KESLING KKN

44
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyusunan kebutuhan SDM kesehatan mutlak dalam konteks penyusunan pengembangan SDM, namun perlu memperhatikan kekuatan dan kelemahannya. Metode penyusunan rencana kebutuhan SDM kesehatan harus mempertimbangkan kebutuhan epidemiologi, permintaan (demand) akibat beban pelayanan kesehatan, sarana upaya pelayanan kesehatan yang ditetapkan, dan standar atau nilai tertentu. Tujuan pembangunan kesehatan dalam Millenium Devolepment Goals adalah ; 1) Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan, 2) Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua, 3) Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, 4) Menurunkan Angka Kematian Anak, 5) Meningkatkan Kesehatan Ibu, 6) Memerangi HIV/AIDS, Malaria, & Penyakit Menular Lainnya, 7) Menjamin Kelestarian Lingkungan Hidup, 8)

description

kesling

Transcript of KESLING KKN

Page 1: KESLING KKN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyusunan kebutuhan SDM kesehatan mutlak dalam konteks

penyusunan pengembangan SDM, namun perlu memperhatikan

kekuatan dan kelemahannya. Metode penyusunan rencana kebutuhan

SDM kesehatan harus mempertimbangkan kebutuhan epidemiologi,

permintaan (demand) akibat beban pelayanan kesehatan,  sarana

upaya pelayanan kesehatan yang ditetapkan, dan standar atau nilai

tertentu.

Tujuan pembangunan kesehatan dalam Millenium Devolepment

Goals adalah ; 1) Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan, 2)  

Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua, 3) Mendorong Kesetaraan

Gender dan Pemberdayaan Perempuan, 4) Menurunkan Angka

Kematian Anak, 5)   Meningkatkan Kesehatan Ibu, 6)  Memerangi

HIV/AIDS, Malaria, & Penyakit Menular Lainnya, 7)    Menjamin

Kelestarian Lingkungan Hidup, 8)   Mengembangkan Kemitraan

Global untuk Pembangunan. Untuk dapat mewujudkan visi tersebut,

ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan yaitu: 1)

menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan, 2) mendorong

kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, 3) memelihara dan

meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan

terjangkau, 4) memelihara dan meningkatkan kesehatan individu,

Page 2: KESLING KKN

2

keluarga, masyarakat beserta lingkungannya. Hal tersebut sesuai

dengan Keadaan masyarakat di masa depan atau visi pembangunan

kesehatan Indonesia yang dirumuskan sebagai Visi pembangunan

millenium Indonesia 2015.

Sampai saat ini, bangsa Indonesia masih tetap berjuang

memerangi berbagai macam penyakit infeksi dan kurang gizi yang

saling berinteraksi sama lain, yang menjadikan tingkat kesehatan

masyarakat Indonesia tidak kunjung meningkat secara signifikan. Oleh

karena itu semua pihak, baik pemerintah, swasta, lembaga pendidikan

maupun masyarakat harus bekerja cerdik dan memperkuat networking

untuk menuntaskan masalah kesehatan diatas, agar supaya Visi

MDGs 2015 dapat terwujud.

Problem-problem kesehatan dalam dasawarsa ini kian

kompleks itu, dapat dilihat dalam presfektif sistematiknya. Sebab perlu

disadari, bahwa sistem merupakan pijakan awal dalam membangun

sebuah grand desain termasuk tentang kesehatan. Hal ini kemudian

menjadi salah satu indikator dalam mencapaian taraf hidup sehat,

yang selama ini menjadi keinginan setiap manusia. Sistem kesehatan

sendiri merupakan metode, atau cara untuk melakukan perencanaan

pada wilayah atau bidang kesehatan secara teratur.

Berbagai persoalan kesehatan yang juga menghampiri bumi

pertiwi ini, ternyata berujung pada satu titik yakni sistemnya, hal

tersebut dapat di lihat dari aspek belum adanya pemimpin secara

Page 3: KESLING KKN

3

nasional, sehingga sistem kesehatan di Indonesia berjalan sendiri-

sendiri. Hal ini membuat masyarakat jadi korban, mulai dari

pelayanan, keberadaan tenaga kesehatan hingga masalah biaya

pengobatan. Pemimpin tersebut harus bisa menggerakkan sistem dan

instansi untuk melayani kebutuhan masyarakat hingga ke pelosok

daerah, parlemen juga harus ikut mendukung, sebab mustahil jika

hanya dilakukan sendirian. Parlemen dan Pemerintah harus membuat

kebijakan bersama dan ikut turun ke masyarakat untuk menjalankan

kebijakan yang sudah dibuat. Selain itu, masyarakat sebagai lapisan

terakhir harus disadarkan mengenai pentingnya kesehatan.

Upaya kesehatan wajib kesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai

daya ungkit tinggi, untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Upaya kesehatan wajib ini, harus diselenggarakan oleh setiap

puskesmas yang ada diwilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib

meliputi : Upaya Promosi kesehatan, Upaya Kesehatan Lingkungan,

Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana, Upaya

Perbaikan Gizi Masyarakat, Upaya Pencegahan dan Pemberantasan

Penyakit Menular, serta Upaya Pengobatan Dasar.

Kurikulum Program KKN Profesi Kesehatan bagi Mahasiswa

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia (FKM

UMI), merupakan wadah untuk memeberi bekal pengalaman dan

Page 4: KESLING KKN

4

keterampilan kerja praktis, penyesuaian sikap dunia kerja, sebelum

mahasiswa bekerja secara mandiri.

B. Pengertian Kuliah Kerja Nyata Profesi Kesehatan (KKN-PK)

KKN profesi kesehatan adalah merupakan kegiatan mandiri

mahasiswa di luar lingkungan kampus untuk mendapatkan

pengalaman kerja praktis dibidang peminatannya melalui metode

observasi dan partisipasi. Kegiatan KKN Profesi Kesehatan

dilaksanakan sesuai dengan formasi struktural dan fungsional pada

instansi KKN Profesi Kesehatan baik pada Lembaga Pemerintahan,

LSM, maupun perusahaan swasta atau lembaga lain yang relevan.

C. Tujuan Kuliah Kerja Nyata Profesi Kesehatan (KKN-PK)

1. Tujuan Umum

Tujuan Program KKN Profesi Kesehatan adalah sikap dan

penghayatan pengetahuan didunia kerja dalam rangka

memperkaya pengetahuan dan keterampilan bidang ilmu

kesehatan masyarakat, serta melatih kemampuan bekerja sama

dengan orang lain dalam satu tim, sehinggga diperoleh manfaat

bersama, baik bagi peserta KKN Profesi Kesehatan maupun

instansi tempat KKN Profesi Kesehatan.

Page 5: KESLING KKN

5

2. Tujuan Khusus

a. Peminatan Kesehatan Lingkungan

1) Mempelajari alur kerja, struktur organisasi dan job

deskripsi staf pegawai di instansi tempat KKN profesi

kesehatan.

2) Mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan dan

kesehatan kerja di instansi tempat KKN profesi kesehatan,

3) Menganalisis efek dan faktor penyebab penyakit berbasis

lingkungan di tempat KKN profesi kesehatan.

4) Menyusun prioritas masalah kesehatan.

5) Merumuskan dan rencana alternatif pemecahan masalah

kesehatan lingkungan di instansi tempat KKN profesi

kesehatan.

6) Melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis dan

administrasi di bidang kesehatan lingkungan di instansi

tempat KKN profesi Kesehatan.

7) Senantiasa menampilkan dan mendorong terciptanya

suasana yang islami di instansi tempat KKN Profesi

Kesehatan.

8) Menyusun laporan sesuai dengan format yang ditentukan.

D. Manfaat Kuliah Kerja Nyata Profesi Kesehatan (KKN-PK)

Kegiatan KKN-PK yang dilaksanakan selama enam minggu di

Puskesmas Malimongan Baru, memberikan manfaat besar dan

Page 6: KESLING KKN

6

pengalaman yang sangat berarti bagi peserta KKN-PK kelompok

Puskesmas Malimongan Baru.

Secara terperinci manfaat yang kami petik dari kegiatan KKN-

PK ini sebagai berikut:

1. Mempelajari cara bersosialisasi dengan masyarakat secara baik

2. Mengenal berbagai faktor yang dapat mempengaruhi status

kesehatan masyarakat

3. Mengenal secara langsung pendidikan, lingkungan dan pekerjaan

terhadap perilaku kesehatan masyarakat

4. Mengenal budaya dan kondisi yang terdapat dalam masyarakat

5. Mengenal cara memberikan pelayanan kesehatan pada

masyarakat.

Page 7: KESLING KKN

7

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI

A. Keadaan Geografis

Puskesmas Mangasa Kota Makassar berdri seja tahun 1987

non perawatan yang berlokasi di jalan Monumen Emmy Saelan Komp

BTN II Mangasa Kelurahan Gunung Sari. Wilayah keja Puskesmas

Mangasa terdiri dari 3 (tiga) kelurahan, 24 ORW, 104 ORT dengan

luas wilayah 430.62 Ha. Dengan batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Kasi Kassi

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Karunrung

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Pa’baeng-baeng

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kab. Gowa

Tabel 2.1Distribusi Kelurahan Berdasarkan Luas Wilayah, Jumalah ORW dan

ORT Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Tahun 2012

No

.Kelurahan

Luas Wilayah

(Ha)

Jumlah

ORW

Jumalah

ORT

1. Gunung Sari 65.40 7 28

2. Mangasa 206.98 10 44

3. Mannuruki 158.24 7 32

Jumlah 430.62 24 104

Sumber : Data Sekunder

B. Keadaan Demografis

Adapun jumlah penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas

Mangasa pada tahun 2012 adalah 43.384 jiwa dengan distribusi

Page 8: KESLING KKN

8

penduduk berdasarkan jenis kelamin di tiap kelurahan dalam wilayah

kerja Puskesmas Mangasa tahun 2012 dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 2.2Distribusi Jenis Kelamin Penduduk

Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Tahun 2012

Jenis

Kelamin

KelurahanTotal

Gunung Sari Mangasa Mannuruki

N % N % n % n %

Laki

Perempuan

2.102

2.102

50

50

13.109

14.566

47

53

5.827

5.678

51

49

21.038

22.346

48

52

Total 4.204 100 27.675 100 11.505 100 43.384 100

Sumber : Data Sekunder

Penduduk wilayah kerja Puskesmas Mangasa lebih banyak

perempuan dengan persentase 52% dengan distribusi penduduk

terbanyak di wilayah kelurahan Mangasa dengan persentase 53%.

Jumlah kepala keluarga (KK) yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Mangasa sebanyak 14.827 KK. Penduduk yang berada di

wilayah kerja Puskesmas Mangasa mempunyai variasi umur yang

dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 9: KESLING KKN

9

Tabel 5.3Distribusi Umur Penduduk

Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Tahun 2012

Kelompok Umur

(Tahun)

KelurahanTotal

Gunung Sari Mangasa Mannuruki

0-4

5-9

10-14

15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-49

50-54

55>

336

347

353

507

627

363

295

294

288

263

190

341

2.564

2.307

2.270

3.634

5.774

2.803

2.067

1.493

1.414

1.116

748

1.485

890

749

725

1.620

2.624

1.379

977

590

491

375

378

707

6.481

6.181

6.174

9.819

14.038

7.446

5.698

4.732

4.495

3.854

2.830

5.265

Total 4.204 27.675 11.505 43.384

Sumber : Data Sekunder

C. Sosial Ekonomi

Kehidupan sosial ekonomi penduduk di wilayah kerja

Puskesmas Mangasa dapat dilihat dari segi:

1. Agama

Agama yang dianut penduduk beraneka ragam

sebagaimana yang tergambar pada tabel berikut:

Page 10: KESLING KKN

10

Tabel 5.4Agama yang dianut penduduk

Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Tahun 2012

Agama Jumlah

Islam 41.109

Kristen Protestan 1.188

Kristen Katolik 985

Hindu 42

Budha 60

Jumlah 43.384

Sumber: Data Sekunder

2. Sarana Peribadatan

Agama yang dianut oleh penduduk ditunjang oleh sarana

peribadatan yang tersebar di 3 kelurahan sebagaimana yang

terlihat pada tabel berikut:

Tabel 5.5Sarana Peribadatan

Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Tahun 2012

Sarana Peribadatan

Kelurahan

JumlahGunung Sari

Mangasa Mannuruki

MesjidGereja

11-

191

10-

401

Sumber: Data Sekunder

Mesjid yang ada di wilayah kerja Puskesmas Mangasa

sebanyak 40 buah dan 1 gereja.

Page 11: KESLING KKN

11

3. Sarana Pendidikan

Kemajuan yang dialami oleh penduduk tak lepas dari unsur

pendidikan. Pendidikan formal yang berlangsung ditunjang oleh

sarana pendidikan yang ada.

Tabel 5.6Sarana Pendidikan

Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Tahun 2012

Sarana Pendidikan

KelurahanJumlahMangasa Mannuruki Gunung

SariTK 4 - 3 7

SD / MI 7 3 2 12SMP / MTs 4 2 1 7

SMU / Sederajat

4 2 2 8

Akademi - 1 1 2Sekolah Tinggi 2 1 2 5

Sumber: Data Sekunder

4. Mata Pencaharian

Mata pencarian pendudu tergambar pada tabel berikut:

Tabel 5.7Mata Pencaharian Penduduk

Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Tahun 2012

Mata Pencaharian JumlahPNS 882ABRI 83

Pedagang 284Tukang Batu 1118Tukang kayu 47

Tukang becak 607Pengusaha 39Pengrajin 35

Buruh 2056Total 5151

Sumber: Data Sekunder

Page 12: KESLING KKN

12

5. Sarana Penunjang Perekonomian

Sarana Penunjang Perekonomian yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Mangasa dapat dilihat pada tebel berikut:

Tabel 5.8Sarana Penunjang Perekonomian

Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Tahun 2012

Sarana Penunjang

Mangasa Mannuruki Gunung Sari

Jumlah

Perkantoran negeri

2 4 1 7

Perkantoran swasta

- - - -

Rumah makan/Resto

4 6 4 14

Pasar 1 - - 1Pusat

perbelanjaan- - - -

Gedung pertunjukan

- - - -

Salon 2 2 8 12Pusat kebugaran - - - -

Hotel 1 1 1 3Kolam renang - - - -

Apotek 1 1 4 6BPS / DUT 8 6 5 19Klinik / BP 1 - - 1

Panti asuhan 1 2 1 4Term. Angk.

Darat1 - - 1

Swalayan - - 3 3Jasa boga 1 - 1 2

Asrama 4 4 2 10Sumber: Data Sekunder

6. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Mangasa yaitu:

Page 13: KESLING KKN

13

a. Asilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah:

1) Puskesmas : 1 Buah

2) Balai Pengobatan Paru : -

b. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Swasta:

1) Rumah Sakit : -

2) Rumah Sakit Bersalin : -

3) Rumah Spesialis Mata : -

4) Dokter Praktek Swasta : 6 Buah

5) Apotek : 6 Buah

6) Bidan Praktek Swasta : 13 Buah

c. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat:

1) Posyandu

Posyandu tersebar di 3 kelurahan dengan tingkatan

sebagai berikut:

Tabel 5.9Tingkatan Posyandu

Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Tahun 2012

Tingkatan Posyandu

Kelurahan JumlahMangasa Mannuruki Gunung

SariPertama - - - -Madya - - - -

Purnama 2 2 1 5Mandiri 10 4 3 17Jumlah 12 6 4 22

Sumber: Data Sekunder

Page 14: KESLING KKN

14

7. Keadaan Lingkungan

Keadaan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Mangasa

dapat dilihat dari kondisi:

a. Jumlah rumah : 5785

b. S P A L : 3720

c. J A G A : 5660

d. Sumur Gali : 1500

e. PAM / RT : 5317

f. TPS : 3682

8. Sumber Daya Puskesmas

a. Gedung

Gedung Puskesmas Mangasa merupakan bekas

bangunan Puskesmas Pembantu dengan luas 4.500 m2 yang

sudah direnovasi pada tahun 1987. Kamar/ruang yang ada

adalah:

1) Kamar : Kartu

2) Polik : Gigi

3) Kamar : Bp

4) Kamar : Lab

5) Kamar : UGD

6) Kamar : Obat

7) Kamar : Kepala PKM

8) Kamar : KIA

Page 15: KESLING KKN

15

9) Kamar : KB

10) Kamar : TU

11) Kamar : Bendahara

12) Kamar : Administrasi

13) Ruang : Aula

b. Barang Mobilair

Barang mobilair yang dimiliki Puskesmas Mangasa adalah:

Tabel 5.10Barang Mobilair yang Dimiliki

Puskesmas MangasaTahun 2012

Jenis Barang JumlahSofa 1 set

Meja Panjang 1 buahMeja Ukuran Sedang 4 buah

Meja Tulis 24 buahKursi kayu panjang 6 buah

Kursi kayu biasa 6 buahKursi / plastic 51 buahLemari buku 7 buah

Rak buku 1 buahRak buku family folder 2 buah

Rak berkas 1 buahLemari obat 2 buahTempat tidur 1 buah

Kulkas / lemari es 2 buah

c. Transportasi

Alat transportasi yang dimiliki Puskesmas Mangasa adalah:

1) Kendaraan roda empat/Ambulance : 1 Buah

2) Kendaraan roda dua : 5 Buah

Page 16: KESLING KKN

16

d. Tenaga

Tenaga yang ada di Puskesmas Mangasa sebanyak 28

orang. Dengan perincian sebagai berikut:

1) Dokter Umum : 2 Orang

2) Dokter Gigi : 2 Orang

3) Sarjana Kesehatan Masyarakat : 3 Orang

4) Bidan : 4 Orang

5) Perawat : 7 Orang

6) Perawat Gigi : 1 Orang

7) Pelaksana Sanitasi : 1 Orang

8) Pelaksana Gizi : 2 Orang

9) Laboran : 1 Orang

10) Pelaksanan Farmasi : 2 Orang

11) Pekarya Kesehatan : 3 Orang

e. Perlengkapan Medis

1) Tensi Meter Air Raksa 2 buah

2) Tensi Meter Biasa : -

3) Termos Vaksin : 3 buah

4) Panci Sterilisator : 2 buah

5) Dental Unit : 1 unit

6) Alat Diagnostik : 1 buah

7) Alat Konservasi Gigi : 1 unit

8) Alat Pencabutan Gigi : 1 unit

Page 17: KESLING KKN

17

9) Bidan Kit : 2 unit

10) IUD Kit : 1 unit

11) Termometer : 2 buah

12) Stetoskop : 3 buah

13) Bak Sterilisator : 3 buah

14) Poliklinik Set : 1 unit

f. Perlengkapan Lain

1) Alat Komunikasi/telepon : 1 buah

2) Penerangan Listrik : 1300 watt

3) P A M : 1 buah

4) Peralatan Rumah Tangga : 1 set

Page 18: KESLING KKN

18

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Kegiatan KKN-P

1. Kegiatan Internal KKN Profesi Peminatan Kesehatan Lingkungan

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Profesi Kesehatan (KKN-PK)

dilakukan dipuskesmas Mangasa pada tanggal 28 Januari - 7

Maret 2013. Kegiatan yang dilakukan selama Kuliah Kerja Nyata

(KKN-PK) di Puskesmas Mangasa sebagai berikut:

a. Posyandu

Kegiatan di bagian posyandu adalah:

1) Melakukan penimbangan pada balita

2) Mencatan nama balita, umur, TB, BB, dan identitas

lainnya.

3) Membantu menyediakan dan membagikan makanan

tambahan (bubur kacang ijo) bagi balita.

4) Melakukan penyuluhan.

b. Puskesmas Pembantu

Kegiatan yang dilakukan di Puskesmas Pembantu sebagai

berikut:

1) Membagikan obat

2) Membungkus Obat Puyer

3) Mencari kartu Pasien

4) Mencata Nama, Umur dan No kartu

Page 19: KESLING KKN

19

2. Kegiatan Eksternal KKN-P

Kegiatan eksternal KKN Profesi kesehatan dilakukan

diwilayah kerja puskesmas Mangasa yaitu dikelurahan Mangasa,

RW 2, RT 7 dan RT 6 sebagai berikut:

a. Intervensi Fisik

Kegiatan yang dilakukan selama proses KKN Profesi

Kesehatan berjalan adalah:

1) Pengadaan tempat sampah.

2) Pendataan Sanitasi perumahan dan survey jentik di

Kelurahan Mangasa RW 2, RT 6 dan RT 7.

3) Pemberiaan Bubuk Abatesasi dan Kaporisasi

4) Pembuatan Contoh SPAL percontohan

5) Penyuluhan Rumah Sehat

6) Pembagian bubuk abatesasi pada Orang tua Murid TK

7) Pemanfaatan lahan pekarangan warga Kelurahan Mangasa

RW 2, RT 6 dan RT 7.

8) Kerja bakti di di Kelurahan Mangasa RW 2, RT 6 dan RT 7.

b. Intervensi Non fisik

Untuk kegiatan Non fisik yang kami lakukan selama kegiatan

KKN Profesi Kesehatan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1) Penyuluhan PHBS dan Pemanfaatan tempat sampah di SD

Malengkeri 1 dan 2.

Page 20: KESLING KKN

20

2) Penyuluhan PHBS dan Pemanfaatan tempat sampah di SD

Manuruki.

3) Penyuluhan manfaat abatesasi dan kaporit di Posyandu

Asoka 2 Kelurahan Mangasa.

4) Penyuluhan Narkoba kepada ibu kader Posyandu di

Puskesmas Mangasa.

5) Penyuluhan Pencegahan Nyamuk Demam Berdarah Kepada

orang tua murid TK.

B. Pembahasan

1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang dilakukan untuk penentuan

program kerja adalah salah satu upaya penentuan program kerja

yang benar-benar menjadi masalah yang dapat diprioritaskan,

karena dengan upaya-upaya identifikasi yang dilakukan dengan

melihat harapan dan kenyataan yang terjadi kemudian kita dapat

menentukan program kerja untuk kedepannya. Wilayah kerja

Mahasiswa KKN-P Mangasa, RT 6 dan RT 7 kedua RT tersebut

menjadi RT binaan selama kami KKN di Puskesmas Mangasa

adapun identifikasi yang dilakukan didasari oleh harapan dan

kenyataan, dan harapan yang kami gunakan yaitu harapar

Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan harapan dari Puskesmas.

Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan demam

berdarah berdasarkan kasus yang ada di RT 7 Kelurahan

Page 21: KESLING KKN

21

Mangasa, permasalahan yang terindentifikasi antara lain

Pemberian tempat sampah percontohan, Penyuluhan rumah

sehat, Saluran pembuangan air limbah (SPAL), Pemberian

Abatesasi dan kaporisasi dan survey jentik, jika melihat dari

harapan dari Standar pelayanan minimal dan harapan puskesmas

maka kejadian tersebut adalah sebuah kasus yang mesti ditangani

dengan serius.

2. Prioritas Masalah

Setelah Melakukan kesamaan antara harapan dan

kenyataan dan hal tersebut tidak sesuai maka hadirlah

permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

a. Pengadaan tempat sampah

Harapan standar pelayanan minimal untuk pengadaan

tempat sampah yaitu 70% namun pencapaian target tersebut

pada tahun 2012 hanya 20%, dan sesuai dengan hasil

observasi yang dilakukan oleh mahasiswa di RT 6 dan RT 7

selaku RT binaan bahwa masyarakat sangat membutuhkan

perhatian untuk pengadaan tempat sampah.

b. Penyuluhan Rumah Sehat

Rumah sehat menjadi prioritas masalah yang kami

angkat karena fakta dilapangan rumah di RT 6 dan RT 7

selaku RT binaan belum memenuhi prasyarat rumah yang

sehat, fakta tersebut kemudian didukung dengan harapan

Page 22: KESLING KKN

22

yang dibuat oleh puskesmas mangasa berdasarkan data

sekunder yaiu 80% pencapaian, namun pencapaian tersebut

belum sesuai dengan harapan sehingga kami mengangkat

Rumah Sehat sebagai salah satu prioritas masalah kami untuk

peminatan Kesehatan Lingkungan.

c. Penyuluhan SPAL

Saluran pembuangan air limbah (SPAL) salah satu

prioritas masalah berdasarkan hasil observasi dilapangan

menunjukan bahwa rata-rata masyarakat RT 6 dan RT 7

membuang air limbahnya disamping rumah dan membiarkan

air limbah tersebut merembes kemana-mana serta disukung

juga dengan data sekunder dari puskesmas, tahun 2012

harapan standar pelayanan minimal 60% namun

pencapaiannya tidak sesuai dengan harapan sehingga kami

dari peminatan kesehatan lingkungan mengangkat masalah

SPAL.

d. Pemberian Abatesasi dan Kaporisasi

Kejadian kasus demam berdarah dengue (DBD) di RT

7 yang terjadi pada saat mahasiswa melakukan KKN di

wilayah kerja puskesmas mangasa membuat kami mencoba

mengangkat permasalah yang terkait dengan demam

berdarah, dikaitkan dengan data sekunder. Harapan PKM

untuk pembagian Abatesasi 100% dan untuk pencapaiannya

Page 23: KESLING KKN

23

belum sesuai dengan harapan sehingga pembagian abatesasi

dan kaporisasi menjadi salah satu prioritas masalah yang

diangkat oleh kami.

e. Survey jenik

Survey jentik yang menjadi salah satu program kerja

peminatan kesehatan lingkungan adalah program yang

berkaitan dengan pencegahan perkembang biakan nyamuk

demam berdarah dengue (DBD) harapan dari PKM untuk

program survey jentik yaitu 100% namun belum terlaksana

sesuai target dari Puskesmas mangasa, sehingga kami

memprioritaskan program tersebut untuk dilaksanakan dan

sekalian bekerja sama dengan Puskesmas Mangasa

melakukan survey jentik di setiap rumah di RT 6 dan RT 7.

3. Pemecahan Masalah

a. Fish Bone Permasalahan tempat sampah

Tempat Sampah

Material

Sosial budayaMalasKurang Motivasi

Pendidikan

Tdk tersedia Tempat sampah

Tdk Peduli

Kebiasaan

Page 24: KESLING KKN

24

Berdasarkan pemecahan masalah yang dibuat dengan

menggunakan metode fise bone maka dapat di susun

alternatif pemecahan masalah sebgai berikut:

1) Tidak tersedia kontainer sampah dari pemerintah kota

makassar sehingga masyarakat membuang sampah

sembarangan.

2) Tingkat kepedulian masyaraka kepada lingkungan mereka

sangat minim sehingga mudah untuk membuang sampah

sembarangan.

3) Membuang sampah sembarang sudah menjadi hal biasa,

sudah menjadi budaya di tengah masyarakat RT6 dan RT

7, serta kurangnya kepedulian sosial yang ada pada

masyarakat RT 6 dan RT 7 membuat semakin banyak

masyarakat yang membuang sampah sembarangan.

b. Fise bone permasalahan Rumah Sehat

Rumah Sehat

Material

Sosial budayaMalasKurang Motivasi

Pendidikan

Tdk tersedia bahan

Tdk Peduli

Kebiasaan

Pahaman

Page 25: KESLING KKN

25

Berdasarkan pemecahan masalah yang dibuat dengan

menggunakan metode fise bone maka dapat di susun

alternatif pemecahan masalah sebgai berikut:

1) Tidak tersedia bahan utuk membangun rumah sehat yang

memiliki plafon dan ventilasi.

2) Pemahaman masyarakat tentang rumah sehat yang minim

sehingga mereka tidak melakukn upaya untuk membuat

rumah sehat yang layak ditempati.

3) Masyarakat tidak peduli dengan keadaan rumah mereka,

sehingga rumah tempat mereka tinggal tidak bisa mereka

buat sehingga menjadi rumah yang layak huni.

4) Kebiasaan menjadi salah satu faktor pendukung rumah

menjadi tida sehat, kebiasaan mereka tidak menggunakan

sendal pada saat dipekarangan rumah lalu setelah itu

masuk tanpa mencuci kaki kadalam rumah membuat

rumah menjadi tidak sehat.

Page 26: KESLING KKN

26

c. Fise bone permasalahan Saluran Pembuangan Air Limbah

(SPAL)

Berdasarkan pemecahan masalah yang dibuat dengan

menggunakan metode fise bone maka dapat di susun

alternatif pemecahan masalah sebgai berikut:

1) Tidak adanya bahan utuk membuat saluran pembuangan

air limbah sehingga masyarakat tidak membuat saluran

pembuangan air limbah.

2) Pemahaman masyarakat tentang pentingnya Saluran

pembuangan air limbah masih mini.

3) Masyarakat tidak peduli dengan kebersihan lingkungan

yang penting mereka bisa tinggal di tempat tersebut.

SPAL

Material

Sosial budayaMalasKurang Motivasi

Pendidikan

Tdk tersedia bahan

Tdk peduli

Pahaman

Page 27: KESLING KKN

27

d. Fise bone permasalahan Abatesasi dan Kaporisasi

Berdasarkan pemecahan masalah yang dibuat dengan

menggunakan metode fise bone maka dapat di susun

alternatif pemecahan masalah sebgai berikut:

1) Tidak tersedia kaporit dan abatesasi sehingga mereka

tidak melakukan upaya pencegahan perkembang biakan

nyamuk demam berdarah dengue dengan menaburkan

bubuk abatesasi dan penjernihan air dengan

menggunakan kaporisasi.

2) Pahaman tentang cara penggunaan abatesasi dan

kaporisasi menjadi hal penting karena terkadang bubuk

tersebut tidak digunakan dikarenakan tidak mengerti cara

penggunaannya.

3) Masyarakat tidak peduli dengan bak-bak penampungan.

Padahal mereka tidak sadar bahwa ketidak pedulian

tersebut dapat membuat kesehatan mereka terancam.

Abateasi & Kaporisasi

Material

Sosial budayaMalasKurang Motivasi

Pendidikan

Tdk tersedia

Tdk peduli

Pahaman

Page 28: KESLING KKN

28

e. Fise bone Survey Jentik

Berdasarkan pemecahan masalah yang dibuat dengan

menggunakan metode fise bone maka dapat di susun

alternatif pemecahan masalah sebgai berikut:

1) Pemahaman masyarakat tentang bahaya jentik masih

minim sehingga mereka tidak melakukan survey jentik

secara rutin.

2) Masyarakat tidak peduli dengan hal-hal yang mereka

anggap sepeleh seperti melakukan survey jentik, sehingga

jentik bisa berkembang biak di tempat penampungan

rumah mereka.

4. Faktor pendukung dan penghambat

a. Faktor pendukung

1) Kepala puskesmas yang turut memberikan motivasi dan

mendukung program kerja kami

Survey Jentik

Material

Sosial budayaMalasKurang Motivasi

Pendidikan

Tdk peduli

Pahaman

Page 29: KESLING KKN

29

2) Pembimbing instansi yang selalu mengontrol kami

dilapangan

3) Ketua RW, RT yang memperbolehkan kami menjalankan

program diwilayah mereka

4) Masyarakat yang turut serta dan ambil bagian pada saat

pelaksanaan program kerja

b. Faktor Penghambat

1) Jarak antara puskesmas dan lokasi yang relatif jauh

2) Cuaca yang kurang mendukung pada saat pelaksanaan

program kerja

Page 30: KESLING KKN

30

BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Intervensi Fisik

Kegiatan-kegiatan yang termasuk intervensi fisik, yaitu :

1. Pemberian tempat sampah percontohan

Bentuk kegiatan : Pemberian tempat sampah

Tujuan : Memberikan contoh kepada masyarkat

untuk kemudian diikuti

Sasaran : Masyarakat di Kelurahan mangasa RT 6

dan RT 7

Waktu Pelaksanaan : Minggu Ke III

Lokasi : Kelurahan Mangasa

Sumber Dana : Mahasiswa KKNP

P. Jawab : Hartaty Paby

Target : Terlaksana

Hasil : 100%.

2. Abatesasi dan Kaporisasi

Bentuk kegiatan : Pemberian Abatesasi dan Kaporisasi

Tujuan : Mencegah perkembang biakan jentik dan

penjernihan Air sumur

Sasaran : Masyarakat di Kelurahan mangasa RT 6

dan RT 7

Waktu Pelaksanaan : Minggu Ke I, II, dan III

Page 31: KESLING KKN

31

Lokasi : Kelurahan Mangasa

Sumber Dana : Mahasiswa dan Puskesmas

P. Jawab : Mutatahara

Target : Terlaksana

Hasil : 100%.

B. Intervensi Non Fisik

Kegiatan-kegiatan yang termasuk intervensi fisik, yaitu :

1. Penyuluhan Rumah Sehat

Bentuk kegiatan : Penyuluhan rumah sehat

Tujuan : Mengajak masyarakat menjadikan tempat

tinggal mereka sehat

Sasaran : Masyarakat di Kelurahan mangasa RT 6

dan RT 7

Waktu Pelaksanaan : Minggu Ke dan III

Lokasi : Kelurahan Mangasa

Sumber Dana : Mahasiswa

P. Jawab : Amaliah Mawarni

Target : Terlaksana

Hasil : 100%.

2. Penyuluhan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)

Bentuk kegiatan : Penyuluhan cara pembuatan SPAL

Tujuan : Mengajak masyarakat membuat SPAL

yang memenuhi syarat

Page 32: KESLING KKN

32

Sasaran : Masyarakat di Kelurahan mangasa RT 6

dan RT 7

Waktu Pelaksanaan : Minggu Ke dan III

Lokasi : Kelurahan Mangasa

Sumber Dana : Mahasiswa

P. Jawab : Febriyan Janwar

Target : Terlaksana

Hasil : 100%.

3. Survey Jentik

Bentuk kegiatan : Survey keberadaan jentik

Tujuan : Mencegah perkembang biakan Jentik

Sasaran : Masyarakat di Kelurahan mangasa RT 6

dan RT 7

Waktu Pelaksanaan : Minggu Ke dan I

Lokasi : Kelurahan Mangasa

Sumber Dana : Mahasiswa

P. Jawab : Irwan Rahman

Target : Terlaksana

Hasil : 100%.

Page 33: KESLING KKN

33

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Telah membuat tempat sampah percontohan di RT 6 dan RT 7.

2. Telah melaksanakan Pembagian abatesasi dan kaporisasi

untuk pencegahan perkembang biakan jentik dan penjernihan

air sumur.

3. Telah melaksanakan program kerja penyuluhan pentingnya

rumah sehat di RT 6 dan RT 7.

4. Telah melakukan program kerja penyuluhan saluran

pembuangan air limbah di RT 6 dan RT 7.

5. Telah melakukan program kerja survey jentik di kelurahan

Mangasa RT 6 dan RT 7.

B. Saran

1. Mengharapkan Masyarakat RT 6 dan RT 7 dapat melakukan

hal-hal yang selama ini kami berikan sehingga program-

program yang kami lakukan dapat bermanfaat bukan hanya

untuk saat ini saja tapi untuk seterusnya

2. Masyarakat RT 6 dan RT 7 diharapkan untuk terus

meningkatkan derajat kesehatan dengan lingkungan yang

bersih dan sehat.

3. Membuat SPAL yang layak dan jangan lagi membuang sampah

sembarangan.