Preskes Pneumonia

39
Presentasi Kasus SEORANG ANAK PEREMPUAN DENGAN PNEUMONIA Oleh: Maulia Prismadani G99112093/F-19-2013 Mega Astriningrum G99112095/F-21-2013 Pembimbing: Ismiranti Andarini, dr., Sp.A, M. Kes.

Transcript of Preskes Pneumonia

Page 1: Preskes Pneumonia

Presentasi Kasus

SEORANG ANAK PEREMPUAN DENGAN PNEUMONIA

Oleh:

Maulia Prismadani G99112093/F-19-2013

Mega Astriningrum G99112095/F-21-2013

Pembimbing:

Ismiranti Andarini, dr., Sp.A, M. Kes.

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI

SURAKARTA

2013

Page 2: Preskes Pneumonia

HALAMAN PENGESAHAN

Presentasi kasus ini disusun untuk memenuhi persyaratan kepaniteraan klinik

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/RSUD DR

Moewardi Surakarta. Presentasi kasus dengan judul :

“SEORANG ANAK PEREMPUAN DENGAN PNEUMONIA”

Hari/tanggal : Juni 2013

Oleh:

Maulia Prismadani G99112093/F-19-2013

Mega Astriningrum G99112095/F-21-2013

Mengetahui dan menyetujui,

Pembimbing Presentasi Kasus

Ismiranti Andarini, dr., Sp.A, M. Kes.

2

Page 3: Preskes Pneumonia

BAB I

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. A

Umur : 2 bulan 7 hari

Jenis Kelamin : Perempuan

Nama Ayah : Tn. G

Pekerjaan Ayah : Buruh

Nama Ibu : Ny. S

Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Alamat : Baladan RT 03 RW 02 Gedong Karanganyar

Tanggal Masuk : 22 Juni 2013

Tanggal Pemeriksaan : 24 Juni 2013

II. ANAMNESIS

Alloanamnesis diperoleh dari ibu kandung pasien tanggal 22 Juni 2013

A. Keluhan Utama : Sesak napas

B. Riwayat Penyakit Sekarang :

Sejak + 1 minggu sebelum masuk rumah sakit pasien batuk disertai

dahak dan demam. Batuk terjadi hilang timbul sepanjang hari, tanpa

disertai pilek dan demam dirasakan sumer-sumer. Selain itu pasien

juga muntah saat pasien batuk, muntah sebanyak 2 kali + 1/4 gelas

belimbing berupa susu dan dahak, dahak pasien berwarna kekuningan

dengan konsistensi encer.

Sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, batuk dirasakan

bertambah berat dan ngikil disertai dahak, tanpa disertai pilek. Selain

itu, pasien juga mulai muncul sesak napas. Demam dirasakan juga

semakin meningkat. Oleh ibu pasien diberikan obat sirup penurun

3

Page 4: Preskes Pneumonia

panas tetapi tidak kunjung membaik. Pasien masih mau minum tetapi

berkurang dari sebelumnya, tersedak (-).

Sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, batuk dan sesak napas

semakin bertambah berat, kemudian oleh orangtua pasien akhirnya

dibawa ke dokter anak di karanganyar. Setelah dilakukan pemeriksaan,

pasien langsung dirujuk ke RSUD Dr. Moewardi karena sesak napas

yang bertambah berat. Saat masuk rumah sakit, pasien tampak lemah

dan sesak.

Saat di rumah dari pagi sampai siang ini pasien buang air besar

sebanyak 4x konsistensi lembek, ampas >>, berwarna kuning, lendir

(-), darah (-), nyemprot (-). BAK terakhir + 2 jam sebelum masuk

rumah sakit, jumlah sedikit, berwarna kuning.

C. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat alergi obat/makanan : disangkal

Riwayat mondok sebelumnya : (+) ketika berumur 20 hari dan 32

hari karena sesak napas

D. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat batuk pilek : disangkal

Riwayat alergi obat/makanan : disangkal

E. Riwayat Kehamilan dan Prenatal

Pemeriksaan rutin : oleh bidan di karanganyar

Frekuensi : Trimester I : 1x/ bulan

Trimester II : 2x/ bulan

Trimester III : 3x/ bulan

Tidak ada keluhan atau sakit selama kehamilan. Obat-obatan yang

diminum selama kehamilan : vitamin dan pil penambah darah dari

bidan.

4

Page 5: Preskes Pneumonia

F. Riwayat Kelahiran

Pasien lahir di rumah sakit, lahir dengan sectio caesaria atas indikasi

perdarahan, langsung menangis, gerak aktif, usia kehamilan 38

minggu, berat badan lahir 2850 gram, panjang badan ibu pasien tidak

ingat. Riwayat ketuban pecah dini (-).

G. Riwayat Postnatal

Baru mendapatkan imunisasi 1x berupa hepatitis setelah lahir.

H. Riwayat Imunisasi

Status Imunisasi

Jenis 0 I II III IV

Hepatitis B 0 bulan

Polio

BCG

DPT

Campak

Kesan : imunisasi tidak sesuai dengan jadwal DEPKES dan IDAI 2011

I. Riwayat Perkembangan

a. Bahasa

Bersuara “aah/ooh” : 2 bulan

b. Personal sosial

Tersenyum : 2 bulan

Kesan : perkembangan sesuai dengan umur

J. Riwayat Nutrisi dan Kebiasaan Makan Anak

- Pasien mendapat ASI sejak lahir sampai sekarang. Minum ASI

selama 20-30 menit setiap 3 jam sekali. Pasien juga mendapatkan

susu formula sejak berusia 1 bulan, mendapat + 60 cc per hari.

5

Page 6: Preskes Pneumonia

K. Riwayat Keluarga Berencana :

Ibu pasien menggunakan program KB suntik.

L. Pohon Keluarga

Generasi I

Generasi II

Generasi III

III. PEMERIKSAAN FISIS

a. Pemeriksaan Fisis

KU : tampak lemah, tampak sesak compos mentis, gizi kesan baik

VS : HR : 136x/menit, regular, isi tegangan cukup, simetris

RR : 80x/menit, tipe thorakoabdominal

t : 38,6ºC (per axiller)

SiO2 : 91%

Kulit : warna sawo matang, kelembaban baik, ujud kelainan kulit

(-)

Kepala : normocephal, lingkar kepala = 50cm, UUB belum menutup,

rambut hitam tidak mudah rontok dan sukar dicabut.

Mata : reflek cahaya (+/+), pupil isokor (2mm/2mm), konjunctiva

anemis (-/-), mata cekung (-/-), air mata (+/+)

Hidung : nafas cuping hidung (+/+), sekret (-/-)

Telinga : sekret (-/-)

6

An. A2 bulan 7 hari

Page 7: Preskes Pneumonia

Mulut : sianosis (-), mukosa basah (+), uvula di tengah, tonsil T1 –

T1, faring hiperemis (sde)

Leher : KGB tidak membesar

Thorax : normochest, retraksi (+) subcosta

Pulmo : I = pengembangan dada kanan sama dengan kiri

P = fremitus raba dada kanan sama dengan kiri

P = sonor/sonor

A = SDV (+/+), ST (+/+), RBK (+/+), RBH (+/+),

wheezing (-/-)

Cor : I = ictus cordis tidak tampak

P = ictus cordis tidak kuat angkat

P = batas jantung kesan tidak melebar

A = BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)

Abdomen : I = dinding perut sejajar dinding dada

A = bising usus (+) normal

P = timpani

P = supel, nyeri tekan (-), hepar teraba + 2 cm bawah arcus

costa dextra dan lien tidak teraba, turgor kembali cepat

Ekstremitas: akral dingin edema

CRT < 2 detik ADP teraba kuat

Status Neurologi Kesadaran : compos mentis Reflek cahaya

: +/+ Pupil Isokor : 2mm/2mm Meningeal sign Kaku

kuduk : -

o Brudzinsky I : -

o Brudzinsky II : -

o Kernig Sign : -

Reflek Fisiologis

o R. Biceps : +2/+2

o R. Triceps : +2/+2

7

Page 8: Preskes Pneumonia

o R. Pattela : +2/+2

o R. Achilles : +2/+2

Refleks Patologis

o R. Babinsky : -/-

o R. Oppenheim : -/-

o R. Chaddock : -/-

o R. Gordon : -/-

Kekuatan Motorik :

:

a. Pemeriksaan Status Gizi

Secara Antropometris

- Umur : 2 bulan 7 hari

- Berat badan : 3100 gram

- Panjang badan : 53 cm

- Lingkar Kepala : 40 cm

Berdasarkan Tabel Z-score WHO 2005, didapatkan

BB/U = < -3 SD

PB/U = < -3 SD

BB/PB = -3 SD < BB/PB < -2 SD

Kesan gizi kurang dengan severe stunted secara antropometris

b. Pemeriksaan Penunjang

1) Pemeriksaan Laboratorium tanggal 22 juni 2013

8

+5 +5 +5 +5 +5 +5

+5 +5 +5 +5 +5 +5

Page 9: Preskes Pneumonia

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Darah Lengkap

Hemoglobin 10.8 9.4-11.2 g/dl

Hematokrit 33 28-35 %

Leukosit 19.2 5-19.5 103/ul

Trombosit 395 150-450 103/ul

Eritrosit 4.00 3.1-4.3 106/ul

Hitung Jenis

Eosinofil 0.70 0.0-4.0 %

Basofil 0.10 0-1 %

Netrofil Batang 0 %

Netrofil Segmen 74.80 18.00-74.00 %

Limfosit 15.30 60.00-66.00 %

Monosit 9.10 0.00-6.00 %

Protein Plasma - 6-8 g/dl

MCV 82.6 80.0-96.0 fL

MCH 27.0 28.00-33.00 Pg

MCHC 32.7 33.00-36.00 g/dl

RDW 16.1 11.6-14.6 %

GDS 87 50-80 mg/dL

9

Page 10: Preskes Pneumonia

2) Pemeriksaan Radiologi tanggal 22 Juni 2013

Kesan: Pneumonia

IV. RESUME

Anamnesis: Anak perempuan usia 2 bulan 7 hari datang dengan

keluhan sesak sejak 1 hari SMRS. Sejak + 1 minggu sebelum masuk

rumah sakit pasien batuk berdahak tanpa disertai pilek dan demam

sumer-sumer. Selain itu pasien juga muntah saat pasien batuk, muntah

sebanyak 2 kali + 1/4 gelas belimbing berupa susu dan dahak, dahak

pasien berwarna kekuningan dengan konsistensi encer.

Sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, batuk dirasakan bertambah

berat dan ngikil disertai dahak dan mulai muncul sesak napas. Demam

dirasakan juga semakin meningkat. Oleh ibu pasien diberikan obat

sirup penurun panas tetapi tidak kunjung membaik. Pasien masih mau

minum tetapi berkurang dari sebelumnya, tersedak (-).

10

Page 11: Preskes Pneumonia

Sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, batuk dan sesak napas

semakin bertambah berat, oleh orangtua pasien akhirnya dibawa ke

dokter anak di karanganyar kemudian dirujuk ke RSUD Dr. Moewardi

karena sesak napas yang bertambah berat. Saat masuk rumah sakit,

pasien tampak lemah dan sesak.

Saat di rumah dari pagi sampai siang ini pasien buang air besar

sebanyak 4x konsistensi lembek, ampas >>, berwarna kuning, lendir

(-), darah (-), nyemprot (-). BAK terakhir + 2 jam sebelum masuk

rumah sakit, jumlah sedikit, berwarna kuning. Kemudian pasien

dibawa ke RSDM.

Pemeriksaan fisik: Keadaan umum tampak lemah, kompos mentis, gizi

baik (antropometri), suhu 38,6˚C. Napas cuping hidung (+), retraksi

(+) subcosta, pada auskultasi pulmo didapatkan RBK (+/+) dan RBH

(+/+). Pemeriksaan penunjang Hb, Ht, AL, AT, dan AE dalam batas

normal.

V. DAFTAR MASALAH

1. Sesak napas

2. Batuk disertai dahak

3. Demam

4. Nafsu makan turun

5. Napas cuping hidung

6. Retraksi subcosta

7. Auskultasi pulmo didapatkan RBK dan RBH

8. Gizi kurang dengan severe stunted secara

antropometris

VI. DIAGNOSIS BANDING

1. Pneumonia

2. Bronkiolitis

11

Page 12: Preskes Pneumonia

VII. DIAGNOSIS KERJA

1. Pneumonia

2. Gizi kurang (antropometri)

VIII. PENATALAKSANAAN

a. O2 head box 5 lpm

b. Diet ASI/ASB 8x 10-15 cc via NGT (naik bertahap)

c. Infus D1/4S 10cc/jam = 10 tpm mikro

d. Injeksi Ampicillin 80 mg/6 jam IV

e. Injeksi Chloramphenicol 80 mg/ 6 jam IV

f. Parasetamol 3 x 36 mg (1,5 cc) per oral

IX. PLANNING

A. Penegakkan Diagnosis

Analisis Gas Darah

Foto Rontgen Thorax

B. Monitoring

1. Keadaan umum dan tanda vital tiap 4 jam.

2. Balance cairan dan diuresis tiap 8 jam.

C. Edukasi

1. Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit, kondisi pasien saat

ini dan terapinya.

2. Pertahankan intake makanan minuman.

3. Kompres hangat bila demam.

X. PROGNOSIS

Ad vitam : dubia

Ad sanam : dubia

Ad fungsionam : dubia

12

Page 13: Preskes Pneumonia

FOLLOW UP PASIEN

Follow up 23 Juni 2013 24 Juni 2013 25 Juni 2013

S Batuk (+), sesak (+)

demam (+)

minum (+)

muntah (-)

BAK (+) warna kuning

Batuk (+) berkurang, sesak

(+) berkurang

demam (+)

minum (+)

muntah (-)

BAK (+) banyak, warna

kuning

BAB (+) 1x, lembek, warna

kuning

Batuk (+) berkurang, sesak

(+) berkurang

demam (+)

kembung (+)

muntah (-)

BAK (+)warna kuning

BAB (-)

O Tampak lemah, tampak sesak,

apatis, gizi kurang

Tampak lemah, compos

mentis, gizi kurang

Tampak lemah, compos

mentis, gizi kurang

Tanda Vital HR : 180 x/menit

RR : 32 x/menit

S : 38oC (per axiler)

HR : 162 x/menit

RR : 40 x/menit

S : 38,5oC (per axiler)

HR : 132 x/menit

RR : 44 x/menit

S : 39,1oC (per axiler)

Kepala Normocephal Normocephal Normocephal

Mata reflek cahaya (+/+), pupil

isokor (2mm/2mm),

konjunctiva anemis (-/-)

reflek cahaya (+/+), pupil

isokor (2mm/2mm),

konjunctiva anemis (-/-)

reflek cahaya (+/+), pupil

isokor (2mm/2mm),

konjunctiva anemis (-/-)

Hidung napas cuping hidung (+/+),

sekret (-/-)

napas cuping hidung (+/+),

sekret (-/-)

napas cuping hidung (+/+),

sekret (-/-)

Mulut sianosis (-), mukosa basah (+),

pharynx hiperemis (-), tonsil

T1-T1 hiperemis (-/-)

sianosis (-), mukosa basah

(+), pharynx hiperemis (-),

tonsil T1-T1 hiperemis (-/-)

sianosis (-), mukosa basah

(+), pharynx hiperemis (-),

tonsil T1-T1 hiperemis (-/-)

Thorax retraksi (+) subcostal

Cor : BJ I-II intensitas normal,

reguler, bising (-)

Pulmo: SDV (+/+), ST (+/+),

RBK (+/+), RBH (+/+)

retraksi (+) subcostal

Cor : BJ I-II intensitas

normal, reguler, bising (-)

Pulmo: SDV (+/+), ST (+/+),

RBK (+/+), RBH (+/+)

retraksi (+) subcostal dan

intercostal

Cor : BJ I-II intensitas

normal, reguler, bising (-)

Pulmo: SDV (+/+), ST (+/+),

RBK (+/+), RBH (+/+)

13

Page 14: Preskes Pneumonia

Abdomen dinding perut // dinding dada,

BU (+) meningkat, timpani,

supel, NT (-), hepar teraba 2

cm BACD, lien tidak teraba,

turgor kembali cepat

dinding perut // dinding dada,

BU (+) meningkat, timpani,

supel, NT (-), hepar teraba 2

cm BACD, lien tidak teraba,

turgor kembali cepat

dinding perut > dinding dada,

BU (+) meningkat, timpani,

supel, NT (-), hepar teraba 2

cm BACD, lien tidak teraba,

turgor kembali cepat

Ekstremitas Akral dingin (-)

Edema (-)

CRT < 2 detik

A. dorsalis pedis kuat

Akral dingin (-)

Edema (-)

CRT < 2 detik

A. dorsalis pedis kuat

Akral dingin (-)

Edema (-)

CRT < 2 detik

A. dorsalis pedis kuat

Hasil

Pemeriksaan

Penunjang

Urinalisis:

warna yellow, kejernihan

clear, BJ: 1.010, pH: 7,

leukosit (-), nitrit (-), protein

75, Glukosa 50, keton (-),

urobilinogen (N), bilirubin (-),

eritrosit (+): 1-2/LPB,

leukosit (+) 3-4/LPB, epitel

squamous 1-2/LPB, silinder:

0/LPK, hyline: 0/LPK,

Granulated: 0-1/LPK, lain-

lain: kristal amorf (+), bakteri

(+)

Feses rutin

makros: warna kuning,

konsistensi lunak, lendir (-),

pus (-), darah (-), cacing (-);

mikros: sel epitel (-), eritrosit

(-), leukosit (-), protozoa (-),

telur cacing (-), kuman (+)

Simpulan: Tinja lunak warna

kuning, tidak ditemukan

parasit dan jamur patogen

Asessment 1. Pneumonia

2. Gizi kurang

1. Pneumonia

2. Gizi kurang

1. Pneumonia

2. Gizi kurang

Terapi 1. O2 head box 5 lpm 1.O2 head box 5 lpm 1. O2 head box 5 lpm

14

Page 15: Preskes Pneumonia

2. Diet ASI/ASB 8x 10-15 cc

via NGT (naik bertahap)

3. Infus D1/4S 10 tpm mikro

4. Injeksi ampicillin 80 mg/ 6

jam IV

5. Injeksi chloramphenicol 80

mg/ 6 jam IV

6. Paracetamol 3 x 36 mg (1,5

cc) per oral, bila perlu

7. Nebulizer NaCl 0,9% 3 cc/

8 jam

2.Diet ASI/ASB 8x 20-30 cc

via NGT (naik bertahap)

3. Infus D1/4S 10 tpm mikro

4. Injeksi ampicillin 100 mg/

6 jam IV

5.Injeksi chloramphenicol

100 mg/ 8 jam IV

6.Paracetamol 3 x 36 mg (1,5

cc) per oral, bila perlu

7.Nebulizer NaCl 0,9% 3 cc/

8 jam

2. Diet ASI/ASB 8x 10-15 cc

via NGT (naik bertahap)

3. Infus D1/4S 10 tpm mikro

4. Injeksi ampicillin 100 mg/

6 jam IV

5. Injeksi chloramphenicol

100 mg/ 8 jam IV

6. Paracetamol 3 x 36 mg (1,5

cc) per oral, bila perlu

7. Nebulizer NaCl 0,9% 3 cc/

8 jam

Plan Urin dan feses rutin Kultur darah

Monitoring - KU/VS/SiO2 tiap 4 jam

- BCD tiap 8 jam

- KU/VS/SiO2 tiap 4 jam

- BCD tiap 8 jam

- KU/VS/SiO2 tiap 4 jam

- BCD tiap 8 jam

Edukasi Pertahankan intake makan dan

minum

Kompres hangat bila masih

demam

Pertahankan intake makan

dan minum

Kompres hangat bila masih

demam

Pertahankan intake makan

dan minum

Kompres hangat bila masih

demam

15

Page 16: Preskes Pneumonia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru.

Walaupun banyak pihak yang sependapat bahwa pneumonia adalah suatu

keadaan inflamasi, namun sangat sulit untuk merumuskan suatu definisi

tunggal yang universal. Sehingga dapat dirumuskan bahwa pneumonia

merupakan penyakit klinis, yang berdasarkan gejala dan tanda klinis, serta

perjalanan penyakitnya (Rahajoe dkk., 2012) .

Menurut anatomis, pneumonia pada anak dibedakan menjadi 3 yaitu

pneumonia lobaris, pneumonia lobularis (bronchopneumonia), pneumonia

interstisialis. Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme

(virus/bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh hal lain seperti aspirasi dan

radiasi. Di negara berkembang, pneumonia pada anak terutama disebabkan

oleh bakteri. Bakteri yang sering menyebabkan pneumonia adalah

Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Staphylococcus

aureus (Rahajoe dkk., 2012).

B. Epidemiologi

Infeksi pneumonia dapat dijumpai di seluruh dunia dan bersifat

endemik. Prevalensi kasus yang paling banyak dijumpai biasanya pada

musim panas sampai ke awal musim gugur yang dapat berlangsung satu

sampai dua tahun. Infeksi tersebar luas dan satu orang ke orang lain dengan

percikan air liur (droplet) sewaktu batuk, oleh sebab itu pneumonia lebih

mudah menyebar pada populasi padat (Lubis, 2005).

Menurut Riskedas tahun 2007, pneumonia merupakan penyakit

penyebab kematian kedua setelah diare diantara balita. Hal ini menunjukkan

bahwa pneumonia merupakan penyakit yang menjadi masalah kesehatan

masyarakat utama yang berkontribusi terhadap tingginya angka kematian

balita di Indonesia (Susi Ginting. Depkes.go.id. Akses 26 Juni 2013).

16

Page 17: Preskes Pneumonia

Gambar 1. Proporsi Penyebab Kematian pada Umur 1-4 Tahun Indonesia (Susi

Ginting. Depkes.go.id. Akses 26 Juni 2013).

C. Klasifikasi

Klasifikasi Infeksi Saluran Nafas Akut (ISPA) dalam program

penanggulangan penyakit ISPA juga dibedakan untuk golongan umur kurang

dari 2 bulan dan golongan umur balita 2 bulan – 5 tahun (Said, 2010) :

1. Golongan umur kurang dari 2 bulan ada 2 klasifikasi yaitu:

a. Pneumonia Berat.

Anak dengan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam atau nafas

cepat (60 kali per menit atau lebih). Tarikan dinding dada kedalam

terjadi bila paru-paru menjadi “kaku” dan mengakibatkan perlunya

tenaga untuk menarik nafas. Anak dengan tarikan dinding dada ke

dalam, mempunyai resiko meninggal yang lebih besar dibanding

dengan anak yang hanya menderita pernafasan cepat. Penderita

pneumonia berat juga mungkin disertai tanda-tanda lain seperti :

1) Napas cuping hidung, hidung kembang kempis waktu bernafas.

2) Suara rintihan

3) Sianosis (kulit kebiru-biruan karena kekurangan oksigen).

4) Wheezing yang baru pertama dialami.

17

Page 18: Preskes Pneumonia

b. Bukan Pneumonia

Bila tidak ditemukan adanya tarikan kuat ke dalam dinding dada bagian

bawah atau nafas cepat yaitu < 60 kali per menit (batuk, pilek, biasa).

Tanda bahaya untuk golongan umur kurang dari 2 bulan ini adalah :

kurang bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor, wheezing, gizi

buruk, demam/dingin.

2. Golongan umur 2 bulan – 5 tahun ada 3 klasifikasi, yaitu :

a. Pneumonia berat, bila disertai nafas sesak dengan adanya tarikan dada

bagian bawah ke dalam waktu anak menarik nafas, dengan catatan anak

harus dalam keadaan tenang, tidak menangis dan meronta.

b. Pneumonia, bila hanya disertai nafas cepat dengan batasan :

1) Untuk usia 2 bulan – kurang 12 bulan = 50 kali per menit.

2) Untuk usia 1 tahun – 5 tahun = 40 kali per menit atau lebih.

c. Bukan pneumonia, bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian

bawah kedalam atau nafas cepat (batuk pilek biasa). Tanda bahaya

untuk golongan umur 2 bulan – 5 tahun adalah : tidak dapat minum,

kejang, kesadaran menurun, stridor, wheezing dan gizi buruk.

D. Patogenesis

Terjadinya kuman yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam

alveolus menyebabkan reaksi radang berupa sembab seluruh alveoli yang

terkena disusul dengan infiltrasi sel-sel radang. Sebagai awal pertahanan

tubuh, terjadi fagositosis kuman penyakit oleh sel-sel radang melalui proses

psedopi sitoplasmik yang mengelilingi dan “memakan” bakteri tersebut

(Mukty dan Alsagaff, 2010).

Pada waktu terjadi proses infeksi, akan tampak empat zona pada

daerah keradangan tersebut, yaitu :

1. Zona luar

Alveoli yang terisi kuman pneumokokus (streptococcus pneumonia) dan

cairan sembab.

18

Page 19: Preskes Pneumonia

2. Zona permukaan konsolidasi

Terdiri dari PMN dan beberapa eksudasi sel darah merah

3. Zona konsolidasi yang luas

Daerah terjadinya fagositosis yang aktif dengan jumlah PMN yang banyak.

4. Zona resolusi

5. Daerah terjadinya resolusi dengan banyak bakteri yang mati, leukosit dan

makrofag alveolar.

(Mukty dan Alsagaff, 2010)

Gambar 2. Host defenses dan air-exchange surface saluran pernapasan (Ami,

1999).

19

Page 20: Preskes Pneumonia

E. Manifestasi klinis

Gambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak bergantung pada

berat-ringannya infeksi, secara umum gambaran klinis pneumonia sebagai

berikut (Said, 2010):

a. Gejala infeksi umum, yaitu demam, sakit kepala, gelisah, malaise,

penurunan nafsu makan, keluhan Gastro Intestinal Tarcktus (GIT) seperti

mual, muntah atau diare: kadang-kadang ditemukan gejala infeksi

ekstrapulmoner.

b. Gejala gangguan respiratori, yaitu batuk, sesak napas, retraksi dada,

takipnea, napas cuping hidung, air hunger, merintih, dan sianosis. Pada

pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda klinis seperti pekak perkusi,

suara napas melemah, dan ronki, akan tetapi pada neonatus dan bayi kecil,

gejala dan tanda pneumonia lebih beragam dan tidak selalu jelas terlihat.

Pada perkusi dan auskultasi paru umumnya tidak ditemukan kelainan.

F. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan darah menunjukkan leukositosis dengan predomeran

PMN dapat ditemukan leukopenia yang mengarah pada prognosis buruk

dengan anemia ringan.

Pemeriksaan radiologis memberi gambaran bervariasi :

1. Bercak konsolidasi merata pada bronkopneumonia

2. Bercak konsolidasi satu lobus pada pneumonia loans

Pemeriksaan mikrobiologi/spesimen usap tenggorok, sekresi

nasofaring, bilasan bronkus, atau sputum, darah, aspirasi trakea, atau fungi.

(Mansjoer, dkk., 2000)

G. Tatalaksana

Manajemen pneumonia pada anak berdasarkan usianya dibagi menjadi 2,

yaitu usia dibawah 2 bulan dan diatas 2 bulan (Dadiyanto, 2012).

20

Page 21: Preskes Pneumonia

Manajemen pneumonia anak dibawah 2 bulan

Gambar 3. Manajemen pneumonia pada anak usia ≤ 2 bulan (Dadiyanto, 2012).

21

Page 22: Preskes Pneumonia

Manajemen pneumonia anak diatas 2 bulan

Gambar 4. Manajemen pneumonia pada anak usia > 2 bulan (Dadiyanto, 2012).

Terapi Umum Pneumonia

1. Pemberian Oksigen secara kanula nasal,head boxatau masker, untuk

mempertahankan saturasi O2diatas 92% (rekomendasi A)

2. Bila memerlukan infus, jumlah cairan yang diberikan 80% dari kebutuhan, dan

monitor elektrolit untuk SIADH (rekomendasi C)

3. Antibiotik :

a. umur < 2 bulan kombinasi golongan penisilin (ampisilin atau amoksisilin)

dengan golongan aminoglikosid

b. umur > 2 bulan kombinasi golongan penisilin dengan kloramfenikol atau

antibiotika golongan sefalosporin

c. lama pemberian 10-14 hari

22

Page 23: Preskes Pneumonia

d. evaluasi pemberian antibiotika dilakukan 48-72 jam

4. Anti piretik dan analgesik diberikan bila perlu

5. Chest physiotherapy tidak terlihat manfaatnya (rekomendasi B)

6. Minimal handling untuk mengurangi metabolisme dan kebutuhan oksigen

7. Monitor HR,Suhu RR dan saturasi oksigen paling tidak tiap 4 jam

(rekomendasi D).

(Dadiyanto, 2012)

23

Page 24: Preskes Pneumonia

BAB III

ANALISIS KASUS

Anak perempuan usia 2 bulan 7 hari yang didiagnosis dengan pneumonia,

berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan:

A. Anamnesis

Anak perempuan usia 2 bulan 7 hari datang dengan keluhan sesak

sejak 1 hari SMRS. Sejak + 1 minggu sebelum masuk rumah sakit pasien

batuk berdahak tanpa disertai pilek dan demam sumer-sumer. Selain itu

pasien juga muntah saat pasien batuk, muntah sebanyak 2 kali + 1/4 gelas

belimbing berupa susu dan dahak, dahak pasien berwarna kekuningan dengan

konsistensi encer.

Sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, batuk dirasakan bertambah

berat dan ngikil disertai dahak dan mulai muncul sesak napas. Demam

dirasakan juga semakin meningkat. Oleh ibu pasien diberikan obat sirup

penurun panas tetapi tidak kunjung membaik. Pasien masih mau minum

tetapi berkurang dari sebelumnya, tersedak (-).

Sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, batuk dan sesak napas

semakin bertambah berat, oleh orangtua pasien akhirnya dibawa ke dokter

anak di karanganyar kemudian dirujuk ke RSUD Dr. Moewardi karena sesak

napas yang bertambah berat. Saat masuk rumah sakit, pasien tampak lemah

dan sesak.

Riwayat penyakit dahulu pasien pernah mondok 2x saat usia 20 hari

dan 32 hari karena sesak napas.

B. Pemeriksaan Fisik

1. Kesadaran : tampak lemah, compos mentis

2. Tanda vital

HR : 136x/menit, regular, isi tegangan cukup, simetris

RR : 80x/menit, tipe thorakoabdominal

to : 38,6ºC (per axiller)

SiO2 : 91%

24

Page 25: Preskes Pneumonia

3. Didapatkan napas cuping hidung.

4. Pulmo

Inspeksi : pengembangan dada kanan sama dengan kiri

Palpasi : fremitus raba dada kanan sama dengan kiri

Perkusi :sonor/sonor

Auskultasi : SDV (+/+), ST (+/+), RBK (+/+), RBH (+/+), wheezing (-/-)

C. Pemeriksaan Penunjang

Hasil pemeriksaan penunjang laboratorium darah didapatkan Hb, Ht, AL, AT,

dan AE dalam batas normal. Sedangkan untuk pemeriksaan radiologi

didapatkan kesan pneumonia

Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang pada pasien ini

menyokong ke arah pneumonia. Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini

merujuk pada rekomendasi UKK Respirologi yaitu pasien berusia > 2 bulan lini

pertama berupa ampicillin bila dalam 3 hari tidak membaik dapat ditambahkan

chloramphenicol. Dosis pemberian ampicillin adalah 100mg/kgBB/hari terbagi

dalam 4 dosis yang diberikan setiap 6 jam. Dosis pemberian chloramphenicol

adalah 100mg/kgBB/hari terbagi dalam 4 dosis yang diberikan setiap 6 jam.

Kemudian diberikan oksigen head box 5 lpm untuk mencukupi kebutuhan oksigen

akibat sesak napas yang dialami oleh pasien. Karena pasien mengalami demam,

pasien diberikan paracetamol sirup dengan dosis 10-15 mg/kgBB diberikan

sebanyak 3x dalam sehari.

25

Page 26: Preskes Pneumonia

DAFTAR PUSTAKA

Ami, Ben. 1999. Bacterial Pneumonia in Neonates and Older Children. In :

Taussig LM, Landau LI. Buku Pediatric Respiratory Medicine. Saint

Louis : Mosby.

Dadiyanto, Dwi. 2012. Tatalaksana Pneumonia pada Anak. Pediatrica Indonesiana

Vol. 51.

Depkes RI. 2010. Buletin Pneumonia. Dibuka :

http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/buletin/BULETIN

%20PNEUMONIA.pdf. / 2013 / 06/ 26.

Lubis, Helmi. 2005. Pneumonia Mikoplasma. Medan : Universitas Sumatera

Utara.

Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Fakultas

Kedokteran Indonesia

Mukty Abdul, H dan Alsagaff Hood. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru.

Surabaya: Erlangga.

Rahajoe, Nastiti dkk. 2012. Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta : Sagung Seto.

Said M 2010. Pneumonia. In : Rahajoe N.N., Supriyatno B.,

Setyanto D.B. (eds). Buku Ajar Respirologi Anak. Edisi I. Jakarta : FK

UI.

26