skripsi pengaruh pajak BAB III revisi.docx

39
BAB III METODE PENELITIAN DAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Menurut Sujoko, Stevanus, dan Yuliawati (2004:7) menjelaskan bahwa: “Metode penelitian adalah suatu cara peneliti dalam menganalisis data. Metode Penelitian merupakan bagian dari metodologi yang secara khusus mendeskripsikan tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data”. Sedangkan menurut Sugiyono (2012:2) menyatakan bahwa: “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Pengertian dari Metode analisis deskriptif adalah sebagai berikut:

description

penelitian

Transcript of skripsi pengaruh pajak BAB III revisi.docx

Page 1: skripsi pengaruh pajak  BAB III revisi.docx

BAB III

METODE PENELITIAN DAN OBJEK PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data penelitiannya. Menurut Sujoko, Stevanus, dan

Yuliawati (2004:7) menjelaskan bahwa:

“Metode penelitian adalah suatu cara peneliti dalam menganalisis data. Metode Penelitian merupakan bagian dari metodologi yang secara khusus mendeskripsikan tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data”.

Sedangkan menurut Sugiyono (2012:2) menyatakan bahwa:

“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis

deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Pengertian dari

Metode analisis deskriptif adalah sebagai berikut:

Menurut Sugiyono (2012:147) menyatakan bahwa:

“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Sedangkan metode verifikatif menurut Arikunto (2004:7) adalah:

“Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran melalui pengumpulan data di lapangan”. Sifat verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, dimana dalam penelitian ini

Page 2: skripsi pengaruh pajak  BAB III revisi.docx

penelitian verifikatif bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerimaan pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Bandung.

Menurut Sugiyono (2012:8) metode penelitian kuantitatif adalah

sebagai berikut :

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunkan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Sedangkan Andi Supangat (2007:1) mendefinisikan metode

kuantitatif sebagai berikut:

“Metode kuantitatif adalah informasi dalam bentuk pernyataan bilangan (jumlah) yang didasarkan pada hasil perhitungan maupun hasil pengukuran dalam bentuk angka (bilangan)”.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode

analisis deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif merupakan

metode yang bertujuan menggambarkan benar tidaknya fakta-fakta yang

ada serta menjelaskan tentang hubungan antar variabel yang diselidiki

dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan

menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis statistik. Dalam

penelitian ini, metode deskriptif verifikatif tersebut digunakan untuk

menguji lebih dalam pengaruh, dari pengaruh penerimaan pajak daerah

terhadap pendapatan asli daerah (PAD) serta menguji teori dengan

pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.

Page 3: skripsi pengaruh pajak  BAB III revisi.docx

3.1.1 Desain Penelitian

Desain penelitian mengungkapkan cara atau pendekatan yang

digunakan dalam mengkaji atau meneliti masalah-masalah penelitian.

Pengertian desain penelitian dikemukakan oleh Schuman dalam Nazir

(2009:84) yaitu :

“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam pengertian yang lebih sempit, desain penelitian hanya mengenai pengumpulan dan analisis data saja, sedang dalam pengertian luas, desain penelitian mencakup proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.

Langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti dalam melakukan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena

penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian,

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi, Identifikasi masalah

dalam penelitian ini adalah penerimaan pajak daerah berpengaruh

terhadap pendapatan asli daerah (PAD) lalu merumuskan

permasalahannya,

3. Menetapkan tujuan masalah,

4. Menetapkan hipotesis penelitian berdasarkan fenomena dan

dukungan teori-teori yang relevan,

5. Metode penelitian,

Dalam melakukan penelitian peneliti menggunakan metode deskriptif

dan verifikatif. Metode deskriptif digunakan untuk menjawab rumusan

Page 4: skripsi pengaruh pajak  BAB III revisi.docx

masalah pertama dan kedua. Sedangkan metode verifikatif

digunakan untuk menjawab rumusan masalah ketiga.

6. Menentukan operasionalisasi variabel sekaligus pengukuran variabel

penelitian yang digunakan. Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah variabel bebas (independen), yaitu pajak daerah

dan variabel terikat (dependen), yaitu pendapatan asli daerah (PAD).

Kedua variabel tersebut akan diuraikan secara khusus mulai dari

indikator, kategori, dan skala pengukuranya.

7. Menentukan sumber data, teknik penentuan sampel, dan teknik

pengumpulan data. Sampel dalam penelitian ini selama 10 tahun

(2002-2011), diperoleh dari laporan keuangan tahunan Kabupaten

Bandung berupa laporan realisasi anggaran (LRA) pada Dinas

Pendapatan dan Pengelolaan (DPPK) Kabupaten Bandung.

8. Melakukan analisis data terhadap nilai penerimaan pajak daerah,

dan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Bandung

9. Membuat kesimpulan terhadap hasil uji hipotesis dan saran.

Dari pemaparan di atas, maka dapat dikatakan bahwa desain

penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh

peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai

dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu yang telah

ditetapkan.

Page 5: skripsi pengaruh pajak  BAB III revisi.docx

3.1.2 Operasionalisasi Variabel

Definisi operasionalisasi variabel menurut Nur Indriantoro (2002:69)

adalah:

“Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik”.

Menurut Sugiyono (2011:3) menyatakan bahwa variabel penelitian

adalah:

“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.”

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis,

indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian,

sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan

secara benar sesuai dengan judul penelitian mengenai pengaruh

penerimaan pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah (PAD), maka

variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas/Independen (X)

Pengertian variabel independen menurut Sugiyono (2011:4) yaitu:

“Variabel independen (bebas) adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat).” Variabel bebas/variabel

independen, pada penelitian ini adalah Pajak Daerah.

Page 6: skripsi pengaruh pajak  BAB III revisi.docx

2. Variabel Terikat/Dependen (Y)

Pengertian variabel dependen menurut Sugiyono (2011:4)

memaparkan bahwa, “Variabel dependen (terikat) merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas”. Variabel tidak bebas/variabel dependen pada

penelitian ini adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Hubungan antar variabelnya, yaitu: “Hubungan Asimetris Dua

Variabel”. Hubungan asimetris merupakan hubungan yang terjadi sebagai

akibat pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Bagan

hubungan antar variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Bagan Hubungan Antar Variabel

Keterangan :

X = Pajak Daerah

Y = Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel operasionalisasi

variabel berikut ini:

Variabel Independen

(X)

Variable Dependen

(Y)

Page 7: skripsi pengaruh pajak  BAB III revisi.docx

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variavel X dan Y

Variabel Indikator Kategori Skala

Pajak

Daerah

(X)

Hasil realisasi pungutan dari

berbagai jenis pajak yang di kelola

Kabupaten Bandung. Dari tahun

2002 s/d 2011 (periode 10 tahun)

Rupiah

(Rp)

Rasio

Pendapatan

Asli Daerah

(PAD)

(Y)

Realisasi penerimaan yang

diperoleh dari sektor pajak daerah,

retribusi daerah, hasil

pengeloalaan kekayaan daerah

yang dipisahkan, dan lain-lain

pendapatan asli daerah yang sah

Kabupaten Bandung dari tahun

2002 s/d 2011 (periode 10 tahun)

Rupiah

(Rp)

Rasio

Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel menggunakan

skala rasio. Skala pengukuran menggunakan skala rasio, yaitu data yang

dinyatakan dalam bentuk angka dan angka pada data ini menunjukkan

ukuran yang sebenarnya dari objek yang diukur.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Riduwan (2005:85) menyatakan

bahwa, ”Skala ratio adalah skala pengukuran yang mempunyai nilai nol

mutlak dan mempunyai jarak yang sama”. Karena skala pengukuran

Page 8: skripsi pengaruh pajak  BAB III revisi.docx

datanya menggunakan skala rasio maka pengujian hipotesis penelitian ini

menggunakan alat uji statistik.

3.1.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder, di

mana data diperoleh secara tidak langsung, artinya data-data tersebut

berupa data yang telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh

pihak lain. Menurut Sugiyono (2012:137) “Sumber sekunder merupakan

sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,

misalnya lewat orang lain atau dokumen.”

Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari

dan memahami melalui media lain yang bersumber pada literatur dan

buku-buku perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder yang bersifat kuantitatif yang dinyatakan dalam bentuk angka-

angka yang diperoleh dari laporan realisasi anggaran (LRA) DPPK

Kabupaten Bandung selama masa pengamatan tahun 2002-2011 selama

10 periode yang berhubungan dengan Pajak Daerah dan Pendapatan Asli

Daerah (PAD).

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian

ini dengan dua cara, yaitu:

Page 9: skripsi pengaruh pajak  BAB III revisi.docx

1. Studi Lapangan (Field Research)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder. Dalam

memperoleh data sekunder tersebut cara yang digunakan adalah

dokumentasi (documentation), yaitu pengumpulan data yang

diperoleh dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen atau

catatan-catatan yang berhubungan dengan masalah yang sedang

diteliti untuk mendapatkan informasi dan gambaran yang jelas. Data

sekunder tersebut diperoleh di Dinas Pendapatan dan Pengelolaan

Keuangan (DPPK) Kabupaten Bandung.

2. Studi Kepustakaan (Library Research)

Studi kepustakaan merupakan cara pengumpulan data dengan

mencari, mempelajari, dan mengumpulkan teori serta bahan-bahan

yang mendukung bagi penelitian ini dengan cara mempelajari

beberapa literatur atau buku-buku yang berkaitan untuk

mendapatkan data berupa teori untuk dijadikan sebagai bahan

pembanding dalam pembahasan.

3.1.4 Populasi dan Sampel

Populasi adalah karakteristik tertentu untuk dapat ditarik kesimpulan.

Menurut Sugiyono (2012:80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

Page 10: skripsi pengaruh pajak  BAB III revisi.docx

kesimpulannya”. Populasi terdiri dari manusia atau orang, file-file atau

dokumen-dokumen yang dapat dipandang sebagai objek penelitian”.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi

adalah objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu yang telah

ditetapkan untuk diteliti dan dipelajari untuk kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) DPPK Kabupaten Bandung yaitu sejak

tahun 2002 s/d tahun 2011 selama 10 periode.

Untuk membuktikan kebenaran jawaban yang masih sementara

(hipotesis), maka peneliti melakukan pengumpulan data pada obyek

tertentu. Karena obyek dalam populasi terlalu luas, maka peneliti

menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Pengertian

sampel menurut Sugiyono (2012:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang dipelajari

dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.

Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul mewakili

(representatif).”

Mengenai jenis teknik sampling yang tepat ditimbang dari kondisi

dan karakteristik populasi yang menjadi objek pada penelitian ini adalah

menggunakan jenis teknik purposive sampling/judgment sampling/expert

choice subteknik sampling non peluang dengan cara pemilihan sampling

tanpa pengembalian (nonprobabilitas sampling) yaitu dengan

menggunakan purposif sampling. Nonprobability sampling design dengan

Page 11: skripsi pengaruh pajak  BAB III revisi.docx

menggunakan purposif sampling merupakan teknik penarikan sampel

yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap

unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Pengertian Nonprobability sampling menurut Sugiyono (2012:84)

sebagai berikut:

”Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”.

Pengertian purposive sampling menurut Sugiyono (2012:85) yaitu:

”Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.

Peneliti mempunyai kriteria terhadap sampel yang akan diteliti yaitu

berdasarkan :

1. Data yang diambil merupakan laporan keuangan Kabupaten

Bandung, yaitu Laporan Realisasi Aanggaran (LRA) yang terbaru.

2. Sampel data yang diambil sebanyak sepuluh periode karena sudah

dianggap mewakili (representatif ) untuk dilakukan penelitian.

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah berupa

Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Bandung periode tahun

2002-2011 pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK)

Kabupaten Bandung, karena peneliti menganggap sampel dari tahun

2002-2011 dapat mewakili populasi yang ada. Alasan penggunaan sampel

mulai tahun 2002 s/d 2011 karena data berupa laporan keuangan harus

yang terbaru sehingga dapat dihitung perkembangan dan

permasalahannya.

Page 12: skripsi pengaruh pajak  BAB III revisi.docx

3.1.5 Analisis Kuantitatif

Terkait dengan sifat penelitian ini yang menggambarkan secara

deskriptif dan pengujian hipotesis. Teknik pengolahan data yang

diperlukan adalah analisis statistik dimana data dikumpulkan,

ditabulasikan dengan menggunakan perhitungan statistik untuk

selanjutnya dianalisis lebih lanjut dan peneliti menggunakan bantuan

perhitungan program computer, MS. Excel dan Program SPSS for

windows 16.

Langkah-langkah dalam analisis statistik yang digunakan peneliti

adalah sebagai berikut :

1) Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis ini digunakan untuk mempelajari bentuk hubungan

yang ada di antara variabel yang terlibat, sehingga dapat diketahui

bagaimana variabel dependent dapat diprediksi melalui variabel

independen. Peneliti menggunakan analisis regresi sederhana untuk

mengetahui pengaruh penerimaan pajak daerah terhadap

pendapatan asli daerah (PAD). Menurut Sugiyno (2011:260)

”Analisis regresi adalah analisis yang digunakan untuk

memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen

bila nilai variabel independen dimanipulasi/dirubah-rubah atau dinaik-

turunkan”.

Peneliti menggunkan analisis regresi linier sederhana karena

dalam penelitian ini hanya meneliti dua variabel saja yaitu

Page 13: skripsi pengaruh pajak  BAB III revisi.docx

penerimaan pajak daerah sebagai variabel independen (X) dan

pendapatan asli daerah (PAD) sebagai variabel dependen (Y).

Bentuk Persamaan umum analisis regresi linear sederhana menurut

Sugiyono (2011:261) adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Y = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan.

X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai

nilai tertentu.

a = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan).

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan

angka peningkatan ataupun penurunan variabel

depeden yang didasarkan pada prubahan variabel

independen. Jika angka b (+) arah garis naik, dan bila

(-) maka arah garis turun.

Harga a dan b dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

a=¿¿

Keterangan :

a = Konstanta (nilai Y pada saat nol)

b = Koefisien regresi

n = Ukuran sampel atau banyak data di dalam sampel

X = Nilai variabel independent

Y = Nilai varaibel dependent

(Sugiyono, 2011: 262)

2) Analisis Korelasi Product Moment

Y’ = a + bX

Page 14: skripsi pengaruh pajak  BAB III revisi.docx

Setelah mengetahui nilai masing-masing, langkah selanjutnya

adalah menghitung koefisien regresi antara kedua variabel tersebut

menggunakan teknik korelasi product moment.

Menurut Sugiyono (2011:228) “Teknik ini digunakan untuk

mencari hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk

interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih

tersebut adalah sama.”

Peneliti menggunakan analisis Korelasi Product Moment

karena dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala pengukuran

rasio dan skala pengukuran rasio tersebut dapat diukur dengan

analisis Korelasi Product Moment.

Analisis korelasi ini digunakan untuk mengetahui tingkat

hubungan dua variabel yaitu antara variabel independent

(penerimaan pajak daerah) dengan variabel dependent (pendapatan

asli daerah) yang diteliti. Apakah mempunyai hubungan yang kuat

atau lemah. Kuat atau tidaknya hubungan antara variabel yang

terlibat ditunjukkan oleh besarnya koefisien korelasi.

Nilai korelasi (r) product moment dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut :

r xy=n∑X iY i−(∑X i)(∑Y i)

√¿¿¿

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara penerimaan pajak daerah

Page 15: skripsi pengaruh pajak  BAB III revisi.docx

dengan pendapatan asli daerah (PAD)

n = Jumlah sampel

X = Variabel bebas (penerimaan pajak daerah)

Y = Varaibel terikat (pendapatan asli daerah)

(Sugiyono, 2011: 228)

Untuk dapat menentukan penafsiran terhadap koefisien

korelasi, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada

tabel berikut ini :

Tabel 3.2

Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi

Terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

0,20 – 0,399

0,40 – 0,599

0,60 – 0,799

0,80 – 1,000

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2011: 231)

Setelah hasil nilai koefisien regresi diketahui, konsultasikan nilai

tersebut dalam daftar tabel. Jika nilai r hitung lebih besar r tabel,

maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan

signifikan antar kedua variabel yang dihipotesiskan memiliki

hubungan fungsional (pengaruh). Maka selanjutnya adalah mencari

Page 16: skripsi pengaruh pajak  BAB III revisi.docx

nilai koefisien determinasi dengan mengkuadratkan nilai r ( r²) yang

telah diperoleh. Besaran nilai r tersebut menggambarkan kekuatan

pengaruh variabel X terhadap Y, sedangkan sisanya merupakan

pengaruh variabel lain yang tidak dihitung dalam penelitian.

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa

besar persentase pengaruh penerimaan pajak daerah terhadap,

pendapatan asli daerah (PAD). Rumus yang digunakan adalah :

Keterangan :

Kd = Koefisien determinasi

r = Koefisien korelasi

Jika menggunakan SPSS versi 16, maka nilai koefisien

determinasi dapat dilihat dari hasil perhitungan koefisien regresi

pada tabel model summary (R Square) dikalikan dengan 100%.

3) Pengujian Hipotesis

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, ada beberapa

langkah yang harus dilakukan, yaitu:

a. Merumuskan Hipotesis

Berdasarkan pada hipotesis sebagai jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, yaitu “Terdapat

pengaruh yang signifikan antara penerimaan pajak daerah

Terhadap pendapatan asli daerah (PAD)”, maka peneliti

Kd = r2 x 100%

Page 17: skripsi pengaruh pajak  BAB III revisi.docx

menetapkan hipotesis yang digunakan pada penelitian ini

adalah hipotesis asosiatif.

Menurut Sugiyono (2011:89) “Hipotesis asosiatif adalah

suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang

hubungan antara dua variabel atau lebih”.

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini yang

berkaitan dengan ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan

antara penerimaan pajak daerah terhadap pendapatan asli

daerah (PAD), maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

penerimaan pajak daerah terhadap pendapatan asli

daerah (PAD) di Kabupaten Bandung

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara penerimaan

pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah (PAD)

di Kabupaten Bandung

b. Hipotesis Statistik

Berdasarkan pada alat statistik yang digunakan dan

hipotesis penelitian di atas maka peneliti menetapkan dua

hipotesis. Hipotesis yang ditetapkan yaitu Hipotesis Nol (Ho)

dan Hipotesis alternatif (Ha). Ho adalah penetapan dugaan

tidak ada pengaruh antara penerimaan pajak daerah terhadap

pendapatan asli daerah, sedangkan Ha adalah penetapan

dugaan ada pengaruh antara penerimaan pajak daerah

Page 18: skripsi pengaruh pajak  BAB III revisi.docx

terhadap pendapatan asli daerah penetapan dugaan tersebut

dinyatakan sebagai berikut, yaitu:

Ho : ρ=0 , Ho ditolak: Tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara penerimaan pajak daerah

terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di

Kabupaten Bandung

Ha : ρ≠0 , Ha diterima: Terdapat pengaruh yang

signifikan antara penerimaan pajak daerah

terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di

Kabupaten Bandung

c. Uji Hopotesis

Untuk mengetahui tingkat signifikansi dari koefisien

korelasi, maka peneliti menggunakan statistik uji t student.

Dimana uji t ini digunakan untuk mengetahui apakah suatu

hipotesis yang dilakukan dapat diterima atau ditolak. Rumus

dari uji t ini adalah sebagai berikut :

t= r √n−2

√1−r 2dengan tingkat signifikansi α = 0,05

Keterangan:

t = Nilai uji t

r = Nilai koefisien korelasi

r 2 = Koefisien determinasi

n = Jumlah sampel

Page 19: skripsi pengaruh pajak  BAB III revisi.docx

Menurut sugiyono (2011:230 untuk mengetahui ditolak

atau tidaknya dinyatakan dengan kriteria sebagai berikut :

Jika t hitung ≤ t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya

tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan antara

variabel independen terhadap variabel dependen.

Jika t hitung > t tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya

terdapat pengaruh positif yang signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen.

Untuk membuat keputusan apakah hipotesis itu terbukti

atau tidak, maka harga t hitung tersebut dibandingkan dengan t

tabel. Penelitian ini menggunakan uji dua (two tail test) dengan

kesalahan (α) 5% dan derajat kebebasan dk = n-2. Dengan

kriteria uji hipotesis sebagai berikut :

t hitung > t table, dengan α = 5 % maka tolak Ho artinya

signifikan.

t hitung ≤ t table, dengan α = 5 % maka terima Ho artinya tidak

signifikan.

Tingkat signifikannya yaitu 5% (α = 0,05), artinya jika

hipotesis nol ditolak dengan taraf kepercayaan 95%, maka

kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan

mempunyai kebenaran 95% dan hal ini menunjukan adanya

pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel

tersebut.

Page 20: skripsi pengaruh pajak  BAB III revisi.docx

Daerah PenolakanHo

Daerah PenolakanHo

Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan

maka digunakan gambar sebagai berikut :

Gambar 3.3

Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

Dengan Uji Dua Pihak

3.2 Objek Penelitian

Dalam Penelitian ini peneliti mengambil judul penelitian yaitu,

“Pengaruh Penerimaan Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah

(PAD) di Kabupaten Bandung” serta peneliti akan mengumpulkan data-

data mengenai pajak daerah dan pendapatan asli daerah (PAD). Adapun

pengertian dari objek penelitian adalah sebagai berikut:

Menurut Husein Umar (2008:303) menerangkan bahwa:

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian, dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Daerah PenerimaanHo

0 t tabel- t tabel

Page 21: skripsi pengaruh pajak  BAB III revisi.docx

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa objek

penelitian merupakan sasaran yang ingin dicapai oleh peneliti untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu

hal. Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah pajak

daerah dan pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Bandung.

Penelitian ini dilaksanakan pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan

Keuangan (DPPK) Kabupaten Bandung, Jl. Raya Soreang Km. 17

(Komplek Pemda Kabupaten Bandung).

3.2.1 Gambaran Umum DPPK Kabupaten Bandung

Kabupaten Bandung lahir berdasarkan piagam Sultan Agung

Mataram, yaitu pada Ping Songo tahun alif bulan Muharam, atau pada

hari sabtu, tanggal 20 April tahun 1641M dan sebagai Bupati pertama

adalah Tumenggung Wiraangun-angun(1641-1681).

Cikal bakal Kabupaten Bandung semula berada didaerah Karapiak

atau Bojongasih di sungai Cikapundung dekat muara, nama Karapiak

kemudian menjadi Citeureup, sebagai ibu kota Kabupaten Bandung yang

berpenduduk 200 jiwa. Sultan Agung Mataram, kemudian meminta agar

Timbangaten salah satu Kabupaten di Priangan di bawah pemerintah

Bupati R. Ardi Kusuma mengirimkan 800 penduduknya untuk mengisi

Kabupaten Bandung sebagai Kabupaten baru. Ditambah 200 penduduk

lama Karapiak, maka didirikanlah bakal ibukota Kabupaten Bandung di

tepi muara sungai Cikapundung yang kemudian diberi nama Citeureup.

Page 22: skripsi pengaruh pajak  BAB III revisi.docx

Hari jadi Kabupaten Bandung adalah pada tanggal 20 April 1641. Tahun

ketahun terpilih beberapa orang untuk menjadi Bupati Bnadung kemudian

terpilih Kolonel R.H Lily Sumantri atau Bupati Bandung ke-20. Ia menjabat

selama dua periode (1969-1980). Pada waktu ia menjabat Bupati, sempat

mencatat peristiwa penting, yaitu rencana pemindahan ibukota Kabupaten

Bandung yang semula berlokasi di kodia Bandung ke wilayah hukum

Kabupaten Bandung, di daerah Baleendah.

Dalam perkembangannya, di lahan peruntukan Ibu kota Kabupaten

Bandungitu, sempat di bangun berbagai fasilitas antara lain perkantoran

untuk beberapa instansi. Rencana kepindahan ke Ibukota Kabupaten

Bandung tersebut, berlanjut hingga jabatan Bupati Bandung di pegang

Kol. R. Sani Lupias Abdurrcman (1980-1985), ia merupakan Bupati ke-21.

Akan tetapi atas beberapa pertimbangan, fisik geografis daerah

Baleendah tidak memungkinkan untuk Ibukota Kabupaten. Maka pada

masa jabatan Bupati Bandung di jabat oleh Kol.H.D. Cherman Effendi

(1985-1990), Ibukota Kabupaten di boyong ke lokasi baru yakni

Kecamatan Soreang. Bupati ke-22 itu membangun Ibukota Kabupaten

Bandung tepatnya di desa Pemekaran pinggir Jalan Raya Soreang-

Bandung.

Di lahan seluas 24 hektar kini berdiri megah kompleks perkantoran

Kabupaten Bandung dengan menampilkan gaya arsitektur tradisional

priangan, hingga kompleks perkantoran ini disebut-sebut sebagai

kompleks perkantoran Kabupaten termegah di Jawa Barat. Pembangunan

Page 23: skripsi pengaruh pajak  BAB III revisi.docx

kompleks tersebut dilanjutkan oleh penggantinya Bupati Bandung ke23

yakni Kol. H.U. Hatta Djatipermana (1990-2000) yang kemudian

digantikan oleh H. Obar Sobarna,S.Ip (2001-sekarang).

Dengan terbitnya Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 20

Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten

Bandung Badan Administrasi Keuangan Daerah Bergabung Dengan

Dinas Pendapatan daerah dengan nama yang baru yaitu Dinas

Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPK) sebagai Satuan

Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) atau dengan nama lainnya

SKPKD sebagai Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) atau

Bendahara Umum Daerah (BUD).

3.2.2 Tugas Pokok dan Susunan Organisasi DPPK Kab. Bandung

Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Bandung Nomor

20 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis

Daerah Kabupaten Bandung, Dinas Pendapatan dan Pengelolaan

Keuangan termasuk salah satu lembaga teknis dilingkungan Pemerintah

Kabupaten Bandung yang mempunyai tugas Pokok “merumuskan

kebijaksanaan teknis dan melaksanakan kegiatan teknis operasional di

bidang pengelolaan pendapatan dan keuangan yang meliputi

perencanaan, pengendalian operasional, pendapatan, anggaran,

perbendaharaan dan akuntansi serta melakukan ketatausahaan Dinas”.

Page 24: skripsi pengaruh pajak  BAB III revisi.docx

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi di atas, maka susunan

organisasi Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan terdiri dari :

1. Kepala Dinas

2. Sekretariat

a. Sub Bag Penyusunan Program

b. Sub Bag Umum dan Kepegawaian

c. Sub Bag Keuangan

3. Bidang Perencanaan Pengendalian Operasional (P2O)

a. Seksi Perencanaan Pendapatan

b. Seksi Pemantauan dan Pengendalian

c. Seksi Analisa, Evaluasi dan Pelaporan

4. Bidang Pendapatan

a. Seksi Pendapatan Asli Daerah

b. Seksi Dana Perimbangan

c. Seksi Lain-Lain Pendapatan yang sah

5. Bidang Anggaran

a. Seksi Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Pembiayaan

b. Seksi Penyusunan Anggaran Biaya Langsung

c. Seksi Penyusunan Anggaran Biaya Tidak Langsung

6. Bidang Perbendaharaan

a. Seksi administrasi perbendaharaan

b. Seksi Penelitian dan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana

c. (SP2D)

Page 25: skripsi pengaruh pajak  BAB III revisi.docx

d. Seksi Kas daerah

7. Bidang Akuntansi

a. Seksi Pendapatan dan Pembiayaan

b. Seksi Belanja Langsung

c. Seksi Belanja Tidak Langsung

8. UPTD Pajak Daerah

9. UPTD Pajak Bumi dan Bangunan

10. UPTD Belanja Tidak Langsung

11. Jabatan Fungsional

3.2.3 Visi dan Misi

Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kabupaten

Bandung memiliki peran yang sangat strategis yaitu sebagai koordinator

pendapatan daerah juga sebagai pengelola pendapatan, pembina teknis

dibidang pendapatan serta. Dalam upaya peningkatan pelayanan kepada

masyarakat, Pemerintah Kabupaten Bandung dalam penyelengaraan

otonomi daerah membutuhkan pembiayaan yang tidak sedikit sehingga

aparat pengelola pendapatan daerah dituntut meningkatkan pendapatan

asli daerah secara optimal. Peningkatan PAD akan terwujud jika diimbangi

dengan peningkatan kinerja para aparat pengelola pendapatan dengan

didukung oleh pihak-pihak terkait sehingga dalam rangka pencapaian

tujuan organisasi, Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK)

Kabupaten Bandung mempunyai visi sebagai berikut :

Page 26: skripsi pengaruh pajak  BAB III revisi.docx

VISI

“Terwujudnya peningkatan kinerja DPPK sebagai andalan penerimaan

pendapatan daerah dan terciptanya administrasi keuangan daerah yang

efektif, efisien, akurat dan dapat dipertangungjawabkan melalui akselerasi

pengelolaan keuangan daerah secara profesional dengan berbasis

Religius, Kultural dan berwawasan lingkungan yang berorientasi pada

peningkatan Likuiditas dan Stabilitas Keuangan Daerah Kabupaten

Bandung”

MISI

Sebagai upaya pencapaian tujuan sesuai dengan visi yang telah

ditetapkan maka Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK)

Kabupaten Bandung mempunyai misi :

1. Meningkatkan kualitas dan profesionalitas SDM aparatur pengelola

keuangan daerah.

2. Mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan daerah melalui

intensifikasi dan ekstensifikasi.

3. Meningkatkan kualitas data potensi sumber pendapatan daerah agar

lebih baik, akuarat dan aktual sebagai dasar penetapan target

pendapatan.

4. Merumuskan kebijakan teknis dan pelaksanaan operasional bidang

pendapatan daerah, serta menyususn aspek legalitas pemungutan

pendapatan daerah dan penerapannya melalui pengkajian Peraturan

Daerah.

Page 27: skripsi pengaruh pajak  BAB III revisi.docx

5. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian operasional dalam

pendapatan daerah.

6. Mengembangkan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah

(SIPKD) dan Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD).

7. Merumuskan dan melaksanakan konsep Bank Minded dalam

pendapatan.

8. Merumuskan kebijakan anggaran dan menyusun APBD/Perubahan

APBD sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

9. Menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD serta

meningkatkan kualitas pelaporan keuangan daerah sesuai dengan

Standar Akuntansi Pemerintahan.

10. Meningkatkan pengendalian operasional dalam rangka menjaga

Likuiditas dan Stabilitas keuangan daerah.

11. Meningkatkan tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah dan

mewujudkan tertib administrasi TPTGR.

12. Menjalin kemitraan dengan Lembaga Keuangan / Perbankan dalam

rangka meningkatkan PAD melalui Penyertaan Modal Daerah.