Skenario B Blok 16 L7

55
Skenario B Blok 16 Tutor : dr. Subandrate, M.Biomed

description

ppt pleno

Transcript of Skenario B Blok 16 L7

  • Skenario B Blok 16Tutor : dr. Subandrate, M.Biomed

  • Kelompok L7Ekki Kurnia Genio04121001040Meirisa Rahma Pratiwi04121001041Laksmita Chandra Dewi04121001047Mutia Agustria04121001050Suci Inda Sari04121001065Sandria04121001068Kamila Auliya04121001070Dina Fitria04121001081Anindhita Vania Utami04121001083Efti Daiyah04121001092Christian Sianipar04121001103Ari Julian Saputra04121001105RA. Endah Jona Sari04121001106Fauzan DItiaharman04121001128

  • OutlinesSkenario Klarifikasi IstilahIdentifikasi MasalahAnalisis MasalahLearning IssueKerangka KonsepKesimpulan

  • Skenario A Blok 16Rika, 7 tahun, diantar ibunya ke klinik THT RSMH dengan keluhan sakit tenggorokan dan demam sejak satu hari yang lalu. Sejak tiga hari yang lalu, Rika sudah menderita batuk pilek. Keluhan nyeri dan keluar cairan dari telinga disangkal oleh ibu penderita. Keluhan serupa dialami Rika tiga bulan yang lalu, sembuh setelah berobat di puskesmas.Pemeriksaan fisik:Tekanan darah normal, denyut nadi normal, frekuensi pernapasan normal, suhu 38,00C.Pemeriksaan status lokalis:Otoskopi dalam batas normalRhinoskopi anterior hidung kanan dan kiri:Mukosa hiperemisKonka inferior edema +/+ hiperemis +/+Sekret kental berwarna putihOrofaring:Tonsil T3-T3, detritus (+), kripta melebarDinding faring hiperemis (+), granula (+)Post nasal drip (+)Pemeriksaan Laboratorium:Hb: 12,5 g%, WBC: 12.000/Ul, Trombosit 250.000/uL

  • Identifikasi MasalahRika, 7 tahun, diantar ibunya ke klinik THT RSMH dengan keluhan sakit tenggorokan dan demam sejak satu hari yang lalu. (chief complaint)Sejak tiga hari yang lalu, Rika sudah menderita batuk pilek. Keluhan nyeri dan keluar cairan dari telinga disangkal oleh ibu penderita.Keluhan serupa dialami Rika tiga bulan yang lalu, sembuh setelah berobat di puskesmas.Pemeriksaan fisikTekanan darah normal, denyut nadi normal, frekuensi pernapasan normal, suhu 38,00C.

  • Pemeriksaan status lokalis (main problem)Otoskopi dalam batas normal.Rhinoskopi anterior hidung kanan dan kiri:Mukosa hiperemisKonka inferior edema +/+ hiperemis +/+Sekret kental berwarna putihOrofaring:Tonsil T3-T3, detritus (+), kripta melebarDinding faring hiperemis (+), granula (+)Post nasal drip (+)Pemeriksaan LaboratoriumHb: 12,5 g%, WBC: 12.000/Ul, Trombosit 250.000/uL

  • Analisis Masalah1.Rika, 7 tahun, diantar ibunya ke klinik THT RSMH dengan keluhan sakit tenggorokan dan demam sejak satu hari yang lalu.Bagaimana mekanisme keluhan?Bagaimana anatomi THT?Apa faktor risiko kasus ini?

  • Analisis Masalah2. Sejak tiga hari yang lalu, Rika sudah menderita batuk pilek. Keluhan nyeri dan keluar cairan dari telinga disangkal oleh ibu penderita.Apa hubungan batuk pilek dengan sakit tenggorokan dan demam?Bagaimana mekanisme keluhan?Penyakit apa dengan keluhan seperti Rika yang mengalami batuk pilek, nyeri, dan keluar cairan dari telinga?

  • Analisis Masalah3. Keluhan serupa dialami Rika tiga bulan yang lalu, sembuh setelah berobat di puskesmas.Bagaimana pengaruh infeksi berulang terhadap keadaan Rika selanjutnya?Apa yang dapat menyebabkan infeksi berulang pada Rika?

  • Analisis Masalah4. Pemeriksaan fisik:Tekanan darah normal, denyut nadi normal, frekuensi pernapasan normal, suhu 38,00C.Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormalitas hasil pemeriksaan fisik?

    NormalInterpretasiTekanan Darah: Normal120/80 mmHgNormalDenyut nadi: Normal60-95 x/menitNormalRespiration Rate: Normal14-22 x/menitNormalSuhu: 38oC36,5-37,5oCFebris

  • Analisis Masalah5. Pemeriksaan status lokalis:Otoskopi dalam batas normal.Rhinoskopi anterior hidung kanan dan kiri:Mukosa hiperemisKonka inferior edema +/+ hiperemis +/+Sekret kental berwarna putih.Orofaring:Tonsil T3-T3, detritus (+), kripta melebarDinding faring hiperemis (+)granula (+), Post nasal drip (+).Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormalitas hasil pemeriksaan status lokalis?Apa indikasi dilakukan pemeriksaan otoskopi, rhinoskopi, dan orofaring?Bagaimana cara otoskopi?Bagaimana cara rhinoskopi?Bagaimana cara pemeriksaan orofaring?Bagaimana derajat perbesaran tonsil?Apa indikasi dilakukan tonsilektomi?

  • PemeriksaanHasil pemeriksaanNilai/ keadaan normalInterpretasiMukosa hidung anteriorHiperemisTidak ada hiperemisAdanya inflamasi Konka inferiorEdema +/+edema (-/-)Adanya inflamasiSekret hidungSekret kental, warna putihTidak ada sekretInflamasi pada hidung (rhinitis)TonsilT3-T3T1-T1Pembesaran tonsil akibat inflamasiDetritusAda, +Tidak ada, -Terjadi inflamasi kronisKriptaMelebarTidak melebarTerjadi inflamasi kronis Penggantian dengan jaringan parutDinding faring hiperemisAda, +Tidak ada, -Terjadi inflamasiGranula di orofaringAda, +Tidak ada, -Terjadi inflamasi kronis

  • Mekanisme AbnormalitasMekanisme Mukosa Hiperemis:Infeksi saluran pernapasan atas akibat rhinovirus kerusakan sel epitel lapisan mukosa aktivasi pelepasan mediator inflamasi kinin (bradikinin) vasodilatasi pembuluh darah, peningkatan permeabilitas kapiler dan peningkatan aliran darah hiperemis mukosa

    Konka inferior edema +/+ hiperemis +/+ Hiperplasia dan hipertrofi lapisan mukosa dan tulang dari konka inferior merupakan dua faktor yang dapat menerangkan terjadinya pembesaran konka inferior dan edema konka. Edema konka sendiri disebabkan karena sekresi secret mucus yang berlebihan dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah.

  • Dinding faring hiperemisInfeksi saluran pernapasan atas kerusakan sel epitel lapisan mukosa aktivasi sel mast pelepasan mediator inflamasi (histamine, leukotrien, prostaglandin) vasodilatasi pembuluh darah hiperemis mukosa

    Dinding faring granula +Pada kondisi Faringitis dengan tipe hipertrofi terjadi perubahan mukosa dinding posterior faring. Tampak kelenjar limfa di bawah mukosa faring dan lateral hiperplasi. Pada pemeriksaan tampak mukosa dinding posterior tidak rata, disebut granular.

  • Post nasal drip (+ )Mekanisme : Hipersekresi mucus memenuhi cavum nasi dan gangguan pembersihan mucus akibat penurunan fungsi mucosiliar mucus mengalir ke belakang dari nasofaring ke tenggorok.

  • Analisis Masalah6. Pemeriksaan Laboratorium: Hb 12,5 g%, WBC: 12.000/Ul, Trombosit 250.000/uLBagaimana interpretasi dan mekanisme abnormalitas hasil pemeriksaan laboratorium?

  • PemeriksaanNilai PemeriksaanKadar NormalInterpretasi Hb12,5 g%11-14 g%, 11-16 gr/dlNormalWBC12.000/L4000-12000/LNormal Tinggi (Pada Anak)Trombosis 250.000/L150.000-450.000)/LNormal

  • Analisis Masalah7. Diagnosis kasus.Apa DD dari kasusBagamana cara menegakkan diagnosis pada kasus ini? Apa Diagnosis dari kasus ini?Apa etiologi dari kasus ini?Bagaimana epidemiologi dari kasus ini?Bagaimana pathogenesis dari rhinotonsilofaringitis?Bagaimana manifestasi klinis dari kasus ini?Bagaimana komplikasi kasus ini?Bagaimana tatalaksana kasus ini?Bagaimana pencegahan kasus ini?Bagaimana prognosis kasus ini?Apa SKDI kasus ini?

  • Differential Diagnosis Kasus

    KasusTonsilopharingitisTonsillitis diteriRhinotonsilopharingitisDisfagia+++Odinofagia+++Batuk+-+Pilek--+Demam+subfebris+Pem.kelenjar+++Pharynx hiperemis+-+Detritus (+)+++Tonsil T3/T3+++Konka Edema--+

  • Learning IssueAnatomi, histopatologi, fisiologi THTRhinotonsilofaringitisRhinitisTonsilitisFaringitisPemeriksaan Fisik dan LabPemeriksaanStatus Lokalis

  • ANATOMI, HISTOPATOLOGI DAN FISIOLOGI

  • Anatomi

  • Anatomi

  • Anatomi

  • RHINOTONSILOPHARYNGITIS

  • Patogenesis Infeksi Saluran Napas Atas

  • Patofisiologi dari GejalaSakit tenggorokMikroorganisme menginfeksi sel epitel pharynx respon imun reaksi inflamasi pelepasan mediator inflamasi oleh sel-sel radang (makrofag, neutrofil, dll), terutama bradikinin, prostaglandin menstimulasi ujung saraf nyeri (nosireseptor pada saraf sensorik) yang terdapat pada pharynx transmisi sinyal ke kornu dorsalis medulla spinalis dan dilanjutkan ke otak respon dari otak sensasi nyeri.

  • Demam Terjadi infeksi bakteri pada tenggorok rangsangan aktivasi sel-sel PMN dan neutrofil ke daerah tersebut mengeluarkan mediator inflamasi ( TNF , IL-1, IL-6, INF) Memacu pelepasan asam arakidonat sintesis prostaglandin E2 Mencapai hipotamalus set point pada termostat hipotalamus Penyimpanan panas tubuh dan pembentukan panas Suhu meningkat Demam.

  • Mekanisme Batuk

  • Pilek Rhinovirus terdeposit di mukosa hidung melalui ductus lacrimalis terjadi proses inflamasi akibat rangsangan benda asing sel goblet pada kelenjar mukosa dan kelenjar submukosa akan mengalami hipersekresi dan permeabilitas kapiler meningkat rinorea (pilek)

  • RhinitisEtiologiRhinitis non alergi disebabkan oleh : infeksi saluran napas (rhinitis viral dan rhinitis bakterial, masuknya benda asing kedalam hidung, deformitas struktural, neoplasma, dan massa, penggunaan kronik dekongestan nasal, penggunaan kontrasepsi oral, kokain dan anti hipertensif.EpidemiologiInsidensi penyakit tinggi pada anak-anak di bawah 5 tahun dan akan menurun secara bertahap sesuai dengan bertambahnya umur.

  • KlasifikasiRhinitis alergika- Musiman (misal : cuaca dingin)- Perenial (missal : debu, kapuk)Rhinitis non-alergika- Rhinitis infeksi : Virus, Bakteri, Jamur- Rhinitis Hormonal : Kehamilan alat kontrasepsi- Rhinitis Vasomotor : Rhinitis Idiopatik,Rinitis Non alergi tanpa eosinofil- NARES (Non Allergic Rhinitis Eosinophilia Syndrome) : Secara klinis menyerupai Rinitis non alergi, apusan hidung : eosinofil (+)- Occupational Rhinitis : Iritan yang yang berada pada tempat kerja- Drug Induced : Rhinitis Antihipertensi, spray hidung,kokain,aspirin,pil KB- Gustatory Rhinitis : Makanan dapat menyebabkan rhinitis, gejala sluran cerna dan kulit- Rhinitis Sicca : Mukosa atropi pada septum, conca atau dinding lateral hidung

  • Patofisiologi

  • Manifestasi KlinisHidung tersumbat, bergantian kiri dan kanan, tergantung pada posisi pasien. Terdapat rinorea yang mukus atau serosa, kadang agak banyak. Selain itu bisa juga batuk, demam, sakit kepala, masalah penciuman, post nasal drip, lemah, lesu, mudah marah, anoreksia, dan sulit tidur pun sering menyertai.KomplikasiPolip hidung, otitis media, sinusitis

  • PrognosisPrognosis dari rhinitis umumnya baik.

    TatalaksanaIstirahat, minum air hangat, analgesik, antipiretik, antibiotik, dekongestan.

  • TonsilitisMacam TonsilitisTonsilitis AkutTonsilitis viralTonsilitis bakteriTonsilitis MembranosaTonsilitis difteriTonsilitis septikAngina Plaut VincentTonsilitis Kronik

  • Perbedaan Tonsilitis

    AKUTKRONIS EKSASERBASI AKUTKRONISTonsil hiperemis++-Tonsil edema+++/-Kriptus melebar+++Destruitus+++Perlengketan-++

  • EtiologiPenyebab tonsilitis menurut (Firman S, 2006) dan (Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk, 2007) adalah infeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus, Streptococcus viridans, dan Streptococcus pyogenes. Dapat juga disebabkan oleh infeksi virus.EpidemiologiTonsilitis yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus biasanya terjadi pada anak-anak usia 5-15 tahun, sedangkan tonsilitis viral lebih sering terjadi pada anak yang lebih kecil.

  • Faktor RisikoUsia mudaSering terkena kuman

    Diagnosis BandingInfeksi: tonsilitis. Faringitis, laringitis, peritonsilar absesTrauma: duri ikan, post intubasi, menghirup gas panas, minum zat kaustikNeoplasma: tumor tonsil, tumor basis lidah, tumor para faring

  • Manifestasi KlinisMenurut Effiaty Arsyad Soepardi,dkk (2007) tanda dan gejala yang timbul yaitu nyeri tenggorok, tidak nafsu makan, nyeri menelan, kadang-kadang disertai otalgia, demam tinggi, serta pembesaran kelenjar submandibuler dan nyeri tekan.Komplikasi1. Abses pertonsil2. Otitis media akut3. Mastoiditis akut4. Laringitis5. Sinusitis6. Rhinitis

  • Indikasi TonsilektomiThe American Academy of Otolaryngology Head and Neck Surgery Clinical Indikators Compendium tahun 1995 menetapkan indikasi dilakukannya tonsilektomi yaitu:Serangan tonsilitis lebih dari tiga kali per tahun walaupun telah mendapatkan terapi yang adekuatTonsil hipertrofi yang menimbulkan maloklusi gigi dan menyebabkan gangguan pertumbuhan orofasialSumbatan jalan nafas yang berupa hipertrofi tonsil dengan sumbatan jalan nafas, sleep apnea, gangguan menelan, dan gangguan bicara.Rinitis dan sinusitis yang kronis, peritonsilitis, abses peritonsil, yang tidak berhasil hilang dengan pengobatan.Napas bau yang tidak berhasil dengan pengobatanTonsilitis berulang yang disebabkan oleh bakteri grup A Sterptococcus hemoliticusHipertrofi tonsil yang dicurigai adanya keganasanOtitis media efusa / otitis media supurataif( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 )

  • FaringitisFaringitis adalah peradangan pada mukosa faring dan sering meluas ke jaringan sekitarnya. Faringitis biasanya timbul bersama-sama dengan tonsilitis, rhinitis dan laryngitis. Faringitis banyak diderita anak-anak usia 5-15 th di daerah dengan iklim panas.

  • EtiologiStreptococcus pyogenes (Streptocci Grup A hemolitik)Streptocci Grup C Corynebacterium diphteriae Neisseria GonorrhoeaePenyebab lain yang banyak dijumpai adalah nonbakteri, yaitu virus-virus saluran napas seperti adenovirus, influenza, parainfluenza, rhinovirus dan respiratory syncytial virus (RSV). Virus lain yang juga berpotensi menyebabkan faringitis adalah echovirus, coxsackievirus, herpes simplex virus (HSV) dan Epstein barr virus (EBV)

  • Manifestasi KlinisFaringitis mempunyai karakteristik yaitu demam yang tiba-tiba, nyeri tenggorokan, nyeri telan, adenopati servikal, malaise dan mual. Faring, palatum, tonsil berwarna kemerahan dan tampak adanya pembengkakan. Eksudat yang purulen mungkin menyertai peradangan.Faktor RisikoFaktor resiko penyebab faringitis yaitu udara yang dingin, turunnya daya tahan tubuh yang disebabkan infeksi virus influenza, konsumsi makanan yang kurang gizi, konsumsi alkohol yang berlebihan, gejala predormal dari penyakit scarlet fever , dan seseorang yang tinggal di lingkungan kita yang menderita sakit tenggorokan atau demam.

  • PenatalaksanaanTatalaksana pada kasus ini bersifat simptomatik, karena penyebab pada kasus ini belum dapat dipastikan (belum dilakukan kulturisasi atau pemeriksaan penunjang lainnya). Jadi yang dilakukan adalah mengobati gejala-gejalanya terlebih dahulu disertai dengan antibiotik spektrum luas. a.Antibiotik spektrum luas baik injeksi maupun oral seperti penisilin, amoksisilin, eritromisin dllb.Antipiretik untuk menurunkan demam seperti Asetaminofen (parasetamol), Ibuprofenc.Analgesik dan/ obat lozenges (obat hisap) untuk mengurangi sakit tenggorokand.Istirahat yang cukupe.Pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangatf.Kumur dengan air hangat atau gunakan obat kumur yang mengandung disenfektang.Indikasi tonsilektomi dulu dan sekarang tidak berbeda, namun terdapat perbedaan prioritas relatif dalam menentukan indikasi tonsilektomi pada saat ini. Dulu tonsilektomi diindikasikan untuk terapi tonsilitis kronik dan berulang. Saat ini, indikasi yang lebih utama adalah obstruksi saluran napas dan hipertrofi tonsil (Wanri A, 2007).

  • SKDITingkat Kemampuan 4A : mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntasLulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukanpenatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.

  • Kerangka Konsep

  • KesimpulanRini, 7 tahun, menderita rhinotonsilofaringitis kronis eksaserbasi akut akibat superinfeksi bakteri.

  • THANK YOU

  • Video TB HIV*