Skillab Dyspnea

26
Disusun oleh : Vony Safitri Yusmarina, S.Ked 112011101039 Pembimbing: dr. Edi Nurtjahja, Sp.P SMF PARU RSD dr. SOEBANDI JEMBER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2015 SKILL LAB DYSPNEA

description

macam-macam dispnea

Transcript of Skillab Dyspnea

  • Disusun oleh :Vony Safitri Yusmarina, S.Ked112011101039

    Pembimbing:dr. Edi Nurtjahja, Sp.P

    SMF PARU RSD dr. SOEBANDI JEMBERFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER2015

    SKILL LABDYSPNEA

  • Definisi

    Dyspnea adalah keluhan subyektif berupa kesulitan bernapas yang dipengaruhi oleh faktor biopsikososial dan merupakan gejala utama dari penyakit kardiopulmonar

  • Dyspnea diinduksi oleh 4 hal utamaMeningkatnya kebutuhan ventilasiMenurunnya kapasitas ventilasiMeningkatnya resistensi saluran nafasMenurunnya compliance paru

  • Etiologi

  • SumberReseptor Tepi Reseptor Mekanik ( Mechanoreceptor ) Reseptor saluran napas atas Reseptor dinding dada Reseptor Kimia ( Chemoreceptor )Reseptor Vagal ( Vagoreceptor )SAR ( Slowly Adapting Stretch Receptors )RAR ( Rapidly Adapting Stretch Receptors )Reseptor Serat-CReseptor Pusat ( cortex )

  • Mekanisme

  • Mekanisme

  • Skala dyspnea

    Tingkat Derajat Kriteria 0Normal Tidak ada kesulitan bernapas kecuali dengan aktivitas berat1Ringan Terdapat kesulitan bernapas, napas pendek-pendek ketika terburu-buru atau berjalan ke puncak yang landai2Sedang Berjalan lebih lambat daripada kebanyakan orang berusia sama karena sulit bernapas atau harus berhenti berjalan untuk bernapas3Berat Berhenti berjalan setelah 90 m untuk bernapas atau setelah berjalan beberapa menit4Sangat berat Terlalau sulit untuk bernapas ketika aktivitas ringan seperti memakai pakaian

  • Penegakan diagnosis

  • Anamnesis

  • Posisi Pasien...Orthopnea, yakni Dispnea yang terjadi pada posisi berbaring.Platipneu,yaitu Dispnea yang terjadi pada posisi tegak dan akan membaik jika penderita dalam posisi berbaring. Trepopneu,yaknipasien dapat bernapas lebih baik dengan posisi bertumpu pada satu sisi.Exertional Dispnea,yaknidispnea yang disebabkan karena melakukan aktivitas. Nocturnal dyspnea, yakni sesak nafas pada malam hari, biasanya pasien akan terbangun tengah malam. Intermittent episodes of dyspnea,yaknimenunjukkan episode.

  • Psikologis jika sesak nafas tetapi dalam exercise tidak timbul

  • Pemeriksaan Fisik Khas

  • Pemeriksaan Fisik Khas

  • Pemeriksaan UmumPasienmengantukdengan napas lambat dan pendek. Bisa disebabkan obat-obatan tertentu, retensi CO2, gangguan SSP(stroke, edema serebral,dan lainnya).Pasiengelisahdengan napas cepat dan dalam disebabkan hipoksemia berat karena penyakit paru/saluran napas, jantung, serangan cemas (anxiety attack), histerical attack.

  • InspeksiKontraksi otot bantu napas. Otot bantu napas di leher dan otot-otot interkostal akan berkontraksi pada keadaan obstruksi moderat hingga parah. Asimetri gerakan dinding dada/deviasi trakea juga dapat dideteksi. Pada Tension Pneumotorax-suatu keadaan gawat darurat-sisi yang terkena akan membesar pada tiap inspirasi dan trake terdorong ke sisi sebelahnya.Tekanan vena jugularis. peninggiannya menandakan adanya peningkatan tekanan atrium kanan.

  • PalpasiPalpasi dimulai dengan memeriksa telapak tangan dan jari, leher, dada, dan abdomen. Jari tabuh bisa didapatkan pada kanker paru, abses paru, emfisema, serta bronkoelaktasis.Palpasi dada akan memberikan informasi tentang penonjolan di dinding dada, nyeri tekan, gerakan pernafasan yang simetris atau asimetris, derajat ekspansi dada, dan untuk menentuka tactile vocal fremitus.

  • Pemeriksaan tactile vocal fremitus berdasarkan persepsi telapak tangan terhadap vibrasi di dada yang disebabkan oleh adanya transmisi getara suara dari laring ke dinding dada. Tertinggalnya hemitoraks pada lateral bawah rib cage paru menunjukan gangguan perkembangan hemitoraks tersebut. Dapat diakibatkan: obstruski bronkus utama, pneumothorax, atau efusi pleura.Menurunnya fremitus traktil dengan meminta pasien menyebut tujuh tujuh berulang-ulang palpasi pada area atelektasis menunjukan bronkus tersumbat atau efusi pleura. Meningktanya fremitus disebabkankonsolidasi parenkim pada area yang inflamasi.

  • PerkusiHipersonor. Terjadi pada hiperinflasi pada serangan asma akut, emfisema,pneumotoraks.Redup(dullness). Terjadi akibat konsolidasi paru atau efusi pleura.

  • AuskultasiRonki kasar dan nyaring (coarse rales dan wheezing) menunjukan obstruksi parsial atau penyempitan saluran napas.Ronki basah dan halus (fine, moist rales) berarti parenkim paru berisi cairan.Ronki bilateral (bilateral rales) disertai irama gallop menunjukan gagal jantung kongestifSesak napas dengan sakit dada, kemungkinan friction rub.

  • Diagnosis BandingDispnea akuta. Jantung:CHF, CAD, aritmia, perikarditis,AMI, anemia.b. Pulmoner:COPD, asma, pneumonia,pneumotoraks, efusi pleura, edema pulmonal, GERD dengan asfiksia.c. Psikogenik:Panic attack, hiperventilasi, sensasi nyeri, ansietas.d. Obstruksi saluran napas atas:Epiglotitis, croup, Epstain-Barr viruse. EndokrinAsidosis metabolic

    Dispnea kronika. Jantung:CHF, CAD, aritmia, pericardiac disease, valvular heart diseaseb. Pulmoner:COPD, asma, efusi pleura,bronkiektasis, keganasan.c. Noncardiac nonpulmonaryTromboemboliHipertensi pulmonalObesitas massifAnemia beratSirosis HepatisUremiaPenyakit tiroidNeuromuscular(myasthenia gravis)Laryngeal diseaseD. Sentral:Neuromuscular disorder, nyeri, overdosis aspirin, hipoksia

  • TerapiPenatalaksanaana. Manajemen dispnea yang paling penting adalah mengobati penyakit dasar serta komplikasinya.Pneumonia antibiotikAsma bronkodilator dan pengontrol (kortikosteroid)b. Penatalaksaan simptomatis antara lain:Pemberian oksigen 3 lt/menit untuk nasal, atau 5 lt/menit dengan sungkupMengurangi aktifitas yang dapat menyebabkan sesak dengan tirah baring.Bronkodilator (theophylline)Pada keaadan psikogenik dapat diberikan sedativeEdukasiPsikoterapi

  • Terapi Nonfarmakologi

    Konservasi energi dan kontrol napasAjarkan latihan relaksasi dan kontrol napas.Aliran udaraBuka jendela dan pergerakan udara, seperti kipas angin, bisa sangat membantu. udara dingin bertiup di wajah cenderung memicu refleks di saraf trigeminal, memberikan rasa bantuan dari dyspnea.LingkunganDingin dan melembabkan udara kering, menghilangkan iritasi di udaraPositioning Hindari kompresi perut atau dada bila memposisikan.PendukungTawarkan dukungan psikososial dan / atau konseling.Alternatif terapi untuk relaksasi meliputi pijat, terapi sentuhan, visualisasi,terapi musik.Akupunktur atau akupresur.

  • Pengobatan: Farmakologi

    Opioid obat pilihan pertama dalam paliatif dyspnea pada penyakit lanjut sebab apapun. KortikosteroidKortikosteroid terutama diindikasikan dengan adanya obstruksi bronkus. Dimulai deksametason pada 8 sampai 24 mg PO atau SC atau IV setiap hari tergantung pada tingkat keparahan dyspnea.NeuroleptikNeuroleptik berguna dalam dyspnea kronis. Methotrimeprazine: dosis awal 2,5-5 mg setiap 8 jam dan titrasi untuk efek. dosis yang lebih tinggi sampai 25 mg setiap 4 jam.BenzodiazepinResep p.r.n. daripada jadwal rutin dosis, untuk kecemasan yang parah dan pernafasan "serangan panik". Lorazepam 0,5-2 mg 4h p.r.n.Oksigen

  • Pengobatan: Farmakologi

    Sistem aliran rendah Kateter nasal, 1 6 L/mnt dengan konsentrasi 24% - 44%. Kanula nasal, 1 6 L/mnt dengan konsentrasi 24% - 44%. Sungkup muka sederhana, 5 8 L/mnt dengan konsentrasi O2 40 60%. Sungkup muka dengan kantong rebreathing, 8 12 L/mnt dengan konsentrasi O2 60 80%Sungkup muka dengan kantong non rebreathing. 8 12 L/mnt dengan Konsentrasi O2 99%Sistem aliran tinggi Sungkup muka dengan ventury. 4 14 L/mnt dengan konsentrasi 30 55%.

  • TERIMAKASIH