Suspek Karsinoma Sel Basal

6
1. Mengapa pada pasien ini didiagnosis dengan kanker kulit suspek karsinoma sel basal? Kanker pada kulit terbagi menjadi dua kelompok yaitu melanoma (melanoma maligna) dan non-melanoma (karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa). Karsinoma sel basal (BCC) adalah neoplasma maligna yang merupakan karsinoma kulit non melanoma terbanyak dan paling sering ditemukan (terjadi pada 80% kasus kanker kulit). BCC ini biasanya tidak bermetastasis, berkembang lambat, invasif, dan mengadakan detruksi lokal. Tempat predileksi BCC pada umumnya di daerah wajah, telinga, kulit kepala, leher, dan tubuh bagian atas, terutama pada orang kulit putih yang kurang perlindungan dari sinar UV. Tumor ini berasal dari sel lapisan basal atau dari lapis luar sel folikel rambut, pada awalnya berbentuk nodulus kecil pada kulit yang sklerotik, lambat meluas dan cenderung bertukak, pinggirnya mirip bekas gigitan tikus (ulkus rodens). Patogenesis BCC karena paparan sinar ultraviolet yang menyebabkan terjadinya mutasi pada gen supresor tumor. Risiko BCC tertinggi pada usia >60 tahun (jarang <40 tahun), insidensi pada laki-laki lebih banyak dari perempuan, mortalitas dan morbiditasnya rendah karena jarang terjadi metastasis (<0,1%). Diagnosis karsinoma dapat ditegakkan sel basal berdasarkann anamnesis dan gambaran klinis. Pemeriksaan

description

dasar diagnosis basal cell carcinoma

Transcript of Suspek Karsinoma Sel Basal

Page 1: Suspek Karsinoma Sel Basal

1. Mengapa pada pasien ini didiagnosis dengan kanker kulit suspek

karsinoma sel basal?

Kanker pada kulit terbagi menjadi dua kelompok yaitu melanoma

(melanoma maligna) dan non-melanoma (karsinoma sel basal, karsinoma sel

skuamosa).

Karsinoma sel basal (BCC) adalah neoplasma maligna yang merupakan

karsinoma kulit non melanoma terbanyak dan paling sering ditemukan (terjadi

pada 80% kasus kanker kulit). BCC ini biasanya tidak bermetastasis, berkembang

lambat, invasif, dan mengadakan detruksi lokal. Tempat predileksi BCC pada

umumnya di daerah wajah, telinga, kulit kepala, leher, dan tubuh bagian atas,

terutama pada orang kulit putih yang kurang perlindungan dari sinar UV. Tumor

ini berasal dari sel lapisan basal atau dari lapis luar sel folikel rambut, pada

awalnya berbentuk nodulus kecil pada kulit yang sklerotik, lambat meluas dan

cenderung bertukak, pinggirnya mirip bekas gigitan tikus (ulkus rodens).

Patogenesis BCC karena paparan sinar ultraviolet yang menyebabkan terjadinya

mutasi pada gen supresor tumor. Risiko BCC tertinggi pada usia >60 tahun

(jarang <40 tahun), insidensi pada laki-laki lebih banyak dari perempuan,

mortalitas dan morbiditasnya rendah karena jarang terjadi metastasis (<0,1%).

Diagnosis karsinoma dapat ditegakkan sel basal berdasarkann anamnesis

dan gambaran klinis. Pemeriksaan fisik dengan gambaran klasik yang dikenal

sebagai “ulkus rodent”. Pemeriksaan penunjang terdiri atas foto polos di daerah

lesi untuk melihat infiltrasi dan biopsi insisi untuk menentukan diagnosis

histopatologis. Bila ada destruksi diperlukan CT-Scan dan MRI untuk

menentukan tingkat kedalaman infiltrasi yang terjadi akibat desktruksi tersebut.

Konfirmasi histopatologis dengan cara biopsi eksisi, biopsi insisi, atau eksisi

terapeutik diperlukan tergantung pada ukuran tumor dan tindakan yang akan

diambil. Apabila sudah terjadi metastasis ke kelenkar limfe atau organ dalam

perlu dilakukan pemeriksaan USG limfonodus, foto rontgen thoraks, dan CT-Scan

Abdomen.

Etiologi dan factor predisposisi BCC :

A. Faktor Lingkungan

Page 2: Suspek Karsinoma Sel Basal

Radiasi ultraviolet

Radiasi lain yaitu sinar X dan sinar grenz

Paparan arsen lewat obat-obatan, pekerjaan, atau diet

Pengobatan dengan imunosupresan jangka

Adanya trauma, jaringan parut, dan luka bakar

B. Faktor Genetik

Kulit tipe 1, rambut kemerahan atau keemasan dengan anak mata berwarna

hijau atau biru

Xeroderma pigmentosum

Sindrom nevoid basalioma (sindrom nevus sel basal, sindrom Gorlin)

Sindrom Bazex

Terdapat riwayat kanker kulit non melanoma sebelumnya

Penentuan stadium karsinoma sel basal menurut PERABOI, 2003 adalah sebagai

berikut: (TNM)

2. Bagaimana penatalaksanaan karsinoma sel basal pada pasien ini?

Dalam memilih penatalaksanaan yang tepat harus diperhatikan hal-hal

sebagai beikut: ukuran, lokasi lesi, umur penderita, hasil kosmetik, tipe histologik,

bentuk tumor, dan kemampuan penderita untuk mentoleransi tindakan operasi.

Terapi operatif kombinasi dengan konfirmasi histologis merupakan prosedur

standar penanagan karsinoma sel basal. Tujuan tindakan operasi adalah untuk

mengangkat tumor sehingga tidak berproliferasi lagi. Dalam penatalaksanaan

karsinoma sel basal eksisi harus mencapai lesi primer yang radikal dna

rekonstruksi dengan memperhatikan fungsi dan kesannya terutama yang terdapat

di wajah

Terapi berupa eksisi pada jaringan kulit sehat disekitarnya, lalu dilakukan

pemeriksaan sediaan beku untuk memastikan bahwa tepi luka eksisi sudah bebas

tumor. Radiasi sedapat mungkin dihindari mengingat dampak negatif sinar

ionisasi. Terapi dapat juga dilakukan dengan pembedahan beku.

A.    Terapi Operatif

Page 3: Suspek Karsinoma Sel Basal

1)        Destruksi

a.    Kuretase dan kauter/

b.    Cryosurgery

c.    Carbondioxide laser

2)        Eksisi

a.    Operasi konvensional

b.    Operasi mikrografi (pemotongan lengkap)

B.     Terapi Non-operatif

1)        Radioterapi

2)        Kemotrapi/ imunoterapi

3. Bagaimana prognosis pada pasien ini?

Karsinoma sel basal umumnya ditemukan di daerah berambut, bersifat

invasif, dan jarang bermetastasis. Selain itu tumor ini dapat merusak jaringan di

sekitarnya, bahkan dapat sampai ke tulang serta cenderung untuk residif apalagi

bila pengobatannya tidak adekuat. Orang dengan karsinoma sel basal mempunyai

resiko tinggi untuk kambuh. Berdasarkan sebuah penelitian, resiko kumulatif tiga

tahun sebesar 33% dan 77%. Resiko ini tergantung pada jumlah lesi yang ada.

Lesi yang berada di tubuh mempunyai resiko yang lebih tinggi. Daerah yang

paling sering tejadi metastasis adalah kelenjar getah bening, paru-paru, dan tulang.

Resiko untuk mengidap karsinoma sel skuamosa lebih tinggi setelah mendapat

Page 4: Suspek Karsinoma Sel Basal

karsinoma sel basal dengan resiko 6% dalam 3 tahun. Penderita juga mempunyai

resiko yang lebih tinggi untuk menderita melanoma maligna.  

Kebanyakan penelitian menunjukkan mayoritas karsinoma sel basal

mengalami rekuren dalam lima tahun setelah terapi, walaupun 18% terjadi setelah

jangka waktu tersebut. Penderita dengan karsinoma sel basal mempunyai resiko

yang kebih tinggi untuk mendapat lesi primer yang baru. Individu yang telah

didiagnosis dengan karsinoma sel basal memiliki resiko 30% lebih tinggi daripada

orang biasa untuk menderita karsinoma sel basal tipe lain yang tidak berhubungan

dengan lesi sebelumnya.10

XIII.       PROGNOSIS

Karsinoma sel basal yang tidak diobati secara menyeluruh dapat timbul kembali.

Semua pengobatan yang telah dilakukan harus terus dimonitor meningat sekitar

20% dari kekambuhan yang ada biasanya terjadi antara 6 – 10 tahun pasca

operasi. Rekurensi karsinoma sel basal setelah follow-up adalah sebanyak 18%

untuk kasus eksisi, 10% untuk teraoi radiasi, 40% untuk elektrodesikasi dan

kuretasi (dengan follow-up kurang dari lima tahun). Sedangkan tingkat rekurensi

dengan menggunakan terapi Mohs setelah follow-up lima tahun adalah antara

3,4% dan 7,9%. Dengan demikian Mohs mikrografi merupakan terapi pilihan

untuk karsinoma sel basal yang rekuren.3