Status Preskes CA Dr Reviono
-
Upload
christine-notoningtiyas-santoso -
Category
Documents
-
view
33 -
download
1
description
Transcript of Status Preskes CA Dr Reviono
BAB I
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS
Nama Pasien : Ny. R
Usia : 39 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Sudah menikah
Pekerjaan : Pegawai pabrik
Agama : Islam
Alamat : Kedung Menjangan 03/03, Purbalingga
Tanggal Masuk : 16 Juli 2013
Tanggal pemeriksaan : 27 Juli 2013
No. RM : 01207371
B. DATA DASAR
ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Batuk
2. Riwayat Penyakit Sekarang (Autoanamnesis)
Pasien mengeluh batuk kurang lebih sejak satu tahun sebelum
masuk rumah sakit. Batuk dirasakan hilang timbul dan kambuh-kambuhan.
Batuk muncul saat pasien kelelahan setelah melakukan aktivitas sehari-
hari. Pasien mengeluh batuk kering tidak berdahak. Batuk terasa semakin
memberat sejak tiga bulan sebelum masuk rumah sakit. Batuk dirasakan
setiap hari. Batuk disertai dahak berwarna putih kental dan terdapat bercak
darah, banyaknya +/- satu setengah sendok makan dan dirasakan 3 hari
SMRS. Batuk juga dirasakan pasien menganggu hingga pasien terbangun
saat tidur. Batuk terasa membaik setelah pasien beristirahat. Sejak
merasakan adanya keluhan tersebut pasien sering pergi ke dokter namun
tidak terdapat perbaikan.
Pasien juga mengeluh adanya sesak nafas sejak kurang lebih
sebulan sebelum masuk rumah sakit. Sesak dirasakan muncul setiap pasien
batuk terutama setelah beraktivitas. Sesak membaik setelah batuk berhenti
dengan beristirahat. Sesak tidak dipengaruhi perubahan posisi. Saat pasien
sesak, pasien juga mengeluh adanya nyeri dada terutama dada bagian kiri
sejak satu bulan sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dada dirasakan ampeg
namun tidak menjalar. Nyeri dada juga membaik setelah batuk dan
sesaknya berhenti. Demam (-), badan terasa lemas (+), penurunan berat
badan (+) 20 kilogram sejak sembilan bulan yang lalu, penurunan nafsu
makan (+), nyeri ulu hati (+), keringat malam (-), BAK dan BAB tidak ada
keluhan.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat OAT : (+) selama 6 bulan (16 tahun yang lalu)
b. Riwayat asma : disangkal
c. Riwayat alergi : disangkal
d. Riwayat darah tinggi : disangkal
e. Riwayat sakit gula : disangkal
f. Riwayat sakit jantung : disangkal
g. Riwayat mondok : (+) bulan Januari 2013 di RS. Margono,
dilakukan CT-Scan dan dirujuk ke RSDM
4. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat TB : disangkal
b. Riwayat asma : disangkal
c. Riwayat alergi : disangkal
d. Riwayat darah tinggi : disangkal
e. Riwayat penyakit jantung : disangkal
f. Riwayat sakit gula : disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
a. Riwayat merokok : Suami pasien merokok sejak + 20 tahun
yang lalu, 24 batang sehari. Index
Brinkman 20 x 24 = 480 (sedang).
b. Riwayat memasak : menggunakan kayu bakar
c. Riwayat minum alkohol : disangkal
d. Riwayat olahraga : jarang
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang wanita usia 39 tahun. Pasien bekerja sebagai
pegawai pabrik wig bagian pengolahan yang sering terpapar polusi pabrik
selama 10 tahun. Pasien tidak pernah menggunakan masker saat bekerja.
Beberapa teman sekerja pasien juga merasakan keluhan yang sama. Saat
ini pasien berobat dengan fasilitas Jamkesmas.
7. Riwayat Gizi
Sebelum sakit pasien makan 3 kali sehari, sebanyak masing-
masing 1 piring nasi sayur dengan lauk tempe, tahu dan kadang-kadang
ayam atau ikan. Berat badan pasien sebelum sakit 57 kg dan tinggi badan
155 cm. Berat badan setelah sakit 37 kg.
C. ANAMNESA SISTEMIK
Keluhan utama : Batuk
Kulit : Sawo matang, kering (-), pucat (-), menebal (-), gatal
(-), luka (-), kuning (-).
Kepala : Sakit kepala(-),pusing (-), rambut mudah dicabut(-),
rambut mudah rontok (-)
Mata : Pandangan kabur (-/-), pandangan dobel (-/-),
berputar-putar (-/-), berkunang-kunang (-/-)
Hidung : Pilek (-), mimisan (-), hidung tersumbat (-), gatal (-).
Telinga : Berdenging (-), keluar cairan (-), darah (-).
Mulut : Terasa kering (-), bibir biru (-), pucat (-),
sariawan(-), gusi berdarah (-), gigi berlubang (-),
bibir pecah-pecah (-), luka pada sudut bibir (-).
Tenggorokan : Nyeri telan (-), gatal (-).
Sistem Respirasi : Batuk (+), dahak (+) minimal, batuk bercak darah
(+) minimala, sesak nafas (+), nyeri dada (+), mengi
(-).
Sistem Cardiovaskuler : Nyeri dada (-), terasa tertekan (-), rasa berdebar (-),
sesak nafas karena aktivitas (-)
Sistem Gastrointestinal : Nyeri ulu hati (+), Mual (+), muntah (-), nafsu
makan menurun (+), BAB (+) normal.
Sistem Genitourinaria : Nyeri saat BAK (-), panas (-), darah (-), nanah (-),
anyang-anyangan(-), sering menahan kencing (-),
BAK warna seperti teh (-).
Sistem Muskuloskeletal: Lemas (+),nyeri otot (-),nyeri sendi (-), bengkak
sendi (-).
Ekstremitas : Atas Kanan/ Kiri: Luka (-), nyeri (-), tremor (-),
kesemutan (-), ujung jari dingin (-), clubbing finger
(+/+).
Bawah Kanan/Kiri: Luka (-), nyeri (-), tremor (-),
kesemutan (-), bengkak (-), ujung jari dingin (-).
Neuropsikiatri : Kejang (-), emosi tidak stabil (-), kesemutan(-),
lumpuh (-), gelisah (-), mengigau(-).
D. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 27 Juli 2013
Keadaan umun : sakit sedang, compos mentis, gizi kesan kurang
Status gizi : BB= 37 kg
TB= 155 cm
BMI=15,4
Kesan: kurang
Vital Sign : Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 76x/menit
Respiratory rate : 22x/menit
Temperatur : 36,7oC
SaO2 : 95% (O2 ruangan)
Mata : Konjunctiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
Leher : JVP ≠ meningkat, pembesaran limfonodi servikal (-),
leher kaku (-).
Thorax : Bentuk normochest, simetris, retraksi intercostal (-),
spider nevi (-), pernafasan abdominal, sela iga melebar (-),
pembesaran KGB axilla (-/-).
Cor : Bunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, bising (-)
Pulmo : Anterior :
I: Statis : normochest, simetris, retraksi (-)
Dinamis : Pengembangan dada kiri < kanan, dada kiri
tertinggal saat respirasi
retraksi(-)
P: Fremitus raba kiri > kanan
P: Sonor/redup
A: SDV (+/ - ), wheezing (-/-), RBH/RBK (-/-), suara
egofoni (-/+), whispered pectoreloquy (-/-)
Posterior :
I: Statis : normochest, simetris, retraksi (-)
Dinamis : Pengembangan dada kiri < kanan, dada kiri
tertinggal saat respirasi
retraksi(-)
P: Fremitus raba kiri > kanan
P: Sonor/redup
A: SDV (+/ - ), wheezing (-/-), RBH/RBK (-/-), suara
egofoni (-/+), whispered pectoreloquy (-/-)
Abdomen : Supel, nyeri tekan ulu hati (+), hepar dan lien tidak teraba
Extremitas :
Atas : pitting oedem (-/-), akral dingin (-/-), luka (-/-), clubbing finger (+/+),
spoon nail (-/-)
Bawah : pitting oedem (-/-), akral dingin (-/-), luka (-/-), clubbing finger (-/-),
spoon nail (-/-)
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium Darah
16/07/2013 Satuan Nilai Rujukan
Hb 13,1 gr/dl 12,0 – 15,6
Hematokrit 40 % 33-45
AE (uL) 4,93 106/uL 4,10-5,90
AL 14 103/uL 4,5-11,00
AT 526 103/uL 150-450
GDS 107 mg/dl 60-140
Ureum 40 mg/dl <50
Kreatinin 0,8 mg/dl 0,6 – 1,1
Na+ 137 mmol/L 136-145
K+ 4,4 mmol/L 3,5-5,1
Cl 106 mmol/L 98-106
SGOT 16 UI/L 0-35
SGPT 6 UI/L 0-45
Pemeriksaan Cairan pleura
16/07/2013 Satuan Nilai rujukan
MAKROSKOPI
S
Warna
Kuning
kemerahan
Kejernihan Keruh Keruh
Bekuan negatif Bekuan
Protein 4,8 gram/dl > 3
Glukosa 81 Mg/dl < 70
LDH 278 U/L >200
Jumlah sel 1310 /ul >1000
Hitung jenis MN 80 % 30-75
Hitung jenis
PMN
20 % < 10
Kesan : cairan eksudat
Pemeriksaan bilasan bronkus (22 Juli 2013): BTA (-)
Pemeriksaan Foto Thorax PA / Lateral (Tanggal 19 Juli 2013)
Identitas : Ny. R
Foto Thorak proyeksi PA diambil di RSUD Dr. Moewardi tanggal 19 Juli
2013
Kekerasan cukup
Simetris
Trakea di tengah
Hemidiafragma kanan normal kiri tertutup perselubungan
Cor: Besar dan bentuk sulit dievaluasi, kesan terdorong ke kanan
Pulmo tampak granuler pattern di lapang paru kanan, paru kiri
tertutup perselubungan
Sinus costophrenicus kanan anterior posterior tajam kiri anterior
posterior tumpul
Retrosternal dan retrocardiac space tertutup perselubungan
Sistema tulang baik
Kesan :
Efusi pleura kiri, adanya massa masih dapat dimungkinkan
Granuler pattern di lapang paru kanan merupakan gambaran pulmonal
metastasis (miliar type)
Pemeriksaan EKG (16 Juli 2013)
Sinus Ritmis
Heart rate 117 x / menit (takikardi)
Normoaxis
F. Resume
Pasien batuk hilang timbul dan kambuh-kambuhan sejak satu tahun
sebelum masuk rumah sakit, semakin memberat sejak tiga bulan sebelum
masuk rumah sakit. Batuk berdahak berwarna putih kental, bercak darah
(+), banyaknya +/- satu setengah sendok makan. Sesak nafas (+), nyeri
dada bagian kiri (+), demam (-), badan terasa lemas (+), penurunan berat
badan (+) tanpa penyebab jelas, penurunan nafsu makan (+), nyeri ulu hati
(+), keringat malam (-), BAK dan BAB tidak ada keluhan.
Dari pemeriksaan fisik tanggal 27 Juli 2013 didapatkan keadaan
umum pasien tampak sakit sedang, compos mentis, gizi
kesan kurang. Tekanan darah: 110/70 mmHg; nadi: 76x/menit; RR:
22x/menit; T: 36,7oC; SaO2: 95% (O2 ruangan). Konjunctiva anemis (+/+),
clubbing finger (+/+), pada pemeriksaan paru pengembangan dada
kiri < kanan, dada kiri tertinggal saat respirasi, fremitus raba kiri > kanan,
sonor/redup, SDV (+/ - ), suara egofoni (-/+), whispered pectoreloquy (-/-).
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan AL
14000/ul; AT 526000/ul. Pemeriksaan cairan pleura kesan
cairan eksudat. Pemeriksaan foto thorax PA / Lateral kesan efusi
pleura kiri, adanya massa masih dapat dimungkinkan
Abnormalitas
Anamnesis:
1. Batuk sejak +1 tahun SMRS, memberat 3 bulan SMRS dan
semakin memberat 1 bulan SMRS.
2. Batuk berdahak berwarna putih kental, bercak darah (+), sesak
nafas (+), nyeri dada bagian kiri (+), badan terasa lemas (+),
penurunan berat badan (+) tanpa penyebab jelas.
Pemeriksaan fisik:
1. Tampak sakit sedang
2. Gizi kesan kurang
3. Kedua konjunctiva anemis
4. Clubbing finger (+/+)
5. Pengembangan dada kiri < kanan, dada kiri tertinggal
saat respirasi, fremitus raba kiri > kanan,
sonor/redup, SDV (+/ - ), suara egofoni (-/+),
whispered pectoreloquy (-/-)
Pemeriksaan Penunjang:
1. AL
2. AT
G. Diagnosis
Tumor paru kiri jenis (?) ps 70-80 dengan efusi pleura kiri dan sindrom
paraneoplastik
H. Terapi
O2 2 lpm
IVFD RL 16 tpm
Inj. Ceftriaxone 2 gram/24jam
Inj.Ketorolac 30 mg/12jam
OBH syr 3 x 1 C
Vitamin B complex 3 x CI
I. Planning
Sitologi sputum
Sitologi cairan pleura
Konsul jantung
Cek PT/APTT
Bronkoskopi
TTNA
USG abdomen
J. Prognosis
Ad vitam : dubia ad malam
Ad sanam : dubia ad malam
Ad fungsionam : dubia ad malam
FOLLOW UP
17 Juli 2013 18 Juli 2013SUBJEKTIF Nyeri daerah WSD (+)
Evaluasi WSD : undulasi sulit dievaluasi, buble sulit dievaluasi, emfisema subkutis (-), CP (+), CP malam keluar 800 cc
Nyeri ulu hati (+)Evaluasi WSD : undulasi sulit dievaluasi, buble (-), emfisema subkutis (-), CP (+) 1600cc seroushemoragis, total CP 3900 cc
OBYEKTIF KU:CM, sedang, gizi kesan baikVS : TD=110/70HR=88x/mntRR= 22x/ menitS= 36,7o CSpO2=95%Pain score=4Kepala :MesocephalMata : CA (-/-), SI (-/-),reflex cahaya (+/+), pupil isokor (3mm/3mm) Leher : KGB membesar (-)Thoraks : retraksi (-) JantungBunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, bising (-) PulmoI : Pengembangan dada kiri<kananP : fremitus raba kiri<kananP : redup/sonorA : SDV (↓/+ ), ST (-/-)AbdomenI : dinding dada // dinding perutA : bising usus (+) normalP : tympani, pekak alih(-)P : supel, hepar tidak teraba, lien tidak
teraba Ekstremitas :Akral dingin
- - - -
Oedem - - - -
Jari tabuh + + + +
CRT < 2”
KU:CM, sedang, gizi kesan baikVS : TD=110/65HR=88x/mntRR= 20x/ menitS= 36,7o CSpO2=96%Pain score=2Kepala :MesocephalMata : CA (-/-), SI (-/-),reflex cahaya (+/+), pupil isokor (3mm/3mm) Leher : KGB membesar (-)Thoraks : retraksi (-) JantungBunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, bising (-) PulmoI : Pengembangan dada kiri<kananP : fremitus raba kiri<kananP : redup/sonorA : SDV (↓/+ ), ST (-/-)AbdomenI : dinding dada // dinding perutA : bising usus (+) normalP : tympani, pekak alih(-)P : supel, hepar tidak teraba, lien tidak
teraba Ekstremitas :Akral dingin
- - - -
Oedem - - - -
Jari tabuh + + + +
CRT < 2”Pemeriksaan Penunjang
Sitologi cairan pleuraKesimpulan : tidak didapat sel ganas
-
ASS Tumor paru kiri jenis (?) Ps 70-80 dengan efusi pleura sinistra dan sindrom paraneoplastik
Tumor paru kiri jenis (?) Ps 70-80 dengan efusi pleura sinistra dan sindrom paraneoplastik
TERAPI 1. O2 2 lpm2. IVFD RL 20 tpm3. Inj. Ceftriaxone 2 gram/24jam4. Inj.Ketorolac 30 mg/24jam5. OBH syr 3 x CI6. Vitamin B complex 3 x 17. Antasid sirup 3xCI
1. O2 2 lpm2. IVFD RL 20 tpm3. Inj. Ceftriaxone 2 gram/24jam4. Inj.Ketorolac 30 mg/24jam5. Inj. Ranitide 50mg/12jam6. OBH syr 3 x CI7. Vitamin B complex 3 x 18. Antasid sirup 3xCI
PLANNING Tunggu hasil sitology sputum dan CPBronkoskopiTTNAUSG abdomen dan ginekologiSputum BTA K/R 3 kali
Tunggu hasil sitology sputum dan CPBronkoskopiTTNAUSG abdomen dan ginekologiRonsen thoraks setelah evaluasi CP maks
EDUKASI Edukasi keluarga tentang penyakit, tentang menjaga kebersihan
Edukasi keluarga tentang penyakit, tentang menjaga kebersihan
19 Mei 2013 20 Mei 2013SUBJEKTIF Batuk (-), nyeri ulu hati (+)
Evaluasi WSD : undulasi (-), buble (-), emfisema subkutis (-), CP (+) 300cc seroushemoragis, total CP 4200 cc
Batuk (+), dahak (-)Evaluasi WSD : undulasi (-), buble (-), emfisema subkutis (-), CP (+) 100cc, total CP 4300 cc
OBYEKTIF KU:CM, sedang, gizi kesan baikVS : TD=110/70HR=88x/mntRR= 22x/ menitS= 36,7o CSpO2=95%Pain score=2Kepala :MesocephalMata : CA (-/-), SI (-/-),reflex cahaya (+/+), pupil isokor (3mm/3mm) Leher : KGB membesar (-)Thoraks : retraksi (-) JantungBunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, bising (-) PulmoI : Pengembangan dada kiri<kananP : fremitus raba kiri<kananP : redup/sonorA : SDV (↓/+ ), ST (-/-)AbdomenI : dinding dada // dinding perutA : bising usus (+) normalP : tympani, pekak alih(-)P : supel, hepar tidak teraba, lien tidak
teraba Ekstremitas :
KU:CM, sedang, gizi kesan baikVS : TD=110/70HR=88x/mntRR= 22x/ menitS= 36,7o CSpO2=97%Pain score=2Kepala :MesocephalMata : CA (-/-), SI (-/-),reflex cahaya (+/+), pupil isokor (3mm/3mm) Leher : KGB membesar (-)Thoraks : retraksi (-) JantungBunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, bising (-) PulmoI : Pengembangan dada kiri<kananP : fremitus raba kiri<kananP : redup/sonorA : SDV (↓/+ ), ST (-/-)AbdomenI : dinding dada // dinding perutA : bising usus (+) normalP : tympani, pekak alih(-)P : supel, hepar tidak teraba, lien tidak
teraba Ekstremitas :
Akral dingin - - - -
Oedem - - - -
Jari tabuh + + + +
CRT < 2”
Akral dingin - - - -
Oedem - - - -
Jari tabuh + +
CRT < 2”Pemeriksaan Penunjang
- Hasil Spirometri % KV 70,97%%KVP 67,63%% VEP1 54,51%VEP1 % 68,64 %Kesan : Restriksi ringan, Obstruki sedang
Hasil sputum dari bilasan bronkusPengecatan BTA sputum S(-)P (-) S (-)Pengecatan BTA dari bahan lain : negatif
ASS Tumor paru kiri jenis (?) Ps 70-80 dengan efusi pleura sinistra dan sindrom paraneoplastik)
Tumor paru kiri jenis (?) Ps 70-80 dengan efusi pleura sinistra dan sindrom paraneoplastik
TERAPI 1. O2 2 lpm2. IVFD RL 20 tpm3. Inj. Ceftriaxone 2 gram/24jam4. Inj.Ranitidine 50 mg/12jam5. OBH syr 3 x CI6. Vitamin B complex 3 x 17. Antasid sirup 3xCI8. Paracetamol 3x500mg
1. O2 2 lpm2. IVFD RL 20 tpm3. Inj. Ceftriaxone 2 gram/24jam4. DMP 3x15. Vitamin B complex 3 x 16. Paracetamol 3x500mg7. Antasid sirup 3xCI
PLANNING Tunggu hasil sitology sputum dan CPBronkoskopiTTNAUSG abdomen dan ginekologiRonsen thoraks hari ini
SpirometriBronkoskopiTTNA
EDUKASI Edukasi keluarga tentang penyakit, tentang menjaga kebersihan
Edukasi keluarga tentang penyakit, tentang menjaga kebersihan
21 Mei 2013 22 Mei 2013SUBJEKTIF Batuk (-), dahak (-)
Evaluasi WSD : undulasi (-), buble (-), emfisema subkutis (-), CP (+) 100cc seroushemoragis, total CP 4400 cc
Batuk (+) ↓, sesak (+)↓Evaluasi WSD : undulasi (-), buble (-), emfisema subkutis (-), CP (-), total CP 4400 cc
OBYEKTIF KU:CM, sedang, gizi kesan baikVS : TD=110/70HR=88x/mntRR= 22x/ menitS= 36,7o CSpO2=97%Pain score=2Kepala :
KU:CM, sedang, gizi kesan baikVS : TD=110/70HR=88x/mntRR= 22x/ menitS= 36,7o CSpO2=96%Pain score=2Kepala :
MesocephalMata : CA (-/-), SI (-/-),reflex cahaya (+/+), pupil isokor (3mm/3mm) Leher : KGB membesar (-)Thoraks : retraksi (-) JantungBunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, bising (-) PulmoI : Pengembangan dada kiri<kananP : fremitus raba kiri<kananP : redup/sonorA : SDV (↓/+ ), ST (-/-)AbdomenI : dinding dada // dinding perutA : bising usus (+) normalP : tympani, pekak alih(-)P : supel, hepar tidak teraba, lien tidak
teraba Ekstremitas :Akral dingin
- - - -
Oedem - - - -
Jari tabuh + + + +
CRT < 2”
MesocephalMata : CA (-/-), SI (-/-),reflex cahaya (+/+), pupil isokor (3mm/3mm) Leher : KGB membesar (-)Thoraks : retraksi (-) JantungBunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, bising (-) PulmoI : Pengembangan dada kiri<kananP : fremitus raba kiri<kananP : redup/sonorA : SDV (↓/+ ), ST (-/-)AbdomenI : dinding dada // dinding perutA : bising usus (+) normalP : tympani, pekak alih(-)P : supel, hepar tidak teraba, lien tidak
teraba Ekstremitas :Akral dingin
- - - -
Oedem - - - -
Jari tabuh + + + +
CRT < 2”Pemeriksaan Penunjang
- Hasil bronkoskopiKesimpulan : karina tumpul dan stenosis infiltratif mulai dari orificium BUKI, dilakukan bilasan
Kultur cairan bronkus : no growth
Sitologi sel epitel bronkus : tidak didapat sel ganas
ASS Tumor paru kiri jenis (?) Ps 70-80 dengan efusi pleura sinistra dan sindrom paraneoplastik)
Tumor paru kiri jenis (?) Ps 70-80 dengan efusi pleura sinistra dan sindrom paraneoplastik
TERAPI 1. O2 2 lpm2. IVFD RL 20 tpm3. Inj. Ceftriaxone 2 gram/24jam4. DMP 3x15. Vitamin B complex 3 x 16. Antasid sirup 4xCth II a.c7. Paracetamol 3x500mg
1. O2 2 lpm2. IVFD NaCl 0,9% 20 tpm3. IVFD. Ciprofloxaxin 200mg/12jam
(skin test)4. DMP 3x15. Vitamin B complex 3 x 16. Paracetamol 3x500mg7. Antasid sirup 4xCth II a.c
PLANNING BCTTNA
BC hari iniTTNA
EDUKASI Edukasi keluarga tentang penyakit, tentang menjaga kebersihan
Edukasi keluarga tentang penyakit, tentang menjaga kebersihan
23 Mei 2013 24 Mei 2013SUBJEKTIF Batuk (-), dahak (-)
Evaluasi WSD : undulasi (-), buble (-), emfisema subkutis (-), CP (-), total CP 4400 cc
-Evaluasi WSD : undulasi (-), buble (-), emfisema subkutis (-), CP (-), total CP 4400 cc
OBYEKTIF KU:CM, sedang, gizi kesan baikVS : TD=110/70HR=88x/mntRR= 22x/ menitS= 36,7o CSpO2=97%Pain score=2Kepala :MesocephalMata : CA (-/-), SI (-/-),reflex cahaya (+/+), pupil isokor (3mm/3mm) Leher : KGB membesar (-)Thoraks : retraksi (-) JantungBunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, bising (-) PulmoI : Pengembangan dada kiri<kananP : fremitus raba kiri<kananP : redup/sonorA : SDV (↓/+ ), ST (-/-)AbdomenI : dinding dada // dinding perutA : bising usus (+) normalP : tympani, pekak alih(-)P : supel, hepar tidak teraba, lien tidak
teraba Ekstremitas :Akral dingin
- - - -
Oedem - - - -
Jari tabuh + + + +
CRT < 2”
KU:CM, sedang, gizi kesan baikVS : TD=90/60HR=88x/mntRR= 22x/ menitS= 36,7o CSpO2=96%Pain score=2Kepala :MesocephalMata : CA (-/-), SI (-/-),reflex cahaya (+/+), pupil isokor (3mm/3mm) Leher : KGB membesar (-)Thoraks : retraksi (-) JantungBunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, bising (-) PulmoI : Pengembangan dada kiri<kananP : fremitus raba kiri<kananP : redup/sonorA : SDV (↓/+ ), ST (-/-)AbdomenI : dinding dada // dinding perutA : bising usus (+) normalP : tympani, pekak alih(-)P : supel, hepar tidak teraba, lien tidak
teraba Ekstremitas :Akral dingin
- - - -
Oedem - - - -
Jari tabuh + + + +
CRT < 2”Pemeriksaan Penunjang
Sitologi TTNA : TTB lesi paru sinistra : adenocarcinoma
TTNA : Adenocarcinoma T4 N? M1a, PS 70-80→ terapi : Pleurodesis bleomisin 3 tahun, kemoterapi etopuside 105 mg, cisplatin 63 mg
ASS Tumor paru kiri jenis (?) Ps 70-80 dengan efusi pleura sinistra dan sindrom paraneoplastik)
Ca paru kiri jenis adenocarcinoma T4NoM1a SH dengan efusi pleura sinistra dan sindrom paraneoplastik
TERAPI 1. O2 2 lpm2. IVFD NaCl 0,9% 20 tpm3. IVFD. Ciprofloxaxin 200mg/12jam
1. O2 2 lpm2. IVFD NaCl 0,9% 20 tpm3. IVFD. Gentamisin 160mg/24jam
(skin test ulang)4. DMP 3x15. Vitamin B complex 3 x 16. Paracetamol 3x500mg7. Antasid sirup 4xCth II a.c
(skin test)4. DMP 3x15. Vitamin B complex 3 x 16. Paracetamol 3x500mg7. Antasid sirup 4xCth II a.c
PLANNING Tunggu hasil TTNAUSG thoraks marker di poli paru
Konsul pro kemoterapiEvakuasi CP→USG thoraks marker di poli paru
EDUKASI Edukasi keluarga tentang penyakit, tentang menjaga kebersihan
Edukasi keluarga tentang penyakit, tentang menjaga kebersihan
25 Mei 2013SUBJEKTIF -
Evaluasi WSD : undulasi (-), buble (-), emfisema subkutis (-), CP (-)
OBYEKTIF KU:CM, sedang, gizi kesan baikVS : TD=110/60HR=88x/mntRR= 22x/ menitS= 36,7o CSpO2=97%Pain score=2Kepala :MesocephalMata : CA (-/-), SI (-/-),reflex cahaya (+/+), pupil isokor (3mm/3mm) Leher : KGB membesar (-)Thoraks : retraksi (-) JantungBunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, bising (-) PulmoI : Pengembangan dada kiri<kananP : fremitus raba kiri<kananP : redup/sonorA : SDV (↓/+ ), ST (-/-)AbdomenI : dinding dada // dinding perutA : bising usus (+) normalP : tympani, pekak alih(-)P : supel, hepar tidak teraba, lien tidak
teraba Ekstremitas :Akral dingin
- - - -
Oedem - - - -
Jari tabuh + + + +
CRT < 2”Pemeriksaan Penunjang
-
ASS Ca paru kiri jenis adenocarcinoma T4NoM1a Stadium IV PS 70-80 dengan efusi pleura sinistra dan sindrom paraneoplastik
TERAPI 1. O2 2 lpm2. IVFD NaCl 0,9% 20 tpm3. IVFD. Gentamisin 160mg/24jam4. DMP 3x15. Vitamin B complex 3 x 16. Paracetamol 3x500mg7. Antasid sirup 4xCth II a.c
PLANNING Pleurodesis dengan bleomisin ( 25 Juli 2013)Kemoterapi dengan regimen etopuside dan cisplatin (rencana 26 Juli 2013)
EDUKASI Edukasi keluarga tentang penyakit, tentang menjaga kebersihan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Tumor adalah neoplasma pada jaringan yaitu pertumbuhan jaringan baru
yang abnormal. Paru merupakan organ elastis berbentuk kerucut dan letaknya
didalam rongga dada. Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh
diparu, sebagian besar kanker paru berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat
juga berasal dari bagian tubuh lain yang terkena kanker. Kanker paru adalah
pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat terkendali dalam jaringan paru
yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan terutama asap
rokok (Ilmu Penyakit Dalam, 2001). Jenis tumor paru dibagi untuk tujuan
pengobatan, meliputi SCLC (Small Cell Lung Cancer) dan NSLC (Non Small
Cell Lung Cancer/Karsinoma Skuamosa, adenokarsinoma, karsinoma sel
besar). Karsinoma bronkogenik adalah tumor ganas paru primer yang berasal
dari saluran napas (Hood Al sagaff, dkk 1993). Lebih dari 90% kanker paru
berawal dari bronkus, hingga kanker ini disebut karsinoma bronkogenik, yang
terdiri dari:
1) Karsinoma sel skuamus
2) Karsinoma sel kecil
3) Karsinoma sel besar
4) Adenokarsinoma paru
Karsinoma sel alveolar berasal dari alveoli di dalam paru-paru. Kanker
ini bisa merupakan pertumbuhan tunggal, tetapi seringkali menyerang lebih
dari satu daerah di paru-paru. Tumor paru-paru yang lebih jarang terjadi
adalah:
1) Adenoma (bisa ganas atau jinak)
2) Hamartoma kondromatous (jinak)
3) Sarkoma (ganas)
Limfoma merupakan kanker dari sistem getah bening, yang bisa
berasal dari paru-paru atau merupakan penyebaran dari organ lain. Banyak
kanker yang berasal dari tempat lain menyebar ke paru-paru. Biasanya kanker
ini berasal dari payudara, usus besar, prostat, ginjal, tiroid, lambung, leher
rahim, rektum, buah zakar, tulang dan kulit. Jenis sel kanker paru secara garis
besar dibagi atas 2 kelompok :
a. Kanker Paru jenis karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK/Non Small Cell
Lung Cancer = NSCLC). Jenis NSCLC ini terbagi lagi menjadi :
- Karsinoma epidermoid atau karsinoma sel skuamosa. Jenis ini
adalah jenis kanker paru paling umum. Hal ini berkembang dalam
sel yang menggarisi saluran udara. Jenis kanker ini seringkali
disebabkan karena rokok.
- Adenokarsinoma: jenis ini berkembang dari sel-sel yang
memproduksi lendir (dahak) pada permukaan saluran udara
(airways). Jenis ini adalah jenis sel kanker terbanyak dan terutama
pada perokok.
b. Kanker paru jenis karsinoma sel kecil (KPKSK / Small Cell Lung Cancer
= SCLC)
Merupakan 20% dari seluruh kanker paru, yang bersifat lebih agresif tetapi
sangat responsif dengan pengobatan. Lainnya adalah merupakan jenis
yang jarang ditemukan misalnya karsinoid, karsinoma
bronkoalveolar. Mesotheolima adalah jenis kanker yang menyerang
mesothelium, yaitu membran tipis yang melapisi dada (pleura) dan
abdomen (peritoneum). Kadang terjadi pada orang-orang yang terekspos
dengan asbestos.
2. ETIOLOGI
Seperti kanker pada umumnya, etiologi yang pasti dari karsinoma
bronkogenik masih belum diketahui, namun diperkirakan bahwa inhalasi
jangka panjang dari bahan karsinogenik merupakan faktor utama, tanpa
mengesampingkan kemungkinan peranan predisposisi hubungan keluarga
ataupun suku bangsa/ras serta status immunologis. Bahan inhalasi
karsinogenik yang banyak disorot adalah rokok.
- Pengaruh rokok:
Bahan-bahan karsinogenik dalam asap rokok adalah antara lain :
polomium 210 dan 3,4 benzypyrene. Penggunaan filter dikatakan dapat
menurunkan resiko terkenanya karsinoma bronkogenik, namun masih tetap
lebih tinggi dibanding dengan bukan perokok.
Dalam jangka panjang yaitu, 10-20 tahun, merokok:1-10 batang/hari
meningkatkan resiko 15 kali 20 30 batang/hari meningkatkan resiko 40-50 kali
40-50 batang /hari meningkatkan resiko 70-80 kali.
- Pengaruh Industri
Yang paling banyak dihubungkan dengan karsinogenik adalah
asbestos, yang dinyatakan meningkatkan resiko kanker 6-10 kali. Menyusul
kemudian industri bahan-bahan radioaktif, penambang uramium mempunyai
resiko 4 kali populasi pada umumnya. Paparan industri ini baru nampak
pengaruhnya setalah 15-20 tahun.
- Pengaruh Penyakit Lain
Tuberkulosi paru banyak dikaitkan sebagai faktor predisposisi
karsinoma brinkogenik, melalui mekanisme hyperplasi – metaplasi -
karsinoma insitu-karsinoma - bronkogenik sebagai akibat adanya jaringan
parut tuberkulosis.
- Pengaruh Genetik dan Status imunologis
Pada tahun 1954, Tokuhotu dapat membuktikan adanya pengaruh
keturunan yang terlepas daripada faktor paparan lingkungan, hal ini membuka
pendapat bahwa karsinoma bronkogenik dapat diturunkan. Penelitian akhir-
akhir ini condong bahwa faktor yang terlibat dengan enzim Aryl Hidrokarbon
Hidroksilase (AHH). Status immonologis penderita yang dipantau dari cellular
mediated menunjukan adanya korelasi antara derajat deferensiasi sel, stadia
penyakit, tanggapan terhadap pengobatan serta prognosis. Penderita yang
energi umumnya tidak memberikan tanggapan terhadap pengobatan dan lebih
cepat meninggal.
(Burhan E, 2004)
3. PATOGENESIS
Sebab-sebab keganasan tumor masih belum jelas, tetapi virus, faktor
lingkungan, faktor hormonal dan faktor genetik semuanya berkaitan dengan
resiko terjadinya tumor. Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya
zat yang bersifat intiation yang merangasang permulaan terjadinya perubahan
sel. Diperlukan perangsangan yang lama dan berkesinambungan untuk
memicu timbulnya penyakit tumor. Inisiasi agen biasanya bisa berupa nunsur
kimia, fisik atau biologis yang berkemampuan bereaksi langsung dan
merubah struktur dasar dari komponen genetik ( DNA ). Keadaan selanjutnya
diakibatkan keterpaparan yang lama ditandai dengan berkembangnya
neoplasma dengan terbentuknya tumor, hal ini berlangsung lama meingguan
sampai tahunan.
Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak
terkendali dalam jaringan paru. Patogenesis kanker paru belum benar-benar
dipahami. Sepertinya sel mukosal bronkial mengalami perubahan metaplastik
sebagai respon terhadap paparan kronis dari partikel yang terhirup dan
melukai paru. Sebagai respon dari luka selular, proses reaksi dan radang akan
berevolusi. Sel basal mukosal akan mengalami proliferasi dan terdiferensiasi
menjadi sel goblet yang mensekresi mukus. Sepertinya aktivitas metaplastik
terjadi akibat pergantian lapisan epitelium kolumnar dengan epitelium
skuamus, yang disertai dengan atipia selular dan peningkatan aktivitas mitotik
yang berkembang menjadi displasia mukosal. Rentang waktu proses ini
belum dapat dipastikan, hanya diperkirakan kurang lebih antara 10 hingga 20
tahun (Underwood, 2000 ).
4. PROSEDUR DIAGNOSTIK
a. Anamnesis
Gambaran klinik penyakit kanker paru tidak banyak berbeda dari penyakit
paru lainnya, terdiri dari keluhan subjektif dan temuan objektif. Dari
anamnesis didapat keluhan utama dan perjalanan penyakit, serta faktor-
faktor lain yang sering berperan dalam tegaknya diagnosis. Keluhan utama
dapat berupa:
Batuk-batuk dengan /tanpa dahak (dahak putih, dapat juga purulen)
Batuk darah
Sesak napas
Suara serak
Sakit dada
Sulit / sakit menelan
Benjolan di pangkal leher
Sembab muka dan leher, kadang-kadang disertai sembab lengan
dan rasa nyeri yang hebat
Tidak jarang yang pertama terlihat adalah gejala atau keluhan akibat
metastasis di luar paru, seperti kelainan yang timbul karena kompresi
hebat di otak, pembesaran hepar atau patah tulang. Ada pula gelaja atau
keluhan tidak khas seperti:
Berat badan berkurang
Nafsu makan hilang
Demam hilang timbul
Sindrom paraneoplastik, seperti hypertrophic pulmonary
osteoartheopathy, trombosis vena perifer dan neuropathia
b. Pemeriksaan jasmani
Pemeriksaan ini harus dilakukan secara menyeluruh dan teliti. Tumor paru
ukuran kecil dan terletak diperifer dapat memberikan gambaran normal
pada pemeriksaan. Tumor ukuran besar, terlebih bila disertai atelektasis
sebagai sebab kompresi bronkus, efusi pleura atau penekanan vena kava
akan memberikan hasil yang lebih jelas.
Pemeriksaan ini dapat memberikan data untuk menentukan stage penyakit,
seperti pembesaran KGB atau tumor di luar paru. Dapat pula ditemukan
metastase ke organ lain yang terdeteksi dengan perabaab hepar,
pemeriksaan funduskopi untuk mendeteksi peningian tekanan intraorbital
dan terjadinya fraktur sebagai akibat metatasis ke tulang.
c. Pemeriksaan Diagnostik
1. Radiologi
- Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral serta Tomografi
dada. Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat
mendeteksi adanya kanker paru. Menggambarkan bentuk, ukuran
dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara pada bagian hilus,
effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau vertebra.
- Bronkhografi. Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
2. Laboratorium.
- Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe). Dilakukan untuk
mengkaji adanya/ tahap karsinoma.
- Pemeriksaan fungsi paru dan GDA. Dapat dilakukan untuk
mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.
- Tes kulit, jumlah absolute limfosit. Dapat dilakukan untuk
mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker paru).
3. Histopatologi.
- Bronkoskopi. Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan
pembersihan sitologi lesi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat
diketahui).
- Biopsi Trans Torakal (TTB). Biopsi dengan TTB terutama untuk
lesi yang letaknya perifer dengan ukuran < 2 cm, sensitivitasnya
mencapai 90 – 95 %.
- Torakoskopi. Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang
lebih baik dengan cara torakoskopi.
- Mediastinosopi. Umtuk mendapatkan tumor metastasis atau
kelenjar getah bening yang terlibat.
- Torakotomi. Totakotomi untuk diagnostik kanker paru dikerjakan
bila bermacam – macam prosedur non invasif dan invasif
sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.
4. Pencitraan
- CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan
pleura.
- MRI, untuk menunjukkan keadaan mediastinum.
5. KLASIFIKASI
Klasifikasi menurut WHO untuk Neoplasma Pleura dan Paru – paru:
1) Karsinoma Bronkogenik.
a. Karsinoma epidermoid (skuamosa).
Kanker ini berasal dari permukaan epitel bronkus. Perubahan epitel
termasuk Metaplasia, atau displasia akibat merokok jangka panjang,
secara khas mendahului timbulnya tumor. Terletak sentral sekitar
hilus, dan menonjol kedalam bronki besar. Diameter tumor jarang
melampaui beberapa centimeter dan cenderung menyebar langsung ke
kelenjar getah bening hilus, dinding dada dan mediastinum.
b. Karsinoma sel kecil (termasuk sel oat).
Biasanya terletak ditengah disekitar percabangan utama bronki.Tumor
ini timbul dari sel – sel Kulchitsky, komponen normal dari epitel
bronkus. Terbentuk dari sel – sel kecil dengan inti hiperkromatik
pekat dan sitoplasma sedikit. Metastasis dini ke mediastinum dan
kelenjar limfe hilus, demikian pula dengan penyebaran hematogen ke
organ – organ distal.
c. Adenokarsinoma (termasuk karsinoma sel alveolar).
Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat
mengandung mukus. Kebanyakan timbul di bagian perifer segmen
bronkus dan kadang – kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut
local pada paru – paru dan fibrosis interstisial kronik. Lesi seringkali
meluas melalui pembuluh darah dan limfe pada stadium dini, dan
secara klinis tetap tidak menunjukkan gejala – gejala sampai
terjadinya metastasis yang jauh.
d. Karsinoma sel besar.
Merupakan sel – sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk
dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam – macam.
Sel – sel ini cenderung untuk timbul pada jaringan paru - paru perifer,
tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat –
tempat yang jauh.
e. Gabungan adenokarsinoma dan epidermoid.
f. Lain – lain.
- Tumor karsinoid (adenoma bronkus).
- Tumor kelenjar bronchial.
- Tumor papilaris dari epitel permukaan
- Tumor campuran dan Karsinokarsinoma
- Sarcoma
- Tak terklasifikasi
- Mesotelioma
- Melanoma
6. TINGKATAN KANKER PARU
Tingkatan (staging) kanker paru ditentukan oleh tumor (T),
keterlibatan kelenjar getah bening (N) dan penyebaran jauh (M). Beberapa
pemeriksaan tambahan harus dilakukan dokter spesialis paru untuk
menentukan staging penyakit. Pada pertemuan pertama akan dilakukan foto
toraks (foto polos dada). Jika pasien membawa foto yang telah lebih dari 1
minggu pada umumnya akan dibuat foto yang baru. Foto toraks hanya dapat
metentukan lokasi tumor, ukuran tumor, dan ada tidaknya cairan. Foto toraks
belum dapat dirasakan cukup karena tidak dapat menentukan keterlibatan
kelenjar getah bening dan metastasis luar paru. Bahkan pada beberapa kondisi
misalnya volume cairan yang banyak, paru kolaps, bagian luas yang menutup
tumor, dapat memungkinkan pada foto, tidak terlihat. Sama seperti pencarian
jenis histologis kanker, pemeriksaan untuk menetukan staging juga tidak
harus sama pada semua pasien tetapi masing masing pasien mempunyai
prioritas pemeriksaan yang berbeda yang harus segera dilakukan dan
tergantung kondisinya pada saat datang.
Staging (Penderajatan atau Tingkatan) Kanker Paru
Staging kanker paru dibagi berdasarkan jenis histologis kanker paru, apakah
SLCC atau NSLCC. Tahapan ini penting untuk menentukan pilihan terapi
yang harus segera diberikan pada pasien. Staging berdasarkan ukuran dan
lokasi : tumor primer, keterlibatan organ dalam dada/dinding dada (T),
penyebaran kelenjar getah bening (N), atau penyebaran jauh (M).
Tahapan perkembangan kanker paru dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Tahap Kanker Paru Jenis Karsinoma Sel Kecil (SLCC)
- Tahap terbatas, yaitu kanker yang hanya ditemukan pada satu bagian
paru-paru saja dan pada jaringan disekitarnya.
- Tahap ekstensif, yaitu kanker yang ditemukan pada jaringan dada di
luar paru-paru tempat asalnya, atau kanker ditemukan pada organ-organ
tubuh yang jauh. Created by: Mahasiswa b. Tahap Kanker Paru Jenis
Karsinoma Bukan Sel Kecil (NSLCC).
- Tahap tersembunyi, merupakan tahap ditemukannya sel kanker pada
dahak (sputum) pasien di dalam sampel air saat bronkoskopi, tetapi
tidak terlihat adanya tumor di paru-paru.
- Stadium 0, merupakan tahap ditemukannya sel-sel kanker hanya pada
lapisan terdalam paru-paru dan tidak bersifat invasif.
- Stadium I, merupakan tahap kanker yang hanya ditemukan pada paru-
paru dan belum menyebar ke kelenjar getah bening sekitarnya.
- Stadium II, merupakan tahap kanker yang ditemukan pada paru-paru
dan kelenjar getah bening di dekatnya.
- Stadium III, merupakan tahap kanker yang telah menyebar ke daerah di
sekitarnya, seperti dinding dada, diafragma, pembuluh besar atau
kelenjar getah bening di sisi yang sama atau pun sisi berlawanan dari
tumor tersebut.
- Stadium IV, merupakan tahap kanker yang ditemukan lebih dari satu
lobus paru-paru yang sama, atau di paru-paru yang lain. Sel-sel kanker
telah menyebar juga ke organ tubuh lainnya, misalnya ke otak, kelenjar
adrenalin, hati, dan tulang.