Karsinoma Sel Basal-1

28
1 KARSINOMA SEL BASAL Oleh : Wiwin Meiriana, S.Ked Pembimbing : dr. Inda Astri Aryani, Sp.KK Kepaniteraan Klinik Senior Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Rumah Sakit Dr. Muhammad Hoesin Palembang 2013 PENDAHULUAN Karsinoma sel basal (KSB) adalah tumor ganas yang berasal dari sel pluripotensial pada lapisan basal epidermis, yaitu sel non-keratinosit. Umumnya timbul di bagian tubuh yang terpajan sinar matahari seperti kepala dan leher, namun dapat juga terjadi pada bagian tubuh lainnya. 1,2 Bentuk lesi berupa ulserasi, telangiektasis, translusensi dan rolled border. Penyebab karsinoma sel basal belum diketahui secara jelas, namun terdapat beberapa faktor yang memiliki hubungan dengan timbulnya karsinoma sel basal antara lain radiasi sinar ultraviolet, penggunaan fotokemoterapi (PUVA) dan fototerapi UVB, riwayat terpajan X-ray, infeksi Human papilloma virus (HPV), pajanan bahan yang bersifat karsinogenik seperti arsenik, serta riwayat kanker dalam keluarga. 1,2,3 Karsinoma sel basal temasuk dalam salah satu jenis kanker kulit non-melanoma. Kanker kulit non-melanoma sendiri merupakan kanker kulit yang paling sering

Transcript of Karsinoma Sel Basal-1

Page 1: Karsinoma Sel Basal-1

1

KARSINOMA SEL BASAL

Oleh : Wiwin Meiriana, S.KedPembimbing : dr. Inda Astri Aryani, Sp.KK

Kepaniteraan Klinik Senior Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan KelaminFakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Rumah Sakit Dr. Muhammad Hoesin Palembang 2013

PENDAHULUAN

Karsinoma sel basal (KSB) adalah tumor ganas yang berasal dari sel

pluripotensial pada lapisan basal epidermis, yaitu sel non-keratinosit. Umumnya

timbul di bagian tubuh yang terpajan sinar matahari seperti kepala dan leher,

namun dapat juga terjadi pada bagian tubuh lainnya.1,2 Bentuk lesi berupa ulserasi,

telangiektasis, translusensi dan rolled border. Penyebab karsinoma sel basal

belum diketahui secara jelas, namun terdapat beberapa faktor yang memiliki

hubungan dengan timbulnya karsinoma sel basal antara lain radiasi sinar

ultraviolet, penggunaan fotokemoterapi (PUVA) dan fototerapi UVB, riwayat

terpajan X-ray, infeksi Human papilloma virus (HPV), pajanan bahan yang

bersifat karsinogenik seperti arsenik, serta riwayat kanker dalam keluarga.1,2,3

Karsinoma sel basal temasuk dalam salah satu jenis kanker kulit non-

melanoma. Kanker kulit non-melanoma sendiri merupakan kanker kulit yang

paling sering terjadi pada manusia. Sekitar 75% sampai 80% dari kanker kulit

non-melanoma adalah karsinoma sel basal, sedangkan sisanya 25% adalah

karsinoma sel skuamosa.1,2,4 Karsinoma sel basal banyak diderita oleh kelompok

kulit putih terutama yang tinggal di daerah panas dan dataran tinggi.2,3 Penyakit ini

lebih sering terjadi pada usia lebih dari 60 tahun namun frekuensinya meningkat

pada usia kurang dari 50 tahun dengan penderita laki-laki lebih banyak

dibandingkan perempuan. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa sekitar 57%

penderita karsinoma sel basal adalah laki-laki.1,4

Penyakit ini sangat jarang bermetastasis dan menyebabkan kematian,

namun memiliki kecenderungan untuk berinvasi dan merusak jaringan sekitarnya

sehingga tingkat morbiditasnya dapat meningkat bila terjadi kesalahan diagnosis

Page 2: Karsinoma Sel Basal-1

2

ataupun terapi yang tidak tepat.1,2,3 Kesalahan diagnosis dan terapi yang tidak tepat

tersebut sering terjadi karena sulitnya membedakan gambaran klinis karsinoma sel

basal dengan karsinoma atau kelainan kulit lain, khususnya karsinoma sel

skuamosa dan melanoma maligna. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui

bagaimana kriteria diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat bagi karsinoma sel

basal.

DEFINISI

Karsinoma sel basal (KSB) adalah kanker kulit non melanositik yang

berasal dari sel basal stratum basalis epidermis. Ukuran tumor bervariasi dari

beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter. Tumor dapat menginvasi dermis

tapi jarang menginvasi bagian tubuh lainnya. KSB memiliki distribusi yang khas

tubuh yaitu 70% pada kepala (paling sering pada wajah ), 25% pada batang tubuh,

dan 5% pada penis, vulva, atau kulit perianal. 2,5

ETIOLOGI

KSB disebabkan seringnya terpapar sinar UVL yang umumnya spektrum

ultraviolet. Pasien yang terpapar arsenik, pasien dengan imunosupresif kronis,

xeroderma pigmentosum, sindrom nevus sel basal, dan sindrom Bazex merupakan

predisposisi untuk terjadinya KSB. Jenis kulit albinisme juga cenderung terkena

KSB. Sinar UV menyebabkan mutasi pada gen supresor tumor p53 dan Patched

Tumor-Supressor Homologue (PTCH) sehingga mensimulasi penghantaran sinyal

terus menerus untuk pembentukan sel. 3,6

PATOGENESIS

Radiasi UV, terutama UVB dengan spektrum 290-320 nm diduga sebagai

faktor utama KSB. Sinar ultraviolet menginduksi mutasi pada gen supresor tumor

p53 yang terletak pada kromosom 17p. Fungsi gen p53 adalah mengontrol siklus

sel dan menyebabkan apoptosis. Mutasi pada tumor supressor gen p53

menyebabkan inaktifasi gen tersebut dan perkembangan resisitensi tumor terhadap

apoptosis.1,6

Page 3: Karsinoma Sel Basal-1

3

Selain mutasi pada gen supressor tumor p53, pada KSB juga terjadi mutasi

gen penyandi Patched Tumor-Supressor Homologue (PTCH) yang terletak pada

kromosom 9q22. Gen PTCH mengkode reseptor yang bekerja pada jalur

penghambatan proliferasi sel ( jalur Hedgehog). Terdapat dua gen utama pada

jalur Hedgehog, yaitu PTCH dan Smoothed G-protein-coupled receptor (SMO).

Mutasi pada gen PTCH mencegah PTCH terikat dengan SMO dan menstimulasi

kehadiran Sonic Hedhoge (SHH). Ketika SHH hadir, ia mengikat PTCH, dan

kemudian melepaskan dan mengaktifkan SMO. Sinyal SMO disampaikan ke inti

melalui Glioma (GLI). Gen SMO dan GLI yang aktif menstimulasi penghantaran

sinyal terus menerus untuk pembentukan sel. Gen SMO memungkinkan

penghantaran sinyal tanpa hambatan yang menyebabkan pertumbuhan tumor tidak

terkendali. Kehilangan penghambatan jalur ini dikaitkan dengan keganasan

termasuk karsinoma sel basal.6,7

Gambar 1. Patogenesis Molekuler Karsinoma Sel Basal6

KLASIFIKASI

Page 4: Karsinoma Sel Basal-1

4

KSB diklasifikasikan menjadi beberapa subtipe antara lain KSB subtipe

nodular, KSB subtipe pigmentasi, KSB subtipe superfisial, KSB subtipe

morpheafom, dan KSB subtipe fibroepitelioma.1

Subtipe Nodular

KSB tipe nodular adalah tipe KSB paling umum. KSB tipe nodular paling

sering terjadi pada kepala, leher, dan punggung atas. KSB tipe nodular mungkin

memiliki beberapa ciri, yaitu papula dengan cekungan di sentral, warna seperti

mutiara, terdapat erosi atau ulserasi, pendarahan spontan, pengerasan kulit, batas

tidak tegas, translusen, telangiektasis dan riwayat perdarahan dengan trauma

minor. Khasnya tipe nodular adalah lesi luas dengan bagian tengah terdapat

nekrosis (ulkus rodent).1

Gambar 2. KSB subtipe nodular1

Subtipe Pigmentasi

Karsinoma sel basal berpigmen adalah subtipe dari KSB nodular yang

menunjukkan peningkatan melanisasi. Karsinoma sel basal berpigmen muncul

sebagai papul hiperpigmentasi, berwarna coklat atau homogen (hitam merata).1

Page 5: Karsinoma Sel Basal-1

5

Gambar 3. Karsinoma sel basal pigmented1

Subtipe Superfisial

Tipe superfisial muncul biasanya pada batang tubuh dan bahu. Lesi berupa

patch eritema yang menyerupai eksema, sering multipel, berwarna merah jambu

atau merah, tumbuh perlahan dalam beberapa bulan atau tahun , mudah berdarah

dan dapat membentuk ulkus. Eksema yang tidak ada perbaikan dengan

pengobatan harus dicurigai sebagai KSB subtipe superfisial. 1,2

Gambar 4. KSB subtipe superfisial1

Subtipe Morpheaform

Page 6: Karsinoma Sel Basal-1

6

Subtipe Morpheaform adalah subtipe KSB yang pertumbuhannya

progresif dan gambaran klinis serta histologinya jelas. Lesi pada subtipe ini putih

dan terdapat scar. Scar yang muncul tanpa riwayat trauma sebelumnya atau tanpa

riwayat luka pada kulit akibat operasi. Biasanya ditemukan pada bagian tengah

wajah dan dapat menginfiltrasi saraf wajah.1

Gambar 5. KSB subtipe Morpheaform1

Subtipe Fibroepithelioma

Subtipe fibroepitelioma atau fibroepithelioma of pinkus memiliki

gambaran berupa satu atau beberapa nodul yang keras, permukaannya halus dan

berwarna sedikit kemerahan (pink), biasa terdapat pada pundak bagian bawah.1,2

DIAGNOSIS BANDING

Gambaran klinis KSB secara umum menyerupai gambaran klinis

karsinoma sel skuamosa dan melanoma maligna. Bedanya, KSB seringkali

meninggi dan memiliki pembuluh telangiektatis pada permukaannya, sedangkan

karsinoma sel skuamosa dan melanoma maligna berupa nodul menebal, bersisik,

berulserasi dan kadang-kadang berdarah. Khusus pada melanoma maligna lesinya

asimetri, tepi tidak beraturan, warna yang berbeda-beda, dan diameter yang lebih

besar dari 6 mm.2,6,8

Diagnosa banding untuk KSB subtipe nodular adalah nevus melanosit,

molluscum contagiosum, dan hiperplasia kelenjar sebasea senile. Subtipe nodular

Page 7: Karsinoma Sel Basal-1

7

biasanya nampak jelas ketika diameternya lebih dari beberapa milimeter. Pada lesi

awal, mungkin sulit dibedakan dari beberapa diagnosis tersebut. Nevus dapat

dikenali jika rambut tumbuh dari permukaan, dan pada molluscum contagiosum

atau hiperplasia kelenjar sebasea terdapat central keratin. Krusta di permukaan

dapat menyebabkan KSB sulit dibedakan dengan karsinoma sel skuamosa dan

molluscum contagiosum. Pada semua kasus KSB, debris atau skuamanya sangat

mudah dilepaskan.2,8

Subtipe pigmentasi dan ulserasi kadang-kadang sulit dibedakan dengan

melanoma maligna. Bentuk KSB biasanya bulat, terdapat telangiektasis dan

multinoduler serta tidak ada halo berpigmentasi. Warnanya cenderung coklat tua,

kontras dengan warna coklat keabu-abuan pada melanoma maligna.2

Subtipe superfisial merupakan KSB yang paling sulit dibedakan dengan

penyakit lain. Inspeksi mungkin menunjukkan adanya patches of eczema,

psoriasis atau suatu Bowen’s disease. Diagnosisnya bisa disingkirkan dengan

melepaskan krusta dan meregangkannya kemudian diinspeksi secara teliti.

Inspeksi hanya dapat menyingkirkan eczema atau psoriasis sedangkan untuk

menyingkirkan Bowen’s disease diperlukan pemeriksaan biopsi.2,8

DIAGNOSIS

Kanker kulit non melanoma, khususnya KSB membutuhkan suatu deteksi

dini dan ketepatan diagnosis. Hal ini berguna untuk menentukan modalitas terapi,

baik berdasarkan temuan secara klinis maupun patologi, serta bagaimana

pendekatan dan upaya pencegahan terhadap pasien dengan faktor resiko spesifik.

Deteksi dini KSB sangat bergantung pada pengenalan faktor resiko dan

karakteristik perkembangan tumor pada masing-masing kelompok resiko tersebut.

Deteksi dini KSB dapat ditentukan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik,

sedangkan untuk diagnosis pasti ditentukan dengan pemeriksaan histopatologi.2,3,4

Anamnesis

Page 8: Karsinoma Sel Basal-1

8

Pada anamnesis ditanyakan keluhan yang dirasakan pasien, perjalanan

penyakitnya serta faktor-faktor yang mungkin menjadi resiko untuk terjadinya

KSB.

Pasien biasanya mengeluhkan rasa gatal atau nyeri. Lesi mengalami

perubahan yang berarti dalam hal warna, ukuran dan konsistensinya. Perubahan

warna bisa menjadi lebih gelap, pucat ataupun terang. Ukurannya membesar

dalam waktu yang cukup singkat. Lesi melebar tak merata ke samping begitu juga

permukaannya semakin tak rata.

Ditanyakan apakah ada riwayat trauma sebelumnya pada lesi tersebut,

riwayat adanya ulkus dan riwayat infeksi yang sukar sembuh. Hal ini penting

karena dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya KSB sekaligus menjadi

gambaran bagaimana perkembangan lesi tersebut. Perdarahan yang terjadi

walaupun karena trauma ringan juga penting untuk ditanyakan.1,2

Pemeriksaan fisik

Lesi yang tampak pada KSB antara lain tidak berambut, warnanya mulai

dari hipopigmentasi hingga hiperpigmentasi, pada tipe tertentu warna khas seperti

mutiara (translusen). Penyebaran warna tidak homogen.

Permukaan lesi KSB biasanya tak rata, cekung ditengah dengan pinggir

agak menonjol (linear atau papular), kadang disertai skuamasi halus atau krusta

yang melekat, bila diangkat mudah timbul perdarahan. Perabaan berbeda-beda

sesuai dengan keadaan, dapat keras, kenyal, terasa nyeri, dan dalam taraf

permulaan mudah digerakkan dari dasarnya.

Pada KSB sering timbul tunas yang bersifat seperti tumor induknya.

Diameter terpanjang tumor membentuk sudut dengan garis RSTL (Rest Skin

Tension Line) dan telangiektasis kadang-kadang ditemukan mulai dari pinggir ke

arah sentralnya.2,4

Page 9: Karsinoma Sel Basal-1

9

Gambar 6. Gambaran klinis Karsinoma Sel Basal (A) tipe nodular dengan

telangiektasis (panah); (B) tipe nodulo-ulseratif : lebar; (C) plak eritem

superfisial disertai ulserasi yang terdapat pada tipe superficial; (D) patch

sklerotik (panah) di hidung yang terdapat pada tipe morphea; (E) nodul gelap

(panah) pada tipe pigmentasi4

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang dapat menunjang penegakkan diagnosis KSB antara

lain lampu wood dan biopsi kulit. Pemeriksaan lampu wood dilakukan dengan

cara menyinari lesi dengan lampu. Lesi akan tampak seperti gambaran mutiara.

Sedangkan biopsi kulit dilakukan dengan mengambil jaringan di seluruh area lesi.

Pisau yang digunakan adalah scalpel no. 15. Biopsi yang mencakup area pokok

dilakukan pada KSB subtipe morpheaform atau KSB yang berulang pada lesi

yang sudah menjadi scar.9

Page 10: Karsinoma Sel Basal-1

10

Gambar 7. (A) potongan melintang kulit : tampak lapisan jaringan epidermis, dermis dan subkutan serta daerah invasi tumor di bagian atasnya; (B) tampak nukleus hiperkromatik dan sel palisade pada KSB; (C) gambaran histopatologi KSB subtipe fibroepitelioma; (D) sel basal yang tipis dan irreguler pada KSB subtipe morphea4

PENATALAKSANAAN

Dalam hampir semua kasus, modalitas pengobatan yang dianjurkan untuk

KSB adalah operasi. Beberapa pengobatan topikal ada untuk beberapa bentuk

KSB, meskipun secara umum dengan tingkat kesembuhan kurang dibandingkan

modalitas bedah. Perawatan bervariasi menurut ukuran, kedalaman, dan lokasi

kanker. Idealnya, pilihan perawatan harus dievaluasi bersama-sama dengan dokter

bedah, dermatolog, dan radiotherapist dan harus didasarkan pada diagnosis

histologis.

A B

DC

Page 11: Karsinoma Sel Basal-1

11

Penatalaksanaan Umum10

Penatalaksanaan umum yang dapat dianjurkan untuk penderita KSB antara

lain : (a) lindungi kulit dari cahaya matahari dengan menggunakan topi, kemeja

lengan panjang, celana panjang atau rok panjang; (b) sebaiknya hindari sinar

matahari pada tengah hari karena sinar matahari yang paling kuat adalah pada

tengah hari; (c) gunakan tabir surya berkualitas tinggi setengah jam sebelum

berpergian minimal dengan SPF 15, yang menghambat sinar UVA dan UVB; (d)

periksa kulit secara teratur untuk mengetahui adanya berbagai perubahan yang

mengarah kepada keganasan (pertumbuhan baru di kulit yang membentuk tukak,

mudah berdarah, sukar sembuh, berubah warna, ukuran, struktur, terasa nyeri,

meradang atau gatal).

Penatalaksanaan Khusus

Penatalaksanaan khusus untuk penderita KSB terdiri dari penatalaksanaan bedah

dan non-bedah. Berikut penjelasan mengenai kedua modalitas penatalaksanaan

tersebut :

1. Non-bedah (terapi dengan Obat-obatan ) antara lain : 11, 12,13

a. 5-fluorourasil 5% (Efudex) topikal

5-fluorourasil (5-FU) dipakai dua kali sehari selama 2-12 minggu bisa

efektif dalam mengobati KSB superfisial, dengan angka kesembuhan

dilaporkan setinggi 93%. Penggunaan 5-fluorourasil untuk jenis KSB lain

pada umumnya tidak direkomendasikan karena tidak cukup menembus ke

dalam lapisan kulit untuk memberantas semua sel tumor. Iritasi dan

pengerasan kulit umum terjadi bila menggunakan obat ini. Tingkat

kekambuhan sangat tinggi. Efek samping 5-fluorourasil antara lain

pengerasan kulit, kemerahan, nyeri, peradangan, atau iritasi kulit. Efek

samping yang berat dapat berupa ruam, gatal-gatal, sulit bernapas, sesak

nafas, pembengkakan mulut, wajah, bibir, atau lidah, BAB berdarah,

perubahan warna kulit, menggigil, demam, parut atau luka di daerah yang

dirawat , kulit terbakar terus-menerus, pengerasan kulit, kemerahan, nyeri

terus menerus, peradangan berat, atau iritasi kulit yang luas, dan muntah.

Page 12: Karsinoma Sel Basal-1

12

Cara menggunakan Efudex antara lain menggunakan aplikator non-logam

atau memakai sarung tangan karet sambil mengoleskan krim Efudex,

mencuci lembut daerah di mana akan dioleskan krim Efudex, bilas dengan

air, keringkan dengan handuk, dan menunggu 10 menit sebelum

mengoleskan krim Efudex dan mencuci tangan segera setelah

mengoleskan krim Efudex.

b. Interferon alfa-2b

Interferon digunakan pada kasus KSB non rekuren primer dan kasus KSB

superfisial primer. Interferon diberikan melalui suntikan. 1,5 juta IU

interferon alfa-2b disuntikkan pada lesi 3 kali per minggu selama 3

minggu.

Efek samping interferon timbul beberapa jam setelah injeksi diberikan.

Efek samping dari pemberian interferon diantaranya adalah rasa seperti

gejala flu, demam, mengigil, nyeri kepala, nyeri otot dan sendi. Setelah

beberapa jam, gejala dari efek samping tersebut mereda dan hilang. Efek

samping jangka panjang yang dapat timbul adalah gangguan pembentukan

sel darah yaitu menurunnya jumlah sel granulosit (granulositopenia) dan

menurunnya jumlah trombosit (trombositopenia), mengantuk bahkan rasa

bingung.

c. Imiquimod

Krim Imiquimod 5 % membantu membunuh sel-sel yang tidak normal dan

menghentikan pertumbuhannya, tetapi tidak menyembuhkan. Penggunaan

Imiquimod (Aldara) disetujui FDA untuk pengobatan KSB superfisial

termasuk pada wajah. Beberapa studi telah menunjukkan imiquimod

kuratif pada semua pasien dengan KSB superfisial jika digunakan dua kali

sehari, dan berhasil pada 73-82% pasien bila digunakan sekali sehari

selama 6-12 minggu. Studi lebih kecil telah menunjukkan respon yang

sama untuk KSB nodular.

Efek samping penggunaan Imiquimod antara lain adalah kemerahan pada

kulit, kulit menjadi kering dan mudah pecah. Selain itu, juga menimbulkan

efek samping berat antara lain gatal yang hebat, rasa terbakar pada kulit,

Page 13: Karsinoma Sel Basal-1

13

perubahan warna kulit permanen, pembengkakan, timbul bula, erosi dan

ulkus.

Cara penggunaannya adalah dengan mengoleskan krim tipis-tipis sampai

setengah inchi diluar margin tumor. Setiap delapan jam cuci dengan

menggunakan sabun yang lembut. Krim ini biasanya digunakan lima kali

seminggu dan digunakan selama 6 minggu. Penggunaan krim biasanya

dimulai pada 3 kali per minggu dan meningkat ditoleransi untuk satu kali

sehari. Pada saat sedang menggunakan krim ini, pasien harus menghindari

terpapar sinar matahari.

d. GDC-0449

Obat yang diperkenalkan pada pertemuan 2008 dari Asosiasi Penelitian

Kanker Amerika yaitu GDC-0449 menunjukkan hasil yang menjanjikan

pada KSB yang berkembang lokal, moltifokal atau metastase. Senyawa

yang ditemukan pada GDC-0449 adalah bahan kimia sintetik yang

dirancang untuk mereproduksi cyclopamine . GDC-0449 yang

menghalangi jalur Hedgehog sehingga tidak terjadi ikatan antara PTCH

dan SMO. SMO yang tidak terikat akan menginisiasi aktivasi

pembentukkan gen GLI yang menghantarkan sinyal kepada inti sel untuk

pembentukkan sel.

Efek samping nya relatif kecil antara lain fungsi pengecapan lidah

berkurang, kerontokan rambut dan kehilangan berat badan. Dalam uji

klinis pertama GDC-0449, delapan sampai sembilan pasien merespon

pengobatan dengan penyusutan tumor atau stabilisasi. Penurunan jumlah

gen GLI ditemukan di kulit pasien setelah perawatan.

GDC-0449 oral digunakan satu kali sehari dan kemudian dua kali sehari

pada hari ke-8 sampai minggu ke 49 penggunaan GDC-0449. Pasien

dilakukan pemeriksaan darah, urin rutin, pemeriksaan sample rambut, dan

biopsi kulit secara periodic untuk menganalisa farmakokinetik dan

farmakodinamik. Plasma dan urine diperiksa secara terpisah dengan

menggunakan cairan kromatografi atau metode spektometri.

Page 14: Karsinoma Sel Basal-1

14

e. Radioterapi

Radioterapi baik dilakukan pada KSB karena bersifat radiosensitif.

Radioterapi digunakan untuk pasien yang memiliki kontraindikasi untuk

dilakukan operasi, misalnya, kondisi genetik predisposisi untuk kanker

kulit xeroderma pigmentosum, alergi terhadap obat bius, radiodermatitis,

kanker rekuren, sedang mendapat terapi antikoagulan, kecenderungan

untuk membentuk keloid, dan tumor terletak pada wajah. Meskipun

radioterapi digunakan secara luas di masa lalu karena angka kesembuhan

tinggi (95%), sekarang jarang digunakan karena menghabiskan banyak

waktu dan biaya. Radioterapi kurang efektif untuk tumor di luar muka.

Metode pengobatan dengan sinar dilakukan dengan cara pemberian sinar

luar (radiasi eksterna) dan sinar dalam (brakhiterapi) yang masing-masing

mempunyai kelebihan dan kekurangan. Untuk memperoleh hasil yang

optimal seringkali kedua metode diberikan secara kombinasi. Sesuai

dengan istilahnya maka sinar dalam diberikan dengan cara langsung pada

jaringan kankernya, bisa dengan menancapkan sumber radiasi (berupa

jarum) langsung ke jaringan kanker seperti pada kanker lidah atau prostat,

atau dengan menempatkannya pada struktur anatomis seperti pada kanker

rahim. Dengan cara demikian hanya jaringan kanker saja yang

memperoleh dosis sinar, sedangkan jaringan normal sekitarnya praktis

tidak memperolehnya.

2. Bedah 2,15,16,17,18

Ada beberapa macam modalitas penatalaksanaan KSB melalui

prosedur bedah, yaitu bedah listrik dan bedah scalpel. Bedah listrik terdiri

dari electrodesiccation dan kuretase (tanpa electrodesiccation). Sedangkan

bedah scalpel terdiri dari bedah eksisi, bedah plastik, Mohs Mikrografi,

cryosurgery dan bedah laser. Bedah Mohs Mikrografi merupakan salah

satu prosedur bedah yang dapat dilakukan oleh seorang spesialis kulit.

Mohs operasi dilakukan dalam empat langkah, yaitu pengangkatan

jaringan tumor; pemetaan potongan jaringan, pembekuan dan pemotongan

jaringan antara 5 mm dan 10 mm menggunakan cryostat , dan pewarnaan

Page 15: Karsinoma Sel Basal-1

15

dengan hematoksilin dan eosin (H & E); interpretasi slide mikroskop

(patologi); dan rekonstruksi defek bedah.

Prosedur ini biasanya dilakukan oleh seorang dokter setelah pasien

dibius secara lokal. Sebuah pisau bedah kecil digunakan untuk memotong

di sekitar tumor yang terlihat. Sebuah margin bedah digunakan sangat

kecil, biasanya dengan 4 sampai 6 mm di luar margin tumor. Setelah

setiap pembedahan jaringan, spesimen diproses, potong pada cryostat dan

ditempatkan pada slide, diwarnai dengan H & E dan kemudian dibaca

oleh ahli bedah Mohs / ahli patologi yang memeriksa bagian sel-sel

kanker. Jika kanker ditemukan, lokasi yang ditandai pada peta (gambar

jaringan) diperlihatkan kepada ahli bedah untuk mengangkat jaringan

kanker dari tubuh pasien Prosedur ini diulang sampai tidak ada kanker

lebih lanjut yang ditemukan.

Keuntungan operasi Mohs adalah angka kesembuhannya tertinggi

dibandingkan modalitas pengobatan lainnya (99% untuk karsinoma basal

sel primer) dan merupakan terapi pilihan untuk KSB infiltrasi, KSB

mikronodular, KSB morpheaform, dan KSB berulang.

Kekurangan operasi Mohs adalah memerlukan waktu lama dan

mungkin tidak tersedia di beberapa tempat karena harganya mahal. Pasien

mungkin memerlukan anestesi tambahan sebelum memulai setiap tahap.18

KESIMPULAN

KSB adalah tumor ganas yang berasal dari sel pluripotensial pada lapisan

basal epidermis, yaitu sel non-keratinosit. Insiden penderita KSB meliputi 75 %

dari seluruh kanker kulit non melanositik.

KSB disebabkan seringnya terpapar sinar ultraviolet. Pasien yang terpapar

arsenik, pasien dengan imunosupresif kronis, sindrom nevus sel basal, dan

sindrom Bazex merupakan predisposisi untuk terjadinya KSB. UV-menyebabkan

mutasi pada gen supresor tumor p53 dan PTCH sehingga menstimulasi

penghantaran sinyal terus menerus untuk pembentukan sel. Umumnya, KSB

Page 16: Karsinoma Sel Basal-1

16

didiagnosa bila ada lesi yang berdarah dalam waktu yang singkat kemudian

sembuh sempurna.

KSB terjadi pada bagian tubuh yang terekspos sinar matahari, terutama

mengenai kepala dan leher, tapi dapat juga mengenai bagian tubuh yang lain.

Diagnosa KSB ditegakkan dari hasil biopsi kulit. KSB terbagi menjadi beberapa

subtipe antara lain KSB subtipe nodular, KSB subtipe pigmentasi, KSB subtipe

superfisial, KSB subtipe morpheafom, dan KSB subtipe fibroepitelioma.

Pengobatan antara lain terapi menggunakan obat-obatan dan terapi melalui

tindakan bedah. Obat-obatan yang digunakan pada terapi KSB antara lain 5-FU,

interferon, imiquimod, dan GDC-0449. Metode bedah yang paling umum adalah

electrodesiccation dan kuretase (tanpa electrodesiccation), eksisi, operasi Mohs

Mikrografi, cryosurgery, operasi plastik, dan bedah laser. Operasi Mohs memiliki

angka kesembuhannya tertinggi dibandingkan modalitas pengobatan lainnya (99%

untuk karsinoma basal sel primer, 90-95% untuk KSB berulang) dan merupakan

terapi pilihan pada hampir semua subtipe KSB (KSB infiltrasi, KSB

mikronodular, KSB morpheaform, dan KSB berulang).

Page 17: Karsinoma Sel Basal-1

17

DAFTAR PUSTAKA

1. John A, David J. Basal Cell Carcinoma. In: Wolff, Goldsmith LA, Katz SI,

Gilcherst BA, Paller AS, Leffel DJ, editors. Fitzpatrick’s Dermatology in

General Medicine. 8th ed. United states of America: McGraw-Hills

Companies, Inc; 2012:p.1294-1302

2. Mackel, Quinn. Non-Melanoma Skin Cancer and Other Epidermal Skin

Tumours. In: Burns, Stephen, Neil, Christopher, editors. Rooks Text Book

of Dermatology. 7th ed. Oxford: Blackwell Publishing Ltd; 2004:p.1803-

1826

3. James WD, Berger TG, Elston DM. Basal Cell Carcinoma. Andrew’s

Diseases of The Skin Cinical Dermatology. 10th ed. Philadelphia: Elsevier

Inc; 2006:p.646-650

4. Bhawan, Jag. Premalignant and Malignant Epithelial Neoplasms. In:

Grant-Kels, Jane M, editors. Color Atlas of Dermatopathology. New York:

Informa Healthcare USA, Inc; 2007:p.191-208

5. Erba P, Farhadi J, Wettstein R, Arnold A, Harr T, Pierer G. Morphoeic

Basal Cell Carcinoma of The Face. Scand J Plast Reconstr Surg Hand

Surg. 2007;41(4):184-8

6. Samarasinghe V, Madan V, Lear J. Focus on Basal Cell Carcinoma.

Journal of Skin Cancer. 2010;2011:1-5

7. Tang J, So P, Epstein E. Novel Hedgehog pathway targets against Basal

Cell Carcinoma. NIH Public Access. Toxicol Appl Pharmacol.

2007;224(3):257-264

8. Fresini A, Rossiello L, Severino BU, Del Prete M, Satriano RA. Giant

Basal Cell Carcinoma. Skinmed. 2007;6(4):204-5

9. Klein RD, Dykas DJ, Bale AE. Clinical Testing for The Nevoid Basal Cell

Carcinoma Syndrome in a DNA Diagnostic Laboratory. Genet Med.

2005;7(9):611-9

10. Wicking C, McGlinn E. The Role of Hedgehog Signalling in

Tumorigenesis. Cancer Lett. 2001;173(1):1-7

Page 18: Karsinoma Sel Basal-1

18

11. Griffin JR, Cohen PR, Tschen JA, et al. Basal Cell Carcinoma in

Childhood: Case Report and Literature Review. J Am Acad Dermatol.

2007:S99-7

12. Miller BH, Shavin JS, Cognetta A, et al. Nonsurgical Treatment of Basal

Cell Carcinomas with Intralesional 5-Fluorouracil/Epinephrine Injectable

Gel. J Am Acad Dermatol. 1997;36(1):72-7

13. Geisse JK, Rich P, Pandya A, Gross K, Andres K, Ginkel A. Imiquimod

5% cream for the treatment of superficial basal cell carcinoma: a double-

blind, randomized, vehicle-controlled study. J Am Acad Dermatol. 2002;

47(3):390-8

14. Von Hoff DD, et al. "Efficacy data of GDC-0449, a systemic Hedgehog

pathway antagonist, in a first-in-human, first-in-class phase I study with

locally advanced, multifocal, or metastatic basal cell carcinoma

patients". AACR Meeting. 2008

15. Lewis JE. Keloidal basal cell carcinoma. Am J Dermatopathol. 2007;

29(5):485

16. Kempf RA. Systemic therapy of skin carcinoma. Cancer Treat Res. 1995;

78:137-62

17. Mukamal KJ. Alcohol consumption and self-reported sunburn: a cross-

sectional, population-based survey. J Am Acad Dermatol. 2006;

55(4):584-9

18. Barlow JO, Zalla MJ, Kyle A, DiCaudo DJ, Lim KK, Yiannias

JA. Treatment of basal cell carcinoma with curettage alone. J Am Acad

Dermatol. 2006;54(6):1039-45

Page 19: Karsinoma Sel Basal-1

19

TUGAS

Rumus ABCDE untuk diagnosis kanker kulit

(American Academy of Dermatology, AAD 2009)

A – Asymmetry (asimetris): Apakah lesi simetris atau tidak. Pada kanker kulit,

jika digambarkan sebuah garis di tengah lesi, tampak area lesi tak sama pada

kedua sisinya.

B – Border (batas): Lesi kanker kulit biasanya memiliki batas yang tidak jelas

C – Color (warna): Lesi yang lebih dari satu memerlukan evaluasi dari dokter.

Lesi yang normal biasanya memiliki satu warna, termasuk perubahannya semakin

terang atau semakin gelap.

D – Diameter (diameter): Lesi dapat dicurigai suatu kanker jika diameternya

lebih dari 1/4 inch atau 6mm.

E - Elevation/Evolving (penonjolan): Bagaimana perubahan penonjolan lesi di

atas permukaan kulit dan bagaimana permukaan lesi itu sendiri.