Tabloid Tapak Edisi 3

12
>> HALAMAN 09 TABLOID KOMUNITAS CITEUREUP & SEKITARNYA Edukatif & Inspiratif Edisi 3 Tahun ke 2 Februari 2013 Tarikolot Expo 2013 Usaha sampingan sambil bekerja Inspirasi : Edukatif & Inspiratif Dedi S. Figur Seorang Pemimpin Sosok : Jejak : Pos Yandu tak cuma timbang bayi Untung Rugi Usaha Rumahan Tips UMKM : Ukm Sukses Mitra Binaan Anggi Setiawan (SDN Tajur 01) Juara II LKKB Tingkat Propinsi Prestasi

description

Terbit dengan Informasi yang memuat potensi lokal,mengangkat serta mendorong kemajuan wilayah Citeureup dan sekitarnya

Transcript of Tabloid Tapak Edisi 3

Page 1: Tabloid Tapak Edisi 3

Edukatif & InspiratifMendorong Kemajuan Wilayah

>> HALAMAN 09

TABLOID KOMUNITAS CITEUREUP & SEKITARNYA

Edukatif & Inspiratif

Edisi 3 Tahun ke 2 Februari 2013

Untuk Kesadaran Potensi Lokal

Tarikolot Expo 2013

Usaha sampingan sambil bekerja

Inspirasi :

Edukatif & Inspiratif

Dedi S. Figur Seorang Pemimpin

Sosok :

Jejak :

Pos Yandu tak cuma timbang bayi

Untung Rugi Usaha Rumahan

Tips UMKM :

Ukm SuksesMitra Binaan

Anggi Setiawan (SDN Tajur 01) Juara II LKKB Tingkat Propinsi

Prestasi

Page 2: Tabloid Tapak Edisi 3

Edisi 3 • Tahun 2 • Februari 2013 Citeureup - Cibinong - Bbk. Madang

Edukatif & Inspiratif

Mendorong Kemajuan Wilayah

Susunan Redaksi

Desa Tarikolot belum lama menggelar Hajat sekaligus Syukuran Kantor Desa yang baru. acara itu ditandai dengan dibukanya Pameran Produk Lokal berjudul Tarikolot Expo 2013.

Kondisi ini tentunya sebuah Iklim yang baik dimana ajang ini sebagai media mengenal Produknya sendiri sesuai dengan tema kegiatan tersebut, Mengenal Lebih dekat Desa Tarikolot.

Kehadiran Kepala Daerah Kabupaten Bogor dalam acara tersebut diharapkan mampu mendorong kemajuan di wilayah ini sehingga produk tarikolot

khususnya mampu bersaing di pasar global yang berujung pada peningkatan kesejahteraan hidup masyarakatnya.

Apreasi serta dukungan Masyarakat tentunya dapat memberi dorongan mori l serta penyemangat agar terus mempertahankan mutu serta keberlangsungan daerah ini sebagai Desa Pengrajin logam.

Perlu ada usaha dan upaya agar generasi kekinian dapat melanjutkan cita-cita pendahulunya menjadikan daerah ini sebagai sentra industri logam bukan malah meninggalkan apa

yang sudah dilakukan generasi sebelumnya.

Disisi lain, Kultur budaya wilayah ini sebagai daerah santri juga perlu diperhatikan, jangan sampai kemajuan wilayah malah menggeser nilai moral yang dijunjung dan dijaga orang tua kita sebelumnya.

Semoga saja kegiatan ini menjadi pemicu serta pembangkit semangat kita memajukan serta menggali potensi yang ada. generasi mendatang menunggu karya kita hari ini.

Apapun yang kita lakukan

Penanggung Jawab : Yayasan Tapak Artocarpus Citraya

SK KEMENKUMHAM :

AHU-1630.AH.01.04

Penasehat :K.H. Hasan Basri

Wahyu Solehudin, S.HH.Wawan KurniawanPemimpin Redaksi :

H. Kus EndangStaf Redaksi :

Maya Mariana, Makmun Nachrowie, Firly Nugraha, Hasnan Setyawan

Alamat Redaksi : Jl. Pahlawan Kr. Asem Barat

Citeureup 16810 email : [email protected]

website : www.citeureup.net

www.tapakmedia.com

Problemakita

Dari Redaksi

Sudah jadi rahasia umum kalau orang sudah punya keinginan pastilah berbagai cara akan dilakukan, baik

dengan cara yang terpuji atau dengan cara yang kurang terpuji sekalipun. Pada musim pemilihan anggota legislative atau pada musim pemilihan kepala daerah, baik untuk tingkat propinsi, tingkat kabupaten, bahkan pemilihan kepala desa, RW atau RT sekalipun, aroma persaingan dari masing-masing kandidat seringkali tensinya naik secara serius.

Masing–masing kandidat sudah barang tentu memaparkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki, lengkap dengan p res tas i -p res tas i dan kiprahnya selama ini yang sudah disumbangsihkan kepada masyarakat. Ada kandidat yang mengedepankan sisi pendidikan yang dimiliki, lengkap dengan embel-embel gelarnya, baik itu gelar formal atau gelar-gelar non formal yang berkaitan dengan silsilah dari keluarga seperti apa sang kandidat itu berasal. Keharmonisan keluarga, santun terhadap sesama dan mau berbagi dengan masyarakat bawah adalah pencitraan yang seringkali ditampilkan. Berbeda dengan masing-masing kandidat yang sudah barang tentu

mengedepankan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, sebaliknya pihak lawan seringkali justru mengekspose s is i negat i f a tau kekurangan-kekurangannya, mulai dar i isu kandidat lawan yang kurang bermoral, keluarganya yang kurang harmonis, sampai kepada legalitas ijasahnya yang diragukan. Dan yang tak kalah pentingnya adalah isu “pribumi dan bukan pribumi”.

Isu pribumi dan bukan pribumi yang sering muncul pada saat pemilihan kepala daerah atau pemilihan pimpinan organisasi pemerintahan yang lebih rendah lagi, seringkali dijadikan isu untuk menjatuhkan kandidat lawan, isu pribumi dan bukan pribumi ini masih teramat laku untuk dijual, karena isu ini langsung menohok kepada siapa sebenarnya yang paling punya hak dan yang paling pantas memimpin daerahnya dilihat dari silsilah atau asal-usul masing-masing kandidat.

Kalau dilihat dari sipatnya isu pribumi dan bukan pribumi ini persis seperti karet, dikatakan seperti karet, karena isu ini sangat lentur, sangat elastis, oleh karena bisa diterapkan dimana saja, kapan saja dan pada siapa saja. Kenapa demikian ? karena isu pribumi dan bukan pribumi ini tidak punya batasan dan parameter yang jelas! Siapa sebenarnya yang pribumi dan siapa sebenarnya yang bukan pribumi? Jawabannya sangat tergantung kepada hajat pemilihan pimpinan yang sedang berlangsung. Dalam kontek pemilihan kepala negara atau presiden, karena hajatnya berskala nasional, kandidat yang dikatakan bukan pribumi adalah kandidat yang warga negara Indonesia keturunan. Dalam kontek pemilihan kepala daerah Jawa Barat, kandidat yang bukan

pribumi adalah kandidat gubernur Jawa Barat yang keturunan Jawa Timur. Dalam kontek pemilihan kepala daerah kabupaten Bogor, kandidat yang bukan pribumi adalah kandidat kepala daerah kabupaten Bogor yang keturunan Cianjur. Dalam kontek pemilihan kepala desa Citeureup, kandidat yang bukan pribumi adalah kandidat kepala desa Citeureup keturunan Gunung Putri dan dalam kontek pemilihan ketua RT, kandidat yang bukan pribumi adalah kandidat ketua RT keturunan gang seberang jalan.

Dilihat dari asal muasalnya, isu pribumi dan bukan pribumi dalam pemilihan kepala daerah sampai pada pemilihan ketua RT, adalah berangkat dari adanya tiga kandidat yang memiliki kapasitas berbeda, ketiga kandidat ini sebenarnya lahir dan dibesarkan dimana pemilihan kepala daerah sedang berlangsung dan ketiga-

tiganya mempunyai nenek moyang yang sama. Kandidat yang pertama dari golongan orang berada, dengan penuh keyakinan sang kandidat berkata” sayalah calon pemimpin yang paling ideal dari golongan orang berada dan terpandang, ini dadaku mana dadamu!”. Kandidat yang kedua dari golongan intelek, dengan penuh keyakinan sang kandidat berkata” sayalah calon pemimpin yang paling ideal dari golongan intelektual dan keluarga besar pemikir, ini dadaku mana dadamu!”. Kandidat yang ketiga kebetulan bukan dari golongan berada dan terpandang, juga bukan dari golongan intelelektual atau pemikir, kandidat yang ini tidak memiliki komoditi yang bisa dijual, untuk meraih simpati pemilih, dengan penuh keyakinan si kandidat berkata “ AING YEUH PRIBUMI” (Iip Jaipki, Pembina Yayasan Tapak. 5/1/2013)

TOLOLISME

02

hari ini tentunya berpengaruh pada masa yang akan datang, kebaikan yang ditanam tentu kebaikan yang dituai, demikian juga sebaliknya, keburukan yang ditebar keburukan pula yang nantinya kita wariskan,

Salam Tapak 2013

Page 3: Tabloid Tapak Edisi 3

Edukatif & InspiratifMendorong Kemajuan Wilayah

Tar i ko lo t Expo yang d i s e l e n g g a r a k a n tanggal 2-3 Februari 2013,berlokasi di Kantor

Desa Tarikolot menyajikan produk lokal yang nyatanya mampu bersaing di pasar global, sesuai dengan tema yang diusung pihak pelaksana telah melibatkan sekitar 22 Perusahaan serta 18 UMKM berjalan dengan lancar.Pameran yang dikunjungi juga oleh Bupati Bogor, Rahmat Yasin itu banyak menarik minat Masyarakat, terbukti dengan banyaknya pengunjung yang datang meski pada hari pertama diguyur hujan, namun antusiasme masyarakat begitu besar seolah dukungan serta apresiasi terhadap produk yang dihasilkan Warga Desa Tarikolot khususnya dan Kecamatan Citeureup umumnya.Komunitas Tapak bekerjasama dengan CSR PT. Indocement ikut ambil bagian mewarnai pameran tersebut dengan misi ikut bersama-sama mendorong kemajuan wilayah pada umumnya dan di Tarikolot khususnya, dengan membuka salah satu stand di ajang tersebut. dalam stand tersebut ikut juga dipamerkan hasil produk UMKM yang telah menjadi Binaan CSR Indocement seperti tampilnya miniatur pesawat buatan Bpk.Syafrudin dari Ds Bantarjati yang mana produknya sudah merambah ke mancanegara serta Loyang produk-produk rumah tangga dari PD.JAVIA pimpinan Bapak Nu’man dari Ds Tarikolot.

03

Dipameran juga has i l p roduk masyarakat setempat , Apresiasi Seni & Budaya , dan pencanangan Ds Tarikolot sebagai Desa pengrajin logam dengan peresmian seni patung kawat sebagai iconnya, adanya symbol ini akan lebih memotifasi masyarakat Ds Tarikolot & sekitarnya untuk terus menerus mengupayakan , menjaga & meningkatkan ‘tradisi’ yang memang telah turun temurun di wilayah ini , diharapkan juga nantinya dapat memberi arahah kebijakan di sektor ini kepada pemerintahan Kab.Bogor agar pengrajin industri logam di wilayah mendapat perhatian yang lebih serius , terlebih imbas dari adanya pasar bebas yang tidak bisa dihindari , semoga dengan adanya kegiatan semacam in dapat menyadarkan seluruh element baik itu swasta , pemerintah , dan pelaku industri kecil ini dapat bersama-sama melakukan upaya-upaya antisipasi agar potensi

kearifan lokal ini tetap dapat terpelihara keberlangsungannya dimasa yang akan datangIde semacam ini merupakan terobosan yang positif adanya upaya-upaya kongkrit di Masyarakat , khususnya pelaku pengrajin industri logam untuk kembali mendapat pengakuan kembali ditengah-tengah mereka, dikarenakan semakin berkurangnya minat generasi muda di wilayah ini untuk tetap bangga dengan profesi pengrajinnya, bahkan kecenderungan mereka meninggalkan tradisi turun menurun ini semakin men ingka t dengan me lamar pekerjaan di pabrik atau menjadi buruh outsourching misalnya, ini tentunya harus segera dihindarkan dengan upaya, bahwa jikalau dibina secara baik, sektor ini masih dapat menjadi andalan untuk menunjang kehidupan masadepan mereka nantinya.Dalam hal ini apa yang telah ditampilkan oleh CSR PT Indocement dengan mitra

binaannya telah terjadi sinergi yang baik dan dapat ditiru oleh semua perusahaan yang ada di wilayah Kec.Citeurep misalnya , perlu adanya pola kerjasama dan berkelanjutan antara pelaku UMKM dengan Industri agar tercipta suatu proses yang saling membutuhkan satu dengan lainnya, pola seperti ini terus dilakukan oleh team CSR PT Indocement seperti menyelenggarakan gebyar UMKM binaannya sekaligus diadakan seminar-seminar untuk mencari solusi yang tengah dihadapi oleh pelaku usaha kreatif tersebut , tentunya ini dapat mengedukasi masyarakat untuk dapat mendapatkan informasi yang baik buat pengembangan usahanya kedepan sehingga terjadi pemahaman dalam mengkomunikasikan kepentingan masing-masing-masing dalam mencapai tujuan pemberdayaan masyarakat.(AG)

UMKM MITRA BINAAN CSR-PT INDOCEMENT (Bag. 1)Nama UMKM : Sang Alam Frame (Sarifudin, Desa Bantarjati)Oleh : Ade Gunawan / YTACC

Bantarjati adalah sebuah desa yang berada di wilayah Kec.Klapanunggal-Kab.Bogor, tidak

terlalu sulit untuk akan berkunjung kesana,Kita akan menemukan jalan yang cukup memadai untuk dilalui meski tidak terlalu lebar.

Hanya justru yang sulit disana adalah menemukan jejak langkah seorang pemuda sepert i Sari fudin yang mempunyai impian yang jauh kedepan , mengajak kita untuk ‘terbang’ melintas cakrawala imajinasinya , berbekal pendid ikan sekolah menengah pertama Saripudin adalah pemuda biasa yang kerapkali ditolak surat lamaran pekerjaannya dikarenakan ‘catatan nilai’ diselembar kertas karton berstempel lembaga sekolah

itu dianggap tidak cukup memenuhi kriteria untuk sebuah pekerjaan yang diharapkan , persoalannya tidak sampai disitu teman-teman Syarifudin pun banyak yang mengalami nasib seperti itu, ‘terbengkalai’ ditengah suara gemuruh mesin produksi , meski ada juga diantara mereka yang sedikit lebih beruntung menjadi tenaga kerja harian atau menjadi buruh kasar dipabrik yang ada disana.

Sarifudin adalah pemuda kelahiran Desa Bantarjati yang mempunyai sifat sosial yang tinggi, Syarifudin kerap keluar masuk pabrik untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan, seringnya dia gunakan untuk mengumpulkan t e m a n - t e m a n s e k a m p u n g n y a mengadakan kegiatan kepemudaan

yang positif dilingkungannya seperti pengajian, membantu membuatkan janur apabila dilingkungan ada yang akan melaksanakan pernikahan atau sekedar kumpul begadangan menghibur bermain musik dipos ronda , Sifat kepemimpinannya sudah mulai terlihat disini.

Sosok Sarifudin tidak melewatkan momen seperti itu berlalu begitu saja, atas prakarsa kreatif dan kepedulian kepada wi layahnya yang t inggi ditambah dia memang mengenal betul keadaan tempat dimana dia tinggal ini, disaat orang lain sibuk mencari sesuatu yang ‘bernilai’, Sarifudin justru berbeda dia melihat sesuatu yang tidak lazim dilihat orang pada umumnya lantas apa yang ia lihat itu apapun itu jenisnya bisa dia sulap menjadi sesuatu yang berharga.

Ada kalimat yang selalu terlintas “Lakukanlah sesuatu buat kampung ha lamanmu send i r i ( m in ima l memikirkannya ) , Sebelum engkau berbicara tentang sebuah bangsa yang besar” istilah ini sepertinya cocok diberikan untuk figur Sarifudin, alhasi l apa yang dia upayakan sekarang ini lambat laun memberikan kenyakinan kepada kita semua, bahwa sesungguhnya kita tidak perlu jauh-jauh melihat keluar .. di sekitar kitapun jikalau lebih seksama memperhatikannya akan ada hal yang tidak terduga yang dapat kita olah menjadi sebuah potensi,

seakan-akan memang itu semua

sengaja disediakan buat kita semua hanya saja kita belum dapat memaksimalkannya.

Munculnya kesadaran akan kepedulian kita terhadap apa yang ada disekeliling kita merupakan bagian dari nilai-nilai budaya , apa yang dilakukan oleh seorang syarifudin tentunya akan lebih dasyat apabila ada syarifudin-syarifudin lain nantinya sebagian malah ada yang mengatakan kecintaan kita terhadap wilayah adalah sebagian dari iman, pesan moral yang bijak di tatar sunda “ kacai jadi saleuwi , ka darat jadi salebak” mengajak kita untuk bersama-sama untuk memupuk nilai persaudaraan ‘sauyunan’ menebalkan kepedulian dan berkontribusi positif kepada alam dan sekelilingnya.

Apa yang sudah diraih oleh Sarifudin sekarang ini tentunya tidak semudah membalikan telapak tangan , diperlukan itikad yang kuat atau tahan banting bahkan jauh didalam sosok Sarifudin dia adalah pemimpi sejati ‘yang terpenting dari semua itu adalah modal ... modal kemauan dahulu !! ada yang selalu menggangu pikirannya kala itu bagaimana dia dapat ‘mengalahkan’ pabrik yang dahulu menolak lamaran pekerjaannya , semua itu mendorong motivasinya untuk dapat merubah cara pandangnya melakukan sesuatu , artinya untuk dapat mengalahkannya tentunya dia harus berkompetisi dan tidak menjadi bagian dengan pabrik itu ... ( bersambung )

Berita Utama

Untuk Kesadaran Potensi LokalTarikolot Expo 2013

Page 4: Tabloid Tapak Edisi 3

Edisi 3 • Tahun 2 • Februari 2013 Citeureup - Cibinong - Bbk. Madang

Edukatif & Inspiratif

Mendorong Kemajuan Wilayah04

Lahir dengan Nama Nana Djuhana, Pria yang lahir 56 tahun silam ini berniat bersama dukungan warga

Tarikolot lainnya untuk menata Desa yang ditinggalinya berpuluh tahun yang lalu. untuk niat itulah ia memberanikan diri untuk mengikuti Pemilihan Kepala Desa tarikolot yang akan dilaksanakan beberapa waktu lagi.

Lebih lanjut Bapak berputra empat ini juga akan menggulirkan beberapa program yang diusungnya yakni NATA DESA, yaitu bersama membenahi kekurangan yang ada dalam jangka waktu yang terukur,mengedepankan PDCA (Planing Do Check Action), dalam bahasa rakyatnya yakni Pemikiran nu dibeuweung diutahkeun, dipikirkan matang untuk kemudian dijalankan.

Statemennya memang bukan isapan jempol semata, keterlibatannya dalam usaha Pemberdayaan Masyarakat sudah cukup te ru j i , men jad i Pengurus BPD hingga Ketua LPM Desa Tarikolot ia jalankan semata karena keinginannya mengabdi pada Masyarakat Tarikolot Khususnya. di bidang Komunikasi tingkat Kecamatan pun ia dipercaya menjadi Ketua Radio Antar Penduduk (RAPI) Lokal 04 Kecamatan Citeureup – Babakan Madang. ia juga aktif dan tercatat sebagai Ketua Rayon AMS Kecamatan Citeureup.

Dalam Bidang Keagamaan dan Kemasyarakatan Pak Haji Nana te rmasuk Jamaah yang ak t i f dibeberapa Pengajian yang diadakan

di Desa tarikolot maupun diluar. dari Pengajian Malam Selasa di Mushola Desa,Malam Rabu di Majlis Ta’lim Al Ikhlas, Malam Kamis di Majlis H. Sadjili,Tarikolot, hingga Malam Jum’at di wilayah RW 07.Hari sabtu pagi iapun aktif mengikuti Pengajian K.H Idzudin Lebak pasar, menurutnya menuntut i lmu tidak dibatasi usia, aktif dipengajian selain menguatkan rohani juga menjalin hubungan silaturahmi yang harmonis dengan warga masyarakat.ia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan waktu dan keluangan yang dimiliki.Suami dari Hj. Suhaeriah (liah) yang sempat mengecam Pendidikan di AMID Jakarta ini memang tergolong sibuk dalam kegiatannya di Masyarakat, namun kesibukannya tak membuatnya lalai dari tugasnya sebagai Kepala Keluarga. ia juga memperhatikan keempat anaknya serta mendorongnya untuk juga peduli kepada masyarakat. terbukti anaknya ada yang menjadi Bidan dan staf pengajar di SDN tarikolot

03.ia berharap putra-putrinya menjadi insan yang bermanfaat baik untuk dirinya dan masyarakat.P e m i l i h a n K e p a l a Desa yang sedianya dilaksanakan pada bulan maret 2013, menurutnya sebuah kesempatan untuk lebih membaktikan diri kepada masyarakat. ia sudah siap lahir dan batin untuk ikut serta mensukseskanP I L K A D E S tersebut. meski demikian diakhir penuturannya ia menyampaikan bahwa siapapun yang nan t inya terpilih menjadi K e p a l a D e s a tarikolot haruslah didukung dan dibantu dalam rangka menata

desa untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.(AR)

Ja l a n agak menurun itu, entah berapa puluh kali ia lewati. kaki kecil tak beralas, lincah melewati setiap lekuk

jalan tanah becek itu, ujungnya menuju sebuah lapangan luas, tempat ia bersama anak-anak kecil seusianya bermain. tegal gedong, yak tidak salah, orang-orang sekitar situ menyebutnya demikian. Tanah lapang berumput itu disebut demikian karena didepan lapangan itu berdiri kokoh bangunan besar bertembok batu, dihuni beberapa orang asing, karena memang sebagian besar penghuni gedong itu punya wajah yang berbeda jauh dengan wajah-wajah yang biasa ia kenal.

Pagi itu, seperti pagi-pagi sebelumnya, bocah kecil itu melewati tanah basah bekas hujan semalam, beberapa genangan air terlihat menutupi beberapa bagian tanah. sigap ia meloncati setiap kubangan kecil didepannya.

Perawakan anak kecil itu kurang lebih seusia 12 tahunan. rambut ikal sedikit menutupi dahinya. Wajah kecoklatan pertanda sering bermain dibawah terik matahari. Mata bulatnya sesekali berpendar melihat kalau-kalau ada biji kenari yang jatuh. Biji kenari memang menjadi makanan yang cukup dikenal

bagi anak-anak seusianya. Siang terik sehabis bermain sering dimanfaatkan anak-anak sekitar sini untuk mencari biji kenari, pohonnya yang rimbun juga menjadi tempat bernaung dikala terik maupun berlindung saat hujan.

Tak terasa cukup lama anak itu berjalan, rumahnya terlihat cukup jauh dibawah sana. Langkahnya sedikit tertahan, terengah-engah. turun naik jakunnya. kulit kecoklatannya gemerlapan dibasahi keringat yang juga membasahi bajunya. Langkahnya tersaruk dibawah pohon kenari yang tumbuh ditepi tegalan itu. Sejenak ia perhatikan dirinya. Kaki kecilnya belepotan tanah merah kecoklatan, bagian belakang bajunyapun tak luput dari cipratan “cileuncang”. Katel ditangan kirinya beberapa bagian dipenuhi cipratan lumpur.

Tempat air yang ia bawa dari rumahnya itu memang sengaja ia bawa. Pagi i tu Neneknya yang meminta ia membawanya ke gedong seberang. neneknya hampir setiap pagi menuju gedong diseberang tegalan itu. Kadang sampai larut malam neneknya baru pulang, sesekali ia turut juga menemani Neneknya di gedong itu. Biasanya kalau ada keramaian tamu-tamu si pemilik gedong. hingar bingar terdengar hingga malam. Suara bunyi-bunyian yang berasal dari beberapa perkusi yang dimainkan sengaja untuk menyambut para tamu yang datang.

Semil ir angin bert iup menyisir i sebagian rambutnya, angin yang bertiup dari arah tenggara berhembus menggoyangkan ilalang yang tumbuh menyemak mengitari tegalan, langkah kecil itupun memasuki pelataran rumah besar yang berdiri menantang tanah lapang didepannya. Dua pohon kenari mengawal gedong didalamnya. Satu dua daunnya jatuh di tembok putih yang memanjang hingga kearah sungai. Beberapa pohon salak minyak tumbuh disela kerapan bambu “kirisik” yang rapat memanjang melindungi gedong besar didalamnya.

Sepasang burung manyar asyik berkejaran disela bambu kirisik, ulat-ulat yang berkeliaran nampaknya yang mengundang sekawanan burung untuk sekedar singgah lalu kemudian terbang lagi mengikuti arah angin. Dipayungi birunya langit yang terbentang sejauh mata memandang, Tak terasa ayunan langkah kaki kecil itu masuk melewati gerbang.

Beberapa banggunan berdiri diareal yang berukuran sedikit lebih luas dibanding tanah lapang diluar sana, Nama-nama dari gedong itu sebagian dihafalnya. Gedong panjang, gedong bunder, gedong papak dan entah beberapa gedong lainnya tidak ia hafal. neneknya yang memberi tahu sebelumnya. neneknya memang sejak lama mengabdi pada keluarga ini, ia hafal betul setiap sudut dari bangunan-bangunan besar yang jauh melebihi rumahnya. Dapurnya saja malah masih lebih besar dibandingkan gubuknya.Didalam suasana terasa lebih sejuk dibanding diluar, deretan pohon-pohon kenari itu barangkali yang menghasilkan hawa sejuk disekitar halaman, rumput disini terlihat lebih terawat, deretan batu koral membelah hamparan rumput itu, sebuah arca putih berdiri ditengah halaman, patung wanita yang memegang semacam kendi ditangannya, dipundaknya diselempangkan sehelai kain yang menjuntai hingga kebawah, Nampak sekali kalau si pemahat patung itu sangat lihay dalam membentuk rupa manusia, setiap lekuk tubuh patung dibuat mirip seperti aslinya.

Jalan berbatu i tu menuju satu bangunan besar, tembok berwarna putih menambah keanggunan gedong tersebut, jujur, meski berkali-kali anak itu menyambangi gedong itu tak jarang ia berdecak kagum melihat indahnya bangunan tersebut. Beberapa pilar putih bulat menopang dengan kokoh setiap sisi bangunan, tingginya barangkali tiga kali tinggi tubuhnya. Dibagian bawah teras setinggi bahu anak itu mengelilingi gedong, membatasi rumah tersebut dengan halaman berumput didepannya. ubin teraso hitam terhampar dari ruangan depan hingga ke rungan dalam. (bersambung)

Toean Tanah (The Series)Menyusuri jejak Mayor Jantje

H.Nana DjuhanaMenata Desa Bersama

Pernah mendengar “Beas Perelek” ? bagi yang tinggal di pedesaan tentu tak asing mendengar istilah

ini. beas atau beras yang dikumpulkan sepekan sekali dan dikumpulkan oleh salah seorang petugas yang berkeliling memanggul karung dari rumah ke rumah.

Bak pepatah orang bijak,”sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit’ hal ini dibuktikan oleh sekelompok masyarakat contoh di desa Karang Asem Timur tepatnya RW 05 kecamatan Citeureup, ada kegiatan masyarakat dimana diharuskan menyumbangkan berasnya dimasukan ke sebuah gelas air mineral dengan penuh kesadaran dan kesabaran petugas untuk menarik dari tiap tiap rumah, ditarik setiap jum’at siang oleh petugas atau RT dibantu linmas.

Menurut keterangan H. Abdul Hamid, Ketua RW 05, Dari 4 RT yang ada di RW 05 tersebut didapat kurang lebih 50 liter beras setiap minggunya sehingga dalam sebulan mendapatkan 200 liter beras. tidak sampai disitu beras yang didapat di jual ke warga yang kurang mampu dengan harga dibawah harga pasar.dalam sebulan uang hasil penjualan beas perelek tersebut sekitar

1 juta rupiah.Hasilnya ternyata cukup signifikan, uang satu juta perbulan yang didapat ternyata manfaatnya terasa sekali. tercatat ada beberapa warga yang dibantu melalui kegiatan ini. seperti yang dialami ibu emah, ibu rumah tangga yang menderita tumor di lengannya. biaya pengobatan menjadi ringan dengan adanya program beas perelek, kini kesehatannya berangsur pulih. demikian juga dengan pak ita, yang sembuh hernianya dibantu program ini. belum lagi ada dana duka cita bagi warga yang terkena musibah, dan lainnya.

Kembali ke makna teladan beras perelek, melatih jiwa berkorban dari hal yang paling kecil, saatnya sekarang meningkatkan dan melipatgandakan sehingga percepatan perkembangan kemajuan masyarakat perdesaan lebih maju dengan tetap mempertahankan nilai kebersamaan dengan semangat gotong royong.

Intinya sekecil apapun kita berbuat, sepanjang itu kebaikan tentu hasilnya menjadi maslahat. dari beberapa contoh diatas tentunya kita bisa membantu meringankan penderitaan saudara kita yang terkena musibah dengan cara yang sederhana. jadi tak ada alasan untuk tidak membantu bukan ? (AR)

Beas perelek, melatih berkorban dari hal yang kecil

BOGOR COMPMenjual Komputer & LaptopBaru dan Second, Harga Bersaing

Terima service, Up Grade & jual spare partcall / sms : 0838 7105 3999

Bingkai

Page 5: Tabloid Tapak Edisi 3

Edukatif & InspiratifMendorong Kemajuan Wilayah

berusaha memberikan pembinaan tentang Dasar-Dasar KeIslaman, Membaca dan menulis Al Qur’an ( Iqro’-Juz Amma), Mengenalkan Kewajiban-Kewajiban Muslim, Memberikan materi dasar berhitung/Angka, Memberikan materi pengenalan huruf, Membimbing proses membaca metode Abacaga, Memberikan materi keterampilan sederhana, Menggambar, Mewarnai gambar, Melipat ,dan menempel.

Masyarakat sangat mendukung adanya Pend id ikan Us ia D in i (PAUD) Kembang Harapan, hal ini dibuktikan dengan banyaknya anak yang bergabung di PAUD Kembang Harapan bukan hanya dari Desa Citeureup saja bahkan dari Desa lainnya menitipkan anak-anaknya untuk dididik di Paud ini.Pemerintah dan perusahaan setempat juga ikut mendukung dibuktikan dengan adanya bantuan, kunjungan Dinas serta bekerjasama dengan Posyandu tingkat RW dalam hal

pemeriksaan kesehatan anak PAUD Kembang Harapan. Harapan penyelenggara PAUD Kembang harapan adalah ikut serta mendidik anak bangsa khususnya anak usia dini sebagai tunas harapan masa depan bangsa, mampu berinteraksi dalam rangka memajukan Masyarakat Indonesia. (AR)

Seko lah d i buk i t , yang terbayang di dalam benak membaca kalimat itu adalah suasana perbukitan yang sejuk dan nyaman.

Adalah SMP Asy-Syifa yang menyandang gelar Sekolah di bukit, tidak lain karena lokasi

sekolah ini terletak di perbukitan dan perkebunan yang sangat asri dan indah, berada dalam wilayah desa Leuwi Karet Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor. Sekolah yang baru berdiri selama 5 tahun ini menjadi satu-satunya Sekolah Menengah Pertama yang ada di desa tersebut. Meskipun usianya masih baru seumur jagung, dan letaknya yang jauh di pedesaan, tetapi kiprahnya dalam organisasi kesiswaan boleh jadi tidak kalah hebat dengan sekolah-sekolah yang ada di perkotaan. Terbukti dengan beberapa prestasi yang diraih sekolah ini terkait organisasi kesiswaannya, di antaranya Paskibra, Pramuka dan baru-baru ini dibentuk organisasi kesiswaan PMR dan kegiatan Olahraga.

Pemberlakuan organisasi kesiswaan ini berlatar belakang memupuk jiwa kepemimpinan di kalangan siswa agar masing-masing dapat belajar dan memiliki pengalaman serta berjiwa pemimpin. Saefullah, S.Sos I ( Kepala Sekolah SMP Asy-Syifa ) mengatakan, “ Asy-Syifa adalah sekolah yang aktif dengan berbagai kegiatan eskul di dalamnya … “ diharapkan mampu menciptakan penerus-penerus bangsa yang tangguh dan berkarakter baik … “ kemudian beliau menambahkan, “ meskipun kita ini sekolah di gunung, tetap tidak menjadikan kita kuper dan gaptek, saya ingin anak didik juga mengetahui perkembangan dunia luar, terutama bagaimana cara memimpin sebuah organisasi... “ harapnya dengan serius.

Tanggal 2 Pebruari 2013 lalu, sekolah bukit melaksanakan kegiatan pelantikan eskul PMR dan Olahraga yang melibatkan kurang lebih 100 orang peserta didik dan 5 orang pembimbing serta para alumni. Meski diguyur

hujan, kegiatan yang berlangsung sejak pagi hingga sore hari tersebut tetap berlangsung dengan penuh semangat. dimulai dari kegiatan apel pagi, pemberian materi berupa keorganisasian, kepemimpinan dan keagamaan serta kegiatan Out Bond. Acara terakhir sebelum apel sore adalah renungan, yang disambut haru oleh seluruh siswa.

Pak Kadir, selaku Pembina organisasi kesiswaan mengaku puas melihat kegigihan anak didiknya mengikuti pelantikan., lebih lanjut ia berkomentar, “ acara seperti ini sangat penting dilaksanakan, agar siswa memahami betul apa itu kepimpinan dan bagaimana menjadi pemimpin yang baik, terutama dalam memimpin dirinya sendiri untuk selalu berlaku sopan … “ Jika sudah bisa memimpin diri sendiri Insya Allah ke depannya pasti bisa memimpin orang banyak … Amin … Pungkasnya.

Sekolah di bukit ini memang layak mendapatkan pujian. Pencitraannya di masyarakat pun dikenal sebagai sekolah agamis yang disiplin. Hal ini dapat dibuktikan, setiap hari sebelum belajar, selalu diadakan pengajian rutin di dalam kelas. Siswa diajarkan disiplin dengan ketat, baik dari segi agama maupun dari segi prilaku sehari-hari.( Lembayunk )

Memupuk Kepemimpinan di “ Sekolah Bukit “

Setangkai Harapan di PAUD Kembang HarapanMemberikan pendidikan yang baik

dan layak pada setiap anak adalah kewajiban kita sebagai orang tua untuk itu PAUD Kembang Harapan yang berlokasi di Jl. Mayor Oking Rt 02/01Citeureup ingin turut berpartisipasi mencerdaskan kehidupan bangsa khususnya terhadap anak-anak di lingkungan Desa Citeureup sebagai tunas harapan bangsa di masa depan.

Tujuan penyelenggara Pendidikan Usia Dini (PAUD) Kembang Harapan adalah memberikan pendidikan dini kepada warga yang kurang mampu mulai usia 0 – 6 tahun yang tidak dapat masuk ke TK/RA dan pendidikan Pra Sekolah lainnya dimana biaya yang diperlukan tidak sedikit. Tujuan lainnya adalah membimbing masyarakat untuk menyadari pentingnya pendidikan usia dini sebagai bekal untuk masa depan, khususnya mempersiapkan mereka untuk memasuki jenjang pendidikan dasar.

Hasil yang diharapkan adalah dapat mengembangkan minat anak dalam pendidikan dan mengarahkan anak menjadi anak yang religius, kreatif, mandiri dengan memberikan berbagai program dan materi ringan yang bersifat edukatif dan siap menghadapi Pendidikan Formal di Tingkat Sekolah Dasar.

Ely Fahriyah,S.Pd selaku kepala PAUD Kembang Harapan dibantu dengan 6 tenaga pendidik yang berpengalaman

Ibu Ely , Kepala PAUD Kembang Harapan

Suasana Belajar di PAUD Kembang Harapan

05Pendidikan

Ke j a h a t a n t e r j a d i b u k a n hanya karena adanya niat si pelaku, tapi juga karena

adanya kesempatan. Jargon yang dipopulerkan oleh sebuah acara berita kriminal disalah satu stasiun televisi swasta ini mungkin sudah akrab ditelinga kita, bila tak ada kesempatan, suatu kejahatan mungkin tidak terjadi.

Belakangan ini sedang marak terjadi salah satu bentuk kejahatan di lingkungan sekolah dasar di wilayah kecamatan Citeureup yaitu pencurian. Modus yang digunakan pelaku adalah dengan berpura – pura menjadi orang tua murid yang hendak menjemput anaknya pada jam pelajaran. Sekolah dasar memang tidak memiliki petugas khusus Tata Usaha yang selalu ada di ruang kantor, sehingga jika sedang jam belajar efektif ruang kantor menjadi sepi, dan biasanya para guru meninggalkan barang barang berharganya di ruangan ini.

Di beberapa sekolah dasar yang memiliki banyak murid, biasanya ada beberapa mata pelajaran yang dibimbing oleh guru khusus, seperti Olah Raga dan Agama.

Jika guru tersebut tidak sedang dalam kelas atau tidak ada jam mengajar, pelaku biasanya menghampirinya dan menanyakan nama fiktif. Tentu saja guru tersebut akan mempersilahkan pelaku untuk menunggu di ruangan kantor, untuk kemudian guru tersebut akan menuju kelas untuk mencari nama yang disebutkan pelaku. Ketika guru tersebut kembali ke ruangan kantor, pelaku sudah tidak ada disertai dengan raibnya barang berharga yang ada di ruangan tersebut. Sudah ada beberapa seko lah d i kecamatan C i teu reup yang disambangi pelaku, dan si pelaku sukses membawa beberapa barang seperti laptop, Handphone, bahkan uang tunai. Kejadian seperti ini perlu disikapi dengan serius, agar kejadian tersebut tidak terulang kembali. Kita tidak mungkin meminta pengamanan kepada pihak kepolisian, karena kepolisian pun masih kekurangan personil untuk wilayah Citeureup yang padat dan luas. Namun kita masih bisa mencegah kejahatan, dengan meminimalisir kesempatan si pelaku untuk melaksanakan kejahatan. (AWH)

Waspadai Kejahatan di Lingkungan Sekolah

Bahasa adalah mahkota kita, istilah ini mungkin sudah akrab dalam benak kita. Bahasa merupakan suatu

alat komunikasi dalam masyarakat. Dalam masyarakat sunda, Penggunaan bahasa menunjukan identitas sosial si pemakai bahasa tersebut, sebab ada istilah bahasa halus, bahasa sedang, dan bahasa kasar. Salah penempatan dalam penggunaan bahasa dalam berkomunikasi, dapat menyebabkan salah pengertian, sehingga komunikasi pun tidak tercapai secara optimal. Misalnya jika kita berbicara dengan orang yang lebih tua menggunakan bahasa kasar, tentunya akan membuat lawan b icara k i ta ters inggung, sehingga proses komunikasi pun akan terganggu dan mungkin saja dapat terjadi kesalahan pemahaman. Karena kesalahpahaman itulah, hal – hal sepele pun dapat memicu keributan.

Para karuhun kita telah mewariskan nilai nilai luhur dalam proses komunikasi, dengan membedakan struktur kata untuk setiap lawan bicara. Jika kita mengkaji lebih dalam, para Karuhun telah memberikan warisan etika yang tidak ternilai harganya. Inilah yang harus kita lestarikan, agar kita menjadi sebuah masyarakat yang beradab dalam kehidupan masyarakat dunia. Sebab kemajuan peradaban suatu bangsa tidak hanya diukur dari infrastruktur yang ada, ataupun dari status ekonominya saja.

Etika penggunaan bahasa lambat laun mulai pudar seiring dengan arus Globalisasi yang pesat, perlahan lahan telah merubah pola pikir masyarakat yang menganggap bahwa Budaya luar lebih modern, dibandingkan dengan budaya sendiri. Jika hal ini terus terjadi, maka dimasa depan bangsa kita telah kehilangan identitasnya dan akan menjadi bangsa yang “imitasi”. Padahal jatidiri sebuah bangsa adalah nilai budaya yang ada dalam bangsa itu sendiri. Dan bahasa merupakan salah satu elemen yang memperkaya khazanah budaya kita.

Jika kita mendapat sebuah warisan yang tidak ternilai harganya dari para karuhun kita, lalu apa yang akan kita wariskan kepada generasi penerus kita, Padahal hari esok ditentukan oleh apa yang kita lakukan hari ini. Apakah kita rela jika dimasa depan bangsa kita menjadi bangsa yang “imitasi”, Yang hanya mampu menjiplak budaya luar, dan tidak mempunyai identitas budaya sendiri. Hal ini ditentukan oleh apa yang kita lakukan hari ini.

Maka dari itu marilah kita lestarikan penggunaan etika berbahasa, agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam berkomunikasi, dan Budaya warisan para karuhun pun tidak luntur oleh arus Globalisasi.(AWH)

Bahasa dalam Budaya

Page 6: Tabloid Tapak Edisi 3

Edisi 3 • Tahun 2 • Februari 2013 Citeureup - Cibinong - Bbk. Madang

Edukatif & Inspiratif

Mendorong Kemajuan Wilayah

ekor

m e m b u l a t d i u jungnya.Sisi atas tubuh --dari kepala hingga ke ekor-- berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih, mulai dagu ke belakang. Sisi samping bercoret-coret tebal (striata, bercoret-coret) yang agak kabur. Warna ini seringkali menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulut besar, dengan gigi-gigi besar dan tajam.

N a m a -nama

i kan tersebut hanya s e b a g i a n

saja dari ekosistim yang ada. beragam jenis ikan yang dulu pernah tinggal di sungai citeureup. diantaranya berod, jeler, kancra,soleng, dll.

Selain dari ikan adalagi penghuni

Ragam06

Sungai sejak dulu digunakan Masyarakat untuk memenuhi

hajatnya, Banyak aktifitas dapat dilakukan di sungai. mandi, mencuci, buang hajat, hingga mengambil ikan dengan cara dipancing maupun dijala. Sungai menjadi tempat yang mengasyikan bagi masyarakat. Ibu-ibu yang mencuci dan memandikan anaknya, sementara si bapak asyik memancing dibagian yang agak dalam anak-anak bertelanjang lompat dari dahan pohon besar di pinggir sungai menjadi pemandangan biasa di sungai.

Semua aktifitas itu tak terlihat lagi sekarang, semenjak tercemarnya hampir sebagian besar sungai. Bermain di sungai tak lagi mengasyikan semenjak air sungai berubah warna menjijikan. Belum lagi gundukan sampah yang menghampar di tiap sisi sungai.

Anak-anak hari ini tak lagi kenal ikan-ikan yang dulu mendiami sungai mereka. Penghuni sungai sudah pergi atau sudah mati semenjak habitat mereka dihancurkan pencemaran. Ekosistim air menjadi punah seiring

mengalirnya limbah mengotori sungai.Berikut jenis ikan yang pernah

menghuni sungai-sungai terutama di wilayah citeureup dan sekitarnya. Sebagian besar sudah punah. Hanya sebagian kecil yang diduga masih ada. Itupun biasanya di sungai yang jauh dari industri dan pemukiman.

1. Lalawak termasuk Kingdom: Animalia, Phylum: Chordata, Class: Actinopterygii, Order: Cypriniformes, Family: Cyprinidae, Genus: Puntius dan Species: Puntius bramoides. Bentuk fisik ikan ini nyaris sama dengan Tawes, sehingga ada juga yang menyebutnya sebagai tawes liar, tetapi terdapat perbedaan prinsip terutama dalam hal ukuran fisik, dimana Balar ukuran panjang maksimalnya hanya 30 cm, sementara Tawes bisa mencapai lebih dari 30 cm. Perbedaan lainnya terletak pada sirip ekor, sirip perut dan dada, dimana pada Lalawak berwarna merah muda sampai merah normal, sementara pada tawes tidak terdapat warna merah tersebut.

2. Regis atau GenggehekUkuran paling besar ikan regis/

genggehek secara umum dari informasi yang didapat, seukuran 3 jari telapak tangan orang dewasa dan bahkan ada yang menyebutkan paling besar sekitar 5 ramo (bahasa indonesia: “5 jari telapak tangan”)

3. Beunteur (Puntius binotatus)Beunteur adalah salah satu ikan

asli dari perairan tawar di Jawa Barat, hidup di sungai yang lebar dengan arus yang tenang. Beunteur adalah ikan air tawar benthopelagic yang mencari makanan di dasar sungai yang banyak menyediakan makanan berupa zooplankton, dan larva serangga. Beunteur tidak melakukan migrasi dalam siklus hidupnya, bisa hidup menetap untuk tumbuh dan berkembang pada habitat yang tetap. Ukuran maksimum yang pernah ditemukan adalah 20 cm.

4. Gabus (Channa striata)Berkepala besar agak gepeng

mirip kepala ular (sehingga dinamai snakehead), dengan sisik-sisik besar di atas kepala. Tubuh bulat gilig memanjang, seperti peluru kendali. Sirip punggung memanjang dan sirip

lain sungai kita dahulu. seperti

1. Biawak / bayawak (Varanus salvator)Biawak umumnya menghuni

tepi-tepi sungai atau saluran air, tepian danau, pantai, dan rawa-rawa termasuk rawa bakau. Di perkotaan, biawak kerap pula ditemukan hidup di gorong-gorong saluran air yang bermuara ke sungai.Biawak memangsa aneka serangga, ketam atau yuyu, berbagai jenis kodok, ikan, kadal, burung, serta

mamalia kecil seperti tikus dan cerurut. Biawak pandai memanjat

pohon.2.

E n g k a n g - e n g k a n g . ‘ e n g k a n g - e n g k a n g d i n a dulang,kacapiring endog tongo” peribahasa sunda yang dulu cukup populer. hewan sejenis serangga, d i tenggara i sebaga i i nd ika to r kebersihan air sungai, biasa berlari cepat dipermukaan air.

Tak bisa mancing lagi di sungai

Dahulu sungai menjadi tempat yang mengasyikan, buat anak-anak terlebih lagi orang tua, memancing, ngalintar,pasang bubu dan banyak lagi kegiatan menangkap ikan yang dilakukan orang tua dahulu. Banyak ikan yang dapat dibawa pulang, regis, lalawak,

berod, dll.Kalau ditanyakan ke anak-anak sekarang niscaya tak akan ada lagi yang tahu karena memang habitatnya sudah purnah tergerus pencemaran.jangankan menangkapnya melihatpun tak lagi dapat, karena para penghuni sungai sudah pergi entah kemana.Berikut alat penangkap ikan di sungai yang pernah dilakukan orang tua kita dahulu. Meski konvensional namun memiliki kekhasan masing-masing.Bubu :diameter 25 cm dengan panjang 1 meter dipasang dikali dibagian sungai yang dangkal,dipasang melawan arusPosong : bentuk seperti bubu namun lebih kecil,digunakan untuk menangkap udang, terbuat dari bambuGaul : dibuat dari kaung/aren fungsinya menjerat ikan terutama dialiran sungai

Beberapa wanita asyik mencuci di atas batu pipih besar yang ada disepanjang kali. Buih busa

keluar dan mengalir begitu saja dari pakaian yang dibilasnya sesekali. Sambil bercanda beberapa dari mereka jua mandi di sela-sela deretan batu besar diantara arus sungai yang kecoklatan.

Kali santiong tempat dimana penduduk sekitar memanfaatkan airnya buat mencuci dan juga mandi. Terusan sungai yang mengalir hingga ke cipamingkis itu mengalir tenang, setenang peduduk kampung lebak pasar yang tinggal tak jauh dari sungai. Diatasnya gedong luhur berdiri kekar dibatasi pagar putih setinggi pusar orang dewasa.

Ada lapangan berumput tak jauh dari kali santiong, letaknya didalam pagar pembatas antara Gedong luhur dan kali santiong. biasanya setiap sore para penghuni gedong terlihat bermain volley di tanah lapang itu,

Dari situ pemandangan terlihat lebih luas, latar belakang bukit hambalang menghampar hijau , jalan beraspalkan batu karang terlihat memanjang menuju ke arah onderneming hambalang.

Air sungai mengalir tenang, sesekali beberapa i kan menyembu lkan kepalanya ke permukaan, sungai yang memanjang dari leuwi kanyere itu sesekali juga di ambil ikannya oleh penduduk seki tar, dengan cara dipancing maupun di l intar menggunakan jala. ikan –ikan seperti gabus, Regis, senggal merupakan ikan yang sering diburu penduduk sini, bukan saja rasanya yang gurih, ukurannya pun sedikit besar sehingga cukup mengenyangkan .

Hampir setiap sore kali santiong terlihat ramai, beberapa ibu-ibu memandikan anaknya di pinggiran sungai. anak-anak seringkali melompat dari pohon teureup yang tumbuh di pinggir sungai. akarnya yang kokoh menopang badan pohon yang tumbuh menjulang.

Selain airnya jernih, kali santiong juga memiliki bagian dasar sungai yang cukup dalam, orang sekitar menyebutnya leuwi, ada cerita yang berkembang bahwa dulu ada seorang gadis warga keturunan yang jatuh ke leuwi itu bersama kudanya. Tak jauh dari kali memang terlihat ada komplek pemakaman warga keturunan, letaknya lebih dekat ke arah jembatan menuju Tarikolot.

Menyedihkan melihat kali ini sekarang, tak ada pemandangan gadis-gadis yang mencuci di tepian kali santiong, tak ada ikan-ikan yang menyembul dari permukaan airnya yang jernih, tak terlihat pemandangan penduduk kampung yang melintar ikan.

Selain aliran sungai ini semakin kecil, warna merah kecoklatan menambah keruh dasar sungai, tumpukan sampah menutupi sebagian besar bagian sungai, tumpukan sampah mengundang ribuan lalat untuk datang.

Ikan-ikan pergi atau mati, yang jelas tak terlihat aktivitas keragaman hayati didalamnya, kali ini tak lagi dikunjungi. Airnya hanya membuat gatal dikulit, pabrik-pabrik dihilir sana nampaknya lebih suka membuang kotoran di sungai ini, membunuh ribuan komunitas serta aktivitas di sekitarnya. entah sampai kapan…..

Kali Santiong, 1930

Page 7: Tabloid Tapak Edisi 3

Edukatif & InspiratifMendorong Kemajuan WilayahBingkai

anyam menjadi tas cantik atau bunga hias.

K e g i a t a n P o s Y a n d u

memang tak melulu menimbang bayi. ada 7 bagian Pos Yandu yang dapat diberdayakan antara lain : BKB,BKR,BKL,POS WINDU LANSIA,ukgmd,KPKIA,UPPKS yang masing-masing memiliki 2 kader. UPPKS atau Usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera adalah salah satu program unggulan yang diambil Virgo bersama Pos Yandu Nusa indah.Melalui UPPKS inilah lahir minuman ekstrak jahe dan belimbing wuluh. tanaman jahe yang tumbuh di Apotik hidup sekitar pos yandu dimanfaatkan menjadi minuman yang menyegarkan.ekstrak belimbing yang dikemas dengan label “BBB” awalnya juga karena melihat buah belimbing yang tumbuh di sekitar komplek terbuang percuma. terbersit keinginan untuk menjadikan buah belimbing ini menjadi sesuatu yang berguna hingga lahirlah minuman menyegarkan. prestasi pun

takmir mesjid, H. Jaelani, Mesjid yang dibangun seiring berdirinya komplek kecamatan ini, awal-awal jamaahnya memang sedikit sekali. Namun dengan keistiqomahannya, ia bersama beberapa jamaah lainnya tak bosan menghidupkan amalan mesjid hingga mendatangi serta mengajak warga sekitar buat memakmurkan mesjid.P e r a y a a n k e a g a m a a n r u t i n dilaksanakan di mesjid ini. Sholat idul fitri dan idul adha hingga pemotongan serta penyaluran hewan kurban menjadi kegiatan regular mesjid ini. Peringatan maulid serta isra’ mi’raj pun kerap diadakan dengan mengundang mubaligh tempatan maupun dari luar.Remaja mesjid tak kalah kiprahnya, sekitar 80 puluhan remaja mesjid bersemangat mengikuti kegiatan yang diadakan. upaya pengkaderan generasi muda muslim melalui kajian serta berbagai Pelatihan dalam rangka mempersiapkan kader-kader islam yang siap berkontribusi di masyarakat.(AR)

Terletak di pusat pemerintahan Kecamatan Citeureup, mesjid al Muhajirin berdiri tegak mengayomi warga muslim sekitar, meski terletak di dalam komplek kecamatan citeureup namun bukan berarti mesjid ini tertutup buat jamaah umum. Terbukti para jamaah bukan hanya staf kecamatan saja, namun juga warga masyarakat sekitar hingga para supir angkot sampai tukang ojek yang menyempatkan diri buat menunaikan rukun kedua umat muslim itu.Selain menyelenggarakan shalat lima waktu, mesjid ini juga disibukan dengan pengajian mingguan dan bulanan. Pesertanya dari orang tua hingga anak-anak muda. Ba’da maghrib biasanya digelar kajian islam, pengisinya pun beragam, dari bahasan kitab kuning hingga ke kajian islam modern.Odang, salah satu jamaah mesjid mengatakan bahwa dahulu mesjid ini sepi, hanya beberapa jamaah saja yang mengisi, selain karena juga mesjid ini berdekatan dengan pemukiman warga keturunan. Pendapat ini dibenarkan

Masjid Al MuhajirinManfaat untuk Ummat

Mengabdi kepada M a s y a r a k a t adalah tugas mulia,

d a n i t u b i s a

dilakukan d e n g a n berbagai macam cara, t e r m a s u k m e n j a d i K a d e r P o s Ya n d u , seperti yang dilakukan Virgowati Retno Purwaningsih. Wanita yang dilahirkan di Kebumen, 18 September 1969 ini mengolah manfaat lewat Pos Yandu Nusa Indah, Desa Gunung sari Kecamatan Citeureup semenjak tahun 1997.Ibu tiga orang anak yang juga istri Ketua RW 04 itu memang tak setengah-setengah dalam memajukan Pos Yandu binaannya. bersama Kader lainnya, Pos Yandu Nusa Indah menggapai prestasi di tingkat Kabupaten dengan meraih Peringkat II dalam pengelolaan Pos Yandu.Tak hanya disitu, istri dari Pak RW Khudori ini juga giat mengajak warganya untuk mengelola limbah rumah tangga menjadi barang yang bermanfaat. bekerja sama dengan ketua RT yang ada di wilayahnya ia memisahkan sampah organic dan non organic. melalui pelatihan pengelolaan sampah yang pernah diikuti limbah semacam bungkus mie dan sabun cuci di

didapat dengan meraih peringkat II lomba Makanan dan Minuman di tingkat Kecamatan.Tahun 2012 menjadi tahun keberuntungan buat Ibu Virgo dan Pos yandunya, UPPKS yang dikelolanya meraih prestasi peringkat I di tingkat kabupaten. tak sampai disitu ditingkat Provinsi pun meraih tempat ke satu, bahkan mampu mengukir prestasi di tingkat Nasional dengan meraih peringkat II.

Kerja kerasnya memajukan Pos Yandu memang tak sia-sia, wanita yang tinggal di Indogreen semenjak tahun 1996 ini kerap diundang untuk pemberdayaan Pos Yandu. tercatat beberapa kota hingga ke Nusa tenggara Barat ia pernah diundang dalam acara Harganas memaparkan kegiatan Pos Yandunya.(AR)

07KOLOM PROMO

Hotline : 0813 1003 5019

Apotik MAJU JAYA

Menjual alat-alat kesehatan dan Obat dengan harga terjangkauJl.Raya Narogong – Ruko Mitra Usaha No.11 / A Telp. (021) 82480857

Anugrah printingTerima Cetakan :

Undangan, Nota, Kalender, ID Card, Kaos, Spanduk, Neon Box, Yasin dll

Jl. Mayor Oking RT. 02/03 Puspanegara Citeureup – Bogor 16810

Telp : (021) 99936407 / 0821.11991516

Toko Elektronik HARI BAIK (Mr.SOERYANTO )

Perlengkapan Elektronik terlengkap

Kp Tlajung Rt 01/02 Wanaherang (Depan Pasar Wanaherang)

Telp. (021) 8670943

Setia Kawan MotorGanti Oli, Ban, Oderdil, Tambal

(Harga Bersaing)

Jl. Gunung Putri No.16 Gerbang Perum Griya

(Yuni / Alex)0856 7960 061 / 0812 .5978 3165

UD. Ikfena(Jalan Baru - Citeureup)

Segala Bentuk Mebeul & Kayu “Melayani pesanan pesanan kayu Baru & Bekas jumlah besar

Abd Halim (0818.1644338)

Bengkel Sumber LancarMelayani : Body Repair segala Mobil

( Bp. Ruchim )0813 1105 2958 / 0877 7082 5844 )

RAJA ICE CREAM Segala macam rasa – sedia untuk pesta – Rp. 2000,- s/d Rp. 4000,-“PERHATIAN” Jangan beli nanti “KETAGIHAN”Tri Prasetyo – 0852.85504777

Jl. Pahlawan No. 1 - Citeureup

Adzan Maghrib belum lama hilang, saat terlihat berkelompok anak setengah berlari memasuki pelataran sebuah rumah. yang

laki-laki dengan koko dan pecinya, sementara anak perempuan dengan jilbab mungil menenteng iqra ditangan masuk berebut ke dalam Majlis yang ada di rumah itu.

Tak lama berselang,lantunan sholawat bercampur teriakan anak-anak bergema di seisi ruangan, tak menunggu lama Majlis itu dipenuhi jamaah yang terdiri dari anak-anak dan orang tua.malam jum’at seperti itu biasanya berkumpul anak-anak dan orang tua sesuai undangan tuan rumah.

Hj. Nurlelah, Tuan rumah sekaligus Pemilik Majlis yang terletak di Gg. Nangka Karang Asem Timur i tu memang menyediakan bangunan di depan rumahnya sebagai tempat mengaji bagi anak-anak sekitar.Ibu 2 orang anak itu hampir setiap malam jum’at mengumpulkan anak-anak yatim dan janda di majlisnya. berbagi rezeki katanya merendah.tak kurang sekitar 30 anak-anak dan janda sekitar gang nangka yang ia undang.

Wanita yang juga pimpinan CV. Hiraya ini mengaku senang bisa berbagi dengan warga terutama anak-anak yatim dan janda khususnya yang tinggal di wilayahnya. ada kepuasan batin saat bisa menyisihkan rezeki yang ia dapatkan. bahkan bangunan seukuran kurang lebih sekitar 4 x 6 meter ia wakafkan untuk tempat kegiatan pengajian warga sekitar.

Hampir set iap malam majl isnya diramaikan anak-anak yang mengaji. lepas maghrib hingga isya’ dibimbing Ustadz yang tinggal dekat rumahnya. bahkan kegiatan dhuha setiap minggu pagi pun biasa dilangsungkan di majlis ini.pendeknya tak ada hari yang terlewat memanfaatkan fasilitas yang disediakan cuma-cuma ini.

Berbagi memang perbuatan mulia, apa yang dilakukan Hj. Nurlelah ini tentu terasa manfaatnya buat warga sekitar terutama bagi yang membutuhkan, anak-anak yatim yang kehilangan ayah atau ibunya. berbagi pada sesama sejatinya tak hanya seremonial belaka.banyak yang bisa kita lakukan menebar manfaar di sekitar kita.

Virgowati Retno PurwaningsihPos Yandu tak cuma timbang bayi

Hj. NurlelahPenyantun Yatim dari Gang Nangka

Pengajian di Majlis Hj. Nurlelah

Page 8: Tabloid Tapak Edisi 3

Edisi 3 • Tahun 2 • Februari 2013 Citeureup - Cibinong - Bbk. Madang

Edukatif & Inspiratif

Mendorong Kemajuan Wilayah08

motor. pelan-pelan ia mengarahkan group motornya untuk bergabung di majlisnya, lambat laun usahanya membuahkan hasil, sebagian besar ikut dengannya.

Selain lewat touring sepeda motor ia masuk juga melalui seni budaya islam seperti hadroh dan marawis. uniknya lagi seni budaya islami itu ia padukan dengan perangkat drum sehingga menghasilkan irama yang cukup unik. hasilnya tak kurang permintaan manggung saat ada acara pernikahan, khitanan, dan sebagainya.

Ayah beranak satu ini juga bergabung dengan majlis ta’lim di bilangan empang,Bogor. bersama habib hasan kerap ia mengadakan peringatan hari besar islam semacam tabligh akbar dengan

Ust. Dedi Iskandar, Mencintai Shalawat

Sosok

massa yang jauh lebih besar, Maret nanti genap tujuh tahun ia bersama habib hasan dengan Nurul Fata nya mengadakan kegiatan yang intinya ajakan memulyakan Nabi besar Muhammad S.A.W.

Kegiatan rutin majlis ahiba’u Sholawat setiap malam jum’at. tak kurang 200 orang yang hadir dalam majlisnya, jamaah yang berasal dari kampung sekitar seperti nagrog, sangkali,singkup hingga hambalang meluangkan waktu untuk duduk bersama berdzikir dalam majlisnya.

Ustadz muda berusia 36 tahun ini banyak mengisi harinya mengajarkan i lmu agama, belasan santrinya terlihat khusyu mendengarkan taushiyahnya. tak jarang pula Ustad Dedi dipanggil untuk mengisi ceramah di tempat lain. apalagi di bulan maulud seperti ini. banyak mesjid,mushola, dan majlis ta’lim yang menggelar perayaan maulid

Lewat tangannya banyak lahir anak-anak yang kelak jadi guru,pengusaha,pekerja dll. profesinya sebagai bidan membuatnya dibutuhkan di masyarakat. wanita kelahiran Bekasi, 43 tahun silam itu sudah membantu persalinan

semenjak gadis. lulusan Akademi Kebidanan itu memang mengikuti jejak ibunya mendedikasikan diri di bidang kesehatan dan pelayanan masyarakat.

Kalau bicara keturunannya siapa yang tak kenal pada Mayor Oking. Pahlawan yang diabadikan menjadi nama jalan sepanjang cibinong hingga bekasi itu secara nasab memang Kakek dari Bidan Dessi Nursida, wanita yang mengabdikan diri membantu persalinan.

Istri dari Nasem Sumbawa, Sekretaris Camat Kp. Setu Bekasi ini bersyukur dapat mengabdikan diri di masyarakat, Ibu dua anak ini sehari-hari aktif di UPF Leuwinutug, Puskesmas Pembantu di Kecamatan Citeureup. saat ditemui di kediamannya diKampung

untuk mewujudkan itu semua perlu perhatian serta keberpihakan semua pihak, berbekal ilmu yang dimiliki serta pengalaman berorganisasi baik di tingkat desa maupun kecamatan seperti KNPI membuatnya ingin berbuat untuk desa ini. cucu dari H. Dumyati, sesepuh Desa Sukahati ini melihat banyak sisi yang bisa diangkat terutama upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat.Dalam pergaulan, laki-laki yang akrab Dedi Kuya ini dikenal sebagai sosok yang periang serta mudah bergaul. laki-laki kelahiran 24 Oktober 1972 ini aktif juga di Forum Komunikasi Pemuda Kecamatan C i t e u r e u p y a n g se r i ngka l i aktif dalam k e g i a t a n

Sejuk terasa saat menyambangi rumah di tepi jalan desa itu, sesejuk sambutan penghuni rumah saat Tabloid Tapak

menyambangi. Rumah yang berada di Kampung Sangkali RT 03/03 itu dihuni Keluarga dengan 4 orang anak. halaman depan meski tak bisa dibilang luas namun tertata rapi pertanda ada tangan trampil yang merawatnya. Dedi Suryaningrat, pemilik rumah itu. warga Kampung Sangkali RT 03/03. Suami dari Hastuti Dian K Itu memang cukup dikenal karena aktif di beberapa kegiatan kemasyarakatan.

Laki-laki lulusan Akademi Akuntansi ini punya keinginan besar untuk memajukan desa Sukahati. hal itu ia buktikan dengan keaktifannya di beberapa kegiatan. pernah menjadi Ketua Karang Taruna hingga Panitia Pembangunan Mesjid Nurul Huda yang merupakan salah satu mesjid tua yang ada di Kecamatan Citeureup.Banyak potensi desa yang belum tergali dan dikembangkan, Desa Sukahati yang sejak lama dikenal dengan Kerajinan logamnya perlu dijaga dan dipelihara, demikian menurutnya saat ditemui disela-sela kesibukannya.Lebih lanjut ia mengatakan bahwa

sanja mengatakan tak ada kata lelah dalam menekuni pekerjaannya, sore hingga malam ia juga membuka praktek kebidanan tak jauh dari rumahnya.

Profesinya menuntutnya siap sedia jika dibutuhkan, tak jarang bel rumahnya berdering di tengah malam saat ada warga yang membutuhkan bantuannya. kondisi tersebut tak membuatnya terbebani bahkan ia mengaku senang dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Sebagai Ibu Rumah tangga iapun dituntut untuk melayani suami dan kedua anaknya, kesibukannya sebagai bidan ternyata tak membuatnya lepas

Dedi SuryaningratFigur Seorang Pemimpin

kepemudaan. hal ini membuatnya banyak dikenal di masyarakat

citeureup.

S e b a g a i s e o r a n g wirausahawan tentunya ia banyak berkecimpung dengan dun ia usaha, sektor usaha memegang peranan penting dalam peningkatan tarap hidup. berbekal pengalaman yang

ada ia berniat membantu m a s y a r a k a t s u k a h a t i

meningkatkan taraf hidupnya melalui potensi yang ada. sentra

industri logam dapat ditingkatkan melalui manajemen dan pengelolaan

yang tepat.

Masyarakat Desa

Sukahati termasuk Masyarakat yang agamis, Keberadaan Mesjid Nurul huda merupakan salah satu bukti bahwa memang sejak lama berlangsung kehidupan beragama yang dinamis, tak salah kiranya kalau Mantan Ketua Karang taruna ini bergabung dalam kepanitiaan Renovasi Mesjid Jami Nurul Huda, yang notabene saksi sejarah desa ini dimasa lampau.

Banyak yang ing in d i l akukan dedi di desa ini sebagai bentuk keberpihakannya terhadap kemajuan desa namun tentu saja kerjasama serta peran serta berbagai pihak akan dapat mewujudkan niat dan cita-cita bersama dalam pengembangan pembangunan yang kita semua idamkan. (AR)

nabi. Ustad Dedi b e r s a m a jama’ahnya pun cukup s i b u k

m e l a n t u n k a n sholawat.(AR)

dari tanggung jawab. setengah lima shubuh ia sudah menyiapkan keperluan suami dan anaknya. wanita yang menjadi bidan sejak tahun 1990 ini menikmati perannya melayani keluarga.

Kedua putranya tak menjadi kehilangan sosok ibunya. putra pertamanya yang duduk di kelas 2 SMAN 3 Cibinong serta putra keduanya kelas 1 SMPN Cibinong tetap berprestasi meski kedua orang tuanya tak selalu ada di rumah karena tuntutan pekerjaan. Pasangan yang menikah di tahun 1995 ini sepakat untuk membesarkan buah hatinya meski sesibuk apapun pekerjaannya.

Banyak yang dapat dipetik dari Bidan dessi dan Keluarganya. kesibukan melayani masyarakat tak harus membuat kita lupa mengurus keluarga.

Bidan Dessi,Mengabdi dan Melayani

Meski masih terhitung muda namun sosok ini cukup dikenal.

pilihannya menghidupkan serta menumbuhkan kecintaan kepada shalawat tidaklah salah. majlisnya tak pernah sepi dari jamaah, lokasinya yang berada di Kampung nagrog desa sukahati itu sudah berdiri kurang lebih sepuluh tahun.

Ustad Dedi Iskandar dengan Majl is Ahiba’u Sholawatnya mengajak generasi muda khususnya kecintaan kepada Nabi. awalnya ia cukup kesulitan menjalankan misinya, apalagi anak-anak muda kurang begitu tertarik kepada hal-hal yang berbau agama.

upaya yang dilakukannya terbilang cukup unik, ia bergabung kepada group touring sepeda

Nama Lengkap : DEDI SURYANINGRAT T. Tgl Lahir :Bogor, 24 Oktober 1972Nama Istri :HASTUTI DIAN K.Alamat : Kp. Sangkali RT 03/03 Desa SukahatiAnak : 4 ORANGSekolah : - SD KARBAR 1 tahun 1985- SMPN 1 CITEUREUP tahun 1988- SMA YAPEMRI Depok 1991- Akademi Akuntansi Borobudur 1994

Page 9: Tabloid Tapak Edisi 3

Edukatif & InspiratifMendorong Kemajuan Wilayah

Pernah mendengar kata Tanjidor ?, Ya… Musik yang identik dengan Kebudayaan Betawi itu

menggunakan Alat-alat musik yang biasanya terdiri dari penggabungan alat-alat musik tiup, alat-alat musik gesek dan alat-alat musik perkusi. Biasanya kesenian ini digunakan untuk mengantar pengantin atau dalam acara pawai daerah.

Pada umumnya kesenian ini diadakan di suatu tempat yang akan dihadiri oleh masyarakat Betawi secara luas layaknya sebuah orkes. Orkes Tanjidor membawakan lagu-lagu asing, menurut ist i lah setempat antara lain lagu “Batalion”, “Kramton”, “Bananas”, “Delsi”, “Was Tak Tak”, “Cakranegra”, “Welnes”. Tetapi dalam perkembangannya kemudian lebih banyak membawakan lagu-lagu Betawi, semisal lagu “Surilang”, “Jali-Jali” dan sebagainya. Selaras dengan perkembangan zaman, orkes Tanjidor sekarang malah lebih asyik membawakan lagu-lagu dangdut. Daerah penyebaran Tanjidor, kecuali di daerah pinggiran kota Jakarta, adalah di sekitar Depok, Cibinong, Citeureup, Cileungsi, Jonggol, Bekasi hingga Tangerang.

Tanjidor (kadang hanya disebut tanji) ternyata dimulai sejak abad ke-18 atas rintisan Augustijn Michiels atau lebih dikenal dengan nama Mayor Jantje di daerah Citrap atau Citeureup. Alat-alat musik yang digunakan biasanya terdiri dari penggabungan alat-alat musik tiup, alat-alat musik gesek dan alat-alat musik perkusi.(Wikipedia)

Di tahun 1817, Augustijn yang kemudian lebih dikenal sebagai Mayor Jantje, membeli tanah Citrap sekaligus daerah

pedalaman di sepanjang jalan raya antara B a t a v i a d a n Buitenzorg (Bogor) seperti Cibarusa, T a n a h b a r u , Cimapag. Sebagai tuan tanah, Mayor Jantje memiliki ratusan budak, pria d a n w a n i t a . D a r i ratusan budak i tu, ada 30 orang yang kemudian bergabung da lam Korps Musik Papang (Het Muziek Corps der Papangers) yang dibentuk antara 1827-1829. Para pemusik ini mengiringi pesta sang mayor setiap malam. Dari musik Eropa hingga Tionghoa dimainkan. Musik ini terus dimainkan hingga kematian menjemput Mayor Jantje pada 27 Januari 1833 di kediamannya di Semper Idem, Batavia. Dengan kematian Mayor Jantje, keberadaan orkes itu pun tak jelas lagi. Para budak yang diberi alat musik Eropa seperti tamburin Turki, terompet Perancis, drum bas, dan clarinet itu pun dilelang. Dilelang bersama alat musiknya.

Tanjidor sendiri diambil dari bahasa Portugis, tangedor yang berarti alat musik berdawai .Tangedor dimainkan oleh 7 sampai 10 orang yang didominasi oleh alat musik tiup semisal clarinet, trombone, piston, saksofon tenor, saksofon bas,membranofon, tambur hingga simbal.

Lantaran memainkan musik hanya untuk kesenangan, kepuasan batin serta merupakan kegemaran saja, tak heran jika banyak musisi-musisi tanjidor saat itu tidak mengenal not

Tanjidor berasal dari Citeureup ?

balok. Namun keunikan perpaduan nada-nada yang keluar lewat berbagai alat musik tiup yang diharmonisasikan dengan gemuruh perkusi membuat kelompok musik ini digemari. Orkes ini juga terpengaruh musik China dilihat dari penggunaan suling, gong, kendang, rebab. Musik mereka biasanya adalah musik riang, mars seperti lagu-lagu dari zaman Belanda yang biasa dibawakan para serdadu. Perubahan jaman kini menyebabkan gaung tan j i do r k ian te rge rus . Representasi kesenian Betawi ini belakangan hanya dapat ditemukan di ajang pagelaran budaya, pernikahan adat Betawi, khitanan atau bahkan penyambutan tamu. Segelintir kelompok tanjidor yang masih bertahan hingga sekarang adalah Grup Tanjidor Putra Mayangsari pimpinan Marta Nyaat dari Cijantung yang merupakan generasi ke empat, Pusaka asal Jagakarsa, dan Tiga Saudara yang berdiri sejak 1973 di Srengseng Sawah. Bahkan beberapa kelompok memadukan Tanjidor dengan Tari Topeng dan lenong (Jipeng) hanya agar kesenian ini kembali diminati.( http://palingindonesia.com/tanjidor-musik-rakyat-yang-kian-tergerus-jaman/)

Rumah Seni dan Budaya ini terletak di Desa Gunungsari salah satu desa yang rata-rata

penduduknya hidup dari kerajinan / sebagai pengrajin logam yang sudah cukup terkenal , dibangun oleh Pabrik semen terbesar di Asia Tenggara yaitu PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. sebagai bentuk pelaksanaan program CSR dan juga dalam rangka tetap terwujudnya kesinambungan hubungan yang lebih harmonis antara pihak perusahaan dengan lingkungan sekeliling pabrik semen tersebut,

Kehidupan seni dan budaya dapat menjadi sumber gagasan seseorang atau sekelompok masyarakat dalam rangka menghasilkan karya seni budaya yang bermutu dan beragam. Pengembangan seni mempunyai dampak terhadap pengembangan norma dan nilai dalam masyarakat dan bangsanya. Seseorang akan menjadi agen dan pendidik untuk menyebarluaskan norma dan nilai yang telah disepakati bersama dan dikukuhkan oleh masyarakatnya, dengan demikian dapat kita katakan bahwa kualitas manusia pada suatu

wilayah / negara akan ditentukan oleh kebudayaan dari suatu wilayah / tempat asalnya berada, dengan demikian pendidikan yang tinggi menjadi penting untuk dapat menghasilkan kebudayaan yang tinggi pula karena kebudayaan adalah hasil pendidikan suatu bangsa / wilayah tersebut.

Hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai mot ivator terwujudnya kebudayaan yang tinggi, dan pendidikan seharusnya memberikan kontribusi terhadap kebudayaan itu sendiri, agar kebudayaan yang dihasilkan dapat memberi nilai manfa’at bagi manusia itu sendiri maupun bagi lingkungannya

/ bangsanya sekalipun.. semoga virus budaya ini senantisa menjadi sesuatu yang tidak hanya mewarnai tetapi sekaligus menunjukan bahwa manusia berbudaya itu adalah manusia yang ‘budi & daya’ untuk terus berkontribusi terhadap wilayahnya / bangsanya.

Dan berharap pada jaman dengan kebijaksana’an menggugah seluruh element kepemudaan & masyarakat pada umumnya di Citeureup untuk bahu membahu, bergandengan tangan dan berkontribusi secara terus menerus menjungjung nilai & norma yang baik untuk kehidupan yang lebih baik pula di kemudian / generasi nanti ..semoga. (Ade Gunawan)

Rumah Seni Budaya di Citeureup

09Budaya

Adzan subuh berb is i k ditelinga, mengurai mimpi yang hanyut dalam ilusi. Kokok ayam menyambut

sang mentari tuk awali hari. Titik air hujan bercampur embun berjatuhan diantara dedaunan, diantara pekatnya kabut pagi. Kicau burung diranting pohon menambah riuhnya suasana. Kepulan asap Nampak bermunculan dari rumah – rumah penduduk sebagai tanda telah dimulainya aktivitas dihari yang penuh harapan. Tak ada bising suara knalpot ataupun gemuruh mesin pabrik yang sedang berproduksi. Cerita diatas mungkin akan membawa imajinasi kita melayang menuju suatu daerah terpencil, yang jauh dari pusat kota atau keramaian. Daerah yang berada di kaki gunung atau lembah yang hijau dengan persawahan. Tanpa kepulan asap yang meracuni paru – paru, tanpa gemuruh suara yang memekakan telinga.Parung ponteng, demikian masyarakat menyebut daerah tersebut. Entah dari mana nama tersebut berasal, tak ada yang tahu pasti. Daerah ini berada diwilayah desa Tajur, kecamatan Citeureup, kabupaten Bogor. Letaknya tidak begitu jauh dengan tempat pertambangan salah satu pabrik semen yang katanya terbesar di Asia Tenggara. Namun jika musim penghujan tiba, jangan pernah berharap kita dapat tiba ditempat ini dengan kendaraan bermotor yang biasa kita lihat dijalan – jalan raya, hanya kendaraan off road lah yang dapat mengantarkan kita ke tempat ini. Jika tak ada kendaraan off road, berjalan kaki akan lebih baik daripada memaksakan kendaraan biasa tuk mencapai tempat ini.

Tanah lempung yang pekat adalah jalur menuju Parung Ponteng, seakan mengisolir penduduknya. Jika kemarau tiba, keadaan agak lebih baik, mungkin kita hanya akan disuguhi debu – debu yang beterbangan saja. Setidaknya masih dapat dicegah dengan menggunakan helm full face. Fasilitas umum yang tersedia di tempat ini adalah Sekolah Dasar dan mesjid, selain itu mungkin belum kami temukan. Selepas Sekolah Dasar, anak – anak parung ponteng melanjutkan pendidikan ke daerah Tajur, karena ada satu SMP Negeri dan beberapa madrasah Tsanawiyah swasta disana. Bagi yang kurang beruntung, rata – rata mereka membantu orang tuanya disawah atau ladang. Walaupun orang tua mereka hanya petani penggarap. Bagi anak – anak perempuan yang tidak melanjutkan sekolah, mungkin mereka membantu orang tua sambil menunggu waktu, kapan mereka akan ada yang melamar.Untuk masalah kesehatan, warga parung ponteng mengandalkan obat – obat alami, ataupun menggunakan obat warung. Bagi ibu yang hendak melahirkan, dukun beranak adalah solusi yang tepat, namun j ika musim kemarau dan si ibu hendak melahirkan dipagi hari, mungkin sedikit beruntung karena ada UPF puskesmas pembantu yang berlokasi di Tajur.Hidup memang keras, sekeras karang yang ada dibukit Leuwi Karet & Lulut. Belajar dari kehidupan warga Parung Ponteng, kita tak perlu menyesali apa yang terjadi. Karena hidup itu untuk dijalani dan dinikmati.(AWH)

Parung Ponteng, tak lekang oleh zaman

KARYA MEKAR STEELTerima Pesanan : Komponen Otomotif, Moulding,Dll

Kp. Tonggoh RT 03/02 Ds. Gunung Sari, Citeureup

Uwes Wijaya : 082 123 764 399

Muhtarudin : 081 386 153 400

Wa Jenggot teralisTerima Pesanan : Teralis Pagar Canopy, Reling

Tangga,Dll

Tarikolot RT 06/05 Ds. Tarikolot, Citeureup

Telp. : 0856 9543 5067, 0857 1040 5994

Berkah Aquarium Menjual dan Menerima Order

Ikan Hias :(Manfish, Koki, Koi, Cupang, Gurame, Padang, Oscar, Louhan, Arwana, Dll)

IKAN KONSUMSI :(Lele, Patin, Mujair,Dll)

Berbagai Jenis dan Ukuran Hubungi : 0878 7041 6397

Page 10: Tabloid Tapak Edisi 3

Edisi 3 • Tahun 2 • Februari 2013 Citeureup - Cibinong - Bbk. Madang

Edukatif & Inspiratif

Mendorong Kemajuan Wilayah UMKM

Amid, Pria

berusia 37 t a h u n i n i m e m u l a i usahanya sejak tahun 2006, setelah dua tahun sebelumnya ia b e k e r j a p a d a

salah satu temannya. Membuat L o y a n g s e b a g a i m a n a kebiasaan turun temurun di kampungnya, pasir mukti. waktu dua tahun ia gunakan untuk mempelajari proses pengerjaan sejak dari memilih bahan, proses pengerjaan hingga ke pemasaran membuat

tekadnya kuat membuka usaha sendiri.

Didorong rasa ingin memajukan keluarganya amid bersikeras untuk membuka usaha sendiri, selain karena penghasilannya bekerja ke orang lain tak

mencukupi kebutuhan k e l u a r g a n y a , lebih dari itu W i r a u s a h a m e m b u k a kesempatan serta peluang yang lebih besar untuk

mengembangkan dirinya.Ayah beranak 4 ini mengaku

sebelumnya ia mengalami kendala dalam permodalan, namun dibantu bantuan modal dari CSR PT. ITP akhirnya kesulitan itupun teratasi, ia yang dikenal baik oleh ketua RT setempat sebagai orang

m e m p r o d u k s i hingga 4000 lusin pe ro rde rnya . 3 orang pekerja yang membantunya di rumah dan 2 lagi mengerjakannya di rumah masing-masing.

Amid memang patut bersyukur, perlahan ia mulai merasakan kemajuan usahanya. Pertahunnya ia mengaku bisa menyisihkan 7 hingga 10 juta setelah bersih dipakai keperluan keluarga, renovasi rumah, serta kendaraan operasionalnya. Anak sulungnya kini menghabiskan waktu untuk membantu ayahnya. Berharap ia dapat mengarahkan anaknya untuk melanjutkan usahanya sekaligus mempertahannya kearifan lokal daerah pasir mukti sebagai salah satu sentra industry l o g a m . (AR)

yang bertanggung jawab, akhirnya mendapatkan bantuan dari CSR yang kerap membantu pengusaha kecil di 12 desa binaan bersama Bank Mandiri.

Enam tahun menjalani profesi sebagai pembuat Loyang membuatnya cukup dipercaya para konsumen. Ia bermitra dengan salah satu pengusaha UMKM yang ada di Tarikolot mengerjakan Pesanan dari Negeri Jiran, Malaysia. Dibantu pekerjanya yang berjumlah 5 orang ia sanggup mengerjakan 800 hingga 1000 lusin Loyang muffin perminggunya.

Pesanan dari Malaysia m e m a n g j e l a s l e b i h menguntungkan buatnya, selisih harga 2000 rupiah per pcsnya dibanding pasaran lokal membuatnya lebih focus untuk mengerjakan pesanan. Ia bersama 4 pengrajin lainnya bekerjasama untuk

Loyang Muffin Pembawa berkah

Ikan hias akhirnya menjadi pilihan Budi Lestari, Ketua RT 01/03 Desa Citeureup. Ayah beranak dua itu

cukup lama bergelut dengan budidaya Ikan air tawar. Mengawali kisahnya ia dahulu pernah bekerja di salah satu perusahaan swasta di daerah citeureup. Akibat pengurangan tenaga kerja ia akhirnya dirumahkan bersama dengan ratusan pekerja lainnya.

Kehilangan pekerjaan memang bukan kondisi yang mengenakkan, keadaan itu dimanfaatkan budi untuk coba-coba usaha budidaya ikan lele dumbo. Lumayan pikirnya sambil menunggu panggilan dari perusahaan yang ia lamar. ia pun mulai sibuk mengurus pekerjaan barunya. Lucunya, saat ada panggilan dari salah satu perusahaan di daerah tangerang dengan gaji dan posisi yang lebih dari pekerjaannya dahulu, usaha barunya

ternyata membuahkan hasil, terlebih lagi keuntungan yang didapat lebih dari cukup, iapun merelakan tawaran pekerjaan dan memilih menekuni usaha budidaya lele dumbo.

Seiring perjalanan waktu, karena beberapa hal, ia beralih ke budidaya ikan hias, hasilnya ternyata cukup menjanjikan. Perawatannya pun jauh lebih mudah, perlakuan terhadap ikan hias tidak terlalu menyita waktu, lain dengan budidaya lele dumbo yang butuh perhatian lebih. Jenis-jenis seperti Memphis, Moli pasarnya cukup bagus. Untuk pasar lokal saja masih kewalahan. Daerah parung yang menjadi target penjualannya masih menerima ikan posokannya.setidaknya dibutuhkan 4 hingga tempat pembudidayaan sepertinya untuk bisa memenuhi kebutuhan pasar.

Buat pengusaha kecil seperti budi

, modal nampaknya masih menjadi kendala, beruntunglah nampaknya PT. Indocement Tunggal Prakarsa melalui CSR nya memahami kesulitan yang dialami para pengusaha UMKM khususnya di 12 Desa binaan, walhasil Pak RT ini mendapat bantuan sekitar 1000 akuarium dari CSR PT. Indocement yang diperuntukan bagi 12 Anggota kelompok tani budidaya ikan hias. Iapun tak menyia-nyiakan kesempatan ini. harapannya sentra budidaya ikan hias akan menjadi sentra unggulan Kecamatan Citeureup.

Bergabung ke dalam HITACI (Himpunan Tani Citeureup) ia bersama kelompok tani lainnya berusaha mewujudkan Citeureup menjadi sentra agribisnis yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Persoalan pengangguran menjadi salah satu agendanya. Ia berharap budidaya ikan hias ini ditiru oleh warga masyarakat lainnya.

Budi Lestari, Budidaya Ikan HiasAwalnya Coba-coba....

10

Peluang usaha saat ini menjadi bagian dari informasi yang sedang banyak dicari, karena memang inilah proses pendewasaan sektor riil di Indonesia, mengingat jumlah pengusaha di Indonesia termasuk rendah dibanding Negara-nagara di Asia.

Membangun usaha rumahan atau menjadikan rumah sebagai tempat usaha tampaknya menjadi solusi banyak pihak yang menjadi daya tarik tersendiri, yang mencoba merintih usaha untuk berlatih menjadi pengusaha. Namun juga banyak pengusaha yang sudah memanfaatkan rumahnya menjadi ruang kantor sekaligus rumah tempat tinggal.Adapun keuntungan dan kerugian membangun usaha di rumah antara lain :

Keuntungan membangan usaha rumahan:

1.Jam kerja lebih fleksibel (bisa sambil nonton TV atau baca buku)2.Mengurangi biaya sewa tempat usaha/ruko3.Dapat melibatkan keluarga dan tetangga dalam usaha4.Biaya Pajak ruang usaha bergabung dengan PBB rumahan5.Mengurangi biaya transport pulang pergi ke tempat usaha6.Mengurangi biaya operasional dan perangkat7.Modal minimalis karena tidak perlu menanggarakan permodalan terpisah

Kerugian membangun usaha rumahan :

1.Intervensi anggota keluarga dan tetangga2.Bentuk/Penampilan ruang usaha3.Suasana/kesan hunian menpengaruhi kualitas layanan ke pelanggan4.Ruang dengan duafungsi mengurangi konsentrasi masing-masing fungsi ruang5.Keterbatasan relasi dan minimalnya perteman, berbeda jika sewa di Mall, RUKO6.Dampak kepada lingkungan mempengarui reputasi keluarga7.Karyawan merasa kurangf formal8.Terbatasnya ekpresi dalam memasang alat promosi, baliho raksasa, spanduk raksasa demi hubungan baik dengan lingkungan.

Keuntungan dan kerugian membangun usaha di rumah dapat berbeda antara satu dengan lainnya, karena tentu masing-masing rumah mempunyai jumlah ruang/luasan yang berbeda dengan kondisi sosial tetangga dan lingkungan yang berbeda.Semua ini hanya diskripsi saja untuk menjadi perhatian para calon pengusaha rumahan.

Untung Rugi Usaha RumahanTips UKM

Page 11: Tabloid Tapak Edisi 3

Edukatif & InspiratifMendorong Kemajuan Wilayah

karyawan yang mengkreditkan produk rumah tangga dari rumah ke rumah, bahkan yang ikut jaringan MLM buat menambal kebutuhan rumahnya.

Banyak sebetulnya yang kita bisa lakukan diluar pekerjaan rutin kita, beberapa kisah di bawah menunjukan usaha sampingan terbukti dapat membantu menutupi kekurangan kita akan kebutuhan rumah tangga. Lebih dari itu bahkan ada juga

yang sukses usaha sampingannya melebihi usaha tetapnya seharusnya usaha sampingan tidak mengganggu pekerjaan utamanya, namun dalam beberapa kejadian, kadangkala usaha sampingan malah membuat kita sibuk melebihi usaha utama. Kuncinya tetap optimis dalam menjalankannya, kalau bicara capek tentu tidak salah, namun kalau kita lakukan dengan tekun dan sabar, usaha sampingan dapat membantu sejahteranya keluarga kita. (AR)

Usaha sampingan sambil bekerjaInspirasi

dengan menjadi tukang cacing, penghasilannya bisa bertambah

untuk mencukupi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya.

Pendapatannya sebagai guru honor memang belum memadai, namun tidak menyurutkan langkahnya untuk selalu bersemangat

m e n a p a k i k e h i d u p a n ini. Baginya, manusia yang berguna adalah manusia yang bisa memberikan manfaat

bagi orang lain dengan penuh keikhlasan, dan

hidup yang berguna adalah hidup yang

s e n a n t i a s a d i j a l a n i

dengan penuh rasa syukur.

Mengajar baginya adalah salah satu dari sekian banyak sarana untuk bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Mentransfer ilmu kepada anak didik dengan tanpa pamrih, dan berharap ilmu-ilmu yang diberikan saat ini dapat berguna di kemudian hari, yang akan mengantarkan mereka ke gerbang kesuksesan.

Kemudian menurutnya, kunci dari segala kesuksesan dalam hidup ini adalah senantiasa bersyukur terhadap semua hal yang sudah digariskan oleh Sang Pencipta. Pria pencari cacing ini memang patut berbangga, karena dikaruniai seorang istri dan anak-anak yang tidak pernah menuntut soal materi dari dirinya, serta selalu mendukung segala aktifitas yang dijalaninya.( Lembayunk )

Kesehariannya tak pernah luput dari senyum, Abdul Kadir, pria berusia 29 tahun ini mengajar

pada sebuah SMP yang letaknya tidak begitu jauh dari tempat tinggalnya, di Desa Lulut Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor. Di sekolah, mata pelajaran yang ia ajarkan adalah Matematika.

Perawakannya sedang bahkan cenderung kurus, namun semangat hidupnya patut mendapat acungan jempol. Sepulang mengajar, pak Kadir, begitu ia biasa disapa, sibuk mengurus usaha budidaya ikan hias di rumahnya. Bersama istri tercinta, usaha ini sudah kurang lebih 2 tahun ia geluti. “ Lumayan lah, sedikit-sedikit untuk menambah penghasilan ... “ pungkasnya sambil tersenyum.

Selain menjadi guru di sekolah dan mengelola budidaya ikan hias di rumah, untuk menghidupi istri dan kedua anaknya pak Kadir masih berusaha mengais rejeki dengan menjadi tukang cacing. Profesi yang terakhir ini membuat dirinya harus terjun langsung ke habitat dari binatang melata, lembut, licin, panjang dan sehalus rambut ini, cacing. Yah, cacing. Lebih tepatnya cacing sutra.

Bagi sebagian orang, cacing termasuk binatang yang menjijikan, tetapi bagi pak Kadir, cacing termasuk hewan yang menguntungkan, yang bisa menambah koceknya untuk menafkahi keluarganya.

Setiap hari sehabis Ashar hingga menjelang Maghrib, ia menyusuri bantaran-bantaran kali kecil yang airnya kotor, yaitu habitat dari cacing itu sendiri, lalu mengais cacing di antara lumpur, mengumpulkannya dalam sebuah tempat, baru kemudian dibersihkan untuk dijual.

Banyak orang yang menanyakan apakah tidak merasa jijik, harus menyusuri kali-kali yang kotor dan berbau busuk, dan dengan santainya pak guru yang masih

menghonor i n i

menjawab, “ kalau jijik, a n a k - a n a k dan istri saya tidak makan ... “Memang, di kali-kali kotor itu isinya hanyalah s a m p a h - s a m p a h dan l imbah-limbah b u s u k b a h k a n kotoran manusia yang membuat perasaan mual dan ingin muntah, namun ia t idak m e l i h a t n y a sebagai sesuatu yang menjijikan, m e l a i n k a n berupa butiran-butiran rupiah yang nanti akan diperolehnya j ika cacing-cacing tersebut berhasil ia kumpulkan.

Biasanya, karena waktunya terbatas yaitu hanya beberapa jam saja, pak Kadir memperoleh cacing-cacing sebanyak 4-5 takar (1 takar setara dengan sekaleng susu bubuk ), yang kemudian ia jual per takar seharga Rp. 5.000,-. Selain untuk dijual, cacing-cacing yang ia peroleh juga sebagai makanan untuk ikan-ikan hias yang ia budidayakan di rumahnya.

Tidak pernah terl intas memang sebelumnya dalam benak pak Kadir bahwa ia akan menambahkan profesi barunya sebagai tukang cacing, namun ia berbesar hati untuk menjalaninya dan menjadikannya sebagai peluang usaha yang menguntungkan. Setidaknya

Kadir, Guru Matematika, “Tukang Cacing” yang selalu tersenyum

Sudah dapat dipastikan bahwa bekerja adalah cara kita buat memenuhi

kebutuhan kita. Apalagi yang sudah berkeluarga. Kadang penghasilan yang kita dapatkan dari pabrik, guru honorer seringkali tidak mencukupi.

Buat menutupinya banyak cara melakukannya, banyak guru yang mengajar di beberapa sekolah, beberapa malah mengadakan les privat ke rumah-rumah buat mencari tambahan penghasilan,ada

Tips mulai berbisnis sambil bekerja, • Mulailah dari Hobby/Kesukaan, kalau kita memulai dari apa yang kita suka, tidak ada istilah malas atau bosan. Misalnya jika anda suka memancing maka saya yakin akan semangat ketika anda di ajak untuk mancing.• Pilih dan kenali pasar, dengan mengetahui target pasar yang tepat, pemilihan barang dan desain akan menjadi lebih terarah tapat sasaran. Tentunya memang pasar kita pertama adalah teman2 kantor karena biasanya dengan merekalah kita saling tukan info.• Pelajari produk yang sedang ngetren, ini penting agar barang anda selalu diminati dan akhirnya laris di pasaran, karena barang anda selalu uptodate.• Harga terjangkau, ini tepat untuk memancing klien agar berbelanja lebih banyak dan sering, sesuaikan harga sesuai usia dan pekerjaan konsumen, anda pasti tau dong ukuran penghasilan teman2 dikantor.• Lakukan sebagi selingan, nikmati setiap kerepotan dalam menjalankan bisnis ini, jangan sampai stress saat tidak laku. Anda kan masih memiliki pekerjaan utama.• Utamakan pekerjaan utama, pekerjaan anda di kantor sebaiknya menjadi prioritas utama. Hindari berdagang terlalu sering di kantor, hingga anda terkesan mengabaikan tugas-tugas. Anda akan malah disorot kurang profesional.Jadi, siap untuk berbisnis sambil bekerja?

Sigap diambilnya cangkul, empang yang ke r ing i t u d iga l inya . Dirapihkannya serta diambil pecahan kaca yang terselip diantara

tanah yang mengering. Sesekali ia seka peluh didahinya.

Jumanta, lelaki beranak dua itu sejak lama mengurus beberapa empang yang berada tak jauh dari rumahnya.deretan pohon pisang dipinggiran empang juga buah dari kerajinannya. Lelaki yang berprofesi anggota security di salah satu perusahaan swasta itu memang terbiasa mengurus kolam ikan dan beberapa ternak piaraan sejak kecil.

Meski ia tercatat sebagai Karyawan salah satu perusahaan, namun tak menghalanginya buat mencari penghasilan tambahan . ia aktif memanfaatkan lahan kosong yang terletak ditengah citeureup. Ciranjeng menjadi lahan yang menghasilkan buatnya. Hampir tiap hari empangnya dikunjungi pemancing yang datang. Siang malam kolam ikannya tak pernah sepi dari pengunjung.

Anak sulungnya yang duduk di bangku salah satu SMK di citeureup serta anak keduanya di jenjang SMP merupakan buah kerja kerasnya selama ini. kemauannya buat memperbaiki taraf hidup keluarga membuat ia menikmati hasilnya saat ini. Beberapa pintu kontrakan di sebelah rumahnya juga ikut menunjang nafkah keluarganya.

Mengurus empang dan hewan peliharaan tak membuatnya terbebani, disela-sela jadwal shiftnya ia selalu bisa meluangkan waktunya. pulang kerja ia luangkan waktunya buat membersihkan empang, belanja ikan buat dipancingkan atau menjual hasil kebun pisangnya. Pendeknya ia menjalani itu semua dengan senang hati.

Jadwal shift yang dijalaninya ternyata malah membuat ia punya banyak waktu buat mengurus empang. Waktu yang ada tak disia-siakannya. Sebelum berangkat shift siang ia sudah di kolam ikannya. Begitu juga diantara waktu-waktu shift lainnya. Tak sempat waktu ia berleha-leha. Dibantu istrinya ia mengolah kolam pemancingan. Saat kemarau seperti ini memang kolam ikannya tak mendatangkan uang buatnya, namun saat seperti itu ia gunakan buat merapihkan dasar empang. Batu dan pecahan genting bahkan kepingan kaca ia angkat ke sisi empang.deretan bambu penahan sisi empat yang sudah rapuh digantinya dengan yang baru sehingga nanti saat musim hujan kembali mengairi empangnya, beberapa petak kolamnya jauh lebih baik dari sebelumnya.

Banyak jalan buat berusaha, pekerjaan sejatinya tak membatasi kita buat berupaya, terlebih memperbaiki taraf hidup keluarga kita vang memang butuh biaya. Jumanta telah membuktikannya.(AR)

Jumanta, SecurityPengurus Kolam Ikan

11

Propolis dapat mengobati segala penyakit, dari Penyakit luar hingga penyakit dalam, telah terbukti banyak orang telah membuktikan khasiat Propolis

Info Hubungi :0877 7038 8160, 0813 8777 6578

Page 12: Tabloid Tapak Edisi 3

Edisi 3 • Tahun 2 • Februari 2013 Citeureup - Cibinong - Bbk. Madang

Edukatif & Inspiratif

Mendorong Kemajuan Wilayah 12Edisi 2 • Tahun I • Agustus 2012Citeureup - Cibinong - Bbk. Madang

Berikut beberapa kegiatan yang dilakukan Warga Masyarakat Citeureup dan Sekitarnya, Bagi anda yang punya gambar kegiatan warga/komunitas, dapat dimuat dengan mengirimkan ke email : [email protected]. Contact Person : Abu Rifki (0859 2143 6161)

Mempertahankan eksistensi dan keberadaan jajanan tradisional

memang tidak mudah, karena pasar-pasar tradisional harus bersaing dengan pasar modern yang menyediakan berbagai jenis kuliner yang menarik, dan tentunya lebih

modern dan bergengsi, lalu kemudian menjadikan jajanan asli Indonesia nyaris punah atau menjadi barang langka.Salah satu panganan yang saat ini sangat sukar untuk ditemui adalah Kue “ Rangi “. Kuliner khas daerah Betawi ini terkenal dengan rasanya yang lezat dan gurih namun sudah jarang terlihat lagi di pasaran. Bahkan ironisnya, generasi muda sekarang sudah tidak tahu lagi seperti apa panganan tersebut.Meski kuliner ini termasuk penganan khas betawi, namun kerap terlihat jajanan ini dibeberapa tempat di citeureup, biasanya pedagang kue ini mangkal di sekolah atau berkeliling di pemukiman penduduk.dengan gerobak dorongnya pedagang kue rangi menjajakan jajajan yang digemari anak-anak usia sekolah.Panganan ini terbuat dari bahan dasar sagu dan kelapa, kemudian dipanggang dan dihidangkan dengan kinca gula merah. Aroma yang khas dari campuran kelapa

yang dipanggang menjadikan para penikmat Kue “ Rangi “ sudah merasa ketagihan untuk mencicipinya. Sayangnya aroma khas itu sudah jarang sekali bisa dinikmati, dan menjadikan Kue “ Rangi “ tidak lagi dikenal oleh generasi masa kini. Yah, kelestarian

jajanan tradisional seharusnya selalu terjaga, bukan malah sebaliknya, kian lama kian menghilang.Berikut adalah resep membuat Kue Rangi Bahan :2 butir kelapa yang muda lalu serut kasar 1 kilogram sagu tani 250 ml air 1 sendok teh garam Kinca :250 gram gula merah 400 ml air 100 gram nangka matang, cincang halus Cara membuat : 1.Uleni kelapa dan sagu tani sambil ditambahkan air sedikit-sedikit. 2.Panaskan cetakan kue rangi lalu tuangkan adonan tutup dan biarkan 5 menit. 3.Rebus gula dan air lalu saring kemudian rebus lagi dengan menambahkan nangka sampai kental. 4.Oleskan saus gula ke atas rangi panas lalu sajikan untuk 15 porsi. ( Lembayunk )

KUE “ RANGI “Jajanan si Doel anak Betawi

“Secangkir Kopi Rakyat” “Ngobrol di warung kopi..... Nyentil sana dan sini .... Sekedar suara rakyat kecil.... Bukannya mau usil....Terdengar alunan lagu dari radio yang terpasang di warung kopi Kang Lili, lirik lagu yang sederhana tapi sarat dengan makna.Diwarung kopi itu sudah nampak Kang Awan & Wa Abon, pelanggan setia warung kopi Kang Lili.Kang Awan :“ Lirik lagunya ok juga

tuh... nyentil banget.”Wa Abon :” Iya lirik yang mewakili suara masyarakat kebanyakan, yang banyak tidak banyak didengar.”Kang Awan : “ Memang..... suatu dilema juga bagi kita rakyat kecil. Dikala kita tidak bicara disangka mengamini segala keputusan dan aturan yang telah dibuat, Banyak bicara juga salah,kita disangka pemberontak.”Kang Lili : “ Tapi mungkin tidak semua pejabat salah dan juga tidak semua rakyat benar, terkadang mereka ditumpangi oknum oknum yang mempunyai kepentingan politik.

Obrolan Kedai kopi

Oleh : Firly NugrahaKemiskinan mereka dimanfaatkan demi sebuah kekuasaan...Wa Abon : “ Jadi kalau begini siapa yang patut disalahkan ya?Kang Awan : “ sebenarnya disini bukan salah dan benar, kita kembalikan semuanya pada hati dan nurani kita. Mau kita sebut salah atau mau kita sebut benar..Wa Abon : “ Wah dalam juga tuh kata – katanya.... Kang Awan tea.”Kang Lili : “ Memang tingkah laku dan tindakan seseorang bisa mencerminkan dir i dar i orang tersebut.

Kang Awan : “ Benar itu kang! Bisa ditambahkan satu hal lagi, keaadaan ekonomi seseorang bisa merubah sikap individu seseorang tersebut.Kang Lili : “ Iya kang... kalau perut sudah berbicara, terkadang warna merah bisa menjadi kuning. Susah juga bila masalah perut sudah berada dibawah titik degradasi.Kang Lili : “ Ya itulah perlunya ketahanan pangan dan ketahanan iman dan menjaga kualitas hati yaitu ikhlas dan selalu bersyukur. Jika sudah menjaga kualitas hati, Insya Allah kita bisa menjaga kualitas hidup dan tahan

dari berbagai macam godaan godaan kehidupan. Maka dari itu kita perlu persiapan dalam menjalani kehidupan ini, jikalau hidup kita tanpa arah tujuan yang jelas, akan terbayang bagaimana hasil akhirnya. Sebab roda kehidupan ini selalu banyak intrik dan lika liku nya. Dan untuk menghadapi rona dan warna dalam kehidupan ini,kita harus menjaga kualitas hati itu. Orang miskin yang mulia hati lebih baik daripada seorang raja yang tidak jujur hati.

Tarikolot expo 2013

Tarikolot expo 2013

SDN Tajur 01 - Juara 2 Tingkat Provinsi LKBB SMPAN 1 KOTA BOGOR 2011