Skenario a Blok 20 Fix

download Skenario a Blok 20 Fix

of 46

description

tutorial

Transcript of Skenario a Blok 20 Fix

Skenario A Blok 20 Tahun 2013

Pradipta, laki-laki, usia 3 tahun, dibawa ke klinik tumbuh kembang karena belum bisa bicara dan tidak bisa diam. Pradipta anak pertama dan anak tunggal dari ibu berusia 25 tahun. Lahir spontan pada kehamilan 40 minggu. Selama hamil ibu sehat dan periksa kehamilan dengan teratur ke bidan. Segera setelah lahir langsung menangis, tidak ada riwayat kejang. Saat ini Pradipta tidak pernah mau menoleh bila dipanggil, suara yang dikeluarkan hanyalah bahasa planet yang tidak dimengerti. Dia juga tidak bisa bermnain bersama dengan teman sebaya dan selalu menolak kontak mata. Di samping itu Pradipta selalu bergerak, berlari ke sana ke mari tanpa tujuan, dan sering melakukan gerakan mengepak-ngepakkan lengannya seperti mau terbang. Tidak suka dipeluk dan akan menjadi histeris bila mendengar suara keras. Bila memerlukan sesuatu dia akan mengambil tangan pendamping.Pemeriksaan Fisik:

Berat badan 16 kg, panjang badan 95 cm, lingkaran kepala 54 cm. Tidak ada gambaran dismorfik. Anak sadar, tapi ada kontak mata dan tersenyum kepada pemeriksa. Tidak menoleh ketika dipanggil namanya. Selalu mengepak-ngepakkan lengannya. Tidak bisa bermain pura-pura (membuat secangkir teh). Tidak pernah menunjuk sesuatu, tidak bisa disuruh untuk melihat yang ditunjuk, malah melihat ketangan pemeriksa. Bermain mobil-mobilan hanya disusun berurutan dan diperhatikan hanya bagian rodanya saja. Tidak ada kelainan neurologis. Tes pendengaran normal. Tes Denver terdapat keterlambatan di sektor bahasa dan perilaku.I. KLARIFIKASI ISTILAH

1. Lahir spontan : lahir secara spontan pervagina2. Kejang : kontraksi otot secara mendadak karena involunter3. Dismorfik : kelainan pada perkembangan morfologik4. Tes denver : uji untuk identifikasi bayi dan anak-anak pra-sekolah dengan keterlambatan perkembangan5. Histeris: ledakan emosional yang tidak terkendaliII. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Pradipta, laki-laki, usia 3 tahun, dibawa ke klinik tumbuh kembang karena belum bisa bicara dan tidak bisa diam 2. Riwayat kehamilan

Anak pertama dan tunggal dari ibu berusia 25 tahun Lahir spontan pada kehamilan 40 minggu

Ibu sehat dan periksa kehamilan secara teratur3. Segera setelah lahir langsung menangis dan tidak ada riwayat kejang4. Riwayat tumbuh kembang

Tidak pernah mau menoleh bila dipanggil Suara yang dikeluarkan hanyalah bahasa planet Tidak bisa bermain dengan teman sebaya Tidak ada kontak mata Selalu bergerak, berlari ke sana ke mari tanpa tujuan Melakukan gerakan mngepak-ngepak lengan seperti mau terbang Tidak suka dipeluk Histeris bila mendengar suara keras Bila memerlukan sesuatu dia akan mengambil tangan pendamping5. Pemeriksaan fisik

Berat badan 16 kg, panjang badan 95 cm, lingkaran kepala 54 cm. Tidak ada gambaran dismorfik. Anak sadar, tapi ada kontak mata dan tersenyum kepada pemeriksa. Tidak menoleh ketika dipanggil namanya. Selalu mengepak-ngepakkan lengannya. Tidak bisa bermain pura-pura (membuat secangkir teh). Tidak pernah menunjuk sesuatu, tidak bisa disuruh untuk melihat yang ditunjuk, malah melihat ketangan pemeriksa. Bermain mobil-mobilan hanya disusun berurutan dan diperhatikan hanya bagian rodanya saja.

Tidak ada kelainan neurologis. Tes pendengaran normal. Tes Denver terdapat keterlambatan di sektor bahasa dan perilaku.III. ANALISIS MASALAH

Masalah 1a. Bagaimana proses tumbuh kembang anak yang normal usia 3 tahun? Jawab:

Usia 2-3 tahun1) Anak belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki2) Membuat jembatan dengan 3 kotak3) Mampu menyusun kalimat4) Mempergunakan kata-kata saya5) Bertanya6) Mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya7) Menggambar lingkaran8) Bermain dengan anak lain9) Menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya Perkembangan bahasa: Berespon terhadap petunjuk sederhana Berespon terhadap perintah bertindak Mulai mengerti kalimat kompleks Menggunakan ungkapan dua kata Meniru suara lingkungan dalam bermain, dll Perkembangan perilaku :

a. Motorik : berlari dengan baik tanpa jatuh, menyepak bola besar, naik- turun tangga sendiri

b. Social : Anak mencari mengharapkan ada teman bermain, mencari teman sebaya. Memberikan mainan bila diminta.

( pada kasus ini Pradipta mengalami gangguan perkembangan bahasa dan perilaku.Masalah 2

a. Adakah hubungan usia Ibu saat hamil, lahir spontan 40 minggu dan tumbuh kembang anak sekarang? Jelaskan ! Jawab:

Tidak ada, sejumlah komplikasi prenatal dan perinatal telah dilaporkan sebagai faktor risiko yang mungkin untuk autisme . Faktor risiko ini termasuk diabetes ibu kehamilan , usia ibu dan ayah lebih dari 30 , pendarahan setelah trimester pertama , penggunaan obat resep ( misalnya valproate ) selama kehamilan , dan mekonium dalam cairan ketuban. Ibu kemungkinan hamil pada usia sekitar 21-22 tahun, yang bisa dikatakan usia ideal untuk ibu hamil. Sedangkan usia kehamilan ibu yang 40 minggu juga termasuk usia kehamilan normal karena usia kehamilan normal yaitu sekitar 37- 41 minggu.Masalah 3

a. Apa makna klinis segera setelah lahir langsung menangis dan tidak ada riwayat kejang? Jawab:

Ini berarti bayi ini normal. Bayi langsung menangis setelah lahir menunjukkan bahwa tidak terjadi asfiksia yang merupakan salah satu faktor resiko autisme. Tangisan itu sendiri sebagai respons tubuh sang bayi karena adanya perbedaan suhu di dalam Rahim ibu dan suhu ruangan yang lebih rendah. Selain itu yang terpenting, ini sebagai usaha sang anak untuk menghirup oksigen dan memasok oksigen kedalam paru paru secara maksimal, hal ini juga karena adanya tekanan pada dada anak saat proses kelahiran.

Untuk kejangnya itu sendiri berarti normal, Tidak ada riwayat kejang menunjukkan bahwa gejala yang dialami Paradipta bukan merupakan gejala sisa akibat kerusakan sel-sel saraf saat kejang, karena pada anak yang lahir dengan kejang berarti adanya keadaan yang tidak baik pada bayi itu sendiri. Misalnya: BBLR, hipoglikemi,dll.Masalah 4a. Mengapa tidak pernah mau menoleh bila dipanggil? Jawab: Saat Pradipta tidak mau menoleh bila dipanggil, berarti ini menunjukkan adanya Gangguan interaksi sosial selain itu Respon terhadap suara (atensi) merupakan bagian dari interaksi sosial yang disebabkan oleh gangguan pada pada korteks prefrontalis medialis dan posterior lobus parietal. Pada autis terjadi gangguan, sehingga menyebabkan individu memiliki perhatian yang kurang terhadap keadaan disekelilingnya sehingga tidak menghiraukan orang lain yang sedang berbicara dengannya atau memanggilnya.

Kurang respon terhadap stimuli sensorik contoh terhadap suara ( Mengabaikan ucapan yang diarahkan kepadanya ( Tidak menoleh ketika dipanggil namanya.b. Mengapa suara yang dikeluarkan hanyalah bahasa planet? Jawab:

Pada kasus: Penderita autis terjadi pertumbuhan abnormal:

a. Pada sel saraf integratif di korteks frontalis

b. Pematangan mielin terlalu cepat di daerah frontalis dan temporalisMielinisasi jaras saraf ( hambatan ( proses menterjemahkan gagasan lambat

c. Perkembangan sinaps yang tidak sempurna

Sedangkan fungsi dari lobus frontalis dan temporalis adalah untuk proses berbahasa dan kognitif, seperti area Broca dan area Wernicke. Pada otak bagian lobus temporalis. Di bagian posterior dari girus temporalis di lobus temporalis terdapat area yang disebut area Wernicke dimana sebagai area utama untuk pemahaman bahasa, yaitu berfungsi membentuk buah pikiran untuk diekspresikan dan memilih kata-kata yang akan digunakan serta mengatur motorik vokalisasi dan kerja yang nyata dari vokalisasi itu sendiri. Jika area ini terganggu maka penderita tak mampu memformulasikan buah pikirannya untuk dikomunikasikan. Maka dari itu, pertumbuhan abnormal pada kedua daerah tersebut menyebabkan gangguan berbahasa.c. Mengapa anak tidak bisa bermain dengan teman sebaya?Jawab:

Interaksi sosial anak autistik dibagi dalam 3 kelompok yaitu: a. Kelompok yang menyendiri, umumnya anak ini menarik diri, acuh tak acuh, akan kesal bila diadakan pendekatan sosial dan menunjukkan perilaku dan perhatian yang terbatas atau tidak hangat.

b. Kelompok pasif, dapat menerima pendekatan sosial dan bermain dengan anak lain jika pola permainannya disesuaikan dengan dirinya.

c. Kelompok aktif tapi aneh, secara spontan akan mendekati anak lain namun interaksi ini sering kali tidak sesuai dan sering hanya sepihak. Walaupun mereka berminat untuk mengadakan hubungan karena ketidakmampuan mereka untuk memahami aturan-aturan yang berlaku dalam interaksi sosial. Kesadaran sosial yang kurang menyebabkan mereka baik dalam bentuk vokal maupun ekspresi wajah. Hal ini menyebabkan anak autis tidak dapat berempati kepada orang lain.Hal ini menunjukkan adanya gangguan interaksi sosial penderita dalam beraktivitas bersama-sama dengan orang lain yang ditandai dengan tidak aktifnya daerah otak yang memproses ekspresi wajah (daerah lobus temporalis) & emosi (amygdala) selama melakukan tugas tersebut. Kerusakan lobus temporalis menyebabkan anak kehilangan perilaku sosial yang diharapkan, kegelisahan, perilaku motorik berulang dan kumpulan perilaku terbatas.

d. Mengapa tidak ada kontak mata? Jawab:

Patofisiologi

1. Perubahan struktur cerebelum dan brain stem

2. Penurunan miror neuron di gyrus lobus frontalis

Miror neuron berfungsi untuk perhatian individu terhadap orang lain

a. Disfungsi mirror neuron di insula dan korteks anterior cingulate ( absence of empathy

b. Defisit miror menuron di gyrus angularis ( language difficulties

3. The saliance landscape theory

a. Pada anak normal : informasi dimasukkan ke amygdala (Pusat emosi limbic sistem) dan menimbulkan respon emosional

b. Pada anak autis : hantaran dari korteks visual dan amigdala menimbulkan respon yang buruk atau berlebihan di amygdala ( merangsang sistem saraf autonom ( meningkatkan heart rate ( anak menghindari tatap muka untuk menurunkan stress

e. Mengapa anak selalu bergerak, berlari ke sana ke mari tanpa tujuan? Jawab:

Serebelum mempunyai peranan penting dalam fungsi motorik, mengatur pergerakan otot secara terkoordinasi dan seimbang. Kerusakan pada daerah serebelum ( gerakan menjadi tidak terkoordinasi dan tidak bertujuan ( Anak autism selalu bergerak kesana kemari tanpa tujuan.

Adanya peningkatan neurotransmitter serotonin ( anak menjadi lebih aktif (hiperaktivitas).

Selain itu, bergerak, berlari kesana kemari tanpa tujuan dapat disebabkan oleh peningkatan aktivitas neuron dopaminergic yang disebabkan oleh peningkatan dopamin. Hal ini menyebabkan terjadi peningkatan aktivitas bagian-bagian otak yang berada di jalur dopaminergik. Bagian-bagian otak tersebut diantaranya adalah striatum dorsalis yang mengontrol motorik, amigdala dan nucleus accumbens.

f. Mengapa anak melakukan gerakan mngepak-ngepak lengan seperti mau terbang? Jawab:

Beberapa anak ( tidak semua ) dengan autisme mengepakkan tangan mereka sebagai bentuk self-stimulation. Self-stimulation adalah sebuah cara internal untuk mengatur tubuh. Hal ini dapat dilakukan untuk melawan kebosanan , kecemasan , atau bahkan untuk mengekspresikan kegembiraan . Kita semua pernah mengalami self-stimulation yang ditunjukkan dengan berprilaku seperti menggetarkan ataau menggoyangkan kaki saat duduk, memutar-mutar pensil, dan bahkan mengepakkan tangan kita untuk mengekspresikan kegembiraan . Perilaku ini tidak mencegah kita dari berinteraksi dengan dunia di sekitar kita . Kita masih bisa disebut" normal " , kita masih bisa berinteraksi dengan orang lain , terlibat dalam kegiatan , dan belajar dari lingkungan kita.

Namun, bagi orang-orang dengan autisme, perilaku self-stimulation menjadi fokus mereka , kepuasan yang mereka dapatkan dari self-stimulation jauh lebih besar dari pada mendapatkan perhatian dari lingkungan di sekitar mereka. Perilaku ini sering sangat repetitif dan sulit untuk berhenti tanpa adanya intervensi.

Kerusakan di hippocampus (bertanggungjawab atas belajar dan memory) mengakibatkan anak autis sulit untuk belajar (proses belajar dimulai dari memperhatikan, meniru, baru kemudian memahami). Selain itu berakibat anak autis senang menstimulasi diri. Gerakan-gerakan stimming (tangan mengepak-ngepak, membentur-benturkan kepala, mengayunkan badan kedepan kebelakang diakibatkan oleh kerusakan di hippocampus. Mereka melakukan gerakan-gerakan ini agar bisa memblok stimulasi yang masuk dari lingkungan yang dirasa terlalu ramai akibat otak mereka terlalu lamban dalam memproses informasi yang masuk. Jadi gerakan-gerakan tics, stimming, seperti menjeduk-jedukkan kepala, mengayun-ayunkan tubuh sama maksudnya dengan ngenyot ujung selimut pada anak normal, yaitu untuk menyamankan diri.g. Mengapa anak tidak suka dipeluk? Jawab:

Anak tidak suka dipeluk karena ada gangguan pada sensoris anak ini yang menyebabkan ia sangat sensitive terhadap sentuhan. Area otak yang terjadi kelainan yaitu area somatosensorik primer 3, 1, 2. Bagian ini akan menerima sensasi dari semua bagian tubuh dan disinilah menggapai kesaadaran. Sensasi umum ini mencakup antara lain: nyeri, suhu, raba, tekan dan proprioseptif.

h. Mengapa anak histeris bila mendengar suara keras? Jawab:

Temuan lain, penurunan sel purkinje di serebelum mungkin menyebabkan kelainan atensi, kesadaran dan proses persepsi sensorik seperti mencium-cium dan mengigit mainan atau benda, bila mendengar suara tertentu langsung menutup telinga, tidak menyukai rabaan dan pelukan.i. Mengapa anak bila memerlukan sesuatu dia akan mengambil tangan pendamping? Jawab:

Terjadi gangguan komunikasi pada Pradipta, sehingga ketika dia memerlukan bantuan. dia tidak bisa mengkomunikasikannnya dengan kata-kata kepada pendampingnya, sehingga dia menarik tangan pendampingnya nya untuk meminta bantuan yang merupakan komunikasi non verbal (PIQ), yang mana pada autism PIQ lebih dominan daripada komunikasi verbal (VIQ).Masalah 5

a. Bagaimana Interpretasi dari berat badan, panjang badan, lingkar kepala dan tidak ada gambaran dismorfik? Jawab:Berat badan 16 kg, panjang badan 95 cm, lingkaran kepala 54 cm. Tidak ada gambaran dismorfik.

Tabel berikut merupakan rangkuman berat badan anak normal sesuai usianya, yang diambil dari tabel pertumbuhan anak menurut WHO. Pada tabel dibedakan antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan, yang memiliki nilai normal masing-masing. Anak yang berada antara batas bawah dan batas atas tergolong berat badan normal sesuai usianya.

Anak yang beratnya berada di bawah batas bawah tergolongunderweight(berat badan kurang).

Anak yang beratnya berada di atas batas atas tergolongoverweight(kelebihan berat badan)

Tinggi Badan

Lingkar kepala

3 tahunBerat badan: 11,7 14,6Panjang badan: 87,8 94,9Lingkar kepala: 46 53Gerakan halus: mengambar garis tegakKomunikasi/Berbicara: menyebutkan warna benda, menyebutkan penggunaan benda (gelas untuk minum)Sosial/Kemandirian: menyebutkan nama temanInterpretasi:

Berat Badan Pradipta Normal, Panjang/Tinggi Badan Normal, Lingkar Kepala Normal

b. Mengapa Pradipta tidak bisa bermain pura-pura? Jawab:

Kemungkinan dikarenakan adanya abnormalitas, biasanya di lobus frontalis ( yang bertanggung jawab untuk pengaturan dan kontrol), pada area 9, 10, 11, 12, yang merupakan area-area yang berkaitan dengan kepribadian seseorang. Fungsi utamanya adalah melakukan kegiatan intelektual kompleks, beberapa fungsi ingatan, rasa tanggungjawab untuk melakukan tindakan dan sikap yang dapat diterima oleh masyarakat, ide-ide, pikiran yang kreatif, penilaian dan pandangan ke masa depan.Selain itu juga, Menunjukkan adanya gangguan pada prefrontal korteks bagian dorsolateral yang mengontrol penalaran abstrak (imajinasi) dan penyelesaian masalah

c. Mengapa Pradipta tidak pernah menunjuk sesuatu, tidak bisa disuruh untuk melihat benda yang ditunjuk, malah melihat tangan pemeriksa?Jawab:

Pradipta mengalami gangguan kualitatif interaksi sosial (tidak adanya keinginan spontan untuk berbagi kesenangan, minat atau pencapaian dengan org lain) dan perilaku, sehingga anak autism sibuk dengan dunianya sendiri dan tidak memperhatikan lingkungan (pada kasus: tidak memperhatikan/melihat apa yang ditunjukkan oleh orang lain dan tidak bisa menunjuk benda yang ditanyakan orang lain) dan terjadi juga kesulitan dalam pemahaman kata-kata yang diucapkan oleh orang lain, sehingga tidak bisa menunjukkan benda yang ditanyakan oleh orang lain. Faktor neurokimiawi ( adanya peningkatan opioid endogen (enchepalin dan endhorpine) yang mengakibatkan anak anak tersebut merasa nyaman dengan dirinya sendiri.Ada juga peranan dopamine pada gangguan spectrum autistic, yang dimana adanya gangguan system neurotransmitter ysng berhubungan gejala gangguan perilaku. Berbagai penelitian terdahulu memperlihatkan adanya disfungsi system neurokimiawi pada penderita autism meliputi system dopamine, norepinefrin dan serotonin. Gangguan system neurokimiawi tersebut berhubungan dengan perilaku agresif, obsesif kompulsif dan stimulasi diri sendiri (self stimulating) yang berlebih.d. Mengapa Pradipta ketika bermain mobil-mobilan hanya disusun berurutan dan diperhatikan rodanya saja? Jawab:

Karena kelainan pada hipokampus sehingga terjadi kesulitan penyimpanan informasi baru juga fungsi bagian limbic yang lain dalam proses social, kognitif, dan persepsi (pemahaman), sehingga perilaku diulang-ulang.Pradipta juga mengalami Preokupasi terhadap bagian dari benda. Pradipta memiliki cara bermain yang berbeda dengan anak pada umumnya.Deficit dalam kemampuan bermain meliputi kegagalan dalam mengembangkan pola simbolik-imaginative permainan. Contohnya, andaikan ia memperhatikan satu benda, misal mobil-mobilan, ia hanya akan memperhatikan 1 bagian saja & tidak bisa memainkan mobilan itu secara fungsional. Kemudian ia akan cenderung mengeksplorasi aspek nonfungsional dari suatu benda (cth, bau atau rasa).Sedangkan kenapa cenderung dijejerkan, karena pada anak autis memiliki ketertarikan khas pada suatu hal yang sifatnya berulang.

e. Apa makna klinis dari tidak ada kelainan neurologis dan tes pendengaran normal? Jawab:

Tidak ada kelainan neurologismenunjukkan bahwa kondisi yang dialami oleh Pradipta tidak diakibatkan, mengakibatkan, ataupun berkaitan dengan kelainan neurologis. Tes pendengaran normalmenunjukkan bahwa anak tidak mengalami gangguan pendengaran. Menyingkirkan diagnosis banding tuli kongenital.

f. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari tes denver? Dijelaskan di patofisologig. Bagaimana cara pemeriksaan tes denver? Jawab:

Cara pemeriksaan DDST II Dilakukan secara kontinyu

Didampingi ibu atau pengasuh

Anak dan ibu dalam keadaan santai

Satu formulir digunakan beberapa kali pada satu klien

Bayi di atas tempat tidur, anak duduk di kursi, lengan di atas meja

Prinsip Bertahap dan berkelanjutan

Dimulai dari tahap perkembangan yg telah dicapai anak

Alat bantu stimulasi yang sederhana

Suasana nyaman, bervariasi

Perhatikan gerakan spontan anak

Dilakukan dengan wajar dan tanpa paksaan, tidak menghukum

Berikan pujian/reinforcement bila dapat melakukan

Sebelum uji coba semua alat diletakkan di atas meja

Pada saat test hanya satu alat saja

Material test Benang sulaman merah

Kismis

Kerincingan dengan pegangan

Kubus kayu berwarna ukuran dimensi 1 inci 10 buah

Lonceng kecil

Bola tennis

Pencil merah

Boneka plastik kecil dengan dot

Cangkir plastik dengan pegangan

Kertas kosong

Botol kaca bening yang dapat dibuka Alat lain Meja dan kursi untuk pemeriksa, ibu dan anak

Ruangan yang cukup luas untuk menguji item motorik kasar (gross motor)

Tempat tidur lengkap dengan perlak dan laken

Hal-hal yang perlu diperhatikan Uji coba item yang kurang aktif dilakukan lebih dahulu

Uji coba yang lebih mudah dilakukan lebih dahulu

Uji coba yang menggunakan alat yang sama dilakukan berurutan

Hanya alat uji coba yang berada di depan anak

Semua uji coba dimulai dari sebelah kiri garis umur dan yang ditembus serta item di sebelah kanan garis umur

Cara melakukan test pada anak yang ada resiko perkembangan Pada setiap sektor dilakukan paling sedikit dilakukan 3 uji coba yang ada di sebelah kiri garis umur dan item yang berada pada garis umur

Jika anak gagal, menolak, no opportunity, lakukan uji coba tambahan ke sebelah kiri garis umur sampai 3 kali LEWAT tiap sektor

Cara melakukan test pada anak normal atau kemampuan lebih Pada tiap sektor dilakukan paling sedikit 3 uji coba yg paling dekat di sebelah kiri garis umur dan item yang ditembus garis umur

Jika anak mampu/bisa melakukan lanjutkan uji coba di sebelah kanan garis umur sampai 3 kali GAGAL tiap sektor Perhatian Penyesuaian prematuritas dilakukan pada anak yang lahirnya maju lebih dari 2 minggu sebelum HPL Tiap uji coba boleh dilakukan 3 kali pada anak sebelum dinyatakan gagal, kalau anak sudah 3 kali mencoba tetap tidak bisa baru dinyatakan gagal

Aspek Penilaian

Ada 125 tugas perkembangan yang dinilai, yang dikelompokkan menjadi 4 sektor,yaitu :

1. Sektor personal social.

Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan.

2. Sektor gerakan motorik halus.

Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan kegiatan yang melibatkan gerakan-gerakan tubuh tertentu yang dilakukan otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Contohnya koordinasi mata, tangan, memainkan, menggunakan benda-benda kecil.

3. Sektor bahasa.

Yaitu kemampuan untuk memberikan reflek terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.

4. Sektor gerakan motorik kasar.

Yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan otot-otot besar. Contohnya duduk, melompat, berjalan, dll.

IV. HIPOTESIS Pradipta, laki laki usia 3 tahun mengalami gangguan interaksi sosial , komunikasi dan perilaku yang terbatas serta berulang karena Autistic Spectrum Disorder (ASD)V. KERANGKA KONSEP

VI. KESIMPULANPradipta, laki laki usia 3 tahun mengalami gangguan interaksi sosial , komunikasi dan perilaku yang terbatas serta berulang karena Autistic Spectrum Disorder (ASDVII. SINTESISA. AUTISa. Bagaimana cara penegakan diagnosis ?Jawab:

Berdasarkan PPDGJ III1. Anamnesis Gangguan kulaitatif dalam interaksi social yang timbal balik. Minimal harus ada dua dari gejala-gejala di bawah ini :

1. tidak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai : kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak-gerik kurang tertuju

2. tidak bisa bermain dengan teman sebaya

3. Tidak ada empati

4. Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang timbal balik

Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi. Minimal harus ada satu dari gejala-gejala di bawah ini, :

1. perkembangan bicara terlambat atau sama sekali tidak berkembang. Anak tidak berusaha untuk berkomunikasi secara non-verbal.

2. bila anak bisa bicara, maka bicatanya tidak dipakai untuk berkomunikasi.

3. sering menggunakan bahasa yang aneh dan di ulang-ulang

4. cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif dan kurang dapat meniru

Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat dan kegiatan., minimal harus ada satu dari gejala di bawah ini, :

1. mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan

2. terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya

3. ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan di ulang-ulang

2. Pemeriksaan fisik

3. Pemeriksaan lanjutan

CHAT (Checklist for autism in toddlers), allo anamnesis dan pengamatan pada pasien. Biasanya untuk keperluan screening

EEG

Skrinning metabolik : pemeriksaan darah dan urine untuk melihat metabolisme

MRI dan CAT SCAN : sangat mendorong untuk mendiagnosis kelaianan struktur otak

Pemeriksaan Genetk

Neuropathologic studies

4. Multiaxis

Axis I= F84.0 Autisme Masa Kanak

Axis II= R 46.8 Diagnosis Aksis II Tertunda (karena belum mencapai akhir masa perkembangan,sehingga bisa berubah)

Axis III= Tidak ada (none)

Axis IV= Masalah psikososial & lingkungan lain

Axis V= GAF SCALE 40-31 beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita & komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi. Berdasarkan DSM-IVCara mendiagnosis berdasarkan criteria dari DSM IV, yaitu :Harus ada total 6 gejala dari :A.Interaksi Sosial(minimal 2):

1. Tidak mampu menjalin interaksi sosial non verbal: kontak mata, ekspresi muka, posisi tubuh, gerak-gerik kurang tertuju

2. Kesulitan bermain dengan teman sebaya

3. Tidak ada empati, perilaku berbagi kesenangan/minat

4. Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional 2 arah

B.Komunikasi Sosial(minimal 1):

1. Tidak/terlambat bicara, tidak berusaha berkomunikasi non verbal

2. Bisa bicara tapi tidak untuk komunikasi/inisiasi, egosentris

3. Bahasa aneh & diulang-ulang/stereotip

4. Cara bermain kurang variatif/imajinatif, kurang imitasi social

C.Imaginasi, berpikir fleksibeldanbermain imaginatif(minimal 1):

1. Mempertahankan 1 minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan, baik intensitas dan fokusnya

2. Terpaku pada suatu kegiatan ritualistik/rutinitas yang tidak berguna

3. Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan berulang-ulang. Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian tertentu dari suatu benda

Menurut krtieria diagnosis DSM IV tersebut, dapat ditegakkan diagnosis autisme.b. Apa Different diagnosis dari kasus? AutisADHDAspergers SyndromeRett Syndrome

Gangguan perkembangan bahasa+--+

Gangguan komunikasi non-verbal+-+

Inattension++-

Hiperaktif+/-+-

Gagguan Interaksi social +-++

Kontak mata -

Poor+-

Poor

Otot hipotonik+--+

Rasa empati kurang+++

Impulsivitas-+-

Perkembangan kognitifGangguanrelativenormal

Stereotipik++++

Perhatian mudah dialihkan-+-

Menarik diri+-+

Gangguan motorik+

ringan--+

Gangguan cara berdiri/berjalan-+

Perilaku menciderai diri sendiri++

(karena kekurangwaspadaannya)--

Gangguan Koordinasi motorik -+++

KriteriaAutismTuli congenitalGangguan berbahasa reseptif khasRetardasi mental berat

Usia0-3 tahunSejak lahir 6 tahunMasa berpikir dan emosiAnak mulai malas bekerja (harus dirangsang). Anak mulai tahu membenci dan menyanyangi orang lain, serta menilai sikap lingkungan terhadapnya.

> 9 tahunMasa mandiriAnak sedikit mulai menetang pimpinan dan mencari jalannya sendiri.

DAFTAR PUSTAKA1. Dorland, W.A Newman. Kamus Kedokteran Dorland edisi kedua puluh sembilan. Jakarta: EGC. 2002.2. Anwar, Desy. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya. Penerbit Amelis. 2003.3. Staf Pengajar IKA UI. Buku kuliah Ilmu Kesehatan Anak UI. Jakarta. Percetakan Infomedika.1997

4. Saddock, Benjamin & virginia Saddock.Buku Ajar Psikiatri Klinis EdisiKedua.Jakarta:EGC. 2004)5. Depkes RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III. Jakarta. Departemen Kesehatan. 1993.6. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Jilid Dua. Jakarta. Binarupa Aksara. 2010.7. Yunan. 2009. Asuhan Keperawatan Anak dengan Autisme. Diakses dari http://kayunanan.blogspot.com/2009/06/asuhan-keperawatan-anak-dengan-autisme.html pada 29 Oktober 2012Faktor resiko

Pradipta, anak laki-laki usia 3 tahun mengalami:

gangguan neurotransmitter

berkurangnya serabut purkinje

pertumbuhan abnormal sel-sel otak

Gangguan perkembang bahasa:

belum bisa bicara

suara yang dikeluarkan hanya bahasa planet

Gangguan perkembang an motorik:

Tidak bias diam

Selalu bergerak

Mengepak-ngepakkan lengan

Tidak pernah menunjuk sesuatu, tidak bias disuruh untuk melihat benda yang ditunjuk

Bermain mobil-mobilan hanya disusun berurutan dan diperhatikan hanya bagian rodanya saja

Gangguan perkembangan sosial:

tidak menoleh bila dipanggil

tidak bias bermain dengan teman sebaya

selalu menolak kontak mata

tidak bias bermain pura-pura(membuat secangkir teh)

Autis

1