Tabloid Profesi Edisi 168

16
Tabloid Mahasiswa UNM Pengemban Tri Darma Perguruan Tinggi Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168 Mei Tahun XXXVI 2013 Renovasi Setengah Hati Karta Lelang Tanah Pelanggaran Berujung Pembenaran Ditegur Satpam, Ahyar Ngamuk Hal. 6 Hal. 9 Hal. 11 Reportase Utama Reportase Khusus Profesiana

description

tabloid kampus Mahasiswa UNM

Transcript of Tabloid Profesi Edisi 168

Page 1: Tabloid Profesi Edisi 168

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

1 Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168Mei Tahun XXXVII 2013

Tabloid Mahasiswa UNM

Pengemban Tri Darma Perguruan Tinggi

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168 Mei Tahun XXXVI 2013

RenovasiSetengah Hati

Karta Lelang Tanah Pelanggaran Berujung Pembenaran

Ditegur Satpam, Ahyar NgamukHal. 6 Hal. 9 Hal. 11

Reportase Utama Reportase Khusus Profesiana

Page 2: Tabloid Profesi Edisi 168

2 Tabloid Mahasiswa UNM

Profesi Edisi 168Mei Tahun XXXVII 2013

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.

Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Penerbitan dan Penyiaran Mahasiswa (LPPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/SK/Ditjen PPG/1990. Penanggung Jawab: Sahrul Alim, Pemimpin Redaksi : Sutrisno Zulkifli, Sekertaris

: Fajrianto Jalil, Bendahara : Nurjanna Jamaluddin, Kepala Penyiaran: Andini Ristyaningrum, Kepala Online: Imam Rahmanto, Kepala Litbang: Fahrizal Syam, Redaktur: Asri Ismail, Muhammad Ilham, Reporter: Azhar Fadhil, Muhammad Yasir, Ary Utary Nur, Susi Amriani, Nur Lela, Yeni Febrianti, Syamsul Alam, Fadillah Dwi Octaviani, Fotografer: Rizki Army Pratama, Layouter/ Desainer Grafis: Khaerul Mustaan, Manager Sirkulasi dan Iklan: Muh. Yasir

Redaksi LPPM Profesi UNM : Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Lt I Rektorat Lama, Gunung Sari Universitas Negeri Makassar (UNM) atau Jl. Dg. Tata Raya, Kompleks Hartaco Indah Blok IV AB No.1, Telp. (0411) 887964, e-mail: [email protected], website: www.profesi-unm.org

Pelindung: Arismunandar Penasihat: Sofyan Salam, Nurdin Noni, Heri Tahir, Eko Hadi Sujiono, Kamaruddin Dewan Pembina: Abdullah Dola, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Akbar Faisal, Mukhramal Azis, Uslimin, Ammas, Facharuddin Palapa,

Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah, Fitriani Rachman. Pemimpin Umum: Sahrul Alim Sekretaris: Fajrianto Jalil Bendahara: Nurjanna Jamaluddin Divisi Penerbitan: Sutrisno Zulkifli (Pemimpin Redaksi) Divisi Online: Imam Rahmanto (Kepala Divisi) Divisi Penyiaran: Andini Ristyaningrum (Station Manager) Divisi Penelitian dan Pengembangan: Fahrizal Syam (Kepala Litbang)

Profesi FM 107.9 MHz

?SMS Pembaca

Persepsi

Des

ain

Sam

pul:

Khae

rul M

usta

an

Tabloid Profesi dapat juga dibaca di:

www.profesi-unm.com

SMS : 0852 9938 5780 | 0852 5592 7221Email : [email protected] : @Profesi_OnlineFacebook : LPPM Profesi UNM

Redaksi menerima saran, dan kritikan dari mahasiswa atau birokrat UNM. Kirim saran dan kritikan Anda ke:

Nama yang tercantum di bawah ini tidak lagi sebagai Pengelola LPPM Profesi UNM

Sugianto Rusli

089686253xxxAssalamualaikum. Mau nanya ke profesi siapa tau bisa bantu untuk ditan-

yak ke birokrasi. Apa benar SM-3T yang ke 3 untuk tahun ini masih dibuka? Terima kasih sebelumny kepada profesi, semoga bisa dibantu.

Jawab :Direktur P3G, Abdullah Pandang

Untuk tahun ini program SM-3T masih di-buka, dan pendaftarannya mulai dibuka pada 1 Juni mendatang. Info lebih lengak-pnya silahkan buka situs resmi SM-3T atau situs resmi UNM karena informasi lengkap ada disitu.

Selain namanya yang berubah dari IKIP ke UNM tak ada perubahan lain yang patut dibanggakan dari kampus pencetak Guru ini. UNM

sampai hari ini terlalu lama bersolek men-citrakan permukaan. Benar, citra itu perlu tapi tidak jika menarik semua perhatian birokrat. Sadar atau tidak, saat ini telah tercipta budaya yang anomali dari tujuan pendidikan.

Pimpinan universitas sepertinya perlu meremajakan sistem warisan 50 ta-hun lalu. Perlu ada reformasi seperti yang sering diteriakkan mahasiswanya. UNM harus mendekat kepada bentuk asalnya se-bagai institusi pendidikan. Sebagai corong keilmuan, tidak tepat rasanya menjadi-kan status pendidik sebagai alasan hidup berkelebihan. Terkecuali, kalimat “Guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa” sudah tidak berlaku.

Ada kondisi yang kontradiktif dalam lingkungan kampus. Sebut saja, hampir semua dekan memiliki beberapa mobil pribadi yang didapatkan karena sta-tusnya sebagai pendidik namun pada saat yang sama di fakultas yang dipimpinnya berlangsung perkuliahan dalam satu ru-angan dengan jumlah mahasiswa diatas 50 orang dan di ampuhi satu dosen saja. Apakah salah jika menyebut UNM, “meny-impang”?

Kondisi-kondisi semisal itu tidak hanya sekali, tapi berulang setiap tahunnya, setiap kampus ini menerima orang -orang baru yang mengharapkan pendidikan yang layak. Sistem yang klasik dan beberapa ok-num mendukung hal tersebut. Ratio antara jumlah mahasiswa yang diterima dan ma-hasiswa yang selesai serta fasilitas penun-jang tidak pernah seimbang setiap tahun-nya.

Hal lain, UNM juga memiliki sumber daya yang cukup, meliputi aset-aset dan puluhan Professor sebagai mesin pemikir yang tidak diragukan lagi kapasi-tasnya. Namun, faktanya seperti periba-hasa, Jauh api dari panggangan(kasi mir-

ing). Kebanyakan dari mereka bekerja jauh dibawah kapasitas yang seharusnya. Bah-kan beberapa bekerja tidak ditempat yang seharusnya.

Belum lagi sikap oknum tertentu sangat jauh untuk disebut memenuhi kon-sep akuntabilitas. Ada kesenangan tersend-iri bagi orang-orang yang memetik banyak “manfaat” dari kondisi ini. Responnya, merekapun menolak setiap perubahan-pe-rubahan. Terang-terangan atau tidak mer-eka berusaha memblokade kebijakan yang bertujuan baik namun mengurangi jatahnya selama ini.

Sikap itulah yang membudaya di-kalangan beberapa birokrat UNM. Meny-enangi kehidupan kampus dengan kondisi yang begitu saja. Boro-boro berkorban materil apalagi jiwa, mengeluarkan sedikit keringat saja enggan.

Tidak heran, seumur-umur UNM hanya disibukkan masalah-masalah klasik, setiap kali jatuh selalu dilubang yang sama dan selalu bangun dengan gaya yang tak berbeda. Ganti pemimpin tetapi dengan ko-ridor yang itu-itu saja. Zaman berkembang pesat, UNM harus memikirkan cara ber-adaptasi dengan perubahan-perubahan itu. Karena jika tidak, sejarah akan mencatat UNM sebagai sebuah kampus yang pernah berdiri.

Rektor perlu merivisi dasar pen-gelolaannya. Menutup rapat-rapat keran kesempatan berbuat menyimpang bagi bawahannya. Menciptakan jalan baru yang mendekatkan UNM kepada tujuan po-koknya. Dan mencurahkan perhatian mem-perbaiki internal yang paling dasar (Aka-demik, red). Dengan sendirinya, citra baik UNM akan terbentuk.

Status quo tidak layak lagi menjadi pilihan, UNM diburu untuk segera berbe-nah, menyelenggarakan pendidikan dengan efektif dan efisien dengan memaksimalkan segala sumber daya yang ada. Tidak ada lagi leha-leha, pekerjaan sebagai aparatur negara adalah pekerjaan untuk rakyat dan bekerja untuk rakyat tidak lah gampang. (*)

UNM Pertahankan Status Quo

Keluarga Besar LPPM Profesi UNM Mengucapkan se-lamat menempuh hidup baru kepada Tri Yari Kurniawan

dan Suharti Halim. Semoga menjadi keluarga yang Sakinah Mawaddah Warahmah.

Page 3: Tabloid Profesi Edisi 168

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

3 Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168Mei Tahun XXXVII 2013 Mozaik

SnapshotKurikulum 2013 MasihPerlu Dipertimbangkan

KRPAI 2013

MeNyIKAPI Kurikulum 2013 yang sebentar lagi me-masuki penghujung diberlaku-kannya, salah satu pemerhati kurikulum, Eko Hadisudjiono mengungkapkan wanti-wantinya kepada tim perumus Kurikulum 2013. Hal terse-but disampaikannya ketika memaparkan materi dalam Semi-

nar Nasional yang dilangsung-kan Himpunan Mahasiswa Teknologi Pendidikan (Hi-matep) di aula gdeung Pas-casarjana (PPs) UNM, lantai 5, Kamis (9/5).

"Kita perlu memikirkan cara untuk mengatasi permasalahan yang akan timbul sebagai imbas dari kurikulum ini (Kurikulum

2013, red). Sebagai contoh, di kurikulum ini jam pelajaran SD mau-pun SMP ditambah,

maka imbasnya

wak-tu

pelajaran dalam sehari pun bakal bertambah atau bisa jadi lebih padat lagi," terang dosen yang juga merupakan Pembantu Rek-tor IV UNM ini.

Oleh karena itu, ia me-nyangsikan, jika waktu sekolah yang saat ini sedang berjalan, yakni masuk pagi - masuk siang masih bisa diberlakukan ke de-pannya. Tentu, masing-masing sekolah harus memikirkan lang-kah alternatifnya. "Jadi, mau tidak mau Tim Perumus yang ada disini harus menyampaikan keluhan-keluhan maupun saran dari peserta yang ada disini ke pusat," ujarnya sedikit bercanda di sela-sela pemaparannya saat menanggapi pertanyaan dari salah seorang peserta seminar.

Ana Suhaena selaku tim perumus Kurikulum 2013 yang hadir dan menjadi pembicara dalam seminar

itupun hanya bisa tersenyum menanggapinya. Ia sendiri paham betul tentang polemik yang sedang melanda kalan-gan pendidikan di Indonesia terkait bakal diberlakukannya Kurikulum 2013 ini.

Kegiatan yang bertujuan untuk lebih memahamkan tentang Kurikulum 2013 dalam penerapannya ini, bukan hanya dihadiri oleh para petinggi-petinggi kampus UNM, seperti Rektor UNM beserta jajaran-nya, akan tetapi juga dihadiri banyak guru-guru dari berbagai daerah yang ada di Sulawaesi Selatan. “Kami yang bertindak sebagai guru itu belum terlalu paham terkait aturan baru ini, jadi kami harus pelajari ini lebih sebelum diterapkan di sekolah-sekolah,” papar Ridwan, salah seorang pengajar SMK di Kab Luwu. (imr)

Berjejer ratusan orang di depan gedung Auditorium Amanagappa. Baris demi baris tersusun rapi dan tertib, mulai dari pejabat hingga staf ikut nimbrung dalam ritual tahu-nan itu, seolah tak ingin melewati hari terbaik dalam sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia

Pengabdian memang patut diapresiasi. Menjadi sebuah kewajaran jika penghargaan itu mengalir kepada mereka-mereka yang mempunyai loyalitas dan integritas tinggi dalam mengemban tugas yang telah diama-nahkan kepada dirinya. Hari Pendidikan Na-sional selalu ditandai dengan ritual khusus yang dilakukan berbagai kalangan. Tak ter-kecuali Universitas Negari Makassar.

Upacara penyerahan sekaligus memper-ingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas)

berlangsung hikmat. Satyalencana yang di-berikan kepada sebelas pegawai adalah ben-tuk penghargaan Presiden RI.

Waktu menunjukkan pukul 08.28 WITA, pembacaan sekaligus penyerahan piagam dan satyalencana dimulai. Satu persatu pro-tokol mulai menyebutkan nama pegawai yang telah mengabdi berdasarkan durasi pen-gabdian mereka. Diawali dari pegawai yang telah mengabdi selama 10 tahun hingga yang telah mengabdi selama 30 tahun. Sorak tepuk tangan mengiringi langkah penerima pia-gam dan penghargaan seumur hidup menuju mimbar.

Tibalah nama Drs. Barurun dipersilakan menuju mimbar. Selama kurang lebih 31 ta-hun ia telah mengabdi di UNM. Ia menga-wali karir sejak tahun 1981 yang pada mu-

lanya mengabdi di FPBS (IKIP) Pada saat itu. Baruru pada masa itu menjabat sebagai pegawai staf Kemahasiaswaan selama 15 tahun. Kemudian pada tahun 1995-2010 ia dimutasi ke Fakultas Matematika dan penge-tahuan alam (FMIPA) UNM dan menduduki kursi kepala sub bagian akademik.

Baruru mengakui selama pengabdian-nya, sejumlah pelajaran dan pengalaman yang tak ternilai harganya te;ah ia dapatkan. Tak henti-hentinya ia berucap syukur dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan kepercayaan selama 31 tahun. “Saya tidak tau mau bilang apa lagi selain teri-makasih, karena saat ini saya bahagia sekali dek saya memang selama ini mengabdi demi Bangsa dan UNM,” ujarnya kepada penulis setelah upacara usai dengan nada haru.

Oleh: Nur Lela

Pengabdian yang Khidmat

Pagi itu, tepat pukul 07.25 WITA, momen-tum rutin dan kembali me-refresh ingatan kita tentang bagaimana perjuangan para

pelajar demi memajukan pendidikan bangsa yang telah berumur 67 tahun ini,

jatuh pada Kamis (2 MEI).

Lomba Cerpen PPs UNM

LOMBA mengarang cerpen yang dilangsungkan oleh Program Pas-casarjana (PPs) Universitas Negeri Makasaar (UNM) lebih dari sebulan yang lalu telah berakhir. Tepat tang-gal 30 April lalu, pengiriman naskah cerpen dari seluruh wilayah nus-antara telah memasuki tenggatnya. Sebanyak 254 naskah cerpen telah masuk dan siap dinilai oleh panitia pelaksana lomba. Tak hanya itu, lebih dari setengah jumlah peserta merupakan penulis-penulis profes-sional yang telah berpengalaman di bidangnya masing-masing.

Hal tersebut diutarakan oleh Ketua Panitia lomba, Dasmawati Maxwell Kuhnel. Ia mengungkap-kan, pengirim-pengirim cerpen tersebut sebagian besar berasal dari luar UNM, khususnya Jakarta.

Animo mereka untuk turut ber-partisipasi dalam ajang kepenu-lisan ini ternyata cukup besar dan memberikan efek yang cukup baik bagi nama besar UNM. “Sebagian besar peserta malah merupakan sastrawan dan budayawan ternama yang sudah berpengalaman. Untuk mahasiswa UNM, hanya beberapa persen saja yang mengirimkan,” terang Dasmawati.

Dasmawati menambahkan, dengan membludaknya peserta lomba cerpen ini semakin menegas-kan bahwa nama institusi UNM semakin dikenal banyak orang. Para peserta, menurutnya, tidak hanya tergiur dengan total hadiah Rp 7,85 juta yang ditawarkan PPs. Namun mereka berpartisipasi karena tertarik dengan institusi seperti UNM, yang

baru kali ini dijumpai “berani” menggelar event literasi. .

Hal tersebut dibenarkan oleh Direktur PPs UNM, Jasruddin. Ia mengatakan, penulis-penulis yang telah berpengalaman tidak menja-min bisa memenangkan kompetisi bertaraf nasional ini. “Tidak ada jaminan bagi peulis profesional menang. Bisa saja ada penulis pemula yang berhasil melampaui mereka,” tuturnya menegaskan.

Pengumuman lomba cerpen akan dipublikasikan pada tanggal 25 Mei mendatang setelah melalui proses penjurian yang dilakukan oleh tim dewan juri. Sekaligus, menurut Jasruddin, 12 naskah terbaik hasil penjurian nantinya akan dibukukan dan diterbitkan oleh pihak UNM. (imr)

Penulis ProfesionalRamaikan Persaingan

Siap Berlagadi Tingkat Nasional

FOTO: AAN - PROFESI

Tim Robotron Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar (FT UNM) siap untuk mengikuti Kontes Robot Nasional yang diadakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi (dikti). Kontes robot dengan tema “Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) 2013” ini dikuti oleh semua perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki tim robot. Kontes robot untuk tahap awal ini diadakan di lima regional yang berbeda seperti Padang/Lampung, Jakarta/Bandung, Semarang/Yogyakarta, Malang/Jember/Surabaya, dan Bali. Dan yang lolos akan mengi-kuti kontes nasional di Semarang dan Yogyakarta (13-16/6).

Tim Robotron yang berang-gotakan Muhammad Jupri, Abd.

Rahman, dan Ardillah Prawira, serta Hendra Jaya selaku dosen pembimbing akan mengikuti kon-tes yang akan diadakan di Bali (17-19/05) mendatang dengan Kategori Robot Beroda. Robot “Elektrono” dari Tim Robotron akan melawan 24 tim lainnya di regional V.

Ketua Tim Robotron FT UNM Faturahman mengatakan bahwa timnya berharap untuk bisa memenangkan kontes ini. Berbatas-nya dana yang ada membuat Tim Robotron hanya mampu mengikuti satu dari 4 kategori lomba yang ada. “Meski kami hanya bisa mengikuti satu kategori lomba, tapi kami berharap bisa fokus dalam lomba ini dan membawa pulang kemenangan,” harap mahasiswa eksponen 09 ini. (nja)

TANAMAN LIAR. Jika tanaman biasanya berada di pekarangan atau kebun, lain halnya yang terlihat di Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS). Tanaman-tana-man itu justru tumbuh subur di atap gedung fakultas tersebut. Pemandangan tersebut terkadang menyedot perhatian sivitas akademika yang melintas di bawah gedung tersebut.

UPACARA. Sejumlah pegawai UNM sedang melang-sungukan upacara dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional di depan Gedung Auditorium Am-managappa UNM, Kamis (2/5).

Page 4: Tabloid Profesi Edisi 168

4 Tabloid Mahasiswa UNM

Profesi Edisi 168Mei Tahun XXXVII 2013

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168

Mei Tahun XXXVII 2013Inovasi 4

Negara Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah untuk dapat

dimanfaatkan. Daerah Sulawesi yang terma-suk daerah budidaya perikanan yang memi-liki tambak yang terbentang luas mulai dari bagian bawah sampai bagian atas Makassar, tambak terbentang sejauh mata memandang. Namun berbagai penyakit dan tingginya harga pakan ikan membuat produksi ikan semakin hari semakin menurun. Ditambah lagi sudah 2 dekade terakhir perikan tangkap mengalami stagnasi atau bahkan mengalami penurunan disebabkan over fishing.

Muh. Junda, Dosen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ini mencoba menerapkan inovasi yang terbaru pada aqua culture (budidaya perikanan) den-gan menerapkan teknologi bioflok. Teknolo-gi bioflok adalah teknologi yang memanfaat-kan hasil metabolisme ikan atau udang yang mengandung nitrogen untuk diubah menjadi protein yang dapat dimanfaatkan oleh ikan atau udang, sehingga ikan atau udang terse-but memperoleh protein tambahan dari bio-flok disamping pakan yang diberikan.

“Saya melihat banyak sumber daya alam di bumi ini yang dapat dimanfaatkan dan setiap makhluk hidup yang ada di bumi ini saling terikat dan bermanfaat untuk mak-luk hidup itu sendiri,” jelas Junda.

Teknologi bioflok yang diterapkan oleh Junda bahan utamanya sudah ada di alam yang terbentuk secara alamiah yaitu bakteri dan alga. Alat bantu yang digunakan dalam proses bioflok juga terbuat dari bahan yang mudah dan murah di dapat serta dapat di-rakit sendiri.

Teknologi bioflok ini berbeda dengan bu-

didaya perikanan secara konvensional yang melakukan pergantian air. Proses pergantian air merupakan cara yang malah memperbu-ruk keadaan karena air yang dibuang meru-pakan limbah dan akan tercemar di area tam-bak yang lain. Pada tahap bioflok ini tidak ada proses pergantian air yang dilakukan, tapi hanya dilakukan penambahan air. Jadi, yang berperan untuk menghilangkan ammo-nia di dalam air adalah mikroba.

Bioflok ini bekerja dengan saling keter-gantungan organisme bakteri dengan alga dan lingkungannya. Bakteri dan alga ini sudah terbentuk secara alami. Bakteri yang berperan dalam teknologi bioflok ini adalah bakteri heterotroph yang merupakan bak-teri yang dapat mengkonversi NH3 menjadi biomassa bakteri dengan cepat. NH3 ini merupakan toksin, namun jika dipandang NH3 memberikan energi pada bakteri untuk proses hidupnya. Kemudian bakteri yang bergabung dengan alga dapat menyaring air dari ammonia yang merupakan toksin bagi ikan, dan juga membentuk agregat yang dapat menjadi pakan alami pada ikan. Alga memberikan senyawa-senyawa yang dibu-tuhkan bagi bakteri, dan bakteri merombak senyawa-senyawa yang dibutuhkan. Bakteri dan alga ini sudah terbentuk secara alami dan akan berkembang.

Selanjutnya, kunci utama sehingga pada teknologi bioflok ini tidak dilakukan proses pergantian air yaitu pembuatan kin-cir air. Dengan pemanfaatan kincir air ber-fungsi untuk proses masukan oksigen di dalam air agar tetap berjalan normal, karena bakteri yang sebagai peranan penting dalam bioflok ini sangat membutuhkan oksigen. Jumlah kincir yang digunakan pada tambak

bergantung pada berapa banyak kepadatan ikan atau udang yang ada. Setiap satu kincir berkemanpuan memberikan bantuan oksin-gen untuk sekitar 600 kg ikan atau udang. Di samping itu, setiap harinya ikan atau udang tetap diberikan pakan buatan selama empat kali dengan jumlah hanya sekitar 5-10%. Pakan yang diberikan merupakan pakan yang rendah protein karena hasil teknologi bioflok ini sudah menghasilkan pakan alami dengan protein yang tinggi.

Menurut Junda, Teknologi Bioflok ini ramah lingkungan karena pencemaran air dapat ditekan, kemudian pemberian pakan buatan yang harganya mahal diminimalisir karena telah terbuntuk pakan secara alami. Teknologi bioflok ini telah diterapkan Junda dan keluarganya pada tambak udangnya di Sigeri, Kabupaten Pangkep. Pakan alami

dari Bioflok ini telah memberikan keun-tungan yang besar . “Bioflock dapat mem-percepat proses panen antara selisih 1 bu-lan sampai 2 bulan (72- 80 hari) sementara budidaya konvensional dapat mencapai 4 bulan, dan hasil produktifitas yang dihasil-kan jauh berbeda” terang Junda. Pada bio-flok itu sendiri menggunakan tiga aspek yaitu Biologi dengan adanya bakteri, Kimia dengan pemberian kapur, dan Fisika den-gan pemasangan kincir air. “Padahal pada aspek bioflok yang saya terapkan saat ini belum maksimal, karena tidak ada pembe-rian kapur namun masih aspek biologi dan fisika hasilnya sudah sangat memuaskan,” papar dosen Biologi ini. Akhirnya, Alumnus S1 UNHAS ini berharap agar orang-orang dapat melihat peluang yang bermanfaat dari kekayaan alam sekitar. (Pr 10).

Menekan Pakan Buatan IkanDengan Teknologi Bioflock

Mendengar kata bakteri, banyak kalangan orang yang masih awam ngeri

mendengrarnya, karena mereka hanya berfikir bakteri itu sebagai penyebab penyakit, penular pe-

nyakit dan lain sebagainya. Pada-hal disamping merugikan bakteri juga mempunyai peranan yang menguntungkan bagi manusia dan makhluk hidup sekitarnya, misal-nya untuk fermentasi makanan ter-

dapat bakteri yang berperan. Bak-teri juga berperan penting dalam bidang pertanian sebagai penyu-bur tanah.

Berawal dari kondisi petani yang semakin memprihatinkan, karena harga pupuk buatan yang semakin mencekik leher dan produktifitas hasil pertanian yang didapatkan tak sesuai dengan hara-pan para petani serta penggunaan pupuk berlebihan yang menyebab-kan tercemarnya lingkungan mem-buat dosen dari Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Oslan Jumadi berinovasi melakukan isolasi bakteri yang bermanfaat bagi bidang pertanian. Bakteri yang diisolasi tersebut adalah bakteri penambat nitrogen yang bermanfaat pada tanah.

Isolasi bakteri ini dilakukan dengan pengambilan sampel ta-nah terlebih dahulu pada daerah perkebunan jagung dan persawa-han yang berasal dari beberapa ka-bupaten diantaranya Barru, Maros dan Takalar. Sampel tanah yang didapatkan kemudian dikeringkan dan setelah kering dilakukan pen-imbangan. Tanah yang telah ditim-bang kemudian diinokulasikan ke dalam medium cair yaitu burk’s dan ashby. Perbedaan antara me-dium cair burk’s dan ashby’s yaitu berbeda dari komposisinya. Burk’s

lebih cenderung pada sukrosa se-dangkan ashby component yang berperan yaitu manitol.

Glukosa dan manitol ber-fungsi sebagai sumber penyedia karbon bagi bakteri. Sampel ta-nah yang diinokulasikan pada se-tiap medium cair sebanyak 1 gram dan disimpan selama dua minggu. Medium cair yang telah disimpan tersebut akan ditumbuhi koloni bakteri dan selanjutnya dimasuk-kan ke dalam cawan petri yang berisi medium ashby’s dan burk’s agar dengan metode sebar. Cawan petri yang berisi suspensi bakteri kemudian diinkubasi selama satu minggu.

Setelah satu minggu koloni yang tumbuh kemudian diidentifi-kasi morfologinya menggunakan mikroskop dan koloni counter. Koloni yang didapatkan kemudian dipindahkan ke dalam medium yang sama dengan menggunakan metode gores. Medium yang telah digores diinkubasi selama 1 minggu, na-mun dilakukan penggoresan beru-lang-ulang sampai pada minggu ke tiga. Fungsi dari penggoresan yang berulang-ulang agar mendapatkan koloni bakteri tunggal.

Setelah melakukan tahap inkubasi dan penggoresan kemu-dian tahap selanjutnya dilakukan pengujian ammonium. Amonium

ini yang menjadi peranan penting bagi kesuburan tanah. Pada tahap pengujian ammonium akan di-dapatkan bakteri yang berpotensi dan juga tidak berpotensi men-jadi penyubur tanah. Bakteri yang berpositif terdapat ammonium di-lanjutkan pada tahap identifikasi bakteri secara fisiologi menggua-nakan alat bantu mikroskop.

Pada penelitian Oslan ini diban-tu oleh mahasiswanya yang berna-ma Sangkala eksponen 2009, yang menjadi tugas akhir studinnya ini. Sangkala menjelaskan, penelitian ini sudah memasuki tahap inkubasi metode pemurnian di mana pene-litian ini mulai berjalan pada akhir bulan Februari dan ditargetkan se-lesai pada akhir bulan Mei men-datang. “Penelitian ini juga sebena-rnya merupakan penelitian yang bertahap dan untuk mendapatkan penelitian sesungguhnya dibutuh-kan waktu kurang lebih lima tahun,” tambah dosen Biologi ini.

Berkat ide Oslan ini, ia berhasil mendapatkan dana hibah dari Di-rektorat Pendidikan Tinggi (Dikti). Dirinya berharap, penelitian ini akan terus berlanjut tidak sampai disini saja. “Penelitian seperti ini sangat membantu masyarakat dan lingkun-gan sendiri, jadi orang-orang sebai-knya pintar melihat peluang yang ada di bumi ini,”harapnya. (pr10)

Ciptakan Bakteri Penambat Nitrogen

DOK. PRIBADI

INT.

Page 5: Tabloid Profesi Edisi 168

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

5 Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168Mei Tahun XXXVII 2013 Reportase UtamaTabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168Mei Tahun XXXVII 2013 5

Secara geografis, UNM memiliki lokasi kampus yang tersebar dibeberapa tempat. Tidak hanya dalam lingkup daerah kota Makassar, bahkan “terdampar” jauh sampai Kabupaten Bone dan Kota Madya Pare-Pare. Selain kampus, ternyata UNM juga memiliki aset-aset yang tersebar dibanyak lokasi yang jika dapat dikelola dengan baik mampu menghasilkan dana yang cukup menunjang.

Aset negara yang dikelola UNM terdiri atas aset bergerak dan aset tidak bergerak. Aset tidak bergerak inilah yang kadang me-munculkan permasalahan. Tanah misalnya, yang kerap kali harus berujung di meja hijau. Masalahn-ya hampir sama, tanah-tanah tersebut kerap kali di klaim oleh pihak luar yang merasa berhak memiliki ataupun mengelolanya.

Akar permasalahannya jelas, tanah tersebut dibiarkan menjadi “lahan tidur” dalam waktu yang relatif lama. Karena tidak pernah terlihat aktivitas pemanfaatannya, tanah yang berada di Jl. Pendidikan misalnya pernah di caplok Man-naumah sebagai milik pribadinya hingga akhirnya berkas perkara sampai di pengadilan. Untunglah, sepetak tanah yang telah dibayarkan negara sejak tahun 1961 itu tidak jadi berpindah tangan.

Toh, meski perkaranya selesai, belum ada tanda-tanda pemanfaatan tanah tersebut untuk menunjang penyelenggaraan pen-didikan di UNM. Lagi-lagi tanah tersebut dibiarkan pulas sebagai lahan tidur. Padahal, aset tersebut terbilang potensial.

Sebagai institusi “plat merah”, UNM berkewajiban mengelola segala bentuk aset sesuai peraturan pemerintah utamanya PP No. 66 tentang pengelolaan aset untuk tujuan pendidikan. Tapi, jika ditelusuri ternyata masih banyak aset UNM yang nganggur. Aset yang tidak termanfaatkan tersebut berupa tanah dan bangunan.

Tanah-tanah UNM yang saat ini dimanfaatkan pihak luar antara lain berada di jalan Mappaodang, di atasnya berdiri SMAN 11 Makassar dan SMPN 24 Makas-sar serta Tanah di Jalan Pettarani yang di tempati SD IKIP. Sekolah-sekolah tersebut saat ini dibawah kewenangan Pemda Makassar dan Dinas Pendidikan Provinsi.

Dulunya, SMP 24 dan SMA 11 adalah sekolah binaan IKIP (sekarang UNM). Saat itu IKIP sedang menjalankan Proyek Perin-tis Sekolah Pembangunan (PPSP) dengan memanfaatkan tanah Hibah dari Andi Pangeran Pet-tarani kepada IKIP yang kebetulan dekat dengan rektor saat itu, Edi

Mokonompit. Sekolah tersebut sempat menjadi sekolah unggulan di masanya dengan nama SMP dan SMA Pembangunan.

Namun, setelah keluar peraturan pemerintah mengenai larangan terhadap Perguruan Tinggi untuk mengelola pendi-dikan menengah, saat periode kepemimpinan Rektor Paturungi Parawansa, pengelolaannya dis-erahkan kepada Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Ke-budayaan Provinsi (Kanwil DPK) yang kini dikenal sebagai Dinas Pendidikan Provinsi. Karena proyek tersebut secara otomatis juga berakhir, SMP dan SMA Pembangunan diubah namanya menjadi SMP Negeri 24 dan SMA Negeri 11 Makassar dan tetap menempati lahan serta bangunan bekas PPSP milik IKIP.

Sangsi Sikapi Aset Rektor UNM, Arismunan-

dar mengatakan, pihaknya telah menyurati kedua sekolah tersebut agar mengembalikan aset itu dan menegaskan bahwa lahan tersebut adalah hak UNM. Ia juga mengaku telah membicarakan hal tersebut dengan walikota Makassar. “Itukan harus dikembalikan”, ujarnya. Arismunandar juga berencana kembali menjadikan kedua sekolah tersebut sebagai binaan UNM. “Mungkin konsepnya nanti akan dikelola bersama dan sebagai sekolah laboratorium UNM, se-hingga tetap dibawah kendali dan pengelolaan UNM”, tambahnya.

Kepala Sekolah SMAN

11 Makassar, Salmiah, justru membantah kalau dirinya per-nah menerima surat dari UNM mengenai tanah yang ditempati sekolahnya tersebut. Namun Ia membenarkan kalau pihaknya pernah dipanggil dan membicara-kan hal itu di Kantor Pemkot 2011 silam. Kalau secara langsung ber-bicara dengan pihak UNM, dirinya mengaku belum pernah sama sekali sejak terpilih sebagai kepala sekolah SMAN 11 Makassar.

Ditanya mengenai responnya jika UNM ingin mengambil alih lahan yang ditempatinya, Salmiah menginginkan agar ada kerjasama yang bisa dibangun antara UNM dan Pihak sekolah. “Saya hanya memikirkan murid-murid dan guru-gurunya, jangan sampai ada yang dirugikan’’, katanya saat diwawancarai di ruang kerjanya.

Salmiah juga membenarkan

kalau tanah tempat sekolahnya berdiri adalah milik UNM, bahkan sekitar 50 persen bangunan masih milik UNM juga. Kepsek alumni Pendidikan Biologi IKIP ini juga berharap agar penyelesaiannya melalui proses yang baik untuk memajukan dunia pendidikan dan menguntungkan kedua belah pihak.

Selain itu juga ada lahan yang lokasinya dekat dengan Mesjid Raya Makassar yang sekarang justru berdiri rumah-rumah pen-duduk diatasnya. Lahan tersebut juga bersertifikat atas nama UNM yang dulu dimanfaatkan sebagai salah satu kampus IKIP dan sebagai rumah dinas. Akan tetapi rumah dinas tersebut malah diwariskan secara turun temurun oleh keluarga pegawai bersangkutan. Padahal seharusnya rumah dinas diperun-tukkan untuk pegawai atau dosen yang aktif di UNM. Menurut Aris, tanah tersebut sejak dua tahun lalu diproses dan telah disepakati untuk memberikan ganti rugi pindah ke-pada keluarga yang menempatinya.

Aset lain berupa tanah juga ada di Kabuaten Bone yang berlokasi ditengah kota namun kini dikuasai dan dimanfaatkan Pemda Bone. Dulunya di sana berdiri asrama kampus Bone. Aris berencana akan menggunakan aset tersebut sebagai pusat kewi-rausahaan PGSD Bone.

Pembantu Bidang Sarana dan Prasarana, Nurdin Noni mem-benarkan kalau aset-aset tersebut selalu menjadi masalah bahkan selalu dipertanyakan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Bah-kan aset-aset ini yang membuat penilaian laporan keuangan UNM disclaimer karena masalahnya yang tidak selesai-selesai. Menurutnya beberapa aset UNM terutama tanah masih terkendala persoalan hukum.

Menurut Nurdin, UNM masih mengurus surat-surat untuk aset tanah dan bangunan di Badan Pertanahan Nasional. Teru-tama beberapa aset yang belum

memiliki sertifikat seperti gedung perpustakaan dan tanahnya. “Ada sebagian tanah disitu yang sempat diklaim orang,” ungkapnya.

Ia juga telah meminta ke Pemda untuk menyerahkan penge-lolaan sekolah-sekolah tersebut ke UNM. “melalui PR IV, kami telah melakukan pendekatan kepada walikota,” ujar dosen FBS ini.

Aset berupa bangunan juga ada beberapa yang belum dimanfaatkan maksimal, Rusunawa di FIP dan FIK misalnya. “Rusunawa selama ini belum dimanfaatkan dengan seharusnya, padahal disitu harusnya mahasiswa”, kata Syatir Mahmud, Kepala BAUK UNM . Selama ini Rusunawa hanya dipergunakan jika ada pelatihan guru atau menjadi tempat tinggal peserta P3G selama berbulan-bulan.

Bangunan hasil kerjasama dengan Kemetrian Perumahan Rakyat ini memang sepenuhnya belum milik UNM, belum ada pengalihan aset secara resmi. Akan tetapi, pengelolaannya telah diserahkan ke UNM untuk kepentingan UNM. Unit yang mengurusinya adalah UPT Unit Manajemen Aset.

Beberapa aset-aset UNM yang tersebar jauh menjadi polemik tersendiri bagi Aris, Ia mengaku bingung bagaimana memanfaatkannya. Pelan-pelan ia akan memulai dari SD IKIP, SMP 24 dan SMA 11. “Sekarang kita merasa kita juga perlu sekolah riset untuk tempat pembelajaran”, katanya. Tapi untuk aset yang lain baru ia pikirkan karena juga terk-endala soal modal untuk meman-faatkannya. (tim)

Menelusur Aset Produktif Kampus OrangeMenelusur Aset Produktif Kampus Orange

“Rusunawa selama ini belum dimanfaat-kan dengan seharusnya, padahal disitu ha rusnya mahasiswa.

Tim Reportase Utama

Koordinator: Fajrianto Jalil Anggota: - Yeni Febrianti - Oki Dwi Ramadian - Irwan Sukardi - Dian Febriani

Universitas Negeri Makassar kini telah menginjak usia 51 tahun semenjak “bercerai” dari institusti lain dan memutuskan berdiri sendiri. Namun, di usia senjanya ini, UNM masih diributkan persoalan-persoalan klasik yang tak kunjung selesai. Tujuan pendidikan seperti yang diamanatkan UUD 1945 tentu akan tercapai dengan sokongan pengelolaan sumber daya yang baik.

Siapa suruhmu tidak gunakanki. Lebih baik saya yang pakai ki bajak

sawah, paling tidak bisa dijual kalau panen. Kenapa ada sawah di

Kampus UNM?

Sini itu sertifikat tanahnya sekolahmu!

Mau saya pakai...

Ih... Saya yang punya deh. Ini buktinya saya pegang sertifikatnya.

Aduh... Begini mi kalau tidak bagus manajemen-

nya. Sengketa pi baru mau diributkan lagi...

Kepala BAUK UNM, Syatir Mahmud

ILUSTRASI: SAMTI BINTI TALIP

Page 6: Tabloid Profesi Edisi 168

6 Tabloid Mahasiswa UNM

Profesi Edisi 168Mei Tahun XXXVII 2013

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

Reportase Utama

Unit UsahaTak Berbuah Manis

TANAH INIDIJUALDIJ

UAL

TAK terurusnya aset-aset UNM juga berdampak pada keuangan kampus. Salah satunya yang berada di belakang kampus Fakultas Seni dan Desain. Tanah yang berkisar seluas 100 x 40 meter tersebut sekarang dijadikan area persawahan oleh salah satu pegawai FSD. Dan rencananya, Karta Jayadi, selaku dekan ingin melelang tanah milik UNM tersebut.

Awalnya, bidang tanah tersebut hanya dijadikan la-han tidur tanpa pemanfataan. Baru di tahun 2012, Karta berinisiatif memberikan kewenangan kepada salah seorang pegawainya untuk mengelolanya dan dijadikan-nya lah areal persawahan. “Paling tidak bisa diman-faatkan untuk menghasilkan beras yang bisa dimakan,” ujarnya.

Dirinya beralasan, tanah ditumbuhi sawah yang telah 2 kali panen tersebut bisa dimanfaatkan orang-orang yang membutuhkan. “Kan di FSD tidak ada uangnya, jadi lebih baik itu sawah di belakang di lelang saja untuk menutupi kebutuhan kam-pus,” ungkapnya beberapa waktu lalu.

Alumnus Universitas

Indonesia ini menyadarai bahwa tanah yang berlokasi di belakang kampus yang dipimpinnya tersebut bukan atas nama dekan, akan tetapi ia berniat untuk tetap men-jualnya. “Supaya pimpinan unversitas juga sadar, bahwa kami di sini sangat tidak punya uang, padahal kami (FDS, red) itu punya banyak anggaran dari pembayaran mahasiswa,” sindirnya.

Nursia, istri dari Rahim satpam kampus FSD, tidak menampik hal tersebut. Ia yang yang ditemui saat sedang menjaga sawahnya, mengakui bahwa rawa di be-lakang gedung kampus FSD ini memang telah disulap menjadi area persawahan sejak tahun 2011. Menu-rutnya, hal ini sebagaimana yang diusulkan oleh salah satu pegawai staff FSD. “Iya betul, tapi kami sudah izin ke Pak Dekan,” tuturnya.

Ketua Keluarga Maha-siswa (KEMA) FSD, Firman Arif sendiri turut memper-tanyakan perihal sawah itu. “Ada juga bagusnya, lahan di belakang sudah tampak rapi usai dikelola mereka, karena dulu hanya rawa-rawa. Cuma yang dipertanyakan, kenapa ada sawah di area kampus?” keluhnya. (tim)

Karta Lelang Tanah

BeBeRAPA pengelolaan bangu-nan UNM yang berpotensi meng-hasilkan serta membantu menambah cost anggaran tak begitu nyata hingga sekarang ini. Padahal, tak ada yang mengelak bangunan sep-erti Auditorium Amanagappa, Hotel La Macca, Rumah Susun Sewa Sed-erahana (Rusunawa), Sao Panrita, dan banyak bangunan yang lain, itu berbiaya ketika ingin digunakan.

Sangat nampak yakni, gedung Auditorium Amanagappa yang telah lama berdiri di area kampus gunung sari tersebut, selain dipak-ai untuk kegiatan kemahasiswaan, juga digunakan untuk acara perni-kahan dan lainnya. Sama halnya yang dirasakan oleh pengorder yang berminat menggunakan gedung Sao Panrita. Parahnya adalah, Rusunawa yang katanya diperuntukkan bagi mahasiswa, baru terealisasi di tahun 2013, dan itu pun hanya mahasiswa Program Profesi Guru (PPG).

Bahkan hotel yang “bertetang-ga” dengan gedung Biro Admin-istrasi Akademik dan Kemaha-siswaan (BAAK), La Macca itu mampu meperoleh omset hingga puluhan juta per bulan jika marak pengunjung. Belum lagi, aula yang berada di lantai dasar yang sering disewa oleh pihak birokrat, mahasiswa, dan orang-orang di luar UNM untuk melangsungkan kegiatan atau pesta itu terbilang mematok insentif hingga jutaan rupiah setiap sekali pakainya.

Semua gedung tersebut meru-pakan pengelolaan yang berbayar. Artinya, itu semua mampu mem-peroleh dana yang tak terbilang besar, akan tetapi mampu menyam-bung “nafas” kampus eks IKIP ini untuk tidak terseok-seok pesoalan

anggaran. Mirisnya, penye-waan bangu-

nan yang telah menghabiskan uang banyak dalam pembangunannya itu tak sesuai harapan di lapangan.

Bukan malah menyumbang ke UNM, tetapi sebaliknya. Namun, penggunaanya tetap saja mengha-ruskan penyewa dikenakan biaya operasional. “Saya kemarin bayar 5 juta untuk acara pernikahannya kakak saya. Itu hanya satu hari kami gunakan,” beber Astrid yang merupakan mahasiswa UNM.

Walau memang, pengguna untuk kalang “dalam” dengan pengguna “luar” itu dibedakan pembayarannya. Biaya yang diperuntukkan pun terbilang ber-variasi, bergantung negosiasi yang sepakati. “Beda pembayarannya itu kalau mau sewa auditorium, antara kalangan mahasiswa dengan orang luar yang mau menyewa gedung tersebut,” papar Nurdin Noni, selaku Pembantu Rektor II.

Begitu juga yang dirasakan oleh Yahya. Fungsionaris lembaga kemahasiswaan ini harus merogoh kocek untuk memakai gedung Sao Panrita. “Sekitas 300 ribu per malam disitu,” katanya.

Ia melanjutkan, gedung tersebut sebenarnya tidak ter-lalu layak pakai untuk kegiatan kemahasiswaan. “Tapi mau di apa, itu yang murah,” cetusnya. Lelaki semester delapan ini juga menyatakan, prosedur untuk mendapatkan gedung yang berlo-kasi di depan kampus Parang Tam-bung itu tak ribet. Dirinya men-gakui, hanya cukup menghubungi pengelolanya dan biasanya langsung pakai jika tak ada yang memesannya terlebih dahulu.

Bukan PeruntukkannyaYang lebih menggherankan

yakni, rusunama yang berada dalam lokasi Fakultas Ilmu Pen-didikan. Asrama yang berlabel

mahasiswa ini, jarang digu-nakan oleh ma-

hasiswa

reguler. Rumah yang semestinya mampu mengurangi beban ma-hasiswa dalam mencari tempat tinggal, tak sesuai harapan.

Hingga sekarang ini sangat minim mahasiswa S-1 diberikan ruang untuk menggunakannya. Gedung tersebut lebih banyak di-gunakan para guru-guru dari daerah untuk melaksanakan sertifikasi.

Pihak Fakultas Ilmu Pendidi-kan juga angkat tangan perihal ge-dung yang nyantol di area kampus yang diresmikan pada 2009 silam. “Kami tidak tahu persoalan itu. Coba tanya pimpinan univesitas. Gedung itu hanya ada di wilayah FIP, tapi bukan kami yang menge-lolanya,” jelas Ismail Tolla, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan.

Ini juga diakui oleh Rektor UNM, Arismunandar. Guru Besar FIP ini menyatakan, memang selama ini rusunawa belum pernah dipakai oleh mahasiswa regulaer. “Itu sudah dipakai sama peserta PPG. Kan itu mahasiswa juga,” katanya sambil tersenyum

Lanjut Arismunandar, hingga sekarang ini rusunawa masih dalam polemik. Pembagian dan pengelo-laannya belum sepenuhnya dikua-sai oleh kampus orange ini. “Kan sekarang ada masalah, ada MoU tapi berlum ada penyerahan resmi dari menpera, beda dengan asrama-asrama yang lain,” ungkapnya.

Dosen jebolan Universitas Neg-eri Malang ini juga membeberkan, kepemilikan gedung tersebut bukan milik UNM, namun yang milik UNM hanyalah tanah yang ditem-pati. “Sebenarnya itu tidak boleh menurut aturan negara,” katanya.

Salah seorang mahasiswa FIP, Said mengakui tak bermanfaatnya gedung yang terletak di belakang itu bagi mahasiswa. “Sejak ada itu gedung, sangat kurang mahasiswa yang gunakan itu rusunawa. Tak tahu juga kalau tidak ada yang mau, tapi yang jelasnya itu asrama ma-hasiswa bukan asrama guru-guru,”

ujarnya. (tim)

FOTO: RIZKI - PROFESI

Page 7: Tabloid Profesi Edisi 168

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

7 Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168Mei Tahun XXXVII 2013 Reportase Utama

Banyaknya aset UNM yang tidak jelas pendayagunaannya ini tidak terlepas dari sistem pengelo-laan yang buruk serta koordinasi antara pimpinan dan bawahan yang tidak berjalan. Tumpang tindih kewenangan menjadi batu sandungan unit bersangkutan. Akibatnya lempar tanggung jawab terjadi antar unit bahkan menjel-ma menjadi patologi di tubuh birokrat itu sendiri.

Padahal, jika saja institusi pendidikan ini mampu untuk men-gelola tanpa dibiarkan berserakan, bisa saja UNM tidak pernah lagi “mengeluh” persoalan finansial. Apatah daya, seakan bukan men-jadi tangungg jawabnya, malah yang terjadi yakni saling melem-par tanggung jawab dan mengakui tak mengetahui persoalan itu. Hanya saja, hingga sekarang ini tak ada indikasi pemanfaatan hasil secara pribadi oleh oknum.

Kepala BAUK, Syatir Mahmud ketika ditanya mengenai manajemen pengelolaan aset-aset ini lebih banyak menjawab dengan tidak tahu. Sertifikat tanah misal-nya, Syatir malah melemparkan-nya ke Syamsuri, Kasubag Rumah Tangga, “kalau yang itu tanyakan ke Pak Syamsuri, dia tahu itu semua”, elaknya.

Selain itu, masih menurut Syatir untuk pengelolaan aset diserahkan kepada UPT Unit Manajemen Aset (UMA), UMA-lah yang memikirkan apa yang harus dilakukan kedepan untuk mengoptimalkan fungsi dan peran dari aset itu. Korelasi antara UMA dan BAUK menurut Syatir hanya berupa pelaporan terkait aset-aset itu. “Dia (UMA, red) hanya melaporkan ke kami, katakanlah dalam bentuk ide-ide yang akan saya telaah dan kalau itu baik, saya ok kan”, ujarnya.

UPT Unit Manajemen Aset (UMA) yang diamanahkan untuk mengelola aset-aset UNM nyat-anya juga belum memperlihatkan kinerja hingga hari ini. Ketua UPT UMA, Anshari mengakuinya, unit yang baru setahun lebih ia warisi itu tidak bekerja optimal. Bahkan UMA belum memiliki master plan untuk memanfaatkan aset-aset demi

menunjang institusi pendidikan ini. Alasannya, kewenangan yang dilimpahkan kepada UMA terkesan tanggung, “kami tidak jelas, diberi tanggung jawab tapi tidak diberi ke-wenangan secara utuh”, ungkapnya. Ia juga mengeluhkan banyaknya

unit-unit yang diserahi tanggung jawab mengurusi hal ini sehingga kadang terjadi tumpang tindih dalam melakukan pekerjaan bahkan saling lempar tanggung jawab.

Rusunawa misalnya, UMA telah diberi tanggung jawab untuk mengelolanya, bahkan Anshari telah membentuk pengurus Rusunawa. Akan tetapi, dalam proses pengelolaannya ada pihak lain yang turut campur tangan didalamnya. “Untuk pengelo-laan keuangan atau pemasukan Rusunawa kami tidak tahu karena diambil langsung oleh bagian keuangan”, keluhnya. Anshari berharap agar pengelolaan menge-nai aset-aset ini dibawahi satu unit saja yang berfungsi untuk men-gatur dan mengelolanya secara keseluruhan.

Belum lagi bagian Rumah Tangga UNM yang juga memiliki tanggung jawab mengenai hal ini mengaku tidak tahu apa-apa. Ka-subag Rumah Tangga, Syamsuri membantah kalau dirinya yang mengurusi persoalan sertifikat tanah seperti yang dikatakan Syatir. Kabag Perencanaan hingga Pembantu Rektor II juga menye-but namanya sebagai orang yang berwenang mengurusi aset-aset. “Bagian rumah tangga itu yang melakukan pencatatan aset”, kata

Nurdin Noni, Pembantu Rektor II UNM.

Namun, Syamsuri mengaku sejak awal 2006 tugas untuk melakukan pencatatan dan pen-dataan aset telah diambil alih oleh bagian Sistem Informasi Manaje-men Keuangan (SIMAK). “Coba tanyakan ke SIMAK, yang kami urusi sekarang hanya barang-barang seperti itu”, ungkapnya sambil menunjuk tumpukan ker-tas. Syamsuri juga mengaku tidak tahu sampai di mana sebenarnya wewenang bagian rumah tangga dalam hal ini.

Namun, ketika dikonfirmasi, pihak SIMAK juga membantah kalau mereka yang bertanggung jawab mengurusi persoalan aset. Mufti, salah seorang pegawai yang ditempatkan di SIMAK mengatakan, SIMAK hanya di-tugaskan untuk membuat laporan inventaris dan aset UNM ke pusat, itupun sifatnya kuantitatif, bukan secara rinci menyebut dimana dan bagaimana aset itu.

Arismunandar mengaku telah

menduga hal ini. “Saya dulu me-mang khawatir mengenai bagian Umum dan UMA yang nantinya akan tumpang tindih”, ujarnya. Aris berjanji akan membuat sebuah sistem yang mengatur tata kelola aset ini dengan baik se-hingga tidak lagi terjadi tumpang tindih antar unit.

Nurdin juga membenarkan sistem pengelolaan aset UNM masih kurang baik. Menurutnya belum ada acuan yang jelas men-gatur pengelolaan aset. “Selama ini kita hanya memakai acuan secara umum, belum ada acuan yang lebih konkrit mengatur secara internal”, ungkapnya.

Hal tersebutlah yang menjadi perhatian khusus bagi Nurdin, Mantan Pembantu Rektor Bidang Kerjasama ini merasa perlu ada Standar Operasional Prosedur (SOP) manajemen aset. Dalam rapat kerja 2013 akan dirumus-kan SOP tiap unit secara lebih rinci. Namun, menurutnya rapat kerja yang dilaksanakan di daerah selama ini kurang maksimal untuk

membahas program kerja, banyak hal urgen yang perlu dibahas panjang lebar,” makanya untuk raker 2013 diadakan di Makassar saja”, ujarnya.

Hal lain yang menjadi ketimpangan dalam pengelolaan aset-aset UNM yakni tidak pernah ada pelaporan yang transparan baik pada rapat kerja daerah (Rakerda) yang tiap tahun dilak-sanakan maupun dalam rapat-rapat senat. Hal itu dibenar kan Syatir dan Anshari bahkan oleh beberapa dekan yang profesi wawancarai. Dekan FMIPA, Hamzah Upu mengatakan, sistem manajemen dan pengelolaan aset UNM masih perlu ditingkatkan. “Karena kalau tidak saya khawatir semakin banyak aset yang lepas”, ujarnya. Ia juga menambahkan, mestinya ada laporan tahunan secara internal mengenai pengelolaan aset ini, dan unit yang paling terkait harusnya mendata ulang aset atau kekayaan UNM untuk dianalisis dan digu-nakan sebagai dasar menentukan planning kedepan. (tim)

Pengelolaan AsetHanya Omong Kosong

HAL lain yang menjadi ketimpangan dalam pengelo-laan aset-aset UNM yakni tidak pernah ada pelaporan yang transparan baik pada rapat kerja daerah (Rakerda) yang tiap tahun dilaksanakan maupun dalam rapat-rapat senat. Hal itu dibenarkan beberapa birokrat yang profesi wawancarai. Dekan FMIPA, Hamzah Upu mengatakan, sistem manaje-men dan pengelolaan aset UNM masih perlu ditingkatkan.

“Karena kalau tidak saya khawatir semakin banyak aset yang lepas”, ujarnya. Ia juga menambahkan, mestinya ada laporan tahunan secara internal mengenai pengelolaan aset ini, dan unit yang paling terkait ha-rusnya mendata ulang aset atau kekayaan UNM untuk dianalisis dan digunakan sebagai dasar menentukan planning kedepan.

Arismunandar mengaku telah menduga hal ini, “Saya dulu memang khawatir mengenai bagian umum dan UMA yang nantinya akan tumpang tindih”, ujarnya. Aris berjanji akan mem-buat sebuah sistem yang men-gatur tata kelola aset ini dengan baik sehingga tidak lagi terjadi tumpang tindih antar unit.

Beberapa aset-aset UNM yang tersebar jauh menjadi polemik tersendiri bagi Aris, Ia mengaku bingung bagaimana memanfaatkannya. Pelan-pelan ia akan memulai dari SD IKIP dan SMP 24 dan SMA 11. “Sekarang kita merasa kita juga perlu seko-lah riset untuk tempat pembela-jaran, tapi”, katanya. Tapi untuk aset yang lain baru ia pikirkan karena juga terkendala soal modal untuk memanfaatkannya.

Nurdin juga membenarkan sistem pengelolaan aset UNM

masih kurang baik. Menurutnya belum ada acuan yang jelas mengatur pengelolaan aset. “selama ini kita hanya memakai acuan secara umum, belum ada acuan yang lebih konkrit mengatur secara internal”, ungkapnya.

Hal tersebutlah yang men-jadi perhatian khusus bagi Nur-din, Mantan Pembantu Rektor Bidang Kerjasama ini merasa perlu ada Standar Operasional Prosedur (SOP) manajemen aset. Dalam rapat kerja 2013 akan dirumuskan SOP tiap unit secara lebih rinci. Namun, menurutnya rapat kerja yang di-laksanakan di daerah selama ini kurang maksimal untuk mem-bahas program kerja, banyak hal urgen yang perlu dibahas panjang lebar,” makanya untuk raker 2013 diadakan di Makas-sar saja”, ujarnya. (tim)

Laporan Pertanggungjawaban, Nihil!

1. Rumah Susun Sewa Sederhana *2. Hotel La Macca3. Tanah SMP 24 *4. Tanah SMA 11 *5. Tanah SD IKIP *6. Gedung IKA Sao Panrita7. Auditorium Amanagappa8. Tanah di belakang kampus FSD (sawah)9. Bengkel UNM10. Asrama Mahasiswa di Bone *11. Minimarket La Macca12. Virtual FIP13. PAUD UNM14. KPRI UNM

15. Air Minum Guari16. Yayasan Kesejahteraan UNM17. Tempat Pemakaman Umum di Gowa18. Lab School di Pangkep19. Tanah di dekat Mesjid Raya Makassar *20. Tanah di samping Telkom Makassar *21. Eks Unit Kegiatan Mahasiswa (tidak terurus)22. Gedung Mata Kuliah Umum (tidak terurus)23. Tanah di belakang kampus FT (Kebun)

Data ini diambil dari hasil penulusan wartawan Profesi dan berbagai sumber*bukan sepenuhnya milik UNM

Sudut Aset dan Unit Usaha Universitas Negeri Mahasiswa

Selama ini kita hanya memakai acuan se-cara umum, belum ada acuan yang lebih konkrit mengatur se-cara internal.

“PR II UNM, Nurdin Noni

+ Renovasi Setengah Hati- Lupakan ma’...!

+ Pelanggaran Berujung Pem-benaran

- Maju terus biar haram...!

+ Ditegur Satpam, Ahyar Ngamuk

- Cari pembenaran...

Page 8: Tabloid Profesi Edisi 168

8 Tabloid Mahasiswa UNM

Profesi Edisi 168Mei Tahun XXXVII 2013

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168

Mei Tahun XXXVII 2013Seni Budaya8

Sepatu TrackingKini Jadi Trend Mahasiswa

Kisah Manusia Satu-satunya di BumiResensi Film

Oleh: Fahrizal Syam

“OBLIvION” digambarkan berlatar pada tahun 2077, 60 tahun setelah invasi alien terjadi di bumi. Diceritakan, alien menyerang dan menghancurkan bulan sebagai satelit bumi yang menyebabkan kehidupan di bumi menjadi tidak seimbang hingga akhirnya hancur. Jack Harper yang diperankan oleh Tom Cruise menjadi bintang utama dalam film ini, menjadi salah satu manusia yang tersisa di planet bumi. Para manusia lainnya yang selamat dalam invasi alien telah mengungsi ke Titan, sebuah tempat baru bagi manusia.

Harper sendiri bertindak sebagai seorang teknisi di bumi. Bersama rekannya Vika (Andrea Riseborough), mereka tinggal di sebuah menara super canggih lengkap dengan kolam renang, ruang medik, dapur, kamar tidur dan landasan parkir helijet. Mer-eka menghabiskan waktu untuk mengawasi dan memperbaiki robot-robot penjaga penyedot

energi yang tersisa di bumi yaitu air laut dari serangan perusak mahluk Pemakan Bangkai.

Harper dan Vika dikirim oleh Sally (Melissa Leo) yang tinggal di Tet yang bermarkas di ruang angkasa. Sally inilah yang mengontrol dan memberi-kan tugas serta memberikan perintah kepada mereka. Sally bertanggung jawab dan mengon-trol Robot-robot penjaga untuk melindungi tambang air laut yang disedot dan dikirim ke Tet sebagai sumber energi.

Dalam film tersebut, diceri-takan Jack Harper seringkali ber-mimpi bertemu dengan seorang wanita di sebuah tempat, namun Harper tak bisa mengingat siapa sosok wanita tersebut karena ingatnnya yang telah dihapus sebelumnya. Hingga pada suatu hari, menjelang masa akhir tugas Jack Harper di Bumi, sebuah pesawat luar angkasa yang telah mengorbit bertahun-tahun ter-jatuh di bumi. Jack yang melihat kejadian tersebut bergegas untuk

memeriksa pesawat yang terjatuh tersebut yang isinya ternyata manusia yang tertidur di dalam kapsul.

Dari beberapa orang dalam kapsul tersebut, hanya satu orang yang berhasil diselamatkan oleh Jack, sisanya terlebih dahulu telah dibunuh oleh robot-robot penjaga. Satunya-satunya awak pesawat yang selamat adalah Julia (Olga Kurylenko), yang tak lain merupakan istri dari Jack sendiri sebelum invasi alien ke bumi. Namun Jack yang telah dihapus ingatannya tak mampu mengingat Julia.

Klimaks dari film ini adalah ketika Jack dan Julia diculik oleh para pemakan bangkai yang ternyata merupakan sekelom-pok manusia yang juga masih tersisa di bumi. Berbeda dari pikiran Jack selama ini yang menganggap Pemakan Bangkai adalah alien yang merusak bumi, kelompok tersebut dipimpin oleh Beech (Morgan Freeman). Ke-lompok Pemakan Bangkai terus

berusaha untuk menghancurkan Sally bahkan sampai menculik robot penjaga.

Di akhir cerita, terkuak apa sebenarnya yang terjadi pada Bumi dan siapa alien yang sesungguhnya, serta bagaimana pikiran Jack bisa dimanipulasi. Di akhir film ini pula para pe-nonton akan dibuat garuk-garuk kepala dengan munculnya kem-bali Jack Harper yang telah mati bersama Beech di Tet dalam se- buah leda- kan

nuklir. Bersama kelompok pemakan bangkai yang tersisa, mereka menemui Julia di tempat hijau di Bumi. Akan tetapi, siapakah Jack yang ada di akhir film itu? Padahal Jack sendiri telah tewas dalam ledakan nuklirnya.

Terlepas dari itu, film ini sangatlah menarik untuk ditonton. Overall, suatu film bertema fiksi ilmiah yang sangat pantas untuk ditonton bagi siapa saja yang butuh hiburan di kala waktu senggang. (*)

Sutradara : Joseph KosinskiPenulis Naskah : Joseph Kosinski, William MonahanPemain : Tom Cruise, Morgan

Freeman, Olga Kurylenko, Andrea Riseborough, Nikolaj Coster, Melissa Leo

Genre : Action sci-fiStudio : Universal StudioTanggal Rilis : 12 April 2013

Cara Memilih Sepatu TrackingSePATU fashion memang ban-yak jenis dan tipe, tapi pernahkah terbayang bila sepatu tracking un-tuk naik gunung bisa juga menjadi trend tersendiri bagi mahasiswa dan mahasiswa di kampus.

Memang tidak banyak yang memakai sepatu ini untuk fashion, tapi bagi Irwan Yuliansyah Putra mahasiswa program studi Ilmu Administrasi Negara FIS UNM, memakai sepatu ini membuat dia percaya diri. “Kesan macho dan maskulin muncul kalau saya pakai sepatu ini” ungkapnya.

Menurut Irwan yang juga se-bagai Presiden Himpunan Maha-siswa Ilmu Administrasi Negara (HIMAGARA) dan Anggota Ma-hasiswa Pecinta Alam (MPA) Tri-sula FIS UNM ini sepatu tracking marak digunakan oleh penggiat aktivitas alam terbuka (outdoor ac-tivity). “Yang pakai sepatu track-ing ke kampus kebanyakan Maha-siswa Pecinta Alam,” paparnya.

Angga salah satu pegawai toko Eiger di Jl. Perintis Ke-merdekaan yang menyediakan berbagai jenis sepatu tracking mengungkapkan pelanggannya dominan mahasiswa yang menca-ri sepatu tracking. “Sepatu track-ing sangat diminati oleh maha-siswa yang mau mendaki gunung atau yang sangat suka jalan-jalan,” ungkapnya.

Menurut Angga, kelebihan sepatu tracking merk Eiger karena memiliki Vibram. Vibram yang

merupakan bahan tambahan dari alas sepatu tracking inilah yang membuat sepatu ini lebih kuat, tah-an digunakan di medan kering atau-pun basah dan tidak licin bila ber-hadapan dengan lumpur,” tuturnya.

Tidak cuma mahasiswa saja, beberapa mahasiswi juga senang menggunakan sepatu “Tracking” seperti halnya Ketua Umum Ma-hasiswa Pencinta Alam dan Seni Budaya MAESTRO, Yuli As-tiana Latief. Menurutnya, Sepatu “Traking” merupakan perlengka-pan wajib dalam setiap aktivitas alam terbuka, misalnya mendaki gunung.

“Alasannya simple, dalam mendaki kaki adalah organ tubuh yang perlu di perhatikan kenya-manannya. Kalau mau safety, yah gunakan sepatu yang sesuai med-annya. Masa mau naik gunung pake hi-heels sih,” Canda Maha-siswi Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) UNM ini.

Menggunakan sepatu track-ing sebagai fashion ke kampus bagi Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala), Yuli Astiana Latief menganggapnya sebagai hal yang wajar dengan berbagai alasan dari si pengguna.

“Kalau menurut saya, alasan terbanyak adalah untuk Hemat. Sepatu tracking untuk merk-merk dan kualitas tertentu harganya relatif mahal. Nah, sekali menda-yung, dua tiga pulau terlampaui, sekali beli sepatu, bisa dipakai ke

gunung, sekalian apakai ngampus. Kalau dipakai cuma buat mendaki kan mubazzir, kan mendakinya ti-dak setiap hari,” katanya.

Yuli Astiana Latief juga men-gungkapkan, sekarang peminat sepatu tracking sudah relatif ban-yak, bukan cuma Mapala saja. Berbeda dengan dulu, menurut-nya yang menggunakan sepatu tracking ke kampus pasti keta-huan mereka anak Mapala. Tapi menurutnya, sayang sekali jika sepatu tracking yang digunakan solnya aus hanya karena aspal ja-lan ke kampus.

“Sepatu tracking memang enak digunakan. Selain itu safety, beberapa teman-teman cewek be-ranggapan kalau melihat cowok-cowok pakai sepatu gunung ke kampus lebih kelihatan “sangar” dan lebih terlihat laki-nya,” kat-anya sambil tersenyum. (yas)

SelAin memilih sepatu gunung dilihat dari sol nya, ada beberap hal yang perlu kita perhatikan lagi, antara lain.

1. Bahan.Bahan merupakan komponen

terpenting dari suatu produk, itu sudah jelas bagi kita semua. Produk A dengan kualitas bahan yang lebih baik dari pada produk B pastilah lebih mahal. Nah, bahan yang terbaik buat sepatu gunung yaitu kulit. Sepatu gunung yang terbuat dari kulit lebih kuat dan yang jelas lebih hangat jika di pakai naik gunung.

Tetapi sepatu yang berbahan dari kulit memiliki beberapa kekurangan seperti mudah pengap dan mudah pecah jika perawatan salah. Sehingga sekarang berkembang sepatu sepatu tracking berbahan kulit sintetis yang memiliki teknologi cangggih, entah itu hanya slogan atau beneran. Seperti sirkulasi udara pada sepatu yang memi-nimalisir kepengapan didalam sepatu. Dan yang paling banyak kita jumpai yaitu teknologi anti air (waterproof), fungsinya yaitu menjaga kaki kita tetap kering walaupun sepatu kita kehujanan bahkan tercelup di dalam air.

Jenis bahan sepatu gunung yang perlu dihindari yaitu karet dan kanvas. Walaupun bisa di bilang lebih ringan jika dibandingkan sepatu kulit, tetapi sepatu berbahan kanvas ataupun karet tidak begitu melindungi kaki dan cend-erung mudah sobek.

2. Tipe Sepatu - Sepatu high cut

Sepatu tracking ini memiliki ben-tuk yang standar, kalau bisa dibilang high cut (sepatu dengan mata kaki tertutup sepenuhnya). Fungsinya yai-tu melindungi mata kaki dan sebagai pendukung kaki jika kita membawa beban yang berlebih. Terdapat empat buah lubang tali terbuat dari besi yang cukup untuk mengikat antara kaki dan sepatu.

- Sepatu mid cutBisa dilihat bahwa sepatu ini

bertipe mid cut (menutupi mata kaki tetapi tidak setinggi sepatu yang tadi). Memiliki tiga buah lubang besi untuk tempat tali.

Nah sekarang pilih yang mana antara kedua sepatu tersebut?

3. Pola JahitanBisa kita perhatikan pola jahitan

dari potongan sepatu yang pertama lebih mengikuti bentuk kaki jika di bandingkan sepatu yang kedua. Hal ini memberikan kenyamaman saat kita pakai, karena seakan akan sepatu menempel secara menyeluruh pada permukaan kaki kita.

Tetapi perlu diingat bahwa sepatu yang menutup tumit tidak sefleksibel jika di bandingkan sepatu low cut. Sepatu low cut sangat bagus digunakan untuk olahraga lari, tennis atau bulu-tangkis yang memerlukan kefleksibelan mata kaki. (*)

Sumber: http://www.kempor.com/2012/06/cara-memilih-sepatu-tracking.html#ixzz2TU0cjqW9

FOTO: RIZKI - PROFESI

Page 9: Tabloid Profesi Edisi 168

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

9 Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168Mei Tahun XXXVII 2013

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168Mei Tahun XXXVII 2013 Reportase Khusus 9

PelanggaranBerujung Pembenaran

Misalnya saja, tak ada yang mampu memberikan bukti otentik terkait regulasi yang mengklaim bahwa pembayaran seperti pengambilan ijazah itu dibenarkan. Hanya alibi, dan juga pembelaan yang selalu di-berikan oleh pihak fakultas demi menutup-nutupi “kecurangan” yang berubah menjadi pemaksaan.

Ini yang menjadi potret buram di insti-tusi dengan “jualan” pinisinya ini. Bukan malah dewasa, tetapi malah menjadi-jadi. Maret lalu, pihak BAUK telah menerbit-kan dan mengedarkan surat edaran yang ditujukan kepada biro dan fakultas, yang dalam salah satu isinya tersebut melarang pihak fakultas mewajibkan mengambil uang alumni ataupun mahasiswa tanpa pijakan yang jelas.

Tapi UNM bukanlah kampus yang satu visi. Surat edaran itu tetap saja tidak diindahkan. Instruksi yang ditelurkan oleh pihak universitas itu dianggap angin lalu. Salah satunya terjadi di kampus Fakultas Bahasa dan Sastra. Masih ada saja pem-bayaran yang mewajibkan pada alumni un-tuk dikenakan biaya demi mengambil ijazah mereka, padahal mereka telah melunasi semua pembayaran tersebut sebelum pros-esi wisuda berlangsung.

Memang dianggap sepele oleh orang-orang tertentu karena biaya yang dikenakan tak mencapai jutaan rupiah. Akan tetapi, segala bentuk pembayaran yang berbuntut pemalakan itu harus jelas aturannya. Tidak dengan semena-mena meminta uang maha-siswa dan juga alumni.

Jika ditelaah lebih jauh, mereka (pega-wai) yang bertugas sebenarnya telah mendapatkan gaji pokok, yang dimana harus bekerja sesuai dengan sebagaimana mestin-ya. Belum lagi honorium yang mereka terima ketika mendapat pekerjaan tambahan. Ironin-ya, tugas pokok saja yang mereka wajib ker-jakan tak beres, tetapi meminta gaji lebih.

Hanya Bisa DiamKepala Biro Administrasi Urusan

Keuangan, Syatir tak mampu berbuat apa-apa perihal pungutan yang berlabel “dipak-sakan” tersebut. Malahan, ketika dimintai keterangannya terkait surat edaran yang ia tembuskan ke setiap biro dan fakultas jus-tru balik bertanya kepada wartawan Pro-fesi. “Kenapa baru ditanyakan sekarang? Itu (pungli, red) memang nyata adanya,”

singkatnya. Perilaku yang ditampilkan oleh Syatir seakan mengindikasikan bahwa jenis pembayaran yang tidak punya pegangan itu dibenarkan, walau itu sebenarnya salah.

Ia justru mengarahkan hal ini ke Kama-ruddin, selaku Kepala Biro Akademik dan Adminitrasi Kemahasiswaan. Padahal, yang mengeluarkan surat edaran tersebut dari pi-hak BAUK.

Kepala Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan (BAAK), Kamaruddin, ti-dak memungkiri adanya pungutan-punguan yang terjadi di setiap fakultas. Ia mengung-kapkan hampir disemua fakultas terdapat pungutan-pungutan pembayaran untuk pen-gurusan administrasi. “Hampir di semua

fakultas di UNM melakukan hal tersebut.Untuk pembayaran pengesahan foto kopi ijazah sendiri mahasiswa biasanya dikenai biaya sebasar dua sampai tiga ribu per satu kali pengesahan,” ungkapnya.

Parahnya, setiap fakultas malah mem-berikan pembayaran yang beragam. Para alumni hanya disibukkan dengan kepengu-rusan ‘legalisir’ foto kopi ijazah yang tidak memiliki hitam diatas putih. Para pegawai yang bertugas juga beralasan bahwa penge-naan pungutan itu punya aturan dari pihak universitas, walau mereka tak mampu mem-perlihatkan aturan tersebut.

Selain itu, menurut kamaruddin, adanya otoritas setiap fakultas untuk mengelola ad-ministrasi sendiri membuat pihaknya tidak memiliki wewenang untuk mencampuri ke-bijakan dari pimpinan fakutas masing-ma-sing. “BAAK tidak punya wewenang me-nyentuh wilayah fakultas, itu sudah menjadi tanggung jawab masing-masing pimpinan fakultas,” katanya.

Namun, Ismail Tolla berkata lain peri-hal pembayaran yang dikenakan pada ma-

hasiswa tersebut. Ia beralasan, dikenakan-nya biaya untuk melegalilisir foto kopi ijazah itu untuk menunjang kerja-kerja op-erasional para pegawai. “Begitu memang, sudah ada aturan resminya dari universitas,” bantahnya.

Ia juga beralasan, segala bentuk pem-bayaran yang dikenakan kepada alumni dan mahasiswa itu, dimasukkan ke rekening universitas. “Uang itu nantinya akan ma-suk ke rekening rektor, bukan di ambil oleh fakultas,” tambahnya.

Kecolongan SendiriKamaruddin mengaku di BAAK send-

iri dirinya tidak pernah mendapat laporan perihal adanya pungutan liar yang dilaku-kan oleh bawahannya. Dirinya juga men-egaskan, pelayanan administrasi yang ada di BAAK tidak dikenakan biaya. “Kalau disini itu tidak diperadakan pembayaran-pembayaran administrasi, kalaupun ada staff yang minta bayaran segera laporka ke saya,” tegasnya.

Namun, apa yang diungkapkan oleh kamaruddin, seakan bertolakbelakang den-gan apa yang terjadi. Salah satu mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra, Rizal Syam, mengaku kecewa dengan pembayarn yang dibebankan oleh pihak BAAK saat dirinya mengurus surat keterangan masih aktif ku-liah. Menurut lelaki yang sering dipanggil Ichal ini, dirinya harus membayar sebesar Rp20 ribu untuk mendapatkan surat tersebut.

Seakan diberikan izin untuk melakulan hal tersebut, para pemain pungli berleng-gang tanpa adanya sanksi yang diberikan. Memang jika dihitung-hitung, hasil dari pungli tersebut hanya beberapa ratus ribu saja, tidak seberapa jika dibandingkan den-gan honor yang didapatkan. Namun jika ti-dak dibiarkan terus menerus, maka praktik ini akan terus membudaya dan otomatis me-nyalahi hak.

Dengan mematok harga berdasarkan kebijakan fakultas, apalah daya para alum-ni diharuskan memenuhinya. Sebut saja Nari(samaran), lulusan FBS 2012. Alumni ini mengaku kaget, ia harus mengeluarkan lagi uang untuk “mengesahkan” ijazahnya senilai Rp70 ribu. “Saya sudah bayar se-juta lebih uang wisuda, tapi nyatanya saya dimintaki lagi untuk legalisir, saya mengira semuanya sudah dicantumkan di dalam-nya”, ujarnya.

Penjajahan terakhir ini dirasakan alum-ni dengan keterpaksaan. Contohnya Sri (sa-maran), alumni 2013 Pendidikan Bahasa Inggris, ia mengatakan sangat keberatan dengan uang wisuda yang telah dipatokkan kepadanya. Biaya yang melambung dari beberapa tahun lalu. “Tahun ini saya bayar uang wisuda Rp 1.3 juta, biaya yang lebih diatas dari setahun lalu”, ujarnya dengan nada sedikit tinggi.

Wisudawan yang berasal dari sudut pandang ekonomi yang berbeda semakin mengangkat keprihatinan. Keharusan me-lunasi biaya wisuda terbebani, “Kami itu berasal dari latar belakang ekonomi yang berbeda-beda,” jelasnya.

Keluhan demi keluhan alumni menjalar dan memenuhi penjuru fakultas. Dengan mengkritisi kebijakan fakultas, alumni han-ya bisa mengekspresikan kekecewaan mer-eka dari mulut ke mulut. Meneriakkan keti-daksetujuan, “Tidak perlulah mengeluarkan biaya yang melambung untuk merayakan ramah tamah dan wisuda, tidak perlulah menghabiskan uang untuk meyambutnya dihotel ternama”, tutur Arrah.

Ketidakharusan pun bermain dikepala wisudawan ini, menjelaskan tentang kesan sakral dan rasa nostalgia dikampus yang menghilang ketika merayakannya di tempat lain. “Apa salahnya jika merayakan ramah tamah atau acara wisuda dikampus, cukup dengan menyewa tenda, lebih hemat dan kesan sacral dikampus itu terasa”, lanjut eks Fakultas Teknik ini.

“Tidak masuk akal gitu jika ingin dihi-tung, contohnya kualitas kain jubah yang saya peroleh, tidak sebanding dengan penge-luaran uang wisuda saya”, tambah Arrah.

Mencari jalan pada titik pertikaian, alumni ini menambahkan. Keterlibatan wisudawan dalam merencanakan acara mereka sudah dinilai cukup, “Libatkan alumni dalam menentukan acara mereka”, tutupnya. (tim)

“Kenapa baru ditanyakan sekarang? Itu (pungli, red) memang nyata adanya.

Kepala BAUK UNM, Syatir Mahmud

Pungutan liar (pungli) yang didefinisikan sebagai pengenaan biaya di tempat yang tidak seharusnya biaya dikenakan atau dipungut, mulai merebak di kampus orange . Pungli yang notebenenya tidak berizin ini seakan menjadi harga mati yang menghantui mahasiswa aktif sampai dengan para alumni.

Pungutan Liar

Tim Reportase Utama

Koordinator: Rizki Army Pratama Anggota: - Andini Ristyaningrum - Nurul Hidayah - Dian Indra Sari - Kasdar Kasau

Page 10: Tabloid Profesi Edisi 168

10 Tabloid Mahasiswa UNM

Profesi Edisi 168Mei Tahun XXXVI 2013

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

Info Akademik

PeNDAFTARAN Seleksi Bersama Ma-suk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2013 telah dibuka pada 13 Mei hingga 7 Juni. SBMPTN tahun ini den-gan SNMPTN tahun lalu hanya berbeda dari segi penamaannya saja. SNMPTN tahun-tahun sebelumnya dibagi ke dalam tiga kelompok yakni kelompok IPA, IPS, dan IPC. Sedangkan SBMPTN tahun ini terdiri atas kelompok Sains dan Teknolo-gi (Saintek), Sosial dan Humaniora (Soshum), serta Campuran (Saintek dan Soshum).

Untuk kelompok Saintek, Prodi Pendi-dikan Teknologi dan Ilmu Komputer me-miliki daya tampung tahun ini paling besar, yakni sebanyak 90 kursi dengan peminat pada tahun 2012 sebanyak 4258 calon mahasiswa. Selanjutnya, Prodi Pendidikan (Bilingual) Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi memiliki daya tampung tahun ini sama yakni 35 kursi, dengan peminat ta-hun lalu masing-masing 169, 125, 79, dan 214 calon mahasiswa. Sedangkan daya tampung tahun ini paling sedikit sebesar 15 kursi yakni Prodi Pendidikan Teknik Elektro dengan peminat tahun lalu sebesar 255 calon mahasiswa.

Sementara itu, kelompok Soshum, Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Penjaskesrek) memiliki daya tampung sebanyak 60 kursi dengan peminat tahun lalu 2202 calon maha-

siswa. Disusul Psikologi dan Prodi Pen-didikan Guru Sekolah Dasar (Kampus Makassar) yang memiliki daya tampung tahun ini sama yakni 45 kursi dengan peminat tahun lalu masing-masing 1199 dan 3447 calon mahasiswa. Sedangkan daya tampung paling sedikit hanya 15 kursi yakni Prodi Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Koperasi, Akuntansi, Ekono-mi Pembangunan, Pendidikan Ekonomi, Pendidikan Guru PAUD, Pendidikan Luar Sekolah, Teknologi Pendidikan, dan Administrasi Pendidikan.

Biaya seleksi peserta SBMPTN ujian tertulis untuk kelompok ujian Saintek atau Soshum sebesar 175 ribu rupiah, sedangkan untuk kelompok ujian Campuran sebesar 200 ribu rupiah. Sementara biaya seleksi untuk ujian keterampilan sebesar 150 ribu rupiah per jenis ujian keterampilan.

Untuk melakukan pendaftaran online SBMPTN tahun 2013, peserta harus memiliki KAP (Kartu Akses Pendaftaran) dan PIN. “Untuk memperoleh KAP dan PIN peserta SBMPTN harus membelinya di Bank Mandiri atau bagi pendaftar Bidik Misi diperoleh melalui Bidikmisi-Ditjen Dikti,” ungkap Rusli, Kepala ICT Centre UNM. Selain melakukan pembayaran melalui kantor pelayanan Bank Man-diri, biaya seleksi dapat pula dibayarkan melalui Kantor Pos setempat atau ATM Bersama. (dwi)

PROGRAM pengembangan profesi guru (P3G) UNM berencana akan mem-perluas daerah sasaran sarjana mendidik di daerah terdepan terluar dan tertinggal

(SM-3T) khusus untuk angkatan 3 tahun ini. jika sebelumnya P3G menggiring para peserta SM-3T ke 8 (delapan) dae-rah sasaran untuk 3 provinsi yakni NTT, Papua dan Papua Barat, khusus untuk tahun ini P3G akan menambah daerah

sasaran ke Nangroe Aceh Darussalam, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara dan Maluku Barat Daya.

Direktur P3G Abdullah Pandang menuturkan saat ini SM-3T masih dalam tahap sosialisasi dan pendafatarannya akan dibuka 1 Juni mendatang. Ia juga menjelaskan pelaksanaan SM-3T akan dibagi dalam beberapa tahap seleksi sep-erti yang lalu. Diawali pada pendaftaran online, tes online, tes wawancara, dan akhirnya akan diumumkan. Para peserta juga nantinya tidak lagi akan dibekali tentang kompetensi akademik, namun lebih kepada . Pemberangkatan akan dilaksanakan di awal Oktober.

Hanya saja, di tahun ini alumni UNM bisa saja mendaftar SM-3T di universitas lain. “Jadi modelnya nanti itu mendaftar online, seperti SNMPTN. Bisa saja mahasiswa UNM mendaftar di universitas yang ada di jawa, asalkan kampus tersebut mengelola SM-3T dan pastinya LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan),” cetusnya.

Abdullah menjelaskan tidak ada perbedaan yang spesifik baik kuota maupun jumlah prodi. Secara nasional

kuota yang disediakan untuk UNM sama dengan tahun lalu sebanyak 200 peserta dari total 3000 kuota secara nasional dengan19 program studi. “Ada sedikit pertukaran prodi jika sebelum-nya teknik PKK ada namun untuk tahun ini tidak ada lagi, yang baru dimasukkan tahun ini yakni prodi pendidikan anak usia dini (PAUD),” terangnya.

Pria yang baru saja menjabat selaku direktur ini tetap optimis untuk me-lebarkan sayap ke daerah yang dianggap membutuhkan tenaga pengajar itu. Per-timbangan tersebut juga diambil melalui pertimbangan yang telah dilakukan oleh tim khusus, untuk mengidentifikasi lokasi yang benar-benar membutuhkan.

Abdullah menambahkan, kali ini peserta SM-3T dituntut harus serba bisa sehingga kami lebih menitikberatkan pada tahap prakondisi sebelum pemberangkatan. “Jika dulu lebih lebih kepada kurikulum mengajar dan pembelajaran, kini kami lebih menitikberatkan bagaimana melatih strategi mengatasi sistuasi buruk, bagaima-na membangun motivasi murid, bahkan disana perangkat pembelajaran hampir tidak berguna. Juga dilatih bagaimana men-gajar kelas ganda,” ungkapnya. (pr20)

PeNDAFTARAN calon mahasiswa baru Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar (PPs UNM gelombang kedua tahun aka-demik 2013/2014 telah ditu-tup. Penutupan penerimaan berkas calon mahasiswa baik program magister dan pro-gram doktoral ditutup 7 Mei 2013. Namun, yang berbeda dari pendaftaran gelombang kedua ini tak menentukan kuota yang akan diterima. Setiap calon mahasiswa akan bersaing untuk melolosi seg-ala bentuk seleksi yang akan diujikan.

Ketua Panitia Peneri-maan Mahasiswa baru, Nur-din Arsyad, menungkapkan sebanyak 303 orang pendaf-tar siap melalui tahap pe-nyaringan yang diawali dari proses seleksi berkas admin-istrasi yang dikumpulkan seperti ijazah, traskrip nilai dan rekomendasi dari dosen. Dan nantinya para maha-siswa tak mesti khawatir dik-arenakan tak ada kuota yang

ditentukan, melainkan hanya melulusi standar nilai yang telah ditetapkan PPs.

“Sebanyak 303 orang pendaftar telah masuk, den-gan rincian 270 pendaftar untuk S-2 dan 33 orang un-tuk S-3,” ungkapnya.

Setelah pendaftaran ditu-tup, maka proses selanjutnya identifikasi berkas terlebih dahulu oleh panitia tanggal 8-9 Mei 2013 lalu dilanjutkan seleksi berkas oleh prodi ma-sing- masing pada 10-11 Mei 2013. Hasil identifikasi ber-kas akan diumumkan pada 14 Mei 2013 dan bagi yang din-yatakan lulus bisa mengambil nomor tes pada tanggal 15-17 Mei 2013.

Tes Potensi Akademik (TPA) akan dilaksanakan pada 18 Mei 2013 sedang-kan tes kemampuan Bahasa Inggris pada 19 Mei 2013. Hasil tes tertulis akan diu-mumkan pada 27 Mei 2013. Bagi yang dinyatakan lulus tes tertulis akan mengikuti tes wawancara pada 29-30

Mei 2013. Sedangkan, peng-umuman hasil akhir tes akan diumukan pada 3 Juni 2013.

Menanggapi rumor yang berkembang di masyara-kat terkait adanya lonjakan pembayaran Sumbangan Pe-nyelenggaraan Pendidikan (SPP) PPs UNM yang terlalu signifikan, Jasruddin mem-bantah hal tersebut. Dia me-mastikan pembayaran SPP PPs UNM untuk tahun ini tidak akan jauh beda dengan tahun sebelumnya.

Estimasinya, kata dia, mahasiswa yang mengambil kuliah reguler untuk pro-gram magister (S2), SPP mereka adalah Rp 4,5 juta per semester, sedangkan un-tuk kelas non reguler, biaya SPP nya adalah Rp 7,5 juta. Sementara untuk progam doktor (S3), untuk kelas reg-uler dibebankan biaya Rp 9 juta. “Adapun untuk kelas non reguler bagi program doktor SPP mereka Rp 12 juta per semester,” terang dosen fisika ini. (pr30)

PTIK Penerima Maba Terbanyak

Kuota Bidik MisiBertambah

KABAR gembira bagi siswa yang akan melanjutkan studinya di Universitas Neg-eri Makassar. Pasalnya, tahun 2013 UNM mendapatkan jatah Beasiswa Pendidikan Mahasiswa Berprestasi (Bidik Misi) dari Ke-mentrian Pendidikan dan Kebudayaan (Ke-mendibud) RI sebanyak 775 orang. Beasiswa ini diperuntukkan bagi siswa yang berpresta-si yang ingin melanjutkan studi tetapi miskin.

“Kuota bidik misi tahun ini naik dari ta-hun sebelumnya. Tahun lalu kita mendapat jatah 750 orang sekarang menjadi 775 orang,” ungkap Heri Tahir, Pembantu Rek-tor III Bidang Kemahasiswaan UNM.

Kuota ini diberikan untuk semua fakultas yang ada di UNM. Selain itu, kuota ini diberi-kan untuk semua jalur penerimaan mahasiswa baru di UNM yakni, jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), maupun Jalur Mandiri. “Semua fakultas mendapatkan kuota bidik misi, jumlahnya sesuai dengan propor-sionalnya,” tambah Heri Tahir.

Pendaftaran online bidik misi dilakukan dengan menggunakan Kartu Akses Pendaf-taran (KAP) dan PIN yang diperoleh dari Bidikmisi-Ditjen Dikti. Calon peserta pendaf-tar beasiswa bidik misi yang pernah mendaftar SNMPTN 2013 tetapi tidak lulus seleksi masih dapat mengikuti SBMPTN tanpa membayar seleksi. Sedangkan bagi calon peserta pendaf-tar beasiswa bidik misi yang pernah mendaftar SNMPTN 2013 dan dinyatakan lulus seleksi, diperbolehkan mengikuti SBMPTN tetapi harus membayar biaya seleksi di Bank Mandiri untuk memperoleh PIN SBMPTN 2013. (dwi/pr14)

UNM TambahLokasi Mengajar

SM-3T JILID III

Jadi modelnya nanti itu mendaftar online, seperti SNMPTN. Bisa saja ma-hasiswa UNM mendaftar di universitas yang ada di jawa, asalkan kampus tersebut mengelola SM-3T dan pastinya LPTK.

“Direktur P3G, Abdullah Pandang

Daya Tampung Tak DibatasiPendaftaran PPs Gelombang II

Jadwal SM-3T Jilid III

Pendaftaran online (mengisi form, upload ijazah, dan foto) : 1 Juni – 15 JuliSeleksi Administrasi (form idian ,ijazah, dan foto) : 16 – 20 JuliPengumuman hasil seleksi administrasi dan pengumuman jadwal tes online : 21 JuniTes online : 26, 27, 28 JuliPengumuman hasil tes online : 3 Agustus

Wawancara : 22 – 24 AgustusPengumuman hasil seleksi : 30 – 31 AgustusPemanggilan dan Prakondisi : 3 – 21 SeptemberPersiapan pemberangkatan : 21 – 25 SeptemberPemberangkatan SM-3T 2013 : 1- 14 Oktober Pelaksanaan di daerah sasaran : Oktober 2013 – September 2014

Page 11: Tabloid Profesi Edisi 168

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

11 Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168Mei Tahun XXXVI 2013 Profesiana

APA jadinya jika Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud), Musliar Kasim, sudah tak ingin lagi menginjak-kan kakinya di kampus Universitas Negeri Makassar (UNM)? Hal itulah yang terjadi dalam acara Seminar Nasional yang digelar oleh Ikatan Mahasiswa Teknologi Pendidi-kan Se-Indonesia (IMATEPSI).

Jikalau saja tak melenceng dari per-janjian awal, maka seharusnya Wamendik-bud, Kamis (9/5) telah berada di Gedung Pendidikan Pascasarjana (PPs), lantai 5 membawakan materi sekaligus sosialisasi tentang Kurikulum 2013, dengan tema “Pel-uang dan Tantangan”.

Akibatnya, banyak peserta seminar yang merasa kecewa. Mereka yang seyogyanya disuguhi materi Kurikulum 2013 secara lang-sung oleh Wamendikbud merasa telah “dibo-hongi” demi menyukseskan acara tersebut. Seperti yang dialami oleh salah satu pendidik dari SMK di Luwu Timur, Ridwan Syam yang mengaku sangat kecewa atas ketidakhadiran

Wamendikbud. Padahal ia sendiri jauh-jauh datang ke Makassar untuk

memperoleh informasi real tentang Kurikulum 2013.

“Saya baru sampai dari Luwu Timur tadi pagi dan langsung kesini. Saya kira lagi pak Wamen hadir dan tadinya saya berpikir akan mendapat paparan langsung dari beliau tentang kurikulum baru ini. Eh, tak tahunya ternyata beliau tak jadi datang,” kesalnya.

Ketua Panitia Seminar, Zulkifli Sahari mengungkapkan, alasan tidak hadirnya Wa-mendikbud dalam acara yang dikoordinato-rinya dikarenakan Wamendikbud megikuti jadwal di tempat lain. “Sebenarnya, dua hari yang lalu kita sudah dikonformasi atas keti-dakhadirannya,” sesalnya.

Berdalih ada urusan lain yang lebih penting, Pembantu Rektor IV, Eko Had-isudjiono yang juga menjadi pembicara Kurikulum 2013 dalam acara tersebut membenarkannya. Ia memaklumi jikalau Wamendikbud memang tak bisa datang hari ini. “Di tempat ini, Pak Wamen dulu sudah pernah memaparkan materi Kuri-kulum 2013. Jadi, tidak salah ketika ia memutuskan untuk urusan lain yang lebih penting dibandingkan untuk kedua kalinya menyampaikan materi yang sama disini (UNM, red),” bela Eko. (pr28)

TeRLAMBATNyA cair dana Daftar Isian Perencanaan Anggara (DIPA) ternyata ti-dak hanya melumpuhkan proses akademik, akan tetapi juga berefek hingga toilet umum yang ada di gedung sentral UNM, rektrorat terbengkalai. Terhitung dari April hingga Mei, kamar mandi yang sering digunakan oleh sivitas akademika untuk kegiatan-ke-giatan kebersihan tak kunjung membantu.

Praktis, ini sangat menghambat lalu lintas operasional yang ada di UNM. Fadli, salah satu mahasiswa yang sering berkunjung ke mushallah rekrotat untuk beribadah sangat merasakan dampaknya. “Sudah cukup lama WC umum rektorat tidak layak pakai, kondisinya kotor dan jambannya tersumbat,” ungkapnya.

Gedung berlantai tiga yang disetiap lantainya tersebut memiliki satu kamar mandi itu juga sering digunakan oleh orang di luar UNM. “Banyak tamu dari luar yang berkunjung untuk mengurus keperluan di Rektorat, pasti kamar mandi juga penting, namun jika kondisi kamar mandi tersebut tidak layak pakai, tamu juga akan menilai jelek tentang kebersihan UNM,” tegas ma-hasiswa Prodi IPS terpadu ini.

Keluhan yang sama datang dari Hikma

(samaran), perempuan yang berprofesi seb-agai cleaning service di gedung rektorat ini merasa kewalahan membersihkan kamar mandi umum tersebut. “Sering kali dibersi-hkan, namun tak beberapa lama kembali ko-tor karena jambannya tersumbat,” keluhnya.

Lanjut Hikma, kira-kira hampir sebulan kondisi tersebut tak kunjung diperbaiki oleh pihak birokrat. Ia berharap pimpinan segera menyerukan kepada teknisi untuk memper-baikinya agar kamar mandi tersebut mudah dibersihkan dan bisa layak pakai.

Menanggapi berbagai keluhan tersebut, Pembatu Rektor Bidang Sarana dan Prasarana, Nurdin Noni membenarkan kondisi tidak layak pakainya toilet umum di kantor utama UNM. “Itu ulah dari orang jail yang membuang sam-pah kedalam closet sehingga menyebabkan closet tersebut tersumbat,” sesalnya.

Nurdin berjanji, perbaikan closet yang mampet tersebut secepatnya akan dilaksanakan. “Kamar mandi tersebut memang sangat penting bagi civitas akademika UNM, tamu juga bisa menilai kebersihan UNM dari itu, kemarin kan terkendala di dana DIPA yang belum cair, sekarang anggaran sudah ada jadi pasti secepatnya akan di-perbaiki,” janjinya. (pr26)

Dana Macet, Toilet Mampet Jangan Ingkar Janji dong...!

Ditegur Satpam, Ahyar Ngamuk

Kelap-kelip Pinisi

Kok Seperti Lampu Hiburan Pak...?SeLAIN megahnya pinisi yang menjadi brand Universitas Negeri Makassar. Kini gedung berlantai 17 ini seakan menarik perhatian setiap orang yang melintasi jalan Andi Pangeran Pettarani dan sekitarnya pada malam hari. Bagaikan lampu diskotik, ban-gunan yang menghabiskan aggaran kurang lebih ratusan miliar ini penuh warna diseku-jur ujungnya.

Jika diperhatikan lebih seksama, ter-dapat sembilan warna yang menghiasi keme-riahan pinisi. Konon, warna-warna tersebut mewakili jumlah corak fakultas yang ada di kampus eks IKIP ini. Selain itu, maraknya mahasiswa yang setiap sore hingga malam hari silih berganti berkunjung di halaman, menjadikan bangunan tersebut bagaikan tem-pat rekreasi.

S e p e r t i yang dirasakan oleh Mawar, salah seorang yang menghabiskan senja di depan gedung pencakar langit itu, pada Kamis (15/5). “Bagus sekali di sini. Selain banyak kendaraan yang lewat, juga pinisnya yang menyala-menyala,” ung-kap mahasiswa Fakultas Ilmu Olahraga ini. Ia juga menuturkan kekagumannya terhadap bangunan andalan UNM ini.

Hanya saja, ia masih saja bingung terha-dap warna-warna lampu yang saling berganti di “tubuh” pinisi tersebut. “Seperti tempat diskotik kalau dilihat sepintas,” ujarnya sam-bil menunjuk lampu-lampu pinisi yang terus

berganti tanpa jeda itu.

Pesona pinisi memang sangat

kuat di mata civitas akademika, dan juga ma-

syarakat Makassar. Gedung yang rencananya akan diresmi-

kan bersamaan dengan ulang tahun UNM yang ke-52 ini, selain menggambarkan khas Bugis-Makassar, juga menyiratkan tentang bagaimana UNM ingin mengkombinasikan teknologi dengan karakter budaya lokal.

Sama halnya Mawar, Sahar juga mera-sakan hal yang sama. Ia belum mengetahui makna dari sembilan warna yang melekat pada pinisi. “Rame sekali ini pinisi kalau dari jauh. Mungkin mau juga dijadikan tempat

karaoke di sini karena miripi sekali tempat begitu. Atau bisa juga dibilang ini bentor rak-sasa, tinggal dipasangkan saja speaker besar,” candanya sambil tertawa.

“Sebenarnya ini pinisi, perfect sekali, tapi karena ada lagi lampu-lampu “pelangi”-nya jadi seperti kelihatan norak,” kata mahasiswa semester enam ini. Dirinya hanya mengharap-kan, dengan banyaknya lampu di pinisi, tidak justru menjatuhkan pamor kampus.

“Tetap UNM yang terbaik kalau gedung di Makassar, tinggal kualitasnya yang masih mau untuk diperbaiki. Jadi tidak hanya ge-dungnya yang bagus, tapi juga mahasiswan-ya bisa bersaing di tingkat nasional dalam hal akademik ataupun kegiatan-kagiatan kampus lainnya,” harap lelaki yang juga merupakan fungsionaris lembaga kemahasiswaan. (tri)

KAMIS (2/5), pagi hari sekitar pu-kul 09.00 halaman parkir Program Pascasarjana (PPs) sontak dikejutkan cek-cok yang sempat terjadi antara satuan pengamanan (Sat-pam) PPs dengan Ket-ua Jurusan Baha-sa dan Sastra Indonesia, Ahyar An-war. Insiden ini bermula ke-tika Ahyar datang ke PPs untuk mengajar, dan berusaha

m e -

markir mobil yang digunakannya dengan tergesa-gesa lantaran diburu jadwal mengajar. Tiba-tiba salah satu satpam, Jumansang datang dan menegurnya karena kendaraan yang

dipakai oleh Ahyar tidak beraturan.Bukan malah menempatkan

parkir mobil putihnya, lelaki yang sering nongol di televisi lokal ini justru balik memarahi tindakan Jumansan yang mene-gurnya, demi ketertiban parkir.

“Saya datang baik-baik tanya untuk perbaiki mobilnya, tiba-tiba dia malah marah,” ungkapnya ke-tika ditemui.

Ia beralasan, kendaraan roda empat merek Chevrolet putih milik Ahyar itu terparkir melintang dan

mengambil dua ruas parkir. Maka dari itu, Jumansan yang bertu-gas pada saat itu berkewajiban memperingatkan lelaki yang memiliki khas kacamata yang selalu melekat di kepala terse-but untuk menertibkan kenda-raan yang dimilikinya.

Jumansan yang merasa dirinya telah memberitahukan

Ahyar dengan baik, juga membalas perlakuan represif alumnus Uni-versitas Gadjah Mada ini. Sempat terjadi pertengkaran kecil antara Jumansan dan Ahyar, dan tiba-tiba datang beberapa orang melerai adu mulut yang terjadi.

“Namanya kita pengamanan kampus, jadi saya pergi tegur yang kedua, tapi dosen itu tabrak bahu saya. Saya saat itu langsung peluk dia karena saya lihat dia juga emosi dan takutnya saya dipukul kalau saya lepas,” urainya.

Lelaki yang telah bekerja se-bagai security sejak 2011 silam ini mengaku diintimidasi oleh Ahyar karena tidak menerima tindakan yang dilayangkan olehnya. “Saya dian-cam mau dibawakan mahasiswanya, karena emosi juga. Bahkan dia bilang mau membawa preman untuk meng-hancurkan pos satpam,” ungkapnya.

Salah satu saksi mata, Kasman Kamaruddin yang juga anggota sat-pam PPs membenarkan kejadian di pagi itu. “Kan pada saat itu ada promosi doktor di lantai lima, dan banyak mobil yang parkir. Saya juga

kaget karena langsung saja dosen (Ahyar) itu marah-marah, padahal dia juga yang salah parkir,” jelasnya.

Sempat Jumansan digiring ke ruang atasan PPs untuk meredam kemarahan Ahyar, tetapi, menurut Kasman, Ahyar tidak pernah berhen-ti ngomel dan selalu mengeluarkan kata-kata kasar karena kekesalan-nya. “Keluar semua dosen, pegawai, mahasiswa melihat dosen itu teriak-teriak. Sempat juga itu bapak (Ahyar) ditegur oleh salah satu dosen tapi tetap saja tidak berhenti,” akunya.

Dirinya juga sangat menyay-angkan perilaku berlebih yang di-lakukan oleh dosen tersebut. “Saya juga tidak tahu, siapa sebenarnya yang bodoh. Kami kan hanya mengingatkan untuk tidak parkir sembarangan, tapi kenapa harus marah-marah,” keluhnya.

Di sisi lain, Ahyar menolak jika dianggap bersalah pada kasus terse-but. “Satpam di pasca itu terlalu arogan dan tidak bisa menempatkan perbedaan antara kampus dan kantor militer,” jelasnya saat dikonfirmasi melalui pesan singkat.

Pria yang eksis di media mas-sa ini mengakui mengabaikan teg-uran Jumansan karena ingin cepat masuk mengajar. “Satpam itu mengejar dan menahan dada saya, memaksa saya memindahkan mo-bil, dan memicu pertengkaran mulut,” kilah dosen yang dikenal memiliki banyak novel ini.

Ahyar justru menduga, Juman-san datang menegur dirinya kare-na tak mengenali bahwa dirinya seorang tenaga pendidik di PPs. “Saya memang tidak berpakaian necis, hanya pakai jeans dan keme-ja tanpa dasi. Satpam pun tak seha-rusnya memaksa secara berlebihan hanya soal parkir,”katanya.

Dosen yang juga berprofesi sebagai penulis ini bahkan siap jika dirinya dilaporkan ke pimpinan PPs.“Kalau saya dianggap salah, silahkan saya dilapor secara admin-istrasi ke pimpinan pasca. Tidak bisa satpam menahan dosen untuk mengajar hanya soal parkir. Karena ini kampus. Lagian saya tidak me-markir mobil ditengah jalan,” te-gasnya. (tri/pr32)

INT.

Page 12: Tabloid Profesi Edisi 168

12 Tabloid Mahasiswa UNM

Profesi Edisi 168Mei Tahun XXXVII 2013

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168

Mei Tahun XXXVII 201312 Wawancara Khusus

Apa sebenarnya Uji Kompetensi Wartawan (UKW) itu?

Uji kompetensi wartawan (UKW) itu sebenarnya adalah tes yang diberi-kan kepada wartawan untuk memveri-fikasi profesi kewartawannya. Dalam uji kompetensi tersebut, wartawan akan memperoleh sertifikat yang menegaskan bahwa dia benar-benar wartawan yang kompeten dan diakui.

Bagaimana yang dimaksud dengan wartawan kompeten?

Wartawan yang kompeten adalah wartawan yang bisa merencanakan apa yang akan ditulisnya besok, tapi harus fak-tual. Entah apakah dia wartawan olahraga, politik, ataupun kriminal. Tidak selalu menunggu kejadian-kejadian yang terjadi pada saat itu juga. Jadi, uji kompetensi itu bukan hafalan. Sehingga kalau nanti kalian ingin memiliki sertifikat kompetensi, yang perlu dipersiapkan adalah pengalaman dalam dunia jurnalistik.

Apakah semua wartawan wajib mengi-kuti uji kompetensi?

Uji kompetensi bagi wartawan bu-kanlah hal yang diwajibkan, namun perlu. Sertifikat kompetensi hanya untuk mereka yang ingin jadi wartawan profesional. Melalui sertifikasi itu, keahlian mereka dalam bidang jurnalistik akan semakin diakui, sehingga tidak bakal kesulitan lagi untuk memperoleh pekerjaan sebagai wartawan ataupun sejenisnya di media-media lainnya. Cukup dengan menunjuk-kan sertifikat wartawan mereka, sesuai dengan kompetensinya, maka mereka bisa ditempatkan sesuai dengan keahliannya masing-masing. Selain itu, uji kompetensi juga untuk menghindari penyalahgunaan status wartawan di Indonesia.

Dalam hal ini, penyalahgunaan sep-erti apa yang dimaksudkan?

Seperti yang kita ketahui, ada ban-yak orang yang biasa mengatasnamakan wartawan untuk meloloskan kepentingan-kepentingannya. Apalagi, profesi wartawan sebenarnya kan tidak perlu spesialisasi khusus dalam pendidikannya.

Apa saja yang diujikan dalam UKW itu?

Tiap tingkatan memiliki mata uji yang berbeda. Ada tiga jenjang, pertama adalah UKW tingkat utama yang diikuti pemimpin redaksi, wakil pemimpin redaksi atau pimpinan perusahaan pers, kemudian UKW tingkat madya yang diikuti redaktur pelak-sana serta redaktur dan terakhir UKW tingkat muda untuk para wartawan atau reporter.

Sebagai contohnya, untuk uji kompe-tensi wartawan muda, diantaranya meren-canakan, menulis berita atau hasil liputan sesuai dengan standar jurnalistik, melaku-kan praktek wawancara, baik wawancara doorstop maupun wawancara dalam jumpa

pers, menyunting tulisan, dan banyaknya jejaring yang dimiliki.

Seperti halnya uji jejaring, wartawan itu harus punya minimal 20 orang yang bisa dihubungi pada saat itu juga. Ada na-manya, ada jabatannya. Si wartawan harus menelepon narasumber di depan penguji. Dia disuruh untuk mempraktekkan di depan penguji bagaimana cara menelepon narasumber dengan baik.

Setelah wartawan melalui uji-uji kom-petensi itu, sesuai dengan tingkatannya, barulah bisa diputuskan bahwa wartawan lolos uji sertifikasi atau tidak.

Mendengar kata sertifikasi, teringat pada sertifikasi pendidik. Tentunya, serti-fikasi pada guru itu diikuti oleh tunjangan atas label sertifikasinya. Apakah sama halnya dengan wartawan?

Sertifikasi wartawan berbeda dengan sertifikasi pendidik pada umumnya. Jika guru yang sudah disertifikasi akan memperoleh tambahan kesejahteraan beru-pan tunjangan-tunjangan, maka wartawan tidak berlaku demikian. Sertifikasi wartawan hanya untuk menegaskan dan memperjelas status tiap wartawan di Indonesia. Serti-fikat itu membentengi kita dari orang yangmenggunakan nama wartawan untuk kepentingan pribadi.

Apakah memang serti-fikasi wartawan tidak di-tujukan untuk peningkatan kesejahteraan wartawan?

Kalau profesi lain itu sudah diakui oleh negara dan ada implementasinya dalam APBN. Sementara kalau wartawan itu diang-gap urusan masing-masing. Akhirnya sampai sekarang bantuan untuk dewan pers hanya dalam bantuan dana di APBN itu. Memang , belum ada kaitan langsung dengan kesejahteraan. Akan tetapi, pihak dewan pers hingga saat ini masih terus mengajukan permintaan untuk pen-ingkatan kesejahteraan profesi wartawan melalui sertifikasi itu, karena ertifikasi memang seyogyanya harus diikuti dengan peningkatan kesejahteraan.

Bagaimana pandangan Anda tentang profesi wartawan itu sendiri?

Bagi saya, wartawan itu tidak sama dengan profesi lain. Kalau anda tidak pu-nya empati maka anda tidak bisa menjadi wartawan. Sebab, idealnya wartawan itu adalah orang yang lebih mementingkan kepentingan orang lain, utamanya orang banyak. Apalagi dengan gaji yang kecil. Tapi kalau hidup kita cuek, tidak peduli

dengan keadaan sekitar, jangan coba jadi wartawan.

Dalam dunia serba material ini, apa masih banyak orang yang seperti itu, punya empati, ideal?

Masih banyak kok. Lihat saja program yang dikembangkan Anies Baswedan yang mengajak para pengajar muda berprestasi untuk mengajar di desa-desa terpencil . Ternyata ada banyak yang mau meng-habiskan waktunya mengajar di desa-desa yang tidak ada sinyal. Itu tidak lain karena panggilan jiwa mereka.

Dan ternyata, orang-orang mau jadi

wartawan, mungkin tergerak karena melihat negaranya yang sedang kacau. Bayangkan kalau kita semua tidak peduli ketika negara kita sedang kacau, maka habislah negeri kita.

Lalu, menurut Anda, bagaimana hubungan pers mahasiswa sendiri terha-dap UKW. Apakah mereka juga diwajib-kan?

Uji kompetensi itu tidak wajib, tapi perlu. Kalau mahasiswa yang aktif di lembaga pers semata-mata hanya untuk menimba ilmu menulis, tanpa ada proses kelanjutan pada profesinya selepas kuliah, ya tidak perlu ikut tes kompetensi.

Sebenarnya bahkan pers mahasiswa (persma) pun bisa ikut, boleh ikut, asalkan dia adalah wartawan asli dengan melakukan tugas jurnalistik, apakah wilayah kerjanya di kampus ataupun di luar kampus. Meski-pun sebenarnya kita prioritaskan dari media umum, tapi kami tidak menutup kesempa-tan bagi mahasiswa-mahasiswa yang ingin

mengikuti uji kompetensi tersebut. Sejauh dia bisa mengikuti uji kompe-

tensi itu, kita perbolehkan ikut. Cuma syarat-

nya, media yang menaunginya

memiliki badan hu-

kum. (*)

UKW Tidak Wajib, Tapi Perlu!MeNJALANI profesi sebagai seorang wartawan ternyata tidak saja bisa dilakukan begitu saja tanpa keterampilan-keterampilan dasar jurnalistik. Semakin banyaknya beredar wartawan-wartawan “asal” yang membaur di beberapa media, mendorong Dewan Pers untuk melakukan Uji Kompetensi Wartawan (UKW). Uji kompetensi tersebut menjadi syarat perlu untuk memperoleh kejelasan status yang diakui sebagai wartawan profesional. Lalu, seperti apa sebenarnya UKW itu? Apakah melalui UKW juga akan meningkatkan kesejahteraan para wartawan. Berikut petikan wawancara singkat salah seorang reporter Profesi, Imam Rahmanto dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pusat yang juga merangkap sebagai Ketua Uji Kompetensi Wartawan di PWI.

Hendry CH Bangun (Wartawan Senior Kompas)

Data DiriNama : Hendry Ch BangunTempat/Tgl Lahir : Medan, 26 November 1958Pendidikan : Lulusan Fakultas Sastra Universitas Indonesia 1982Jabatan : Sekretaris Jenderal PWI Pusat : Pengajar pada Sekolah Jurnalisme Indonesia PWI bidang Manajemen Redaksi :Ketua Tim Uji Kompetensi Wartawan PWI Pusat Pengalaman Kerja- Wartawan Majalah Sportif Jakarta- Wartawan dan Redaktur Harian Kompas Jakarta- Mendirikan dan menjabat Redaktur Harian Warta Kota (Kelompok Kompas Gramedia)

Karya Tulis, buku: - “Wajah Bangsa Dalam Olahraga: 100 Tahun Berita Olahraga Indonesia” (2007) - “Meliput dan Menulis Olahraga” (2007), - “Kumpulan Esei Olahraga Hendry Ch Bangun” (2012)

FOTO: NURJANNA - PROFESI

Page 13: Tabloid Profesi Edisi 168

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

13 Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168Mei Tahun XXXVII 2013

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168Mei Tahun XXXVII 2013 Lensa Orange 13

Perjuangan Belum UsaiPerjuangan Belum Usai

OrasiOrasi

JualJual

intaiintai

tOlaktOlak

tembaktembak

mahalmahal

Jemput anakJemput anak

Foto-foto: Rizki Army Pratama

DI tengah himpitan ekonomi yang semakin mencekik kaum miskin masih ada beberapa orang tetap berani memperjuangkan hak mereka sebagai warga negara. Begitu pula yang terjadi di kalangan mahasiswa, demi menunjukkan eksistensinya bahwa mem-peringati Hari Pendidikan nasional sebagai wujud perlawanan untuk perbaikan mutu pendidikan dan orientasi pendidikan yang se-bagaimana mestinya tanpa politisasi “kotor.”

Page 14: Tabloid Profesi Edisi 168

14 Tabloid Mahasiswa UNM

Profesi Edisi 168Mei Tahun XXXVII 2013

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

OpiniAlmamater

Aset dalam pengertian hukum positif di Indonesia terdiri atas aset yang dikelola

langsung oleh pemerintah yang dikenal dengan barang milik negara (BMN), aset yang dike-lola pihak lain (kekayaan negara yang dipisahkan dalam suatu unit usaha), dan aset yang dikua-sai negara yang terkait dengan kekayaan strategis negara yang mempunyai nilai besar dan menguasai hajat hidup orang banyak (lihat Pasal 33 ayat (3) UUD NRI 45).

Dasar hukum pengelolaan dan pemanfaatan aset negara oleh pemerintah tersebar dalam berbagai peraturan hukum, yaitu UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbenda-haraan Negara, PP No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Ba-rang Milik Negara/Daerah, dan Peraturan Menteri Keuangan No. 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peng-gunaan, Pemanfaatan, pengha-pusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara. Untuk pengelolaan dan pemanfaatan BMN yang dikelola oleh pemer-intah agar efisien, akuntabel, dan mempunyai ketepatan jumlah dan nilai barang dalam rangka optimalisasi pemanfaatan dan pemindahtanganan BMN terdapat dalam PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.

Kewenangan pengelolaan BMN adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung-jawab menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan barang milik negara/daerah dalam hal ini adalah Menteri Keuangan selaku bendahara umum negara. Untuk pengguna barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggu-naan barang milik negara/daerah yaitu menteri/pimpinan lembaga selaku pimpinan kementerian. Sedangkan kuasa pengguna ba-rang adalah kepala satuan kerja atau pejabat yang ditunjuk oleh pengguna barang untuk meng-gunakan barang yang berada dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya, misalnya rektor di suatu universitas negeri.

Pada dasarnya peraturan perundang-undangan tentang BMN telah cukup memadai walaupun belum cukup tersiste-matis dan terorganisasi dengan baik. pejabat administrasi yang

diberikan kewenangan pengelo-laan BMN yang terkadang lalai, atau bahkan ada kecenderungan penyelundupan hukum dalam pengelolaannya. Ketentuan BMN yang ada pada saat ini telah cukup untuk membuat penataan dan pengelolaan aset negara yang lebih tertib, akunta-bel, dan transparan.

Dengan pengelolaan BMN yang professional demi kepentingan pelayanan pub-lik, maka diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan dari masyarakat yang mero-sot pada saat ini kepada para penyelenggra negara, khusunya dalam pengelolaan atau penggu-naan BMN. Hal ini juga sesuai dengan Asas akuntabilitas dalam hukum, yaitu setiap kegiatan pengelolaan BMN harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat umum.

Keterlibatan masyarakat dalam rangka pengawasan pengelolaan BMN oleh pemer-intah merupakan salah satu wujud partisipasi masyarakat agar pengelolaan tersebut dapat tercapai sebagaimana mestinya. Pemerintah dalam pengelolaan dan pemanfaatan aset negara harus transparan, menyajikan informasi secara terbuka, dan melibatkan ma-syarakat secara aktif.

Penggunaan BMN oleh pengguna barang dan kuasa peng-guna barang dibatasi hanya untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi kementerian negara/lem-baga. Kalaupun digunakan bukan dalam menunjang tugas pokok dan fungsi kementerian negara, maka harus dibuat berdasarkan ketentuan peraturan yang ada, karena ada potensi melakukan penyalahgunaan kewenangan (detournement de pouvoir) yaitu menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari maksud diberi-kannya wewenang itu.

Dalam banyak praktek penggunaan barang milik negara kadang-kadang bukan dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi kementerian negara/lembaga, misalnya tanah atau gedung yang disewakan kepada pihak ketiga. Sewa me-nyewa antara pihak pengguna/kuasa pengguna BMN dengan pihak ketiga dibuat berdasarkan ketentuan hukum perdata (van verbintenissen), dan setelah sewa menyewa itu diadakan, maka ada kewajiban lain yang mesti dipenuhi oleh pengguna/kuasa pengguna BMN, misalnya hasil penyewaan merupakan penerimaan Negara dan selu-ruhnya langsung disetor ke Kas Negara, tidak boleh digunakan langsung setelah pihak ketiga membayar sewa berdasarkan prosedur dan mekanisme PNBP (penerimaan negara bukan pajak).

Peraturan Menteri Keuan-gan No. 96/PMK.06/2007 dalam Ayat (2) juga disebutkan, bahwa

tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan sesuai tugas pokok dan fungsi pengguna barang atau kuasa pengguna barang wajib diserahkan kepada pengelola barang, dan pada ayat (3) disebutkan, bahwa semua penerimaan yang berasal dari pemanfaatan dan pemindahtan-ganan barang milik negara merupakan penerimaan negara bukan pajak yang harus disetor ke rekening kas umum negara.

Fakta yang sesungguhnya seringkali berbicara lain, karena PNBP ini mengalir secara pribadi kepada pribadi-pribadi pejabat yang membuat kebi-jakan penyewaan itu. Muncul-nya permasalahan pengelolaan BMN selain itu, apabila dalam sewa-menyewa BMN itu tidak mengikuti prosedur dan mekanisme sesuai dengan aturan tentang BMN, sesuai dengan asas kepastian hukum yaitu pengelolaan BMN wajib dilak-sanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan, sebagai langkah tepat mencegah potensi kerugian negara.

Potensi penyalahgunaan pengelolaan BMN secara melawan hukum (onrechts-matige daad) oleh pejabat administrasi negara seringkali dilakukan demi keuntungan dan kepentingan diri sendiri atau bahkan dilakukan secara “berjamaah”, sistematis dan terorganisir. Setiap kerugian negara akibat kelalaian, peny-alahgunaan/pelanggaran hukum atas pengelolaan BMN disele-saikan melalui tuntutan ganti rugi sesuai dengan peraturan perundang-undangan—menggu-nakan instrumen hukum perdata. Sedangkan setiap pihak yang mengakibatkan kerugian negara dapat dikenakan sanksi adminis-tratif, dan dapat juga dikenakan sanksi pidana sesuai dengan per-aturan perundang-undangan—menggunakan instrumen hukum pidana, misalnya menggunakan UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, atau UU No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

Kelemahan mendasar dari BMN selama ini yang dikelola oleh pemerintah oleh karena ketentuan peraturan perundang-undangan tentang aset negara yang masih parsial, artinya aset tidak secara terintegrasi diatur dalam satu undang-undang yang mengatur tentang aset (baca; peraturan perundang-undangan produk DPR). Pengaturan tentang aset negara diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang berpotensi saling bertentangan satu sama lainnya.

*Penulis adalah Dosen Fakultas Ilmu Sosial UNM

Pengelolaan dan PenggunaanBarang Milik NegaraOleh Pemerintah

Herman*

Muh Hasim Arfah*

Baso sudah selesai dari kam-pus. Cucuran keringat telah membasahi seluruh tubuh-nya selama kuliah. Tak ter-

hitung sudah pengorbanan yang dia lakukan. IPK-nya sangat bersaing. Ia berencana mendaftar di perusahaan milik negara. Kalau di atas kertas ia sudah melenggang menjadi pegawai. Ujian sudah dijalani. Baso yakin lu-lus. Namun dari sepuluh nama yang lulus. Tak satu pun bernama Baso. Setelah ditelusuri kesepuluh nama yang lulus berlatar belakang anak-anak pejabat dan pengusaha terpan-dang. Baso hanya anak petani miskin yang cerdas. Siapa dia? bukan anak pejabat atau anak konglomerat. Ia protes dan jawaban yang diterima, kamu siapa? Akhirnya ia berjuang dan menjadi pemimpin salah satu pe-rusahaan milik negara. Orang yang bernasib sama datang ke dia meminta kerjaan maka dia menjawab, kamu siapa? Inilah label.

***Suatu hari seorang ibu ingin ke

rumah sakit. Anaknya sakit. Si anak perlu berobat. Sakit si anak memang sudah parah. Namun apa daya, dasar si ibu juga miskin. Tak punya banyak uang. Ia dan anak kena penolakan. Tak ada tempat untuk mereka. Dari semua rumah sakit yang mereka mint-ai pertolongan tak ada yang menerima. Akhirnya si anak meninggal dunia. Si penjaga rumah sakit berkata, kamu siapa? Tak ada tempat untuk kamu dan anakmu. Ini juga label.

***Cerita terakhir ini terinspirasi dari

kisah tragis bayi Dera Nur Anggraini di Jakarta beberapa bulan yang lalu. Kisahnya berakhir tragis. Si Dera me-ninggal.

Label berupa jabatan dan pangkat akan selalu menjadi perhatian utama seseorang memandang dan menghor-mati orang lain. Jika tak ada label maka tak ada juga rasa hormat.

Hal yang ingin saya sampaikan kepada teman-teman adalah manusia memandang seseorang itu dari label mereka. Siapa dia? Apa pangkatnya? Siapa keluarganya? Berapa uangnya? Meski kita sebelumnya pernah berna-sib sama dengan orang yang pernah menderita.

Zaman sekarang memang tak banyak berubah. Meski negara kita sudah menganut sistem DEMOKRA-SI. Sistem yang paling dianggap efektif dan adil untuk semua elemen masyarakat. Roh demokrasi di setiap daerah memang sama. Namun bukan roh Pancasila. Masih banyak daerah yang mengedepankan jabatan dan kedudukan. Siapa yang mempunyai jabatan maka akan diperlakukan bak raja. Lihatlah perlakuan untuk si pe-mimpin. Mereka mendapat fasilitas super wah.

Orang-orang yang iri jika menca-pai kedudukan itu juga hampir dipas-

tikan bersifat yang sama. Karena sakit hati. Rakyat yang tertindas akan pasti memberontak. Membuat kekacauan. Bahkan mereka ingin merdeka. Keluar dari sistem dan membuat negara sendi-ri untuk kaum mereka. Tak kala negara sudah dianggap tak adil.

Jadi jika kita andaikan sistem de-mokrasi adalah pakaian. Meski ber-ganti tetap akan bersifat sama. Karena roh negara kita masih tetap monarki.

Beberapa saat yang lalu seorang mantan jenderal TNI mengatakan bangsa ini belum bisa menerima sistem demokrasi. Karena budaya yang tak sesuai. Jika ditilit memang sistem ini belum dapat membuat negara ini maju pesat. Karena yang kita ganti adalah pakainya. Kita tak mencoba memper-baiki isi-nya. Jiwa-nya. Roh-nya.

Bukan tak mungkin sistem de-mokrasi akan berganti. Namun jika jiwa-nya tetap sama. Maka tak akan ada perubahan. Korupsi akan tetap merdeka. Kekacauan tetap ada. Keti-dakadilan akan tetap langgeng.

Jiwa negara ini adalah keanek-aragaman. Setiap daerah mempu-nyai adat istiadat dan budaya yang berbeda. Kedaerahan masih sangat terasa. Sangat kental. Hal ini mem-buat negara ini tak akan bisa maju cepat. Karena ketidakadilan masih diangang-angang. Bayangkan saja seorang pemimpin yang memimpin biasanya hanya mementingkan prib-adi dan golongan. Sangat jarang yang adil meski itu dengan daerah non basis. Termasuk sistem kepemimpi-nan dari kampus. Anda akan ditanya, “kamu dari daerah mana?” jika sama maka urusan akan lancar.

Hal ini memang perlu diper-hatikan dan diselesaikan. Amerika Serikat butuh 200 tahun untuk mengakui keanekaragaman tentang warna kulit. Barack Obama menjadi pemecah dinginnya tembok warna kulit. Negara ini mempunyai banyak budaya, adat istiadat dan kepercay-aan. Apakah butuh waktu lebih dari Amerika Serikat. Bisa jadi! Jika itu terjadi maka negara ini akan lama berkutat pada masalah kedaerahan dan keanekaragaman. Masalah lain akan terpinggirkan, yang perannya juga krusial. Seperti ekonomi, kes-ejateraan rakyat, pendidikan.

Pemimpin memang masih diang-gap raja dari sekian daerah di NKRI. Saya juga heran kenapa NKRI sering di-ganti NRI. Menurut saya ini sangat beda.

Sudah selayaknya kita sadar dan kembali ke khitah Bhinneka Tung-gal Ika. Meski berbeda tetap satu. Negara ini adalah negara kesatuan, yang menghormati tiap-tiap pendapat. Bukan kerajaan. Bukan perusahaan, yang menentukan kebijakan adalah di-reksi. Tak menganggap seseorang dari latar belakangnya. Dari mana dia ber-asal. Dari golongan mana dia. Apakah orang miskin atau orang kaya.

Akhirnya saya berdoa kepada Tu-han. Mudah-mudahan banyak orang miskin. Karena kalau banyak orang kaya maka dunia akan kacau. Pengru-sakan alam semakin tak terhindarkan. Karena mencari kekayaan sekarang lebih banyak melalui jalan-jalan ile-gal dan tak halal. Tak memperdulikan Tuhan maupun kepentingan alam dan kelangsungan manusia. (*)

*Penulis adalah Kepala Penyiaran LPPM Profesi UNM periode 2010-2011.

Label

Page 15: Tabloid Profesi Edisi 168

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

15 Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168Mei Tahun XXXVII 2013 Opini

LPPM Profesi UNM menerima tulisan dalam bentuk opini dari sivitas akademika UNM. Tulisan dibatasi maksimal 3000 karakter. Redaksi ber-hak mengedit atau memotong tulisan anda tanpa mengubah maknanya.

Saya ini adalah anak kecil yang sedang bermain di pinggir pantai. Senang sekali saya dapat men-

emukan kerang-kerang kecil yang sangat indah baik dari segi bentuk maupun warna, tetapi apa yang saya temukan ini bagaikan sebutir pasir di tengah lautan. Kalimat ini pernah diucapkan oleh Newton disuatu masa pada waktu yang silam. Siapa sih yang tidak kenal Tuan Newton? Begitu hebatnya Dia, para tokoh Fisika bersepakat mengatakan bahwa sebenarnya selangkah lagi Newton maju dalam dunia Mekanika maka Albert Einstein tidak perlu lahir. Memang Fisikawan mengakui bahwa Newton adalah seorang ge-nius yang pernah lahir dan mera-jai dunia Mekanika (bagian dari Fisika yang mempelajari tentang gerak) dimana hasil temuannya masih digunakan hingga saat ini. Dahulu kala, orang berpandangan bahwa untuk dapat menggerak-kan sebuah benda secara terus-menerus maka diperlukan juga gaya yang bekerja secara terus-menerus. Mencermati ungkapan ini, mungkin juga ada diantara pembaca yang masih berpandan-gan sama dengan orang-orang jadul tersebut.

Mari kita coba menelusuri cara berpikir Tuan Newton sambil mengambil benda tegar di sekitar kita, lalu gerakkan dengan cara mendorong dan amati pergerakan benda tersebut. Pasti gerakannya akan terhenti! Iya betul. Coba ganti landasan gerak benda tegar tersebut den-gan bidang yang lebih licin dan terus ulangi dengan mengambil landasan yang lebih licin hingga licin sempurna tanpa gesekan. Ternyata benda tersebut akan terus bergerak dengan sekali do-

rongan dan ia tidak akan berhenti tanpa campur tangan gaya dari luar. Kita ini diajak membaca atau dianjurkan untuk bereksperi-men? Ya sudahlah, lupakan saja instruksi tadi. Sekarang mari kita memahami hakikat gerakan benda yang diamati oleh Tuan Newton lebih jauh. Ternyata benda itu dapat bergerak secara terus menerus walau hanya dengan sekali sentakan, asalkan landasannya tidak memiliki gaya gesekan dengan benda yang digerakkan. Hakikat inilah yang dikemudian hingga kini dikenal dengan Hukum Pertama New-ton. Ini baru satu hukum yang dikemukakan oleh Newton dan ternyata sangat luar biasa, dan itulah sebabnya para ahli Fisika menjulukinya sebagai the King of Classical Mechanics. Lalu apakah dengan lahir dan pop-ulernya Einstein maka Newton dilupakan? Tentu saja tidak. Mer-eka bergerak pada bidang kajian yang berbeda, tetapi beberapa landasan berpikir Newton terus digunakan oleh Tuan Einstein.

Apa makna yang dapat dipetik dari cerita singkat di atas dan apa hubungannya dengan pola pergerakan mahasiswa kini? Bahwa seorang ahli itu ternyata memiliki rasa rendah hati yang luar biasa. Bahwa setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya, hanya dibutuhkan sedikit kesabaran untuk meng-antri. Bahwa untuk melakukan pergerakan tidak ditentukan oleh seberapa lama gaya itu bekerja melainkan yang lebih penting adalah seberapa kecil gesekan antara benda yang digerakkan dengan landasannya.

Mari kita gunakan hakikat di atas untuk mengintip sejenak pola pergerakan mahasiswa di awal lahirnya Orde Baru dan la-hirnya Orde Reformasi. Ternyata mahasiswa begitu sukses men-gantar Soeharto “menggusur” Soekarno dan melahirkan Orde Baru serta menyebutnya masa Soekarno sebagai Orde Lama. Selanjutnya waktu terus ber-gulir, zaman terus berganti dan mahasiswa pulalah yang kemu-dian “melibas habis” Soeharto hingga zaman berganti menjadi Orde Reformasi; kata yang lebih

elegan dari Orde Baru. Kira-kira identik dengan istilah Mekanika Kuantum dan Mekanika Kla-sik di zaman Einstein-Newton. Hanya saja bedanya pergantian masa Einstein-Newton tidak ada sedikitpun unsur yang tersakiti karena pergantian masa ini murni akademik-kepakaran.

Belajar dari Gas IdealSalah satu wujud benda

yang sangat luar biasa yang ada di alam ini adalah gas. Ia dapat dimampatkan atau diekspansi-kan untuk menghasilkan energi yang luar biasa dengan hanya mengubah salah satu variabel makroskopiknya. Gas terdiri atas molekul-molekul yang sangat banyak, kira-kira 2,68 x 1019 atom dalam setiap volume 1 cm3. Gas akan memiliki kelakuan yang hampir sama selama tem-peraturnya tidak terlalu rendah dan tekanan yang tidak terlalu tinggi. Gas pada kondisi ini dise-but gas ideal dengan beberapa siaft utama seperti: (1) terdiri atas partikel yang banyak sekali dan bergerak rambang, (2) tidak ada gaya tarik-menarik antara partikel satu dengan partikel lain, (3) jarak antar partikel jauh lebih besar dibanding ukuran partikel, (4) jika partikel menumbuk dinding atau partikel lain maka tumbukannya lenting sempurna, dan (5) Hukum Newton tentang gerak berlaku. Karena sifat-sifatnya yang demikian maka gas dapat digunakan untuk meng-gerakan mobil dengan kecepa-tan yang sangat tinggi dengan segala kenyamanan yang melekat padanya. Dengan karakternya yang demikian maka gas dapat digunakan untuk mengangkat mobil yang berat pada saat akan dicuci melalui sistem pompa hidrolik, dan banyak lagi aspek

aplikasi yang lainnya. Mari kita telusuri sifat gas;

jika sebuah partikel bertumbukan baik sesama partikel maupun par-tikel dengan dinding wadahnya maka sifatnya lenting sempurna. Menurut ilmu fisika, diketahui bahwa tumbukan yang bersi-fat lenting sempurna ternyata tidak merusak permukaan benda yang bertumbukan. Selain itu, koefisien restitusinya (tumbu-kan) sama dengan satu yang berarti bahwa ia akan kembali ke tempatnya semula setelah ia bertumbukan tanpa kehilangan energi. Sifat lainya adalah tidak ada gaya tarik-menarik antara partikel satu dengan partikel lain; artinya adalah atas nama kebersa-maan ternyata partikel gas tidak saling bertentangan satu dengan lainnya dan tidak menghabiskan energinya untuk berselisih faham sesama partikel gas.

Menghubungkan uraian se-belumnya dengan sifat gas ideal; pertanyaannya kemudian adalah mengapa mahasiswa di zaman yang silam itu begitu sukses mengantar Soeharto “menggu-sur” Soekarno dan pada akhirnya mahasiswa pulalah yang kemu-dian “melibas habis” Soeharto? Menurut pengamatan penulis dari perspektif ilmu Fisika, hal itu disebabkan oleh paling sedikit dua hal yaitu, pertama; maha-siswa sukses menggunakan ilmu Tuan Newton. Yang kedua adalah mahasiswa berhasil menga-malkan hampir semua sifat gas ideal seperti yang telah diuraikan di atas. Walaupun juga sangat disesalkan bahwa pada masa itu ada banyak kerugian baik materi maupun trauma bahkan pada tataran yang paling tinggi yaitu banyak nyawa yang melayang. Untuk urusan yang terakhir ini, ilmu fisika melepaskan diri.

Pertanyaan selanjutnya bagaimana dengan pola perlawan-an mahasiswa kini? Coba kita me-mutar kembali “film” yang pernah ditonton di Universitas Negeri Makassar (UNM) beberapa tahun terakhir. Sektor parangtambung telah menjadi saksi betapa ma-hasiswa meninggalkan sifat-sifat gas ideal bahkan melanggarnya. Tidak sedikit hati yang tercederai akibat interaksi yang tidak lenting sempurna. Betapa banyak gedung bahkan oknum mahasiswa send-iri yang manjadi korban akibat koefisien restitusi yang mendekati nol?. Tidak hanya itu, masih segar dalam ingatan kita di awal bulan ini, begitu mentari 1 Mei terbit, hampir di seluruh wilayah Republik ini secara bersamaan massa buruh bersama mahasiswa tumpah rua ke jalan, tetapi tidak sedikit massa yang kemudian mengalami bentrok akibat adanya provokasi dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Sekali lagi kegagalan ini karena massa yang turun ke jalan sambil ber-orasi tidak sepenuhnya mengikuti sifat gas ideal dan hukum-hukum Newton.

Dalam kondisi kekinian dan masa yang akan datang tentu saja pergerakan mahasiswa terus akan bergulir dan akan abadi jika paling sedikit mengikuti hukum-hukum Newton, sifat-sifat gas ideal plus tegas tetapi tidak kasar. Orang yang tegas adalah orang mampu menujukkan pandangannya ter-hadap sesuatu secara jelas tetapi santun. Orang yang tegas adalah orang yang tinggi budi pekertinya. Orang yang tegas adalah orang yang tahu aturan. Orang yang tegas adalah orang menyuarakan kebenaran tetapi tidak kasar.

*Penulis adalah Staf Penga-jar pada Jurusan Fisika.

Hukum Newton dan SistemPerlawanan Mahasiswa Kini;

Tegas atau Kasar?

Kaharuddin Arafah*

Page 16: Tabloid Profesi Edisi 168

16 Tabloid Mahasiswa UNM

Profesi Edisi 168Mei Tahun XXXVII 2013

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

16 Tabloid Mahasiswa UNM

Profesi Edisi 168Mei Tahun XXXVII 2013Persona

USIA muda bukan menjadi halangan bagi mahasiswa prodi Akuntansi ini, Hasrina, untuk

berwirausaha. Belum genap se-tahun ia menjalani kuliahnya di UNM, ia sudah mampu

mengembangkan usaha yang beromzet hingga Rp40 juta.

Dibantu oleh dua orang kary-

awannya, Hasrina mengembangkan usaha

minimarketnya yang ia namakan minisoft.

Berbeda dengan minimar-ket pada umumnya, usaha

minisoft yang dikembangkannya itu memanfaatkan sistem delivery (layanan antar) untuk menjual barang-barang ke pelanggannya. "Ada layanan hotline. Jadi pembeli bisa memesan barang-barang toko lewat telepon dan akan diantarkan langsung ke tempat masing-mas-ing," terangnya.

Hasrina mengaku, mulai men-jalani usaha kecil-kecilan belajar dari ayah angkatnya yang merupak-an seorang mantan anggota DPR. Sebelum kuliah dan menjalankan usaha sendiri, ia pun pernah bekerja di warung lalapan dan warung-warung kopi selama beberapa

bulan. Dari sana, ia mulai banyak belajar bagaimana cara mengelola usaha dengan modal diusahakan-nya sendiri. “Saya juga terdorong dengan kebutuhan saya untuk bayar kuliah saya, karena melihat orang tua saya sebagai buruh tani sudah agak kerepotan membiayai adik-adik saya,” tutur Hasrina.

Berbekal modal awal Rp 10juta, ia mendirikan minisoft di Tamalan-rea, area yang cukup akrab dengan wilayah kost-kostan mahasiswa. Ia menganggap, kondisi mahasiswa yang akrab dengan kebutuhan-kebutuhan sehari-hari, seperti rokok, makanan ringan, minuman, atau barang-barang lainnya bisa ia manfaatkan untuk membangun toko kelontong. “Tapi, toko kelontongnya harus berbeda dengan toko-toko pada umumnya,” tegasnya.

Perempuan asal Sidrap ini juga sangat berkeinginan bisa mem-bagi pengalamannya itu kepada mahasiswa-mahasiswa lain yang juga bernasib sama dengannya. “Makanya saya selalu mendorong karyawan saya untuk bisa seperti

saya kelak,” ungkap mahasiswi jebolan pesantren ini.

Selain itu, Hasrina juga banyak belajar entrepreneur dari organisasi yang ia geluti sekarang, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIP-MI). Beragam pelatihan maupun praktek didapatkannya langsung melalui kegiatan-kegiatan yang sering digelar oleh HIPMI.

Hingga kini, ia masih berusaha mengembangkan “invansi” usah-anya. Beragam program wirausaha yang menjanjikan modal tinggi untuk pengembangan usaha selalu ia kejar. Baru-baru ini ia berhasil mendapat-kan dana hibah Rp25 juta dari Ke-menterian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) atas proposal yang ia ajukan. Dari ratusan pelamar yang mengajukan proposal usaha, ia menjadi salah seorang di-antara 15 mahasiswa se-Sulsel yang berkesempatan mencicipi modal cuma-cuma dari Kemenkop UKM. “Selanjutnya, saya akan memperbe-sar usaha saya dengan modal itu,” beber mahasiswi yang juga ingin membangun butik ini. (imr)

“DALAM hidup selalu ada planning. Saya memiliki empat fase dalam hidup ini yang selalu menjadi planning saya dalam menjalani kehidupan. Fase mencari ilmu, memperbaiki ekonomi keluarga, pengabdian kepada lembaga dan fase menikmati hidup”.

Inilah yang menjadi prinsip pria kelahiran Yogyakarta, 27 Desember 1962. Bukan hanya terkenal sebagai dosen di kampus orange, pria yang mendapat gelar doktor pada usia yang termudah di usia 35 tahun ini juga per-nah menjadi dosen dan mengajar 26 jenis mata kuliah di beberapa kampus di Indonesia.

Dialah Sapto Haryoko. Dosen Fakultas Teknik sekaligus Guru Besar UNM ini, tercatat sebagai dosen paling produktif di UNM. Berbagai karya telah tercatat di pundaknya. Sekitar 30 karya ilmiah yang berhasil dia hasil-kan sejak tahun 2007-2012. Ayah dari Aldila Gusta dan Berliana Rizki ini, juga sudah memiliki 5 buku atau bahan ajar. Bukan hanya itu, piagam penghar-gaan berhasil diraihnya seperti Dosen Teladan Tingkat Fakultas UNM Tahun 1994 dan mendapat penghargaan Satya Lencana Karya Satya selama 20 tahun sejak tahun 2009.

Pria asal Yogyakarta ini juga meru-pakan konsultan di beberapa bidang ke-giatan. Konsultan Devisi Diklat Telkom Kandatel Ujung Pandang, Konsultan Ke-Deputi-an Litbang Lembaga Adminstrasi Negara Jakarta, Konsultan Devisi Diklat BPPT Jakarta, Konsultan Pengembangan Personalia Universitas Gunadharma Jakarta, Konsultan Freelance DPR Pusat Komisi X (Komisi Bidang Pendidikan) Jakarta, Konsultan “Second Junior Secondary Education Project” Departe-

men Pendidikan Nasional, Konsultan Direktorat PLP Ditjen Mandikdasmen Departemen Pendidikan Nasional Ja-karta, dan Konsultan Freelance (on call) Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan, BPSMP & PPMP Jakarta.

Meski Sapto lahir di Jawa, tapi dia memiliki niat yang begitu besar untuk me-majukan pendidikan di seluruh Indonesia termasuk di Makassar. “Karena nilai saya bagus, saya mendapat kesempatan untuk mengabdikan diri di luar. Dan saya memil-ih Makassar yang relatif dekat denganYo-gyakarta sebagai tempat berbagi ilmu. Saat itu, UNM sangat membutuhkan tenaga pengajar. Makanya saya mengabdikan diri di UNM sejak tahun 1987,” ungkapnya. Selain itu, dia berhasil menggugurkan pendapat orang selama ini, yang berang-gapan bahwa orang Jawa yang datang ke sini, kecenderungannya untuk bertahan hanya sampai lima tahun lalu pulang. “Saya akhirnya menggugurkan pandangan mereka, bahwa tidak semuanya seperti itu. Terbukti saya bisa mengabdi sampai saat ini,” lanjutnya.

Di bulan Oktober, Sapto yang meru-pakan anggota Tim Dewan Kode Etik Dosen UNM ini diminta langsung oleh Dekan FMIPA, Hamzah Upu untuk me-nyampaikan visi-misi menjadi seorang rektor di STMIK AKBA Makassar. “Saya ditelpon oleh Dekan MIPA untuk menyampaikan visi misi. Saya dinilai memenuhi tiga kriteria dimana saya layak jadi rektor di yayasan itu,” ungkap dosen yang selalu berpenampilan rapi ini.

Sebagai salah satu guru besar yang berkompeten, punya pengalaman berska-la internasional, dan punya kemampuan di bidang IT, suami dari Dwi Handayani ini, dianggap pantas memimpin kampus STMIK AKBA. Saat menyampaikan

presentasi di Hotel Clarion, dua hari beri-kutnya, Ketua Yayasan STMIK AKBA terkesan, dan memintanya untuk segera dilantik. Akhirnya, Sapto meminta izin kepada rektor dan Dekan FT untuk bisa dilantik menjadi rektor di kampus itu. Setelah dilantik, assesor serti-fikasi dosen UNM ini, mendapat panggilan oleh Dekan FT untuk menjadi Pembantu Dekan IV FT UNM. Dan seminggu kemudian, Sapto dilantik lagi menjadi Pem-bantu Dekan Bidang Kerjasama dan Kelembagaan.

Sapto Haryoko berharap, agar UNM tidak lagi dipandang sebagai kampus yang asal-asalan. Tapi, dianggap sebagai universitas yang punya kewibawaan. Dimana kewibawaan itu terpancar dari kewibawaan para guru besarnya. Jadilah dosen yang baik, berdasarkan kodrat dan fungsinya. Jadilah tauladan yang baik bagi mahasiswa-mahasiswan-ya. Gunakan ilmu padi, dimana semakin berilmu semakin merunduk. Buatlah mahasiswa jangan merasa takut, tapi segan. Bukan segan kepada orangnya tetapi segan kepada ilmunya. Kalau kita berbuat baik kepada orang, maka orang pun akan berbuat baik kepada kita. Ketika kita telah melakukan sesuatu yang berharga, maka akan selalu diingat orang, dan merupakan amal jariyah. Terbukti, 26 tahun di Makassar, saya belum pernah konflik dengan orang Makassar yang katanya kasar-kasar. Artinya, kembali kepada orangnya. Jika kita bisa bergaul, bisa menghargai orang lain, bisa berkomu-nikasi dengan baik, maka orang pun akan melakukan hal yang sama kepada kita.(NJA)

Prof. Dr. Sapto Haryoko, M. Pd. (Guru Besar FT UNM dan Rektor STMIK AKBA Makassar)

RencanakanMasa Depanmu

Data Diri

Data Diri

Berwirausaha MabaSejak

Nama : Prof. Dr. Sapto Haryoko, M.Pd. TTL : Yogyakarta, 27 Desember 1962 Jabatan- Ketua / Rektor STMIK AKBA Makassar (2012-sekarang)- Direktur Kerjasama dan Kelembagaan (Wakil Dekan IV) FT-UNM (2013-sekarang)

Riwayat PendidikanS-1 FPTK IKIP Negeri Yogyakarta / Pend Elektronika (1985)S-2 Pascasarjana IKIP Jakarta / PTK (1991)S-3 Program Doktor UN Jakarta / Kependidikan (1999)

Penghargaan- Dosen Teladan Tingkat Fakultas UNM (14 Juni 1994)- Satya Lencana Karya Satya 20 tahun (24 Juli 2009)

Nama Lengkap : Hasriana AgussamTempat &Tgl Lahir : Benteng,16 Mei 1993Pendidikan : Mahasiswa Fakultas Ekonomi E-Mail : [email protected] Idola : Bung Karno (Presiden Pertama RI)Hobbi : BerniagaCita-cita : Owner Perusahaan MultinasionalNama Perusahaan : Alfarizi mini shopJumlah Karyawan : 3 Orang

FOTO: NURJANNA - PROFESI

FOTO: IMAM - PROFESI