Skenario b Blok 20 Insya Allah Fix
-
Upload
muhammad-muamin -
Category
Documents
-
view
72 -
download
5
description
Transcript of Skenario b Blok 20 Insya Allah Fix
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data
TUTORIAL SKENARIO B
Tutor : dr. Irfanuddin, Sp.KO, M.Pd.Ked
Moderator : Sayfudin Baharsyah
Sekretaris Meja : Adawiyah Simanjuntak
Sekretaris Papan : Malahayati Hasan
Waktu : Senin, 28 September 2015
Rabu, 30 September 2015
Rule tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan.
2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan
pendapat dengan cara mengacungkan tangan
terlebih dahulu.
3. Boleh membawa makanan dan minuman
pada saat proses tutorial berlangsung (jika
perlu).
2.2 Skenario Kasus
SKENARIO B
Edo, 18 tahun, dibawa ke UGD RSMP karena sesak napas hebat setelah
mengalami kecelakaan lalu lintas 30 menit yang lalu. Edo mengendarai motor
dengan kecepatan tinggi. Edo menabrak bagian belakang mobil yang berhenti
tiba-tiba. Dada Edo membentur stang motor kemudian Edo terlempar dengan
kepala membentur aspal karena helmnya terlepas. Menurut orang yang
mengantar, Edo sempat pingsan kemudian sadar kembali.
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum: gelisah, tampak sesak napas hebat
Primary Survey:
- Airway: menjawab bila di panggil nama dan mengeluh sesak napas
- Breathing:
o Terlihat sesak, RR 6x dalam 10 detik, mulut kebiruan, gerak napas
sebelah kanan tertinggal dibandingkan sebelah kiri trakea
terdorong ke kiri tampak lebam kebiruan di dada depan kanan
berdiameter 8 cm
o Terdengar bising napas vesikuler jelas pada toraks kiri dan
vesikuler menjauh/melemah pada toraks kanan. Denyut jantung
terdengar jelas 19x dalam 10 detik
o Nyeri tekan pada daerah lebam teraba krepitasi pada costae V-VI
anterior kanan, perkusi sonor pada lapangan paru kiri dan
hipersonor pada lapangan paru kanan
- Dokter UGD menemukan gangguan di breathing dan melakukan
tatalaksana optimal. Setelah tatalaksana tersebut didapatkan data: RR
22x/menit, suara napas lapangan paru kanan sedikit menguat, trakea
kembali ketengah namun suara napas paru kanan masih hipersonor
- Circulation: ekstremitas terlihat pucat dan teraba dingin, denyut nadi 25x
dalam 15 detik. Tekanan darah 110/70 mHg. Sumber perdarahan tidak
tampak
- Dokter melakukan penatalaksanaan terhadap sirkulasi
- Disability: edo terlihat mengantuk namun membuka mata bila dipanggil.
Menggerakkan tangan dan kaki sesuai perintah. Menjawab nama dan
alamat namun lupa saat ditanya kronologis kejadian. Pupil kanan melebar,
reflex cahaya (+) lambat, pupil kiri normal, reflex cahaya (+) cepat
- Dokter melihat ada masalah pada disability dan merencanakan
pemeriksaan tambahan untuk Edo
- Exposure: terdapat hematom di parietal kanan berdiameter 6 cm. terdapat
vulnus ekskoriatum pada pelipis kanan
Secondary Survey:
- Kepala: hematom di parietal kanan berdiameter 6 cm
- Leher dalam batas normal
- Toraks: tampak lebam kebiruan di dada depan kanan berdiameter 8 cm,
krepitasi pada costae V-VI anterior kanan
- Abdomen dalam batas normal
Ekstremitas: ekskoriasi pada daerah articulation cubiti dan genu kanan
2.3 Klarifikasi Istilah
1. Sesak napas : Pernapasan yang sukar atau sesak
2. Krepitasi : Suara berderak seperti bila kita
menggesekkan ujung-ujung tulang
yang patah
3. Vulnus ekskoriatum : Luka lecet
4. Hematom : Genangan darah setempat dibawah
kulit
5. Pingsan : Kondisi kehilangan kesadaran
secara mendadak dan biasanya
sementara yang disebabkan
kekurangan oksigen dan darah ke
otak
6. Primary survey : Suatu penilaian sistematis dari suatu
keadaan yang mengancam jiwa
. meliputi Airway, Breathing,
Circulation, Disability dan
Exposure dari trauma
7. Secondary survey : Pemeriksaan kepala sampai kaki,
termasuk reevaluasi pemeriksaan
tanda vital
2.4 Identifikasi Masalah
1. Edo, 18 tahun, dibawa ke UGD RSMP karena sesak napas hebat setelah
mengalami kecelakaan lalu lintas 30 menit yang lalu. Edo mengendarai
motor dengan kecepatan tinggi.
2. Edo menabrak bagian belakang mobil yang berhenti tiba-tiba. Dada Edo
membentur stang motor kemudian Edo terlempar dengan kepala
membentur aspal karena helmnya terlepas.
3. Menurut orang yang mengantar, Edo sempat pingsan kemudian sadar
kembali.
4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum: gelisah, tampak sesak napas hebat.
5. Primary Survey:
I. Airway: menjawab bila dipanggil nama dan mengeluh sesak napas
II. Breathing:
Terlihat sesak, RR 6x dalam 10 detik, mulut kebiruan, gerak napas
sebelah kanan tertinggal dibandingkan sebelah kiri, trakea
terdorong ke kiri, tampak lebam kebiruan di dada depan kanan
berdiameter 8 cm.
Terdengar bising napas vesikuler jelas pada toraks kiri dan
vesikuler menjauh/melemah pada toraks kanan. Denyut jantung
terdengar 19x dalam 10 detik.
Nyeri tekan pada daerah lebam teraba krepitasi pada costae V-VI
anterior kanan, perkusi sonor pada lapangan paru kiri dan
hipersonor pada lapangan paru kanan.
Dokter UGD menemukan gangguan di breathing dan melakukan
tatalaksana optimal. Setelah tatalaksana tersebut didapatkan data: RR
22x/menit, suara napas lapangan paru kanan sedikit menguat, trakea
kembali ke tengah namun suara napas paru kanan masih hipersonor.
III. Circulation: ekstremitas terlihat pucat dan teraba dingin, denyut nadi
25x dalam 15 detik. Tekanan darah 110/70 mmHg. Sumber
perdarahan tidak tampak.
Dokter melakukan penatalaksanaan terhadap sirkulasi.
IV. Disability: Edo terlihat mengantuk namun membuka mata bila
dipanggil. Menggerakkan tangan dan kaki sesuai perintah. Menjawab
nama dan alamat namun lupa saat ditanya kronologis kejadian. Pupil
kanan melebar, refleks cahaya (+) lambat, pupil kiri normal, refleks
cahaya (+) cepat.
Dokter melihat ada masalah pada disability dan merencanakan
pemeriksaan tambahan untuk Edo.
V. Exposure: terdapat hematom di parietal kanan berdiameter 6 cm.
Terdapat vulnus ekskoriatum pada pelipis kanan.
Secondary Survey:
Kepala : hematom di parietal kanan berdiameter 6 cm
Leher : dalam batas normal
Toraks : tampak lebam kebiruan di dada depan kanan berdiameter 8 cm,
krepitasi pada costae V-VI anterior kanan
Abdomen : dalam batas normal
6. Ekstremitas: ekskoriasi pada daerah articulatio cubiti dan genu kanan
2.5 Analisis Masalah
1) Edo, 18 tahun, dibawa ke UGD RSMP karena sesak napas hebat setelah
mengalami kecelakaan lalu lintas 30 menit yang lalu. Edo mengendarai
motor dengan kecepatan tinggi.
a. Apa saja penyebab dari sesak napas?
Jawab:
1. Gangguan mekanik terhadap proses ventilasi
Obstruksi aliran napas (sentral atau perifer)
- Asma, PPOK
- Tumor endobronkial
- Stenosis trakea / laring
Gangguan pengembangan paru (stiff lung)
- Interstitial fibrosis
- Gagal jantung kiri
- Tumor linfangitik
Gangguan pengembangan dinding dada atau diafragma
- Penebalan pleura, kifoskoliosis, obesiti, masa
intraabdomen, kehamilan
2. Kelemahan pompa napas (respiratory pump)
Absolut
- Riwayat poliomielitis
- Penyakit neuromuskular (Sindrom Guillain Barre,
muscular dystrophy, SLE, hipertiroidisme)
Relatif
- Hiperinflasi
- Efusi pleura
- Pneumothorax
3. Peningkatan respiratory drive
Hipoksemia
Asidosis metabolik
- Penyakit ginjal
- Anemia, hemoglobinopati
- Penurunan curah jantung
Stimulasi reseptor intrapulmoner
- Infiltrative lung disease, hipertensi pulmoner, edem
paru
(Menaldi, 2010)
b. Apa makna menalami sesak napas setelah mengalami
kecelakaan
setelah 30 menit yang lalu?
Jawab:
Kecelakaan lalu lintas (dada membentur stang) trauma tumpul
merupakan penyebab terjadinya sesak napas (Henderson, 2012)
c. Bagaimana mekanisme sesak napas hebat setelah
kecelakaan?
Jawab:
Kecelakaan lalu lintas trauma tumpul kompresi cedera
parenkim paru gagal menutup, fraktur costae kebocoran udara
“one-way valve” dari paru melalui dinding thoraks selama
proses bernapas udara terdorong masuk ke rongga pleura tapi tidak
bisa keluar lagi makin lama proses ini berlangsung
meningkatkan tekanan intrapleura desakan pada paru kolaps
paru sesak napas, struktur mediastinal terdesak, dan tergeser ke
sisi kontralateral desakan mediastinum menurunkan aliran balik
darah curah jantung berkurang makin mengurangi oksigenasi
dan ventilasi sesak napas hebat (Henderson, 2012)
d. Bagaimana pertolongan pertama pada kasus sesak napas?
Jawab:
Cara melakukan evakuasi korban pada kasus yakni dengan
melakukan tindakan resusitasi. Resusitasi merupakan tindakan
pertolongan terhadap seseorang yang terancam jiwanya karena
gangguan pernafasan yang kadang disertai henti jantung. Sebelum
resusitasi dimulai harus perhatikan keselamatan penolong dan
korban. Kemudian segera upayakan pertolongan yang dibutuhkan
seperti petugas kesehatan, ambulans dan polisi. Setelah kedua hal
ini diatur, baru lakuka resusitasi (Sjamsuhidajat, 2010)
1. Airway (membebaskan jalan nafas)
Pertama harus dinilai kelancaran jalan napas. Ini meliputi
pemeriksaan adanya obstruksi jalan napas. Airway harus dijaga
dengan baik pada semua pasien. Usaha untuk membebaskan
airway harus melindung cervical vertebra. Dalam hal ni dapat
dimulai dengan melakukan chin lift atau jaw trust. Bila pasien tidak
sadar dan tidak ada refleks bertahak (gag reflek) dapat dipakai oro-
pharyngeal airway. Bila ada keraguan mengenai kemampuan
menjaga airway, lebih baik memasang airway definitive. Selama
memeriksa dan memperbaiki airway, harus diperhatikan bahwa
tidak boleh dilakukan ektensi, fleksi, atau rotasi leher (ATLS,
2009).
2. Breathing (memelihara pernafasan)
Kontrol jalan nafas pasien. Pertukaran gas yang terjadi pada saat
bernapas, mutlak untuk pertukaran oksigen dan mengeluarkan
karbon-dioksida dari tubuh. Ventilasi yang baik meliputi fungsi
yang baik dari paru, dinding dada dan diafragma, Setiap komponen
ini harus di evaluasi secara cepat. Inspeksi dan palpasi dapat
memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin
menganggu ventilasi. Dada pasien harus dibuka untuk melihat
ekpansi pernapasan. Auskultasi dilakukan untuk memastikan
masuknya udara ke dalam paru selanjutnya lakukan perkusi pada
dinding dada (ATLS, 2009).
3. Circulation (memelihara perdaraha (perfusi jaringan otak dan
miokard))
Yang dibicarakan adalah volume darah dan cardiac output, serta
pendarahan. Perdarahan merupakan sebab utama kematian pasca-
trauma yang mungkin dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan
tepat. Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari
status hemodinamik pasien. Ada 3 temuan klinis yang dalam
hitungan detik dapat memberikan informasi mengenai keadaan
hemo-dinamik ini, yakni tingkat kesadaran, warna kulit, dan nadi.
Oleh karena itu hal yang perlu dilakukan pada circulation yakni
atasi hypovolemia dengan hentikan perdarahan dan infus, lakukan
pungsi tamponade jantung dan kempaan thoraks atau masse
jantung.
4. Disability (Neurologic Evaluation)
Lakukan evaluasi terhadap keadaan neurologis secara cepat. Yang
dinilai disini adalah tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil,
tanda-tanda lateralisasi dan tingkat (level) cedera spinal
(Sjamsuhidajat, 2000).
5. Exposure atau control lingkungan
Pasien harus dibuka keseluruhan pakaiannya guna memeriksa dan
evaluasi pasien. Setalah pakaian dibuka pasien harus diselimuti,
agar pasien tidak hipotermi (ATLS, 2009)
Pada pasien yang diduga mengalami fraktur cervical dilakukan
pemasangan cervical collar dan pemindahannya dengan long spine
board. Dibutuhkan 4 orang untuk melakukan prosedur modifikasi
logroll dan imobilisasi penderita.
2) Edo menabrak bagian belakang mobil yang berhenti tiba-tiba. Dada Edo
membentur stang motor kemudian Edo terlempar dengan kepala
membentur aspal karena helmnya terlepas.
a. Apa hubungan dada edo membentur stang motor kemudian kepala
membentur aspal dengan sesak napas?
Jawab:
Kecelakaan (dada terbentur stang motor ) trauma thoraks
fraktur costae V-VI mengenai rongga thoraks sampai rongga
pleura menembus pleura saat inspirasi udara dari luar masuk
ke dalam rongga pleura ketika ekspirasi udara yang masuk tidak
dapat keluar penumpukkan udara dalam rongga pleura ↑
tekanan pada rongga pleura pneumothorak gangguan
ventilasi (O2 dan CO2) hipoksia sesak nafas (Henderson,
2012)
b. Organ apa saja yang ada pada dada/ thoraks (yang terlibat pada
kasus)?
Jawab:
Cavum thorax diisi oleh paru-paru dan cavum pleura, di
bagian tengah paru-paru dan pleura disebut sebagai mediastinum.
Daerah-daerah mediastinum diantaranya:
- Anterior mediastinum, terletak diantara pericardium dan
sternum yang diisi oleh limfonodi.
- Middle mediastinum, yang di dalamnya terdapat
pericardium dan jantung.
- Posterior mediastinum, terletak diantara pericardium
dan
collum vertebra, yang di dalamnya berisi esofagus, ductus
toracicus, trunkus simpatis, dan aorta desenden.
(ATLS)
3) Menurut orang yang mengantar, Edo sempat pingsan kemudian sadar
kembali
a. Apa saja penyebab dari pingsan?
Jawab:
- Gangguan Vaskular
Kelainan anatomic Subclavian steal syndrome
Ortostatik insufisiensi otonom, hypovolemia, akibat
induksi obat-obatan
Akibat reflex hipersensitivitas sinus karotis, sinkop
glosofaringeal
Akibat kardiak
Aritmia
Struktur anatomi jantung stenosis valvular,
kardiomyopati hipertrofik.
- Penyebab neurologic kejang, TIA
- Serebrovaskular iskemia serebri sementara
- Psikogenik
- Metabolic hipoglikemia, hipoksia
- Sinkop yang tidak diketahui penyebabnya.
(Aru, 2009)
b. Bagaimana mekanisme dari pingsan?
Jawab:
Trauma kepala primer ada kekuataan mekanik eksternal
Impact langsung ke otak akibatnya terjadi kerusakan fisikal
terkena pada bagian pusat kesadaran di Medulla oblongata
pingsan sementara
c. Apa makna pingsan kemudian sadar kembali?
Jawab:
Edo sempat pingsan kemudian sadar kembali karena
kemungkinan mengalami trauma kepala ringan. Trauma ringan
ditandai oleh pasien sadar sepenuhnya dan dapat berbicara namun
dengan riwayat disorientasi, amnesia atau kehilangan kesadaran
sesaat (ATLS,2009)
4.) Pemeriksaan Fisik
a. Bagaimana interpretasi dari keadaan umum?
Jawab:
Kasus Keadaan normal Interpretasi
Gelisah Baik Penurunan
kesadaran (akibat
dari asupan oksigen
yang tidak adekuat)
Sesak napas hebat Tidak ada kesulitan
bernapas
Takipnea
b. Bagaimana mekanisme dari keadaan umum?
Jawab:
Kecelakaan (dada terbentur stang motor ) trauma thoraks
fraktur costae V-VI mengenai rongga thoraks sampai rongga
pleura menembus pleura saat inspirasi udara dari luar masuk
ke dalam rongga pleura ketika ekspirasi udara yang masuk tidak
dapat keluar penumpukkan udara dalam rongga pleura ↑
tekanan pada rongga pleura pneumothorak gangguan
ventilasi (O2 dan CO2) hipoksia sesak nafas dan gelisah
5.) Primary Survey dan Secondary Survey
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari Airway?
Jawab:
Kasus Keadaan Normal Interpretasi
Menjawab bila
di panggil nama
Sadar Normal
Mengeluh sesak
napas
Tidak sesak gejala tension
pneumothoraks
Sesak Napas
Kecelakaan (dada terbentur stang motor ) trauma thoraks
fraktur costae V-VI mengenai rongga thoraks sampai rongga
pleura menembus pleura saat inspirasi udara dari luar masuk
ke dalam rongga pleura ketika ekspirasi udara yang masuk tidak
dapat keluar penumpukkan udara dalam rongga pleura ↑
tekanan pada rongga pleura pneumothorak gangguan
ventilasi (O2 dan CO2) hipoksia sesak nafas
b. Bagaimana tatalaksana Airway pada kasus?
Jawab:
- Beri oksigen untuk meningkatkan laju resorpsi udara dari
rongga pleura dan memperbaiki saturasi oksigen
(Henderson, 2012)
c. Bagaimana interpretasi dari Breathing?
Jawab:
Kasus Keadaan normal Interpretasi
Terlihat sesak Tidak sesak Gangguan pernafasan
hal ini disebabkan
karena pertukaran
udara tidak adekuat
RR 6 x dalam 10
detik
(36 x/menit)
Normal 16-24
x/menit
Takipnea
Mulut kebiruan Mulut tidak biri
(tidak sianosis)
Sianosis hal ini
terjadi karena
penurunan suplai O2
gerak napas sebelah
kanan tertinggal
dibanding sebelah
kiri, trakea
terdorong ke kiri
Simetris antara
gerakan nafas
kanan dan kiri
Asimetris
Terjadi gagguan
pertukaran O2 diparu
trakea terdorong ke
kiri
Trakea di tengah Adanya sesuatu yang
mendorong trakea
(penekanan
mediastinum kea rah
kiri)
tampak lebam
kebiruan di dada
depan kanan
berdiameter 8 cm
Tidak lebam
kebiruan
Hematom dan
sianosis akibat dari
trauma kepala
Terdengar bising
napas vesikuler
jelas pada toraks
kiri dan vesikuler
menjauh/melemah
pada toraks kanan
Buyi nafas kanan
dan kiri sama
Terjadi gangguan
ventilasi (penurunan
bunyi nafas pada
daerah trauma)
Nyeri tekan pada
daerah lebam teraba
krepitasi pada
costae V-VI
anterior kanan
Tidak ada nyeri
tekan
Fraktur costae V-VI,
tanda trauma thoraks
perfusi sonor pada
lapangan paru kiri
dan hipersonor
pada lapangan paru
kanan.
Kedua lapangan
paru sonor
Hipersonor pada
lapangan paru kanan
artinya Kanan lebih
banyak udara dari
pada kiri
d. Bagaimana mekanisme dari Breathing?
Jawab:
Sesak Nafas
Kecelakaan (dada terbentur stang motor) trauma thoraks
fraktur costae V-VI mengenai rongga thoraks sampai rongga
pleura menembus pleura saat inspirasi udara dari luar masuk
ke dalam rongga pleura ketika ekspirasi udara yang masuk tidak
dapat keluar penumpukkan udara dalam rongga pleura ↑
tekanan pada rongga pleura pneumothorak gangguan
ventilasi (O2 dan CO2) hipoksia sesak nafas
RR 6x dalam 10 detik (Takipnea)
Kecelakaan (dada terbentur stang motor) trauma thoraks
fraktur costae V-VI mengenai rongga thoraks sampai rongga
pleura menembus pleura saat inspirasi udara dari luar masuk
ke dalam rongga pleura ketika ekspirasi udara yang masuk tidak
dapat keluar penumpukkan udara dalam rongga pleura ↑
tekanan pada rongga pleura pneumothorak gangguan
ventilasi (O2 dan CO2) hipoksia meningkatkan usaha
perafasan laju respirasi menigkat takipnea
Mulut kebiruan
Kecelakaan (dada terbentur stang motor) trauma thoraks
fraktur costae V-VI mengenai rongga thoraks sampai rongga
pleura menembus pleura saat inspirasi udara dari luar masuk
ke dalam rongga pleura ketika ekspirasi udara yang masuk tidak
dapat keluar penumpukkan udara dalam rongga pleura ↑
tekanan pada rongga pleura pneumothorak gangguan
ventilasi (O2 dan CO2) hipoksia penurunan suplai O2
peningkatan kadar hemoglobin yang tidak terikat oleh O2
hemoglobin tereduksi diskoloriasi yang tampak pada mulut
mulut kebiruan
Gerak nafas kanan tertinggal dibandingkan sebelah kiri
Kecelakaan (dada terbentur stang motor) trauma thoraks
fraktur costae V-VI mengenai rongga thoraks sampai rongga
pleura menembus pleura saat inspirasi udara dari luar masuk
ke dalam rongga pleura ketika ekspirasi udara yang masuk tidak
dapat keluar penumpukkan udara dalam rongga pleura ↑
tekanan pada rongga pleura pneumothorak menekan
mediastinum gangguan ekspansi paru kanan gerakan nafas
kanan tertinggal disebanding sebelah kiri
Trakea terdorong kekiri
Kecelakaan (dada terbentur stang motor) trauma thoraks
fraktur costae V-VI mengenai rongga thoraks sampai rongga
pleura menembus pleura saat inspirasi udara dari luar masuk
ke dalam rongga pleura ketika ekspirasi udara yang masuk tidak
dapat keluar penumpukkan udara dalam rongga pleura ↑
tekanan pada rongga pleura pneumothorak menekan
mediastinum deviasi trakea kontralateral (ke kiri) trakea
terdorong ke kiri
Lebam kebiruan didada depan kanan berdiameter 8 cm
Kecelakaan (dada terbentur stang motor) trauma thoraks
lebam kebiruan didada depan kanan berdiameter 8 cm, krepitasi
pada costa V-VI anterior kanan
Bising nafas Vesikuler jelas pada thorak kiri dan vesikuler
menjauh atau melemah pada thoraks kanan
Kecelakaan (dada terbentur stang motor) trauma thoraks
fraktur costae V-VI mengenai rongga thoraks sampai rongga
pleura menembus pleura saat inspirasi udara dari luar masuk
ke dalam rongga pleura ketika ekspirasi udara yang masuk tidak
dapat keluar penumpukkan udara dalam rongga pleura ↑
tekanan pada rongga pleura paru kanan kolaps Vesikuler jelas
pada thorak kiri dan vesikuler menjauh atau melemah pada thoraks
kanan
Nyeri tekan pada daerah lebam teraba krepitasi pada costae
V-VI anterior kanan
Kecelakaan (dada terbentur stang motor ) trauma thoraks
fraktur costae V-VI tekanan saraf didaerah costa Nyeri
tekan pada daerah lebam teraba krepitasi pada costae V-VI anterior
kanan
Hipersonor pada lapangan paru kanan
Kecelakaan (dada terbentur stang motor ) trauma thoraks
fraktur costae V-VI mengenai rongga thoraks sampai rongga
pleura menembus pleura saat inspirasi udara dari luar masuk
ke dalam rongga pleura ketika ekspirasi udara yang masuk tidak
dapat keluar penumpukkan udara dalam rongga pleura jika
diperkusi hipersonor pada lapangan paru kanan
(Sylvia, 2011 dan sudoyo, 2009)
e. Bagaimana tatalaksana Breathing pada kasus?
Jawab:
- Beri oksigen untuk meningkatkan laju resorpsi udara dari
rongga pleura dan memperbaiki saturasi oksigen
- Dekompresi cepat pada sisi dada yang sakit dengan
memasukkan jarum di sela iga ke 2 linea midclavicularis
diikuti dengan pemasangan selang torakostomi.
(Henderson, 2012)
f. Bagaimana interpretasi dari Circulation?
Jawab:
Kasus Keadaan Normal Interpretasi
Ekstremitas
terlihat pucat dan
teraba dingin
Ekstremitas tidak
pucat dan teraba
hangat
Tanda pre-syok
denyut nadi 25x
dalam 15 detik
60-98 x/menit Pada kasus dalam 1
menit 100x/menit
takikardi (tanda pre-
syok)
Tekanan darah
110/70 mmHg
110-120/70-80
mmHg
Normal
g. Bagaimana mekanisme dari Circulation?
Jawab:
Kecelakaan (dada terbentur stang motor ) trauma thoraks
fraktur costae V-VI mengenai rongga thoraks sampai rongga
pleura menembus pleura saat inspirasi udara dari luar masuk
ke dalam rongga pleura ketika ekspirasi udara yang masuk tidak
dapat keluar penumpukkan udara dalam rongga pleura ↑
tekanan pada rongga pleura pneumothorak gangguan
ventilasi (O2 dan CO2) hipoksia penurunan perfusi O2 ke
jaringan perifer ekstremitas terlihat pucat dan teraba dingin
(Sylvia, 2011 dan sudoyo, 2009)
h. Bagaimana tatalaksana Circulation pada kasus?
Jawab:
Lakukan penilaian:
1. Dapat mengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatal
2. Mengetahui sumber perdarahan internal
3. Nadi : Kecepatan, kualitas, keeteraturan, pulsus paradoxus
2. Warna kulit
3. Tekanan darah
Pengelolaan:
1. Tekan langsung pada tempat perdarahan eksternal
2. Mengenal adanya perdarahan internal, kebutuhan untuk
intervensi bedah, serta konsultasi bedah
3. Memasang 2 kateter IV ukuran besar
4. Mengambil sampel darah untuk pemeriksaan darah rutin,
analisis kimia, golongan darah dan cross match, dan AGD
5. Memberikan cairan kristaloid (RL 4500 – 6000 cc/jam) caliber
besar yang telah dihangatkan melalui IV dan pemberian darah.
4. Cegah hipotermia
i. Bagaimana interpretasi dari Disability?
Jawab:
Kasus Keadaan Normal Interpretasi
Edo terlihat
mengantuk, namun
membuka mata bila
dipanggil
E = 3
Menggerakkan
tangan dan kaki
sesuai perintah
M = 6
Menjawab nama dan
alamat namun lupa
saat ditanya
kronologis kejadian
GCS= 1
Abnormal
GCS = 15 E = 3
V = 4
M = 6
GCS = 13
(Penurunan
kesadaran ringan)
Pupil kanan melebar
dan reflex cahaya
(+) lambat
Pupil tidak melebar,
reflex cahaya tidak
lambat
Abnormal
j. Bagaimana mekanisme dari Disability?
Jawab:
- Cedera kepala pada parietal → suplai O2 ke otak berkurang →
gangguan fungsi otak → penurunan kesadaran
- Trauma tumpul rongga toraks Fraktur costae V-VI udara
dari dalam paru bocor ke dalam rongga pleura udara tidak
dapat keluar dari pleura tekanan dalam pleura meningkat
paru kolaps pertukaran udara menjadi tidak adekuat
hipoksia asupan oksigen ke otak berkurang penurunan
kesadaran
- Cedera kepala pada parietal → kerusakan pada saraf
okulomotorius (N.III) → pupil kanan melebar dan reflek
cahaya (+) lambat
k. Bagaimana tatalaksana Disability pada kasus?
Jawab:
Tatalaksana berdasarkan derajat cedera kepala (cedera kepala
ringan GCS 13-15)
Riwayat:
1. Nama, umur, jenis kelamin, ras
2. Mekanisme cedera
3. Waktu cedera
4. Tidak sadar segera setelah cedera
5. Tingkat kewaspadaan
6. Amnesia : Retrograde, Antegrade
7. Sakit kepala : ringan, sedang , berat
- Pemeriksaan umum untuk menyingkirkan cedera sistemik
- Pemeriksaan neurologis terbatas
- Pemeriksaan kadar alkohol darah dan zat toksik dalam urine
- Pemeriksaan CT Scan kepala
Indikasi rawat:
1. CT scan tidak ada
2. CT scan abnormal
3. semua cedera tembus
4. Riwayat hilang kesadaran
5. Kesadaran menurun
6. Sakit kepala sedang-berat
7. Intoksikasi alkohol/ obat obatan
8. Kebocoran likuor : Rhinorea-otorea
9. Cedera penyerta
10. Tak ada keluarga di rumah
11. GCS <15
12. Defisit neurologis fokal
Indikasi pulang:
1. Tidak memenuhi kriteria rawat
2. Diskusikan kemungkinan kembali ke RS bila memburuk dan
berikan lembar observasi
3. Jadwal untuk kontrol ulang
l. Bagaimana pemeriksaan tambahan yang diperlukan pada
disability?
Jawab:
- Foto Thorax
- Rontgen
- CT-scan
m. Bagaimana interpretasi dari Exposure?
Jawab:
Kasus Keadaan Normal Interpretasi
terdapat hematom di
parietal kanan
berdiameter 6 cm.
Tidak terdapat
hematom di parietal
kanan
Terdapat dilatasi
pembuluh darah
terjadi
pengumpulan
darah pada
parietal kanan
Terdapat vulnus
ekskoriatum pada
pelipis kanan.
Tidak terdapat vulnus
ekskoriatum pada
pelipis kanan.
Luka lecet pda
pelipis kanan
n. Bagaimana mekanisme dari Exposure?
Jawab:
Kecelakaan benturan (trauma) pada kepala pengumpulan
darah pada daerah demis di parietal kanan hematom
Kecelakaan benturan (trauma) pada pelipis kanan kanan kulit
tergores vulnus ekskoriasi pada pelipis kanan
o. Bagaimana cara pemeriksaan ABCDE?
Jawab:
Airway
- Lakukan penilaian mengenai patensi airway dan penilaian
cepat akan adanya obstruksi
- Pengelolaan – mengusahakan airway
Melakukan chin lift atau jaw thrust
Membersihkan airway dari benda asing
Memasang pipa naso-faringeal atau oro-faringeal
Memasang airway definitive dengan memasang oro-
atau naso-trakeal dan dapat juga dilakukan
krikotiroidotomi dengan pembedahan
Melakukan jet insufflation dari airway dan mengetahui
tindakan ini bersifat sementara
- Menjaga leher dalam posisi netral, bila perlu secara manual
bila melakukan tindakan untuk membebaskan airway
- Fiksasi leher dengan berbagai cara, setelah memasang
airway
Breathing
- Penilaian
Buka leher dan dada sambil menjaga imobilisasi leher
dan kepala
Tentukan laju dan dalamnya pernafasan
Inspeksi dan palpasi leher dan toraks untuk adanya
deviasi trakea, ekspansi toraks simetris atau tidak
simetris, pemakaian otot tambahan dan tanda-tanda
cedera lainnya
Perkusi toraks untuk menentukan redup atau hipersonor
Auskultasi toraks bilalateral
- Pengelolaan
Pemberian oksigen konsentrasi tinggi
Ventilasi dengan alat bag-valve-mask
Menghilangkan tension pneumo-thorax
Menutup open pneumo-thorax
Memasang sensor CO2 dari kapnograf pada ETT
Memasang pulse oximeter
Circulation
- Penilaian
Dapat mengetahui sumber perdarahan eksternal
yang fatal
Mengetahui sumber perdarahan internal
Nadi: kecepatan, kualitas, keteraturan, pulsus
paradoxus
Warna kulit
Tekanan darah (bila ada waktu)
- Pengelolaan
Tekanan langsung pada tempat
perdarahan eksternal
Mengenal adanya perdarahan internal, kebutuhan
untuk intervensi bedah, serta konsultasi bedah
Memasang 2 kateter IV ukuran besar
Mengambil sampel darah untuk pemeriksa darah
rutin, analisis kimia, tes kehamilan, golongan darah
dan cross-match, dan analisis gas darah
Memberikan cairan dengan cairan RL yang
dihangatkan dan pemberian darah
Cegah hipotermia
Disability
- Tentukan tingkat kesadaran memakai skor GCS
- Nilai pupil untuk besarnya, isokori dan reaksi
Exposure : buka pakaian pasien tetapi cegah hipotermia
6) Ekstremitas
a. Bagaimana interpretasi dari hasil ekstremitas?
Jawab:
Kasus Keadaan Normal Interpretasi
ekskoriasi pada
daerah articulatio
cubiti dan genu
kanan
Tidak ada ekskoriasi
pada daerah articulatio
cubiti dan genu kanan
Terdapat luka
lecet pada
articulatio cubiti
dan genu kanan
b. Bagaimana mekanisme dari hasil ekstremitas?
Jawab:
Kecelakaan benturan (trauma) pada daerah articulatio cubiti dan
genu kanan kulit tergores ekskoriasi pada daerah articulatio
cubiti dan genu kanan
7) Bagaimana cara diagnosis pada kasus?
Jawab:
Anamnesis :
Edo, 18 tahun, dibawa ke UGD RSMP karena sesak napas hebat setelah
mengalami kecelakaan lalu lintas 30 menit yang lalu, Dada Edo
membentur stang motor kemudian Edo terlempar dengan kepala
membentur aspal karena helmnya terlepas. Menurut orang yang
mengantar, Edo sempat pingsan kemudian sadar kembali.
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum: gelisah, tampak sesak napas hebat.
Primary Survey :
Airway : menjawab bila dipanggil nama dan mengeluh sesak napas
Breathing :
o Terlihat sesak, RR 6x dalam 10 detik, mulut kebiruan, gerak napas
sebelah kanan tertinggal dibandingkan sebelah kiri, trakea terdorong
ke kiri, tampak lebam kebiruan di dada depan kanan berdiameter 8 cm.
o Terdengar bising napas vesikuler jelas pada thoraks kiri dan vesikuler
menjauh/melemah pada thoraks kanan. Denyut jantung terdengar jelas
19x dalam 10 detik.
o Nyeri tekan pada daerah lebam teraba krepitasi pada costae V-VI
anterior kanan, perkusi sonor pada lapangan paru kiri dan hipersonor
pada lapangan paru kanan.
Circulation : ekstremitas terlihat pucat dan teraba dingin, denyut nadi
25x dalam 15 detik. Tekanan darah 110/70 mmHg. Sumber perdarahan
tidak tampak.
Disability : Edo terlihat mengantuk namun membuka mata bila
dipanggil. Menggerakkan tangan dan kaki sesuai perintah. Menjawab
nama dan alamat namun lupa saat ditanya kronologis kejadian. Pupil
kanan melebar, refleks cahaya (+) lambat, pupil kiri normal, refleks
cahaya (+) cepat.
Exposure : terdapat hematom di parietal kanan berdiameter 6 cm.
Terdapat vulnus ekskoriatum pada pelipis kanan.
Secondary Survey :
Kepala : hematom di parietal kanan berdiameter 6 cm
Leher dalam batas normal
Toraks : tampak lebam kebiruan di dada depan kanan berdiameter 8
cm, krepitasi pada costae V-VI anterior kanan
Abdomen dalam batas normal
Ekstremitas : ekskoriasi pada daerah articulatio cubiti dan genu kanan
8.) Bagaimana Differential Diagnosis pada kasus?
Jawab:
1. Trauma thorax berupa tension Pneumtohorax + cedera kepala ringan
2. Trauma thorax berupa tension hemathorax + cedera kepala ringan
9.) Bagaimana pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada kasus?
Jawab:
o CT Scan.
CT-Scan (dengan atau tanpa kontras): mengidentifikasi luasnya
lesi, perdarahan, determinan ventrikuler, dan perubahan jaringan
otak. Catatan : Untuk mengetahui adanya infark / iskemia jangan
dilekukan pada 24 - 72 jam setelah injuri
o Angiografi Serebral
Menunjukkan kelainan sirkulasi cerebral seperti pergeseran cairan
otak akibat oedema, perdarahan, trauma
o EEG (Electro Encephalografi)
Memperlihatkan keberadaan/perkembangan gelombang patologis
o MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Mengidentifikasi perfusi jaringan otak, misalnya daerah infark,
hemoragik
o Rontgen,
Mendeteksi perubahan struktur tulang (fraktur), perubahan struktur
garis (perdarahan/edema), fragmen tulang
o Test Orientasi dan Amnesia Galveston (TOAG)
Untuk menentukan apakah penderita trauma kepala sudah pulih
daya ingatnya.
10) Bagaimana Working Diagnosis pada kasus?
Jawab:
Cedera kepala ringan dan tension pneumothorax et causa trauma tumpul
11) Bagaimana tatalaksana pada kasus?
Jawab:
Tatalaksana awal berdasarkan alur triase
Ukur tanda vital dan tingkat kesadaraan
Nilai GCS < 14, RR< 10 x atau >29 x permenit, Tekanan darah <90 mmHg,
Rujuk ke pusat trauma
Ada tanda tanda flail chest
Lihat kriteria penyebab kecelakan
Disini kecelakaan lalu lintas dengan kecepataan > 32km/jam atau motor dan
pengendara terpisah
Lihat kriteria
Umur < 5 tahun atau lebih dari 29 tahun, Hamil, Imunosupresi, dan Memiliki
penyakit Jantung paru sebelumnya
Jika tidak , Re-Evaluasi
bersama tim kontrol
medik
(ATLS, )
Penanganan Cedera Thoraks
- Torakosintesis jarum
A. Identifikasi toraks penderita dan status respirasi
B. Berikan oksigen dengan aliran tinggi dan ventilasi sesuai
kebutuhan
C. Identifikasi sela iga II, di linea midklavikula di sisi tension
pneumotoraks
D. Asepsis dan antisepsis dada
E. Anastesi lokal jika penderita sadar atau keadaan
mengijinkan
F. Penderita dalam keadaan posisi tegak jika fraktur servikal
sudah disingkirkan
G. Pertahankan Luer-Lok di ujung distal kateter, Insersi jarum
kateter (panjang 3-6 cm) ke kulit secara tepat di atas iga ke
dalam sel iga
H. Tusuk pleura parietal
I. Pindahkan Luer-Lok dari kateter dan dengar keluarnya
udara ketika jarum memasuki pleura parietal, menandakan
tension pneumotoraks telah diatasi
J. Pindahkan jarum dan ganti Luer-Lok di ujung distal kateter.
Tinggalkan kateter plastik di tempatnya dan ditutup dengan
plester atau kain kecil
K. Siapkan chest tube, jika perlu. Chest tube harus dipasang
setinggi puting susu anterior linea midaksilaris pada
hemitoraks yang terkena
L. Hubungkan chest tube ke WSD atau katup tipe flutter dan
cabut kateter yang digunakan untuk dekompresi tension
pneumotoraks
M. Lakukan ronsen toraks
(ATLS, 2004)
Initial Assement
1. Persiapan
2. Triase
3. Quick assissment : cek Airway dan Breathing dalam 10 detik
4. Primary Assissment
Airway : patensi jalan napas dengan tetap melindungi vertebra
servikal, dengar suara nafas pasien ada tidaknya obstruksi saluran
pernapasan (snoring, gurgling, stridor), perhatikan adanya retraksi
otot pernapasan dan gerakan dinding dada.
Breathing : Periksa frekuensi napas, perhatikan gerakan respirasi,
palpasi toraks, auskultasi dan dengarkan bunyi napas.
Circulation : Periksa frekuensi denyut jantung dan denyut nadi,
periksa tekanan darah, pemeriksaan pulse oxymetri, periksa vena
leher dan warna kulit (adanya sianosis).
Disability : evaluasi tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil,
tanda lateralisasi dan tingkat cedera spinal.
5. Resusitasi
Airway
1. Inspeksi orofaring secara cepat dan menyeluruh, lakukan chin-lift
dan jaw thrust, hilangkan benda yang menghalangi jalan napas.
Lakukan oropharyngeal airway bila perlu. Pasien dapat bicara
dianggap jalan nafas bersih, namun evaluasi ulang
2. Reposisi kepala, untuk imobilisasi pasang cervical collar atau long
spine board sampai terbukti tidak ada fraktur cervical.
Breathing
1. Berikan oksigen 10-12 L/menit dengan masker. Lakukan bantuan
ventilasi dengan alat Bag-Valve-Mask
2. Dekompresi segera
- Large-bore needle insertion (sela iga II, linea mid-klavikula).
Tujuannya membuat hubungan rongga pleura dengan dunia
luar dengan cara menusukkan jarum melalui dinding dada terus
masuk kerongga pleura dengan demikian tekanan udara yang
positif di rongga pleura akan berubah menjadi negatif karena
udara keluar melalui jarum tersebut.
- Water Sealed Drainage atau Chest Tube
WSD merupakan sistem drainage yang menggunakan water
seal untuk mengalirkan udara atau cairan dari cavum pleura
(rongga pleura). Tujuannya untuk mengalirkan atau drainage
udara atau cairan dan rongga pleura untuk mempertahankan
tekanan negative rongga tersebut.
Cara pemasangan WSD:
o Tentukan tempat pemasangan, biasanya pada sela iga (ICS) IV
atau V di linea aksillaris anterior dan media.
o Lakukan analgesia/anesthesia pada tempat yang telah
ditentukan.
o Buat insisi kulit dan subkutis searah dengan pinggir iga,
perdalam sampai m. intercostalis.
o Masukkan Kelly clamp melalui pleura parietalis, kemudian
dilebarkan. Masukkan jari melalui bubang tersebut untuk
memastikan sudah sampai ke rongga pleura atau menyentuh
paru.
o Masukkan selang (chest tube) melalui lubang yang telah dibuat
dengan menggunakan Kelly forceps.
o Selang yang telah terpasang, difiksasi dengan jahitan ke
dinding dada.
o Selang disambung ke WSD yang telah disiapkan.
o Foto X-ray thorax untuk menilai posisi selang yang telah
dimasukkan.
3. Berikan analgesik untuk menghilangkan nyeri akibat fraktur costae
V-VI anterior kanan
Circulation
1. Resusitasi cairan dengan memasang 2 IV lines, diberikan ringer
laktat harus dihangatkan sebelumnya dan diguyur cepat.
2. Pasang monitor EKG
3. Pasang kateter urin
4. Pasang PEA (Pulses Electric Activity
5. Mencegah terjadi hipotermi
Disability
Penilaian GCS adalah 13 terjadi penurunan kesadaran kategori
delirium, pupil kanan melebar, refleks cahaya (+) lambat, pupil kiri
normal, refleks cahaya (+) cepat, tindakannya perlu dilakukan CT
Scan kepala dan thorak, bila dicurigai terjadi pendarahan epidural,
subdural atau fraktur kompresi.
6. Pertimbangan foto rontgen toraks AP lateral.
7. Pertimbangkan rujukan pasien
- Rumah sakit fasilitas pusat trauma
- Cedera kepala konsultasi bedah syaraf
(ATLS.2008)
12) Bagaimana komplikasi pada kasus?
Jawab:
Infeksi
Emboli
Kematian
Tension penumotoraks yang tidak ditangani akan menekan jantung,
sehingga lama-lama jantungnya akan mengalami gangguan fungsi
Syok
- Disfungsi atau gagal multi organ
- Sekuele akibat gagal multi organ atau akibat hipoperfusi yang
berkepanjangan
13) Bagaiamana prognosis pada kasus?
Jawab: Dubia ad Bonam dengan tatalaksana yang komprehensif
14) Bagaimana kompetensi dokter umum pada kasus?
Jawab:
3B Gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan
terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi
menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/atau kecacatan
pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang
paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga
mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
15) Bagaiamana pandangan islam pada kasus?
Jawab:
Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya,
melainkan Allah akan menggugurkan bersamanya dosa – dosanya seperti
pohon yang menggugurkan daun – daunnya.
(H.R Bukhari dan Muslim)
2.6 Kesimpulan
Edo, 18 tahun mengeluh sesak napas hebat karena mengalami tension
pneumotoraks dan cedera kepala ringan et causa trauma tumpul pada
thoraks dan kepala
2.7 Kerangka Konsep
Kecelakaan
Multipel Trauma
Trauma Thoraks Trauma Kepala
Pneumotoraks
Sesak nafas
Trauma Ekstremitas
Penurunan kesadaran ringan
Ekskoriasi daerah cubiti dan genu
Fraktur costae V-VI