Status Epileptikus

17
FARAH SONYA ANASTASYA 2010730036 Pembimbing : dr. Gea Pandhita S, Mkes, Sp.S

description

JURNAL READING

Transcript of Status Epileptikus

Slide 1

FARAH SONYA ANASTASYA2010730036Pembimbing : dr. Gea Pandhita S, Mkes, Sp.S

Latar Belakang PenelitianPemberian benzodiazepin secara intravena pada penatalaksanaan pra rumah sakit telah memberikan hasil yang baik pada pasien dengan status epileptikus.

Namun, saat ini telah mulai digunakan midazolam intramuskular daripada agen intravena, terutama karena pemberian intramuskuler dapat dilakukan secara cepat.Tujuan penelitianUntuk menentukan apakah pemberian midazolam secara intramuskular seefektif pemberian lorazepam secara intravena, dan memiliki tingkat keamanan yang sama, untuk mengakhiri status epileptikus sebelum kedatangan di rumah sakit.

Metode PenelitianThe Rapid Anticonvulsant Medication Prior to Arrival Trial (RAMPART)Metode: acak, doubleblind, uji klinis noninferior. Metode penelitian dirancang oleh Neurological Emergencies Treatment Trials (NETT)Melibatkan 4314 paramedis, 33 lembaga EMS, dan 79 rumah sakit di seluruh Amerika Serikat. Subjek PenelitianAnak-anak dengan berat badan diperkirakan 13 kg atau lebih dan orang dewasa dengan status epileptikus yang memerlukan pengobatan dengan benzodiazepin pada penatalaksanaan pra-rumah sakit.

Kriteria Inkulsi Subyek yang terdaftar jika mereka memiliki kejang pada saat pengobatan oleh paramedis dan dilaporkan oleh saksi yang dapat diandalkan telah terus menerus kejang > 5 menit subjek yang kejang pada saat pengobatan setelah kejang termittent tanpa sadar kembali selama lebih dari 5 menit.

Kriteria EksklusiKejang yang dipresipitasi oleh trauma berat, hipoglikemia, serangan jantung, atau denyut jantung kurang dari 40 denyut per menit. Memiliki alergi terhadap midazolam atau lorazepam.Hamil atau merupakan seorang tahanan.Mereka sedang diberlakukan sebagai bagian dari penelitian lain.Mereka yang memilih keluar dari penelitian ini.

Intervensi PenelitianIntervensi Penelitian (Lanj.)Hasil Penelitian yang ingin dicapaiHasil utama penelitian yang ingin dicapai adalah penghentian kejang sebelum tiba di instalasi gawat darurat tanpa kebutuhan untuk paramedis untuk memberikan tindakan penyelamatan.Hasil sekunder yang diteliti antara lain Waktu dari pembukaan kotak perlengkapan sampai penghentian kejang dan waktu dari inisiasi obat sampai penghentian kejangFrekuensi dan durasi rawat inap dan penerimaan ke unit perawatan intensifFrekuensi intubasi endotrakeal akutFrekuensi kekambuhan kejang akut.

Analisis StatistikPercobaan ini menguji hipotesis bahwa intramuskular midazolam adalah noninferior untuk lorazepam intravena dengan selisih 10 poin persentase.Hipotesis nol inferioritas diuji dengan tes one-sided zAnalisis primer diikuti dengan one-sided test

HasilPenelitian berlangsung antara 15 Juni 2009 sampai 14 Januari 2011Total subjek yang terdaftar 893 orang Kedua kelompok perlakuan dijadikan seimbang baik dari sisi demografi dan klinis.

HasilPemberian pengobatan aktif secara signifikan lebih pendek pada rute intramuskular dibandingkan dengan rute intravena (1,2 vs 4,8 menit)Onset kerja terjadi lebih cepat pada pemberian secara intravena daripada setelah pemberian intramuskular (1,6 vs 3,3 menit).

HasilPada saat kedatangan di IGD, kejang tidak hadir tanpa tindakan penyelamatan pada 329 dari 448 subyek (73,4%) pada kelompok midazolam intramuskular dan 282 dari 445 (63,4%) pada kelompok intravena-lorazepam (perbedaan mutlak, 10 poin persentase, 95% confidence interval, 4,0-16,1, P