc/ 24 jam Lasix 5 cc

    Aminofusin 20 ml

    Lapixime 3 x 175

    Penthal 2 x 5

    Kalmetason 3 x 1/5 ampul

    Wiacid 2 x 1/5 ampul

    Transfusi PRC 50cc Vit K 1 x 2 mg

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    19/51

    Hasil lab tanggal 29 Juli 2013

    WBC : 4.1 x 10 /mm3 #LYM : 3.6 x 10 /mm3

    RBC : 1.55 x 106/mm3 #MON : 0.6 x 10 /mm3

    HGB : 4.0 g/dl #GRA : 4.8 x 10 /mm3

    HCT : 12.4 % %LYM : 19.4 %

    PLT : 387 x 10 /mm3 %MON : 8.8 %

    PCT : 0.35 % %GRA : 71.8 %

    MCV : 78 m3 RDW : 19.5 %

    MCH : 25.8 pg MPV : 12.7 m3

    MCHC : 74.1 g/dl PDW : 9.8 %

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    20/51

    Follow up tgl 30 Juli 2013

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    21/51

    S O A P

    - Kejang (+)

    kemarin sore,

    1x berlangsung

    < 5 menit, pada

    sebelah kanan

    -saat dilakukanpengambilan

    darah, darah sulit

    berhenti

    - RPK : Hemofilia

    disangkal

    - GCS : E4V5M6

    - Tampak sakit sedang, menangis kuat

    kemudian tidur kembali

    - Tanda vital :

    N : 132 x/mnt

    RR : 35 x/mnt S : 35,6 C- Kepala dan leher :

    CA / SI : (-/-)

    Pupil anisokor

    Palpebra edem +/+

    Edema : (+)

    Pembesaran KGB : (-)

    - Thorax :

    Paru :

    I : simetris sonor +/+

    A: vesikuler +/+, wheezing -/-,

    rhonki -/-

    Jantung :

    I : IC tidak terlihat,IC teraba dan kuat

    angkat A : S1>S2 regular, murmur (-)

    - Abdomen :

    I : soefl

    A : bising usus (+) normal

    P : nyeri tekan - , timpani

    - Ekstremitas :

    Akral hangat ++/++

    - Status

    Epileptikus

    - SAH

    - ICH

    - Edem

    Cerebri- Susp.

    hemofilia

    - Planning diagnostik :

    Darah lengkap

    PT APTT

    Faktor VIII

    Konsul dr.SpBS

    - Planning terapi : Cairan restriksi 75%

    350 cc/ 24 jam

    Lasix 5 cc

    Aminofusin 20 ml

    Lapixime 3 x 175

    Penthal 2 x 5

    Kalmetason 3 x 1/5 ampul

    Dilantin 3 x 15 mg

    Wiacid 2 x 1/5 ampul

    Vit K 1 x 2 mg

    Manitol 1 x 50 cc

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    22/51

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    23/51

    S O A P

    - Kejang (-)

    - Demam (-)

    - Makan (+)

    - Minum (+)

    - BAB (+)

    - BAK (+)

    - GCS : E4V5M6

    - Tampak sakit sedang, menangis kuat kemudian

    tidur kembali

    - Tanda vital :

    N : 124 x/mnt

    RR : 48 x/mnt

    S : 35,8 C- Kepala dan leher :

    CA / SI : (+/-)

    Pupil anisokor

    Palpebra edem +/+

    Edema : (+)

    Pembesaran KGB : (-)

    - Thorax :

    Paru :

    I : simetris, retraksi dada (-)

    P : simetris

    P : sonor +/+

    A: vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki -

    /-

    Jantung :

    I : IC tidak terlihat

    P : IC teraba dan kuat angkat

    P : batas jantung normal A : S1>S2 regular, murmur (-)

    - Abdomen :

    I : soefl

    A : bising usus (+) normal

    P : nyeri tekan (-)

    P : timpani

    - Ekstremitas :

    Akral hangat ++/++

    - Status

    Epileptikus

    - SAH

    - ICH

    - Edem Cerebri

    - Susp.

    Hemofilia

    - Planning terapi :

    ASI PASI 8 x 25 cc

    Luminal 3 x 5 mg

    Dilantin 3 x 15

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    24/51

    Diagnosis Akhir

    Utama : Status Epileptikus e.c SAH, ICH

    Penyerta : Susp. Hemofilia

    Komplikasi : Edema Cerebri

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    25/51

    EPILEPSI

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    26/51

    DEFINISI

    Kejang (konvulsi) didefinisikan sebagaigangguan fungsi otak tanpa sengajaparoksismal yang dapat nampak sebagai

    gangguan atau kehilangan kesadaran, aktivitas

    motorik abnormal, kelainan perilaku,

    gangguan sensoris, atau disfungsi autonom.

    Epilepsi didefinisikan sebagai kejang berulangyang tidak terkait demam atau denganserangan otak akut.

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    27/51

    PEMBAHASAN

    TEORI TEMUAN KASUS

    Aktivitas motorik abnormal

    Kehilangan atau gangguan kesadaran

    Kelainan perilaku

    Gangguan sensoris -

    Disfungsi autonom -

    Tidak terkait demam

    Tidak terkait serangan otak akut

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    28/51

    EPIDEMIOLOGI

    PEMBAHASAN

    TEORI TEMUAN KASUS

    Umumnya pada kelompok umur pediatri

    dengan frekuensi 4-6 kasus / 1000 anak.

    Pasien termasuk golongan usia anak-anak atau

    pediatri.

    Kejang parsial merupakan sebagian besar

    kejang masa anak (40%).

    Pasien mengalami kejang parsial

    Angka kematian pertahun akibat epilepsi

    adalah 2 per 100000.

    - -

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    29/51

    ETIOLOGI

    PEMBAHASAN

    TEORI TEMUAN KASUS

    Idiopatik -

    Faktor genetik -

    Kelainan kongenital otak -

    Gangguan metabolik -

    Infeksi -

    Trauma -

    Neoplasma -

    Kelainan pembuluh darah -

    Keracunan -

    Lain-lain

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    30/51

    PATOFISIOLOGI

    Kelompok neuron yang mampu menimbulkan ledakandischarge (rabas) yang berarti dan sistem hambatan

    GABA

    Peranan asetilkolin, genetik dan lain-lain

    Menurunnya potensial membran sel saraf

    Terlepasnya muatan listrik dari sel saraf yang

    berlebihan

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    31/51

    KLASIFIKASI

    TEORI

    Kejang parsial

    Parsial sederhana

    Parsial kompleks

    Kejang parsial dengan generalisasi sekunder

    Kejang umum /

    generalis

    Lena / absence / petit mal

    Tonik klonik menyeluruh

    Tonik

    Klonik

    Mioklonik

    Atonik

    Spasme infantil

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    32/51

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    33/51

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    34/51

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    PEMBAHASAN

    TEORI TEMUAN KASUS

    Elektroensefalografi (EEG) :

    gelombang runcing, gelombang paku, runcing lambat, paku

    lambat.

    Tidak diperiksa

    Pemeriksaan foto polos kepala :

    fraktur tulang tengkorak.

    Tidak diperiksa

    CT scan :

    infark, hematom, tumor, hidrosefalus, dan lain-lain.

    Terdapat perdarahan intrakranial

    berupa SAH, ICH dan adanya edem

    cerebri

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    35/51

    PENGOBATAN

    MEDIKAMENTOSATIPE KEJANG OBAT PILIHAN DOSIS OBAT

    Parsial

    Karbamazepin 10-20 mg/kg

    Natrium valproat 20-30 mg/kg

    Fenitoin 5-8 mg/kg

    Lamotrigin 25-50 mg/kg

    Absans

    Etosuksimid 15-50 mg/kgNatrium valproat 20-30 mg/kg

    Lamotrigin 25-50 mg/kg

    Mioklonik

    Natrium valproat 20-30 mg/kg

    Klonazepam 0,1 mg/kg

    Lamotrigin 25-50 mg/kg

    Tonik klonik generalisata

    Natrium valproat 20-30 mg/kg

    Fenitoin 5-8 mg/kg

    Karbamazepin 10-20 mg/kg

    Lamotrigin 25-50 mg/kg

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    36/51

    ALUR PENATALAKSANAAN

    Kejang

    Diazepam rektal, tunggu 5 menit

    Diazepam rektal

    Tunggu 5 menit, oksigenasi, infus

    Fenitoin IV

    20 menit

    ICU, pentobarbital 50 mg IV, ventilator jika perlu

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    37/51

    PENATALAKSANAAN

    TEORI TEMUAN KASUSPengobatan medikamentosa :

    antikonvulsan

    Pasien mendapat pengobatan antikonvulsan :

    1. Dilantin 3 x 15 mg

    2. Fenobarbital (Luminal) 3 x 5 mg

    Hormon adrenokortikotropik

    (ACTH)

    - -

    Diet ketogenik - -

    Pembedahan untuk epilepsi - -

    Nasihat orang tua Nasihat meliputi pengertian epilepsi, mekanisme

    kejang, etiologi, lamanya gangguan kejang,

    penatalaksanaan, efek samping obat.

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    38/51

    PROGNOSIS

    Pasien epilepsi yang berobat teratur, 1/3 akanbebas serangan paling sedikit 2 tahun dan bisa

    lebih dari 5 tahun sesudah serangan terakhir

    obat dihentikan, pasien tidak mengalamikejang lagi, dikatakan telah mengalami remisi.

    Diperkirakan 30% pasien tidak akan

    mengalami remisi meskipun minum obatdengan teratur.

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    39/51

    HEMOFILIA

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    40/51

    Hemofilia adalah kelainan pembekuan darah yangditurunkan dari ibu ke anak pada saat dilahirkan

    secara Xlinked recessive. Oleh karena itu

    kebanyakan penderitanya adalah laki-laki, sedangkanwanita merupakan carrier atau pembawa sifat.

    Hemofilia terjadi karena kelainan pembekuan darahakibat defisiensi (kekurangan) salah satu protein yang

    sangat diperlukan dalam proses pembekuan darah

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    41/51

    Klasifikasi

    Hemofilia A

    Hemofilia B

    Hemofilia C

    Hemofilia ringan

    Hemofilia sedang

    Hemofilia berat

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    42/51

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    43/51

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    44/51

    Pada kasus riwayat hemofilia pada

    keluarga disangkal.

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    45/51

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    46/51

    GEJALA KLINIS

    HemartrosisPada kasus, saat dilakukan

    pengambilan darah pada lengan,

    darah sulit membeku (berhenti)

    kurang lebih 8 jam

    Perdarahan karena

    trauma

    Perdarahan dengan

    masalah khususPada kasus, terjadi perdarahan pula

    pada SSP yaitu subarakhnoid dan

    intracerebral.Perdarahan ini juga diperkirakan

    dengan adanya trauma lahir yaitu

    dengan persalinan lama, berat

    lahir 3600 gram.

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    47/51

    Diagnosis

    Anamnesis

    Pemeriksaan fisik

    Uji hemostasis

    (CT, aPTT, PT)

    Faktor pembekuan

    (VIII, IX)

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    48/51

    Pada kasus, direncanakan untuk

    pemeriksaan PT, aPTT dan faktor VIII

    untuk menegakan diagnosis Hemofilia,

    namun keluarga menolak.

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    49/51

    TATALAKSANA

    Terapi suportif

    - Rest

    - Ice

    - Compress

    - Elevation

    - Kortikosteroid

    - Analgetik

    Terapi pengganti

    faktor pembekuan

    Konsentrat faktor

    VIII/IXKriopresipitat AHF

    Desmopresin

    Antifibrinolitik

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    50/51

    Komplikasi

    Timbul inhibitor

    Kerusakan sendi akibat perdarahan

    berulang(hemartrosis)

    Infeksi yg ditularkan oleh darah seperti

    HIV, Hepatitis yg ditularkan mell.

    Konsentrat faktor

  • 8/12/2019 St Epileptikus

    51/51

    TERIMA KASIH