Swot Kesling Dan Mata

download Swot Kesling Dan Mata

of 9

description

vhfgteytdd

Transcript of Swot Kesling Dan Mata

1.1 ANALISIS SWOT PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN PUSKESMAS SUMBERJAMBE

1. Analisa Internal

a. Kekuatan

1) Kesehatan lingkungan termasuk dalam program pokok puskesmas yang menjadi fokus program puskesmas Sumberjambe.

2) Terdapatnya program peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat dari puskesmas yaitu dengan target pencapaian perilaku masyarakat yang bebas BAB di sungai misalnya pembentukan kelompok jamban sehat3) Sudah terdapat evaluasi program dan kegiatan tiap bulannya

4) Adanya kerjasama antara koordinator kesehatan lingkungan, bidan desa dan kader dalam inspeksi lingkungan

b. Kelemahan

1) Tidak ada petugas yang tepat sasaran. Tidak ada sanitarian (petugas yang khusus menangani masalah sanitasi lingkungan).

2) Yang bertanggungjawab sebagai koordinator program kesling adalah seorang perawat yang tidak memiliki kekhususan dalam ilmu kesehatan lingkungan.

3) Kurangnya jumlah petugas kesling, hanya terdapat 1 koordinator saja dalam 1 kecamatan.

4) Keterbatasan dana dari pusat.

5) Kurangnya keterampilan kader dalam melakukan tugas dan fungsinya sebagai anggota dalam program kesling.

6) Belum mengaktifkan peran serta masyarakat dalam kegiatan inspeksi sanitasi dasar.7) Kordinasi dengan warga desa kurang optimal Tabel . Faktor Internal Program Gizi Puskesmas Sumberjambe

Analisis LingkunganBobotRatingSkor

Kekuatan (Strenght)

Kesehatan lingkungan termasuk dalam program pokok puskesmas yang menjadi fokus program puskesmas Sumberjambe.0,0620,12

Terdapatnya program peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat dari puskesmas yaitu dengan target pencapaian perilaku masyarakat yang bebas BAB di sungai0,0730,21

Sudah terdapat evaluasi program dan kegiatan tiap bulannya 0,0830,24

Adanya kerjasama antara koordinator kesehatan lingkungan, bidan desa dan kader dalam inspeksi lingkungan0,0930,27

Kelemahan (Weakness)

Tidak ada petugas yang tepat sasaran. Tidak ada sanitarian (petugas yang khusus menangani masalah sanitasi lingkungan).0,210,2

Yang bertanggungjawab sebagai koordinator program kesling adalah seorang perawat yang tidak memiliki kekhususan dalam ilmu kesehatan lingkungan.0,0720,14

Kurangnya jumlah petugas kesling, hanya terdapat 1 koordinator saja dalam 1 kecamatan.0,0410,04

Keterbatasan dana dari pusat.0,0710,07

Kurangnya keterampilan kader dalam melakukan tugas dan fungsinya sebagai anggota dalam program kesling.0,120,2

Belum mengaktifkan peran serta masyarakat dalam kegiatan inspeksi sanitasi dasar.0,110,1

Kordinasi dengan warga desa kurang optimal0,0430,12

Total12,05

2. Analisa Eksternal

a. Peluang

1) Adanya Polindes atau Pustu yang berada dalam tiap wilayah.

b. Ancaman

1) Rendahnya keterampilan masyarakat tentang pentingnya kesehatan lingkungan khususnya sanitasi dasar.

2) Kurangnya koordinasi antara puskesmas sebagai pemilik program kesling dengan pihak kecamatan dan pihak desa. Hal tersebut didukung dengan tidak adanya program kesling dalam kecamatan dan desa.

Tabel . Faktor Internal Program Gizi Puskesmas Sumberjambe

Analisis LingkunganBobotRatingSkor

Peluang (Oppurtunity)

Aktifnya Polindes atau Pustu yang dalam setiap wilayah desa. 0,4541,65

Ancaman (Threat)

Rendahnya keterampilan masyarakat tentang pentingnya kesehatan lingkungan khususnya sanitasi dasar.0,220,4

Kurangnya koordinasi antara puskesmas sebagai pemilik program kesling dengan pihak kecamatan dan pihak desa. Hal tersebut didukung dengan tidak adanya program kesling dalam kecamatan dan desa.0,3510,35

Total12,4

3. Analisa DataTOTAL SKOR FAKTOR INTERNAL

321

1. GROWTH

TINGGI

3

2. GROWTH

3. RETRENCHEMNENT

4. STABILITY

MENENGAH

2

5. GROWTH6. RETRENCHEMENT

7. GROWTH

RENDAH

1

8. GROWTH9. LIKUIDASI

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan eksternal, serta IE matrix, maka kesimpulan yang didapatkan adalah bahwa program kesehatan lingkungan pada Puskesmas Sumberjambe pada tahun 2015 ini berada pada kuadran 2, yaitu pada posisi Growth. Sehingga puskesmas perlu dan penting untuk meningkatkan upaya dan strategi pertumbuhan. Strategi ini didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam asset, profit maupun tingkat pelayanan jasa yang dihasilkan. Hal ini dapat dicapai antara lain dengan menambah petugas yang lebih tepat sasaran (sanitarian), melakukan pelatihan pada kader terkait dengan inspeksi sanitasi dasar, meningkatkan keterampilan dan pemahaman masyarakat akan pentingnya kesehatan lingkungan khususnya sanitasi dasar.

4. Matriks SWOT

IFAS

EFASStrength

1) Kesehatan lingkungan termasuk dalam program pokok puskesmas yang menjadi fokus program puskesmas Sumberjambe.2) Terdapatnya program peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat dari puskesmas yaitu dengan target pencapaian perilaku masyarakat yang bebas BAB di sungai.3) Sudah terdapat evaluasi program dan kegiatan tiap bulannya4) Adanya kerjasama antara koordinator kesehatan lingkungan, bidan desa dan kader dalam inspeksi lingkungan

Weakness

1) Tidak ada petugas yang tepat sasaran. Tidak ada sanitarian (petugas yang khusus menangani masalah sanitasi lingkungan).2) Yang bertanggungjawab sebagai koordinator program kesling adalah seorang perawat yang tidak memiliki kekhususan dalam ilmu kesehatan lingkungan.3) Kurangnya jumlah petugas kesling, hanya terdapat 1 koordinator saja dalam 1 kecamatan.4) Keterbatasan dana dari pusat.5) Kurangnya keterampilan kader dalam melakukan tugas dan fungsinya sebagai anggota dalam program kesling.6) Kordinasi dengan warga desa tidak optimal

Opportunity:1) Adanya Polindes atau Pustu yang berada dalam tiap wilayah.

Strategi SOI1) Mengadakan pelatihan kepada kader dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuan untuk inspeksi lingkungan dan sanitasi dasar dengan melibatkan polindes/posyandu setempat.2) Melakukan pengalihan peran seperti melatih orang yang berprofesi lain menjadi sanitarian sebagai koordinator program kesehatan lingkungan.Strategi WO

III

1) Mengoptimalkan peran serta polindes/pustu setempat dalam kegiatan inspeksi sanitasi lingkungan sesuai dengan program kesehatan lingkungan.

Threats

1) Rendahnya keterampilan masyarakat tentang pentingnya kesehatan lingkungan khususnya sanitasi dasar.2) Kurangnya koordinasi antara puskesmas sebagai pemilik program kesling dengan pihak kecamatan dan pihak desa. Hal tersebut didukung dengan tidak adanya program kesling dalam kecamatan dan desa.Strategi STII

1) Pelatihan kader seluruh wilayah kerja Puskesmas Sumberjambe tentang kasus diare baik dari penanganan pertama sampai dengan merujuknya ke puskesmas.2) Meningkatkan peran aktif Polindes/Pustu dalam menjaring klien dengan kasus diare agar dapat segera ditangani.

Strategi WT

IV1) Peningkatan kerjasama dengan masyarakat dalam penanggulangan masalah sampah.2) Peningkatan sarana promosi kesehatan mengenai pengolahan sampah misalnya pemasangan banner mengenai pengolahan sampah di setiap Polindes/Pustu.

1.2 ANALISIS SWOT PROGRAM KESEHATAN INDERA PUSKESMAS SUMBERJAMBE

1. Analisa Internal

a. Kekuatan1) Tersedianya tenaga kesehatan terlatih (dokter umum dan perawat, ahli gizi) dalam upaya kesehatan mata/pencegahan kebutaan dan penanggulangan kebutaan katarak paripurna

2) Kesehatan Indera menjadi salah satu program pengembangan Puskesmas Sumberjambe

3) Adanya kesiapan tenaga kesehatan untuk menanggapi dan merujuk segera penderita gangguan penglihatan dan pendengaranb. Kelemahan1) Kurangnya kepedulian masyarakat dalam penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan

2) Belum tertatanya sistem pelayanan kesehatan indera di Puskesmas Sumbejambe

3) Belum memadainya kompetensi tenaga kesehatan di tingkat pelayanan primer (berdasarkan laporan bulanan, belum dilakukan pemeriksaan kesehatan indera di luar gedung)

4) Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang untuk kegiatan pemeriksaan kesehatan indera di dalam maupun luar gedung2. Analisa Eksternal

a. Peluang

1) Adanya lembaga swadaya masyarakat (LSM)/ atau instansi rumah sakit yang berperan serta dalam penanggulangan ganggguan penglihatan dan kebutaan

2) Berlangsungnya program penanggulangan kurang vitamin A pada balita dengan pemberian vitamin A secara serempak 2 (dua) kali per tahun.b. Ancaman

1) Kasus gangguan penglihatan dan pendengaran cenderung terus bertambah

2) Penanggulangan gangguan penglihatan dan pendengaran belum menjadi program unggulan Puskesmas

3) Kemampuan ekonomi masyarakat yang masih rendah, menyebabkan upaya untuk berobat, membeli obat, atau membeli alat bantu penglihatan/pendengaran belum menjadi prioritas kebutuhanFaktor Internal (IFAS)Analisis LingkunganBobotRatingSkor

Kekuatan (Strenght)

Tersedianya tenaga kesehatan terlatih (dokter umum dan perawat, ahli gizi) dalam upaya kesehatan mata/pencegahan kebutaan dan penanggulangan kebutaan katarak paripurna0.240.8

Kesehatan Indera menjadi salah satu program pengembangan Puskesmas Sumberjambe0.120.2

Adanya kesiapan tenaga kesehatan untuk menanggapi dan merujuk segera penderita gangguan penglihatan dan pendengaran0.240.8

Kelemahan (Weakness)

Kurangnya kepedulian masyarakat dalam penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan0.1510.15

Belum tertatanya sistem pelayanan kesehatan indera di Puskesmas Sumbejambe0.1510.15

Belum memadainya kompetensi tenaga kesehatan di tingkat pelayanan primer (berdasarkan laporan bulanan, belum dilakukan pemeriksaan kesehatan indera di luar gedung)0.110.1

Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang untuk kegiatan pemeriksaan kesehatan indera di dalam maupun luar gedung0.110.1

Total12.30

Faktor Eksternal (EFAS)

Analisis LingkunganBobotRatingSkor

Peluang (Oppurtunity)

Adanya lembaga swadaya masyarakat (LSM)/ atau instansi rumah sakit yang berperan serta dalam penanggulangan ganggguan penglihatan dan kebutaan0.341.2

Berlangsungnya program penanggulangan kurang vitamin A pada balita dengan pemberian vitamin A secara serempak 2 (dua) kali per tahun.0.341.2

Ancaman (Threat)

Kasus gangguan penglihatan dan pendengaran cenderung terus bertambah0.110.1

Penanggulangan gangguan penglihatan dan pendengaran belum menjadi program unggulan Puskesmas0.110.1

Kemampuan ekonomi masyarakat yang masih rendah, menyebabkan upaya untuk berobat, membeli obat, atau membeli alat bantu penglihatan/pendengaran belum menjadi prioritas kebutuhan0.210.2

Total12.8

3. Analisis DataTOTAL SKOR FAKTOR INTERNAL

321

1. GROWTH

TINGGI

3

2. GROWTH

3. RETRENCHEMNENT

4. STABILITY

MENENGAH

2

5. GROWTH6. RETRENCHEMENT

7. GROWTH

RENDAH

1

8. GROWTH9. LIKUIDASI

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan eksternal, serta IE matrix, maka kesimpulan yang didapatkan adalah bahwa Puskesmas Sumberjambe pada tahun 2015 ini berada pada kuadran 2, yaitu pada posisi Growth. Sehingga puskesmas perlu dan penting untuk meningkatkan upaya dan strategi pertumbuhan. Strategi ini didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam asset, profit maupun tingkat pelayanan jasa yang dihasilkan. Hal ini dapat dicapai salah satunya dengan meningkatkan promosi kesehatan tentang kesehatan indera melalui berbagai media, membentuk suatu komunitas peduli kesehatan indera.IFAS

EFASStrength

1) Tersedianya tenaga kesehatan terlatih (dokter umum dan perawat, ahli gizi) dalam upaya kesehatan mata/pencegahan kebutaan dan penanggulangan kebutaan katarak paripurna2) Kesehatan Indera menjadi salah satu program pengembangan Puskesmas Sumberjambe3) Adanya kesiapan tenaga kesehatan untuk menanggapi dan merujuk segera penderita gangguan penglihatan dan pendengaranWeakness

1) Kurangnya kepedulian masyarakat dalam penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan2) Belum tertatanya sistem pelayanan kesehatan indera di Puskesmas Sumbejambe3) Belum memadainya kompetensi tenaga kesehatan di tingkat pelayanan primer (berdasarkan laporan bulanan, belum dilakukan pemeriksaan kesehatan indera di luar gedung)4) Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang untuk kegiatan pemeriksaan kesehatan indera di dalam maupun luar gedung

Opportunity:

1) Adanya lembaga swadaya masyarakat (LSM)/ atau instansi rumah sakit yang berperan serta dalam penanggulangan ganggguan penglihatan dan kebutaan2) Berlangsungnya program penanggulangan kurang vitamin A pada balita dengan pemberian vitamin A secara serempak 2 (dua) kali per tahun.Strategi SOI

1) Peningkatan advokasi dan komunikasi lintas sector/program2) Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manuasia yang terlibat dalam kesehatan indera3) Pelatihan kader posyandu seluruh wilayah kerja Puskesmas Sumberjambe tentang penemuan kasus baru terkait kesehatan inderaStrategi WO

III

1) Perbaikan sistem pelayanan kesehatan indera baik di dalam maupun di luar gedung.2) Menjalin kerjasama lintas sector dalam pengadaan peralatan yang mendukung kesehatan indera3) Peningkatan sarana promosi kesehatan mengenai kesehatan indera

Threats

1) Kasus gangguan penglihatan dan pendengaran cenderung terus bertambah2) Penanggulangan gangguan penglihatan dan pendengaran belum menjadi program unggulan Puskesmas3) Kemampuan ekonomi masyarakat yang masih rendah, menyebabkan upaya untuk berobat, membeli obat, atau membeli alat bantu penglihatan/pendengaran belum menjadi prioritas kebutuhanStrategi STII

1) Pendayagunaan tenaga kesehatan terlatih sebagai penemu kasus baru di masyarakat (skrining kesehatan indera)

Strategi WT

IV

1) Perbaikan sistem pelayanan kesehatan baik di dalam maupun di luar gedung.2) Peningkatan kerjasama dengan masyarakat dalam penanggulangan kasus kesehatan indera3) Peningkatan promosi kesehatan mengenai alur pelaporan-perujukan penderita gangguan kesehatan indera